Anda di halaman 1dari 24

ANGIN DAN SIRKULASI UDARA

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Lingkungan
Dosen Pengampu: Bapak Dr. H. Endang Surahman., Drs., M.Pd.

Disusun oleh:
Rina Rahmawati 202153008
Mia Sumiati Amalu Solihah 202153018
Helmina Pebriyanti 202153037

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penyusunan makalah dengan judul "Angin dan Sirkulasi Udara"
dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Fisika Lingkungan. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan tentang angin dan sirkulasi udara bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Dr. H. Endang Surahman.,
Drs., M.Pd. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Fisika Lingkungan. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Tasikmalaya, 8 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Angin ....................................................................................................... 3
B. Sirkulasi Udara ...................................................................................... 12
BAB III PENUTUP............................................................................................... 19
A. Kesimpulan............................................................................................ 19
B. Saran ...................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angin adalah aliran udara dalam jumlah yang besar diakibatkan oleh rotasi
bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin
bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah.
Kecepatan angin adalah cepat lambatnya angin bertiup pada suatu tempat.
Angin merupakan besaran vektor yang mempunyai arah dan kecepatan. Angin
adalah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi. Udara bergerak dari
daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Angin terjadi
disebabkan oleh adanya beda tekanan horizontal. Angin permukaan memiliki
gaya gesek karena adanya kekasaran permukaan bumi. Gaya gesek
menyebabkan kecepatan angin melemah.
Sirkulasi umum atmosfer adalah gerak rata-rata dari angin di permukaan
bumi. Daerah sekitar equator yang tekanannya rendah, angin akan memusat dan
naik, dan angin permukaan akan menjadi lemah atau berubah. Gaya gradien
tekanan berarah dari tekanan tinggi subtropis menuju daerah konvergensi inter
tropis, angin dibelokkan oleh rotasi bumi sehingga angin membuat sudut pada
waktu mendekati equator.
Pergantian udara jenuh dengan uap air dan udara yang lebih kering sangat
bergantung pada kecepatan angin. Jika air menguap ke atmosfer maka lapisan
atas antara permukaan tanah dan udara menjadi jenuh oleh penguapan air
sehingga proses penguapan akan terhenti. Agar proses dapat berjalan terus,
maka lapisan jenuh harus diganti dengan udara kering. Pergantian tersebut
hanya mungkin jika ada angin yang menggeser uap air. Jadi kecepatan angin
memegang peranan penting dalam proses evapotranspirasi. Laju
evapotranspirasi sebanding dengan kecepatan angin. Pengukuran kecepatan
angin dapat dilakukan dengan Anemometer.
Radiasi dari Matahari menyebabkan konveksi pada skala lokal dan pada
skala global. Perbedaan energi yang diterima di ekuator dan kutub menciptakan
perbedaan tekanan yang menggerakkan sistem angin utama di atmosfer Bumi.

1
Angin datang dari daerah luas dengan tekanan tinggi, samudra subtropis
(sepanjang tahun) dan benua di daerah lintang menengah dan tinggi (terutama
di musim dingin). Batas-batas yang memisahkan massa udara disebut fronts. Di
sini, fronts massa udara yang dingin adalah bagian yang membawa hujan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembentukan angin?
2. Apa saja gaya-gaya utama yang bekerja pada massa udara?
3. Bagaimana siklon dan antisiklon pada sirkulasi Udara?
4. Bagaimana proses konveksi global?
5. Bagaimana mekanisme terbentuknya siklon tropis ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini yaitu untuk:
1. Mengetahui proses terbentuknya angin;
2. Dapat mengetahui gaya-gaya yang bekerja pada masa udara;
3. Dapat memahami siklon dan antisiklon pada sirkulasi udara;
4. Dapat mengetahui proses konveksi global;
5. Mengetahui terbentuknya siklon tropis.

D. Manfaat Penulisan
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan pembaca dan penulis sebagai
penambah pengetahuan dan media informasi dengan kegunaan yang baik,
secara teoritis maupun praktis pada pengetahuan mengenai angin dan sirkulasi
udara dalam konstribusi dunia pendidikan pada penerapan aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Angin
1. Proses Pembentukan Angin
Angin merupakan suatu udara yang bergerak dari daerah yang
mempunyai tekanan tinggi ke daerah yang mempunyai tekanan rendah, atau
dari daerah yang bersuhu rendah ke daerah yang bersuhu tinggi. Angin tidak
dapat kita lihat, namun dapat dengan mudah kita rasakan. Seperti halnya
proses terjadinya hujan, angin ini juga tidak datang dengan sendirinya tanpa
melalui suatu sebab tertentu. Adanya angin ini karena melalui suatu proses
atau suatu siklus. Pada dasarnya, terjadinya angin adalah karena adanya
perbedaan tekanan udara dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Perbedaan
suhu udara dan tekanan udara ini juga berkaitan dengan panas matahari yang
diterima oleh daerah tersebut. Secara lebih terstruktur, proses terjadinya
angin ini melibatkan 3 langkah khusus, yaitu:
1) Terjadinya perbedaan penyinaran oleh panas matahari
Matahari yang memancarkan sinarnya tidak bisa menyinari dengan
intensitas penyinaran yang sama antara satu tempat dengan tempat yang
lainnya. Pastilah ada perbedaan di beberapa wilayah atau tempat perihal
penerimaan sinar matahari ini. Nah, perbedaan radiasi atau cahaya
matahari ini lah yang menjadi dasar terbentuknya angin.
2) Terjadi pengembangan udara atau pemuaian udara
Dalam proses terjadinya angin, setelah terjadi perbedaan suhu dan
tekanan selanjutya terjadi pengembangan udara auat pemuaian udara
(baca: cara melestarikan udara). Hal ini terjadi karena adanya perbedaan
tekanan atau suhu yang ada di suatu wilayah tersebut. Pada daerah yang
mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak, udara akan mengalami
pengembangan atau pemuaian, sehingga mempunyai tekanan udara
yang lebih rendah dibandingakan dengan daerah yang hanya
mendapatkan sedikit sinar matahari. Karena terjadinya pemuaian udara
atau pengembangan udara ini, maka terjadi perbedaan tekanan udara
diantara kedua daerah atersebut.
3) Terjadinya gerakan udara
Adanya perbedaan tekanan udara yang diakibatkan oleh pemuaian udara
ini akan memicu terjadinya pergerakan pada udara. Udara yang berada
di daerah dengan tekanan lebih tinggi akan bergerak menuju daerah
yang mempunyai tekanan udara lebih rendah. Sehingga dapat dikatakan
bahwa daerah yang mendapatkan sinar matahari rendah akan lebih
mempunyai banyak angin menuju daerah yang lebih panas. Dan inilah
akhir dari proses terjadinya angin, dan terbentuklah angin.

2. Gaya yang Bekerja pada Angin


Gaya-Gaya Utama Yang Bekerja Pada Massa Udara :
1) Gaya gravitasi
Karena massa Bumi yang besar, gaya gravitasi adalah gaya terkuat
yang berlaku pada sekelompok udara dan mengarah ke pusat Bumi. Jika
Fg = m g dan m = ρ∆V, maka:
Fg = gρ∆V
Di mana g adalah konstanta percepatan gravitasi (nilainya bisa lebih
besar atau lebih kecil pada wiliayah troposfer), ρ adalah massa jenis
udara, ∆V adalah volume sekelompok udara.
Setiap massa yang mendapatkan pengaruh gravitasi pasti memiliki
berat, termasuk molekul udara. Molekul udara dingin lebih berat
dibandingkan dengan udara yang lebih panas, sehingga menyebabkan
udara dingin bergerak ke bagian bawah, lebih dekat ke permukaan bumi.
Ketika udara ini memanas akibat cahaya matahari, molekul udara yang
memanas tersebut akan bergerak naik dan digantikan dengan udara
dingin yang baru. Aliran udara tersebut menyebabkan terjadinya angin.
Pada umumnya, angin bertiup dari daerah bertekanan udara tinggi ke
daerah bertekanan udara rendah.
2) Gaya Gradasi Tekanan
Gaya tekanan-gradien adalah gaya yang terjadi ketika ada
perbedaan tekanan di permukaan. Secara umum, tekanan adalah gaya
per satuan luas, di seluruh permukaan. Perbedaan tekanan di permukaan
kemudian menyiratkan perbedaan kekuatan, yang dapat menghasilkan
percepatan menurut hukum gerak Newton kedua, jika tidak ada
kekuatan tambahan untuk menyeimbangkannya. Gaya yang dihasilkan
selalu diarahkan dari daerah bertekanan lebih tinggi ke daerah
bertekanan lebih rendah. Ketika suatu fluida berada dalam keadaan
kesetimbangan (yaitu tidak ada gaya total, dan tidak ada percepatan),
sistem ini disebut sebagai berada dalam kesetimbangan hidrostatik.
Dalam kasus atmosfer, gaya tekanan gradien diimbangi oleh gaya
gravitasi, mempertahankan keseimbangan hidrostatik. Di atmosfer
bumi, misalnya, tekanan udara menurun pada ketinggian di atas
permukaan bumi, sehingga memberikan gaya gradien tekanan yang
melawan gaya gravitasi di atmosfer.
Tekanan pada permukaan sekelompok udara adalah komponen
normal dari gaya yang diberikan oleh lingkungannya pada tiap satuan
luas permukaan.Udara tersebut akan mengalami gaya total jika ada
perbedaan antara tekanan pada permukaan di sisi yang berbeda.

Tinjau diagram di atas yang mana daerah yang diarsir punya luas
dA. Gaya total yang bekerja pada udara karena perbedaan tekanan
adalah
Fp = pdA – (p + dp)dA = - dpdA
Jika ρ adalah massa jenis udara, maka gaya per satuan massa
(percepatan) adalah
𝐹𝑝 1 𝑑𝑝 𝑑𝐴 1 𝑑𝑝
=− =−
𝜌𝑑𝐴𝑑𝑥 𝜌 𝑑𝐴 𝑑𝑥 𝜌 𝑑𝑥
Untuk koordinat 3 dimensi, maka
𝐹𝑝 1 𝑑𝑝 𝑑𝐴 1 𝑑𝑝
=− =−
𝜌𝑑𝐴𝑑𝑟 𝜌 𝑑𝐴 𝑑𝑟 𝜌 𝑑𝑟
Menjadi
1
𝐹⃗ 𝑝 = − ∇𝑝
𝜌
3) Gaya Coriolis
Gaya coriolis adalah gaya semu yang muncul akibat pengaruh
gerakan rotasi bumi dan gerakan udara nisbi terhadap permukaan bumi.
Akibat adanya gaya coriolis, maka angin tidak searah dengan gaya
gradien tekanan dan tidak tegak lurus isobar. Gaya coriolis
menyebabkan angin dibelokkan ke kanan dari gaya gradien tekanan di
belahan bumi utara (BBU) dan dibelokkan ke kiri di belahan bumi
selatan (BBS).
Sistem koordinat Inersiavsejauh yang telah anda pelajari tentang
gerak benda (SMA, FISIKA DASAR), gerak dari suatu partikel atau
sistem dideskripsikan pada sistem koordinat yang tetap (diam atau
bergerak lurus beraturan). Hal tersebut dideskripsikan oleh hukum
newton pada sebuah sistem inersia. Contoh: Balok 2 kg yang ditarik
dengan gaya 10 N. Kita dapat menggunakan F = m a untuk menentukan
percepatan balok karena kita mengasumsikan sistem berada pada sistem
koordinat inersia yaitu pada Bumi yang diam (kita tidak
memperhitungkan gerak rotasi Bumi).
Sistem Koordinat Noninersia Pada fenomena alam, terdapat
beberapa kasus dimana sebuah kerangka acuan mengalami percepatan.
kerangka acuan seperti ini disebut kerangka acuan noninersia.
Contohnya adalah gerak pesawat terbang jika kita tinjau berdasarkan
kerangka acuan bumi maka kita harus memperhitungkan gerak rotasi
bumi. Hal ini karena ukuran pesawat dan gerak rotasi bumi yang besar
perlu diperhitungkan dalam sistem penerbangan. Pendekatan secara
matematis secara mendetil akan ada di materi mekanika.
Perhatikan ilustrasi berikut!

Pada gambar ini, titik hitam bergerak lurus dan titik merah diam
dalam cakram berputar. Titik merah akan melihat titik hitam bergerak
melengkung. Perhatikan diagram di samping yang mewakili daerah di
sekitar Kutub Utara (O) sehingga kita dapat menganggapnya sebagai
cakram berputar pada porosnya (dalam 2Dimensi) dengan arah seperti
pada gambar.
Sekelompok udara mulai bergerak secara horizontal menjauh dari
kutub menuju titik A. Jika tidak ada gaya yang bekerja pada sekelompok
udara ini, menurut hukum Newton, angin akan mengikuti jalur langsung
OA.Namun, cakram (BUMI) juga berputar dengan kecepatan sudut, Ω,
sehingga akan mengikuti garis lengkung OA’ relatif terhadap Bumi.
Bumi telah bergerak selama ∆t , dan titik A berada di B saat sekelompok
udara mencapai tepi. Bagi seorang pengamat yang berputar bersama
Bumi, sepertinya sekelompok udara itu dibelokkan oleh gaya menjauh
dari A menuju A’. Gaya fiktif ini disebut gaya Coriolis. Bumi adalah
bola dan bukan cakram, yang berarti bahwa kita harus menggunakan
notasi vektor seluruhnya, tetapi prinsip-prinsipnya sama. Kita harus
menghitung produk vektor antara vektor kecepatan sudut, Ω (mengarah
keluar dari bidang jika dalam sistem cakram) dan vektor kecepatan, vg.
Menerapkan analisis tersebut pada konteks Bumi, jika kita
menganggap sekelompok udara dengan kecepatan vg, dan vektor
kecepatan sudut bumi adalah Ω, maka gaya Coriolis per satuan massa
diberikan oleh:
𝐹⃗ = −2Ω
⃗⃗⃗ × 𝑣⃗𝑔

Namun, karena atmosfer lebih tipis dibandingkan dengan jari-jari


Bumi, kita tahu bahwa angin bertiup hampir sepanjang arah horizontal
lokal. Dengan demikian, hal itu berguna untuk membagi gaya
Coriolis menjadi dua kontribusi sehubungan dengan arah vertikal
daerah lokal. Kita menunjuk ini dengan vektor satuan 𝑧 ⃗ dan 𝑦 ⃗. Jika
garis lintang adalah φ, maka dua komponen diberikan oleh: (Ω sin φ) 𝑧 ⃗
dan (Ω cos φ) 𝑦 ⃗, di mana 𝑧 ⃗ adalah vektor satuan di sepanjang
vertikal daerah lokal, 𝑦 ⃗ berada bidang horizontal daerah lokal. Jika kita
mengasumsikan bahwa angin bergerak ke arah 𝑦 ⃗, maka gaya
Coriolis diberikan oleh:
𝐹 ⃗=−(Ω𝑠𝑖𝑛𝜑) 𝑧 ⃗×𝑣_𝑔 𝑦 ⃗=(𝑣_𝑔 𝑠𝑖𝑛𝜑)𝑥 ⃗
(ingat, perkalian vektor antara arah -z dan arah y menghasilkan
vektor arah x) yaitu ada gaya dalam arah 𝑥 ⃗.
Bagi pengamat yang berada di permukaan Bumi, angin semakin
diarahkan ke kanan dari arah awal gerakan ketika dilihat dari bawah
(anda di bawah angin, di permukaan bumi) di belahan bumi utara.
Sementara itu, angin semakin diarahkan ke kiri dari arah awal gerakan
ketika dilihat dari bawah (anda di bawah angin, di permukaan bumi) di
belahan bumi selatan.
Gerakan awal akan menurunkan gradien tekanan (yang
memberikan gaya yang menciptakan angin), tetapi defleksi berlanjut
sampai angin bertiup tegak lurus dengan gerakan aslinya (dan dengan
sudut 900 ke gradien tekanan yang menghasilkannya). sehingga tidak
bisa dibelokkan lebih jauh. Gaya Coriolis menyeimbangkan gradien
tekanan. Secara formal dinyatakan:
1
(− ∇𝑝 + 𝑓𝐶 𝑣𝑔 ) 𝑥⃗ = 0 ; 𝑓𝐶 = 2Ω𝑠𝑖𝑛𝜑
𝜌
Di mana fC adalah konstanta Coriolis (kira-kira 10-4 s-1), vg adalah
kelajuan udara dalam keadaan seimbang. Ini memberikan
1 𝑑𝑝
𝑣𝑔 =
𝑓𝑐 𝜌 𝑑𝑥
Mengasumsikan gradien tekanan meningkat sepanjang sumbu 𝑥⃗.
Titik di mana efek Coriolis menyeimbangkan gradien tekanan
disebut keseimbangan geostropik dan angin yang dihasilkan disebut
angin geostropik. Poin penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa
arah angin sejajar dengan isobar (tempat-tempat dengan tekanan sama)
dan (di belahan bumi utara) arah angin sedemikian rupa sehingga arah
angin menuju daerah tekanan yang lebih rendah pada pusat pusaran
angin. Jadi daerah bertekanan rendah di belahan bumi utara memiliki
angin yang berputar dalam arah berlawanan arah jarum jam tetapi searah
jarum jam di belahan bumi selatan. Jenis gerakan ini disebut siklon.
Dengan demikian sistem cuaca bertekanan rendah disebut siklon.Di atas
daerah bertekanan tinggi di belahan bumi utara, angin geostropik
bersirkulasi searah jarum jam. Ini disebut gerakan antisiklonik dan
karenanya sistem cuaca bertekanan tinggi dikenal sebagai antisiklon.
Dari nilai fC yang didapatkan di atas (slide 20), jelas bahwa gaya
Coriolis paling besar di kutub, dan berkurang ketika mendekati ekuator,
yang mana nilainya nol. Ada komponen vertikal yang sebanding dengan
cos φ yang timbul dari vektor 𝑦 ⃗. Ini akan memberikan kontribusi kecil
pada gaya gravitasi efektif.
4) Gaya Gesek
Ada gaya gesek yang cukup besar antara atmosfer dan permukaan
bumi (misalnya karena gunung dan bukit. Jajaran pohon tinggi ditanam
untuk bertindak sebagai penahan angin dan melindungi tanaman).
Mekanisme ini pada dasarnya adalah bentuk viskositas (pada ketinggian
rendah) dan proses pencampuran Eddy (ingat arus Eddy pada
elektromagnet) skala kecil pada daratan yang lebih tinggi. kecepatan
angin bervariasi dengan ketinggian terkait erat dengan tekanan atmosfer
yang bervariasi dengan ketinggian. (ingat hukum Bernoulli pada fluida).
Perbedaan tekanan dapat disebabkan oleh pemanasan atau
pendinginan yang tidak merata. Pertimbangkan wilayah atmosfer
dengan distribusi temperatur yang merata (gambar kiri atas dengan p1 >
p2 > p3). Udara sekarang dipanaskan di satu ujung (menambah energi)
dan didinginkan di ujung lainnya (mengurangi energi). Udara panas
mengembang dan udara dingin berkontraksi (menyusut). Dengan
demikian kolom udara di sisi kiri dan kanan akan mencoba untuk
memperluas (gambar di sebelah kanan) dan menyusut (gambar di
sebelah kiri).
Hal ini akan menghasilkan gradien tekanan horizontal. Garis yang
menghubungkan tempat-tempat dengan tekanan yang sama (isobars)
tidak akan lagi berada pada ketinggian yang sama. Oleh karena itu ada
gaya yang memindahkan udara ke bawah gradien tekanan (gambar
kanan bawah). Ini adalah angin termal.
Laju penurunan tekanan pada ketinggian-tetap di daerah hangat
sama dengan massa udara yang mengalir di atas ketinggian-tetap. Oleh
karena itu tingkat penurunan tekanan lebih besar di daerah yang lebih
rendah daripada di daerah yang lebih tinggi. Akhirnya, kondisi mapan
(steady-state) tercapai. Tekanan di bagian atas kolom udara akan lebih
rendah di daerah hangat dan lebih tinggi di daerah dingin. Tekanan di
bagian bawah kolom udara lebih tinggi di daerah dingin dan lebih
rendah di daerah hangat. Ini adalah dasar konveksi di atmosfer.
Contoh: Sehari di tepi laut. Pada siang hari, daratan dipanaskan
oleh Matahari dan suhunya naik lebih cepat daripada suhu laut (Kalor
jenis daratan lebih kecil dari kalor jenis laut). Udara di atas daratan lebih
hangat dari pada di atas permukaan laut sehingga menghasilkan udara
yang bertiup dari laut menuju daratan (pada tingkat rendah) - angin laut.
Pada malam hari tanah mendingin lebih cepat dari suhu laut sehingga
situasinya terbalik. Angin (tingkat rendah) sekarang berhembus dari
darat ke laut - angin darat. Contoh sederhana ini menunjukkan salah satu
mekanisme dasar yang mendasari sirkulasi global atmosfer.
Kita dapat menempatkan argumen ini pada dasar yang lebih
formal matematis dan mempertimbangkan variasi angin geostropik
terhadap ketinggian. Secara sederhana, kita asumsikan sebelumnya
bahwa variasi tekanan berada di sepanjang sumbu (+ 𝑥⃗). Angin
geostropik sepanjang sumbu +𝑦⃗ dan ditunjukkan oleh:
1 𝑑𝑝
𝑣𝑔 =
𝑓𝑐 𝜌 𝑑𝑥
∆𝑣𝑔𝑧 𝑔 𝑑𝑇̅
= ( )
∆𝑧 𝑓𝐶 𝑇̅ 𝑑𝑥

Karena ∆𝑣𝑔𝑧 dan Δz cenderung mengarah ke nilai nol, ruas kiri


cenderung menurun dan suhu rata-rata di ruas kanan cenderung ke
permukaan isobarik di tengah lapisan. Ini memberikan hubungan
penting antara variasi vertikal angin geostropik dan gradien suhu
horizontal. Kemiringan isobarik meningkat dengan ketinggian, sehingga
gradien tekanan horizontal juga meningkat dengan ketinggian.
Karenanya angin geostropik juga harus meningkat dengan ketinggian.
Dengan demikian, angina geostropik berputar berlawanan arah jarum
jam (terhadap ketinggian) ketika angin bertiup dari daerah dingin ke
hangat, dan searah jarum jam (terhadap ketinggian) ketika angin bertiup
dari daerah hangat ke dingin.

B. Sirkulasi Udara
1. Siklon dan Antisiklon
a. Siklon
Siklon adalah sistem angin yang bersirkulasi dengan arah yang
berlawanan jarum jam di sekitar pusat tekanan atmosfer rendah di
daerah utara dari khatulistiwa dan searah jarum jam di daerah selatan
khatulistiwa. Perbedaan suhu terjadi di bumi dimana suhu lebih dingin
di dekat kutub dan suhu lebih hangat di dekat khatulistiwa. Perbedaan
suhu ini akan menyebabkan ketidakseimbangan tekanan. Pada angin
siklon massa udara akan bertemu dan bergerak naik. Angin siklon tidak
bergerak di daerah khatulistiwa, karena angin siklon pada umumnya
berhubungan dengan hutan atau salju. Dalam angin siklon tekanan udara
di pusat akan lebih rendah dari lingkungan sekitar pusat. Ciri dari angin
siklon yaitu konvergensi tingkat rendah dengan udara yang naik di
dalam sistem.
Siklon merupakan indikator terjadinya awan, hujan, anin kencang
dan cuaca buruk. Udara yang berada di dekat tanah akan didorong untuk
naik menuju pusat angin siklon yaitu daerah dengan tekanan paling
rendah. Saat udara tersebut bergerak mendekati pusat, udara tersebut
akan mengembang dan mengalami proses pendinginan yang akan
menyebabkan meningkatnya kelembaban udara serta menciptakan awan
dan presipitasi. Angin siklon memiliki cara untuk mempengaruhi cuaca,
yaitu:
1) Front Hangat
Front hangat mempengaruhi cuaca melalui bagian depan
hangat yang memanjang ke arah timur dari siklon. Front hangat
melingkupi udara hangat dan lembab yang bergerak ke timur laut
dengan sirkulasi siklon terjadi berlawanan arah jarum jam. Udara
hangat bergerak ke utara secara bertahap untuk menggantikan udara
dingin dan mengakibatkan terbentuknya lapisan awan stratus dan
awan nimbostartus yang berukuran lebar. Hujan yang dipengaruhi
oleh front hangat akan memiliki durasi yang lama, karena
pergerakan front hangat yang lambat.
2) Front Dingin
Front dingin bergerak meluas ke barat daya dari siklon. Front
dingin melingkupi ujung udara dingin dan kering yang bergerak ke
arah tenggara. Udara dingin bergerak menuju udara hangat di daerah
selatan dataran rendah, udara dingin akan memaksa udara hangat
bergerak naik dengan cepat yang akan menimbulkan awan
cumulonimbus. Front dingin mengakibatkan terjadinya cuaca buruk
seperti hujan es, kilat, hujan lebat, dan tornado. Cuaca yang
dipengaruhi oleh front dingin akan memiliki durasi yang relatif
pendek karena front dingin bergerak dengan cepat.
Siklon terdiri dari dua jenis, yaitu:
1) Siklon Ekstratropis
Siklon ekstratropis terbentuk di daerah sekitar kutub yaitu di
lintang tengah (zona frontal) ketika terjadi perbedaan suhu yang
besar antara dua masa udara. Siklon ekstratropis berkembang saat
suatu gelombang tercipta di permukaan yang menjadi pemisah
antara massa udara panas dengan massa udara dingin. Massa udara
tersebut bergerak dengan arah yang berlawanan. Gaya Coriolis pada
angin menyebabkan pembelokan angin ke arah kanan di belahan
bumi utara, sehingga angin akan mencapai bagian depan kutub.
Bagian yang hangat dan dingin terbentuk di tempat yang
bersebelahan. Siklon ekstratropis menyebabkan badai musim dingin
seperti badai musim dingin yang terjadi di Amerika Serikat dan
Eropa.
Siklon ekstratropis biasanya terbentuk pada saat musim dingin
dengan arah gerakan angin menuju timur bersamaan dengan angin
barat. Siklon ekstratropis akan mengakibatkan terjadinya badai
dengan diameter 1.000 – 2.500 km dengan kecepatan angin 125
km/jam. Siklon ekstratropis yang berbahaya terjadi di negara bagian
Atlantik tengah dan New England
2) Siklon Tropis
Siklon dapat terbentuk di atas lautan daerah tropis yang
memiliki temperatur hangat, angin siklon ini disebut dengan siklon
tropis. Laut yang hangat akan menyebabkan besarnya massa udara
lembab. Udara hangat yang naik ke pusat siklon, uap air akan
mengembun dan melepaskan energi dari panas laten. Selain itu,
udara hangat tersebut akan membentuk sel tekanan rendah atau
disebut juga dengan depresi tropis yang mengakibatkan munculnya
badai petir disekitar daerah tersebut. Siklon tropis tidak
berhubungan dengan front hangat atau front dingin, karena siklon
tropis terjadi antara udara hangat dan lembab serta di tekanan yang
sangat rendah. Siklon tropis akan mengakibatkan angin yang sangat
kencang dan bersama dengan siklon tekanan rendah membentuk
gelombang badai di daerah pesisir. Walaupun siklon tropis yang
bergerak sudah mereda akan mengakibatkan efek lanjutan yaitu
curah hujan tinggi yang menyebabkan banjir.

b. Antisiklon
Antisiklon adalah sistem angin yang bersirkulasi dengan arah yang
berlawanan jarum jam di sekitar pusat tekanan atmosfer tinggi di daerah
selatan dari khatulistiwa dan searah jarum jam di daerah utara
khatulistiwa Pada daerah bertekanan tinggi udara akan bergerak secara
terpisah. Antisiklon identik dengan cuaca cerah. Udara di pusat
antisiklon dipaksa menjauh dari bertekanan tinggi dan digantikan
dengan aliran udara yang bergerak ke bawah dari ketinggian yang tinggi
(konvergensi) menuju daerah atas antisiklon. Udara yang bergerak ke
bawah akan mengalami proses penghangatan yang akan mengurangi
kelembabab udara dan membuat awan menjadi sedikit. Anti siklon
terdiri dari dua jenis yaitu antisiklon dingin dan antisiklon hangat.
Antisiklon dingin merupakan antisiklon yang terbentuk di daerah udara
dingin sebelum topan terjadi di daerah tersebut. Antisiklon hangat
merupakan antisiklon hasil dari kompresi udara menjadi udara hangat
yang mengakibatkan suhu di atas tanah meningkat.

2. Konveksi Global
a. Model Hadley
George Hadley (1735) membuat teori tentang sirkulasi atmosfer
bumi yang terdiri sistem angin tunggal di setiap belahan bumi yaitu
aliran angin di dekat permukaan ke arah barat dan khatulistiwa, dan
aliran angin dengan ketinggian yang lebih tinggi ke timur dan kutub
bumi. Menurut Hadley, udara hangat bergerak naik di dekat daerah
khatulistiwa (Inter-Tropical Convergence Zone) lalu mengalir ke arah
kutub dengan ketinggian yang lebih tinggi, udara tersebut akan
melepaskan panas menjadi udara dingin saat di dekat daerah kutub.
Udara dingin di kutub akan turun kembali dan mengalir ke sekitar
daerah sub tropis di ketinggian yang rendah hingga mendekati
khatulistiwa, udara tersebut pun akan kembali menghangat dan bergerak
naik lagi.

Sirkulasi udara ini akan menghasilkan badai. Model Hadley ini


mengabaikan gaya Coriolis yang membelokkan arah angin. Model
Hadley dapat digunakan untuk menjelaskan sirkulasi di belahan bumi
utara dan selatan ke arah garis khatulistiwa sekitar 30 o. Sirkulasi dari
model Hadley memuat pengaturan curah hujan di daerah subtropis
sehingga daerah tersebut menjadi zona konvergensi intertropis.

Lokasi dari model Hadley berada di zona surut di garis lintang


tengah. Sirkulasi udara dippengaruhi oleh distribusi awan. Di daerah
tropis tepatnya di ITCZ awan yang dihasilkan berukuran tebal dan
tinggi. Di daerah subtropis awan berukuran luas namun rendah, awan di
belahan bumi selatan akan lebih luas daripada awan di belahan bumi
utara. Awan rendah yang memantulkan radiasi matahari akan
mendinginkan permukaan bumi. Sementara, awan tinggi memiliki efek
pemanasan di permukaan bumi dan atmosfer bumi.
Udara hangat yang terjadi karena penyinaran sinar matahari di
daerah khatulistiwa, udara ini akan membentuk zona tekanan rendah. Di
troposfer sebagian udara bergerak menuju kutub utara dan sebagian
menuju kutub selatan. Di sekitar troposfer udara menjadi dingin dan
lebih padat. Pola pada sirkulasi udara yang terus berulang disebut
dengan konveksi dan terjadi dalam skala global.
Rotasi bumi menyebabkan efek Coriolis yang berpengaruh pada
sirkulasi udara. Namun, saat bumi tidak mengalami rotasi, satu konveksi
akan naik di belahan bumi selatan dan utara serta udara turun di dekat
kutub. Karena bumi mengalami rotasi, konveksi yang terjadi dibagi
menjadi tiga sel di daerah utara dari khatulistiwa dan tiga sel di daerah
selatan khatulistiwa. Tiga sel konveksi tersebut menciptakan sabuk
angin global yang mempengaruhi iklim regional. Konveksi
mempengaruhi cuaca, karena udara hangat naik dan turun di daerah
bertekanan rendah, hal ini akan mempengaruhi pembentukan awan dan
uap. Sistem tekanan yang lebih kecil saat udara sedang bergerak akan
menghasilkan angin lokal yang mempengaruhi cuaca dan iklim.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Angin merupakan suatu udara yang bergerak dari daerah yang mempunyai
tekanan tinggi ke daerah yang mempunyai tekanan rendah, atau dari daerah
yang bersuhu rendah ke daerah yang bersuhu tinggi. Pada daerah yang
mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak, udara akan mengalami
pengembangan atau pemuaian, sehingga mempunyai tekanan udara yang lebih
rendah dibandingkan dengan daerah yang hanya mendapatkan sedikit sinar
matahari. Gaya- Gaya Utama Yang Bekerja Pada Massa Udara Gaya gravitasi
Karena massa Bumi yang besar, gaya gravitasi adalah gaya terkuat yang berlaku
pada sekelompok udara dan mengarah ke pusat Bumi.
Sirkulasi Udara Siklon dan Antisiklon Siklon Siklon adalah sistem angin
yang bersirkulasi dengan arah yang berlawanan jarum jam di sekitar pusat
tekanan atmosfer rendah di daerah utara dari khatulistiwa dan searah jarum jam
di daerah selatan khatulistiwa. Antisiklon Antisiklon adalah sistem angin yang
bersirkulasi dengan arah yang berlawanan jarum jam di sekitar pusat tekanan
atmosfer tinggi di daerah selatan dari khatulistiwa dan searah jarum jam di
daerah utara khatulistiwa Pada daerah bertekanan tinggi udara akan bergerak
secara terpisah.

B. Saran
Angin merupakan salah satu komponen abiotik yang penting bagi
kehidupan makhluk hidup di bumi. Pembahasan mengenai angin dan sirkulasi
udara global yang tercantum dalam makalah ini masih belum lengkap. Oleh
karena itu, diharapkan pada pembaca dapat lebih mengeksplorasi materi
mengenai angin dan sirkulasi udara. Selain itu, diharapkan dengan adanya
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai salah satu
komponen abiotik yang penting.

19
DAFTAR PUSTAKA
Bennett, D. (2019). How Does a Cyclone Affect the Weather?. Sciencing.com.
https://sciencing.com/cyclone-affect-weather-8626891.html.
Britannica. (2008). Anticyclone. Encyclopedia Britannica.
https://www.britannica.com/science/anticyclone.
Britannica. (2016). Cyclone. Encyclopedia Britannica.
https://www.britannica.com/science/cyclone-meteorology.
Britannica. (2016). Hadley Cell. Encyclopedia Britannica.
https://www.britannica.com/science/Hadley-cell.
Deroberts, N. (2019). Columbia Researchers Provide New Evidence on the
Reliability of Climate Modeling. Columbia Climate School.
https://news.climate.columbia.edu/2019/06/24/hadley-cell-climate-
modeling/.
Desonie, D. (2019). Circulation. CK-12 Foundation. https://www.ck12.org/c/earth-
science/circulation/lesson/Circulation-in-the-Atmosphere-HS-ES/.
Fatma, D. (2016). Proses Terjadinya Angin dan Jenis-jenis Angin.
ilmugeografi.com. https://ilmugeografi.com/fenomena-alam/proses-
terjadinya-angin.
Gillespie, C. (2019). A Major Difference Between Cyclones & Anticyclones Is
What? sciencing.com. https://sciencing.com/major-difference-between-
cyclones-anticyclones-8252667.html.
Ginanjar, W. S. (2018). Angin-Naik dan Tenggelam. Rens Cube.
https://renscube.wordpress.com/2018/01/13/angin-naik-dan-tenggelam/.
Lumen. (2021). Cyclones. lumenlearning.com.
https://courses.lumenlearning.com/geophysical/chapter/cyclones/.
Mimir. (2021). Gradasi Tekanan. mimirbook.com.
https://mimirbook.com/id/9de375a9f3c.
Nugroho, L. (2017). Konsep dan Rumus Gaya Coriolis. Klik Geografi.
http://klikgeografi.blogspot.com/2016/03/gaya-coriolis.html.
UXL Encyclopedia of Science. (2021). Cyclone and Anticyclone.
encyclopedia.com. https://www.encyclopedia.com/science/encyclopedias-

20
almanacs-transcripts-and-maps/cyclone-and-anticyclone-1.
Vailand, A. (2017). In Case You Missed it: The Tropics Are Coming, The Tropics
Are Coming! NASA.
https://earthobservatory.nasa.gov/blogs/earthmatters/tag/hadley-cells/.
Webster, P. J. (2021). Cyclone and Anticyclone. Scholastic.
https://www.scholastic.com/teachers/articles/teaching-content/cyclone-and-
anticyclone/.

Anda mungkin juga menyukai