Anda di halaman 1dari 13

“ ANGIN ”

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sains dan Teknologi
Lingkungan
Dosen Pengampu : Adelyna Oktavia Nasution, S.Pd, M.Si

Disusun Oleh : Kelompok 2

1. Ade Irma ( 0705211007 )


2. Dinda Fadhilah Nur Azimmi ( 0705211014 )
3. Rendy Agung Pratama ( 0705212038 )

Kelas / Semester : Fisika-2 / Semester 4

PRODI FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA

UTARA

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Puji dan syukur saya panjatkan


kehadirat Allah Swt atas berkat rahmat dan juga karunia - Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Shalawat berangkaian salam semoga selamanya
tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Karena syafaatnyalah yang kita
harapkan di Yaumil Magsyar kelak nanti
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yaitu Ibu Adelyna
Oktavia Nasution, S.Pd M.Si yang telah bersedia membantu dalam penulisan makalah
ini. Kami sadar bahwa tugas ini memiliki kekurangan, oleh karena itu kami memohon maaf
jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini.

Kami juga sangat berharap somoga makalah kami ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan khususnya untuk kami sendiri selaku penulis. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Kami merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dan lain-lainnya. Demikian kata
pengantar ini kami sampaikan, akhir kata kami ucapkan terima kasih atas perhatian dan
waktu yang telah diluangkan pembaca untuk membaca makalah kami ini.

Medan, 30 APRIL 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Angin …………………………………………………………………... 2
2.1.1 Jenis-jenis angin berdasarkan arah anginnya ………………………………… 3

2.1.2 Jenis-jenis angin berdasarkan waktu terjadinya ……………………………… 3


2.1.3 Jenis angin berdasarkan sifat udara yang dibawa angin ……………………… 4

2.2 Pengertian Angin yang ada Kaitannya dengan Kehidupan Organisme ……………... 5

2.3 Angin Topan ………………………………………………………………………... 7

2.4 Kecepatan Angin …………………………………………………………………..... 7


2.5 Sistem Penghitung Kecepatan angin ………………………………………………… 8

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 9


3.1 KESIMPULAN ........................................................................................................... 9
3.2 SARAN ........................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Angin merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat berpengaruh terhadap lingkungan
baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara luas angin akan mempengaruhi unsur
cuaca yang lain seperti suhu, kelembaban udara maupun pergerakan awan, Arah datangnya
angin akan berpengaruh terhadap kandungan uap air yang dibawanya. Ketika angin banyak
mengandung air maka akan terbentuk awan. Hal ini terjadi pada saat awal musim hujan.
Selain itu, angin yang banyak mengandung uap air akan meningkatkan kelembaban udara
dan dapat pula menurunkan suhu udara.

Angin adalah gerakan udara relatif terhadap permukaan bumi, sehingga angin merupakan
udara yang bergerak diakibatkan adanya perbedaan tekanan udara dari suatu tempat ke
tempat lain secara horizontal. Angin mempunyai arah dan kecepatan. Angin dapat dilihat
dari mana angin datang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yamg membuat terjadinya angin muson barat dan angin muson timir

2. Apakah ada pengaruhnya angin terhadap sains dan teknolohi lingkungan?

3. Mengapa angin topan bisa terjadi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memahami apa saja yang terjadi pada angin

2. Untuk memanami pengaruh angin terhadap sains dan teknologi lingkungan

3. Untuk memahami dan menambah wawasan tentang angin terhadap sains

1
BAB II

PEMBAHASAAN

2.1. Pengertian Angin

Angin adalah massa udara yang bergerak dari suatu tempat ke tempat lain. Tiupan
angin terjadi jika di suatu daerah terdapat perbedaan tekanan udara, yaitu tekanan udara
maksimum dan minumum. Angin bergerak dari daerah bertekanan udara maksimum ke
minimum,alat ukur adalah Anenometer.

Secara singkat pengertian angina dapat dijelaskan bahwa angin adalah udara yang
bergerak. Menurut Buys Ballot, ahli ilmu cuaca dari Perancis, angin adalah massa udara
yang bergerak dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum. Gerakan
massa udara yang arahnya horizontal dikenal dengan istilah angin. Anemometer mangkok
adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin. Satuan yang biasa digunakan
dalam menentukan kecepatan angin adalah km/jam atau knot (1 knot = 0,5148 m/det =
1,854 km/jam). 1

Udara yang bergerak disebut angin. Angin bergerak disebabkan oleh rotasi bumi dan
adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Udara bergerak dari tekanan udara
maksimum menuju tekanan udara minimum. Angin yang bertiup tidak mengalir lurus,
tetapi mengalami pembelokan arah akibat pengaruh rotasi bumi. Jika udara tampak tenang
dan tidak ada embusan angin, bukan berarti angin tidak tertiup di daerah lain. Selalu ada
banyak angin yang membuat udara mengelilingi bumi yang berputar.

Angin mempunyai beragam jenis. Jenis-jenis angin dapat dibedakan berdasarkan


kategori tertentu, di antaranya yaitu jenis angin berdasarkan arah anginnya, waktu
terjadinya, dan sifat udara yang dibawa angin tersebut.

1
Ema Sastri Puspita, & Liza Yulianti, “ PERANCANGAN SISTEM PERAMALAN CUACA BERBASIS LOGIKA
FUZZY ”, 2016, Jurnal Media Infotama Vol. 12 No. 1, , hal : 2

2
2.1.1 Jenis-jenis angin berdasarkan arah anginnya

Berdasarkan arah anginnya, jenis-jenis angin dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Angin laut, yaitu angin yang berembus dari laut menuju daratan. Angin laut temasuk
angin lokal di kawasan pantai yang terjadi pada siang hari.

2. Angin darat, yaitu angin yang berembus dari daratan menuju lautan. Angin darat
termasuk angin lokal di kawasan pantai yang terjadi pada malam hari.

3. Angin gunung, yaitu angin yang berembus dari puncak gunung menuju lembah.
Angin gunung termasuk angin lokal di pegunungan yang terjadi pada malam hari.

4. Angin lembah, yaitu angin yang berembus dari lembah ke arah puncak gunung. Angin
lembah termasuk angin lokal di pegunungan yang terjadi pada siang hari.

2.1.2 Jenis-jenis angin berdasarkan waktu terjadinya

Berdasarkan waktu terjadinya, jenis-jenis angin dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Angin muson barat


Angin muson barat yaitu angin yang bertiup sekitar bulan Oktober-April. Angin
ini bertiup saat kedudukan semu matahari berada di Belahan Bumi Selatan, yang
menyebabkan Benua Australia mengalami musim panas sehingga tekanan udaranya
rendah. Sementara itu, Benua Asia lebih dingin sehingga tekanan udaranya tinggi.
Jika menurut hukum Buys Ballot maka angin bertiup dari Benua Asia menuju Benua
Australia. Karena menuju ke selatan Khatulistiwa/Equator maka angin akan
dibelokkan ke arah kiri. Pada saat itu, Indonesia khususnya akan mengalami musim
penghujan akibat adanya massa uap air yang dibawa oleh angin ini saat melalui
lautan luas di bagian utara (Samudra Pasifik dan Laut Cina Selatan).

2. Angin muson timur

Angin muson timur yaitu angin yang bertiup pada bulan April-Oktober. Angin ini
bertiup saat kedudukan semu matahari berada di Belahan Bumi Utara, yang
3
menyebabkan Benua Australia mengalami musim dingin sehingga tekanan udaranya
tinggi. Adapun Benua Asia lebih panas sehingga tekanan udaranya rendah. Jika
menurut hukum Buys Ballot maka angin bertiup dari Benua Australia menuju Benua
Asia. Karena menuju utara Khatulistiwa/Equator maka angin akan dibelokkan ke arah
kanan. Pada saat itu, Indonesia akan mengalami musim kemarau akibat angin tersebut
melalui gurun pasir di bagian utara Australia yang kering dan hanya melalui lautan
sempit.

2.1.3 Jenis angin berdasarkan sifat udara yang dibawa angin

Berdasarkan sifat udara yang dibawa angin, jenis-jenis angin dapat dibedakan sebagai
berikut.

1. Angin jatuh (fohn)


Angin jatuh (fohn) yaitu angin yang bersifat kering dan panas yang terdapat di
lereng gunung. Angin tersebut muncul ketika udara yang di bawah dingin dan di atas
panas melewati gunung. Setelah melewati gunung, udara turun dengan kencang seperti
angin jatuh. Angin jatuh biasanya terjadi pada musim kemarau yang sangat kering.
Angin jatuh yang pernah terjadi di Indonesia, di antaranya angin bohorok di Tapanuli,
Sumatra Utara; angin kumbang di daerah Cirebon, Jawa Barat, angin gending di daerah
Pasuruan, Jawa Timur; angin brabu di Sulawesi Selatan; dan angin wambraw di daerah
Manokwari.

2. Angin anabat
Angin anabat yaitu angin lokal yang bertiup naik sepanjang lereng gunung yang
panas karena sinar matahari.

3. Angin katabat
Angin katabat yaitu angin turun sepanjang lereng gunung yang muncul karena
dalam arah horizontal, kerapatan udara di sepanjang lereng lebih besar daripada
kerapatan udara di sekitarnya. Perbedaan kerapatan tersebut terjadi karena pendinginan
permukaan lereng mendinginkan udara di sekitarnya.

4
Angin di tempat satu dengan tempat lain mempunyai kecepatan yang berbeda-
beda. Kecepatan angin berembus akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu besarnya
perbedaan gradien barometrik, bentuk morfologi permukaan bumi, dan faktor adanya
rintangan. Kecepatan angin diukur dengan anemometer. Pada alat ini terdapat beberapa
mangkuk untuk menerima tiupan angin. Ketika angin bertiup, angin mengenai mangkuk
tersebut sehingga mangkuk berputar. Putaran mangkuk dihubungkan dengan alat pencatat
kecepatan. Kecepatan mangkuk berputar bergantung pada kecepatan angin bertiup.
Anemometer modern dilengkapi dengan penunjuk arah angin yang dihubungkan dengan
komputer. Alat perekam arah angin dan kecepatan angin secara otomatis mencatatnya di
atas kertas grafik. Kecepatan angin dinyatakan dalam satuan meter/detik, km/jam, atau
mil/jam. 2

2.2. Pengertian Angin yang ada Kaitannya dengan Kehidupan Organisme


1 Kecepatan angin yaitu suatu hasil bagi jarak yang dapat ditempuh oleh udara
dalam waktu yang dibutuhkan untuk beda waktu yang kecil.

2 Angin Permukaan yaitu angin yang bertiup pada permukaan bumi dengan
ketinggian 10 m di atas permukaan laut.

3 Angin Kata balik merupakan angin yang turun sepanjang lereng gunung karena
kerapatan udara sepanjang lereng dibanding udara bebas pada ketinggian yang
sama.

4 Angin darat dan angin laut merupakan dua jenis ini berhembus harian. Pada siang
hari darat lebih cepat panas sehingga udara di darat lebih renggang dari laut. Oleh
karena itu angin bertiup dari laut ke darat sebagai angin laut. Pada malam hari
daratan lebih cepat menjadi dingin sehingga udara di atas daratan lebih rapat dari
laut, maka udara bergerak dari darat ke laut.

2
Sri Wiyanti & dkk, “ EXPLORE GEOGRAFI JILID 1 ”, 2017, Duta, Jakarta, Hal : 148 – 150

5
5 Angin lembah dan gunung merupakan angina yang terjadi karena perbedaan
pemanasan lembah dengan gunung. Lereng gunung pada siang hari lebih cepat
menjadi panas dari lembah, sehingga udara pada lembah mengalir ke lereng
gunung. Sebaliknya pada malam hari udara di lereng lebih cepat dingin, sehingga
udara mengalir dari lereng ke lembah.

6 Angin Muson Terjadi karena pertukaran musim panas dengan musim dingin. Pada
musim panas daratan di benua lebih cepat panas dari samudera, maka angin bertiup
dari samudera ke benua. Pada musim dingin benua lebih cepat dingin dari
samudera, sehingga angin bertiup dari benua kesamudera.

7 Angin Pasat merupakan angina yang dapat berhembus dari daerah subtropics ke
khatulistiwa karena di daerah khatulistiwa tekanan udaranya lebih rendah dari
subtropics. Biasanya berhembus di atas laut. Angin pasat adalah angin tetap.

8 Angin Siklon merupakan angina yang berhembus di sekeliling daerah siklon.


Daerah siklon adalah daerah yang bertekanan rendah dan berhembus memusat.
Biasanya di daerah tropis berhembus angin siklon tropis yang arahnya berlawanan
arah dengan jarum jam. Di bagian selatan searah dengan jarum jam. Angin anti
siklon berhembus di daerah bertekanan udara tinggi. Angin siklon bertiup di
daerah subtropis.

9 Angin lokal merupakan wilayahnya lebih sempit dan jangka waktunya berkala.
Angin pada umumnya mempengaruhi faktor-faktor ekologis seperti suhu dan
kandungan air dalam udara serta curah hujan. Pengaruh lain yang bersifat positif
dapat menyebarkan bibit tumbuhan, terutama yang berbiak dengan spora. Akan
tetapi dapat pula berpengaruh negatif terutama angin lokal, contohnya angin jatuh
kering (angin fohn); angin bahorok yang merusak perkebunan tembakau di Deli;
angin Kumbang di Cirebon dan Tegal; angin Gending di Pasuruan dan

6
Probolinggo. Angin Barubu di Sulawesi Selatan dan angin Wambrau di pulau Biak
dan Irian Jaya. 3

2.3. Angin Topan

Angin topan sebenarnya jenis terkuat dari sistem tekanan rendah terdapat di bumi,
setidaknya di samudra Atlantik dari Samudra Pasifik Timur. Di tempat lain mereka kadang
disebut dengan nama lain dan umumnya, parah ahli meteorologi menggunakan istilah
siklon tropis. Kalau si fixasi nya adalah melalui skala Saffir-Simpson yang dirancang untuk
memperkirakan potensi kerusakan, ini diciptakan oleh seorang ahli meteorologi dan
Insinyur bangunan. Daur kehidupan topan biasanya dimulai dengan Pusaran awan di awal
atas lautan tropis yang menjadi tersusun ke dalam sistem bertekanan rendah dengan
kandungan petir dan curahan hujan deras. Pada tahap ini, ciri khasnya bisa di klasifikasi
kan sebagai Belum bang tropis atau depresi tropis. Topan besar kategori tiga atau lebih
tinggi pada sekalah Saffir-Simpson memiliki angin tetap lebih dari 335 M PH.

Topan mempengaruhi daerah yang sangat luas berikut angin kuat yang dapat
berlangsung beberapa jam, curah hujan tinggi yang bisa menghasilkan banjir pada lama
dan lonjakan badai pantai dan gelombang pasang yang bisa mendatangkan bala petaka
terhadap bangunan di pantai, pulau penghalang dan partai secara umum. Efek
menghancurkan ini mungkin jauh dapat lebih intens. 4

2.4. Kecepatan Angin

Besar kecilnya kecepatan angin dapat ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut.

1. Besar kecilnya gaya gradien barometris, Gaya gradien barometris adalah


besarnya perbedaan tekanan udara antara 2 isobar yang berjarak 111 km dan dapat

3
Nasiah, Badwi & dkk, “ GEOLOGI TATA LINGKUNGAN ”, 2019, CV BUDI UTAMA, Jakarta, Hal :15-16
4
Tobin, Kenneth, “Handbook pengajaran dan pembelajaran SAINS”, 2015, penerbit nusa media, jakarta.
Hal : 545, 547 - 553.

7
dinyatakan dalam milibar (mb). Makin besar perbedaan tekanan udara tersebut, maka
makin cepat angin dapat bergerak.

2. Banyak sedikitnya hambatan. Faktor-faktor yang dapat menjadi hambatan


gerakan angin antara lain relief permukaan bumi, gedung-gedung (bangunan), dan
pohon-pohon. Makin banyak rintangan yang menghalangi laju gerakan angin,
makin lambat kecepatan angin tersebut.

Alar yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin adalah anemometer. Ada
beberapa jenis anemometer, salah satu jenisnya adalah anemometer mangkok. Pada
anemo- meter terdapat peralatan elektronik yang berfungsi mencatat gerakan angin.
Pembacaan alat itu harus dilakukan dalam jangka waktu tertentu, misalnya harian. 5

2.5. Sistem Penghitung Kecepatan angin

Kecepatan angin diukur dengan menggunakan sensor TCRT5000. TCRT5000


membaca putaran dari perubahan warna pada bagian yang terhubung dengan cup alat yang
diputar oleh angin. Perbedaan waktu antara perubahan warna itu yang dijadikan acuan untuk
mendapatkan nilai kecepatan angin.

Kecepatan (m/s) = 1/Y x 2 x π x r ……………(1)

Keterangan :

Y = Selang waktu antara perpindahan warna yang terdeteksi.

r = Panjang jari-jari tempat sensor TCRT5000 ditempatkan. 6

5
Yusman, Hestiyanto, “ GEOGRAFI EDISI KEDUA ”, 2022, Yudhistira, Yogyakarta. Hal : 100 & 101

6
Trisna Nur Robby, & dkk, “ ALAT UKUR KECEPATAN ANGIN, ARAH ANGIN, DAN KETINGGIAN ”, 2017,
Jurnal e-Proceeding of Engineering, Vol.4, No.2.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Secara singkat pengertian angin dapat dijelaskan bahwa angin adalah udara yang
bergerak. Menurut Buys Ballot, ahli ilmu cuaca dari Perancis, angin adalah massa udara
yang bergerak dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum. Gerakan
massa udara yang arahnya horizontal dikenal dengan istilah angin. Anemometer mangkok
adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin. Satuan yang biasa digunakan
dalam menentukan kecepatan angin adalah km/jam atau knot ( 1 knot = 0,5148 m/det =
1,854 km/jam ).

Angin mempunyai beragam jenis. Jenis-jenis angin dapat dibedakan berdasarkan


kategori tertentu, di antaranya yaitu jenis angin berdasarkan arah anginnya, waktu
terjadinya, dan sifat udara yang dibawa angin tersebut. jenis angin yang pertama
berdasarkan arah anginnya yaitu ada Angin laut, Angin darat, Angin gunung, dan Angin
Lembah. Jenis angin yang berdasrkan waktu terjadinya ada dua jenis Angin yaitu angin
muson bat dan Angin muson timur. Sedangkan jenis angin berdasarkan sifat udara yang
dibawa angin ada 3 jenis yaitu Angin jatuh (fohn), angin anabat dan angin katabat.

3.2 Saran
Kami mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
sangat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar untuk kedepannya
kami bisa memperbaiki makalah ini menjadi jauh lebih baik lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Nasiah, Badwi & dkk, “ GEOLOGI TATA LINGKUNGAN ”, 2019, CV BUDI UTAMA,
Jakarta, Hal :15-16

Puspita, Ema Sastri, & Liza Yulianti, “ PERANCANGAN SISTEM PERAMALAN


CUACA BERBASIS LOGIKA FUZZY ”, 2016, Jurnal Media Infotama Vol. 12 No.
1
Hal : 2

Sri Wiyanti & dkk, “ EXPLORE GEOGRAFI JILID 1 ”, 2017, Duta, Jakarta,
Hal : 148 – 150

Tobin, Kenneth, “Handbook pengajaran dan pembelajaran SAINS”, 2015, penerbit nusa
media, jakarta.
Hal : 545, 547 – 553

Trisna Nur Robby, & dkk, “ ALAT UKUR KECEPATAN ANGIN, ARAH ANGIN, DAN
KETINGGIAN ”, 2017, Jurnal e-Proceeding of Engineering, Vol.4, No.2.

Yusman, Hestiyanto, “ GEOGRAFI EDISI KEDUA ”, 2022, Yudhistira, Yogyakarta.


Hal : 100 & 101

10

Anda mungkin juga menyukai