OLEH KELOMPOK 8 :
SINGARAJA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Pengetahuan itu bukanlah salinan dari obyek dan juga bukan berbentuk kesadaran
apriori yang sudah ditetapkan di dalam diri subyek, ia bentukan perseptual, oleh
pertukaran antara organisme dan lingkungan dari sudut tinjauan biologi dan antara
fikiran dan obyeknya menurut tinjauan kognitif. Teori Jean Piaget tentang
perkembangan kognitif memberikan batasan kembali tentang kecerdasan,
pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungannya. Kecerdasan merupakan
proses yang berkesinambungan yang membentuk struktur yang diperlukan dalam
interaksi terus menerus dengan lingkungan. Struktur yang dibentuk oleh kecerdasan,
pengetahuan sangat subjektif waktu masih bayi dan masa kanak – kanak awal dan
menjadi objektif dalam masa dewasa awal. Perkembangan cara berfikir yang
berlainan dari masa bayi sampai usia dewasa meliputi tindakan dari bayi, pra operasi,
operasi kongkrit dan opersai formal. Proses dibentuknya setiap struktur yang lebih
kompleks ini adalah asimilasi dan akomodasi, yang diatur oleh ekuilibrasi. Piaget juga
memberikan proses pembentukan pengetahuan dari pandangan yang lain, ia
menguraikan pengalaman fisik atau pengetahuan eksogen, yang merupakan abstraksi
dari ciri – ciri dari obyek, pengalaman logis matematis atau pengetahuan endogen
disusun melalui reorganisasi proses pemikiran anak didik. Sruktur tindakan, operasi
kongkrit dan operasai formal dibangun dengan jalan logis – matematis.Sumbangan
bagi praktek pendidikan untuk karya – karya Piaget mengenali pengetahuan yang
disosialisasikan dari sudut pandangan anak. Implementasi kurikulum menjadi pelik
oleh kenyataan bahwa teorinya tidak memasukan hubungan antara berfikir logis dan
pelajaran – pelajaran pokok seperti membaca dan menulis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biografi Jean Piaget
Jean Piaget lahir di Neuchâtel, Swiss , yang berbahasa Perancis pada 9 Agustus
1896 dan meninggal 16 September 1980 pada umur 84 tahun. Dia adalah seorang
filsuf, ilmuwan, dan psikolog perkembangan Swiss, yang terkenal karena hasil
penelitiannya tentang anak-anak dan teori perkembangan kognitifnya. Menurut Ernest
von Glasersfeld, Jean Piaget adalah juga “perintis besar dalam teori konstruktivis
tentang pengetahuan” . Karya Piaget pun banyak dikutip dalam pembahasan
mengenai psikologi kognitif.
2.2 Teori Piaget tentang Perkembangan Intelektual Piaget
Teori piaget adalah kisah terpadu yang menjelaskan bagaimana faktor biologis
dan pengalaman membentuk perkembangan kognitif. Piaget berfikir bagaimana tubuh
fisik kita memiliki struktur yang memampukan kita beradaptasi dengan dunia,
struktur mentan kita juga membantu kita beradaptasi dengan dunia. Adaptasi meliputi
penyesuaian terhadap tuntutan tuntutan baru dari lingkungan. Piaget menekankan
bahwa anak anak secara aktif membangun dunia dunia kognitif mereka sendiri
informasi dari lingkungan tidak begitu saja dituangkan kedalam pikiran pikiran
mereka.
Proses-proses yang digunakan anak-anak saat mereka membangun pengetahuan
mereka tentang dunia, piaget yakin bahwa proses proses penting tersebut meliputi
skema, asimilasi, akomodasi, organisasi, keseimbangan, dan penyeimbangan.
Skema. Piaget (1954) mengatakan bahwa ketika seorang anak mulai membangun
pemahamannya tentang dunia, otak yang berkembang pun membentuk skema.ini
merupakan tindakan tindakan atau representasi representasi mental yang
mengorganisasikan pengetahuan. Dalam teori piaget , skema skema prilaku
(aktivitas aktivitas kognitif ) berkembang pada masa kanak kanak (lamb,
Bornstein, dan teti, 2002). Skema skema bayi disusun oleh tindakan tindakan
sederhana yang diterapkan pada objek objek tertentu, contohnya tindakan
menyusu, melihat dan menggenggam. Anak yang lebih tua memiliki skema
skema yang meliputi berbagai strategi dan perecanaan untuk mengatasi persoalan.
Asimilasi dan Akomodasi untuk menjelaskan bagaimana anak anak
menggunakan skema skema sambil beradaptasi, piaget menawarkan dua konsep yang
dikemukakan dalam bab 2 : asimilasi dan akomodasi, Asimilasi terjadi jika anak anak
memasukkan informasi baru ke dalam skema skema yang ada. Alomodasi terjadi
ketika anak anak menyesuaikan skema skema mereka dengan informasi dan
pengalaman pengalaman baru.
Organisasi agar dapat memahami dunia mereka, kata piaget anak anak secara
sadar mengorganisasikan penglaman pengalaman mereka. Dalam teori piaget,
organisasi adalah penglompokan prilaku prilaku dan pemikiran pemkiran yang
terisolasi ke dalam system yang lebih teratur dan lebih tinggi. Perbaikan organisasi ini
secara terus menerus merupakan bagian samar tentang cara menggunakan sebuah palu
mungkin saja memiliki samar terhadap alat alat pertukaran yang lain.
2.3 Tahapan Perkembangan Kognitif
Empat tahapan perkembangan kognitif dari piaget
A. Tahap Sensorimotor
Tahapan sensorimotor berlangsung dari kelahiran sampai kira kira usia 2 tahun.
Dalam tahapan ini, bayi membentuk pemahaman tentang dunia dengan
mengkoordinasikan pengalaman pengalaman sensorik (sepert melihat dan mendengar)
dengan tindakan fisik, motorik oleh karena itu disebut “sensorimotor”. Pada awal
tahapan ini, bayi yang baru lahir hanya memiliki pola prilaku reflex. Pada akhir
tahapan sensorimotor anak berusia 2 tahun mampu menghasilkan pla pola
sensorimotor yang kompleks dan menggunakan symbol symbol primitive.
Sub sub tahapan piaget membagi tahapan sensorimotor menjadi enam sub
tahapan yaitu (1) reflex reflex sederhana (2) kebiasaan kebiasaan(habits) yang
pertama dan reaksi reaksi sirkuler primer terjadi pada usia 1 sampai 4 bulan (3)reaksi
reaksi sirkuler sekunder (4) koordinasi terhadap reaksi reaksi sirkuler sekunder (5)
reaksi reaksi sirkuler tersier, kesenangan baru dan keingintahuan (6) skema skema
internalisasi.
Reflek reflek sederhana, sub tahapan sensorimotor yang pertama terjadi padamasa
masa bulan pertama setelah kelahiran. Pada sub tahapan ini, sensasi dan tindakan
dikoordinasikan melalui perilaku reflex seperti gerakan refleks menyusu. Segera
setelah itu, bayi menunjukkan perilaku perilaku menyurupai gerak gerak refleks
tersebut tanpa memerlukan stimulus yang lazimnya harus ada memunculkan gerak
gerak tersebut. Contohnya seorang bayi akan menyusu dari putting susu ibunya atau
dari dari botol dot hanya ketika benda benda tersebut dimasukkan ke dalam mulut
bayi atau disentuhkan ke bibirnya.
Kebiasaan kebiasaan pertama dan reaksi reaksi sirkuler primer adalah sub
tahapan sensorimotor yang kedua, yang berkembang pada usia 1 sampai 4 bulan.
Dalam sub tahapan ini byi mengkoordinasikan sensasi dengan dua tipe skema: reaksi
reaksi sirkuler primer dan kebiasaan-kebiasaan. Kebiasaan (habits) adalah skema yang
didasarkan pada suatu refleks yang seluruhnya terpisah dari stimulus yang
mendatangkannya. Contohnya bayi bayi pada sub tahapan 1 melakukan gerak
menyusu ketika botol susu didekatkan pada bibir mereka atau ketika mereka melihat
botol.
Reaksi sirkuler primer adalah sebuah skema yang didasarkan pada usaha
menghasilkan kembali suatu kejadian yang awalnya terjadi secara kebetulan.
Contohnya seorang bayi tiba tiba menghisap jarinya ketika jari itu diletakkan dekat
mulut. Selanjutnya, ia mencari jari jarinya untuk dihisap lagi, tetapi jari jari tersebut
tidak dapat “bekerja sama” karena bayi itubelum dapat mengkoordinasikan tindakan
tindakan manual dan visual.
Reaksi sirkuler sekunder merupakan sub tahapan sensorimotor yang ketiga, yang
berkembang antara usia 4 hingga 8 bulan. Pada sub tahanan ini, bayi menjadi lebih
berosientasi pada objek, berpindah dan keasyikan pada drinya sendiri. Secara
kebetulan seorang bayi mungkin menggoyangkan mainnya hingga bergemerincing
bayi akan mengulang tindakan ini untuk kesenangannya.
Koordinasi reaksi reaksi sirkuler sekunder adalah sub tahapan sensorimotor
piaget yang keempat, yang berkembang antara usia 8 sampai 12 bulan. Untuk
berkembang hingga sub tahapan ini. Seorang bayi harus mengkoordinasikan
pandangan dan sentuhan, tangan dan mata. Gerakan gerakan menjadi lebih terarah.
Reksi reaksi sirkuler trsier, kesenangan baru, dan keingintahuan adalah sub
tahapan sensorimotor piaget yang kelima, yang berkembang pada usia 12 hingga 18
bulan. Pada sub tahapan ini, bayi tergugah minatnya dengan banyaknya objek,
dilingkungannya (juga hal hal lain yang dapat dijadikan sebagai objek ). Reaksi reaksi
sikuler tersier adalah skema dimana bayi secara sadar mengeksplorasi berbagai
kemungkinan baru atas objek objek disekitarnya.
Internaliasi skema adalah sub tahapan sensorimotor piaget yang keenam dari
terakhir, yang berkembang antara usia 18 hingga 24 bulan. Pada sub tahapan ini, bayi
mengembangkan kemampuan menggunakan symbol symbol primitive. Pagi piaget
symbol ialah sebuah gambar sensorik yang diinternalkan atau kata yang mewakili
sebuah kejadian. Symbol symbol primitive memampukan bayi berfikir tentang
kejadian kejadian konkret tanpa harus memperagakan atau merasakannya. Terlebih
lagi, symbol symbol memampukan bayi memanipulasi dan mengubah kejadian
kejadian yang ada dalam cara cara sederhana. Dalam sebuah contoh klasik, putri
piaget melihat kotak korek api dibuka dan ditutup. Ia menirukan kejadian tersebut
dengan membuka dan menutup multnya. Ini merupakan ekspresi yang jelas atas
gambarannya terhadap kejadian tersebut.
Permanensi objek adalah suatu pemahaman bahwa objek objek akan tetap eksis
bahkan ketika objek objek tersebut tidak dapat lagi dilihat didengar, atau disentuh.
Perolehan permanensasi objek merupakan salah satu pencapaian terpenting bagi bayi.
Tahap Perilaku
Sensoimotorik
Sub tahapan 1 Tidak ada permanensi objek. Ketika seberkas cahaya
bergerak dalam area visualnya mengikutinya tetapi segera
mengabaikannya jika cahaya tersebut lenyap.
Sub tahapan 2 Suatu bentuk primitif permenensi objek mulai berkembang.
Dengan perlakuan sama seperti sebelumnya bayi akan
melihat sekilas dititik cahaya tersebut menghilang, dengan
ekspresi pengharapan yang pasif.
Sub tahapan 3 Rasa permenensi objek semakin berkembang. Dengan
tumbuhnya kemampuan baru untuk mengkoordinasikan
skema-skema sederhana.
Sub tahapan 4 Bayi secara aktif mencari objek ditempat objek tersebut
menghilang, dengan menerapkan tindakan-tindakan baru
untuk mencari tindakan secara efektif.
Sub tahapan 5 Bayi mulai mampu melacak sebuah objek yang hilang dan
muncul kembali di beberapa lokasi dengan cepat.
Sub tahapan 6 Bayi mampu mencari objek yang hilang dan muncul
dibeberapa tempat dan berhasil menemukannya.