Anda di halaman 1dari 34

ILMU KEBUMIAN

CUACA DAN IKLIM

Oleh
KELOMPOK 4
KELAS: III B

NI PUTU AYU PRADNYA PARAMITA 1713071007


NI WAYAN ADNYANI SUARI 1713071024
NI LUH PUTU PRADNYA PARAMITA DEWI 1713071025
NI LUH PUTU OKTIYANA RISTA AYUNI 1713071031
NI NYOMAN TRI ANGGREANI 1713071056

PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah Ilmu Kebumian ini dengan judul “Cuaca dan
Iklim”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kebumian di Semester
Ganjil.
Dengan selesainya Makalah ini, tentu tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah memberikan masukan serta bimbingan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Ni Made Pujani, M.Si, dan Bapak Putu Prima Juniartina,S.Pd,.M.Pd. selaku
Dosen mata kuliah Ilmu Kebumian di Jurusan Pendidikan IPA Program Studi S1.
2. Orang tua kami yang telah memberikan dorongan moral maupun material, serta
3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan Makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan pada Makalah ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat terbatasnya pengetahuan dan pengalaman
kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna
menyempurnakan makalah ini.

Singaraja, 25 November 2018

penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................i

Daftar Isi ............................................................................................................................... ii

BAB I. Pendahuluan ............................................................................................................1


1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................1
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat .....................................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN .....................................................................................................3
2.1 Pengertian Cuaca dan Iklim ......................................................................................3
2.2 Unsur Cuaca dan Iklim ............................................................................................. 3
2.3 Pola Angin dan Curah Hujan di Indonesia ............................................................... 17
2.4 Musim di Dunia ........................................................................................................19
2.5 Klasifikasi Iklim .......................................................................................................22
2.6 Perubahan Iklim ........................................................................................................25
2.7 Manfaat Cuaca dan Iklim......................................................................................... 28
BAB III. Penutup .................................................................................................................30
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................30
Daftar Pustaka .....................................................................................................................31

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cuaca adalah suatu gejala alam yang terjadi dan berubah dalam waktu singkat, yang
kita rasakan dari menit ke menit, jam ke jam. Contoh: perubahan harian dalam temperatur,
kelembaban, angin, dll. Sedangkan Iklim adalah rata-rata peristiwa cuaca di suatu daerah
tertentu, termasuk perubahan ekstrem musiman dan variasinya dalam waktu yang relatif lama,
baik secara lokal, regional atau meliputi seluruh bumi kita.
Iklim dipengaruhi perubahan-perubahan yang cukup lama dari aspek-aspek seperti
orbit bumi, perubahan samudra, atau keluaran energi dari matahari. Perubahan iklim
merupakan sesuatu yang alami dan terjadi secara pelan. Contoh: musim (dingin, panas, semi,
gugur, hujan dan kemarau) dan gejala alam khusus (seperti tornado dan banjir).
Munculnya cuaca dan iklim di Bumi merupakan ekspresi pemerataan energi yang
diterima Bumi secara tidak merata. Wilayah tropis di sekitar ekuator sepanjang tahun menerima
energi radiasi sang surya yang berarti surplus energi, sementara di lain pihak wilayah subtropis
dan kutub hanya menerima sedikit energi dan berlangsung relatif singkat dan bergantian akibat
garis edar revolusi Bumi mengitari Matahari.
Sebagai negara yang secara geografis berada di sekitar ekuator, Iklim di Indonesia adalah
tropis yang terdiri dari musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan
Oktober sampai Februari, sedangakan musim kemarau terjadi pada bulan Maret-September

1.2 Rumusan Masalah


 Apa pengertian cuaca dan iklim ?
 Apa unsur-unsur cuaca dan iklim ?
 Bagaimana klasifikasi iklim ?
 Apa penyebab dan dampak perubahan iklim ?
 Bagaimana tipe-tipe iklim?
1.3 Tujuan
 Agar dapat mengetahui pengertian cuaca dan iklim
 Agar dapat mengetahui unsur-unsur cuaca dan iklim
 Agar dapat mengetahui klasifikasi iklim
 Agar dapat mengetahui penyebab dan dampak perubahan iklim

1
 Agar dapat mengetahui tipe-tipe iklim
1.4 Manfaat

 Bagi Penulis
Dengan adanya penulisan makalah ini, maka bagi penulis dapat dijadikan sebagai
pelatihan penulisan karya ilmiah dan mengasah daya serap kami dalam menunjang
pembelajaran khususnya pada mata kuliah Ilmu Kebumian yang tertuang pada tulisan
makalah ini yang berjudul “Cuaca dan Iklim”
 Bagi Pembaca

Dengan adanya penulisan makalah ini, diharapkan kepada pembaca sebagai


sumbangan atau tambahan referensi pembelajaran yang terkait dengan cuaca dan iklim
untuk menunjang hasil pembelajaran pada mata kuliah Ilmu Kebumian.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cuaca dan Iklim
Cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat dan pada aderah yang sempit. Contohnya,
cuaca di Manado cerah, tidak berawan, temperatur udara 20°-30° C, dan kecepatan angin
10km/jam. Ilmu tentang cuaca dinamakan meteorologi.
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dan dalam waktu yang lama
(30 tahun). Ilmu tentang iklim dinamakan klimatologi.
Meteorologi mempelajari atmosfer bumi, temperatur udara, gerakan udara atau angin,
kelembapan udara, tekanan udara, massa udara, dan gejala-gejala yang ada dalam udara. Data
yang diperoleh dari meteorologi digunakan untuk menentukan iklim suatu daerah. Oleh karena
itu, ada kaitan yang erat antara meteorologi dan klimatologi.
2.2 Unsur Cuaca dan Iklim
Unsur cuaca dan iklim meliputi sebagai berikut
a. Temperatur Udara atau Suhu Udara
1. Cara Mengukur Suhu Udara
Udara menjadi panas karena mendapat pemanasan matahari. Alat untuk
mengukur suhu udara adalah termometer. Termometer yang sederhana adalah
termometer dinding dan termometer maksimum-minimum. Termometer yang
dapat mencatat sendiri disebut termograf.
2. Perbedaan Suhu Udara
Suhu udara tertinggi di muka bumi adalah di daerah tropis (sekitar
ekuator) dan makin ke kutub, makin dingin. Suhu udara di daerah ekuator
sekitar 27° C dan di daerah kutub mencapai beberapa derajat di bawah nol.
Di lain pihak, pada waktu mendaki gunung, suhu udara terasa makin
dingin jika ketinggian bertambah.tiap kenaikan 100m, suhu udara berkurang
(turun) 0,6° C. Penurunan suhu semacam itu disebut gradien temperatur
vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, besar lapse rate adalah 1° C.
Faktor yang mempengaruhi tinggi rendah suhu udara suatu daerah
adalah sebagai berikut.
a. Sudut datang sinar matahari. Makin tegak sinar matahari, udara makin
panas.
b. Keadaan cuaca. Pada saat cuaca cerah suhu udara panas, sedangkan pada
saat cuaca mencudng (berawan) suhu udara lebih dingin.
3
c. Letak lintang. Makin dekat dengan ekuator, suhu udara lebih panas dan
makin dengan dengan kutub, suhu udara makin dingin.
d. Ketinggian tempat.di pantai, suhu udara panas dan makin tinggi tempat suhu
makin dingin. Ketentuan itu dapat dibuat rumus sebgai berikut:

Tx = T0 – 0,6 × 100

Keterangan :
Tx = temperatur rata-rata suatu tempat (x) yang dicari
T0 = temperatur suatu tempat yang sudah diketahui
h = tinggi tempat (x)
b. Tekanan Udara
Udara yang menyelubungi bumi adalah benda gas dan mempunyai massa. Oleh
karena itu, di udara akan terjadi sebagai berikut.
1. Di muka bumi terdapat tumpukan massa udara. Udara bagian atas menindih
(menekan) udara di bawahnya. Tekanan ini disebut tekanan udara.
2. Massa udara terpengaruh gravitasi bumi sehingga udara makin dekat dengan
permukaan bumi, makin mampat dan makin ke atas makin renggang. Akibat
selanjutnya, makin dekat dengan permukaan bumi tekanan udara makin
besar dan makin ke atas makin berkurang.
3. Udara apabila terkena panas memuai dan apabila mengalami pendinginan
akan menyusut.
c. Angin
Udara yang bergerak disebut angin. Udara bergerak karena perbedaan tekanan.
Alat untuk mengukur kecepatan angin dinamakan anemometer, sedangkan alat
untuk mengetahui arah angin disebut panah angin atau kantong angin. Pada
dasarnya, angin di permukaan bumi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu angin tetap
dan angin lokal. Angin tetap adalah angin yang bergerak terus menerus sepanjang
tahun dengan arah yang tetap. Contohnya, angin pesat, angin barat, dan angin timur.
Angin dibedakan menjadi beberapa macam. Macam-macam angin, antara lain
angin puting beliung, angin bohorok, dan angin tornado. Angin dibedakan menjadi
dua, yaitu angin tetap dan angin lokal.
1. Angin tetap
Jenis angin tetap di dunia adalah angin pasat, angin barat, dan angin timur.
Angin tetap merupakan angin yang berhembus terus-menerus sepanjang tahun

4
dengan arah yang tetap. Angin pasat, yaitu angin yang bertiup dari daerah
maksimum subtropika menuju ke daerah minimum ekuator.
Pada awalnya angin pasat bergerak tegak lurus dari daerah maksimum subtropis
menuju ke minimum ekuator. Akan tetapi, karena bumi berotasi dari barat ke laut
maka angin pasat di sebelah selatan ekuator berbelok ke kiri., sedangkan angin pasat
di sebelah utara ekuator berbelok ke kanan. Oleh karena itu, angin pasat di sebelah
utara ekuator menjadi angin pasat timur laut, sedangkan di sebelah selatan ekuator
angin pasat menjadi angin pasat tenggara. Hal ini sesuai dengan Hukum Buys Ballot
yang menyatakan akibat rotasi bumi maka angin belahan bumi utara berbelok ke
kanan dan angin di belahan bumi selatan berbelok ke kiri. Angin barat bertiup di
daerah lintang sedang, angin barat berhembus terus menerus sepanjang tahun dari
arah timur.
2. Angin Lokal
Angin lokal hanya terjadi di daerah tertentu, jenis angin lokal antara lain angin
muson dan angin bohorok.
 Angin Muson

Angin muson adalah angin yang bertiup setiap setengah tahun sekali secara
bergantian arah yang berlawanan. Gerakan angin ini dipengaruhi oleh peredaran
matahari tahunan. Di Indonesia, angin muson berupa angin yang bertiup dari Asia
menuju Australia dan sebaliknya. Angin muson adalah pergerakan massa udara
yang terjadi karena perbedaan tekanan udara yang mencolok antara daratan dan
samudera. Proses terjadinya dipengaruhi oleh dua benua di belahan bumi udara dan
selatan yang mengapit dua samudera.
Salah satu contoh angin muson terjadi di indonesia. Pada bulan juli matahari
berada di garis balik utara (23,50LU), sehingga Benua Asia mendapatkan
penyinaran maksimal. Oleh karena itu, suhu udara di Benua Asia sangat tinggi,
tekanan udaranya menjadi rendah. Disisi lain Benua Australia sedang mengalami
musim dingin sehingga menjadi pusat tekanan udara tinggi. Akibat dari keadaan
tersebut bertiuplah angin muson timur dari dari benua Australia ke Benua Asia
melintasi Samudra Hindia. Oleh karena disifati oleh daerah asalnya yaitu Benua
Australia yang kering serta melewati laut yang sempit, angin muson timur ini
mengakibatkan musim kemarau di Indonesia.

5
Sebaliknya pada bulan januari matahari berada di garis balik selatan
(23,50LS). Pada bulan ini daratan Asia yang seedang mengalami musim dingin,
sehingga menjadi daerah tekanan udara tinggi, sedangkan Australia sedang
mengalami musim panas, sehingga menjadi daerah tekanan udara rendah.
Akibatnya bertiuplah angin muson barat dari wilayah Asia dan barat daya Pasifik
menuju Australia melalui Indonesia. Karena sebagian bersalah dari Samudera
Pasifik angin muson ini kaya akan uap air, sehingga mengakibatkan musim hujan
di Indonesia.

 Angin Bohorok

Angin jatuh disebut juga angin fohn, yaitu angin kering yang bergerak
menuruni lereng pegunungan. Ketika mendekati gunung, angin ini mendapat uap
air. Karena mengalami proses kondensasi uap air itu akhirnya jatuh sebagai hujan.
Setelah melewati puncak gunung angin sudah tidak membawa uap air itu menuruni
lereng. Oleh karena itu, angin tersebut bersifat kering dan lebih panas dari daerah
yang didatangi. Contoh, angin jatuh yang terjadi di daerah Deli dinamakan angin
Bohorok.
Angin Bohorok merupakan jenis angin jatuh yang sifatnya kering dan panas.
Angin Bohorok sering merusak tanaman tembakau didaerah Deli (Sumatra Utara).
Jenis angin semacam ini adalah angin Wambraw di Biak (Papua), angin Gending di
Pasuruan (Jawa Timur), dan angin Brubu di Makasar (Sulawesi). Angin jatuh juga
dapat bersifat kering dan dingin jika angin bergerak dari puncak pegunungan yang
tinggi dan bersalju, misalnya angin Mistral di Prancis, angin Bora di pantai Samudra
Atlantik, dan angin Sirocco di pantai laut Adriatik.
Alat untukmengukur kelembapan udara adalah higometer. Higometer yang
dapat mencatat sendiri disebut higrograf. Kelembapan udara juga dapat diukur
dengan alat yang dinamakan psychrometer.

 Angin siklon dan antisiklon

Angin siklon adalah angin di daerah depresi (dengan tekanan udara rendah)
dikelilingi daerah dengan tekanan udara tinggi. Di belahan bumi utara siklonnya
berlawanan dengan arah jarum jam, sedangkan di belahan bumi selaatn siklon
searah dengan jarum jam. Angin antisiklon adalah angin yang terdapat di daerah

6
kompresi (dengan tekanan udara maksimum dikelilingi tekanan uadara minumum).
Jenis angin siklon antara lain Hurricane di Hindia Barat, Taifun di Asia, dan
Tornado di America.

d. Kelembaban udara

Kelembaban udara atau kelangasan udara adalah persentase kandungan uap


air yang ada dalam udara. Kelembaban udara juga dapat diartikan kemampuan
udara mengandung uap air. Kemampuan udara dalam mengandung uap air
tergantung pada temperature udara. Semakin tinggi temperature udara, maka
kemampuan mengandung uap air semakin kecil. Kelembaban udara dapat
dibedakan menjadi kelembaban mutlak dan kelembaban relative.

Kelembaban mutal (absolut) adalah jumlah uap air yang terdapat pada
udara, misalnya dinyatakan dalam jumlah gram uap air tiap 1cm3 udara. Sebagai
contoh udara pada suatu tempat dalam setiap 1 cm3 mengandung uap air sebesar
15gram
Kelembaban relative (nisbi) adalah perbandingan jumlah uap air yang ada
pada udara dengan jumlah maksimum jumlah uap air yang dapat ditampung oleh
udara pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen. Kelembaban relative
lebih banyak digunakan. Kelembaban relative tertinggi terjadi pada pagi hari dan
terendah terjadi pada sore hari. Alat untuk mengukur kelembaban relative adalah
hygrometer rambut. Rambut manusia memiliki sifat memanjang pada udara basah
dan memendek pada udara kering. Perubahan panjang dan pendek ini dapat
menggerakan jarum pada skala yang tertera kemudian hasilnya tercatat pada
hidrograf. Kelembaban udara tidak terlepas dari penguapan dan hujan.

e. Awan
Udara yang telah jenuh jika mendapat tambahan uap air atau mengalami
pendinginan akan mengalami proses kondensasi dan terbentuklah titik-titik air.
Titik-titik air yang melayang-layang di udara disebut awan. Awan yang menempel
di permukaan bumi dapat dibedakan berdasarkan morfolog, ketinggian, dan
material pembentuknya.
1. Menurut Morfologinya (bentuknya)

7
Berdasarkan morfologinya, awan dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu cumulus, stratus, dan cirrus. Jika beberapa awan tersebut bergabung akan
terbentuk morfologi gabungan.
Diantara jenis-jenis awan tersebut, yang perlu di waspadai (di Indonesia)
adalah awan cumulonimbus (Cb). Awan ini seringkali menyebabkan hujan
badai yang disertai petir dan halilintar, hujan es, dan angin puting beliung.
Biasanya awab Cb sering terbentuk pada musim pancaroba, yaitu musim
peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan, atau sebaliknya dari
musim penghujan ke musim kemarau. Awan Cb akan mudah terbentuk di
daerah yang kering kemudian terjadi arus konveksi (gerakan udara secara
vertical). Gerakan udara vertical juga mudah terbentuk pada sisi gunung yang
menghadap datangnya arah angin yang lembab. Itulah sebabnya harus berhati-
hati bila mengetahui munculnya awab Cb, sebagai pertanda datangnya hujan
badai, beserta pengiringnya.
Menurut Malam(2005:76), awan adalah titik-titik massa air atau kristal
es di udara. Udara yang naik ke atas akan menjadi dingin dan menyebabkan
kelembaban relatifnya bertambah. Keadaan dingin menyebabkan kelembaban
udara tidak mampu menahan kelembaban uap air, sehingga pada ketinggian
tertentu udara menjadi jenuh dan terjadi proses kondensasi atau pengembunan
karena proses kondensasi uap air dalam udara berubah menjadi titik-titik air.
Kondensasidan sublimasi merupakan peristiwa penting dalam proses
pembentukan awan. Sebenarnya awan tidak seluruhya merupakan kumpulan
tetes air tetapi juga terdiri dari kristal-kristal es yang halus. Awan perlu di
pelajari karena keadaan awan di atmosfer sangat menetukan kondisi cuaca di
Bumi.
Seperti telah kita ketahui, awan terbentuk oleh penaikan uap air yang
terbawa oleh angin yang bergerak secara vertikal. Oleh karena itu, bentuk dan
formasi awan serta ketinggian awan banyak tergantung kepada keadaan angin,
selain tentunya juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti banyaknya uap air,
letak lintang, dan sebagainya. Awan dapat diklasifikasikan berdasarkan
ketinggian dan berdasarkan formasinya.
Berdasarkan ketinggian awan dapat di klasifikasikan menjadi:

8
 Awan tinggi, dengan ketinggian 20.000 kaki (6-12 km) dari permukaan
tanah. Jenis awannya adalah cirrus yang selalu terbentuk dari kristal es.
Selain itu cirrocumulus dan cirrostrats juga termasuk kategori awan tinggi.
 Awan pertengahan, dengan ketinggian 6.500 hingga 20.000 kaki (3-6 km)
dari permukaan tanah. Termasuk dalam golongan ini adalah altocumulus
dan altostratus.
 Awan rendah, dengan ketinggian 6.500 kaki (< 3 km) dari permukaan
tanah. Termasuk dalam golongan ini adalah awan tipe stratus. Awan ini
apabila terpecahkan akan menjadi fregmen yang disebut fractostratus.
 Awan yang berkembang secara vertikal. Ada dua macam yang utama yaitu
cumulus dan cumulonimbus. Awan cumulus berkembang secara vertikal
dalam skala kecil sedangkan awan cumulonimbus berkembang dalam skala
besar, menjulang tinggi seperti menara dan dapat menyebabkan hujan lebat
secara mendadak. Ketinggian awan ini bervariasi sehingga dapat termasuk
kedalam tiga kategori sebelumnya.

Berdasarkan formasinya awan dapat dibedakan menjadi tiga golongan


yaitu awan cirrus, cumulus, dan strarus. Selain itu, terdapat pula awan fracto
yang terpecah-pecah karena hembusan angin. Dari ketiga golongan tersebut
dapat dibagi lagi menjadi sepulus jenis awan yaitu:

 Cirrus, awan putih terpisah-pisah seperti benang halus berwarna putih atau
perca-perca atau jalur-jalur sempit. Awan ini tampak seperti serabut keperak-
perakan.
 Cirrocumulus, awan tipis lembaran atau lapisan tanpa bayangan terdiri dari
elemen-elemen berbentuk biji, lipatan, dan sebagainya. Umumnya
mempunyai susunan yang teratur baik mengumpul atau memancar.
 Cirrostratus, bersifat transparan dengan puncak seperti berserabut keputih-
putihan atau halus, menutupi sebagian atau seluruh langit. Umumnya
menimbulkan fenomena halo.
 Altostratus, awan putih, abu-abu, atau campuran keduanya, berupa lembaran
atau lapisan yang mempunyai bayangan. Berbentuk rata ataupun dalam
bentuk gumpalan-gumpalan bulat. Kadang-kadang berserabut atau kabur.
Dapat berkelompok ataupun terpencar.

9
 Altostratus, merupakan lembaran lapisan berwarna abu-abu kebiruan, tampat
berserabut atau serba sama. Menutupi sebagian atau seluruh langit. Memiliki
bagian-bagian yang tipis sehingga dapat dilihat bentuk mataharo yang bulat.
 Nimbostratus, awan ini berwarna abu-abu sering gelap, bentuk awan dan
warnanya sering dikaburkan oleh hujan yang terus menerus atay salju yang
biasanya terbentuk di awan ini. Awan tebal, sehingga matahari sama sekali
tidak terlihat.
 Stratocumulus, awan ini berwarna abu-abu sering gelap, keputihan, atau
campuran keduanya. Merupakan awan yang memiliki lapisan, kebanyakan
memiliki bagian yang gelap, tidak berserabut kecuali ada virga.
 Stratus, umumnya merupakan lapisan berwarna abu-abu dengan dasar awan
hampir sama. Jika matahari dapat melalui awan ini maka batas tepinya dapat
terlihat. Stratus tidak dapat menimbulkan fenomena halo kecuali pada suhu
yang sangat rendah.

2. Berdasarkan ketinggiannya
Berdasarkan ketinggiannya, awan dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu awan rendah, sedang, dan tinggi.
a. Awan rendah adalah awan yang terdapat pada ketinggian kurang dari
2.000 m.
b. Awan sedang adalah awan yang terdapat pada ketinggian 2.000 – 7.000
m.
c. Awan tinggi adalah awan yang terdapat pada ketinggian lebih dari 7.000
m.
3. Berdasarkan Material Pembentuknya
Berdasarkan material pembentuknya, awan dapat dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu awan cair, es, dan campuran.
a. Awan cair adalah awan yang seluruhnya terdiri atas bahan cair.
b. Awan es adalah awan yang seluruhnya terdiri atas kristal-kristal es.
c. Awan campuran adalah awan yang terdiri atas bahan cair dan kristal es.
f. Curah Hujan (Presipitasi)

10
Curah Hujan (prestipitasi) adalah banyaknya air hujan atau kristal es yang jatuh
hingga permukaan bumi. Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan disebut
ombrometer.
Cara mengukur hujan dalam sehari dihitung dari banyaknya air hujan yang
tertampung gelas ukur (mm) dalam ombrometer. Cara menghitung curah hujan dalam
sebulan dengan cara menjumlahkan curah hujan tiap hari selama sebulan. Cara
menghitung curah hujan dalam setahun adalah menjumlahkan curah hujan tiap-tiap
bulan dalam setahun. Contoh menghitung curah hujan dalam setahun adalah sebagai
berikut.
Bulan Curah Hujan/mm Keterangan
Januari 597,3 Bulan terbasah
Februari 494,5
Maret 490,6
April 316,6
Mei 188,2
Juni 98,1
Juli 59,2 Bulan terkering
Agustus 84,2
September 88,5
Oktober 169,3
November 333,5
Desember 434,6
Tahunan 3354,4
Sumber: BMKG Kalibanteng, Semarang
Jadi curah hujan tahunan di Kec. Gunungpati, Semarang adalah 3354,4 mm.
Bulan Januari dinamakan bulan terbasah karena memiliki curah hujan paling tinggi,
dan bulan Juli dinamakan bulan terkering karena curah hujannya paling sedikit.
Bedasarkan proses terjadinya, hujan dibedakan sebagai berikut.
1) Hujan orografis adalah hujan yang terjadi karena udara mendaki pegunungan.
2) Hujan konveksi adalah hujan yang terjadi karena adanya gerakan udara vertical
(konveksi). Hujan ini sering disebut juga hujan zenithal.
3) Hujan front adalah hujan yang terjadi di daerah front. Front adalah bidang batas
dua massa udara yang saling bertumbukan.

11
Hujan Front Hujan Orografis

Hujan Konveksi

g. Massa Udara
Massa udara merupakan kumpulan udara pada daerah luas dan memiliki ciri-ciri
sama, yaitu temperature dan kelembapannya seragam (homogeny). Massa udara dapat
dibedakan berdasarkan lokasi dan temperaturnya.
1. Berdasarkan Lokasinya
Berdasarkan lokasinya, massa udara dibedakan menjadi empat macam, yaitu
massa udara polar, tropic, kontinental, dan maritime.
a) Massa udara polar (kutub) adalah massa udara yang berada didaerah kutub
(Kode: P)
b) Massa udara tropic adalah massa udara yang berada di daerah tropika (Kode: T)

12
c) Massa udara continental adalah massa udara yang berada di atas daratan (Kode:
p)
d) Massa udara maritime adalah masa udara yang berada di atas lautan (Kode: m)
2. Berdasarkan Temperaturnya
Berdasarkan temperaturnya, massa udara dibedakan menjadi dua macam, yaitu
massa udara panas dan dingin.
a) Massa udara panas adalah massa udara yang bertemperatur tinggi.
b) Massa udara dingin adalah massa udara bertemperatur rendah. Jika dua massa
udara tersebut bertemu (bertumbukan_, terbentuklah bidang batas yang disebut
front.
Keterangan:
cP = massa udara continental polar
mT = massa udara maritime tropis
= front panas
= front dingin
L = (low), tekanan udara rendah
H = (high), tekanan udara tinggi

Pola Gerakan Udara dan Kaitannya dengan Kehidupan


1) Konveksi, Adveksi, dan Turbulensi
Konveksi adalah gerakan udara secara vertical, adveksi adalah gerakan udara
secara horizontal, dan turbulensi adalah gerakan udara tidak beraturan.

Gambar. Persebaran asap industri yang keluar dari cerobong asap

13
Ketiga gerakan udara tersebut sangat memengaruhi kehidupan penduduk didaerah
industry dan gedung bertingkat. Asap industry yang keluar dari cerobong asap akan mengikuti
arah dan gerakan angin bertiup di daerah itu. Akibartnya, polutan akan menyebar sesuai
penyebaran asap
Jika angin yang bergerak horizontal menumbuk pencakar langit (gedung-gedung bertingkat)
akan terjadi turbulensi. Lihat pada gambar

Gambar. Angin disekitar pencakar langit


2) Thunderstrom dan Tornado
a. Thunderstrom
Thunderstrom adalah hujan badai disertai kilat dan halilintar. Kejadian
ini adalah khas di daerah tropis (seperti Indonesia) pada musim pancaroba,
terutama pada masa peralihan musim kemarau memasuki musim hujan.
Bagaimanakah proses terjadinya thunderstorm?
Pada musim pancaroba di daerah tropis, gerakan udara vertical
(konveksi) yang demikian kuat sering membentuk awan cumulus yang tumbuh
menjadi awan cumulonimbus (Cb). Awan ini menjulang tinggi dan puncak
awan dapat mencapai lapisan tropopause. Bagian dasar awan Cb, materialnya
tersusun dari bahan-bahan cair, sedangkan pada bagian atas tersusun dari
kristal-kristal es. Butir-butir air dan kristal es pada awan Cb sebagian bermuatan
listrik positif dan sebagian yang lain bermuatan listrik negative. Jika terjadi
loncatan muatan listrik negative menuju muatan listrik positif, terjadilah kilat
dan disusul dengan suara petir atau halilintar. Loncatan muatan listrik negative
tersebut dapat terjadi dari awan ke awan, dari bumi ke awan, atau sebaliknya
dari awan ke bumi.

14
Makin keatas gerakan konveksi tersebut makin melemah dan akhirnya
turun kembali ke bawah sebagai angin yang kencang, dan pada saat yang
bersamaan jatuh butir-butir air hujan atau kristal-kristal es. Jika kristal-kristal
es tersebut mencapai permukaan bumi, terjadi hujan air disertai Kristal-kristal
es. Itulah sebabnya pada thunderstorm terdapat gejala cuaca yang terjadi secara
bersamaan, yaitu angin kencang (badai), hujan deras yang kadang-kadang
disertai hujan es (hail), kilat, dan halilintar.

Gambar. Gerakan udara dalam thunderstorm


b. Tornado
Jika awan cumulonimbus tumbuh sangat besar, gerakan konveksi sangat kuat,
dan gerakan angin juga turun sangat kuat sehingga dalam awan cumulonimbus
besar, terbentuk front panas dan front dingin. Hal itu akan menyebabkan
munculnya tornado. Tornado merupakan angin berputar (sering disebut siklon)
yang sangat kencang sehingga bias mencabut pohon besar beserta akarnya,
menerbangkan kendaraan roda empat, dan menghancurkan rumah penduduk.

15
F. Siklon, Antisiklon, dan Daerah Konvergensi Antartropis (DKAT)
1. Siklon dan Antisiklon
Gerakan udara (angin) berputar yang terjadi pada pertemuan dua massa udara yang
berbeda (daerah front) dan pada awan cumulonimbus adalah pembentuk tornado. Gerakan
udara berputar ada yang dinamakan siklon dan ada yang dinamakan antisiklon.
Angin siklon adalah angin yang berputar menuju pusat tekanan udara rendah atau
minimum (-). Angin antisiklon adalah anginyang berputar menuju pusat tekanan udara
tinggi atau maksimum (+).
Angin siklon yang terjasi di front polar, sering disebut sebagai siklon gelombang
(wave cyclone). Proses terjadinya siklon itu dikembangkan oleh ahli meterologi Vilhelm
Bjerknes dari Norwegia.
2. Siklon Tropis
Siklon tropis adalah siklon yang terjadi didaerah lintang tengah (midlattitude) dan
pada umumnya berada pada 10o-30o lintang utara ataupun selatan. Siklon tropis disebut
typhoon di Pasifik Barat Laut, sedangkan di India dan Australia dinamakan siklon.
Sejenis siklon tropis dengan ciri memiliki mata (lubang) di bagian tengahnya
dinamakan hurricane.
3. Daerah Konvergensi Antartropis (DKAT)

16
Daerah konvergensi adalah daerah pertemuan dua angindari arah yang berlawanan,
kemudian udara bergerak keatas.
Di daerah tropis bertiup anginpasat timur laut dan pasat tenggara yang berembus dari
daerah maksimum subtropics menuju ke minimum ekuator. Kedua anginitu dating dari arah
yang berlawanan dan bertumbukan (bertemu) di sekitar ekuator.
Tempat atau daerah tumbukan kedua anginpasat tersebut adalah daerah tropis
merupakan daerah pemanasan, kemudian memuai dan bergerak ke atas (konveksi).
Angin pasat timur laut dan anginpasat tenggara menuju ke tempat yang sama (minimum
ekuator), kemudian bergerak keatas. Anginyang bergerak menuju satu titik dan kemudian
bergerak keatas disebut korvegensi. Tempat terjadinya korvegensi disebut daerah
Konvergensi. Anginyang bertumbukan, membentuk bidang batas yang disebut front. Lokasi
tumbukan anginpasat timur laut dan anginpasat tenggara dalam kenyataannya berpindah-
pindah, walaupun masih berada didaerah tropika maka disebut intertropical. Oleh karena itu,
daerah pertemuan kedua anginitu disebit Intertropical Convergence Zone (ITCZ), dan oleh I
Made Sandy dinamakan Daerah Konvergensi Antartropis (DKAT).

2.3 Pola Angin dan Curah Hujan di Indonesia


Indonesia dilalui oleh garis khatulistiwa. Sebagian wilayahnya berada disebelah utara
khatulistiwa dan sebagian yang lain berada di sebelah selatan khatulistiwa. Wilayah Indonesia
secara keseluruhan terletak di antara 6o LU-11o LS dan diapit oleh Benua Asia dan Benua
Australia.
1. Angin Muson
Angin muson adalah angin yang bertiup setiap satu tahun sekali berganti arah yang
berlawanan. Pada bulan Oktober-April angin ini berhembus dari Asia Tengah (Gurun Gobi)
menuju Australia. Di wilayah Indonesia, angin ini disebelah utara khatulistiwa bertiup kea rah
timur laut. Setelah melewati khatulistiwa, angin ini berubah arah (berbelok) ke kiri sehingga
menjadi angin muson barat laut.
Pada tengah tahun berikutnya, angin ini berhembus dari Benua Australia (Gurun
Australia) menuju ke Benua Asia. Di wilayah Indonesia, angin muson ini di sebelah selatan
khatulistiwa bertiup di arah tenggara dan setelah melewati khatulistiwa berubah arah (berbelok)
ke kanan sehingga menjadi angin barat daya.
Angin musom yang bertiup pada bulan Oktober- April, berhembus dari Benua Asia,
sebelum sampai ke Indonesia telah melewati lautan yang luas, antara lain Laut Kuning,
Samudra Pasifik, dan Selat Karimata. Karena telah melalui lautan yang luas, angin tersebut

17
banyak membawa uap air. Akibatnya, setelah tiba di Indonesia banyak membawa hujan dan di
Indonesia terjadi musim penghujan. Angin muson barat laut ini lebih dahulu melewati
Indonesia bagian barat lebih tinggi daripada Indonesia bagian timur.
Angin muson yang berhembus dari benua Australia, umumnya terjadi pada bulan Mei-
Oktober. Pada saat melewati Indonesua, angin tersebut belum melewati lautan yang luas. Oleh
karena itu, angin muson tenggara ini belum banyak membawa uap air sehingga Indonesia
terjadi musim kemarau. Di beberapa wilayah Indonesia terjadi penyimpangan. Misalnya,
dipantai barat Sumatra dan Aceh, angin ini telah melewati Samudra Hindia sehingga membawa
banyak uap air. Akibatnya, angin muson tenggara tersebut juga mendatangkan hujan bagi
pantai barat Sumatra dan Aceh.
2. Angin Lokal
Jenis-jenis anin local, seperti angin darat, angin laut, angin lembah, dan angin gunung.
Berikut ini akan membahas angin jatuh panas dan kering. Angin ini timbul atau berkembang
di bagian bawah atau bagian belakang gunung atau pegunungan. Angin ini disebabkan oleh
udara yang dipaksa secara mekanik menaiki dan melewati puncak dan kemudian menuruni
lereng bagian belakang gunung atau pegunungan.
Syarat terjadinya angin ini adalah adanya angin regional atau sirkulasi sekunder,
misalnya muson yang tertiup dalam arah yang tepat untuk menghasilkan dorongan mekanik
yang diperlukan. Oleh karena itu, angin fohn hanya timbul selama periode waktu tertentu.
Angin local ini mempunyau sifat panas, kering, kencang, rebut, memengaruhi cuaca local, dan
menimbulkan berbagai kerusakan dan kerugian di daerah tersebut. Karena kecepatannya, angin
ini dapat merobohkan rumah dan menumbangkan pohon. Rendahnya kelembapan nisbi dan
tingginya suhu dapat mengeringkan tanaman, lahan, dan membuat daerah gersang.
Nama angin ini berbeda-beda di beberapa daerah. Contoh nama angin ini, antara lain
sebagai berikut.
Nama Daerah Keterangan
Bohorok Deli (Sumut)
Kumbang Cirebon (Jabar)
Gending Probolinggo (Jatim)
Brubu Sulawesi Selatan
Wambraw Biak (Papua)
Mistral Prancis Angin jatuh, kering, dingin

18
2.4 Musim di Dunia
Musim adalah salah satu pembagian utama tahun, biasanya berdasarkan bentuk iklim
yang luas. Biasanya satu tahun terbagi menjadi empat musim, yaitu: musim semi, musim panas,
musim gugur, dan musim dingin. Tetapi, di Indonesia karena terletak di daerah tropis, maka
hanya dibagi menjadi dua musim saja, yaitu: musim hujan dan musim kemarau.
Pancaran matahari yang diterima oleh bumi berubah secara periodik melalui tiga zona
yaitu tropic of cancer (daerah yang dilalui garis lintang utara ±23,5°), equator (daerah yang
dilalui garis lintang 0°), dan tropic of capricorn (daerah yang dilalui garis lintang selatan
±23,5°). Negara kita merupakan salah satu contoh negara yang dilintasi oleh garis equator.
India, Saudi Arabia dan Meksiko merupakan contoh negara yang dilewati oleh tropic of cancer,
sedangkan contoh daerah yang dilewati tropic of capricorn adalah Afrika Selatan, Quensland
(Australia) dan Argentina.
Musim yang kita kenal di dunia saat ini ada 4 macam musim.. biasanya ada di iklim
sedang antara belahan dunia utara dan selatan. Musim- musim itu antara lain:
1. Musim Semi :
Di belahan utara terjadi antara bulan Februari hingga April. Di belahan Selatan terjadi
antara bulan Agustus hingga Oktober. Ciri-ciri terjadi musim Semi ialah : Tumbuhan yang
rontok akibat salju berubah menjadi indah. Hawa di musim semi 60% panas dan 40 % dingin.
Hewan yang ada di musim itu sering bermunculan dari sarangnya dan melakukan
aktivitasnya. Dan sering juga mengalami cuaca hujan. Musim semi adalah satu dari empat
musim di daerah nontropis, peralihan dari musim dingin ke musim panas.
Cuaca musim semi dapat sangat bervariasi. Ada saat dimana hari menjadi sangat dingin
untuk turun salju dan saat dimana hari menjadi cukup hangat untuk duduk di luar menikmati
sinar matahari. Musim semi juga dapat menjadi sangat berangin.
2. Musim Panas :
Dibelahan utara terjadi antara bulan Mei hingga Juli. Di belahan Selatan terjadi antara
bulan November hingga Januari. Ciri-ciri terjadinya musim Panas ialah : Tumbuhan yang indah
berubah menjadi tumbuhan biasa. Hawa di musim panas 80% panas dan 20 % dingin. Hewan
yang ada di musim itu melakukan aktivitasnya. Dan terkadang akan terjadinya badai angin
yang kencang dan juga hujan yang ada di musim tersebut. Musim panas adalah salah satu
musim di negara berhawa sedang. Tergantung letak sebuah negara, musim panas dapat terjadi
pada waktu yang berbeda-beda.

19
Di belahan utara bumi, musim panas dimulai sekitar tanggal 21 Juni hingga 23
September, sementara di belahan selatan bumi musim panas dimulai sekitar tanggal 21
Desember hingga 21 Maret.
Di banyak negara, musim panas adalah musim liburan sekolah. Pada musim ini orang-
orang suka pergi ke pantai untuk berjemur. Selain itu, pada musim panas buah-buahan dan
tumbuh-tumbuhan umumnya sedang pada masa pertumbuhan penuhnya.

3. Musim Gugur :
Dibelahan utara terjadi antara bulan Agustus hingga Oktober. Dibelahan Selatan terjadi
antara bulan Februari hingga April. Ciri-ciri terjadinya musim Gugur ialah : Tumbuhan yang
biasa berubah menjadi layu dan mulai rontok. Hawa di musim gugur 60% dingin dan 40 %
panas. Hewan yang ada di musim itu memulai persiapan untuk kembali ke sarangnya. Dan
terkadang dalam musim gugur terjadi cuaca yang seakan akan gelap dan suasan warna di
musim itu sedikit berwarna orange.Musim gugur adalah salah satu dari empat musim di daerah
beriklim sedang, masa peralihan dari musim panas ke musim dingin.
Dalam zona beriklim sedang, musim gugur adalah musim di mana kebanyakan
tumbuhan dipanen atau ditunai, dan pohon deciduous melepas daun-daun mereka. Dia juga
merupakan musim di mana hari-hari bertambah pendek dan dingin (terutama di latituda utara),
dan peningkatan presipitasi di beberapa bagian dunia.
Di belahan utara bumi, musim gugur dimulai sekitar tanggal 23 September hingga 21
Desember, sementara di belahan selatan bumi musim gugur dimulai sekitar tanggal 21 Maret
hingga 21 Juni.
Secara Astronomi,Bumi mulai dengan equinox autumnal dan berakhir pada titik balik
matahari.Namun, meteorologis menghitung bulan-bulan September, Oktober, dan November
di belahan Utara dan Maret, April, dan Mei di belahan Selatan sebagai musim gugur. Suatu
pengecualian definisi ini ditemukan di Kalender Irlandia di mana mereka masih mengikuti
putaran Keltik, di mana musim gugur dihitung dari bulan-bulan Agustus, September, dan
Oktober.
4. Musim Dingin :
Dibelahan utara terjadi antara bulan November hingga Januari. Dibelahan selatan
terjadi antara bulan Mei hingga Juli. Ciri-ciri terjadinya musim dingin ialah : Tumbuhan yang
biasanya sudah mulai rontok dan gundul sekarang sudah mulai menjadi ditimbuni salju-salju.
Hawa di musim dingin 80% dingin dan 20 % panas. Hewan yang ada di musim itu tertidur di
sarangnya atau melakukan aktivitasnya di dalam sarang. Dan seringnya di musim tersebut
20
sering terjadi hujan salju dan terkadang terjadi badai salju. Fenomena yang terkadang terjadi
dimusim dingin ialah terjadinya Aurora di langit-langit. Musim dingin atau musim salju ialah
saat paling dingin di bumi. Merupakan salah satu dari 4 musim di negeri-negeri yang beriklim
subtropis dan sedang.
Di belahan utara bumi, musim dingin dimulai sekitar tanggal 21 Desember hingga 21
Maret, sementara di belahan selatan bumi musim dingin dimulai sekitar tanggal 21 Juni hingga
23 September.
Perbedaan Musim di Indonesia dengan Musim yang ada di dunia:
Indonesia mempunyai iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin monsun barat
dan monsun timur. Dari bulan November hingga Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut
membawa banyak uap air dan hujan di kawasan Indonesia; dari Juni hingga Oktober angin
bertiup dari Selatan Tenggara kering, membawa sedikit uap air. Suhu udara di dataran rendah
Indonesia berkisar antara 23 derajat Celsius sampai 28 derajat Celsius sepanjang tahun.
Namun suhu juga sangat bevariasi; dari rata-rata mendekati 40 derajat Celsius pada
musim kemarau di lembah Palu - Sulawesi dan di pulau Timor sampai di bawah 0 derajat
Celsius diPegunungan Jayawijaya - Irian. Terdapat salju abadi di puncak-puncak pegunungan
di Irian: Puncak Trikora (Mt. Wilhelmina - 4730 m) dan Puncak Jaya (Mt. Carstenz, 5030 m).
Ada 2 musim di Indonesia yaitu musim hujan dan musim kemarau, pada beberapa
tempat dikenal musim pancaroba, yaitu musim di antara perubahan kedua musim tersebut.
Curah hujan di Indonesia rata-rata 1.600 milimeter setahun, namun juga sangat
bervariasi; dari lebih dari 7000 milimeter setahun sampai sekitar 500 milimeter setahun di
daerah Palu dan Timor. Daerah yang curah hujannya rata-rata tinggi sepanjang tahun adalah
Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, sebagian Jawa barat,
Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan delta Mamberamo di Irian.
Setiap 3 sampai 5 tahun sekali sering terjadi El-Nino yaitu gejala penyimpangan cuaca
yang menyebabkan musim kering yang panjang dan musim hujan yang singkat. Setelah El
Nino biasanya diikuti oleh La Nina yang berakibat musim hujan yang lebat dan lebih panjang
dari biasanya. Kekuatan El Nino berbeda-beda tergantung dari berbagai macam faktor, antara
lain indeks Osilasi selatan atau Southern Oscillation.

1. Musim Kemarau

Musim kemarau atau musim kering adalah musim di daerah tropis yang dipengaruhi
oleh sistem muson. Untuk dapat disebut musim kemarau, curah hujan per bulan harus di bawah

21
60 mm per bulan (atau 20 mm per dasarian) selama tiga dasarian berturut-turut. Wilayah
tropika di Asia Tenggara dan Asia Selatan, Australia bagian timur laut, Afrika, dan sebagian
Amerika Selatan mengalami musim ini.
Musim kemarau adalah salah satu musim yang terjadi di daerah khatulistiwa (daerah
tropis) dan dipengaruhi oleh angin muson. Daerah tropis hanya mengenal dua musim, musim
kemarau dan musim penghujan.
Sesuai ilmu logika, musim kemarau bersuhu panas hal ini terjadi karena sinar matahari
tidak dihalangi oleh awan atau mendung, sedangkan di musim penghujan sinar matahari sering
dihalangi oleh awan sehingga suhu di bumi lebih sejuk dan bahkan dingin.
Musim kemarau kalau curah hujannya kurang dari 60mm per bulan, biasanya diikuti
dengan daun-daun pohon yang menguning, daun berguguran lebih banyak dari biasanya,
rumput mengering, ibu kota Jakarta yang banyak hutan betonnya akan semakin panas. Musim
kemarau adalah pasangan dari musim penghujan dalam wilayah dwimusim.

2. Musim Hujan

Musim hujan atau musim basah adalah musim dengan ciri meningkatnya curah hujan
di suatu wilayah dibandingkan biasanya dalam jangka waktu tertentu secara tetap. Musim hujan
hanya dikenal di wilayah dengan iklim tropis. Secara teknis meteorologi, musim hujan
dianggap mulai terjadi apabila curah hujan dalam tigadasarianberturut-turut telah melebihi 100
mm per meter persegi per dasarian dan berlanjut terus. Apabila hal ini belum terpenuhi namun
curah hujan telah tinggi kondisinya dianggap sebagai peralihan musim (pancaroba).
Di daerah tropis musim hujan bergantian dengan musim kemarau (musim kering) dan
sangat dipengaruhi oleh pergerakan semu matahari tahunan. Pergerakan matahari mengubah
peta suhu udara dan permukaan tanah dan samudera. Pada gilirannya perbedaan suhu akan
mengubah konsentrasi uap air di udara. Biasanya musim hujan terjadi pada bagian bumi yang
tengah mengalami posisi zenith peredaran semu matahari. Biasanya musim hujan terjadi pada
bagian bumi yang tengah mengalami posisi zenithperedaran semu Matahari.
2.5 Klasifikasi Iklim

Perbedaan iklim di belahan bumi akan berdampak pada penyesuaian terhadap alam.
Bentuk penyesuaian itu, antara lain dilihat dari penampilan/adat istiadat dan budaya.
Contohnya, orang hidup didaerah dingin kecenderungan menggunakan busana yang tebal dan
berbulu, sedangkan didaerah panas cenderung memakai baju yang tipis. Adat istiadat dan

22
kebudayaannya pun berbeda. Rumah didaerah Eskimo cenderung tertutup berbeda dengan
rumah suku Asmat yang bertirai rumbai-rumbai karena cuaca cenderung panas.
Iklim di dunia dapat diklasifikasikan berdasarkan hal-hal sebagai berikut.
a. Klasifikasi Iklim Berdasarkan Letak Lintang Geografis
Berdasarkan letak lintangnya, iklim di bumi dibedakan menjadi empat tipe, yaitu
iklim tropis, subtropics, sedang, dan dingin.
1) Iklim tropis adalah iklim yang terletak diantara 231/2oLU-231/2oLS. Cirinya,
suhu udaea selalu tinggi dan curah hujan juga tinggi (banyak hujan).
2) Iklim subtopis adalah iklim yang terletak di antara 231/2o – 35o, baik di belahan
bumi utara maupun belahan bumi selatan. Cirinya, tekanan udara selalu tinggi
dan kering. Oleh karena itu, pada wilayah ini banyak dijumpai gurun pasir dan
sabana.
3) Iklim sedang adalah iklim yang ter;etak di antara 35o- 661/20, baik di belahan
bumi utara maupun belahan bumi selatan. Cirinya, daerah ini memiliki empat
musim, yaitu musim panas, gugur, dingin dan semi.
4) Iklim dingin atau kutub adalah iklim yang terletak di antara 661/20 – 90o, baik
dibelahan bumi utara maupun dibelahan bumi selatan. Cirinya, suhu udara
sangat dingin.
b. Pembagian Iklim Menurut Junghun

Berdasarkan iklim matahari, Indonesia termasuk kedalam wilayah iklim tropis,


tetapi pada kenyataannya tidak semua tempat di Indonesia bersuhu panas. Daerah di Puncak
Bogor terkenal dengan suhu yang sejuk, begitu juga dengan Bandung yang terkenal sebagai
Paris Van Java. Mengapa dapat terjadi demikian? Hal ini terjadi karena selain menurun
terhadap letak lintang yang menjauhi khatulistiwa, suhu juga menurun terhadap ketinggian.
Atas dasar hal tersebut Junghun menetapkan klasifikasi iklim berdasarkan ketinggian
tempat yang dibagi menjadi:
 Daerah iklim panasdengan suhu 26,3° hingga 22°C pada ketinggian tempat antara 0-
700 mdpal
 Daerah iklim sedang dengan suhu 22° hingga 17,1°C pada ketinggian antara 700-1500
mdpal
 Daerah iklim sejuk dengan suhu 17,1° sampai 11,1°C pada ketinggian 1500 hingga
2500 mdpal
 Daerah iklim dingin pada suhu 11,1°C dengan ketinggian 2500 hingga 3300mdpal

23
c. Klasifikasi Koppen

Klasifikasi Koppen ini paling banyak digunakan orang. Klasifikasi didasarkan atas
curah hujan dan temperature. Koppen membagi iklim dibumi menjadi lima tipe.
1. Iklim A (iklim hujan tropis)
Cirinya, temperature bulan terdingin lebih dari 18oC, curah hujan tahunan tinggi, dan curah
hujan bulanan lebih dari 60mm.
2. Iklim B ( iklim kering/ gurun )
Cirinya, curah hujan lebih kecil dari pada penguapan.
3. Iklim c ( iklim sedang basah )
Cirinya temperature bulan terdingin -3oC sampai dengan -18oC.
4. Iklim D (iklim dingin)
Cirinya, temperature bulan terdingin kurang dari –3o C dan temperature bulan terpanas lebih
dari 10oC.
5. Iklim E ( iklim kutub)
Cirinya, bulan terpanas temperaturnya kurang dari 10oC

Berdasarkan klasifikasi koppen, sebagian besar wilayah indonesia beriklim A, di daerah


pegunungan beriklim C, dan di puncak jaya wijaya beriklim E.
Tipe iklim A dibagi menjadi tiga subtype ynag ditandai dengan huruf kecil, yaitu f, w
dan m sehingga terbentuk tipe iklim Af, Aw dan Am.
1. Iklim Af adalah tipe iklim A dengan curah hujan bulanan > 60mm.
2. Iklim Aw adalah tipe iklim A yang memiliki musim kering yang panjang.
3. Iklim Am adalah peralihan antara Af dan Aw.

d. klasifikasi Schmidt-Ferguson

klasifikasi Schmidt- Ferguson sering disebut Q model karena didasarkan atas indeks
nilai Q yang diitung berdasarkan rumus sebagai berikut
Q = Rata rata bulan kering x 100%
Rata rata bulan basah
Schmidt- ferguson membagi iklim di Indonesia menjadi delapan tipe sebagai berikut .
1. Iklim A katagori sangat basah, nilai Q = 0-14,3%
2. Iklim B katagori basah, nilai Q = 14,3- 33,3 %
24
3. Iklim C katagori agak basah, nilai Q=33,3 – 60%
4. Iklim D katagori sedng, nilai Q= 60-100%
5. Iklim E katagori agak kering, nilai Q 100- 167%
6. Iklim F katagori kering, nilai Q= 167 – 300%
7. Iklim G katagori sangat kering, nilai Q= 300- 700 %
8. Iklim H katagori luar biasa kering, nilai Q = lebih dari 700%

e. Klasifikasi Oldeman

Klasifikasi oldeman didasarkan atas deretan bulan basah. Namun, kriteria bulan
basah yang digunakan oldeman berbeda dengan koppen ataupun Schmidt-Ferguson. Bulan
basah yang digunakan oldeman adalah sebagai berikut.
1. Bulan basah apabila curah hujan lebih dari 200mm
2. Bulan lembab apabila curah hujannya 100-200 mm
3. Bulan kering apabila curah hujan kurang dari 100 mm

Ciri-ciri iklim yang ada di Indonesia antara lain sebagai berikut:


1. Cura hujan tinggi (1800m/tahun)
2. Radiasi matahari tinggi (matahari bersinar sepanjang tahun)
3. Temperatur udara relatif panas sampai dengan sejuk
4. Kelembaban tinggi (mencapai lebih dari 90%)
5. Aliran udara relatif sesuai kebutuhan manusia
6. Amplitido temperatur antara siang dan malam 2° sampai 5°C
7. Dipengaruhi oleh pergerakan peredaran matahari yang memnyebabkan perubahan pola
angin, sehingga terdapat 2 musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
8. Adanya wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau, menyebabkan Indonesia
bersifat menengahi dan memiliki variasi yang banyak.

2.6 PERUBAHAN IKLIM GLOBAL


1. Pemanasan Global

Perubahan iklim global disebabkan oleh adanya pemansan global. Pemanasan


global adalah meningkatnya suhurata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah
emulsi gas rumah kaca di atmosfer. Pemanasan global akan diikuti oleh perubahan
iklim atau pergeseran musim seperti meningkatnya jumlah curah hujan di beberapa
belahan bumi, sehingga menimbulkan banjir dan erosi, sedangkan di belahan bumi

25
lainnya akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan
suhu.

Gambar. Efek runah kaca


Pemanasan global dan perubahan iklim terjadi akibat aktivitas manusia
terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahan bakar fosil serta kegiatan
lainnya yang berhubungan dengan hutan, pertanian, dan peternakan. Aktivitas manusia
di kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung ataupun tidak langsung menyebabkan
komposisi alami atmosfer yaitu peningkatan gas rumah kaca secara global.
2. Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca dapat divisualisasikan sebagai proses. Pada bola bumi sebagai
suatu sistem yang dinamis. Lapisan atmosfer adalah selimut yang terdiri dari campuran
gas-gas secara mekanis dan terpisah satu dengan yang lainnya. Rumah kaca adalah
analogi atas bumi dengan yang dikelilingi gelas kaca. Radiasi matahari masuk ke bumi
dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian
diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan
gelas dan terperangkap di dalam bumi. Energi yang msuk ke dalam bumi 25%
dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer, 25% diserap awan, 45% diserap
bumi, dan 5% dipantulkan kembali ke permukaan bumi.

26
Efek rumah kaca terjadi secara alami, sehingga memungkinkan kelangsungan
hidup semua mahluk hidup di bumi akan terganggu. Tanpa adanya gas rumah kaca
seperti karbon dioksisda, metana, atau dinitro oksida, suhu permukaan bumi akan 33°C
lebih dingin. Masalh timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan peningkatan
konsentrasi selimut gas di atmosfer sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya.
Sinar matahari yang seharusnya dipancarkan kembali ke angkasa, sebagian tertahan
oleh gas kemudian dipantulkan ke bumi.

3. El Nino

El nino adalah peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut di pantai barat
peru- ekuador (amerika selatan) yang mengakibatkan gangguan ikli secara global.
Biasanya suhu air permukaan laut di daerah tgersebut dingin karena adanya upwelling
(arus dari dasar laut menuju permukaan). Menurut Bahasa setempat, El Nino berarti
bayi laki-laki karena munculnya di sekitar hari Natal (akhir desember).
Pada saat tertentu, air laut yang panas dari perairan Indonesia bergerak kea rah
timur menyusuri ekuator hingga ke pantai barat amerika selatan (Peru-ekuador). Pada
saat yang bersamaan, air laut yang panas dari pantai barat Amerika tengah bergerak kea
rah selatan hingga ke pantai barat Peru- Bolivia. Akhirnya, terjadi pertemuan antara air
laut yang panas dari Indonesia dengan air laut yang panas dari Amerika Tengah di
pantai barat Peru- Bolivia. Oleh karena itu, berkumpulah massa air laut panas dalam
jumlah yang besar dan menempati daerah yang luas.
Permukaan air laut yang panas menyebabkan udara di atasnya memuai sehingga
udara di daerah itu memuai ke atas (konveksi) dan terbentuklah daerah bertekanan
rendah atau minimum (-). Akibatnya, semua angin yang beada di sekitar pasifik dan
amerika selatan akan bergerak (berembus) menuju daerah tekanan rendah di pantai
barat Peru- ekuador.
Di Indonesia, angin monsun yang datan g dari Asia dan membawa banyak uap
air, sebagian besar juga berbelok menuju daerah tekanan rendah di pantai barat Peru
Ekuador. Akibatnya, angin yang menuju Indonesia hanya membawa sedikit uap air
sehingga terjadilah musim kemarau yang panjang.
Sejak tahun 1980 telah terjadi lima kali El nino di Indonesia, yaitu tahun
1982,1991,1994 dan 1997/1998. El nino tahun 1997/1998 menyebabkan kemarau

27
panjag, kekeringan luar biasa, terjadi kebakaran hutan yang hebat pada berbagai pulau,
dan produksi bahan pangan turun drastic, kemudian disusul krisis ekonomi.
El nino juga menyebabkan kekeringan luar biasa di berbagai benua, terutama di
Afrika sehingga terjadi kelaparan di Ethiopia dan negara-negara Afrika timur lainnya.
Sebalikn ya bagi negara negara di Amerika Selatan munculnya El nino menyebabkan
banjir besar dan turunnya produksi ikan karena melemahnya upwelling

4. La Nina

La Nina merupakan kebalikan dari El Nino. La nina menurut Bahasa penduduk


local berarti bayi perempuan. Peristiwa dimulai ketika El nino mulai melemah dan air
laut yang panas di pantai Peru Ekuador kembali bergerak kea rah barat, air laut di
tempat itu suhunya kembali atau kondisi cuaca menjadi normal kembali. Dengan kata
lain, la nina adalah kondisi cuaca yang normal kembali stetelah terjadinya gejala El
nino.
Perjalanan air laut yang panas kea rah barat tersebut akhirmya akan sampai ke
wilayah Indonesia. Akibatnya, wilayah Indonesia akan berubah menjadi daerah
bertekanan rendah (minimum) dan semua angin di sekitar pasifik selata dan samudra
hindia akan bergerak menuju Indonesia. Angin tersebut banyak membawa uap air
sehingga di Indonesia sering terjadi hujan lebat . penduduk Indonesia diminta untu
waspada jika terjadi la nina karena mungkin bias terjadi banjir. Hal iu merupakan
kebalikan el nino. Penduduk Indonesia diminta untuk waspada karena udara sangat
kering. Musim kemarau akan berlangsung lebih lama , dan kemungkinan terjadi bahaya
kebakaran. Sebaliknya, la nina akan mendatangkan banjir di beberapa daerah.

2.7 MANFAAT IKLIM DAN CUACA


Informasi iklim dan cuaca sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, manfaat-
manfaat tersebut antara lain, bidang pertanian, bidang transportasi udara darat laut,
bidag pariwisata, dan bidang industri.
1. Bidang Pertanian

Suhu, udara, curah hujan, arah, pola musim, dan kekuatan angin sangat menentukan
pola pertanian. Indonesia dengan iklim tropis diuntungkan dengan adanya curah hujan
sepanjang tahun.
Dengan adanya iklim, akan mempermudah petani dalam upaya berikut ini:

28
a. Menentukan waktu tanam
b. Menentukan tanaman yang sesuai

Contoh pemanfaatan iklim misalnya tanaman padi cocok dibudidayakan di daerah


dataran rendah yang beriklim panas, sedangkn perkebunan hortikultural sangat cocok
dikembangkan di daerah tinggi yang suhunya relatif sejuk.
2. Bidang Transportasi Laut dan Udara

Pesawat terbang dan kapal laumelaksanakan rute selalu memperhatikan kondisi


cuaca. Hal ini disebabkan karena kondisi udara di daerah tropis selalu lembab karena
banyak mengandung uap air.
3. Bidang Pariwisata

Kondisi iklim Indonesia memungkinkan danideal bagi aneka ragam jenis flora dan
fauna dapat hidup dan berkembang. Dari keanekaragaman tersebut mengundnag minat
wisatawan asing maupun domestik untuk menikmati keindahannnya.
4. Bidang Industri

Iklim Indonesia yang panas mendukung industriawan untuk mengembangkan usahanya


dalam membuat pendingin ruang seperti kipas angin atau AC.

29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah yang relatif luas dan waktu
yang relatif lama (puluhan tahun), ilmu yang mempelajarinya adalah meteorologi dan
ilmu yang mempelajari iklim adalah klimatologi.
 Klasifikasi iklim terdiri dari: Iklim Matahari, Iklim Menurut Koppen, Iklim Menurut
Schmidt-Ferguson, Iklim Menurut Oldeman, Iklim Menurut Junghuhn.
 Cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat dan pada suatu tempat/daerah yang
sempit. Misalnya : cuacanya cerah, banyaknya awan, tekanan angin yang tinggi,
panas atau sejuk.
 Musim yang kita kenal di dunia saat ini ada 4 macam musim. Biasanya ada di iklim
sedang antara belahan dunia utara dan selatan. Musim- musim itu antara lain: Musim
Semi, Musim Panas, Musim Gugur, Musim Dingin.
 Unsur-unsur cuaca dan iklim antara lain: Suhu udara, Tekanan udara, Angin,
Kelembaban Udara, Curah Hujan, Awan.

30
DAFTAR PUSTAKA
Amijaya, D.H. 2010. Pengantar Ilmu Kebumian. Yogyakarta: Tim Penulis Buku
Hartono. 2007. Geografi Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Bandung: Citra Raya
http://www.masbied.com/2010/06/03/cuaca-dan-iklim/#more-2955
Mulyo, Bambang Nianto dan Purwadi Suhandini. 2013. Geografi 1. Solo: Wangsa Jatra
Lestari.
Pujani, Ni Made. 2015. Bahan Ajar Ilmu Kebumian. Singaraja: Universitas Pendidikan
Ganesha.
Rahman, Khabibur. 2013. GEOGRAFI untuk SMA/MA Kelas X. Sidoarjo: Masmedia.

31

Anda mungkin juga menyukai