Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

“KLIMATOLOGI”

Oleh:

MUHTADILLAH UMAR
NIM. M1B1 18 026

JURUSAN ILMU LINGKUNGAN

FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
LAPORAN PRAKTIKUM
“KLIMATOLOGI”
“Pengenalan Alat-alat Klimatologi dan Klasifikasi Iklim”

MUHTADILLAH UMAR
NIM. M1B1 18 026

JURUSAN ILMU LINGKUNGAN


FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Pengenalan Alat-alat Klimatologi dan Klasifikasi Iklim


Nama : Muhtadillah Umar
Stambuk : M1B1 18 026
Kelas :A
Jurusan : Ilmu Lingkungan
Fakultas : Kehutanan dan Ilmu Lingkungan

Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh :

Kendari, Desember 2019

Asisten Praktikum :

1. Abd Rahman Syawal (…………………)


2. Akbar Sudarmo (…………………)
3. Aris (…………………)
4. Dahlia (…………………)
5. Fitriani (…………………)
6. Nurmiftahuljanna (…………………)
7. Sitti Melisa (…………………)
8. Sri Satiem (…………………)
9. Syahrullah Nur Arma (…………………)
10. Trisna (…………………)
11. Megawaty (…………………)

Mengetahui

Dosen Koordinator Mata Kuliah Dosen Koordinator Lapangan

Prof. Dr. Ir. Aminuddin Mane Kandari M. Si Junartin Teke S. Si., M. Eng
NIP. 19651231 199003 1 016 NIP.
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga makalah ini dapat

terselesaikan Dalam pembuatan laporan ini, penulis bertujuan sebagai salah satu

syarat kelulusan mata kuliah Klimatologi.  Dalam pembuatan laporan ini, penulis

banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan kali ini

Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak dosen dan pihak-pihak yang telah

berperan serta dalam pembuatan laporan ini.

Penulis juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna

baik dari segi materi yang penulis sajikan maupun dari segi penulisannya. Untuk itu

segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan makalah ini.Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.

Kendari, Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................

KATA PENGANTAR..................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................

DAFTAR TABEL........................................................................................

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................


1.2 RumusanMasalah...............................................................................
1.3 Tujuan................................................................................................
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klimatologi.............................................................................................

2.2. Klasifikasi Iklim......................................................................................

2.3. Faktor yang Mempengaruhi Cuaca dan Iklim........................................

III METODE PRAKTIKUM

3.1. WaktudanTempat....................................................................................

3.2. AlatdanBahan..........................................................................................

3.3. ProsedurPenelitian..................................................................................

IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil…………………………………………………………………...

4.2. Pembahasan.............................................................................................

V PENUTUP

5.1. Kesimpulan.............................................................................................

5.2. Saran.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari atmosfer bumi khususnya

untuk keperluan prakiraan cuaca. Kata ini berasal dari bahasa Yunani meteoros yang

berarti ruang atas (atmosfer), dan logos yang berarti ilmu.Meteorologi adalah ilmu

pengetahuan yang mempelajari dan membahas gejala perubahan cuaca yang

berlangsung di atmosfer.

Klimatologi adalah ilmu pengetahuan tentang gejala-gejala cuaca secara

umum dalam waktu yang lebih lama dan pada daerah/wilayah yang lebih luas.

Fenomena- fenomena meteorologi adalah aktivitas cuaca yang dapat diamati dan

dijelaskan dalam ilmu meteorologi terikat dengan adanya atmosfer bumi seperti

tempertur, tekanan udar, uap air serta bagaimana mereka berubah dengan seiring

waktu.

Cuaca dan iklim merupakan keadaan atau kondisi fisik atmosfer yang

terbentuk melalui interaksi dari berbagai unsur atau komponen yang disebut unsur-

unsur cuaca dan iklim yang saling berinteraksi satu dengan lainnya. Unsur-unsur

tersebut meliputi radiasi atau lama penyinaran matahari, suhu, kelembaban, tekanan

udara, angin, awan, presipitasi dan evaporasi. Unsur-unsur cuaca dan iklim berbeda

dari tempat yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut disebabkan karena

pengendali iklim atau faktor iklim, yaitu ketinggian tempat, latitude (letak bintang),

daerah-daerah tekanan, arus-arus laut, dan permukaan tanah.


1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah pada praktikum ini adalah:

1. Bagaimana cara kerja dan fungsi alat-alat di Stasiun BMKG Ranomeeto?

2. Bagaimana cara mengitung data curah hujan Konawe Selatan menggunakan

klasifikasi Schmidt-Ferguson?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui cara kerja

dan fungsi alat-alat di Stasiun BMKG / dan untuk mengetahui cara mengitung data

curah hujan Konawe Selatan menggunakan klasifikasi Schmidt-Ferguson


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klimatologi

Klimatologi merupakan kajian ilmiah yang membahas tentang

penganalisaan unsur cuaca seperti temperatur, tekanan udara dan lain sebagainya. Hal

ini dilakukan untuk menentukan keadaan cuaca atau iklim suatu daerah tertentu dan

mamperhatikan keadaan cuaca yang akan dating (Fadholi, 2013).

2.1.1 Suhu

Suhu udara adalah keadaan panas udara yang di sebaSbkan oleh panas

matahari. Faktor-faktor yang mempengaruhi banyak sedikitnya panas matahari yang

di terima oleh bumi adalah keadaan awan, keadaan bidang permukaan, sudut sinar

datang, dan lamanya penyinaran matahari. Panas permukaan bumi oleh penyi-naran

matahari mempengaruhi panas udara. Suhu udara di permukaan bumi bervariasi

karena sinar matahari menyebar tidak merata di permukaan bumi (Ramli et all, 2018).

Temperatur adalah suatu ukuran untuk tingkat panas suatu benda. Suhu

suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut untuk

mentransfer panas atau menerima panas, dari benda satu ke benda yang lain.

Distribusi suhu di dalam atmosfer sangat bergantung terutama pada keadaan radiasi

matahari, oleh sebab itu suhu udara selalu mengalami perubahan. Suhu udara adalah

salah satu faktor penting terhadap daya kerja pesawat terbang. Pada suatu tekanan

udara dalam suhu yang tinggi akan mengakibatkan rendahnya kerapatan udara,
dimana akan menimbulkan pengaruh yang meragukan pesawat-pesawat terbang

terutama pada saat mengudara. Diketahuinya suhu udara oleh (Fadholi, 2013).

2.1.2 Curah Hujan

Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan yang jatuh persatuan

waktu,dinyatakan dalam mm/jam . Intensitas hujan menunjukan lebat tidaknya hujan.

Intensitas hujan yang besar, berarti air yang dicurahka jumlahnya banyak dlam waktu

singkat, butiran airnya besar, dan akan menyebabkan erosi lebih besar lagi, karena

limpasan pemukaan yang besar , sementara resapan air akan terhambat (Hanafi,

1998).

2.1.3 Kelembapan

Kelembapan udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam

udara atau atmosfer. Besarnya terkandung dari masuknya uap air kedalam atmosfer

karena adanya penguapan dari air yang ada di lautan, danau, sungai, maupun air dari

tanah. Di samping itu terjadi pula proses transpirasi yaitu penguapan dari tumbuh-

tumbuhan. Sedangkan banyaknya air didalam udara bergantung kepada banyak

faktor, antara lain adalah ketersediaan air, sumber uap, suhu udara, tekanan udara dan

angin. Uap air dalam atmosfer dapat berubah untuk menjadi cair atau padat yang

akhirnya dapat jatuh ke bumi antara lain sebagai hujan. Kelembapan udara yang

cukup besar memberi petunjuk langsung bahwa udara banyak mengandung uap air

atau udara dalam keadaan basah. Berbagai ukuran dapat digunakan untuk menyatakan

nilai kelembapan udara. Salah satunya adalah kelembapan udara relatve (nisbi).

Kelembapan udara nisbi memiliki pengertian adalah sebagai nilai perbandingan

antara tekanan uap air yang ada pada saat pengukuran (e) dengan nilai tekanan uap air
maksimum (em) yang dapat dicapai pada suhu udara dan tekanan udara (fadholi,

2013).

Menurut Lagiyani, 2012 dalam jurnal indrawati 2019, kelembapan merupakan

suatu tingkat keadaan lingkungan udara basah yang disebabkan oleh adanya uap air.

Tingkat kejenuhan sangat dipengaruhi oleh temperatur. Jika tekanan uap parsial sama

dengan tekanan uap air yang jenuh maka akan terjadi pemadatan. Secara matematis

kelembapan relative (RH) didefenisikan sebagai prosentase perbandingan antara

tekanan uap air jenuh.

2.2 Klasifikasi iklim

Klasifikasi iklim pada umumnya sangat spesifik didasarkan pada tujuan

penggunaan, misalnya pertanian, penerbangan atau kelautan. Landasan klasifikasi

iklim menggunakan data unsur iklim, yaitu dengan memilih data unsur-unsur iklim

yang berhubungan dan secara langsung mempengaruhi aktivitas atau objek dalam

bidangbidang tersebut (Lakitan, 2002). Klasifikasi Iklim dari Koppen, Mohr,

SchimidtFerguson sesuai bagi iklim yang ada di Indonesia, sedangkan Klasifikasi

Oldeman, Thornthwaite sesuai untuk iklim di dunia termasuk Indonesia. Dasar

klasifikasi iklim (Kartasapoetra, 2004)

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Cuaca dan Iklim


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan di Stasiun BMKG Ranomeeto, Konawe

Selatan pada hari Jum’at, 20 Desember 2019 pukul 08.00 WITA sampai dengan

11.30 WITA.

3.1 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis menulis dan

kamera. Dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kertas.

3.3 Prosedur Kerja

Proses prosedur kerja praktikum Klimatologi di Stasiun Badan

Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ranomeeto ialah sebagai berikut:

No Nama Alat Gambar Prosedur Kerja


1. AWS Panel surya dapat menghasilkan listrik

(Automatic dengan menggunakan system

Weather fotovoltaik. Fotovoltaik adalah

Station). fenomena yang mengubah energi

matahari menjadi arus listrik. Listrik

yang dihasilkan oleh sistem panel surya

dapat pengganti listrik untuk alat ukur

otomatis jika padam.


2. Pan 1. Pasang hook gauge di atas bejana

evapometer still well.

2. Putar sekrup pengatur pada hook

gauge sampai ujung jarum tepat pada

permukaan air. Sekrup ini berfungsi

sebagai micrometer yang dibagi

menjadi 50 bagian. Satu putaran

penuh dari micrometer mencatat

perubahan ujung jarum setinggi 1

mm.

3. Angkat hook gauge dan baca serta

catat angka yang ditunjukkan skala

atau micrometer.

4. Ketinggian permukaan air di dalam

panci diukur pada awal periode

waktu pengamatan dan akhir periode

waktu tersebut. Selisihnya (setelah

dikoreksi dengan banyaknya curah

hujan yang jatuh selama periode

waktu pengamatan) adalah besarnya

penguapan.
5. Selanjutnya dilalakukan pengamatan

seperti di atas dan keduanya itu

dapat menentukan jumlah penguapan

yang terjadi dalam 24 jam.

6. Jika air dalam panci hampir habis,

maka isi kembali hingga air

mencapai tanda atau skala yang telah

ditentukan. Begitu pun sebaliknya

dengan mengurasnya jika air

meluap.
3. Termometer Hanya diletakkan dikedalaman masing-

tanah masing, kemudian dicatat pada jam-jam

berumput tertentu yaitu jam: 07.00, 09.30, 13.00,

17.00. Biasanya kedalaman termometer

akan memberikan suhu yang terkecil.

Seperti suhu yang kami catat kemarin

dengan kedalaman urut mulai dari 0 cm

sampai 1 meter :40.40C, 38.2 0


C,

30.80C, 27.60C, 27.60C, 28.50C,28.00C

Satuan derajat diatas menggunakan

celcius.
4. Iklim Mikro Untuk mengukur suhu udara,

kelembaban, arah dan kecepatan angin

per ketinggian yang mana di situ ada

ketinggian 4 m, 7 m dan 10 m. Alat ini

juga mengukur aranh angin. Karena

arah angin itu pasti berbeda tiap

ketinggian.
5. Lissy meter Pada pukul 07.00 atau 08.00 Waktu

setempat. Atau berpedoman sebelum

matahari terlalu tinggi juga bisa, tuang

air pada masing-masing tanah pengujian

sebanyak 8 liter air. Setelah itu tunggu

sampai 24 jam. Ambil air melalui kran

yang berada dibagian bawah, dan

kemudian dilakukan pengukuran,

berapa liter jumlah air yang meluap

(sisa air).
6. Ombrometer  Pengamatan untuk curah hujan harus

Observarium dilakukan tiap hari pada jam 07.00

waktu setempat (00.00 GMT), atau

jam-jam tertentu.

 Buka kunci pengaman dan letakkan

gelas penakar hujan dibawah kran,


kemudian kran dibuka agar airnya

tertampung dalam gelas penakar.

 Jika curah hujan diperkirakan

melebihi 25 mm sebelum mencapai

skala 25 mm kran ditutup dahulu,

lakukan pembacaan dan catat.

Kemudian lanjutkan pengukuran

sampai air dalam bak penakar habis,

seluruh yang dicatat dijumlahkan.

 Untuk menghindarkan kesalahan

parallax (kesalahan yang disebabkan

adanya penyimpangan ukuran yang

pada awal perencanaan diabaikan.

Hal ini disebabkan ukuran tersebut

biasanya sangat kecil, bahkan

mendekati nol), pembacaan curah

hujan pada gelas penakar dilakukan

tepat pada dasar meniskusnya.

 Bila dasar meniskus tidak tepat pada

garis skala, diambil garis skala yang

terdekat dengan dasar meniskus tadi.

 Bila dasar meniskus tepat pada


pertengahan antara dua garis skala,

diambil atau dibaca ke angka yang

ganjil, misalnya: 17,5 mm menjadi

17 mm 24,5 mm menjadi 25 mm.

 Untuk pembacaan setinggi x mm

dimana 0,5 /x / 1,5 mm, maka dibaca

x = 1 mm.

 Untuk pembacaan lebih kecil dari

0,5 mm, pada kartu hujan ditulis

angka 0 (Nol) dan tetap dinyatakan

sebagai hari hujan.

 Jika tidak ada hujan, beri tanda ( – )

atau ( . ) pada kartu hujan.

 Jika tidak dapat dilakukan

pengamatan dalam satu atau

beberapa hari, beri tanda (X) pada

kartu hujan.

 Apabila gelas penakar hujan biasa

(Obs) pecah, dapat digunakan gelas

penakar hujan Hellman dimana hasil

yang dibaca dikalikan 2 Atau dapat

juga dipakai gelas ukur yang


berskala ml. (Cc), yang dapat dibeli

di Apotek terdekat.

7. Anemometer angin yang bertiup akan menggerakkan

10 Meter cup dan mengarahkan wing pin ke arah

mata angin. Setelah itu, kecepatan laju

putaran dan arah angin akan dikirim

kedalam wind meter.


8. Penakar jika terjadi hujanm maka air hujan akan

Hujan masuk dan menaikkan pelampung, lalu

Hellman tinta akan naik dan menulis diatas kertas

pias sesuai hujan yang diterima.


9. Actinograph Dengan tinggi 120 cm diatas permukaan

tanah, alat ini mempunyai sebuah

pencatatan otomatis diatas sebuah kertas

putih bergrafik. Kertas putih tersebut

nantinya akan menuliskan grafik sesuai

dengan penerimaan cahaya pada bola

kaca yang menyerupai Campbell tadi.

Perlu diketahui, penggantian kertas

Aktinograf adalah tiap pukul 20.00, atau

tergantung GMT pukul 03.00

(Greenwich Mean Time) wilayah barat.

atau rumusnya GMT +7 jam


10. Campbell Prinsip kerja dari Campbell stokes ini

Stokes adalah sinar matahari yang tepat jatuh

pada sekeliling permukaan bola kaca

pejal akan difokuskan ke atas

permukaan kertas pias yang telah

dimasukkan dalam celah mangkuk dan

meninggalkan jejak bakar sesuai posisi

matahari saat itu. Jumlah kumulatif dari

jejak titik bakar ini yang disebut sebagai

lama penyinaran matahari bersinar

dalam satu hari dalam satuan jam atau

menit.
11. Sangkar berfungsi untuk menyimpan alat

Meteo termohigrograf, termometer maksimum,

termometer minimum, termometer bola

kering dan termometer bola basah.

Sangkar meteo berventilasi dobel jalusi,

yang gunanya mengalirkan udara masuk

dan keluar, Sangkar meteo juga dicat

putih agar memantulkan cahaya yang

merupakan konvensi dari WMO (World

Meteorological Organisation). Pintu

pada sangkar meteo posisinya harus


dipasang utara – selatan
12. ARWS (Auto Peralatan sensor yang dipakai ini sangat

Rain Sampler) peka, begitu saat hujan terjadi maka

motor penggerak  akan membuka tutup

peralatan pengumpul sampel air hujan

secara otomatis yang kemudian sampel

air hujan dialirkan melalui selang ke

botol plastik yang berbahan dasar

polyethylene. Sensor ini akan menutup

secara otomatis selama tidak ada

periode hujan (saat hujan berhenti) yang

bertujuan untuk menghindari atau

mencegah terkontaminasinya sampel air

hujan oleh polutan yang terbawa saat

periode endapan kering (dry deposition)

seperti debu yang dibawa oleh angin.


13. Anemometer Untuk mengetahui kecepatan rata-rata

cup counter angin pada periode waktu tertentu

dilakukan dengan mengurangi hasil

pembacaan pada angka counter saat

pengamatan dengan hasil pembacaan

sebelumnya, kemudian dibagi dengan

periode waktu pengamatan.


14 Tipping Pada prinsipnya jika hujan turun, air

Bucket masuk melalui corong besar dan corong

kecil, kemudian terkumpul dalam ember

(bucket) bagian atas. Jika air yang

tertampung cukup banyak menyebabkan

ember bertambah berat, sehingga dapat

menggulingkan ember kekanan atau

kekiri, tergantung dari letak ember

tersebut. Pada waktu ember terguling,

penahan ember ikut bergerak turun naik.

Penahan ember mempunyai dua buah

tangkai yang berhubungan dengan roda

bergigi. Gerakan turun naik penahan

ember menyebabkan kedua tangkainya

bergerak pula dan bentuknya yang

khusus dapat memutar roda bergigi

berlawanan dengan arah perputaran

jarum jam. Perputaran roda bergigi

diteruskan ke roda berbentuk jantung.

Roda yang berbentuk jantung

mempunyai sebuah per yang

menghubungkan kedua pengatur


kedudukan pena yang letak ujungnya

selalu bersinggungan dengan tepi roda.

Perputaran roda berbentuk jantung akan

menyebabkan kedudukan pena bergerak

sepanjang tepi roda.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
4.1.1 Tabel

Tabel 1.1. Data curah hujan Konawe Selatan 10 Tahun Terakhir

200
Bulan 9 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
148. 208. 185. 208. 116. 194. 154.
Januari 142 7 2 1 3 117 2 8 147 2
343. 206. 186. 438. 117.
Februari 159 3 2 54.7 6 148.2 506 1 277.6 5
579. 154. 324. 271. 396. 485. 158.
Maret 208 4 7 1 1 257.8 8 6 302.5 7
321. 121. 334. 279. 343. 147.
April 112 8 2 3 8 325.6 5 164 335.6 4
257. 466. 225. 288. 248. 141. 1111. 519.
Mei 135 1 5 3 7 294.4 6 8 9 6
366. 172. 244. 644.
Juni 151 2 5 181 8 414.4 337 269 610.6 6
429. 253. 133. 697.
Juli 221 1 8 6 3 199.4 58.9 74.7 542.4 395
355. 140. 142.
Agustus 11 9 9 71.4 61.9 115.6 6.3 65.6 210.1 9
Septembe 118. 130. 166.
r 20 7 9 29 85 11.7 TTU 7 166.7 40.5
Tidak
Teruku
148. r (< 159.
Oktober 92 278 9 43.5 22.5 0,8)  - 6 131.6 0.4
260. 233. 219. 177.
November 61 1 1 7 9 79.5 17.6 185 646.9 280
190. 190. 241. 202. 152. 100. 578.
Desember 469 2 2 6 4 486.9 8 2 117 9

4.2 Pembahasan

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Fadholi A. 2013. Studi pengaruh suhu dan tekanan udara terhadap operasi
penerbangan dibandara A. H. S. Hananjoeddin buluh tumbang Belitung
periode 1980-2010.Jurnal penelitian fisika dan aplikasinya (JPFA).Vol 3.
No 1: 1-10.

Fadholi. A. 2013.Persamaan regresi prediksi curah hujan bulanan menggunakan data


suhu dan kelembaban udara diternate..Vol 13. No 7: 7-16.
Fadholi. A. 2013. Study Pengaruh Suhu Dan Tekanan Udara Terhadap Operasi
Penerbangan di Bandara H.A.S. Hananjoeddin Buluh Tumbang Belitung
Periode 1980-2010

Hanafi. 1998. Klimatologi.Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung.


Ramli

Anda mungkin juga menyukai