Anda di halaman 1dari 46

BAHAN AJAR

SUHU, ENERGI MATAHARI, DAN AIR DALAM


HUBUNGAN DENGAN TANAMAN

OLEH
IR. I WAYAN WIRAATMAJA, MP.
NIP. 19590418 198601 1 001

PROGRAM STUDI
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNUD
2017

i
KATA PENGANTAR

Berkat Asung Kertha Wara Nugraha Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha
Esa, maka Bahan Ajar “Suhu, Energi Matahari, Dan Air Dalam Hubungan Dengan
Tanaman” ini berhasil disusun. Materi Bahan Ajar ini merupakan sub pokok bahasan
dari mata kuliah Ekologi Tanaman.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada
rekan-rekan staf dosen Program Studi Agroekoteknologi dan Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Udayana atas segala bantuannya, baik moril maupun dorongan semangat.
Penulis menyadari bahwa Bahan Ajar ini belum sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan.
Semoga tulisan ini bermanfaat.

Denpasar, Juni 2017.


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………… iii

I. SUHU DALAM HUBUNGAN DENGAN TANAMAN………………………………………. 1-13

II. ENERGI MATAHARI DALAM HUBUNGAN DENGAN TANAMAN..……………. 14-28

III. AIR DALAM HUBUNGAN DENGAN TANAMAN..………………………………………… 29-41

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………….. 42-43

iii
I. SUHU DALAM HUBUNGAN DENGAN TANAMAN

1.1. Latar Belakang

Dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman salah satu faktor ekologi yang

sangatmempengaruhi adalah faktor suhu. Faktor tersebut mudah diukur dan seringkali

membatasi pertumbuhan dan distribusi tanaman. Suhu merupakan aspek intensitas dari energi

panas. Aspek kapasitas panas energi juga penting tetapi suhu atau aspek intensitas energi

pengaruhnya lebih langsung.

A. Aspek fisik

Pengertian Suhu mencakup 2 aspek yaitu derajat dan Insolasi.

Insolasi menunjukan energi panas dari matahari dengan satuan gram kalori/ cm2/ jam.

Satu gram kalori adalah sejumlah energi yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 gram

air sebesar 10o C.

Jumlah insolasi atau suhu suatu daerah tergantung kepada :

a. Latitude (letak 'intang) suatu daerah.

Pada daerah katulistiwa insolasi lebih besar dan sedikit )ariasi dibanding dengan sub

tropis dan daerah sedang. Jadi insolasi semakin kecil dengan bertambahnya latitude

karena sudut jatuh radiasi matahari makin besar atau jarak antara permukaan bumi

makin jauh.

b. Altitude (tinggi tempat dari permukaan laut). Semakin tinggi Altitude insolasi makin

rendah. Setiap naik 1000 kaki suhu turun 30o F.

c. Musim berpengaruh terhadap insolasi kaitannya dengan kelembaban udara dan

keadaan awan.

d. Angin berpengaruh terhadap insolasi kaitannya bila angin membawa uap panas

e.

1. Radiasi kalor

Hampir seluruh energi kalor (panas) di bumi berasal dari matahari. Energi itu terdiri atas

energi radiasi yang tersusun dari bermacam-macam panjang gelombang elektromaknetik .

1
panjang gelombang elektromaknetik yang di pancarkan matahari berbanding terbalik

denganfrekuensinya.

Energi radiasi yang berasal dari matahari sampai ke bumi disebut dengan incoming solar

radiation ( insolasi). Insolasi terdiri dari gelombang pendek dan gelombang panjang Spektrum

gelombang elektromagnetik (matahari) yang terdiri dari gelombang pendek ( kecil dari 400 mu)

disebut dengan sinar ultra ungu . sedangkan gelombang yang panjang gelombangnya lebih dari

760 mu disebut dengan sinar inframerah. Ultra ungu mempunyai efek foto kimia dan inframerah

mempunyai efek fotokimia dan infra merah mempunyai efek fotothermal tertentu. Sudut

pandang sinar matahari tergantung pada latitude, musim dan kemiringan (slope) . Sudut sinar

matahari yang vertikal memberikan isolasi yang lebih besar bila disbandingkan dengan sudut

sinar yang datangnya miring (obligue) . Intensitas isolasi terbesar pada saat tengah hari karena

sudut datang sinar hampir vertikal dan intensitas insolasi yang terkecil terjadi pada pagi dan sore

karena sudut datang lebih miring dibandingkan dengan tengah hari. Sebaran insolasi

dipermukaan bumi bervariasi munurut latitude. Insolasi tahunan terbesar diequator dan menurun

sedikit demi sedikit ke arah kutub. Di daerah katulistiwa (equator) dan jumlah insolasi yang

diterima selama satu tahun hampir empat kali lipat lebih besar dari kutub. Variasi insolasi yang

diterima bumi juga disebabkan oleh :

1. Faktor musim.

Energi matahari yang lebih lemah dimusim dingin daripada musim panas. Pada musim

dingin sinar matahari harus menembus lapisan atmosfer yang lebih tebal . Hal ini juga

berkaitan dengan sudut datang sinar. Pada sudut sinar datang 90 atmosfer manahan 22

% energi radiasi dan 99% untuk sinar datang 5. berkurangnya panas ke arah kutub pada

2
musim panas dapatdiatasi oleh pertambahan panjang hari ( lamanya penyinaran) .

matahari bersinar lebih lama berarti energi yang diterima lebih besar .

2. Faktor sudut datang dan kemiringan yang dikontrol oleh latitude.

3. Faktor kecerahan atmosfir. Atmosfer yang mengandung banyak debu, uap air , gas-gas

tertentu dan awan mengakibatkan energi matahari terhalang mencapai permukaan

bumi, sehingga insolasi kecil. Didaerah tropik lapisan pemantul dan penghambur lebih

tipis dibandingkan dengan daerah sedang, namun pengaruh ini juga berfluktuasi sesuai

dengan musim atau panjang hari.

4. Faktor yang dominan besarnya insolasi ditentukan oleh energi yang dihasilkan oleh

matahari itu sendiri dan jaraknya dengan bumi. Matahari diperkirakan mengeluarkan

energi setiap tahun sebesar 1-3 X 10 kalori. Dari angka itu permukaan bumi menerima

sebesar 2 gram kalori setiap luasan 1 cm dan setiap menit. Angka ini disebut dengan

konstante matahari. Di samping itu besarnya energi matahari yang sampai kepermukaan

bumi ditetukan pula oleh jarak matahari dengan bumi. Selama revolusi bumi ( bumi

beredar mengelilingi matahari pada orbiitnya) bumi membuat jarak yang berbeda

setiap waktu dengan matahari, karena bentuk orbit bumi adalah seperti ellips. Matahari

terletak pada salah satu titik fokusnya. Jarak yang terjauh dicapai bumi disebut dengan

aphellium pada tanggal 1 juli dengan jarak kira-kira 1,52 x 10 km. Jarak terdekat disebut

dengan perihellium , kira-kira 1,49 x 10 km.

2.Transfer panas

Pemindahan panas dari suatu benda ke benda lain dapat berlangsung dengan cara

konduksi, konveksi dan radiasi.

a. Konduksi

Konduksi merupakan cara perambatan panas dari satu molekul ke molekul lainnya ataudari

satu benda ke benda lainnya. Konduksi berlangsung sebagai akibat bersentuhan antara benda

yang suhunya tinggi dengan benda yang suhunya rendah atau dari molekul0ke molekullain yang

berbeda suhunya.

3
b. Konveksi

konveksi adalah transfer panas dengan cara aliran. Konveksi berlangsung sebagai akibat

berkurangnya massa jenis suatu zat bila dipanaskan. Konveksi lebih umum terjadi pada zat cair

dan gas. Massa benda yang dipanaskan akan memuai sehingga massa jenisnya turun dan akan

mengalir ke atas benda yang massa jenisnya lebih besar. Transfer panas di atmosfir pada umunya

berlangsung dengan konveksi . lapisan udara sebelah bawah yang dipanasi oleh radiasi dan

konduksi akan mengembang, berkurang kepadatannya, naik dan diganti oleh udara yang lebih

padat dan berat. Massa udara yang turun dan berat. Massa udara yang turun dan berat itu

menerima panas lagi dari radiasi dan konduksi seperti semula. Begitulah seterusnya sehingga

lapisan atmosfer memperoleh panas yang hampir merata di lapisan dekat permukaan bumi.

c. Radiasi

Radiasi adalah transfer panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Proses

rambatannya telah dibicarakan sebelumnya. Dari seluruh radiasi energi matahari yang

dipancarkan oleh matahari, hanya kira-kira 7 % yang dapat ditangkap oleh tanaman.

Selebihnya dipantulkan kembali ke atmosfir melalui penguapan, refleksi dan lain-lain.

4
ke tiga model transfer panas itu akan mempengaruhi suhu udara dan tanah serta suhu air

permukaan bumi. Hubungan antara suhu udara dan insolasi sering tidak kentara, karena

disebabkan oleh awan dan partikel-partikel yang terdapat di atmosfir yang mengahlangi

radiasiyang di terima atau sama sekali hilang di angkasa. Fluktuasi suhu harian dan insolasi

dipengaruhi oleh kapasitas panas udara dan permukaan tanah serta variasi sudut

penyinaranmatahari selama satu hari. Hubungan antara suhu udara haruan dan insolasi harian

dapat dilihat pada gambar 1.

Setiap kenaikan 100 meter dari permukaan laut di daerah tropik suhu turun kira-kira 0,6

o C sampai pada ketinggian 1,5 km (Lockwood, 1074 dalam Lonteith, 1977), pada ketinggian

yang sama di equator perbedaan suhu udara antara 20 o C dan 30 oC . setiap bulan dalam

setahun. Sedangkan di daerah savana perbedaan panas dan dingin tercatat hanya kira-kira 7 o C

. suhu udara dapat mempengaruhi iklim mikro tanaman. Pada prinsipnya suhu yang dibutuhkan

olehorgan tanaman diekspos dari matahari dan digunakan untuk beberapa proses.

B. ASPEK FISIOLOGIS

Kisaran suhu di alam antara -273 o C sampai berjuta-juta o C (di pusat matahari) . Untuk

pertumbuhan tanaman diperlukan suhu antara 15-40 o C . Dibawah suhu 15 o C atau diatas 40 o

C pertumbuhan tanaman menurun secara drastis. Suhu akan mengaktifkan proses fisik dan

proseskimia pada tanaman. /nergi panas dapat menggiatkan reaksi0reaksi biokimia pada

tanaman ataureaksi fisiologis dikontrol oleh selang suhu tertentu. Suhu meningkatkan

perkembangan tanaman sampai batas tertentu. Hubungan suhu dengan pertumbuhan tanaman

menunjukkan hubungan yang linear sampai batas tertentu, setelah tercapai titik maksimum

(puncak) hubungan kedua variabel itu menunjukkan hubungan parabolik

5
Pada tahap ab.

 Merupakan tahap pertumbuhan yang sangat cepat.

 Suhu meningkatkan laju pertumbuhan membentuk garis lurus (linear) dimana kurvanya

merupakan fungsi eksponensial dengan suhu.

 Pada tahap ini energi panas dapat mengaktifkan seluruh sistem (perangkat)

pertumbuhan. Sehingga efisiensi penggunaan energi panas oleh tanaman adalah besar.

/nergi panas yang terbuang percuma berada pada jumlah yang kecil, atau energi panas

yang tertangkap molekul dapat meningkatkan gerakan0gerakan molekul dalam

jaringan tanaman.

Pada tahap bc.

 Kecepatan pertumbuhan tanaman menurun* sehingga rata0rata fluktuasi pertumbuhan

dapat membentuk garis mendatar.

 Fluktuasi kecepatan pertumbuhan pada tahap ini sering disebabkan oleh factor-faktor

tumbuh lainnya diluar suhu seperti air, cahaya, ketersediaan oksigen dan karbondioksida

6
serta unsur hara kadang0kadang menjadi faktor pembatas, tetapi masih dapat ditolerir

oleh tanaman.

 Titik - merupakan titik kritis dimana ketersediaan faktor tumbuh diluar suhu memegang

peranan penting. Kondisi sedikit saja dibawah optimum dapat menjadi faktor pembatas

(limiting factor)

Tahap cd.

 merupakan tahap pertumbuhan menurun, dimana energi panas tidak lagi dapat

meningkatkan laju pertumbuhan.

 Pada tahap ini penurunan kecepatan pertumbuhan sebanding dengan kenaikan suhu.

 Dibandingkan dengan tahap ab, garis proyeksi a-b selalu lebih besar daripada garis

proyeksi c-d. Hal ini berarti bahwa percepatan pertumbuhan pada tahap C-D. Kondisi ini

dapat diartikan bahwa kenaikan suhu sebanding dengan penurunan aktivitas enzim

pertumbuhan dan sebanding pula dengan kerusakan protein, sebagai bahan baku enzim.

 Dapat diketahui bahwa panas dapat meningkatkan energi kinetik dari molekul-molekul

tanaman yang membuat laju reaksi biokimia meningkat sampai batas tertentu dan

panas yang terlalu tinggi tidak lagi menguntungkan pada tanaman.

Hubungan suhu dengan pertumbuhan tanaman dijelaskan dalam suatu metode

“remainder index” atau heat unit, yaitu suatu metode pendekatan antara agronomi dan

klimatologi. Teknik ini menurut Newman dan Blair, 1969 dan Yahya, 1988 melihat hubungan

antara laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan akumulasi suhu rata-rata harian

diatas suhu baku (dasar) suhu dasar bervariasi menurut jenis tanaman.

7
Suhu baku suatu tanaman diukur dalam percobaan terkontrol dalam growth chamber.

Suhu baku adalah titik suhu yang menunjukkan tidak terjadinya proses fisiologis tanaman. Suhu

baku bervariasi pada setiap tanaman dan pada setiap proses perkembangan. Contoh suhu baku

untuk tanaman kentang 7,2 o C, jagung 10 o C, kedele 7,8 o C, dan kapas 16,6 o C.

Penggunaan praktis Reminder Indek adalah untuk menentukan kebutuhan panas reaks-reaksi

fisiologis dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman mulai dari tanam sampai panen.

Perhitungan heat unit (satuan panas) atau remainder indek yang cermat dapat menentukan

saattercapai suatu tahap perkembangan tanaman tertentu, misalnya pembungaan, masak

fisiologis atau panen yang lebih akurat.

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman memerlukan sejumlah panas, hal ini dikenal

sebagai heat unit. Sejumlah suhu di atas batas aktivitas vital merupakan dasar dari sistim

heat unit .Jumlah satuan panas (heat unit) dalam satu hari diperoleh dari pengurangan suhu

aktual dengan suhu dasar pada hari itu. Kebutuhan satuan panas (heat unit) tanaman dapat

dihitung dari awal penanaman sampai panen. Sistim ini disebut juga sebagai “remainder index

system” Nilai-nilai dinyatakan dalam “ day degrees “ atau “ degrees day” atau heat unit

atauthermal unit.

Kegunaan sistim heat unit :

1. Mengemukakan adanya perbedaan lamanya masa pertumbuhan bagi setiap varietas.

2. Menentukan panen.

3. Melindungi panen dan mengurangi masa tidak aktif.

4. Membantu meramalkan kebutuhan pekerja untuk pelaksanaan pabrik.

5. Menolong pemanenan dan biaya produksi.

6. Membantu dalam mengontrol kualitas.

Hal-hal yang membatasi penggunaan sistim heat unit antara lain yaitu :

1. Kesuburan tanah dimana faktor tersebut mempengaruhi kematangan, sebagai contoh

kematangan dipercepat pada tanah yang mengandung P sedang pada tanah banyak

mengandung C memperlambat kematangan.

2. Tipe tanah sandy soil akan cepat panas, sedang heavy soil lambat.

3. Topografi, lereng dan drainase juga penting karena mempengaruhi keadaan kelembaban

8
dan suhu.

4. Altitude dan latitude mempengaruhi heat unit.

5. Frost dan rusak akibat kekeringan tidak diperhitungkan dalam sistim ini

6. Angin, hujan es, taufan, insektisida dan penyakit sangat mempengaruhi hilai

heat unit terhadap tanaman".

7. Intensitas cahaya matahari diukur dalam gram kalori per cm2 lebih dari akumulasi suhu

Masalah pada head unit.

Kelemahan lain dari sistim penjumlahan suhu ini adanya faktor pertumbuhan dan

perkembangan tanaman tidak langsung dipengaruhi oleh suhu. Sistim ini tidak

mempertimbangkan efek suhu siang dan malam dan selang suhu, masalah yang timbul dengan

penerapan reminder indek adalah tidak diperhitungkannya pengaruh merusak atau merugikan

akan suhu ekstrim selama pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Suhu ekstrim (tinggi atau

rendah) diluar suhu kardinal selama pertumbuhan dan perkembangan tanaman selalu ada dan

pengaruhnya terdapat proses fisiologis tanaman sulit untuk dideteksi, karena banyak aspek.

Pengaruh suhu ekstrim dapat menyebabkan kesalahan-kesalahan dalam menetapkan

tercapainya suatu fase pertumbuhan atau perkembangan tanaman. Berdasarkan kenyataan

diatas lahir ide untuk menyusun suatu metode yang bermaksud untuk memperhitungkan

pengaruh-pengaruh merusak akibat suhu ekstrim. Metode ini dikenal dengan indek fisiologis.

Hubungan physiological indek dan remainder indek dapat dilihat pada gambar.

9
Pengaruh Suhu Minimum terhadap Tanaman

a. Pada suhu rendah (minimum) pertumbuhan tanaman menjadi lambat bahkan terhenti,

karena kegiatan enzimatis dikendalikan oleh suhu.

b. Suhu tanah yang rendah akan berakibat absorpsi air dan unsur hara terganggu, karena

transpirasi meningkat. Apabila kekurangan air ini terus menerus tanaman akan rusak.

Hubungan suhu tanah yang rendah dengan dehidrasi dalam jaringan tanaman adalah

apabila suhu tanaman rendah viskositas air naik dalam membran sel, sehingga aktivitas

fisiologis sel-sel akar menurun.

c. Suhu tanah yang rendah akan berpengaruh langsung terhadap populasi mikroba tanah. Laju

pertumbuhan populasi mikroba menurun dengan menurunnya suhu sampai di suhu 0 o C,

sehingga banyak proses penguraian bahan organik dan mineral esensial dalam tanah yang

terhalang. Aktivitas nitrobakteria menurun dengan menurunnya suhu, sehingga proses

nitrifikasi berkurang.

d. Pada tanaman tropik memperlihatkan pertumbuhan yang terhambat pada suhu 20 o C laju

pertumbuhan menurun dengan pesat menjelang suhu 10oC dan mati setelah suhu turun terus

dibawah 10oC.

e. Pada umumnya respirasi menurun dengan menurunnya suhu dan menjadi cepat bila suhu

naik.Pada suhu yang amat rendah respirasi terhenti dan biasanya diikuti pula

10
terhentinyafotosintesa. <ondisi ini dapat diartikan tercapainya suhu vital. Suhu vital berada

sedikit diatastitik beku.

f. Suhu rendah pada kebanyakan tanaman mengakibatkan rusaknya batang, daun muda,

tunas bunga dan buah. Besarnya kerusakan orang atau jaringan tanaman akibat suhu rendah

tergantung pada keadaan air, keadaan unsur hara, morfologis dan kondisi fisiologis tanaman.

Tanaman yang tumbuh didaerah yang berkecukupan air lebih sensitif daripada tanaman

yang biasa hidup dilingkungan kering terutama pengaruh frost. Tanaman yang jaringannya

kayaunsur kalium biasa lebih tahan terhadap suhu rendah, tetapi jaringan yang banyak

mengandung nitrogen pada umumnya lebih rapuh. Lapisan gabus dan lilin pada organ

tanaman dapat menaruh pengaruh buruk yang disebabkan oleh suhu rendah. Keadaan ini

sangat tergantung pada kondisi fisiologis tanaman

Pengaruh Suhu Optimum terhadap Tanaman

a. Laju pertumbuhan tanaman berjalan pada kecepatan maksimum bila suhu berada pada

kondisi optimum, kalau factor-faktor lain tidak menjadi pembatas.

b. Dalam selang suhu minimum ke optimum, kecepatan pertumbuhan berbeda tidak nyata

kalau waktu cukup lama, tetapi kecepatan pertumbuhan bertambah tinggi bila semakin

dekat dengan suhu optimum.

c. Pada jarak suhu optimum ke suhu maksimum, kecepatan pertumbuhan pada umumnya

menurun, kecuali pada jenis tanaman tertentu pertumbuhan berlangsung cepat. Pada suhu

optimum, dan tanaman tidak stress air suhu daun mengikuti suhu udara dan suhu akar akan

mengikuti suhu tanah.

d. Urutan pengaruh suhu terhadap fungsi tanaman adalah sebagai berikut : Pertumbuhan,

Pembelahan sel, Fotosintesa, dan respirasi.

e. Panas memberikan energi untuk beberapa fungsi tanaman agar tanaman dapat

melaksanakan proses-proses fisiologisnya.

f. Suhu juga mempengaruhi produk sintesa dan metabolisme tanaman. Pada suhu rendah

tanaman terangsang untuk membentuk polisakarida lebih banyak karena respirasi

11
menurun.Hal ini tentu berkaitan dengan kegiatan fotosintesa sebelumnya. Laju akumulasi

karbohidrat akan lebih cepat bila suhu semakin menurun menjelang panen.

g. Tanaman di daerah sedang, suhu optimum untuk fotosintesa lebih rendah dibandingkan

dengansuhu optimum untuk respirasi. Pernyataan ini akan menjawab kenapa tanaman

penghasil karbohidrat memberikan hasil yang lebih tinggi (seperti jagung, kentang) didaerah

beriklim sedang dibandingkan dengan hasil tanaman yang dicapai oleh tanaman yang sama

ditanam pada daerah yang lebih panas.

h. Pada tahap perkecambahan, selain untuk pertumbuhan energi juga dibutuhkan untuk

menembus kulit biji.

i. Kebutuhan energi pada tahap pembungaan ditujukan untuk pertumbuhan vegetatif dan

digunakan untuk membentuk sel-sel gamet. Kebutuhan energi yang besar ini dibuktikan suhu

optimum untuk tahap perkecambahan dan pembungaan lebih besar dari pada suhu optimum

untuk tahap lainnya dalam siklus hidup tanaman. Kalau kebutuhan energi panas tidak terpen

uhi tanaman tida dapat berkecambah atau berbunga.

j. Dalam siklus hidup tanaman kedua tahap ini merupakan fase kritis, fase dimana permintaan

tanaman akan suhu dan faktor tumbuh lainnya adalah besar. Tanaman akan muncul lebih

cepat ke permukaan tanaman, kalau suhu tanah mendekati optimum 21oC.

Pengaruh Suhu Maksimum terhadap Tanaman.

a. Jaringan tanaman akan mati apabila suhu mencapai 45oC sampai 55oC selama 2 jam.

b. Tanaman yang kadar karbohidrat tinggi lebih tahan terhadap suhu ekstrem tinggi, karena

denaturasi karbohidrat lebih tahan dibandingkan protein. Denaturasi portein terjadi pada

45oC sedangkan karbohidrat baru rusak pada suhu diatas 55oC, bahkan ada yang

sampai 85oC.

c. Laju respirasi dipengaruhi oleh suhu respirasi rendah bahkan terhenti pada suhu 0oC dan

maksimal pada suhu 30oC – 40oC. Respon Respirasi terhadap suhu tidak sama pada jenis

tanaman dan pada setiap tahap perkembangan tanaman. Pada tanaman tropis respirasi

maksimal terjadi pada suhu 30oC dan tanaman daerah sedang respirasi maksimal 40oC. Suhu

tinggi (diatas optimum) akan merusak tanaman dengan mengacau arus respirasi dan

12
absorpsiair. Bila suhu udara meningkat, laju transpirasi meningkat karena penurunan defisit

tekananuap dari daya yang hangat dan suhu daun tinggi yang mengakibatkan peningkatan

tekanan uapair padanya. Kelayuan akan terjadi bila laju absorpsi air terbatas karena

kurangnya air atau kerusakan sistem vaskuler atau sistem perakaran. Tingkat kerusakan

akibat suhu tinggi lebih besar pada jaringan yang lebih muda karena terjadi denaturasi

protoplasma oleh dehidrasi.

d. Pada saat pembentukan sel generatif* suhu tinggi mengakibatkan rusaknya sistem

pembelahan mitosis yang berlangsung dengan cytokinesis. Hal ini terlihat adanya kegagalan

pembentukan biji akrena pollengrain yang terbentuk steril.

e. Pada suhu 45o

C akan mengganggu aktivitas enzim diantaranya enzim proteinase dan pepidase.

Enzim proteinase berfungsi uantuk merombak protein menjadi lipids. Sedangkan

Enzim peptidase

merombak peptids menjadi asam amino. Oleh karena itu tidak berkecambahnya biji (teruta

ma kedele dan jagung) pada suhu tinggi karena kegagalan metabolisme biji yang disebabkan

oleh kekurangan bahan dasar, yakni asam amino.

f. Translokasi asimilat terjadi dengan adanya molekul atau ion melintasi membran dari ke

daun jaringan yang merismatik. Pada suhu tinggi translokasi asimilat terhalang karena terjadi

nyadehidrasi, karena respirasi meningkat. Hal ini pula sebabnya suhu tinggi terjadinya

gangguan pertumbuhan pada jaringan merismatik akibat asimilat sebagai bahan dasar tida

dapatmencapai jaringan tersebut.

g. Pada Suhu yang terlalu tinggi dan datangnya tiba-tiba akan menyebabkan terjadinya

perubahan genetis dalam sel atau disebut juga mutasi. Mutasi gene dapat terjadi akibat suhu

tinggi yang datangnya tiba-tiba. Suhu tinggi yang datangnya tiba-tiba mempunyai

daya tembus yang sangat kuat sehingga dapat mencapai bahan genetis dalam inti sel,

akibatnya terjadi perubahan pasangan alel-alel dalam kromosom.

13
II. ENERGI MATAHARI DALAM HUBUNGAN
DENGAN TANAMAN

2.1 Latar Belakang

Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk

hidup didunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil, cahaya matahari sangat

menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk

menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi

untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. cahaya merupakan faktor penting

terhadap berlangsungnya fotosintesis, sementara fotosintesis merupakan proses yang menjadi

kunci dapat berlangsungnya proses metabolisme yang lain di dalam tanaman.

Pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap jenis tanaman. Tanaman C4, C3, dan CAM

memiliki reaksi fisiologi yang berbeda terhadap pengaruh intensitas, kualitas, dan lama

penyinaran oleh cahaya matahari. Selain itu, setiap jenis tanaman memiliki sifat yang berbeda

dalam hal fotoperiodisme, yaitu lamanya penyinaran dalam satu hari yang diterima tanaman.

Perbedaan respon tumbuhan terhadap lama penyinaran atau disebut juga fotoperiodisme,

menjadikan tanaman dikelompokkan menjadi tanaman hari netral, tanaman hari panjang,

dan tanaman hari pendek.

Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan,

meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya

saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang

kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan

berwarna pucat ( tidak hijau ). Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya

atau tanaman berada di tempat yang gelap. Cahaya juga dapat bersifat sebagai

penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena dapat memacu difusi

auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Cahaya yang bersifat sebagai inhibitor tersebut

disebabkan oleh tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk

penunjang sel – sel tumbuhan sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang

menyebabkan tumbuhan – tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek,

lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh.

14
Dikarenakan sinar matahari sangat penting dan memberikan pengaruh besar terhadap

pertumbuhan dan perkembangan tanaman, maka pada tugas kelompok kali ini, akan

dibahas lebih lanjut dan mendalam mengenai peranan dan pengaruh sinar matahari terhadap

pertumbuhan tanaman dari sudut pandang proses fisiologi, pertumbuhan vegetatif, dan

pertumbuhan generatif tanaman.

2.2 Pengertian Cahaya

Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi matahari

diradiasikan kesegala arah dan hanya sebagian kecil saya yang diterima oleh bumi. Energi

matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi. Disebut radiasi dikarenakan aliran

energi matahari menuju ke bumi tidak membutuhkan medium untuk mentransmisikannya.

Energi matahari yang jatuh ke permukaan bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang

menjalar dengan kecepatan cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan

biasanya dinyatakan dalam micron.

2.3 Pengetian Tumbuhan

Tumbuhan adalah salah satu benda hidup yang terdapat di alam semesta. Tumbuhan

adalah organisme benda hidup yang terkandung dalam alam Plantae. Biasanya, organisme

yang menjalankan proses fotosintesis adalah diklasifikasikan sebagai tumbuhan. Tumbuhan

memerlukan cahaya matahari untuk menjalani proses fotosintesis. Tumbuhan merangkumi

semua benda hidup yang mampu menghasilkan makanan dengan menggunakan klorofil

untuk menjalani proses fotosintesis.

Jika dihubungkan dengan fotosintesis, tanaman dibedakan menjadi 3, yaiu tanaman

C3, C4 dan tanaman CAM. Perbedaan yang mendasar antara tanaman tipe C3, C4, dan CAM

adalah pada reaksi yang terjadi di dalamnya. Pada tanaman yang bertipe C3 produk awal

reduksi CO2 (fiksasi CO2) adalah asam 3-fosfogliserat atau PGA. Terdiri atas sekumpulan

reaksi kimia yang berlangsung di dalam stroma kloroplas yang tidak membutuhkan energi

dari cahaya mataharai secara langsung. Sumber energi yang diperlukan berasal dari fase

terang fotosintesis. Sekumpulan reaksi tersebut terjadi secara simultan dan berkelanjutan.

15
Memerlukan energi sebanyak 3 ATP. PGAL yang dihasilkan dapat digunakan dalam peristiwa

yaitu sebagai bahan membangun sel, untuk pemeliharaan sel dan disimpan dalam bentuk

pati. Berdasarkan proses reaksi yang terjadi pada tanaman C3, telah diketahui bahwa

tanaman C3 dapat tumbuh baik dibawah naungan tau ditempat yang intensitas mataharinya

rendah.

Tanaman C4 adalah tanaman yang mampu hidup di lahan yang terpapar intensitas

matahari penuh. Pada tanaman tipe C4 yang menjadi cirinya adalah produk awal reduksi

CO2 (fiksasi CO2) adalah asam oksaloasetat, malat, dan aspartat ( hasilnya berupa asam-

asam yang berkarbon C4). Reaksinya berlangsung di mesofil daun, yang terlebih dahulu

bereaksi dengan H2O membentuk HCO3 dengan bantuan enzim karbonik anhidrase. Memiliki

sel seludang di samping mesofil. Tiap molekul CO2 yang difiksasi memerlukan 2 ATP. Tanaman

c4 juga mengalami siklus calvin seperti peda tanaman C3 dengan bantuan enzim Rubisko.

Sedangkan pada tanaman tipe CAM yang menjadi ciri mendasarnya adalah memiliki

daun yang cukup tebal sehingga laju transpirasinya rendah. Stomatanya membuka pada

malam hari. Pati diuraikan melalui proses glikolisis dan membentuk PEP. CO2 yang masuk

setelah bereaksi dengan air seperti pada tanaman C4 difiksasi oleh PEP dan diubah menjadi

malat. Pada siang hari malat berdifusi secara pasif keluar dari vakuola dan mengalami

dekarboksilasi. Melakukan proses yang sama dengan tanaman C3 pada siang hari yaitu daur

Calvin. Melakukan proses yang sama dengan tanaman C4 pada malam hari yaitu daur Hatch

dan Slack.

2.4 Pengertian Fotosinesis

Dalam hubungan antara cahaya matahari dengan tanaman, selalu terdapat keterkaitan

antara sinar matahari dan proses fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses pembuatan

makanan yang terjadi pada tumbuhan hijau dengan bantuan sinar matahari dan enzim-

enzim. fotosintesis adalah fungsi utama dari daun tumbuhan. Proses fotoseintesis ialah proses

dimana tumbuhan menyerap karbondioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen

yang diperlukan sebagai makanannya. Tumbuhan menyerap cahaya karena mempunyai

pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan.

16
Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplast. klorofil menyerap cahaya yang akan

digunakan dalam fotosintesis. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang

mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati

lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya

sebagian besar proses fotosintesis.

6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2.

Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan

dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler

yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada

respirasi seluler adalah kebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa)

dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbondioksida, air, dan

energi kimia.

2.5 Pengertian Cahaya dan Peranan dalam Kehidupan

Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi matahari

diradiasikan kesegala arah dan hanya sebagian kecil saya yang diterima oleh bumi. Energi

matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi. Disebut radiasi dikarenakan aliran

energi matahari menuju ke bumi tidak membutuhkan medium untuk mentransmisikannya.

Energi matahari yang jatuh ke permukaan bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang

menjalar dengan kecepatan cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan

biasanya dinyatakan dalam micron.

Bagi manusia dan hewan cahaya matahari berfungsi sebagai penerang. Sedangkan

bagi tumbuhan dan organisme berklorofil, cahaya matahari dapat dimanfaatkan sebagai

bahan baku dalam proses fotosintesis. Dalam proses ini energi cahaya diperlukan untuk

berlangsungnya penyatuan CO₂ dan air untuk membentuk karbohidrat.

Lebih lanjut, adanya sinar matahari merupakan sumber dari energi yang

menyebabkan tanaman dapat membentuk gula. Tanpa bantuan dari sinar matahari,

17
tanaman tidak dapat memasak makanan yang diserap oleh tanah, yang mengakibatkan

tanaman menjadi lemah atau mati.

2.6 Proses Tanaman Mendapatkan Energi

Pada kegiatan budaya pertanian, Pengaruh unsur cahaya menjadi perhatian serius.

Hal tersebut dikarenakan hampir semua objek agronomi berupa tanaman hijau yang memiliki

kegiatan fotosintesa. Penerapan energi pelengkap dalam bentuk kerja manusia dan hewan,

bahan bakar, mesin, alat-alat pertanian, pupuk, dan, obat-obatan tidak lain adalah sebagai

usaha untuk meningkatkan proses konversi energi matahari ke dalam bentuk produk

tanaman.

Tidak semua energi cahaya matahari dapat diabsorpsi oleh tanaman. Hanya cahaya

tampak saja yang dapat berpengaruh pada tanaman dalam kegiatan fotosintesisnya. Cahaya

itu disebut dengan PAR (Photosynthetic Activity Radiation) dan mempunyai panjang

gelombang 400 mili mikron sampai 750 mili micron. Tanaman juga memberikan respon yang

berbeda terhadap tingkatan pengaruh cahaya yang dibagi menjadi tiga yaitu, intensitas

cahaya, kualitas cahaya, dan lamanya penyinaran.

Oleh tumbuhan radiasi matahari berupa cahaya tampak ditangkap oleh klorofil pada

tanaman dalam proses yang disebut proses fotosintesis. Hasil fotosintesis menjadikan bahan

utama untuk proses pertumbuhan dan cadangan makanan tanaman.

Proses fotosintesis pada tanaman dilakukan di siang hari dikala matahari menyinari

bumi. Dengan menggunakan cahaya matahari tumbuhan mengubah gas karbondioksida dan

unsur-unsur mineral dalam tanah serta air untuk menghasilkan gula (glukosa) dan oksigen.

Proses ini dilakukan oleh zat hijau daun bernama klorofil yang berada di daun dan dilindungi

oleh lapisan lilin untuk mencegah penguapan. Gula hasil fotosintesis disimpan tumbuhan

sebagai cadangan energi, dan oksigen sebagai hasil sampingannya.

Gula yang telah dibuat kemudian digunakan oleh tumbuhan untuk proses

metabolismenya. Pemanfaatan energi gula oleh tumbuhan memerlukan serangkaian proses

sehingga energi yang ada dalam bentuk gelombang elektromagnetik tersebut dapat diubah

menjadi energi kimia (ATP dan NADPH) yang dikenal dengan reaksi terang. Hasil reaksi

18
terang ini (ATP dan NADPH) selanjutnya dapat dimanfaatkan dalam reaksi metabolisme

khususnya reduksi CO.

Seperti telah kita ketahui, reaksi fotosintesis terdiri atas dua tahapan yaitu : tahapan

Reaksi Terang ( disebut juga Reaksi Hill ) dan Reaksi Gelap ( disebut juga Reaksi Blackman

atau siklus Calvin ). Masing-masing tahapan menunjukkan proses reaksi yang berbeda. Namun

keduanya merupakan satu rangkaian reaksi yang tak terpisahkan dari reaksi fotosintesis.

Perbedaan antara reaksi terang dengan reaksi gelap, secara ringkas dijelaskan dalam tabel

seperti berikut ini.

19
20
21
2.6.1 Faktor Pembatas Fotosinstesis

Terdapat beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis, yaitu :

1. Intensitas cahaya Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya;

2. Konsentrasi karbon dioksida Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak

jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis;

3. Suhu Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu

optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu

hingga batas toleransi enzim;

4. Kadar air Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup,

menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis;

5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis) Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang,

laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh,

laju fotosintesis akan berkurang;

6. Tahap pertumbuhan Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi

padatumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini

mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan

makanan untuk tumbuh.

2.7 Pengaruh Cahaya terhadap Kehidupan Tanaman

2.7.1 Pengaruh Radiasi Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Radiasi matahari yang ditangkap klorofil pada tanaman yang mempunyai hijau daun

merupakan energi dalam proses fotosintesis. Hasil fotosintesis ini menjadi bahan utama dalam

pertumbuhan dan produksi tanaman pangan. Selain meningkatkan laju fotosintesis,

peningkatan cahaya matahari biasanya mempercepat pembungaan dan pembuahan.

Sebaliknya, penurunan intensitas radiasi matahari akan memperpanjang masa pertumbuhan

tanaman. Jika air cukup maka pertumbuhan dan produksi padi hampir seluruhnya ditentukan

oleh suhu dan oleh radiasi matahari.

Radisasi matahari merupakan faktor penting dalam metabolisme tanaman yang

mempunyai hijau daun, karena dapat dikatakan bahwa produksi tanaman dipengaruhi oleh

22
tersedianya sinar matahari. Akan tetapi pada umumnya terjadi fluktuasi hasil panen (hasil

fotosintesis) dari tahun ke tahun, hal tersebut dikarenakan faktor-faktor lain seperti curah

hujan, suhu udara, hama penyakit dan lainnya turut mempengaruhi hasil panen (hasil

fotosintesis).

Pengaruh unsur cahaya pada tanaman tertuju pada pertumbuhan vegetatif dan

generatif. Tanggapan tanaman terhadap cahaya ditentukan oleh sintesis hijau daun, kegiatan

stomata ( respirasi, transpirasi), pembentukan anthosianin, suhu dari organ-organ permukaan,

absorpsi mineral hara, permeabilitas, laju pernafasan, dan aliran protoplasma (Jumin 2008:8).

Secara teoritis, semakin besar jumlah energi yang tersedia akan memperbesar jumlah hasil

fotosintesis.

2.7.2 Pengaruh Kuantitas Cahaya Matahari terhadap Tanaman

Sebagian besar tanaman dari daerah sedang adalah fotoperiodik. Namun demikian, di

daerah ekuator, panjang siang hari pada setiap bulan menunjukkan perbedaan yang kecil

sehingga pengaruh kuantitas atau lamanya penyinaran matahari dalam satu hari tidak

mempengaruhi pertumbuhandan perkembangan tanaman secara signifikan.

Respon fotoperiodik memungkinkan tanaman untuk mengatur waktu bagi pertumbuhan

vegetatif dan pertumbuhan untuk membentuk bunga agar tetap tegar menghadapi

perubahan musim di dalam lingkungannya. Bila satu tanaman dipindahkan ke daerah

dengan garis lintang berbeda, maka akan menghentikan fasenya dan tanaman tersebut

dapat mati, misalnya karena berusaha tumbuh secara vegetatif pada musim dingin atau

musim semi .

2.7.3 Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari terhadap Tanaman

Intensitas cahaya matahari menunjukkan pengaruh primer pada fotosintesis, dan

pengaruh sekundernya pada morfogenetik. Pengaruh terhadap morofogenetik hanya terjadi

pada intensitas rendah. Pengaruh tanaman dalam kaitannya dengan intensitas cahaya salah

satunya adalah penempatan daun dalam posisi di mana akan diterima intersepsi cahaya

23
maksimum. Daun yang menerima intensitas maksimal adalah daun yang berada pada tajuk

utama yang terkena sinar matahari.

Masing-masing tanaman memiliki reaksi yang berbeda terhadap intensitas cahaya.

Berdasarkan perbedaan reaksi tersebut, tanaman dibedakan menjadi tanaman C3, C4, CAM.

Tanaman C3 adalah tanaman yang hidup baik pada intensitas cahaya rendah, dan tanaman

C4 adalah tanaman yang hidup baik pada intensitas cahaya tinggi, sedangkan tanaman CAM

adalah tanaman yang hidup didaerah kering.

Penelitian yang dilakukan oleh Grime dalam Fitter dan Hay (1991:55) membuktikan

bahwa tanaman yang terbiasa hidup tanpa naungan seperti Arenaria servillifolia

memperlihatkan kondisi yang tidak dapat berkembang dan tumbuh jika diberi naungan. Hal

tersebut terbukti oleh habisnya persediaan karbohidat.

Lebih lanjut, jika tanaman yang tanpa naungan ternaungi, terdapat beberapa

kemungkinan yang akan terjadi. Masalah yang dihadapi oleh sebuah daun yang ternaungi

adalah untuk mempertahankan suatu keseimbangan karbon yang positif, dan kerapatan

pengaliran di mana keadan ini tercapai, merupakan titik kompensasi. Dibawah intensitas

cahaya yang rendah terdapat tiga pilihan, yaitu : Pengurangan kecepatan respirasi,

peningkatan luas daun untuk memperoleh permukaan absorbsi cahaya yang lebih besar; dan

peningkatan kecepatan fotosintesis setiap unit energi cahaya dan luas daun.

2.7.4 Pengaruh Kualitas Cahaya Matahari terhadap Tanaman

Radiasi energi yang diterima oleh bumi dari matahari berbentuk gelombang

elektromagnetik yang bervariasi panjangnya yaitu dari 5000-290 milimikron. Rangkaian

spektrum matahari ini dapat dikelompokan berdasarkan panjang gelombangnya. Cahaya

mempunyai sifat gelombang dan sifat partikel (http://satopepelakan.blogspot.com/).

Cahaya hanya merupakan bagian dari energi cahaya yang memiliki panjang gelombang

tampak bagi mata manusia sekitar 390-760 nanometer. Sipat partikel cahaya biasanya

diungkapkan dalam pernyataan bahwa cahaya itu datang dalam bentuk kuanta dan foton,

yaitu paket energi yang terpotong-potong dan masing-masing mempunyai panjang

gelombang tertentu.

24
Cahaya memberikan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman/pohon

secara langsung melalui tumbuhan hijau atau melalui organisme lain, hal ini tergantung

kepada zat-zat organik yang disintesa oleh tumbuhan hijau. Kualitas cahaya berkaitan erat

dengan panjang gelombang, dimana panjang gelombang ungu dan biru mempunyai foton

yang lebih berenergi bila dibanding dengan panjang gelombang jingga dan merah. Kualitas

cahaya dibedakan berdasarkan panjang gelombang menjadi.

o Panjang gelombang 750-626 mu adalah warna merah.

o Panjang gelombang 626-595 mu adalah warna orange/jingga.

o Panjang gelombang 595-574 mu adalah warna kuninga.

o Panjang gelombang 574-490 mu adalah warana hijau.

o Panjang gelombang 490-435 mu adalah warna biru.

o Panjang gelombang 435-400 mu adalah warna ungu.

Semua warna-warni dari panjang gelombang ini mempengaruhi terhadap fotosintesis dan

juga mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan pohon baik secara generatif

maupun vegetatif, tetapi kuning dan hijau dimanfaatkan oleh tanaman sangat sedikit,

panjang gelombang yang paling banyak diabsorbsi beada di wilayah violet sampai biru dan

orange sampai merah.

Variasi harian dan variasi musiman tidak hanya mempengaruhi masukan energi, tetapi

juga suatu masukan faktor periode yang penting. Panjang siang hari pada waktu yang

berbeda dalam satu tahun, untuk organisme yang non tropis dan merupakan indikator yang

paling dapat dipercaya dan sebagian besar tanaman bersifat fotoperiodik. Irradiasi langsung

pada dini hari dan senja hari mengandung banyak radiasi panjang gelombang yang

disebabkan oleh celah atmosfer yang lebih panjang dan berakibat penghamburan gelombang

pendek.

2.7.4.1 Cahaya UV

Cahaya dengan kualitas yang berbeda-beda ditemukan dalam dua keadaan terestial

bumi ini : di bawah kanopi daun dan di daerah dengan altitut tinggi. Pada daerah yang

memiliki altitut tinggi, terjadi radiasi dengan penambahan jumlah sinar utra-violet (UV). Di

25
daerah yang altitutnya lebih rendah, UV disaring oleh atmosfir terutama oleh oksigen dan

ozon.

Tetapi perbedaan UV di tempat tinggi dan rendah secara relatif hanya memiliki pengaruh

yang kecil pada vegetasi tempat yang tinggi. Caldwell (1968)dalam (Fitter dan Hay, 1991)

menemukan peningkatan sebesar 26% radiasi matahari langsung pada pita 280-315 nm pada

ketinggian 4450 m bila dibandingkan dengan tempat pada ketinggian 1670 m, tetapi hal ini

sebagai besar diimbangi oleh suatu penurunan dalam radiasi UV difusi, sehingga sinar UV tidak

terlalu nampak berbahaya bagi tanaman.

2.7.4.2 Cahaya Infra Merah

Rangsangan cahaya pada perkecambahan merupakan satu peristiwa yang dapat

melibatkan fitokrom, yaitu komponen daun yang peka terhadap cahaya merah dan infra

merah. Biji dengan ciri peka terhadap rangsangan dapat berkecambah jika terkena cahaya

merah. Akan tetapi biji menjadi tidak akan berkecambah jika diberi cahaya inframerah.

Hal tersebut diperkuat dengan beberapa peneliti yang memperlihatkan bahwa biji yang

peka terhadap cahaya tidak akan berkecambah dibawah kanopi daun. Peningkatan

derajat Infra merah dapat menghambatan perkecambahan tujuh spesies biji-biji yang

tumbuh baik jika diberi rangsangan cahaya.

Kasperbauer dan Peaslee dalam Fitter dan Hay (1991:50) berturut-turut menunjukkan

bahwa tanaman yang diberi perlakuan FR (dianalogikan untuk tanaman-tanaman di bagian

tengan barisan) daun-daunnya lebih panjang, lebih sempit dan lebih ringan dengan stomata

yang lebih sedikit dan klorophyl per unit luasan yang lebih sedikit. Asimilasi karbondioksida

sama atas dasar satuan luasan, tetapi lebih besar berdasarkan berat sehelai daun, yag

memperlihatkan bahwa tanaman-tanaman yang diberi perlakuakn FR telah

mempertahankan asimilasi fotosintetik pada kerapatan pengaliran yang lebih rendah dengan

meningkatkan luas daun.

Pengaruh variasi kualitas cahaya pada tanaman baru saja diamati akhir-akhir ini.

Erez dan Kadman-Zahavi dalam Fitter dan Hay (1991:50) menanam pohon peach (Prunus

persica) pada keadaan ternaungi akan menghalangi secara berturut-turut cahaya biru (tidak

26
ada transmisi di atas 550 nm), biru dengan FR (tembus cahaya di atas 660 nm), dan merah

dengan FR (tembus cahaya di atas 500 nm). Mereka nememukan bahwa luas daun terbesar

terdapat pada keadaan R + FR dan terkecil di bawah biru + FR dan penaungan terbuka.

2.7.4.3 Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Laju Fotosintesis

Pola dari pucuk tanaman diarahkan untuk menuju efisiensi dalam fotosintesis struktur

dari mesosfil kurang dan organ stomata memungkinkan perubahan gas secara cepat, bahkan

adanya fakta bahwa fotosintesis memanfaatkan sebagian besar radiasi panjang gelombang

yang terlihat sangat nyata, karena panjang gelombang ini adalah wilayah spektrum dengan

nilai energi yang paling besar disamping adaptasi diatas, sebenarnya hanya sedikit energi

matahari yang dapat dimanfaatkan dalam proses fotosintesis (0,025%).

Kebanyakan daun telah menjadi jenuh cahaya dan hanya 20% dari cahaya matahari

penuh yang dapat diserap. Dari jumlah ini hanya 20% yang disimpan dalam molekul gula

yang dihasilkan. Sejumlah cahaya yang dibutuhkan untuk fotosintesis, agar dapat seimbang

dengan menggunakan ikatan karbon yang digunakan untuk respirasi. Dalam hal ini

prosentase dari cahaya penuh, titik kopensasiuntuk permudaan tanaman biasanya berada

antara 2 dan 30%.

Cahaya dapat menembus daun dengan 4 cara

1. Irradiasi langsung yang tidak terhalang yang diberikan oleh noda-noda matahari. Noda

matahari ini mempunyai sifat berirradiasi langsung kecuali bila terjadi pengaruh

bayangan. Cahaya matahari langsung nampak menjadi berkurang nilainya pada

sebagian besar di bawah kanopi.

2. Radiasi difusi yang tak terhalang merupakan cahaya langit difusi yang mengiringi noda

matahari.

3. Refleksi daun-daun tidak hanya meneruskan cahaya, tetapi sama dengan permukaan

biologis lainnya, memantulkan sebagian tertentu. Jumlah yang dipantulkan akan

tergantung pada beberapa parameter cahaya yang dipantulkan. Juga diubah

spektrumnya dengan cara yang sama seperti cahaya yang diteruskan.

27
4. Transmisi derajat penaungan lebih tergantung jumlah cahaya yang diabsorbsi dan yang

dipantulkan oleh daun.

Dari keempat cara tersebut diatas sudah jelas akan mempengaruhi terhadap proses

fotosintesis karena kualitas, intensitas dan fotoperiode cahaya untuk proses fotosintesa

terjadinya pada daun.

28
III. AIR DALAM HUBUNGAN DENGAN TANAMAN

3.1 Latar Belakang

Jumlah air didalam tanaman berkisar antara 80-90 persen dari berat kering tanaman.

Persentase ini akan menjadi lebih besar lagi pada bagian-bagian tanaman yang sedang aktif

tumbuh. Air sangat dibutuhkan pada tanaman karena merupakan bahan penyusun utama

dari pada protoplasma sel. Di samping itu, air adalah komponen utama dalam proses

fotosintesis, pengangkutan assimilasi hasil proses ini kebagian - bagian tanaman hanya

dimungkinkan melalui gerakan air dalam tanaman. Dengan peranan tersebut di atas, jumlah

pemakaian air oleh tanaman akan berkorelasi posistif dengan produksi biomase tanaman,

hanya sebagian kecil dari air yang diserap akan menguap melalui stomata atau melalui proses

transpirasi.

Pada tanaman, air diserap oleh akar. Penyerapan air (water absorbtion) oleh akar ini

sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yaitu air yang tersedia dalam tanah,

temperature tanah, aerasi tanah dan konsentrasi larutan tanah. Air yang bisa diserap oleh

akar disebut juga sebagai air kapiler yaitu air terdapat di pori mikro tanah, melapisi butiran

tanah, diikat longgar oleh partikel tanah dan dapat dilepaskan oleh perakaran. Sedangkan

jenis air lainya yait air gravitasi dan air higroskopis tidak dapat diserap oleh sistem perakaran.

Kebutuhan air pada tanaman didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan oleh

tanaman pada suatu periode untuk dapat tumbuh dan produksi secara normal. Kebutuhan

setiap tumbuhan terhadap air berbeda beda tergantung pada bentuk, jenis, umur, media

tanam, kondisi lingkungan sekitar tanaman dan musim sehingga setiap tumbuhan memiliki

batas kadar air tertentu untuk pertumbuhanya . Apabila kadar air dalam tumbuhan terlalu

banyak (menimbulkan genangan) sering menimbulkan cekaman aerasi dan jika jumlahnya

terlalu sedikit, sering menimbulkan cekaman kekeringan

3.2 Jumlah Air Pada Tanaman

Menurut Leopold dan Kriedemand (1975) dalam Harwati (2007) menyatakan bahwa

total air dalam tanaman berkisar antara 80-90 persen dari berat kering tanaman. Persentase

ini akan menjadi lebih besar lagi pada bagian-bagian tanaman yang sedang aktif tumbuh.

29
Menurut Crafte et al tahun 1949 Air di dalam tubuh tanaman terdapat disemua sel dan

jaringan yang kadarnya berbeda-beda tergantung pada jenis sel, jenis jaringan dan jenis

tumbuhan. Yang penting yaitu bukan banyaknya ir di dalam tubuh tanaman, tetapi status

(water status) keseimbangan antara penyerapan dan penguapan, dan berapa air itu ada

dalam phase-phase pertumbujhan.

3.3 . Sifat Sifat Air Yang Bermamfaat Untuk Tanaman

Tumbuhan dapat memamfaatkan air disebabkan oleh adanya sifat sifat air yang

mendukung untuk kehidupanya. Diantara sifat sifat air tersebut adalah:

a. Gaya Kohesi

Gaya Kohesi yang dimiliki oleh air berguna untuk penyerapan air secara vertikal dalam

tumbuhan dapat dijelaskan dengan tiga elemen atau konsep kohesi yaitu adanya

perbedaan potensi air antara tanah dan atmosfer sebagai tenaga pendorong, adanya

tenaga hidrasi dinding pembuluh xilem yang mampu mempertahankan molekul air

terhadap gravitasi dan adanya gaya kohesi antara molekul air yang menjaga keutuhan

kolom air dalam pembuluh xylem.

b. Gaya adhesi

Gaya adhesi terjadi antara air dengan dinding xilem pada tumbuhan. Akibat dari adanya

gaya ini terbentuknya kapilaritas. Kapilaritas menyebabkan naiknya cairan ke dalam

tabung yang sempit, yang terjadi karena zat cair tersebut membasahi dinding tabung

(dengan daya adhesi) lalu tertarik ke atas. Pembuluh xilem dapat dipandang sebagai

pembuluh kapiler sehingga air naik di dalamnya sebagai akibat dari adhesi antar dinding

xilem dan molekul air.

c. Sifat polaritas ait

Sifat Polaritas air memungkinkan air untuk mengubah bentuknya menjadi tetesan setelah

melewati xilem pada tumbuhan

d. Menguap pada panas yang tinggi

Sifat air yang menguap pada suhu yang tinggi menyebabkan tumbuhan melakukan

transpirasi yang berfungsi untuk mengatur suhu pada tumbuhan

30
e. Air sebagai Pelarut

Dalam Fitter and Hay (1991) disebutkan, air adalah pelarut yang sangat baik untuk tiga

kelompok bahan (solute) biologis yang penting yaitu : bahan organik, ionion bermuatan

(K+, Ca2+, NO3- dan molekul kecil. Bahan organik dan air dapat membentuk ikatan ion

hidrogen termasuk asam amino, karbohidrat serta protein yang berat molekulnya rendah,

mengandung hidroksil, amine atau gugus fungsional asam karbiksolat. Air juga membentuk

dispersi koloida dengan karbohidrat dan protein dengan berat molekul tinggi.

3.4 Jenis Air Yang Berada Di Media Tumbuh Tumbuhan

Kebutuhan air pada tanaman dapat dipenuhi melalui tanah dengan jalan penyerapan

oleh akar. Besarnya air yang diserap, oleh akar tanaman sangat tergantung pada kadar air

dalam tanah ditentukan oleh pF (Kemampuan partikel tanah memegang air), dan

kemampuan akar untuik menyerapnya.

Ada 3 Jenis jenis air yang ada disekitar media tumbuh tanaman menurut Sri Anggraeni tahun

2010 yaitu:

1. Air Gravitasi

Air gravitasi adalah air yang bebas mengalir ke bawah melalui partikel tanah karena

adanya gaya gravitasi. Dengan bergerak bebas jauh ke bawah, air gravitasi menyebabkan

„pencucian‟ mineral-mineral tanah, termasuk nutrien. Pada level tertentu, air gravitasi ini

akan tertampung, dinamakan „water table‟. Keberadaan „water table„ ini dipengaruhi oleh

musim curah hujan dan topografi.‟Water table‟ merupakan sumber air bagi tanaman yang

hidup di atasnya., Air akan naik ke atas dengan adanya daya kapiler.

2. Air Higroskopis

Air Higroskopis adalah air yang terikat kuat melapisi partikel tanah. Pada partikel liat dan

humus air ini berikatan dengan ikatan hidrogen yang berasosiasi dengan kation. Air

higroskopis sukar digunakan oleh akar tumbuhan . Merupakan air yang paling akhir tersisa

pada tanah kering.

31
3. Air Kapiler

Air kapiler adalah air yang mengisi pori-pori tanah. Sangat mudah menguap tapi yang

paling mudah digunakan diserap oleh tumbuhan. Air yang dapat diikat oleh tanah yang

kering atau jumlah total air yang dapat dipertahankan oleh tanah , yang bisa melawan

gaya gravitasi dan kapiler dinamakan „field capacity‟. Air tanah diperlukan oleh semua

organisme hidup di dalam tanah. Masuk ke dalam sel-selhidup melalui osmosis. Selain itu

juga penting sebagai pelarut nutrien yang akan diambil dalam bentuk larutan oleh

tumbuhan.

3.5 . Pengangkutan Air Pada Tanaman

1. Pengangkutan Ekstravaskuler

Jenis-jenis pengangkutan ekstravaskular adalah sebagai berikut:

a. Apoplas

Apoplas adalah suatu kontinum tak hidup yang terbentuk melalui jalur ekstraseluler yang

disediakan oleh matriks kontinu dinding sel dan berfungsi untuk mengangkut air dari akar

ke xylem. Definisi lainnya menyebutkan bahwa apoplas adalah suatu sistem yang

menyangkut antara dinding sel yang saling berhubungan dengan unsur xilem berisi air.

Apoplas meliputi semua dinding sel pada korteks akar (kecuali dinding endodermis dan

eksodermis dengan pita kaspariannya karena kedua jaringan tersebut tidak permeabel

terhadap air), semua trakeid dan pembuluh pada xilem, semua dinding sel daun, floem,

dan sel lain. Perambatan cairan dari bawah ke bagian atas tumbuhan dapat terjadi

seluruhnya melalui apoplas, terutama di xilem.

b. Simplas

Simplas adalah kontinum sitoplasma yang berhubungan oleh plasmodesmata pada

tumbuhan dan berfungsi untuk mengangkut air dan mineral dari akar ke xilem.. Simplas

mencakup sitoplasma semua sel tumbuhan dan vakuola. Simplas merupakan kesatuan

unit karena protoplas sel yang berdampingan saling berhubungan melalui plasmodesmata.

Bahan seperti glukosa dapat melewati plasmodesmata dari sel ke sel ribuan kali lebih

32
cepat daripada dengan menembus membran dan dinding sel. Tapi partikel yang lebih

besar dari 10 nm tidak dapat melewati plasmodesmata.

2. Pengangkutan Air Intraselular

Pengangkutan intravaskular berlngsung dari akar menuju bagian atas tumbuhan

melalui berkas pembuluh, yaitu xylem. Ada beberapa teori tentang pengangkutan air dan

mineral dari bawah ke atas tubuh tumbuhan oleh xylem, antara lain:

a. teori tekanan akar menytakan bahwa air dan mineral terangkat keatas jika adanya

tekanan akar;

b. teori vital mengemukakan perjalanan air dari akar menuju daun dapat terlaksana

karena pertolongan sel-sel hidup;

c. teory dixion-joly, naiknya air ke atas dikarenakan tarikan dari atas, yaitu daun yang

melakukan transpirasi.

3.6 PERANAN AIR TERHADAP TUMBUHAN

3.6.1 Peranan Air Secara Umum Terhadap Tumbuhan

Dalam fisiologi tumbuhan air merupakan hal yang sangat penting, Jackson (1977) dalam

Harwati, 2007 berpendapat, peranan air dalam pertumbuhan tanaman, yaitu :

1. Air merupakan bahan penyusun utama dari pada protoplasma. Kandungan air yang

tinggi aktivitas fisiologis tinggi sedang kandungan air rendah aktivitas fisiologisnya

rendah.

2. Air merupakan reagen dalam tubuh tanaman, yaitu pada proses fotosintesis.

3. Air merupakan pelarut substansi (bahan-bahan) pada berbagai hal dalam reaksi-reaksi

kimia (Kramer dan Kozlowski, 1960). Fitter and Hay (1991) dalam Eliakim et. al. (2008)

disebutkan, air adalah pelarut yang sangat baik untuk tiga kelompok bahan (solute)

biologis yang penting yaitu : bahan organik, ion-ion bermuatan (K+, Ca2+, NO3-) dan

molekul kecil. Bahan organik dan air dapat membentuk ikatan ion hidrogen termasuk

asam amino, karbohidrat serta protein yang berat molekulnya rendah, mengandung

33
hidroksil, amine atau gugus fungsional asam karbiksolat. Air juga membentuk dispersi

koloida dengan karbohidrat dan protein dengan berat molekul tinggi.

4. Air digunakan untuk memelihara tekanan turgor. Menurut Tso (1972) Turgor adalah

penentu utama pertumbuhan yaitu perluasan daun. Turgor adalah penentu utama

pertumbuhan, perluasan daun dan berbagai aspek metabolisme tanaman. Penutupan

dan pembukaan stomata banyak dikendalikan oleh tersedianya air. Tanaman yang

cukup air, stomata dapat dipertahankan selalu membuka untuk menjamin kelancaran

pertukaran gas-gas di daun termasuk CO2 yang berguna dalam aktivitas fotosisntesis,

aktivitas yang tinggi menjamin pula tingginya kecepatan pertumbuhan tanaman.

5. Sebagai pendorong proses respirasi, sehingga penyediaan tenaga meningkat dan tenaga

ini digunakan untuk pertumbuhan.

6. Secara tidak langsung dapat memelihara suhu tanaman.

7. Berperan perpanjangan sel

3.6.2 Peranan Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Air telah mempengaruhi pertumbuhan tanaman dimulai dari perkecambahan biji yang

terjadi setelah adanya dormansi. Peran air dalam prosesini adalah sebagai berikut:

1. Air yang diserap oleh biji berguna untuk melunakkan kulit biji dan menyebabkan

pengembangan embrio dan endosperm. Hal ini mengakibatkan pecah atau robeknya

kulit biji

2. Air memberikan fasilitas untuk masuknya oksigen kedalam biji. Dinding sel yang kering

hamper tidak permeable untuk gas, tetapi apabila dinding sel diimbibisi oleh air, maka

gas akan masuk kedalam sel secara difusi. Apabila dinding sel kulit biji dan embrio

menyerap air maka supply oksigen meningkat kepada sel-sel hidup sehingga

memungkinkan lebih aktifnya pernafasan. Sebaliknya juiga CO2 yang dihasilkan oleh

pernapasan tersebut lebih mudah mendifusi keluar.

3. Air berguna untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan

bermacam-macam fungsinya. Sebagian air didalam protoplasma sel-sel embrio dan

bagian hidup lainnya pada biji, hilang sewaktu biji tersebut telah mencapai masak

34
sempurna dan lepas dari induknya (seed are shed) Semenjak saat ini aktifitas

protoplasma hamper seluruhnya berhenti sampai perkecambahan dimulai. Sel-sel hidup

tidak bias aktif melaksanakan proses-proses yang normal separti pencernaan(digestion) ,

pernapasan (respiration), asimilasi (assimilation), dan tumbuh (growth), apabila

protoplasma tidak mengandung sejumlah air yang cukup.

4. Air berguna sebagai alat transport larutan makanan dan endosperm atau cotyledon

kepada titik tumbuh pada embryonic axis, didaerah mana diperlukan untuk

membentuk protoplasma baru.

Air merupakan faktor yang penting bagi tanaman, karena berfungsi sebagai pelarut

hara, berperan dalam translokasi hara dan fotosintesis. Translokasi melalui xylem berupa unsur

hara yang dimulai dari akar terus ke organ-organ, seperti daun untuk diproses dengan kegiatan

fotosintesis. Stress air memperlihatkan pengaruhnya melalui terhambatnya proses translokasi.

Pengaruhnya tidak langsung terhadap produksi adalah berkurangnya penyerapan hara dari

tanah. Berkurangnya penyerapan unsur hara akan menghasilkan laju sintesis bahan kering,

antara lain protein yang rendah pula.

3.6.3 Pengaruh Kadar Air Abnormal Terhadap Pertumbuhan

Sebelum membahas pengaruh kadar air abnormal, ada beberapa faktor-faktor mempengaruhi

kebutuhan kadar air pada tanaman yaitu:

a. Jenis, Bentuk dan Umur Tanaman

Berdasarkan kebutuhan air, umumnya ada tiga jenis tanaman, yaitu:

o Jenis Suka Air, memerlukan air yang cukup banyak untuk dapat hidup dengan baik,

contohnya jenis Adiantum, Begonia, Calathea, Dracaena, Dieffenbachia, Monstera, Peperomia

serta jenis pakis-pakisan.Jenis

o Jenis menyukai air dalam jumlah sedang, memerlukan air yang cukup tapi tidak berlebih

untuk tumbuh dalam kondisi yang sehat, contohnya adalah Aglaonema, Anthurium,

Philodendron, dan lainnya

35
o Jenis menyukai sedikit air, merupakan jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan baik dalam

keadaan sedikit air, contohnya berbagai jenis tanaman sukulen, kaktus, Sansiviera,

Chryptanthus dan lainnya.

Bentuk daun juga harus diperhatikan, jika daunnya besar dan tipis, berarti tanaman

tidak kuat kondisi kering dan membutuhkan relatif lebih banyak air dalam penyiraman. Jika

daun ada lapisan lilinnya berarti sedikit tahan akan kondisi kering. Daun kecil akan menghindari

penguapan air saat siang hari. Akan tetapi penting pula diketahui jenis tanamannya, apakah

tanaman menyukai air atau tidak.

b. Lokasi dan Kondisi Sekitar Tanaman

Lokasi juga mempunyai andil dalam menentukan banyaknya air untuk penyiraman.

Tanaman dalam pot yang diletakkan di bawah naungan dengan yang langsung di bawah sinar

matahari akan mempunyai perbedaan kebutuhan air. Umumnya tanaman yang berada di

daerah naungan membutuhkan jumlah air yang relatif lebih sedikit dari pada tanaman yang

terkena sinar matahari langsung. Peletakan tanaman pada sumber air membutuhkan air yang

berbeda dengan yang diletakkan di tengah lapangan terbuka. Peletakan di dekat sumber air

merupakan jenis tanaman yang menyukai kondisi air cukup banyak untuk pertumbuhannya.

Jenisnya pun berbeda dengan tanaman yang tahan akan sinar matahari.

c. Jenis Media Tanam

Media merupakan material yang bersentuhan langsung dengan akar, bagian tanaman

yang sangat penting untuk penyerapan air dan unsur hara lainnya. Media tanaman yang umum

digunakan adalah tanah, humus, sekam, cocopeat, pasir malang, dan akar pakis. Masing-masing

mempunyai daya ikat air yang berbeda. Humus mengandung banyak sisa-sisa bagian tanaman

yang membusuk. Biasanya bersifat menahan air. Tetapi jika diletakkan di area terbuka, humus

mudah kering dan berbentuk serpihan/butiran halus. Sekam yang umumnya digunakan adalah

jenis sekam biasa dan sekam bakar. Bentuknya yang berupa butiran-butiran sekam kasar

membantu tanah dalam memperbaiki struktur tanah hingga menjadi remah-remah tidak padat

sehingga air dapat mengalir dengan lancar. Untuk itu media tanam sekam murni relatif cocok

36
untuk tanaman hias pada pot, atau campuran media tanam pada musim hujan agar air tidak

merusak akar yang akan mengakibatkan busuk akar.

Cocopeat relatif dapat menyimpan air hingga penggunaan media dengan campuran

bahan ini sangat tepat saat musim kering, tetapi jangan biarkan media ini terlampau kering.

Beda dengan pasir malang yang lebih bersifat tidak menahan air. Sangat cocok digunakan

sebagai campuran media tanam pada musim hujan. Tak jarang untuk penanaman sering kali

media tersebut dicampur dengan jumlah tertentu. Oleh karena itu penting mengetahui sifat

media terhadap daya pegang air untuk mendapat media yang ideal dengan jenis tanaman yang

hendak ditanam.

d. Besar Kecilnya Pot

Terkait dengan tingkat kelembaban media dalam pot. Pot kecil akan mempunyai

tingkat kelembaban yang lebih kecil jika dibandingkan dengan media pada pot yang besar.

Tepai pot besar mempunyai kelebihan dalam pertumbuhan akar tanaman. Banyaknya ruang

yang tersedia dapat memberikan ruang yang cukup untuk bernafasnya akar.

e. Musim

Dua musim utama di Indonesia, musim kering dan musim hujan, akan mempengaruhi

penyiraman terhadap tanaman. Musim kering tanaman harus diperiksa apakah memerlukan

penyiraman satu-dua hari sekali sedangkan musim hujan apakah harus disiram setiap hari atau

tidak. Dalam Buckman and Brady (1982) disebutkan bahwa keberadaan air berdasarkan

klasifikasi biologi air di dalam tanah ada tiga bentuk yaitu : air kelebihan, air tersedia dan air

tidak tersedia. Keberadaan air ini berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan karena pada

dasarnya air merupakan pembatas pertumbuhan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai

keadaan pertumbuhan tumbuhan terhadap kadar air:

1. kadar air kurang

Air seringkali membatasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya. Respon

tumbuhan terhadap kekurangan air dapat dilihat pada aktivitas metabolismenya, morfologinya,

37
tingkat pertumbuhannya, atau produktivitasnya. Pertumbuhan sel merupakan fungsi tanaman

yang paling sensitif terhadap kekurangan air. Kekurangan air akan mempengaruhi turgor sel

sehingga akan mengurangi pengembangan sel, sintesis protein, dan sintesis dinding sel.

Kekurangan air (water deficit) akan mengganggu keseimbangan kimiawi dalam tanaman yang

berakibat berkurangnya hasil fotosintesis atau semua proses- proses fisiologis berjalan tidak

normal. Apabila keadaan ini berjalan terus, maka akibat yang terlihat, misalnya tanaman kerdil,

layu, produksi rendah, kualitas turun dan sebagainya.

Kekurangan air akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil, perkembangannya

menjadi abnormal. Kekurangan yang terjadi terus menerus selama periode pertumbuhan akan

menyebabkan tanaman tersebut menderita dan kemudian mati. Sedang tanda-tanda pertama

yang terlihat ialah layunya daun-daun. Peristiwa kelayuan ini disebabkan karena penyerapan air

tidak dapat mengimbangi kecepatan penguapan air dari tanaman. Jika proses transpirasi ini

cukup besar dan penyerapan air tidak dapat mengimbanginya, maka tanaman tersebut akan

mengalmi kelayuan sementara (transcient wilting), sedang tanaman akan mengalami kelayuan

tetap, apabila keadaan air dalam tanah telah mencapai permanent wilting percentage.

Tanaman dalam keadaan ini sudah sulit untuk disembuhkan karena sebagaian besar sel-selnya

telah mengalami plasmolisia. Selain itu, Sintesis klorofil dibatasi pada kekurangan air yang lebih

besar. Defisit air pada saat proses fotosintesa berlangsung, berakibat pada kecepatan fotosintesa.

Defisit air akan menurunkan kecepatan fotosintesa. Dari suatu penelitian disimpulkan bahwa

perluasan daun dibatasi oleh ketersediaan air sehingga menurunkan efisiensi fotosintesa

Kehilangan air dari tanaman oleh transpirasi merupakan suatu akibat yang tidak dapat

dielakkan dari keperluan membuka dan menutupnya stomata untuk masuknya CO2 dan

kehilangan air melalui transpirasi lebih besar melalui stomata daripada melalui kutikula. Indeks

luas daun yang merupakan ukuran perkembangan tajuk, sangat peka terhadap cekaman air,

yang mengakibatkan penurunan dalam pembentukan dan perluasan daun, peningkatan

penuaan dan perontokan daun, atau keduanya. Perluasan daun lebih peka terhadap cekaman

air daripada penutupan stomata. Selanjutnya dikatakan bahwa peningkatan penuaan daun

akibat cekaman air cenderung terjadi pada daun-daun yang lebih bawah, yang paling kurang

38
aktif dalam fotosintesa dan dalam penyediaan asimilat, sehingga kecil pengaruhnya terhadap

hasil.

Cekaman air yang terjadi pada paruh kedua dari siklus hidup tanaman ercis

mengakibatkan penurunan nilai LAI (leaf area index) setelah pembungaan. Hal ini menyebabkan

rendahnya hasil biji ercis bila dibandingkan dengan hasil pada musim tanam sebelumnya, dimana

curah hujan selama paruh pertama siklus hidupnya lebih besar. Kekurangan air dapat

menghambat laju fotosintesa, karena turgiditas sel penjaga stomata akan menurun. Hal ini

menyebabkan stomata menutup. Penutupan stomata pada kebanyakan spesies akan

mengurangi laju penyerapan CO2 pada waktu yang sama dan pada akhirnya akan mengurangi

laju fotosintesa.

Pengaruh kekurangan air selama tingkat vegetatif adalah berkembangnya daun-daun

yang ukurannya lebih kecil, yang dapat mengurangi penyerapan cahaya. Kekurangan air juga

mengurangi sintesis klorofil dan mengurangi aktivitas beberapa enzim (misalnya nitat reduktase).

Kekurangan air justru meningkatkan aktivitas enzim-enzim hidrolisis (misalnya amilase).

Cekaman kekeringan dapat menurunkan tingkat produktivitas (biomassa) tanaman, karena

menurunnya metabolisme primer, penyusutan luas daun dan aktivitas fotosintesis. Penurunan

akumulasi biomassa akibat cekaman air untuk setiap jenis tanaman besarnya tidak sama. Hal

tersebut dipengaruhi oleh tanggap masing-masing jenis tanaman.

2. Kelebihan kadar air

kelebihan air yang terjadi pada tanaman biasanya disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

o Periode hujan lebat

o Pengelolaan irigasi yang buruk

o Drainase jelek

o Meningkatnya permukaan air bawah tanah

Akibat kelebihan air secara umum bagi tanaman adalah sebagai berikut:

o Kelebihan air menyebabkan pori-pori tanah tidak ada oksigen, sementara tanaman

memerlukan oksigen untuk pernapasan dan pertumbuhannya

o Tanaman akan terlihat menguning, pertumbuhan terhambat dan kurus

39
o Tanaman akan mati

o Tanah menjadi gundul

o Beberapa spesies tanaman menjadi lebih toleran terhadap kondisi jenuh air dan akan

mengambil alih vegetasi daerah tersebut.

o Menurunkan potensi hasil antara 30-80% pada beberapa hasil pertanian di daerah

padang rumput yang curah hujannya ≥ 400 ml.

Tanaman yang tergenang menunjukkan gejala klorosis khas kahat N. Kekahatan N

terjadi karena penurunan ketersediaan N maupun penurunan penyerapannya. Pada kondisi

tergenang ketersediaan N dalam bentuk nitrat sangat rendah karena proses denitrifikasi, nitrat

diubah menjadi N2, NO, N2O, atau NO2 yang menguap ke udara. Pada proses denitrifikasi, nitrat

digunakan oleh bakteri aerob sebagai penerima elektron dalam proses respirasi. Genangan

berdampak negatif terhadap ketersediaan N, tetapi ada pula keuntungan dari timbulnya

genangan yaitu peningkatan ketersediaan P, K, Ca, Si, Fe, S, Mo, Ni, Zn, Pb, Co. Genangan

berpengaruh terhadap proses fisiologis dan biokimiawi antara lain respirasi, permeabilitas akar,

penyerapan air dan hara, penyematan N. Selain itu menyebabkan kematian akar di kedalaman

tertentu dan hal ini akan memacu pembentukan akar adventif pada bagian di dekat

permukaan tanah pada tanaman yang tahan genangan.

Pengaruh genangan pada tajuk tanaman: penurunan pertumbuhan, klorosis, pemacuan

penuaan, epinasti, pengguguran daun, pembentukan lentisel, penurunan akumulasi bahan

kering, pembentukan aerenkim di batang. Besarnya kerusakan tanaman sebagai dampak

genangan tergantung pada fase pertumbuhan tanaman. Fase yang peka genangan: fase

perkecambahan, fase pembungaan, dan pengisian. Genangan pada fase perkecambahan

menurunkan jumlah biji yang berkecambah (perkecambahan sangat memerlukan O2).

Genangan yang terjadi pada fase pembungaan dan pengisian menyebabkan banyak bunga dan

buah muda gugur.

Biasanya kelebihan air ini terjadi pada pertengahan musim hujan. Ciri, sinar matahari

terhalangi mendung, suhu udara turun, kelembaban udara absolute (Ah) turun / rendah,

kelembaban udara relatip (Rh) tinggi, frekwensi hujan tinggi, dan sumber air tanah maupun air

permukaan melimpah. Dampak bagi tanaman antara lain Kelembaban (Rh) tinggi pada suhu

40
yang rendah merupakan kondisi ideal pertumbuhan spora jamur. Tanaman yang tidak sehat

atau bagian tanaman yang tua menjadi rentan serangan jamur. Genangan-genangan air pada

bagian batang, bonggol, dan daun (bagian-bagian yang kaya karbohidrat) cepat atau lambat

akan diserbu jamur.

41
DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1983. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta: Kanisius

Admin. 2009. Pengaruh Cahaya pada Pertumbuhan Tumbuhan.[serial on line]. http ://
kampoengpintar.blogspot.com/2009/03/pengaruh-cahaya-pada-pertumbuhan.html. [7 Maret
2012].

Admin. 2010. Manipulas Pencahayaan untuk Merangsang Pembungaan. [serial online].


http://thejeber.wordpress.com/2010/03/05/manipulasi-pencahayaan-untuk-merangsang-
pembungaan/. [7 Maret 2012].

Admin. 2011. Perbedaan Tanaman Jenis C3, C4, CAM. [serial on line]. http://ipul-biologi
.blogspot.com/2011/02/perbedaan-tanaman-jenis-c3-c4-dan-cam.html. [7 Maret 2012].

Admin. 2011. Perbedaan Reaksi Gelap dan Terang. [serial on line]. http://pelajaranbiologi-
sma1.blogspot.com/2011/09/perbedaan-reaksi-terang-dengan-reaksi.html. [7 Maret 2012].

Ali, A. 2013. Pengaruh Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman. http://doc-bukanbasabasi.


blogspot.com/2013/04/pengaruh-air-terhadap-pertumbuhan.html. Diakses pada 14 September
2014 pukul 16.00 WIB.

Bayer. J, S. 1976. Water deficits and photosisnthesis in water. Defficite and Plant Growth TT
Kozlowski (ed) : Vol. IV 153-190. Academic Press Inc New York

Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. 2002. Biologi, Edisi Kelima, Jilid I. Jakarta: Erlangga. Crafte,
A.S., H.B., Currier and C.P. Stocking, 1949. Water in the Physiology of Plants. Waltham, Mass.
USA. Published by The Chronoca Botanica Company.

Dwidjoseputro, D. 1984. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta. Pp. 66-
106.

Eliakim et. al. 2008. Pengaruh kelebihan air terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.
Paper. Medan: Universitas Sumatera Utara

Fitter A.H. dan Hay R.K.M. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press

Furqonita D. 2007. Biologi. Indonesia: Penerbit Yudistira

Gardner, F. P. ; R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan:


Herawati Susilo. UI Press, Jakarta.

Harwati, T. 2007. Pengaruh kekurangan air (Water Deficit) terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tembakau. Jurnal Inovasi Pertanian. 6(1): 44 - 51.

Jackson, I, J., 1971. Climate, Water and Agriculture in the Tropics. Published in the United States of
America by Longman Inc. New York.

Jumin, H.B. 2008. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Tjasjono Bayong.
1995. Klomatologi Umum. Bandung: Penerbit ITB Bandung

Jumin, H. B. , 1992, Ekologi Tanaman suatu Pendekatan Fisiologi, Rajawali Press, Jakarta.

42
Kramer, P.J. and T.T. Kozlowski, 1960. Physiology of Trees. Mc Graw-Hill Book Co. Inc. New York.
Mudakir, Imam. 2004. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia

Salisbury FB, Ross CW. 1995.Fisiologi Tumbuhan. Indonesia: Penerbit ITB Bandung.

Solichatun et. al. 2005. Pengaruh ketersediaan air terhadap pertumbuhan dan kandungan bahan
aktif saponin tanaman ginseng jawa (Talinum paniculatum Gaertn.). Biofarmasi. 3 (2):47 - 51.

Syamsuri, Istamar. 2006. Biologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Tso, T.C., 19072. Physiology and biochemistry of tobacco plants. Dowden Hutchinson and Rose Inc
Stroudsburg Pa.

Wahyu, D. 2013. Pengaruh jenis air terhadap kecambah tanaman kacang hijau. http://dewahyu-
wm.blogspot.com/2013/10/pengaruh-jenis-air-terhadap-pertumbuhan.html. Diakses pada
tanggal 14 September 2014 pukul 16.30 WIB.

43

Anda mungkin juga menyukai