Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

KLIMATOLOGI

“PengenalannAlat-Alat Klimatologi”

Disusun Oleh :

Nur Cahaya ( 18 410 002)

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

Praktikum Klimatologi
“Pengenalan Alat-Alat Klimatologi”
Di.

LAPORAN PRAKTIKUM

Telah Disetujui Oleh Pembimbing Praktikum


Seperti Tertera Di bawah Ini

Baubau, 28 Februari 2021

Mengetahui :

Pembimbing Mata Kuliah Asisten Praktikum

Sumitro S,Pi, M.Si Thion Tifani

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


Saya panjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Teknologi Hasil
Penagkapan dengan judul “Teknik Pembuatan Nugget Ikan)”. Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga, para sahabat
dan umPatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman. Pelaksanaan praktikum
dan penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan peran dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan rasa hormat dan penghargaan yang tak terhingga penulis
mengucapkan terima kasih terutama kepada :

1. Sumitro S.Pi, M.Si selaku pembimbing mata kuliah Klimatologi

2. Orang tua yang selalu mendoakan kelancaran kuliah kami.

3. Thion Tiffany selaku asisten praktikum, serta teman-teman yang saling


membantu dalam menyelesaikan laporan praktikum ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan yang memerlukan penyempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak dan bagi saya selaku penulis.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Baubau,28 Februari 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................3
2.1 BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika)..............................3
2.2 Alat-Alat Klimatologi.....................................................................................4
2.3 Suhu..............................................................................................................10
BAB III METODE PRAKTIKUM..........................................................................12
3.1 Waktu dan Tempat........................................................................................12
3.2 Alat dan Bahan..............................................................................................12
3.3 Prosedur Kerja..............................................................................................12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................13
4.1 Hasil..............................................................................................................13
4.2 Pembahasan...................................................................................................16
BAB V PENUTUP.....................................................................................................23
5.1 Kesimpulan...................................................................................................23
5.2 Saran.............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................24

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Klimatologi berasal dari bahasa Yunani yakni klima yang mempunyai arti
tempat,zona, wilayah. Atau pun juga dapat diartikan sebagai klima ialah kemiringan
(slope) planet bumi yang berhubungan dengan lintang tempat ataupun juga
kemiringan khayal dari bumi. Dan juga logos yang mempunyai arti ilmu ataupun
mempelajari. Secara harfiah klimatologi ini bisa atau dapat kita artikan sebagai ilmu
yang mana membahas mengenai sifat iklim di suatu tempat, baik iklim di Indonesia,
ataupun juga di seluruh dunia serta juga hubungannya itu dengan aktivitas manusia.
Klimatologi ini merupakan cabang yang berasal dari ilmu atmosfer. Klimatologi pun
juga bisa diartikan ialah sebagai ilmu yang mencari gambaran serta juga penjelasan
mengapa iklim juga cuaca di segala macam tempat dibumi itu berbeda, serta seperti
apa hubungan antara iklim itu dengan kehidupan manusia sehari-hari. Klimatologi ini
merupakan salah satu dari beberapa cabang ilmu geografi yang sering disejajarkan
dengan meteorologi disebabkan karena mempunyai kesamaan, tetapi keduanya ini
memiliki perbedaan mendasar pada kajiannya, meteorologi fokus mengkaji pada
proses di atmosfer tetapi klimatologi inilebih mengkaji hasil akhir dari sebuah proses
pada atmosfer.
Hubungan antara klimatologi dengan perikanan adalah data yang ada pada
klimatologi seperti suhu, cuaca, gelombang, lama penyinaran dan udara itu sangat
mempengaruhi usaha budidaya perikanan, serta akan berdampak secara langsung
pada tingkat produktivitas dari suatu perairan dan tingkat pertumbuhan dan biota
yang dibudidayakan.

1
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah untuk mengetahui alat alat dan
kegunaan klimatologi yang ada pada kantor BMKG

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika)

Ilmu yang mempelajari mengenai cuaca disebut meteorologi yakni cabang ilmu
yang membahas pembentukan dan perubahan cuaca serta proses-proses fisika yang
terjadi diatmosfer. Secara luas menyatakan bahwa meteorologi sebagai suatu cabang
ilmu pengetahuan dari atomosfer mempunyai kaitan secara fisik, dinamik, dan
menyangkut status kimia atmosfer dan interaksi antara atmosfer bumi dengan
permukaan bumi. Nilai total dari perubah fisik atmosfer yang berlangsung dalam
keadaan sesaat yang terjadi pada tempat terntentu. Nilai tersebut diperoleh melaui
pengukuran pada stasium pengamatan terhadap unsur-unsur cuaca. Meteorologi lebih
menekankan proses terjadinya cuaca misalnya mengapa sampai terjadi suhu ekstrim,
hujan lebat, kelembaban rendah, penguapan tinggi, sedangkan klimatologi
penekannya lebih menekan kepada penyebaran hasil dari proses tersebut misalnya
penyebaran suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, frekuensi terjadinya banjir,
kekeringan, El Nino, baik skala harian, bulanan maupun tahunan (Sabaruddin, 2014).
Klimatologi pada dasarnya mempelajari peranan unsure-unsur cuaca/iklim baik skala
global, regional maupun local atau setempat dalam kegiatan pertanian. Dalam
mempelajari klimatologi terlebih dahulu harus memahami istilah cuaca- iklim dan
meteorologi- klimatologi. Batasan secara klasik menyatakan bahwa iklim adalah
keadaan rata-rata, ekstrim (maksimun dan minimum), frekuensi terjadinya nilai
tertentu dari unsur cuaca ataupun frekuensi dari tipe iklim. Iklim mengkaji dan
membahas tentang pola tingkah laku cuaca pada suatu tempat atau wilayah berulang
selama waktu periode waktu yang panjang. Sebagai suatu sistem, wilayah iklim
cakupannya sangat luas mulai dari skala planiter sampai pada skala lokal atau

3
setempat merupakan kisaran atmosfer secara bersambung. Kajiannya menyangkut
berbagai aspek proses pembentukan iklim (Sabaruddin, 2014).

2.2 Alat-Alat Klimatologi

2.2.1 Anemometer

Arah angin adalah arah dari mana tiupan angin berasal. Bila angin itu datang
dari Selatan, maka arah anginnya adalah Utara, datangnya dari laut, dinyatakan angin
laut. Arah angin untuk angi di daerah permukaan biasanya dinyatakan dalam 16 arah
kompas yang dikenal dengan istilah Wind Rose, sedangkan untuk angin di daerah
atas dinyatakan dengan derajat dimulai dari arah Utara bergerak searah jarum jam
sampai di arah yang bersangkutan. Bila tidak ada tiupan angin maka arah angin
dinyatakan dengan kode 00 dan bila angin berasal dari titik utara dinyatakan dengan
3600. Arah angin tiap saat dapat dilihat dari posisi panah angin (Wind Vane), atau
dari posisi kantong angin (Wind Sack). Pengamatan dengan kantong umumnya
dilakukan dilapangan terbang. Untuk dapat memberikan petunjukan arah yang lebih
mudah dilihat maka panah angin dihubungkan dengan sistem aliran listrik sehingga
posisi panah angin langsung ditunjukan oleh jarum pada kotak monitornya.
Perkembangan lebih lanjut dari sistem ini menghasilkan rekaman pada silinder
berpias. Panah angin umumnya dipasang bersama dengan mangkok anemometer
dengan ketinggian 10 meter.Kecepatan angin adalah jarak tempuh angin atau
pergeraakan udara per satuan waktu dan dinyatakan dalam satuan meter per detik
(m/d), kilometer per jam  (km/j), dan mil per jam (ml/j). Satuan mil (mil laut) per jam
disebut juga knot (kn); 1 kn = 1,85 km/j = 1,151ml/j = 0,514 m/d atau 1 m/d = 2,237
ml/j = 1,944 kn. Kecepatan angin bervariasi dengan ketinggian dari permukaan tanah,
sehingga dikenal adanya profil angin, dimana makin tinggi gerakan angin makin
cepat. Kecepatan angin diukur dengan menggunakan alat yang disebut dengan
anemometer. Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan
kecepatan angin. Satuan meteorologi dari kecepatan angin adalah Knots (Skala

4
Beaufort). Sedangkan satuan meteorologi dari arah angin adalah 0^o–  360^o dan
arah mata angin. Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka.
Pada saat tertiup angin, baling-baling yang terdapat pada anemometer akan
bergerak sesuai arah angin. Di dalam anemometer terdapat alat pencatat yang akan
menghitung kecepatan angin. Hasil yang diperoleh alat akan dicatat.
Selain menggunakan anemometer, untuk mengetahui arah mata angin, kita
dapat menggunakan bendera angin. Anak panah pada baling-baling bendera angin
akan menunjukkan ke arahmana angin bertiup. Cara lainnya dengan membuat
kantong angin dan diletakkan di  tempat terbuka.

2.2.2 Campbel Stokes

Lama penyinaran surya adalah lamanya surya bersinar cerah sampai ke


permukaan bumi selama periode satu hari, diukur dalam jam. Periode satu hari disini
lebih tepat disebut panjang hari yakni jangka waktu selama surya berada di atas
horison. Halangan terhadap pancaran cahaya surya terutama awan, kabut, aerosol atau
benda-benda pengotor atmosfer lainnya.
Lama penyinaran ditulis dalam satuan jam sampai nilai persepuluhan atau
dalam persen terhadap panjang hari. Lama penyinaran surya dapat diukur dengan
berbagai macam alat yang dapat merekam sinar yang mencapai di permukaan bumi
sejak terbit hingga terbenam mampu merekam dengan tepat sampai nilai persepuluh
jam (6menit).
Prinsip alat Campbell Stokes adalah pembakaran pias. Panjang pias yang
terbakar dinyatakan dalam jam. Alat ini mengukur lama penyinaran surya. Hanya
pada keadaan  matahari terang saja pias terbakar, sehingga yang terukur adalah lama
penyinaran surya terang. Pias ditaruh pada titik api bola lensa. Pembakaran pias
terlihat seperti garis lurus di bawah bola lensa. Kertas pias adalah kertas khusus yang
tak   mudah terbakar kecuali pada titik api lensa. Alat dipasang di tempat terbuka, tak
ada halangan ke arah Timur matahari terbit dan ke barat matahari terbenam.

5
Kemiringan sumbu bola lensa disesuaikan dengan letak lintang setempat. Posisi alat
tak berubah sepanjang waktu h anya pemakaian pias dapat diganti - ganti setiap hari.
Pengamatan lamanya lamanya penyinaran matahari menggunakan alat yang
dinamakan Sun Shine Recorder type Cambell Stokes. Alat ini berupa bola kaca dan
dibawahnya tepat di titik api dipasangi kertas yang sudah ada  skala jamnya. Pada
waktu ada sinar Matahari titik api akan memanasi kertas tadi hingga membuat jejak
gosong yang memanjang, Jejak gosong tersebut menunjukan lama penyinaran
Matahari atau jumlah waktu sinar Matahari sampai kepermukaan karena tidak
terhalangoleh partikel/benda lain seperti awan dsb.

2.2.3 Thermometer

Pada abad 17 terdapat 30 jenis skala yang membuat para ilmuan kebingungan.
Hal ini memberikan inspirasi pada  Anders Celcius (1701  -1744) sehingga pada
tahun 1742 dia memperkenalkan skala yang digunakan sebagai pedoman pengukuran
suhu. Skala ini diberinama sesuai dengan namanya yaitu Skala Celcius. Apabila
benda didinginkan terus maka suhunya akan semakin dingin dan partikelnya akan
berhenti bergerak, kondisi ini disebut kondisi nol mutlak. Skala Celcius tidak bisa
menjawab masalah ini maka  Lord Kelvin (1842  -  1907) menawarkan skala baru
yang diberi nama Kelvin. Skala kelvin dimulai dari 273° K ketika air membeku dan
373° K ketika air mendidih. Sehingga nol mutlak sama dengan 0° K atau  -273°C.
Selain skala tersebut ada juga skala Reamur dan Fahrenheit. Untuk skala Reamur air
membeku pada suhu 0°R dan mendidih pada suhu 80°R sedangkan pada skala
Fahrenheit air membuka pada suhu 32°F dan mendidih pada suhu 212°F. Termometer
menurut Kanginan (2007:54) adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu
dengan tepat dan menyatakannya dengan suatu angka.Pembuatan termometer pertama
kali dipelopori  oleh Galileo Galilei (1564  –  1642) pada tahun 1595. Alat tersebut
disebut dengan termoskop yang berupa labu kosong yang dilengkapi pipa panjang
dengan ujung pipa terbuka. Mula-mula dipanaskan sehingga udara dalam labu

6
mengembang. Ujung pipa yang terbuka kemudian dicelupkan kedalam cairan
berwarna. Ketika udara dalam tabu menyusut, zat cair masuk kedalam pipa tetapi
tidak sampai labu. Beginilah cara kerja termoskop. Untuk suhu yang berbeda, tinggi
kolom zat cair di dalam pipa juga berbeda. Tinggi kolom ini  digunakan untuk
menentukan suhu. Prinsip kerja termometer buatan Galileo berdasarkan pada
perubahan volume gas dalam labu. Tetapi dimasa ini termometer yang sering
digunakan terbuatdari bahan cair misalnya raksa dan alkhohol. Prinsip yang
digunakan adalah  pemuaian zat cair ketika terjadi peningkatan suhu benda.
Secara umum, cara kerja thermometer adalah sebagai berikut : Ketika
temperatur naik, cairan di bola tabung mengembang lebih banyak daripada gelas yg
menutupinya. Hasilnya, benang cairan yg tipis dipaksa ke atas secara kapiler.
Sebaliknya, ketika temperatur turun, cairan mengerut dan cairan yg tipis di tabung
bergerak kembali turun. Zat untuk termometer haruslah zat cair dengan sifat
termometrik artinya mengalami perubahan fisis pada saat dipanaskan atau
didinginkan, misalnya raksa dan alkohol. zat cair tersebut memiliki dua titik tetap
(fixed points), yaitu titik tertinggi dan titik terendah. Misalnya, titik didih air dan titik
lebur es untuk suhu yang tidak terlalu tinggi. Setelah itu, pembagian dilakukan di
antara kedua titik tetap menjadi bagian-bagian yang sama besar, misalnya termometer
skala Celcius dengan 100 bagian dan setiap bagiannya bernilai 1^0C

2.2.4 Actinograph

Radiasi matahari adalah energi yang dikeluarkan, dipancarkan atau diterima


berupa gelombang atau partikel-partikel elektromagnetik. Prinsip kerja alat
actinograph adalah perbedaan panjang akibat adanya perbedaan temperatur.
Kemudian bimetal diatur sedemikian rupa sehingga bila kedua lempengan logam
berada pada temperatur yang sama maka pena akan menunjukkan angka nol.
Kemudian jika terdapat radiasi matahari yang  mengenai lempengan  -lempengan
tersebut, lempengan yang berwarna hitam akan menyerap panas lebih banyak

7
sehingga logam hitam tersebut lebih panjang dibandingkan dengan logam berwarna
putih yang sifatnya kurang menyerap panas. Diantara lempengan tersebut  disambung
dengan pena yang apabila terjadi perubahan temperatur menyebabkan perubahan
panjang sehingga potongan lempeng logam tersebut akan menggerakkan pena. Pena
tersebut bergerak naik turun. Makin besar intensitas radiasi matahari yang mengenai
lempengan logam,  maka makin besar pula perbedaan temperatur kedua logam tadi.
Semakin besar perbedaan temperatur semakin besar pula perbedaan panjang,
sehingga pena bergerak semakin tinggi.
Sistem pencatatan pena pada pias dilakukan secara mekanis. Pena bergerak
naik turun pada pias yang yang digulung pada silinder jam sehingga dapat membuat
jejak (grafik) pada kertas pias yang direkatkan pada silinder yang berputar, kertas pias
tersebut terdapat skala waktu dan satuan luas

2.2.5 Barometer

Metode barometris prinsipnya adalah mengukur beda tekanan atmosfer suatu

ketinggian menggunakan alat barometer yang kemudian direduksi menjadi beda

tinggi. Pengukuran dengan barometer relatif mudah dilakukan, tetapi membutuhkan

ketelitian pembacaan yang lebih dibandingkan dua metode lainnya, yaitu metode alat

sipat datar dan metode trigonometris. Hasil dari pengukuran barometer ini bergantung

pada ketinggian permukaan tanah juga bergantung pada temperatur udara,

kelembapan, dan kondisi  -  kondisi cuaca lainnya. Pada prinsipnya menghitung beda

tinggi pada suatu wilayah yang relatif sulit dicapai karena kondisi alamnya dengan

bantuan pembacaan tekanan udara atau atmosfer menggunakan alat barometer.

8
2.1.6  Penakar Hujan Jenis Hellman

Cuaca  merupakan suatu keadaaan fisis atmosfer sesaat pada suatu tempat
dipermukaan bumi dalam waktu yang relative singkat.Salah satu unsur cuaca yang
significant dalam present weather (ww) yang diamati oleh seorang pengamat/observer
adalah unsur curah.Banyaknya curah hujan yang mencapai tanah atau permukaan
bumi dalam selang waktu tertentu dinyatakan dengan ketebalan atau ketinggian air
hujan tadi seandainya menutup proyeksi horizontal permukaan bumi tarsebut dan
tidak ada yang hilang karena penguapan, limpasan, dan infiltrasi atau
penyerapan.Oleh sebab itu, biasanya banyaknya curah hujan dinyatakan dengan
satuan millimeter(mm).
Curah hujan merupakan salah satu parameter cuaca yang mana datanya sangat
penting diperoleh untuk kepentingan BMG dan masyarakat yang memerlukan data
curah hujan tersebut. Hujan memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan
manusia, karena dapat memperlancar atau malah menghambat kegiatan manusia.
Oleh karena itu kualitas data curah hujan yang didapat haruslah bermutu, memiliki
keakuratan yang tinggi. Maka seorang observer / pengamat haruslah mengetahui
tentang alat penakar hujan yang dipakai di stasiun pengamat secara baik. Salah satu
alat  penakar hujan  yang sering dipakai ialah  Penakar hujan  jenis hellman. Fungsi
alat ini adalah untuk mengukur curah hujan

2.1.7 Evaporimeter Panci Terbuka

Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan


cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnyauap air). Proses ini
adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya
cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.

9
Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila
tidak cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling
bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam berbagai derajat, tergantung
bagaimana merekabertumbukan. Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah,
sehingga salah satu molekul mendapatkan energi yang cukup buat menembus titik
didih cairan. Bila ini  terjadi di dekat permukaan cairan molekul tersebut dapat
terbang ke dalam gas dan "menguap"Ada cairan yang kelihatannya tidak menguap
pada suhu tertentu di dalam gas tertentu (contohnya minyak makan pada suhu
kamar). Cairan seperti ini memiliki molekul-molekul yang cenderung tidak
menghantar energi satu sama lain dalam pola yang cukup buat memberi satu molekul
"kecepatan lepas"  -  energi panas  -  yang diperlukan untuk berubah menjadi uap.
Namun cairan seperti ini sebenarnya menguap, hanya saja prosesnya jauh lebih
lambat dan karena itu lebih tak terlihat. Penguapan adalah bagian esensial dari siklus
air. Energi surya menggerakkan penguapan air dari samudera, danau, embun dan
sumber air lainnya. Dalam hidrologi penguapan dan transpirasi (yang melibatkan
penguapan di dalam stomata tumbuhan) secara kolektif diistilahkan sebagai
evapotranspirasi.

Evaporimeter panci terbuka adalah sebuah alat yang dirangkai sedemikian rupa
sehingga dapat mencatat jumlahpenguapan yang tejadi selama 24 jam. Evaporimeter
termasuk jenis alat konvensional yaitu alat yang harus dibaca pada saat-saat tertentu
untuk memperoleh data.Alat ini tidak dapat mencatat sendiri. Evaporimeter merekam
penguapan yang terjadi dengan cara membaca angka yang ditunjukkan sesuai tinggi
permukaan air dalam panci. Satuan dasar untuk alat Evaporimeter adalah millimeter
(mm).Evaporimeter panci terbuka jenis United State Class A Pan mempunyai desain
silinder dengan ukuran diameter 120,7cm dan tinggi 25,4cm. Panci tersebut terbuat
dari besi,tembaga atau logam lainnya yang anti karat dengan ketebalan 0,8 mm dan
biasanya tidak di cat.

10
2.3 Suhu

Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan
alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba.
Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk
mengukur suhu dengan valid. Pada abad 17 terdapat 30 jenis skala yang membuat
para ilmuan kebingungan. Hal ini memberikan inspirasi pada Anders Celcius (1701 –
1744) sehingga pada tahun 1742 dia memperkenalkan skala yang digunakan sebagai
pedoman pengukuran suhu. Skala ini diberinama sesuai dengan namanya yaitu Skala
Celcius. Apabila benda didinginkan terus maka suhunya akan semakin dingin dan
partikelnya akan berhenti bergerak, kondisi ini disebut kondisi nol mutlak. Skala
Celcius tidak bisa menjawab masalah ini maka Lord Kelvin (1842 – 1907)
menawarkan skala baru yang diberi nama Kelvin. Skala kelvin dimulai dari 273 K
ketika air membeku dan 373 K ketika air mendidih. Sehingga nol mutlak sama
dengan 0 K atau -273°C. Selain skala tersebut ada juga skala Reamur dan Fahrenheit.
Untuk skala Reamur air membeku pada suhu 0°R dan mendidih pada suhu 80°R
sedangkan pada skala Fahrenheit air membuka pada suhu 32°F dan mendidih pada
suhu 212°F

Suhu memperlihatkan suatu drajat panas pada benda. Atau mudahnya,


semakin tinggi suhu benda, maka semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis,
suhu menunjukan energi yang dipunya oleh suatu benda. Pada setiap atom dalam
benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan ataupun gerak di
lokasi getaran. Makin tinggi energi atom-atom penyusun benda, maka semakin tinggi
suhu benda tersebut. Suhu juga dapat disebut sebagai temperatur yang diukur dengan
alat bernama termometer. Ada empat jenis termometer yang paling dikenal, yaitu
Celcius, Fahrenheit, Reaumur serta Kelvin. Perbandingan antara satu macam
termometer dengan yang lainnya mengikuti

11
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 26 Februari 2021


bertempat Kantor BMKG Kota Baubau

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini adalah alat tulis dan
kamera. Alat tulis untuk mencatat hasil penjelasan dari pihak BMKG, dan kamera
digunakam untuk mempotret kegiatan pada saat praktikum tersebut.

3.3 Prosedur Kerja

1. Menyiapkan alat tulis dan alat dokumentasi


2. Mahasiswa melakukan kunjungan lapangan ke Stasiun Meteorologi Betoambari
Bau-Bau di dampingi oleh asisten dosen
3. Mahasiswa menerima penjelasan yang diberikan oleh tim pemandu dari UPT
Stasiun BMKG Bau-Bau baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1 Hasil Pengamatan


No Nama Gambar Kegunaan

1. Actinograph Bimetal Alat pengukur atau


pencatat secara
otomatis intensitas
radiasi matahari

2. Anemometer Sebagai pencatat arah

dan kecepatan angin

13
3. Campbel stokes Mencatat lamanya
penyinaran sinar
matahari

4. High Volume Air Berfungsi sebagai


pengukur partikel
Sampler
kecil padat aerosol di
udara (debu, carbon,
dll)

5. Panci Penguapan Berfungsi mengukur


penguapan langsung
dalam waktu 1 hari

6. Penakar hujan Helman Berfungsi sebagai


pencatat intensitas
curah hujan

14
7. Penakar hujan Berfungsi sebagai
pengukur curah hujan
observasi

8. Psychrometer standar Berfunsgsi untuk


mengukur suhu udara
dan kelembaban
udara dengan satuan
derajat celcius
dengan persen

9. Sangkar meteorologi Berfungsi sebagai


tempat meletakkan
meteorologi
(psychrometer)

10 Termometer apung Berfungsi sebagai


maksimum dan mencatat suhu
minimum maksimum dan
minimum air selama
24 jam

15
11 Thermohygropraph Berfungsi sebagai
pencatat suhu udara
dan kelembaban
udara

12 Hook gauge dan stil untuk mengukur


well perubahan tinggi
permukaan air dalam
panci

13 Lysimeter Fungsinya untuk


mengukur
evapotranspirasi.

4.2 Pembahasan

A. Thermohygropgraph Bimetal

16
Thermohygrograph Bimetal adalah sebuah alat untuk mengukur atau
memperkirakan intensitas paparan atau intensitas kimia cahaya. Fungsinya adalah
sebagai alat pengukur/pencatat secara automatis intensitas radiasi matahari.
Cara pengamatan pada actinograph bimetal ini adalah sebagai berikut:
1. Awal operasi dimulai pada pukul 06.00 waktu setempat (saat matahari belum
bersinar)
2. Buka cover atau penutup alat
3. Lepaskan drumclock dari shafnya
4. Pasang kertas pias, sisi pias tepat terhempit di penjepit drumclock
5. Hidupkan system drumclock
6. Pasang drumclock kembali pada tempatnya
7. Putar drumclock agar ujung pena tepat jatuh pada jam dan hari awal
pengukuran
8. Tutup kembali cover atau penutup
9. Setelah matahari terbenam selama 1,5 jam, pias harus di ambil
10. Pada hari berikutnya, ulang langkah 1 sampai dengan 9

B. Anemometer

Anemometer terdiri dari bagian-bagian yaitu Anemometer Cup dan Vane


(velocity anemometer),  Pressure Tube Anemometer dan Pressure Plate Anemometer.
Cara Kerja Anemometer adalah dengan adanya hembusan angin yang mengenai
baling – baling pada perangkat tersebut. Putaran dari baling – baling tersebut akan di
konversi menjadi sebuah besaran dalam bahasa matematika. Baling – baling pada
anemometer digunakan sebagai alat reseptor atau yang menangkap suatu rangsangan
berupa hembusan angin. Setelah baling – baling berputar maka hal ini akan
menggerakan sebuah alat yang akan mengukur kecepatan angin yang berhembus
melalui putaran dari baling – baling pada anemometer.

C. Campbell Stokes

17
Campbell stokes terdiri dari beberapa bagian yaitu bola kaca pejal ( umumnya
berdiameter 96 mm), Plat logam berbentuk mangkuk, sisi bagian dalamnya bercelah –
celah sebagai tempat kartu pencatat dan penyanggah tempat bola kaca pejal
dilengkapi skala dalam derajat yang sesuai dengan derajat lintang bumi, Bagian
Pendiri (stand), bagian dasar terbuat dari logam yang dapat di-leveling, kertas pias
terdiri dari 3 (tiga) jenis menurut letak matahari.
Sinar matahari yang datang menuju permukaan bumi, khususnya yang tepat
jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal akan difokuskan ke atas permukaan
kertas pias yang telah dimasukkan ke celah mangkuk dan meninggalkan jejak bakar
sesuai posisi matahari saat itu. Jumlah kumulatif titik bakar inilah yang disebut
sebagai lamanya matahari bersinar dalam satu hari (satuan jam/menit)

D. High Volume Air Sampler (HV. Sampler)

High Volume Air Sampler (HV Sampler) adalah alat pengambil sampel
partikulat di udara ambien. Fungsinya Pengukur partikel kecil padat aerosol di udara
(debu, carbon dll). .Sensor suhu terbuat dari logam, bila udara panas logam memuai
dan menggerakan pena keatas, bila udara dingin mengkerut gerakan pena turun
Sensor kelembaban udara terbuat dari rambut manusia, bila udara basah
Rambut memanjang dan bila udara kering rambut memendek.

E. Panci Evaporasi

          Bagian-bagian dari panci evaporasi adalah Pondasi berkayu, panci dari


stainless (ukuran d = 122 cm dan t = 25,2 cm), steell well, magnet, termometer apung
(thermometer minimum dan minimum pada air).
  Evaporasi yang diukur dengan panci ini dipengaruhi oleh radiasi surya yang
datang, kelembapan udara, suhu udara dan besarnya angin pada tempat pengukuran.
Alat ukur micrometer pancing dan yang kedua alat ukur ujung paku yang dipasang
tetap (fixed point). Kesalahan yang besar dari pengukuran evaporasi terletak pada

18
tinggi air dalam panci. Oleh sebab itu muka air selamanya harus dikembalikan pada
tinggi semula yaitu 5 cm di bawah bibir panci.

F. Penakar Curah Hujan Biasa (Helman)

Penakar hujan biasa terdiri dari Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian
badan alat, bak tempat penampungan air hujan, kaki yang berbentuk tabung silinder,
gelas penakar hujan dan kran tempat mengeluarkan air.
Cara kerja alat ini adalah jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong,
kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Kemudian curah hujan diukur
dengan membuka kran pada alat tersebut kemudian dimasukkan kedalam gelas ukur
lalu dicatat.

G. Penakar Hujan Otomatis (Observasi)

Bibir atau mulut corong, lebar corong, tempat kunci atau gembok, tangki
pelampung, silinder jam tempat meletakkan pias, tangki pena, tabung tempat
pelampung, pelampung, pintu penakar hujan, alat penyimpan data, alat pengatur
tinggi rendah selang gelas (siphon), selang gelas, tempat kunci atau gembok, panci
pengumpul air hujan bervolume.
Cara kerja alat ini adalah jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong,
kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air hujan ini menyebabkan
pelampung serta tangkainya terangkat atau naik keatas.Pada tangkai pelampung
terdapat tongkat pena yang gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung
Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/digulung pada silinder jam yang dapat
berputar dengan bantuan tenaga per.

H. Psycrometer standar

19
Psycrometer standar adalah perangkat untuk mengukur kelembaban relatif
udara. Fungsinya untuk mengukur suhu udara dan kelembaban udara dengan satuan
derajat calciun serta persen.
Cara pengamatan :
1. Thermometer BK menunjukkan suhu udara
2. Thermometer BB digunakan mencari kelembaban udara dengan bantuan table.
3. Thermometer BB, bola air raksa harus selalu basah dengan menggunakan kain
muslin yang selalu basah oleh air murni
4. Thermometer maksimum digunakan untuk mencari suhu maksimum dalam
sehari.
5. Pembacaann jam 12.00 UTC atau jam 20.00 Wita
6. Thermmeter minimum digunakan untuk mencari suhu minimum dalam sehari
7. Pembacaan jam 00.00 UTC atau jam 08.00 wita

I. Sangkar Meteorologi

Bagian-bagian dari sangkar cuaca adalah beton sebagai pondasi, Permukaan


Lantai Sangkar, Pintu Sangkar 2 (dua)bagian muka dan belakang, papan penutup
ruang sangkar (tebal 2 cm) berlubang 5 (lima). Alat pengukur kelembaban udara
dimasukkan ke dalam Sangkar Cuaca yang di dalamnya antara lain berisi, Temperatur
maksimum minimum, Termometer basah kering, Barograf, Termohigrograf, Swing
termometer, Evaporimeter jenis Piche atau jenis Keshner.
 Prinsip kerja Sangkar Meteorologi mempunyai dua buah pintu dan dua jendela
yang berlubang-lubang/kisi. Lubang/kisi itu memungkinkan adanya aliran udara.
Temperatur dan kelembaban udara di dalam sangkar mendekati/hampir sama dengan
temperatur dan kelembaban udara di luar. Sangkar dipasang dengan pintu membuka/
menghadap utara-selatan, sehingga alat-alat yang terdapat di dalamnya tidak terkena
radiasi matahari langsung sepanjang tahun. Jika matahari berada pada belahan bumi
selatan, pintu sebelah utara yang dibuka untuk observasi atau sebaliknya.

20
J. Termometer Apung Maksimum dan Minimum

Termometer ini berguna untuk mengukur suhu udara ekstrim rendah. Zat cair
dalam kapiler gelas adalah alkohol yang bening. Pada bagian ujung atas alkohol yang
memuai atau menyurut terdapat indeks. Indeks ini hanya dapat didorong kebawah
pada suhu rendah oleh tegangan permukaan bagian ujung kapiler alkohol. Bila suhu
naik alkohol memuai, indeks tetap menunjukkan posisi suhu rendah.
Prinsip kerja termometer minimum adalah dengan cara menggunakan sebuah
penghalang pada pipa alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan
indeks ikut tertarik kebawah namun bilasuhu meningkat maka indeks tetap pada
posisi dibawah selain itu peletakan thermometer.
Thermometer Apung Maksimum dan Minimum. Thermometer apung adalah
bagian kelengkapan dari alat evaporimeter panci. Fungsinya untuk mencatat suhu
maksimum dan minimum air yang terjadi selama 24 jam. Cara pengamatan : Suhu
maksimum ditunjukkan oleh ujung kanan indeks dalam thermometer atas dan kanan
minimum ditunjukkan oleh ujung kanan indeks dalam tabung bawah. Untuk menyetel
kedudukan indeks kembali, setelah suhu dibaca digunakan magnet batang

K. Termograph

Alat ini mencatat otomatis temperatur sebagai fungsi waktu. Thermograph ini
adalah logam panjang yang terdiri dari 2 bagian, kuningan dan invar.
Bentuk bimetal merupakan spiral. Terpasang pada sumbu horizontal dan diluar kotak
Thermograph. Satu ujung bimetal dipasang pada kotak dengan sekrup penyetel halus,
sehingga letak pena dapat diatur. Ujung lain dihubungkan ketangkai pena melalui
sumbu horizontal sehingga dapat menimbulkan track/ rekaman pada kertas pias yang
berputar 24 jam per rotasi. Jika temperatur naik, ujung bimetal menggerakkan tangkai
pena keatas, dan sebaliknya. Sebelum dipakai, thermograph harus dikalibrasi terlebih

21
dahulu. Alat ini harus ditempatkan dalam sangkar apabila dipakai untuk mengukur
atmospher.

L. Hook Gauge dan Still Well

Hook Gauge adalah alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air
dalam panci sedangkan Still Well adalah bejana dalam logam (kuningan) berbentuk
silinder dan mempunyai tiga kaki untuk meletakkan hook gauge. Fungsinya sebagai
alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci.
Still well : tempat diletakkannya hook gauge.
Cara pengamatan :
1. Alat ini berupa batang berskala dan sebuah sekrup ulir yang berada pada batang
tersebut yang digunakan untuk mengatur letak-letak ujung jarum pada
permukaan air di dalam panci.
2. Sekrup ulir ini berfungsi sebagai mikrometer dengan 50 bagian skala
3. satu putaran penuh mikrometer menunjukkan perubahan ujung jarum setinggi 1
mm.
4. cara pengukuran putara sekrup pengatur pada hook gauge pelan-pelan sampai
ujung jarum tepat berada pada permukaan air.
5. angkat hook gauge dan catat skala yang ditunjukkan pada sekrup mikrometer.
6. still well : bejana ini membuat air dalam bejana menjadi tenang dibandingkan
dengan air pada panci, sehingga penyetelan ujung pancing lebih mudah
dilakukan .

M. Lysimeter

Lysimeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur evapotranspirasi


aktual yang dilepaskan oleh tumbuhan dan tanah di sekitarnya. Fungsinya untuk
mengukur evapotranspirasi.
Cara pengamatan :

22
1. Sedot air perkolasi dan diukur
2. Jika sebelum pengamatan ada hujan lebih besar atau sama dengan 10 mm
lysimeter tidak perlu disiram.
3. Jika hujan 5-10 mm siram lysimeter dengan air 5 liter.
4. Jika tidak ada hujan, siram lysimeter dengan air 10 liter
5. Hitung evapotranspirasi

23
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini adalah adanya alat-alat pengenalan
klimatologi yang berfungsi mebgukur suhu, intensitas radiasi matahari, kecepatan
angin, curah hujan, evaporasi. Alat alat klimatologi itu adalah anemometer,
actinograph bimetal, campbel stokes, high volume air sampler, panci penguapan,
penakar hujan, sangkar meteorologi, termometer apung, thermohygropraph

5.2 Saran

Adapun saran saya pada praktikum kali ini yaitu agar alat alat klimatologi
adalah agar lebih menambah alat-alat pengenalannya agar praktikum dapat berjalan
dengan efektif dan lancar

24
DAFTAR PUSTAKA

Ariffin dkk. 2010. Modul Praktikum Klimatologi. http://bahanajarbp.


files.com/2010/03/modul-praktikum-klimatologi1.pdf ( (online) Diakses 17
November 2017).
Anonim. 2008.Pengenalan Alat-Alat. (http;//www.klimatologianjarbaru.com/
artikel/2008/12/pengenalan alat-alat/) (online) diakses pada tanggal 27 Februari
2021
Fadholi A., dkk. 2013. Analisis Data Arah Dan Kecepatan Angin Landas
Pacu(Runway) Menggunakan Aplikasi Windrose Plot (Wrplot). Jurnal
IlmuKomputer Vol. 9 No. 2. http://118.97. 153.226/index.
php/Komp/article/download/494/458. (Diakses tanggal 15 November 2017).
https://www.academia.edu/31039546/
Observasi_Alat_Alat_Fungsi_Dan_Cara_Kerja_Alat_BMKG_Di_Karang_Plos
o_Malang
http://zaeiyk2.blogspot.com/2017/01/contoh-laporan-klimatologi-laut-bmkg.html
https://nursidqon.blogspot.com/2014/11/alat-alat-klimatologi-bmkg-semarang.html
Sova, Maria. 2017. Rancang Bangun Alat Ukur Curah Hujan dengan
MetodeTimbangan Menggunakan Sensor Fototransistor Berbasis Arduino
Uno.Skripsi.http://digilib.unila.ac.id/28706/12/Skripsi%20tanpa%20bab
%20pembahasan.pdf. (Diakses tanggal 16 November 2017).
Surakusuma, Wahyu. 2017.Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Mata
Pelajaran/Paket Keahlian Teknik Produksi Hasil Hutan Bab X Cuaca dan Iklim.

25
LAMPIRAN

26

Anda mungkin juga menyukai