Oleh:
MUHTADILLAH UMAR
M1B118026
Ilmu Lingkungan A
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga makalah ini dapat terselesaikan
Dalam pembuatan makalah ini,penulis bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan kali ini Penulis mengucapkan
terimakasih kepada bapak dosen dan teman-teman yang telah berperan serta dalam
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi materi yang penulis sajikan maupun dari segi penulisannya. Untuk itu segala
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
Penulis
PENDAHULUAN
upaya manusia dalam mengatur hubungan timbal balik antara sumber daya alam dengan manusia
di dalam DAS dan segala aktifitasnya, agar terwujud kelestarian dan keserasian ekosistem serta
DAS bertujuan untuk mencegah kerusakan dan memperbaiki yang rusak pada DAS.
Faktor manusia dan faktor alam merupakan faktor yang mempengaruhi kerusakan DAS.
Faktor alam merupakan faktor yang disebabkan oleh alam, dapat berupa terjadinya bencana alam
seperti gunung meletus dan tanah longsor, sedangkan faktor manusia merupakan faktor yang
berasal dari manusia, manusia merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap ekosistem
fungsi DAS adalah penebangan pohon yang berlebihan atau penggundulan hutan, pembangunan
pemukiman, alih fungsi lahan hutan menjadi lahan perkebunan dan lahan pertanian.
yang semakin hari semakin meningkat menyebabkan meningkatnya kebutuhan lahan sebagai
sarana bermukim. Kebutuhan akan lahan sebagai sarana bermukim penduduk menjadi kebutuhan
yang vital untuk saat ini. Kegiatan pembangunan yang dilakukan manusia seringkali tidak
menurunkan kondisi fisik lahan tersebut, disisi lain sumber daya alam utama yaitu tanah dan air
berkurang fungsinya baik fungsi tata air dan fungsi produksinya pada sampai batas yang
ditentukan sehingga tanaman tidak mendapat cukup air dan unsur hara. Lahan kritis ditandai oleh
rusaknya struktur tanah serta menurunnya kualitas dan kuantitas bahan organik. Dalam
pengelolaan lahan, lahan perlu dikelola dengan teknologi konservasi yang benar untuk menjaga
agar lahan terlindungi dari erosi, erosi bukan hanya merusak tanah namun juga dapat merusak
tata air dalam daerah aliran sungai yang dapat menyebabkan lahan kritis.
Kondisi ekosistem DAS merupakan salah satu isu nasional dalam beberapa tahun terakhir.
Hal ini dikarenakan salah satu variabel terjadinya banjir adalah kondisi DAS yang kritis.
Pentingnya DAS sebagai satu unit perencanaan dan pengelolaan sumber daya alam yang telah
diterima oleh berbagai pihak baik di tingkat nasional maupun tingkat regional, merupakan
kesatuan ekosistem yang mencangkup hubungan timbal balik sumberdaya alam dan lingkungan
DAS dengan kegiatan manusia guna kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. DAS
Bagian hulu cenderung memiliki tingkat kerawanan akan terjadinya kekritisan lahan, mengingat
wilayah yang memiliki kemiringan lereng lebih besar dari 8% yang cenderung miring hingga
curam akan memungkinkan terjadinya erosi dan menurunkan tingkat kesuburan tanah karena
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini ialah sebagai informasi pengetahuan dan
DAS (Daerah aliran sungai) merupakan suatu wilayah daratan yang merupakan satu
kesatuan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan
mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di
darat merupakan pemisah topografi dan batas laut sampai dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas daratan (UU No 7 tahun 2004). Peraturan Pemerintah No 37 tahun 2012
menyatakan bahwa pengelolaan DAS merupakan upaya manusia dalam mengatur hubungan
timbal balik antara sumber daya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala aktifitasnya,
agar terwujud kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatnya kemanfaatan sumberdaya
alam bagi manusia secara berkelanjutan. Pengelolaan DAS bertujuan untuk mencegah kerusakan
DAS adalah salah satu wilayah daratan yang menerima air hujan, menampung, dan
mengalirkannya melalui sungai utama ke laut atau danau. Suatu DAS dipisahkan dari wilayah
sekitarnya (DAS-DAS lain) oleh pemisah alam topografi seperti punggung bukit dan gunung.
Komponen DAS dibagi dalam beberapa batasan, yaitu pertama DAS bagian hulu
didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk mempertahankan kondisi lingkungan
DAS agar tidak terdegradasi. Fungsi konservasi dapat diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi
lahan DAS, kualitas air, kemampuan menyimpan air (debit), dan curah hujan. Kedua, DAS
bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat
memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang antara lain dapat diindikasikan
dari kuantitas air, kualitas air, kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah serta
terkait pada prasarana pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk, dan danau. Ketiga, DAS
bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk memberikan
manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi yang diindikasikan memalui keantitas dan kualitas
air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian,
Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari permukaan tanah
melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan yang jatuh di permukaan
tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah, sabagian akan mengisi cekungan permukaan dan
sisanya merupakan overland flow. Sedangkan yang dimaksud dengan daya infiltrasi (Fp) adalah
laju infiltrasi maksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh kondisi permukaan termasuk
lapisan atas dari tanah. Besarnya daya infiltrasi dinyatakan dalam mm/jam atau mm/hari. Laju
infiltrasi (Fa) adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya terjadi yang dipengaruhi oleh intensitas
a. Proses Limpasan
Daya infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang dapat diserap ke dalam tanah. Sekali
air hujan tersebut masuk ke dalam tanah ia akan diuapkan kembali atau mengalir sebagai air
tanah. Aliran air tanah sangat lambat. Makin besar daya infiltrasi, maka perbedaan antara
intensitas curah dengan daya infiltrasi menjadi makin kecil. Akibatnya limpasan permukaannya
Pengisian lengas tanah dan air tanah adalah penting untuk tujuan pertanian. Akar tanaman
menembus daerah tidak jenuh dan menyerap air yang diperlukan untuk evapotranspirasi dari
daerah tak jenuh tadi. Pengisian kembali lengas tanah sama dengan selisih antar infiltrasi dan
perkolasi (jika ada). Pada permukaan air tanah yang dangkal dalam lapisan tanah yang berbutir
tidak begitu kasar, pengisian kembali lengas tanah ini dapat pula diperoleh dari kenaikan kapiler
air tanah.
4) Transmibilitas tanah
1) Dalamnya genangan di atas permukaan tanah (surface detention) dan tebal lapisan jenuh
4) Tumbuh-tumbuhan
5) Karakteristik hujan
3) Kepadatan tanah
Air dan tanah memiliki keterkaitan yang sangat erat, pada saat air hujan sampai ke
permukaan bumi, sebagian akan masuk ke dalam tanah (infiltrasi) untuk menjadi bagian dari air
tanah (groundwater), sedangkan air hujan yang tidak terserap tanah akan menjadi aliran
permukaan (run-off). Tidak semua air infiltrasi (air tanah) mengalir ke sungai atau tampungan air
lainnya, melainkan ada sebagian yang tetap tinggal dalam lapisan bagian atas (top soil) untuk
kemudian di uapkan kembali ke atmosfer melalui permukaan tanah (evaporation) dan melalui
Pergerakan air dalam tanah yang kondisinya jenuh akan mempengaruhi limpasan dan
infiltrasi di daerah tersebut, sedangkan proses pergerakan tersebut sangat dipengaruhi oleh sifat-
sifat fisik tanah dan perubahan penggunaan lahan akan mempengaruhi sifat fisik tanah sehingga
berpengaruh juga dalam pergerakan air dalam tanah. Kemunduran sifatsifat fisik tanah tercermin
antara lain menurunnya kapasitas infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air, meningkatnya
kepadatan dan ketahanan penetrasi tanah dan berkurangnya kemantapan struktur tanah sehingga
tetapi dapat juga meluas hingga wilayah off site. Seringkali erosi berdampak meluas di dalam
suatu kawasan daerah aliran sungai (DAS). Dampak langsung, misalnya menurunnya tingkat
kesuburan tanah, menyempitnya lahan pertanian dan kehutanan produktif serta meluasnya lahan
kritis. Dampak tidak langsung dapat berupa polusi kimia dari pupuk dan pestisida, serta
sedimentasi yang dapat menurunkan kualitas perariran sebagai sumber air permukaan maupun
3.1 Kesimpulan
DAS (Daerah aliran sungai) merupakan suatu wilayah daratan yang merupakan satu
kesatuan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan
mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di
darat merupakan pemisah topografi dan batas laut sampai dengan daerah perairan yang masih
Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari permukaan tanah
melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan yang jatuh di permukaan
tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah, sabagian akan mengisi cekungan permukaan dan
3.2 Saran
Dalam pengeloaan DAS diharapkan adanya dukungan penuh dari tiap lapisan
masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana dan isu-isu tentang kerusakan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, Chay. 2001. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta
Rosyidah, Elsa., Wirosoedarmo,Ruslan. 2013. Pengaruh Sifat Fisik Tanah pada Konduktivitas