Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM KLIMATOLOGI

“Pengenalan Alat-Alat Klimatologi”

Disusun Oleh :
Ita Sari (19410003)
Ari Sandi (20410010)
Martino Mahmudin (21
Marni (20410003)
Fitri Rahmawati (19410008)
Aslan Hidayat Duwi (20410006)
Alfitra (2041000

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT kami ucapkan atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan penelitian biologi umum yang berjudul “Pengenalan
Alat-alat Klimatologi” tepat pada waktunya. Tidak lupa pula sholawat serta
salam kami sampaikan kepada junjungan alam kita Nabi Besar Muhammad ‫ﷺ‬
yang telah memberi pedoman Al-Qur’an dan sunnah kepada kita semua untuk
keselamatan di dunia ini.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
laporan ini. Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya. Hal
ini disebabkan oleh keterbatasan ilmu, wawasan dan pengetahuan yang kami
miliki. Namun dengan keyakinan dan berkat bantuan serta dorongan dari berbagai
pihak, Akhirnya laporan ini dapat kami selesaikan.
Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca dan bagi kami sendiri.

Baubau, 19 Februari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI…... ............................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Tujuan dan Manfaat ................................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………. 2


2.1. Pengertian Meteoroligi Dan Klimatologi ............................................... 2
2.2. Unsur – unsur cuaca dan iklim ............................................................... 2
2.3. Dinamika unsur cuaca dan iklim ........................................................... 6
2.4. Kelembaban udara dan curah hujan ....................................................... 7
2.5. Angin .................................................................................................... 8

BAB III METODEOLOGI ……………………………………………... 10


3.1. Waktu dan Tempat.................................................................................. 10
3.2. Alat dan Bahan ....................................................................................... 10
3.3. Prosedur Kerja ........................................................................................ 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………….. 11
4.1. Hasil ........................................................................................................ 11
4.2. Pembahasan ............................................................................................ 15
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 24
5.2. Saran ....................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Klimatologi berasal dari bahasa Yunani yakni klima yang mempunyai arti
tempat,zona, wilayah. Atau pun juga dapat diartikan sebagai klima ialah
kemiringan (slope) planet bumi yang berhubungan dengan lintang tempat ataupun
juga kemiringan khayal dari bumi. Dan juga logos yang mempunyai arti ilmu
ataupun mempelajari. Secara harfiah klimatologi ini bisa atau dapat kita artikan
sebagai ilmu yang mana membahas mengenai sifat iklim di suatu tempat, baik
iklim di Indonesia, ataupun juga di seluruh dunia serta juga hubungannya itu
dengan aktivitas manusia. Klimatologi ini merupakan cabang yang berasal dari
ilmu atmosfer. Klimatologi pun juga bisa diartikan ialah sebagai ilmu yang
mencari gambaran serta juga penjelasan mengapa iklim juga cuaca di segala
macam tempat dibumi itu berbeda, serta seperti apa hubungan antara iklim itu
dengan kehidupan manusia sehari-hari. Klimatologi ini merupakan salah satu dari
beberapa cabang ilmu geografi yang sering disejajarkan dengan meteorologi
disebabkan karena mempunyai kesamaan, tetapi keduanya ini memiliki perbedaan
mendasar pada kajiannya, meteorologi fokus mengkaji pada proses di atmosfer
tetapi klimatologi inilebih mengkaji hasil akhir dari sebuah proses pada atmosfer.
Hubungan antara klimatologi dengan perikanan adalah data yang ada pada
klimatologi seperti suhu, cuaca, gelombang, lama penyinaran dan udara itu sangat
mempengaruhi usaha budidaya perikanan, serta akan berdampak secara langsung
pada tingkat produktivitas dari suatu perairan dan tingkat pertumbuhan dan biota
yang dibudidayakan.
B. Tujuan dan Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahuhi tugas-tugas BMKG.
2. Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat apa saja yang ada di BMKG.
3. mahasiswa dapat mengetahui fungsi alat- alat apa saja yang ada di BMKG.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Meteorologi Dan Klimatologi

Meteorologi berasal dari dua kata yang mempunyai makna /arti yaitu
Meteoros yang berarti benda yang ada di dalam udara dan Logos yang berarti
ilmu/kajian. jadi Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari proses fisis dan
gejala cuaca yang terjadi di lapisan atmosfer (troposfer). Sedangkan Klimatologi
berasal dari kata klima yang berarti kemiringan bum (lintang tempat) dan logos
yang berarti ilmu jadi klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan
penjelasan sifat iklim, mengapa berbeda, keterkaitan degan aktivitas manusia
Menurut Ariffin dkk (2010) klimatologi (disebut juga ilmu iklim) adalah
ilmu yang mempelajari keadaan rata-rata cuaca yang terjadi pada suatu wilayah
daam kurunwaktu yang lama. Perubahan nilai unsur-unsur cuaca dalam jangka
panjang di suatutempat merupakan definisi dari iklim. Cuaca merupakan nilai
sesaat dari atmosfer serta perubahan dalam jangka pendek atau kurang dari dua
puluh empat jam di suatu tempattertentu (Handoko, 1993 dalam Hermawan,
2009).

2.2 Unsur-unsur Cuaca dan Iklim

Unsur-unsur cuaca dan iklim adalah sebagai berikut :


1. Radiasi Matahari dan Temperatur
Gerakan bumi ada dua yaitu Rotasi Bumi adalah, perputaran bumi pada
porosnya Menghasilkan perubahan waktu, siang dan malam yang kedua revolusi
Bumi adalah, gerakan bumi mengelilingi matahari Revolusi bumi dengan
Kecepatan 18,5 mil/dr dengan waktu 365 hari, 5 jam, 48,8 dt. Revolusi bumi ini
menghasilkan perubahan musim. Tiga gejala alam tentang penerusan panas ke
bumi yaitu Konduksi Adalah panas merambat melalui benda pengantar (logam,
bahan cair). Konveksi Adalah proses perambat dimana benda pengantarnya ikut

2
bergerak (bahan cair, udara) dan Radiasi Adalah proses penerusan energi matahari
melalui bahan transparansi (udara).
Proses. pemindahan gelombang energi dengan gelombang elektromagnetik
Insolasi-insolation (incomíng solar radiation) Adalah Energi yang datang dari
matahari yang sampai ke permukaan bumi. Terdiri atas sinar yang tersusun
berbagai macam panjang gelombang. Jika Lebih panjang dari sinar yang tampak
adalah infra merah Jika Lebih pendek dari sinar yang tampak adalah ultraviolet:
Macam-macam sinar tampak/spektrum radiasi yaitu Merah, Jingga, Kuning,
Hijau, Biru, Nila dan Ungu. Warna-wama tersebut akan terlihat bila energi
matahari menembus titik-titik hujan
2. Lama penyinaran
Energi matahari ialah penyebab utama semua kegiatan perubahan maupun
pergerakan di atmosfer. Oleh karena itu, penyebaran energi radiasi matahari di
permukaan bumi merupakan faktor pengendali cuaca dan iklim yang terpenting.
Radiasi matahari yang sampai ke bumi tidak seluruhnya dapat diserap oleh
permukaan bumi, yaitu sekitar 50% saja, 20% diserap oleh atmosfer dan sisanya
sekitar 30% dipantulkan kembali, namun hal tersebut tergantung pada kondisi
atmosfer pada saat tersebut. Lama penyinaran ialah lamanya matahari bersinar
cerah pada permukaan bumi, yang dihitung mulai dari matahari terbit hingga
terbenam, dan ditulis dalam satuan jam sampai nilai persepuluhan atau sering
ditulis dalam satuan persen terhadap panjang hari maksimum (Ariffin dkk, 2010)
3. Suhu
Temperatur adalah suatu ukuran untuk tingkat panas suatu benda. Suhu
suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut untuk
mentransfer panas atau menerima panas, dari benda satu ke benda yang lain.
Distribusi suhu didalam atmosfer sangat bergantung terutama pada keadaan
radiasi matahari, oleh sebab itu suhu udara selalu mengalami perubahan.
Temperatur udara permukaan bumi merupakan salah satu unsur penting
yang diamati oleh pengamat cuaca. Pada pengukuran meteorologi yang dimaksud
dengan suhu udara permukaan adalah suhu udara pada ketinggian 1.25 sampai
dengan 2 meter dari permukaan tanah. Semakin tinggi suatu ketinggian dari

3
permukaan laut, tekanan udaranya semakin berkurang, karena jumlah molekul dan
atom yang ada di atasnya berkurang (Fadholi, 2013)
4. Kelembaban
Udara Kelembaban nisbi ialah nilai nisbah antara uap air yang terkandung
dan daya kandung maksimum uap air di udara pada suatu suhu dan tekanan
tertentu, yang dinyatakan dalam persen. Kelembapan udara dalam pengamatan
klimatologi dinyatakan sebagai kelembapan nisbi atau RH ( Relative humadity)
(Ariffin dkk, 2010).
5. Tekanan udara
Tekanan menggambarkan gaya persatuan luas pada suatu ketinggian
tertentu.Tekanan udara merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan
menentukan kerapatan udara selain dari pada suhu udara (Fadholi, 2013).
6. Angin
Angin merupakan udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan di
permukaan bumi. Angin bergerak dari suatu daerah yang memiliki tekanan tinggi
kedaerah yang memiliki tekanan tinggi ke daerah yang memiliki tekanan yang
lebih rendah. Angin terjadi akibat adanya perbedaan penerimaan radiasi surya,
sehingga mengakibatkan perbedaan suhu udara. Perbedaan suhu menyebabkan
perbedaan tekanan yang akhirnya menimbulkan gerakan udara (Habibie dkk,
2011).
Arah angin adalah arah darimana angin berhembus atau darimana arus
angina datang dan dinyatakan dalam derajat yang ditentukan dengan arah
perputaran jarum jam dan dimulai dari titik utara bumi dengan kata lain sesuai
dengan titik kompas.Arus angin diberi nama dengan arah darimana angin tersebut
bertiup, misalnya angina yang berhembus dari utara maka angin utara.
Kecepatan angin adalah kecepatan dari menjalarnya arus angin dan
dinyatakan dalam knot atau kilometer per jam maupun dalam meter per detik
(Soepakat, 1994 dalam Fadholi, 2013).
7. Awan
Tetes awan terbentuk pada aerosol yang berfungsi sebagai inti kondensasi
atauinti pengembunan. Kecepatan pembentukan tetes tersebut ditentukan oleh

4
banyaknya inti kondensasi. Proses dimana tetes air dari fasa uap terbentuk pada
inti kondensasi disebut pengintian heterogen. Pembentukan tetes air dari fasa uap
dalam suatu lingkungan murni yang memerlukan kondisi sangat jenuh (super
saturation) disebut pengintian homogen. Pengintian homogen yaitu pembekuan
pada air murni hanyaakan terjadi pada suhu dibawah -40 C. Akan tetapi dengan
keberadaan aerosol sebagai inti kondensasi maka pembekuan dapat terjadi pada
suhu hanya beberapa derajat dibawah 0 C. Inti kondensasi adalah partikel padat
atau cair yang dapat berupa debu,asap, belerang dioksida, garam laut (NaCl) atau
benda mikroskopik lainnya yang bersifat higroskopis, dengan ukuran 0,001-10
mikrometer (BMKG, 2012)
8. Curah Hujan
Curah hujan didefinisikan sebagai tinggi air hujan (dalam mm) yang
diterima di permukaan sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi dan
peresapan atau perembesan ke dalam tanah. Jumlah hari hujan dibatasi oleh
jumlah hari dengan tinggi curah hujan 0,5 mm atau lebih. Jumlah hari hujan dapat
dinyatakan per minggu, dekade, bulan, tahun atau satu periode tanam sedangkan
jumlah curah hujan dicatat dalam inci atau milimeter (1 inci = 25,4 mm). Jumlah
curah hujan 1 mm, menunjukkan tinggi air hujan yang menutupi permukaan bumi
1 mm, jika air tersebut tidak meresap ke dalam tanah atau menguap ke atmosfer
(Handoko,1993 dalam Hermawan, 2009).
9. Evaporasi
Evaporasi merupakan proses perubahan dari bentuk cairan menjadi uap air
keatmosfer, baik yang terjadi pada permukaan daratan, perairan maupun vegetasi.
Evapotranspirasi ialah gabungan dari proses evaporasi dan transpirasi yang sering
terjadi pada tumbuhan bervegetasi. Proses evaporasi memerlukan sejumlah energi.
Energi yang digunakan untuk menguapkan air sekitar 580 cal.g-1. Sehingga untuk
menguapkan air yang banyak, maka diperlukan ketersediaan energi yang cukup.
Apabila tanaman membutuhkan air sebesar X g, berarti ET yang terjadi sebesar X,
sehingga energi yang diperlkan untuk ET sebesar X ialah : X g x 580 cal = 580X
calg-1 (Ariffin dkk, 2010).

5
2.3 Dinamika Unsur Cuaca dan Iklim

Dinamika unsur-unsur cuaca dan iklim meliputi sebagai berikut :


1. Kejernihan Atmosfer
Besarnya panas matahari yang sampai ke permukaan bumi mempengaruhi
kejernihan atmosfer. Hal ini disebabkan gas-gas di dalam atmosfer berpengaruh
terhadap pemantulan dan penghamburan sinar matahari. Di daerah yang
atmosfernya kotor hanya menerima panas secara langsung dalam jumlah sedikit,
sedangkan didaerah yang tidak berawan akan menerima panas secara langsung
dalam jumlah yang banyak.
2. Pola Khatulistiwa
Fluktuasi temperatur tahunan di daerah khatulistiwa itu kecil, lebih kecil
daripada fluktuasi temperatur harian. Pola khatulstiwa mempunyai dua maksimum
dandua minimum, yaitu poda saat matahari berada di atas suatu daerah dan pada
saat berada di garis balik.
3. Tekanan udara
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan udara setiap satuan luas
bidang datar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer. Makin tingi suatu
tempat makin rendah tingkat kerapatan udaranya. Oleh karena itu, tekanan udara
makin ke atas makin rendah. Sebaran tekanan udara suatu daerah dapat
digambarkan dalam tampilan peta yang ditunjukan oleh garis isobar. Isobar adalah
garis yang menghubungkan tempat – tempat yang mempunyai tekanan udara yang
sama pada saat yang sama pula.
4. Jarak Ke Laut
Suatu tempat yang dekat dengan laut atau danau suhu udara rata-rata
hariannya tinggi, sedangkan tempat yang jauh dengan laut atau danau suhu udara
rata-rata hariannya rendah keadaan tersebut dipengaruhi oleh sifat air dan tanah
(daratan) dalam menerima panas. Air lebih lambat menerima dan melepaskan
panas, sedangkand aratan lebih cepat dalam menerima dan melepaskan panas.
Pengukuran suhu udara pada saat tertentu dapat dilakukan dengan menggunakan
termometer, sedangkan suhu rata-rata harian diukur selama satu hari (siang dan
malam) dengan thermometer/termograf. Jasil pencatatannya disebut termogram.

6
5. Ketinggian Tempat
Perbedaan suhu udara di daerah dataran rendah dengan daerah dataran tinggi
atau pegunungan tentu pernah kita rasakan. Suhu udara di daerah dataran rendah
lebih tinggi dari pada di daerah dataran tinggi atau pegunungan. Keadaan tersebut
sesuai dengan karakteristik atmosfer, terutama pada lapisan troposfer, yaitu setiap
kenaikan100 meter suhu udaranya turun 0,5 °C (Surakusuma, 2017).
2.4 Kelembapan Udara dan Curah Hujan

Kelembaban nisbi ialah nilai nisbah antara uap air yang terkandung dan daya
kandung maksimum uap air di udara pada suatu suhu dan tekanan tertentu, yang
dinyatakan dalam persen. Kelembapan udara dalam pengamatan klimatologi
dinyatakan sebagai kelembapan nisbi atau RH ( Relative humadity ).
Terdapat empat macam dasar cara pengukuran kelembapan nisbi udara :
1. Metode thermodinamik. Alat pengukuran menggunakan psikometer.
2. Metode berdasarkan perubahan ukuran atau dimensi bahan higroskopik. Alat
pengukurnya dinamakan hygrometer
3. Metode perubahan nilai suatu listrik. Metode ini memanfaatkan pengaruh
banyaknya kandungan air dalam suatu bahan terhadap sifat kelistrikannya,
misalnya konduktivitas atau ketahanan listriknya.
4. Metode kondensasi. Kondensasi pada suatu permukaan benda terjadi pada
suhu sama atau lebih rendah dari titik embun udara yang menyentuhnya.
Besarnya tekanan uap air sebagai ukuran kelembapan dapat ditemukan
dengan mengukur suhu titik embun (Ariffin dkk, 2010). Hujan merupakan unsur
iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik
menurut waktu maupun tempat. Sehingga kajian tentang iklim lebih banyak
diarahkan pada hujan. Hujan adalah salah satu bentuk dari presipitasi. Presipitasi
adalah uap yang mengkondensasi dan jatuh ke tanah dalam rangkaian proses
siklus hidrologi (Sosrodarsono, 2006 dalam Hermawan, 2009).
Curah hujan didefinisikan sebagai tinggi air hujan (mm) yang diterima di
permukaan sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi dan peresapan atau
perembesan ke dalam tanah. Jumlah hari hujan dibatasi oleh jumlah hari dengan

7
tinggicurah hujan 0,5 mm atau lebih. Jumlah hari hujan dapat dinyatakan per
minggu, dekade, bulan, tahun atau satu periode tanam sedangkan jumlah curah
hujan dicatat dalam inci atau milimeter (1 inci = 25,4 mm). Jumlah curah hujan 1
mm, menunjukkan tinggi air hujan yang menutupi permukaan bumi 1 mm, jika
air tersebut tidak meresap ke dalam tanah atau menguap ke atmosfer
(Handoko,1993dalam Hermawan, 2009).
Hujan dibagi dalam beberapa kategori yaitu hujan sedang yaitu curah hujan
yang berkisar antara 20 hingga 50 mm perhari. Hujan lebat yaitu curah hujan yang
berkisar antara 50 hingga 100 mm perhari dan hujan sangat lebat yaitu curah
hujan yang berkisar di atas 100 mm perhari (Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika(BMKG dalam Sova, 2017).

2.5 Angin

Angin merupakan udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan di


permukaan bumi. Angin bergerak dari suatu daerah yang memiliki tekanan tinggi
kedaerah yang memiliki tekanan tinggi ke daerah yang memiliki tekanan yang
lebih rendah. Angin terjadi akibat adanya perbedaan penerimaan radiasi surya,
sehingga mengakibatkan perbedaan suhu udara. Perbedaan suhu menyebabkan
perbedaan tekanan yang akhirnya menimbulkan gerakan udara (Habibie dkk,
2011).
Menurut Tjasyono (1999) dalam Fadholi (2013) perubahan arah dan
kecepatan angin dengan waktu pada suatu lokasi dapat disajikan secara diagram
dalam bentukmawar angin. Sebuah mawar angin terdiri atas tiga garis yang
memancar dari pusat lingkaran dan menunjukkan arah dari mana angin bertiup.
Panjang setiap garis menyatakan frekuensi angin dari arah tersebut. Karena angin
merupakan besaran vector maka angin dinyatakan dalam distribusi frekuensi dua
arah, yaitu arah dan kecepatan angin.
Wind rose dapat digunakan untuk menampilkan grafik dari kecenderungan
arah pergerakan angin pada suatu wilayah. Hal ini dapat disebabkan pengaruh dari
kelerengan local, kemungkinan efek pesisir, jangkauan alat dan variabilitas
temporal dari angin, perhitungan wind rose tidak selalu mewakili pergerakan riil

8
angin diwilayah tersebut. Manfaat wind rose dapat digunakan dalam bidang
pelayaran dan penerbangan, angin musim (perubahan arah angin musiman),
sebagai Analisa untuk pengembangan sumber energi (PLT Angin) dan lain
sebagainya (Habibie dkk, 2011)

9
BAB III
METODEOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum klimatologi ini dilaksanakan pada:


Hari/tanggal : Kamis, 17 Februari 2022
Waktu : 09 : 00 – selesai
Bertempat : Distasiun Meteorologi Betoambari Baubau, Di Kantor
Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun
Meterologi Beteombari Baubau

3.2 Alat dan Bahan

1. Alat tulis
2. Kamera

3.3 Prosedur Kerja

1. Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam


praktikum.
2. Mencatat dan mengambil gambar pada saat proses praktikum
berlangsung.
3. Mengamati dan menganalisis sistem kerja alat-alat yang ada di stasiun
BMKG BauBau.
4. Mahasiswa menerima penjelasan yang di paparkan oleh tim pemandu
dari UPT Stasiun BMKG BauBau.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Hasil Praktikum


No Jenis Alat Keterangan
1. Actinograph

2. Anemometer 10
meter

3. Campbell-stokes
recorder

11
4. Cup counter
anemometer

5. High volume air


sampler (HV.
Sampler)

6. Lysimeter

7. Panci penguapan
(open pan
evaporimeter)

12
8. Penakar hujan
otomatis (hellman)

9. Penakar hujan
(observasi)

10. Psycrometer
standar

11. Sangkar
meteorologi

13
12. Hook gauge dan
still well

13. Thermometer

14. Thermohygrograp
h

15. Thiodolit

14
16 Automatic
Weather
Observing System
(AWOS)

4.2 Pembahasan

1. Thermohygrograph
Thermohygrograph Bimetal adalah sebuah alat untuk mengukur atau
memperkirakan intensitas paparan atau intensitas kimia cahaya. Fungsinya adalah
sebagai alat pengukur/pencatat secara automatis intensitas radiasi matahari. Cara
pengamatan :
a. Awal operasi dimulai pada pukul 06.00 waktu setempat (saat matahari
belum bersinar)
b. Buka cover atau penutup alat
c. Lepaskan drumclock dari shafnya
d. Pasang kertas pias, sisi pias tepat terhempit di penjepit drumclock
e. Hidupkan system drumclock
f. Pasang drumclock kembali pada tempatnya
g. Putar drumclock agar ujung pena tepat jatuh pada jam dan hari awal
pengukuran
h. Tutup kembali cover atau penutup
i. Setelah matahari terbenam selama 1,5 jam, pias harus di ambil
j. Pada hari berikutnya, ulang langkah 1 sampai dengan 9

2. Anemometer
Anemometer merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui arah dan
kecepatan angin. Untuk mengetahui arah angin, dalam anemometer terdapat alat

15
yang disebut Wind Vane. Alat ini berfungsi untuk mengetahui arah dari mana
angin bertiup. Alat ini terdiri dari ujung dan ekor. Saat angin bertiup dari arah
utara, Maka ekor Wind Vane akan terdorong dari arah utara ke Selatan sehingga
ujung depan Wind Vane akan berubah arah menuju arah utara yang merupakan
arah datangnya angin. Sedangkan untuk mengetahui nilai kecepatan angin,
menggunakan Cup Anemometer. Cup Anemometer terdiri dari 3 piringan yang
seimbang antar sudutnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui besar kecepatan
angin. Karena terdapat 3 buah piringan Cup, maka Cup anemometer akan tetep
berputar pada arah yang sama walaupun angin bertiup dari arah yang berbeda-
beda. Dalam pengamatan unsur cuaca angin, Anemometer dipasang di atas
permukaan setinggi 10 m. Anemometer adalah sebuah alat pengukur kecepatan
angin yang banyak dipakai dalam bidang meteorologi dan geofisika atau stasiun
prakiraan cuaca. Fungsinya sebagai pencatat arah dan kecepatan angin sesaat. .
Cara pengamatan :
a. Satuan : arah angin (8 mata angin)
b. Kecepatan anginl : Knots. (1 knots=1.8 km/jam)
c. Keterangan : yang dimaksud arah angin yaitu arah dari mana angin
berhembus

3. Campbel Stokes
Campbel Stokes dalah alat untuk mengukur lamanya matahari bersinar,
dengan satuan persen. fungsinya untuk mencatat lamanya penyinaran matahari..
Cara pengamatan :
a. Satuan : jam/prosentase (%)
b. Jenis pias 3 macam :
 Pias lengkung panjang : 11 Oktober sampai dengan 28 Februari.
 Pias lurus :11 September sampai dengan 10 Oktober dan 1 Maret
sampai dengan 10 April
 Pias lengkung pendek : 11 April sampai dengan 10 Agustus

4. Cup Counter Anemometer

16
Cup Counter Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur laju
angin dengan 3 buah cup sebagai sensor yang dihubungkan oleh lengan ke couter.
Fungsinya sebagai Pengukur kecepatan angin rata-rata harian. Cara pengamatan
dalam menggunakan alat tersebut mempunyai prinsip kerja seperti gerakan
spedometer sepeda motor dalam satuan km/jam kecepatan angin rata-rata harian
selisih pembacaan angka dibagi 24 jam

5. High Volume Air Sampler (HV. Sampler)


High Volume Air Sampler (HV. Sampler) adalah alat pengambil sampel
partikulat di udara ambien. Fungsinya Pengukur partikel kecil padat aerosol di
udara (debu, carbon dll). Cara pengamatan :
a. Satuan : Mikrogram
b. Keterangan : Pias harian, atau Mingguan
c. Sensor suhu terbuat dari logam, bila udara panas logam memuai dan
menggerakan pena keatas, bila udara dingin mengkerut gerakan pena
turun
d. Sensor kelembaban udara terbuat dari rambut manusia, bila udara basah
Rambut memanjang dan bila udara kering rambut memendek.

6. Lysimeter
Lysimeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur evapotranspirasi
aktual yang dilepaskan oleh tumbuhan dan tanah di sekitarnya. Fungsinya untuk
mengukur evapotranspirasi. Cara pengamatan :
a. Sedot air perkolasi dan diukur
b. Jika sebelum pengamatan ada hujan lebih besar atau sama dengan 10 mm
lysimeter tidak perlu disiram.
c. Jika hujan 5-10 mm siram lysimeter dengan air 5 liter.
d. Jika tidak ada hujan, siram lysimeter dengan air 10 liter
e. Hitung evapotranspirasi

7. Panci Penguapan (Open Pan Evaporimeter)

17
Panci Penguapan (Open Pan Evaporimeter) adalah alat yang digunakan untuk
mengukur penguapan yang terjadi pada suatu permukaan atau area tertentu.
Fungsinya mengukur penguapan air langsung dengan satuan milimeter (mm). .
Cara pengamatan:
a. Ukuran : Tinggi alat 25,4 cm, diameter alat 120.7 cm
b. Keterangan : Alat ini dilengkapi dengan : Thermometer air Six Bellani
(Thermometer Apung)
c. Cup Counter anemometer tinggi 05 meter
d. Alat pengukur tinggi permukaan air (Hook Gauge)
e. Pengukuran jumlah evaporasi dilaksanakan satu kali setiap hari pada jam
07.00 waktu setempat

8. Penekar Hujan Otomatis (Hellman)


Penekar Hujan Otomatis (Hellman) adalah alat penakar yang mekanisme
pencatatan hujannya bersifat otomatis (perekam). Fungsinya untuk mencatat
intensitas curah hujan/ tingkat kelebatannya. Cara pengamatan :
a. Jika terjadi hujan air masuk ke corong
b. Air mengalir ke tabung pelampung melalui selang dan mengangkat
pelampung
c. Pena yang terhubung ke pelampung merekam data ke kertas pias
d. Kertas pias berputar seirama dengan gerakan clock drum
e. Jika jumlah curah hujan yang tertampung mencapai 10 mm maka air
tersebut tumpah melalui pipa hevel dan mereset pena keposisi nol
f. Demikian proses ini terjadi berulang
9. Penakar Hujan (Observasi)
Penakar Hujan (Observasi) adalah penakar hujan tipe kolektor yang
menggunakan gelas ukur untuk mengukur hujan Pengukur curah hujan. Cara
pengamatan :
a. buka gembok pada kran penakar hujan obserfasi, letakkkan gelas penakar
di bawah corong/kran, kemudian buka kran pelan-pelan. Tunggu sampai
air di bak penampung habis

18
b. baca jumlah air hujan yang tertampung di gelas ukur dan catat hasilnya.
c. jika diperkirakan jumlah curah hujan melebihi 25 mm, sebelum airnya
mencapaia skala 25 m tutup krannya, kemudian lakukan pembacaan dan
catat hasilnya. Kemudian buang airnya dan lanjutkan pengukuran terhadap
air yang masih tersisa di bak penakar hujan obs. Setelah selesai jumlahkan
semua hasil pengukuran yang sudah dilakukan
d. pada waktu melakukan pembacaan letakkan gelas ukur pada bidang yang
rata/datar untuk menghindari kesalahan pembacaan akibat kesalahan
paralak.

10. Psycrometer Standar


Psycrometer standar adalah perangkat untuk mengukur kelembaban relatif
udara. Fungsinya untuk mengukur suhu udara dan kelembaban udara dengan
satuan derajat calciun serta persen. Cara pengamatan :
a. thermometer BK menunjukkan suhu udara
b. thermometer BB digunakan mencari kelembaban udara dengan bantuan
table.
c. thermometer BB, bola air raksa harus selalu basah dengan menggunakan
kain muslin yang selalu basah oleh air murni
d. thermometer maksimum digunakan untuk mencari suhu maksimum dalam
sehari.
e. pembacaan jam 12.00 UTC atau jam 20.00 Wita
f. thermometer minimum digunakan untuk mencari suhu minimum dalam
sehari
g. pembacaan jam 00.00 UTC atau jam 08.00 wita

11. Sangkar Meteorologi


Psycrometer standar merupakan sebuah bangunan berbentuk sangkar yang
terbuat dari kayu. Fungsinya sebagai tempat meletakkan peralatan meteorologi
(psycrometer).
Cara pengamatan :

19
a. keterangan :Bervetilasi, double jaruci mengalirkan udara masuk-keluar.
b. kegunaan sangkar meteorologi :
 Menahan tiupan angin kencang
 Menghindari radiasi matahari
 Menghindari tetesan air hujan
 Menghindari penjalaran radiasi shu lokal baik dari udara maupun dari
tanah
c. hal yang perlu diperhatikan :
 Pintu sangkar menghadap utara selatan
 Sangkar dicat putih agar memantulkan cahaya (WMO)

12. Hook Gauge dan Still Well


Hook Gauge adalah alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air
dalam panci sedangkan Still Well adalah bejana dalam logam (kuningan)
berbentuk silinder dan mempunyai tiga kaki untuk meletakkan hook gauge.
Fungsinya sebagai alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam
panci. Still well : tempat diletakkannya hook gauge. Cara pengamatan :
a. Alat ini berupa batang berskala dan sebuah sekrup ulir yang berada pada
batang tersebut yang digunakan untuk mengatur letak-letak ujung jarum
pada permukaan air di dalam panci.
b. Sekrup ulir ini berfungsi sebagai mikrometer dengan 50 bagian skala
c. satu putaran penuh mikrometer menunjukkan perubahan ujung jarum
setinggi 1 mm.
d. cara pengukuran putara sekrup pengatur pada hook gauge pelan-pelan
sampai ujung jarum tepat berada pada permukaan air.
e. angkat hook gauge dan catat skala yang ditunjukkan pada sekrup
mikrometer.
f. still well : bejana ini membuat air dalam bejana menjadi tenang
dibandingkan dengan air pada panci, sehingga penyetelan ujung pancing
lebih mudah dilakukan

20
13. Thermometer

Peralatan meteorologi yang terdapat di dalam sangkar meteo terdiri dari :


termometer maksimum, termometer minimum, termometer bola kering dan
termometer bola basah.

a. Termometer bola kering. Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu


udara permukaan. Termometer ini terdiri dari tabung gelas yang di
dalamnya terdapat pipa kapiler yang berisikan air raksa. Ketika suhu naik,
maka air raksa akan memuai dan menunjukan skala suhu pada lingkungan.
b. Termometer bola basah. Termometer ini digunakan untuk mengukur titik
embun dalam udara. Termometer ini sama seperti termometer bola kering,
yang membedakannya adalah termometer ini bolanya dilapisi dengan kain
yang dijaga agar selalu basah. Temometer bola basah mengukur suhu yang
dibutuhkan untuk menguapkan air di kain tersebut. Ketika kelembaban
udara kecil, maka air akan mengambil panas dari termometer tersebut
sehingga suhu pada termometer bola basah akan menurun. Itulah mengapa
saat siang hari selisih antara bola kering dan bola basah cukup jauh
dibandingkan malam hari. Selisih dari suhu termometer bola kering dan bola
basah digunakan untuk menentukan kelembaban udara/ relative humidity.
c. Termometer maksimum. Termometer ini digunakan untuk mengetahui suhu
maksimum pada lingkungan sangkar selama satu hari. Termometer ini
menggunakan air raksa sama halnya seperti termometer bola kering/basah,
yang membedakan adalah pada termometer ini terdapat celah yang disebut
contriction. Celah inilah yang membuat air raksa tidak akan menyusut
ketika suhu udara turun karena air raksa tersumbat oleh celah ini, jadi suhu
yang terukur pada termometer ini akan tetap pada skala suhu tertinggi.
Ketika akan digunakan ulang, termometer ini dapat dikalibrasi kembali
dengan cara mengibaskan termometer kearah contriction/ kearah bawah
sehingga air raksa dapat kembali pada suhu yang sebenarnya.
d. Termometer minimum. Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu
terendah dalam satu hari pada lingkunan. Berbeda dengan termometer

21
maksimum, termometer ini menggunakan alkohol. Alkohol digunakan
karena karakteristiknya cocok untuk mengukur suhu rendah karena titik
beku alkohol yang lebih rendah dari air raksa. Didalam pipa kapiler yang
berisikan alkohol terdapat jarum index yang akan menunjukan skala suhu
minimum. Ketika suhu menurun maka index ini akan mendekati skala
minimum karena terdorong oleh permukaan alkohol. Termometer ini
diletakkan sedikit miring kebawah agar index selalu menunjukan suhu
terendah.

14. Thermohygrograph
Thermohygrograph adalah alat yang terdiri dari gabungan antara alat pengukur
suhu (thermometer) dan pengukur kelembaban (hygrometer). Fungsinya untuk
mencatat suhu udara dan kelembaban udara (Nisbi). Cara pengamatan
a. keeterangan : pias harian atau mingguan
b. satuan : derajat celsius dan presentase (%).
c. sensor suhu terbuat dari logam, bila udara panas logam memuai dan
menggerakkan pena keatas, bila udara dingin mengkerut gerakan pena
turun.
d. sensor kelembaban udara terbuat dari rambut manusia, bila udara basah
rambut memanjang dan bila udara kering rambut memendek

15. Teodolite
Teodolite adalah instrumen presisi untuk mengukur sudut di bidang
horizontal dan vertikal. Teodolite terutama digunakan untuk survei aplikasi, dan
telah diadaptasi untuk tujuan khusus dalam bidang seperti metrologi dan teknologi
peluncuran. Itu duduk di atas dasar yang dapat diputar dengan mekanisme
leveling pada tripod. Setelah theodolite diatur, teleskop diarahakan untuk
menemukan titik yang di inginkan dan kemudian sudut dari titik dimana
theodolite ditempatkan ke titik yang terlihat di teleskopnya dapat dibaca melalui
lensa mata dari ruang lingkup.

22
16. Automatic Weather Observing System (AWOS)

Automatic Weather Observaton System (AWOS) adalah peralatan


meteorologi yang umumnya digunakan di bandara. AWOS yang terdapat di
Stasiun Meteorologi H. Asan Kotawaringin Timur merupakan AWOS Kategori II.
AWOS dilengkapi beberapa sensor seperti sensor suhu dan kelembaban, sensor
tekanan, sensor curah hujan, sensor arah dan kecepatan angin, sensor radiasi
matahari dan dilengkapi dengan alat ukur visibility (jarak pandang mendatar) dan
ceilometer (alat pengukur tinggi dasar awan). Masing-masing sensor akan
mendeteksi parameter cuaca, kemudian data tersebut akan diolah melalui
datalogger yang nantinya akan dikirimkan ke komputer server untuk ditampilkan
dalam bentuk data jadi.

23
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim,
mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda, dan bagaimana kaitan antara
iklim dengan aktivitas manusia. Adapun ala-alat yang terdapat di stasiun BMKG
kota Baubau adalah thermohygrograph, anomometer, cambpel stokes, cup counter
anomometer, high volume air sampler (HV.Sampler), lysimeter, panci penguapan
(open pan evaporimeter), penakar hujan otomatis (hellman), penakar hujan
(observasi), psycrometer standar, sangkar meteorologi, hook gauge dan still well,
thermohygrograph bimetal, teodolite dan Automatic Weather Observing System
(AWOS)

5.2 Saran

Praktikum klimatologi sangat membantu dalam menambah wawasan untuk


para praktikan karena dalam praktikum ini banyak hal-hal baru tentang
pengenalan alat-alat klimatologi baik itu alat pengukur angin, suhu, kelembapan
dan lainnya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Ariffin dkk. 2010. Modul Praktikum Klimatologi. http://bahanajarbp.


files.com/2010/03/modul-praktikum-klimatologi1.pdf (Diakses 17
November 2017).
Asri, N. 2013. Dasar-dasar Klimatologi. Yogjakarta : Universitas Gadjah Mada.
Azwar, T. dan A. Kholiq. 2013. Anemometer digital berbasis mikrokontroler
atmega-16. Jurnal Inovasi Fisika Indonesia.2(3) : 41-45.
Fadholi A., dkk. 2013. Analisis Data Arah Dan Kecepatan Angin Landas
Pacu(Runway) Menggunakan Aplikasi Windrose Plot (Wrplot). Jurnal
IlmuKomputer Vol. 9 No. 2. http://118.97. 153.226/index.
php/Komp/article/download/494/458. (Diakses tanggal 15 November 2017).
Fadholi, Akhmad. 2012. (BMKG) Fenomena-fenomena Alam.
http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?fenomena&1352896307 (Diakses
tanggal 5 Desember2017).
Fadholi, Akhmad. 2013. Study Pengaruh Suhu Dan Tekanan Udara Terhadap
OperasiPenerbangan Di Bandara H.A.S. Hananjoeddin Buluh Tumbang
BelitungPeriode 1980-2010. Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya
(JPFA).https://journal. unesa.ac.id/index.php/jpfa/article/view/191/103.
(Diaksestanggal 28 November 2017).
Habibie, N.M. dkk. 2011. Kajian Potensi Energi Angin Di Wilayah Sulawesi
DanMaluku. Jurnal Meteorologi dan Geofisika.http://202.90.199.54/
jmg/index.php/ jmg/article/ download/ 99/93(Diakses tanggal 15
November2017).
Hermawan, Eddy. 2009. Analisis Perilaku Curah Hujan Di Atas Kototabang
SaatBulan Basah dan Bulan Kering. Prosiding Seminar Nasional
Penelitian,Pendidikan, dan Penerapan MIPA. http://eprints. uny.ac.id
/12291/1/57FisEddyHermawan2.pdf (Diakses tanggal 16 November 2017).

25

Anda mungkin juga menyukai