METEOROLOGI LAUT
Disusun Oleh :
Kelompok 6
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
KATA PENGANTAR
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi
materi yang penulis sajikan maupun dari segi penulisannya. Untuk itu segala saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Harapan kami,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.
A. LATAR BELAKANG
Menurut Suryanto dan Lutfian (2019), Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
atmosfer da fenomena yang terjadi di dalamnya. Meteorologi berasal dari bahasa
Yunani meteoros yang artinya ruang atas (atmosfer), dan logos yang artinya ilmu. Sehingga secara
harfiah Meteorologi dapat di artikan sebagai ilmu tentang atmosfer.meteorologi juga diartikan
ilmu yang mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi di dalam atmosfer terutama pada
lapisan bawah yaitu troposfer. Penggagas pertama ilmu ini adalah seorang filsuf yunani,
Aristoteles.
Menurut Fadholi (2013), Iklim merupakan suatu sintesis kejadian-kejadian cuaca selama
kurun waktu yang panjang, yang secara statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai
statistik. Nilai statistik yang dimaksudkan antara lain nilai rata-rata, variasi, peluang nilai ekstrim,
dan lain-lain, dimana kondisi tersebut berbeda dengan keadaan yang ditunjukkan pada setiap
saatnya. Iklim suatu tempat merupakan keadaan keseimbangan antara semua unsur berbagai
komponen sistem iklim pada suatu kondisi masukan tertentu kepada sistem iklim ditempat
tersebut. Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh kesetimbangan panas di bumi. Peningkatan suhu
ini diperkirakan juga akan memicu perubahan dalam banyak aspek dari cuaca seperti pola angin,
energi konveksi, jumlah, tipe dan frekuensi hujan serta frekuensi kejadian cuaca ekstrim.
Iklim memiliki variasi di permukaan bumi yang biasa disebut variasi iklim. Variasi iklim
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut seperti ketinggian tempat, lintang tempat,
luas daratan, dan posisi matahari. Oleh karena hal itu, kami di makalah ini akan membahas tentang
variasi iklim di bumi berdasarkan ketinggian tempat.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
D. MANFAAT
Menurut Karyono (2016), Iklim di bumi sangat bervariasi dan dipengaruhi beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut antara lain adalah: presipitasi (hujan, salju), radiasi matahari, suhu udara,
kelembaban dan angin atau kecepatan udara. Tinggi rendahnya faktor iklim tersebut sangat
bervariasi antara satu dan lain tempat di dunia ini. Faktor iklim lain, seperti radiasi matahari juga
bervariasi. Secara umum jumlah radiasi matahari semakin berkurang di lokasi yang semakin jauh
dari ekuator. Suhu udarapun demikian, semakin jauh dari ekuator, suhu udara rata-ratanya semakin
rendah. Dalam hal kelembaban, angka tertinggi di dunia dijumpai di daerah tropis lembab seperti
Indonesia. Sedangkan variasi kecepatan angin umumnya berbanding terbalik dengan kelembaban.
Semakin tinggi kelembaban, kecepatan angin semakin rendah. Angin di daerah tropis lembab
umumnya memiliki kecepatan rendah di banding daerah sub tropis. Faktor ketinggian juga sangat
berperan penting pada perbedaan iklim. Hal ini disebabkan oleh tekanan yang berbanding lurus
dengan keinggian suatu tempat yang juga dapat mempengaruh angin padadaerah tersebut.
Terciptanya variasi iklim yang bermacam – macam di Permukaan bumi merupakan anugrah
yang tidak tergantikan, semua terjadi karena adanya beberapa factor yang menyebabkan semua itu
bisa terjadi.
- Kedudukan Bumi terhadap matahari karena matahari adalah sumber utama energy
dibumi, yang mengakibatkan adanya Revolusi dan Rotasi.
- Lintang Tempat menggambarkan sebaran daratan di permukaan bumi yang
dikaitkan dengan sinar matahari. Dan hal ini yang akan kami jelaskan lebih
mendalam
- Ketinggian tempat hal ini di pengaruhi oleh permukaan bumi yang kasar sehingga
ketinggian tempat juga beragam.
- Distribusi daratan dan lautan di karenakan daratan dan lautan memiliki perbedaan
dalam menerima energy dari matahari, misalkan terjadinya angina darat dan laut.
Di atas merupakan faktor Variasi iklim di permukaan bumi bisa terjadi dan tentunya
memberikan peran masing – masing dari faktor tersebut dalam kehidupan manusia sehari
– hari.
Menurut Khosim dan Lubis (2006), Junghuhn membuat klasifikasi iklim berdasarkan
ketinggian tempat dan tanaman budidaya yang dapat tumbuh didaerah tersebut. Semakin tinggi
tempat maka suhu akan berbanding terbaik, yaitu dingin.
Iklim ditentukan oleh faktor letak geografis, intensitas cahaya matahari, ketinggian tempat
dan letak lintang, serta aliran massa udara. Unsur-unsur iklim terdiri dari suhu, curah hujan, angin,
dan kelembapan. Berikut adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh variasi iklim di bumi
berdasarkan ketinggian tempat terhadap lingkungan sekitar.
1. Suhu
Suhu mempunyai arti yang penting karena suhu menentukan kecepatan reaksi-reaksi dan
kegiatan kimia dalam kehidupan. Perubahan suhu udara pada satu tempat dengan tempat lainnya
bergantung pada ketinggian tempat dan letak lintang. Perbedaan suhu karena perbedaan ketinggian
jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan perubahan suhu karena perbedaan letak lintang.
Semakin tinggi suatu tempat, maka suhu udara semakin rendah. Setiap ketinggian 100 m, suhu
berubah sekitar 0,5°C–1°C. Tumbuhan dan hewan sangat bergantung pada suhu. Tumbuhan dan
hewan memiliki perbedaan adaptasi terhadap keadaan suhu. Ada tumbuhan dan hewan yang
menyukai habitat yang panas dan ada tumbuhan dan hewan yang menyukai habitat yang dingin.
2. Curah Hujan
Air sangat diperlukan oleh tumbuhan dan hewan untuk proses perkembangan dan
metabolisme. Ketersediaan air di permukaan bumi menentukan jenis vegetasi. Semakin sedikit air,
maka akan semakin banyak tumbuhan berjenis xeromorf (tumbuhan dengan sifat menghambat air),
sedangkan untuk daerah yang mempunyai kecukupan air akan memiliki tumbuhan berjenis
mesofita (tumbuhan yang membutuhkan kecukupan air). Air yang ada di permukaan bumi berasal
dari hujan. Sebaran curah hujan di setiap tempat berbeda-beda. Hujan sepanjang tahun hanya
terdapat di beberapa bagian tempat tropis. Semakin jauh dari khatulistiwa, maka curah hujan
semakin berkurang.
3. Angin
Angin mempunyai pengaruh langsung terhadap vegetasi, terutama dalam menumbangkan
pohon-pohon atau dengan mematahkan dahan-dahan atau bagian lainnya. Angin mempunyai
pengaruh yang sama terhadap tanah, biasanya bersifat mengeringkan, atau membawa udara yang
lebih basah yang menurunkan transpirasi dan evaporasi, dan menyebabkan turunnya hujan. Udara
mempercepat tumbuhan kehilangan air dengan membawa udara yang belum jenuh dengan air
sehingga bersentuhan dengan daun-daun dan tunas-tunas yang masihmuda. Secara mekanik angin
juga dapat menyebabkan terjadinya erosi tanah dan abrasi vegetasi melalui partikel-partikel yang
dibawanya. Dan dari segi fisiologi, dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan dengan mengganti
udara yang basah dengan udara yang kering, dan akibatnya meningkatkan transpirasi.
4. Kelembapan
Kelembapan udara berbeda-beda karena temperatur di permukaan bumi berbeda. Perbedaan
ini dipengaruhi oleh letak lintang, ketinggian, dan waktu (pagi, siang, dan malam). Semakin ke
utara atau ke selatan khatulistiwa, kelembapan udara semakin menurun. Kelembapan merupakan
faktor dari curah hujan dan suhu yang menentukan ada atau tidaknya beberapa tumbuhan dan
hewan dalam habitat tertentu. Perbedaan unsur-unsur iklim yang telah diterangkan di atas
menyebabkan adanya keanekaragaman bioma.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keadaan bumi yang sangat luas mengakibatkan adanya variasi iklim yang bermacam –
macam, factor – factor yang mempengaruhi adanya variasi iklim di permukaan bumi adalah:
Berikut adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh variasi iklim di bumi berdasarkan
ketinggian tempat terhadap lingkungan sekitar:
1. Suhu
2. Curah Hujan
3. Angin
4. Kelembapan
B. SARAN
Mari kita jaga kestabilan bumi ini, mengingat semakin berubahnya iklim permukaan bumi.
Mempertahankan keseimbangan ekosistem dan biota yang ada di dalamnya demi kepentingan
bersama dan masa depan anak cucu kelak.
DAFTAR PUSTAKA
Fadholi, A. 2013. Uji perubahan rata-rata suhu udara dan curah hujan di kota Pangkalpinang.
Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi. 14 (1) : 11-25.
Karyono, T.H. 2016. Antisipasi arsitek dalam memodifikasi iklim melalui karya arsitektur. Jurnal
Sains dan Teknologi. 16 (3) :1-6.
Khosim, A., Kun, M.,L. 2006. Geografi SMA X. Grasindo : Jakarta
Suryanto W. dan A. Luthfian. 2019. Pengantar Meteorologi. UGM PRESS. Jogjakarta. 196 hlm