Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KIMIA LINGKUNGAN

Penipisan Lapisan Ozon

OLEH:

MUHTADILLAH UMAR
M1B1 18 026
SYARULAH NUR ATMA
M1B1 17 0

JURUSAN ILMU LINGKUNGAN


FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Penipisan Lapisan

Ozon” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun berdasarkan berbagai sumber yang relevan dengan materi yang

disajikan dalam makalah ini. Adapun materi yang dipaparkan adalah mengenai apa yang

dimaksud dengan hujan asam, apa penyebab terjadinya hujan asam, bagaimana dampak hujan

asam terhadap penurunan manusia dan lingkungan, dan bagaimana upaya yang dapat

ditempuh untuk mencegah terjadinya hujan asam.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik

dan saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan guna

kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis

maupun bagi para  pembacanya.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................................................      i

DAFTAR ISI   .................................................................................................................................................      ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................................      1

                 1.1.    Latar Belakang.......................................................................................................................      1

                 1.2.    Rumusan Masalah................................................................ ..................................................     1

                 1.3.    Tujuan.....................................................................................................................................      2

                 1.4.    Manfaat...................................................................................................................................      2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................      3

                 2.1.    Pengertian..............................................................................................................................      3

                 2.2.    Manfaat..................................................................................................................................      3

                 2.3     Proses Penipisan Ozon..........................................................................................................      4

                 2.4.    Dampak Penipisan Lapisan Ozon........................................................................................      6

               2.5.    Bahan-bahan Kimia yang Berperan dalam Penipisan Lapisan Ozon......................................... 8

               2.6.    Pengendalian Penipisan Lapisan Ozon................................................................................................     8

               2.7.    Pengendalian BPO.................................................................................................................................      9

               2.8.    Program Insentif...................................................................................................................................      9

              2.9.    Program Disinsentif..............................................................................................................................    10

B BAB III PENUTUP..........................................................................................................................................    12

                3.1.    Kesimpulan..............................................................................................................................................    12

             3.2.    Saran........................................................................................................................................................    12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang

Ozon adalah molekul yang terdiri dari tiga atom Oksigen. Lapisan ozon adalah suatu

lapisan yang terletak di lapisan stratosfir, 20 – 45 km diatas permukaan bumi, yang terdiri

dari molekul-molekul ozon. Lapisan ini dapat menyerap radiasi ultra violet yang dipancarkan

matahari. Pada lapisan ini ozon terbentuk dan terurai melalui keseimbangan dinamis.

Keberadaan bahan-bahan kimia tertentu di stratosfir dapat mengganggu kesetimbangan reaksi

tersebut, sehingga semakin lama molekul ozon semakin berkurang, dan menimbulkan lubang

ozon.

Kejadian lubang ozon stratosfer di atas Antartika, di kutub selatan, ditemukan pada

awal 1985. Pada tahun 1989, dipastikan bahwa kemungkinan perusakan lapisan ozon dalam

jumlah besar dapat juga terjadi di daerah Kutub Utara, dan kemungkinan juga di daerah

tropis. Selama beberapa dekade terakhir, CFC yang dilepaskan ke atmos0fer mencapai

jumlah yang cukup besar sehingga jika tidak di cegah, dikhawatirkan akan menghancurkan

lapisan ozon.

1.2.      Rumusan Masalah

Ada beberapa rumusan yang ingin dibahas dalam makalah yang akan membahas

tentang ozon, antara lain:

1.      Apa kegunaan ozon bagi kehidupan sehari-hari?

2.      Apa akibat atau dampak dari penipisan lapisan ozon bagi kehidupan manusia?

3.      Apa penyebab atau factor-faktor yang mempengaruhi penipisan atau kerusakan pada

lapisan ozon?
1.3.      Tujuan

                        Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :

1.      Mengetahui kegunaan ozon bagi kehidupan sehari-hari.

2.      Mengetahui akibat atau dampak dari penipisan lapisan ozon bagi kehidupan manusia.

3.      Untuk mengetahui penyebab atau factor-faktor yang mempengaruhi penipisan atau

kerusakan pada lapisan ozon.

1.4.      Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah memberikan kita

pengentahuan dan wawasan mengenai apa yang dimaksud dengan ozon, mengetahui dampak

yang ditimbulkan oleh penipisan lapisan ozon terhadap kehidupan di bumi, dan usaha yang

dapat kita lakukan untuk mengurangi dan mencegah dampak buruk yang ditimbulkan

penipisnya lapisan ozon. Pengetahuan ini diharapkan  semoga mampu meningkatkan

kesadaran kita untuk menjaga lingkungan serta mengubah pola hidup untuk mendukung

pelestarian lingkungan hidup.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      Pengertian

Ozon merupakan gas yang secara alami terdapat didalm atmosfer. Lapisan ozon mulai

dikenal oleh seorang ilmuwan dari Jerman, Christian Friedrich Schonbein pada tahun 1839.

Ozon adalah hasil reaksi antara oksigen dengan sinar ultraviolet dari matahari. Ozon di udara

berfungsi menahan radiasi sinar ultraviolet dari matahari pada tingkat yang aman untuk

kesehatan kita semua. Ozon juga diproduksi manusia untuk dipergunakan sebagai bahan

pemurni air, pemutih, dan salah satu unsur pembentuk plastik. Setiap molekul ozon

mengandung 3 atom oksigen dengan rumus kimia O3. Ozon ditemukan terutama di lapisan

atmosfer bagian bawah. Kira – kira 10% ozon atmospheric terdapat di Troposfir, suatu

lapisan Tamosfir yang paling dekat dengan bumi (mulai dari permukaan bumi hingga 10-16

Km).

Ozon troposfir terbentuk dari reaksi kimia yang disebabkan adanya gas pencemar

hasil aktivitas manusia, sehingga berbahaya terhadap system kehidupan. Sisanya sebanyak

90% terdapat di Stratosfir, terutama antara bagian puncak lapisan trofosfir hingga ketinggian

50 Km. Ozon di stratosfir ini terbentuk secara alami, dikenal dengan lapisan ozon (ozone

layer) dan sangat berguna bagi system kehidupan. Istilah 'ozon' atau lebih tepat lagi 'lapisan

ozon' mulai mendapat perhatian sekitar tahun 1980an ketika para ilmuwan menemukan

adanya 'lubang' di lapisan ozon di Antartika. Lubang tersebut merupakan hasil dari tenaga

matahari yang mengeluarkan radiasi ultra yang tinggi. Radiasi itu berpecah menjadi molekul

oksigen sekaligus melepaskan atom bebas di mana setengahnya diikat dengan molekul

oksigen yang lain untuk membentuk ozon.


2.2.      Manfaat

Lapisan ozon melindungi bumi dari paparan sinar Ultra Violet B (UV-B) yang sangat

berbahaya bagi makhluk hidup di muka bumi. UV-B yang mempunyai panjang gelombang

280-315 nm, sebagian diserap oleh lapisan ozon, dengan demikian jumlah UV-B yang

mencapai bumi jumlahnya sangat sedikit. Paparan UV-B terhadap manusia dapat

mengakibatkan penyakit kanker kulit, katarak dan mengurangi system kekebalan tubuh.

Paparan UV-B juga dapat merusak kehidupan tanaman, organisme bersel satu dan ekosistem

perairan. Sedangkan UV-A (dengan panjang gelombang 315-400 nm) tidak diserap oleh

lapisan ozon. Radiasi UV-A dari sinar matahari sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup

makhluk hidup di permukaan bumi.

Lapisan ozon sangat penting karena ia menyerap radiasi ultra violet (UV) dari

matahari untuk melindungi radiasi yang tinggi sampai ke permukaan bumi. Radiasi dalam

bentuk UV spektrum mempunyai jarak gelombang yang lebih pendek daripada cahaya.

Radiasi UV dengan jarak gelombang adalah di antara 280 hingga 315 nanometer yang

dikenali UV-B dan ia merusak hampir semua kehidupan. Dengan menyerap radiasi UV-B

sebelum ia sampai ke permukaan bumi, lapisan ozon melindungi bumi dari efek radiasi yang

merusak kehidupan.

Ozon stratospheric juga memberi efek pada suhu atmosfer yang menentukan suhu

dunia. Berdasar hasil penelitian ilmuwan, lapisan ozon yang menjadi pelindung bumi dari

radiasi UV-B ini semakin menipis. Gas CFC disebut juga sebagai gas yang menyebabkan

terjadinya penipisan lapisan ozon ini. CFC digunakan oleh masyarakat modern seperti lemari

es, bahan dorong dalam penyembur, pembuatan buih dan bahan pelarut terutamanya bagi

kilang-kilang elektronik. Para ilmuwan sebenarnya sudah membuat teori dan ramalan

mengenai penipisan lapisan ozon ini tahun 1970an.


2.3       Proses Penipisan Ozon

Kerusakan lapisan ozon adalah istilah yang sering digunakan untuk mendeskripsikan

berkurangnya atau hilangnya lapisan ozon yang terdapat pada lapisan atmosfir. Berdasarkan

laporan dari NASA bahwa lubang ozon di Antartika telah mencapai 29 juta Km². Konsentrasi

rata – rata lapisan ozon kurang dari 200 DU dikategorikan sebagai lubang ozon (Ozone

Hole). Penyebab rusaknya atau menipisnya lapisan ozon yaitu oleh Bahan Perusak Ozon

(BPO) yang diemisikan dari berbagai kegiatan, baik dalam menggunakan atau memproduksi

barang mengandung BPO. Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah

kloroflorokarbon (CFC) yang mengakibatkan menipisnya lapisan ozon. CFC digunakan oleh

masyarakat modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya, misalnya dengan :

AC,Kulkas,bahan dorong dalam penyembur (aerosol), diantaranya kaleng semprot untuk

pengharum ruangan, penyemprot rambut atau parfum pembuatan busa,bahan pelarut terutama

bagi kilang-kilang elektronik

Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer

sebelum dihapuskan. Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke

dalam stratosfer (10 – 50 km). Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan sinar UV, dan

membebaskan atom KLORIN. Atom klorin ini berupaya memusnahkan ozon dan

menghasilkan LUBANG OZON. Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak

sinar UV memasuki bumi.

Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan ozon antara ketinggian

tertentu seluruh Antartika pada musim semi. Pembentukan ‘lubang’ tersebut terjadi setiap

bulan September dan pulih ke keadaan normal pada lewat musin semi atau awal musim

panas. Dalam bulan Oktober 1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang luas telah dilacak

di seluruh Antartika dengan kenaikan 60% pengurangan ozon berbanding dengan permukaan
lubang pra-ozon. Pada bulan Oktober 1991, permukaan terendah atmosfer ozon yang pernah

dicatat telah terjadi di seluruh Antartika.

1975, dikhawatirkan aktivitas manusia akan mengancam lapisan ozon. Oleh itu atas

permintaan “United Nations Environment Programme” (UNEP), WMO memulai

Penyelidikan Ozon Global dan Proyek Pemantauan untuk mengkoordinasi pemantauan dan

penyelidikan ozon dalam jangka panjang. Semua data dari tapak pemantauan di seluruh dunia

diantarkan ke Pusat Data Ozon Dunia di Toronto, Kanada, yang tersedia kepada masyarakat

ilmiah internasional.

1977, pertemuan pakar UNEP mengambil tindakan Rencana Dunia terhadap lapisan

ozon; 1987, ditandatangani Protokol Montreal, suatu perjanjian untuk perlindungan terhadap

lapisan ozon. Protokol ini kemudian diratifikasi oleh 36 negara termasuk Amerika Serikat.

1990 Pelarangan total terhadap penggunaan CFC sejak diusulkan oleh Komunitas Eropa

(sekarang Uni Eropa) pada tahun 1989, yang juga disetujui oleh Presiden AS George Bush.  

1991 Untuk memonitor berkurangnya ozon secara global, National Aeronautics and

Space Administration (NASA) meluncurkan Satelit Peneliti Atmosfer. Satelit dengan berat 7

ton ini mengorbit pada ketinggian 600 km (372 mil) untuk mengukur variasi ozon pada

berbagai ketinggian dan menyediakan gambaran jelas pertama tentang kimiawi atmosfer di

atas. 1995, lebih dari 100 negara setuju untuk secara bertahap menghentikan produksi

pestisida metil bromida di negara-negara maju. Bahan ini diperkirakan dapat menyebabkan

pengurangan lapisan ozon hingga 15 persen pada tahun 2000.

1995 CFC tidak diproduksi lagi di negara maju pada akhir tahun dan dihentikan

secara bertahap di negara berkembang hingga tahun 2010.Hidrofluorokarbon atau HCFC,

yang lebih sedikit menyebabkan kerusakan lapisan ozon bila dibandingkan CFC, digunakan

sementara sebagai pengganti CFC.


2.4.      Dampak Penipisan Lapisan Ozon

Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar radiasi ultra ungu

memasuki bumi. Radiasi ultra ungu ini dapat membuat efek pada kesehatan manusia,

memusnahkan kehidupan laut, ekosistem, mengurangi hasil pertanian dan hutan. Efek utama

pada manusia adalah peningkatan penyakit kanker kulit karena selain itu dapat merusak mata

termasuk kataraks dan juga mungkin akan melemahkan sistem imunisasi badan.

Pada bidang pertanian, penerimaan sinar ultra violet pada tanaman dapat

memusnahkan hasil tanaman utama dunia. Hasil kajian menunjukkan hasil tanaman seperti

'barli' dan 'oat' menunjukkan penurunan karena penerimaan sinar radiasi yang semakin tinggi.

Tanaman diperkirakan akan mengalami kelambatan pertumbuhan, bahkan akan cenderung

kerdil, sehingga merusak hasil panen dan hutan-hutan yang ada. Radiasi penuh ini juga dapat

mematikan anak-anak ikan, kepiting dan udang di lautan, serta mengurangi jumlah plankton

yang menjadi salah satu sumber makanan kebanyakan hewan-hewan laut. Kerusakan lapisan

ozon juga memiliki pengaruh langsung pada pemanasan bumi yang sering disebut sebagai

"efek rumah kaca". Usaha-usaha untuk mencegah penipisan ozon menjadi mulai dilakukan

bersama oleh semua negara di dunia. Usaha itu pun telah di galakkan secara serius melalui

UNEP (United Nation Environment Programme) salah satu organisasi PBB yang bergerak

dibidang program perlindungan lingkungan dan alam.

Menipisnya lapisan ozon dalam atmosfer bagian atas diperkirakan menjadi penyebab

meningkatnya penyakit kanker kulit dan katarak pada manusia, merusak tanaman pangan

tertentu, mempengaruhi plankton yang akan berakibat pada rantai makanan di laut, dan

meningkatnya karbondioksida (lihat pemanasan global) akibat berkurangnya tanaman dan

plankton. Sebaliknya, terlalu banyak ozon di bagian bawah atmosfer membantu terjadinya

kabut campur asap, yang berkaitan dengan iritasi saluran pernapasan dan penyakit pernapasan

akut bagi mereka yang menderita masalah kardiopulmoner.


Oleh karena itu, kita semua harus memandang serius masalah ini dan berupaya untuk

mencegah atau meminimalkan penipisan lapisan ozon di alam ini dengan cara meminimalkan

penggunaan bahan-bahan yang dapat mempertipis ozon agar generasi yang akan datang dapat

mewarisi alam sekitar yang masih baik.

2.5.      Bahan-bahan Kimia yang Berperan dalam Penipisan Lapisan Ozon

CFC,Halotan,metil bromide,khlorin.

2.6.      Pengendalian Penipisan Lapisan Ozon

Persoalan semakin rumit ketika pemerintah menjadikan industri sebagai lahan

mencari keuntungan (pendapatan asli daerah) sehingga industri semakin menunjukkan

egonya. Saat ini lapisan ozon telah berada pada titik yang mengkhawatirkan. Wilayah yang

paling berdampak adalah kutub utara dan selatan.Hal ini karena di atas kedua kutub tersebut (

di lapisan ozon ) terjadi reaksi antara ion chlor dan brom dengan ozon. Ion chlor dan brom

sendiri dihasilkan dari reaksi antara zat-zat kimia perusak lapisan ozon ( BPO ) dengan sinar

ultraviolet.

Akibat paling buruk pada lingkungan adalah terjadinya perubahan suhu secara global.

Gunung-gunung es di kutub utara akan mencair mengakibatkan naiknya permukaan air laut,

dan secara perlan-lahan hilanglah daratan. Sejumlah prediksi tentang Indonesia di antaranya

kenaikan permukaan air laut akan menggenangi daratan sejauh 50 m dari garis pantai

kepulauan Indonesia sepanjang 81.000 km. Lebih dari 405.000 Ha di daratan Indonesia akan

tenggelam, artinya ribuan pulau kecil terancam terhapus dari peta.

Radiasi ultraviolet juga akan berpengaruh pada kesehatan manusia. Untuk setiap

penipisan satu persen lapisan ozon diperkirakan sebanyak 2 persen radiasi ultraviolet sampai

ke permukaan bumi, dan menyebabkan peningkatan kanker kulit sampai 5 persen.Sekitar 12-

15 juta orang di seluruh dunia menderita kebutaan akibat katarak dan diperkirakan makin

lama jumlahnya makin meningkat bila kerusakan lapisan ozon tidak cepat ditanggulangi. Ini
adalah proses pemusnahan bumi secara cepat, mungkin dalam  periode 100 tahun mendatang

menurut Stephen R.Covey dalam bukunya The 7 Habbits of Highly Effective People dan

ramalan komputer World 3 USA.

2.7.      Pengendalian BPO

Untuk mengendalikan kerusakan lapisan ozon yang diperlukan saat ini adalah peran

serta semua pihak, baik pemerintah, industri maupun masyarakat. Namun, saat ini, sulit

mengharapkan industri untuk tidak memproduksi bahan perusak lapisan ozon (BPO) seperti

CFC, halotan, metil bromida. Karena, kecenderungan industri mengejar keuntungan demi

kelangsungan hidup perusahaan dan karyawannya. Contoh industri-industri besar di Amerika

Serikat seperti Exxon, melobi pemerintah Amerika Serikat agar menolak Protokol Kyoto

yang mengatur penurunan konsentrasi gas-gas rumah kaca (termasuk freon) di atmosfer yang

menyebabkan perubahan iklim. Dan efeknya, pemerintah AS menolak Protokol Kyoto.

Di Indonesia? Kita sering melihat "main mata" antara pemerintah dan industri. Ada

beberapa industri di Jawa Timur yang terus menerus diprotes masyarakat sekitar namun

mendapat penghargaan label hijau, sebagai industri yang ramah lingkungan dari

pemerintah.Kita juga bisa mengamati, sudah berbagai peraturan yang dikeluarkan

pemerintah, mulai kewajiban bagi industri membuat dokumen AMDAL, UKL-UPL, program

langit biru, Prokasih,  namun kenyataannya tingkat pencemaran lingkungan semakin tinggi,

masih ada industri yang bebas menjual bahan ( BPO ).

Persoalan semakin rumit ketika pemerintah menjadikan industri sebagai lahan

mencari keuntungan (pendapatan asli daerah) sehingga industri semakin menunjukkan

egonya. Banyak limbah industri dibiarkan begitu saja oleh pemerintah, banyak produk freon

dan sejenisnya dijual begitu saja walaupun sudah berulangkali diprotes masyarakat.Untuk

melindungi industri pemerintah sering membuat kebijakan yang mereka sebutkan sebagai

"ramah lingkungan" namun salah arah karena tidak menyentuh akar persoalan lingkungan.
2.8.      Program Insentif

Program insentif adalah memberikan penghargaan kepada industri pembuat freon.

Penghargaan yang diberikan berupa sertifikat ISO atau pun penghargaan lingkungan hijau,

yang memberikan gelar bahwa industri tersebut telah mensubstitusi produk freon dengan

produk lain yang tidak merusak lapisan ozon.Terdapat beberapa lembaga, seperti Sucofindo

yang memberikan sertifikat ISO kepada industri yang ramah lingkungan. Sertifikat diberikan

setelah dilakukan proses peninjauan dan telaahan serta evaluasi terhadap industri tersebut

berdasarkan komponen-komponen ISO.

LSM juga bisa memberikan penghargaan kepada industri. Walhi Jawa Timur

misalnya beberapa kali memberikan penilaian terhadap industri di Jawa Timur. Klub Tunas

Hijau dari Surabaya setiap tahun memberikan penghargaan kepada industri-industri di Jawa

Timur. Dengan program insentif tersebut akan menjadi referensi bagi masyarakat tentang

industri-industri mana yang produknya ramah terhadap lapisan ozon. Juga industri yang

produknya layak dibeli.

2.9.      Program Disinsentif

Program disinsentif adalah perilaku menolak produk yang tidak ramah terhadap

lapisan ozon. Upaya ini dilakukan oleh masyarakat, antara lain dengan :Pertama, bagi

konsumen diharapkan membeli produk, misalnya aerosol dalam kaleng, lemari es, pemadam

kebakaran, dan lain-lain yang berlabel ozone friendly atau Free CFC. Label tersebut

menunjukkan produk-produk tersebut tidak mengandung BPO seperti CFC atau halon. 

Kedua, bagi pemilik rumah, diharapkan menjadwalkan penggantian bahan pendingin

lemari es dan perabot rumah tangga lainnya yang masih menggunakan bahan pendingin CFC

dan HCFC dengan non-CFC.Ketiga, bagi petani, mempertimbangkan mengganti bahan

pestisida yang merusak ozon ini dengan bahan yang efektif dan aman.
Keempat, bagi teknisi, memperbaiki peralatan rumah tangga seperti kulkas atau AC,

meyakinkan bahwa bahan pendingin dari AC, lemari pendingin, atau freezer tersebut tidak

"bocor" atau terlepas ke atmosfer. Dan membantu memulai mengganti bahan pendingin

dengan yang non-CFC .

Kelima, bagi pegawai kantor, mengidentifikasi peralatan dan produk yang dibeli, busa

untuk bantalan alas duduk, larutan untuk mengoreksi tulisan di kertas, dan lain-lain yang

menggunakan BPO, membuat rencana untuk mengganti alat atau bahan tersebut dengan

bahan alternatif yang tidak merugikan.

Keenam, bagi guru, menginformasikan kepada murid-murid pentingnya melindungi

lapisan ozon. Mengajari murid bahaya pengaruh bahan perusak ozon /terhadap atmosfer,

kesehatan, langkah-langkah yang dilakukan secara nasional, maupun dunia internasional

untuk memecahkan masalah ini.

Ketujuh, bagi wartawan, secara intensif menginformasikan dampak-dampak

kerusakan lingkungan, menyadarkan masyarakat terhadap bencana akibat perilaku yang tidak

ramah ozon dan ikut mengawasi pelaksanaan bebas ozon yang dimulai sejak tahun 2008

( Uptlin, 2008 ). Dengan kegiatan pemberian insentif  dan disinsentif seperti di atas maka

industri akhirnya akan tahu diri  dan berupaya mencari substitusi pengganti BPO. Berarti,

masyarakat telah berpartisipasi aktif dalam pengendalian kerusakan lapisan ozon. Dan, ikut

membantu mencegah kecepatan kepunahan kehidupan di bumi.


BAB III

PENUTUP

3.1.      Kesimpulan

Menipisnya lapisan ozon disebabkan oleh BPO atau bahan perusak ozon yang

terkandung dari beberapa produksi yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya

CFC.Maka dari itu untuk pengendaliannya perlu kerja sama antara pemerintah dan seluruh

masyarakat agar mengurangi produksi dan pemakaian produk-produk yang mengandung

BPO atau CFC.

3.2.      Saran

Agar pemerintah dan masyarakat baik dari kalangan industri maupun umum, untuk

bekerja sama dalam menjalankan peraturan yang berkaitan dengan upaya penurunan polusi

udara agar dapat terlaksana dan diterapkan dengan baik dan seksama. Dengan penurunan

polusi udara, diharapkan akan mampu mencegah terjadinya penipisan Ozon yang membawa

akibat buruk tidak hanya terhadap lingkungan namun terhadap kelangsungan hidup manusia.

DAFTAR PUSTAKA
Soedomo Moestikahadi. 2001. Pencemaran Udara. Bandung: ITB Bandung

Julianti Araini. 2003. Lapisan Ozon Terus Berkurang.  Kimia lingkungan.

Yusnita, H. Pengendalian Kerusakan Ozon, (Online),

            (http://www.blogger.org/ozon.com, diakses 18 Agustus 2010).

http://www.acehblogger.org/Proses_Kerusakan_Lapisan_Ozon

Anda mungkin juga menyukai