MPKT B - D
HG 3
Oleh:
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Sistem
Keseimbangan Alam Tempat Kita Tinggal ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai sistem keseimbangan dan cara kerja alam, serta hal-hal yang harus
dilakukan untuk meminimalisir bencana. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 4
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN ............................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 5
2.1 SISTEM KERJA BUMI ..................................................................................................... 5
2.2 SISTEM KERJA ATMOSFER ....................................................................................... 10
2.3 STRUKTUR DAN KARAKTERISTIK BUMI .............................................................. 15
2.4 EKOSISTEM DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI ................................................ 22
2.5 BIOGEOGRAFI ................................................................................................................ 28
2.6 SISTEM KESEIMBANGAN ALAM .............................................................................. 32
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................... 37
3.1 KALIMANTAN SEBAGAI PARU-PARU DUNIA .................................................. 37
3.2 KARAKTERISTIK HUTAN HUJAN TROPIS ....................................................... 37
3.3 DAMPAK DEFORESTASI HUTAN ......................................................................... 38
3.4 DAMPAK ALIH FUNGSI HUTAN ........................................................................... 40
BAB IV PENUTUP .................................................................................................................... 42
4.1 KESIMPULAN ............................................................................................................. 42
4.2 SARAN .......................................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 43
BAB I
PENDAHULUAN
Perusakan alam yang terjadi telah mengganggu sistem keseimbangan alam. Hal tersebut
memicu terjadinya bencana alam yang sangat merugikan. Tidak ada orang yang mau terkena
dampak dari bencana alam. Oleh karena itu, pemahaman tentang sistem keseimbangan alam
tempat kita tinggal menjadi amat penting guna meminimalisir terjadinya bencana.
Bumi mengalami rotasi dan revolusi. Rotasi Bumi ialah perputaran bumi terhadap
porosnya (sumbu putarnya) sendiri. Terjadi dalam waktu sehari. Berotasi dari barat ke timur.
Bumi terlihat seperti berputar berlawanan arah jarum jam. Dengan adanya rotasi Bumi,
dihasilkanlah beberapa dampak, yaitu :
Sedangkan Revolusi bumi berlangsung selama 356 hari (1 taun) yang terbagi menjadi dua
posisi, yaitu terdekat dengan matahari (perihelion) pada 3 Januari dan terjauh dari matahari
(aphelion) pada 4 Juli. Terjadinya revolusi Bumi juga memberi beberapa dampak, seperti :
Keberagaman rasi bintang
Perubahan lamanya siang dan malam
Pergantian musim
Gerak semu tahunan matahari
Di Bumi terjadi pula sebuah radiasi, isolasi dan induksi. Radisi di Bumi digolongkan
pada radiasi elektromagnetik, yaitu semua permukaan memancarkan radiasi. Benda panas
memancarkan radiasi dalam bentuk cahaya sedangkan benda yang lebih dingin memancarkan
panas radiasi. Bumi memancarkan jumlah yang sama dengan yang diterimanya dari matahari.
Sehingga terbentuk keseimbangan energi. Radiasi elektomagnetik juga dapat dimaknai
gelombang-gelombang dengan panjang yang berbeda, yang berasal dari permukaan suatu benda.
Isolasi sendiri Berasal dari kata Insolation, yaitu Incoming Solar Radiation. Jadi, insolasi
adalah radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi persatuan luas dan waktu. Insolasi
berubah terhadap variasi ketinggian matahari, seperti :
Jika matahari tinggi maka radiasi jatuh tegak lurus terhadap permukaan bumi. Jika
matahari rendah maka daerah yang terkena paparan radiasi akan semakin luas
Panjang waktu dari matahari terbit sampai terbenam juga mempengaruhi.
Insolasi terdiri dari berbagai gelombang dengan panjang yang berbeda. Jika lebih panjang
dari sinar tampak adalah infrared dan jika lebih pendek dari sinar tampak adalah ultraviolet.
Terdapat sistem energi yang berlaku pada Bumi, salah satunya ialah saat hilangnya cahaya
matahari di atmosfer. Hal tersebut terjadi ketika :
Langit Cerah
Memiliki insolasi yang mencapai permukaan bumi sebanyak 80% dan memantul kembali
ke angkasa sebanyak 20% (3% serpihan, 17% molekul dan debu
Langit Berawan
Memiliki insolasi yang dipantulkan awan (30%—60%), diserap awan (5%—20%) dan
mencapai permukaan bumi (45%—10%)
Persentasi radiasi matahari yang dipantulkan disebut juga dengan istilah Albedo. Beberapa
contoh persentase pemantulan radiasi matahari, seperti :
Salju dan es (45%—85%), memantulkan sebagian besar cahaya matahari dan menyerap
sebagian kecil.
Jalan beraspal (3%), menyerap hampir semua cahaya yang diterima.
Air (2%), menyerap cahaya matahari kecuali cahaya datang dari sudut tertentu.
Bumi dan sistem atmosfer (2,9%—3,4%)
Tanah lapang dan hutan (3%—2,5%)
Terdapat juga istilah Counter Radiation, yaitu ketika pemancaran energi gelombang
panjang (longwave energy) oleh atmosfer ke luar angkasa dan permukaan bumi yang
menyebabkan efek rumah kaca.
Selanjutnya ialah sistem air yang ada di Bumi. Air di Bumi terbagi menjadi dua golongan,
yaitu air laut, air yang bersumber dari laut dan samudra yang merupakan 97% dari air di bumi,
dan air tanah, Air yang berada pada daerah saturasi yang jumlahnya tergantung banyaknya pori-
pori tanah serta berasal dari air permukaan (air parit, selokan, sungai, dan danau) dan air bawah
tanah (mengandung mineral seperti Ca, Mn, Mg, Fe, SO4, CO3, HCO3). Dari gabungan kedua
golongan tersebut air yang dapat diminum, yaitu 70% berbentuk es dan hanya 1% yang bisa
dimanfaatkan secara langsung.
Presipitasi (hujan)
Koleksi (pengumpulan)
Evaporasi (penguapan)
Kondensasi (pendinginan)
Bumi pun memiliki energi panasnya sendiri. Sumber energi panas yang terkandung di
dalam air panas, uap air, serta batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara
genetik tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi. Sistem panas bumi di Indonesia
umumnya merupakan sistem hidrothermal yang mempunyai temperatur tinggi (>225°C), hanya
beberapa diantaranya yang mempunyai temperatur sedang (150‐225°C). Perpindahan panas
secara konduksi terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan panas secara konveksi terjadi
karena adanya kontak antara air dengan suatu sumber panas.
Dalam Sistem Kerja Bumi juga terdapat fenomena-fenomena yang tidak bisa dilepas dari
pengaruh atmosfer, lapisan tipis gas-gas yang menyelubungi permukaan luar bumi, ke Bumi.
Lapisan dari atmosfer terbagi menjadi lima lapisan, yaitu :
● Troposfer : lapisan yang menyebabkan terjadinya cuaca dan iklim
● Stratosfer : lapisan yang mengembalikan sebagian besar sinar Ultraviolet dan radiasi
bahaya lainnya.
● Mesosfer : lapisan yang sebagian besar meteor akan terbakar dan terurai
● Thermosfer : radiasi ultraviolet (UV) menyebabkan ionisasi
● Eksosfer : lapisan terpanas
Atmosfer memiliki komposisi yang terbagi menjadi tiga, yaitu Mayor (nitrogen, oksigen);
Minor (hidrogen, kripton, helium, neon, argon); dan Variabel (ozon, metana, karbon dioksida,
uap air).
Fenomena-Fenomena yang terjadi di Bumi salah satunya ialah cuaca dan iklim. Definisi
dari cuaca ialah nilai aktual dari atmosfer dalam jangka waktu tertentu dan di wilayah yang
terbatas atau rata-rata udara. Contohnya ialah suhu udara di Depok pada tanggal 16 September
2019 pukul 11.00 WIB sebesar 27°C. Kadar cuaca dinyatakan dari nilai unsur fisika atmosfer,
yaitu :
● Radiasi surya (Watt/m2 )
● Lama penyinaran surya (jam)
● Suhu udara (°C)
● Kelembaban udara (%)
● Tekanan udara (milibar atau mb)
● Kecepatan angin (knot)
● Arah angin (derajat)
● Penutupan awan, presipitasi yang meliputi embun, hujan, salju (mm)
● Evaporasi/evapotranspirasi (mm).
Sedangkan, iklim adalah peluang statistik kejadian berbagai keadaan atmosfer di suatu
daerah selama kurun waktu kalender atau kebiasaan/ rata-rata cuaca yang terjadi di suatu daerah.
Sebagai contoh, iklim di Depok selama kurun waktu 100 tahun memiliki suhu maksimum 30°C.
Sebagaimana diketahui terdapat perbedaan iklim di beberapa wilayah. Hal tersebut karena
dipengaruhi faktor-faktor, seperti :
Perubahan Iklim yang terjadi pada wilayah yang sama pun kerap terjadi karena
dipengaruhi berbagai faktor, seperti kelembaban, curah hujan, temperatur udara, arah angin, dan
kecepatan angin. Iklim pun memiliki beberapa aspek, yaitu :
1) Waktu
a) Iklim Prasejarah
b) Iklim Sejarah
c) Iklim Quaterner
2) Wilayah
a) Iklim Kutub (Polar Climate)
b) Iklim Tengah (Temperate Climate)
c) Iklim Subtropis (Subtropical Climate)
d) Iklim Tropis (Tropical Climate)
e) Iklim Khatulistiwa (Equatorial Climate)
3) Skala
a) Mikro
b) Meso
4) Ruangan
5) Jenis
a) Iklim Benua (Continental Climate)
b) Iklim Bahari (Maritime/ Marine Climate)
c) Iklim Monsun (Monsoon Climate)
d) Iklim Mediteran (Mediterranian Climate)
e) Iklim Tundra (Tundra Climate)
f) Iklim Gunung (Mountain Climate).
1. Troposfer
Troposfer adalah lapisan atmosfer yang paling dekat dengan permukaan Bumi. Campuran gas
pada lapisan troposfer ideal untuk menunjang adanya kehidupan di Bumi, karena terlindungi dari
radiasi dari benda langit yang ada.
Lapisan troposfer dimulai dari permukaan tanah sampai 15 kilometer di atas permukaan laut.
Pada lapisan troposfer terjadi berbagai peristiwa yang berkaitan dengan iklim dan cuaca seperti
hujan, angin, salju, kemarau dan sebagainya.
Rata-rata suhu pada lapisan troposfer hangat dan memungkinkan terjadinya kehidupan manusia.
Tekanan udara akan menjadi turun dan suhu akan menjadi lebih dingin seiring dengan ketinggian
yang bertambah. Hal ini karena sangat sedikit penyerapan radiasi gelombang pendek dari
matahari.
2. Stratosfer
Lapisan stratosfer dimulai secara bertahap dari ketinggian sekitar 15 kilometer sampai 50
kilometer dari permukaan Bumi. Pada lapisan ini, angin berhebus sangat kencang dengan pola
tertentu, dimana lapisan ini juga menjadi tempat terbangnya pesawat.
Suhu di lapisan stratosfer paling bawah relatif stabil dan dingin. Namun pola suhu tersebut
kemudian terus bertambah seiring dengan kenaikan ketinggian. Artinya semakin tinggi maka
suhu semakin panas pada lapisan stratosfer ini.
Hal ini dikarenakan bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang ada pada lapisan
stratosfer ini. Lapisan ozon yang ada juga menyerap sinar ultraviolet berenergi tinggi dari
Matahari, mengubah energi ultraviolet tersebut menjadi panas.
3. Mesosfer
Lapisan udara di Bumi berikutnya adalah mesosfer. Mesosfer dimulai dari ketinggian 50
kilometer sampai pada ketinggian 85 kilometer. Pada lapisan ini, suhu atmosfer akan berkurang
seiring bertambahnya ketinggian, bahkan dapat mengakibatkan munculnya awal noctilucent yang
berbentuk kristal es.
Suhu udara yang ada pada lapisan mesosfer terlalu tipis untuk bernafas dan akan terus berkurang.
Tekanan udara pada bagian bawah lapisan jauh di bawah 1% tekanan di permukaan laut dan
akan terus menurun saat kamu pergi lebih tinggi.
Selain itu, udara pada lapisan mesosfer juga akan menyebabkan terjadinya pergeseran pada objek
langit yang datang dari luar angkasa. Kebanyakan meteor dan benda-benda langit lainnya akan
terbakar pada lapisan mesosfer ini sebelum sampai ke Bumi.
Setelah lapisan mesosfer ada lapisan termosfer. Di antara keduanya terdapat lapisan mesopause
yang menjadi pembatas antara lapisan mesosfer dan lapisan termosfer.
4. Termosfer
Lapisan atmosfer yang keempat adalah termosfer. Termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 85
kilometer sampai sekitar 500 kilometer di atas permukaan Bumi. Lapisan ini dinamai termosfer
karena terjadi kenaikan temperatur atau suhu yang cukup tinggi dan drastis hingga mencapai
1500 derajat celcius.
Perubahaan suhu yang drastis disebabkan oleh serapan radiasi sinar ultraviolet yang
menyebabkan reaksi kimia. Akibatnya terbentuklah lapisan bermuatan listrik yang bernama
ionosfer dimana radiasi berenergi tinggi dari matahari melepaskan elektron dari atom induk dan
molekulnya.
Lapisan ini bisa digunakan untuk memancarkan gelombang radio juga. Banyak satelit buatan
manusia yang ada di lapisan ini, termasuk juga ISS (International Space Station). Fenomena
Aurora atau sinar kutub juga terjadi di lapisan termosfer ini.
Pada beberapa kajian, lapisan ionosfer juga dikategorikan sebagai lapisan atmosfer yang berdiri
sendiri. Namun secara umum lapisan ionosfer ini berada pada bagian lapisan termosfer secara
keseluruhan.
5. Eksosfer
Lapisan atmosfer yang berada di posisi terluar adalah lapisan eksosfer. Sebenarnya banyak
kajian yang menganggap bahwa termosfer adalah lapisan atmosfer terluar, namun secara umum
ada 1 lagi lapisan akhir lain yaitu lapisan eksosfer yang berbatasan langsung dengan luar angkasa.
Eksosfer dimulai dari ketinggian 500 kilometer dan terus sampai ketinggian yang tidak
ditentukan. Batas antara lapisaan eksosfer dan luar angkasa pun begitu bias dan tidak bisa
ditentukan pada titik atau garis tertentu, sehingga karakteristik eksosfer dan luar angkasa sangat
identik.
Pada lapisan ini terdapat refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik.
Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga dikenal sebagai cahaya zodiakal.
Lapisan eksosfer juga disebut dengan nama lapisan geostasioner yang merupakan ruang antar
planet. Lapisan ini tidak memiliki tekanan udara sama sekali. Eksosfer adalah lapisan yang
menjadi benteng utama untuk melindungi bumi dari meteor dan benda langit lainnya.
Kerusakan atmosfer dapat memicu terjadinya pemanasan global atau naiknya suhu rata-rata bumi.
Pemanasan global dikatakan disebabkan oleh tiga faktor, yaitu variasi energi matahari, variasi
aliran samudera, dan aktivitas gunung berapi. Para ilmuwan menyatakan bahwa pemanasan
global disebabkan gas rumah kaca. Gas rumah kaca menahan panas di atmosfer sehingga bumi
lebih hangat. Gas-gas tersebut ditingkatkan aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar
fosil, penebangan hutan, dan produksi limbah pabrik. Selain itu, aktivitas manusia juga
menghasilkan aerosol sulfat. Gas Rumah Kaca (GRK), yaitu:
CH4
Metana sendiri bersumber dari ternak dengan kontribusi 18% dari total metana yang ada di udara
dan juga memiliki tingkat bahaya 23 kali dari CO2. Metana dipaparkan melalui lubang sampah ,
inhalasi , dan sentuhan gas.
CO2
Karbon dioksida mempunyai rumus molekul yaitu CO2. Gas ini merupakan komponen utama
dalam pemanasan global karena dapat merusak ozon. Gas ini bersumber dari asap pabrik ,
pembakaran sampah , dan asap kendaraan bermotor. Pada faktanya, metana itu dapat
menyebabkan efek rumah kaca lebih kuat daripada CO2 dengan memberi kontribusi jumlah
pemanasan 28%. Saat ini, kadar CO2 mencapai 400 ppm dari 280 ppm dalam 150 tahun.
CFC
CFC (Chloro-Fluorocarbon) merupakan salah satu gas rumah kaca yang terdiri atas karbon ,
klorin , dan fluor. Gas ini bersumber dari alat pendingin ruangan / AC dan pembuatan plastik.
Gas ini dapat mengakibatkan ozon berlubang dan perluasan area kering.
NO
Nitrogen oksida mempunyai rumus molekul N2O. Gas ini bersumber dari peternakan , pertanian ,
dan proses industri. Emisi gas N2O dapat menyebabkan perusakan ozon (O3)
Akibat dari pemanasan global secara umum mencangkup empat hal, yaitu cuaca di bumi,
peningkatan permukaan air laut, migrasi, dan kepunahan spesies. Iklim di bumi sudah tidak
beraturan akibat pemanasan global. Musim panas yang lebih kering dan lama, musim dingin
yang lebih basah, dan sebagainya. Suhu di bumi juga semakin meningkat dan diprediksi pada
tahun 2100 suhu bumi mencapai 4,5 C. Akibat dari meningkatnya suhu bumi, air laut menguap
terus-menerus. Hal itu dapat menyebabkan hujan yang lebat dan berujung ke banjir. Banjir yang
mendadak menyebabkan persediaan pangan penduduk menurun.
Selain itu, pemanasan global juga mengakibatkan permukaan air laut meningkat. Peningkatan air
laut sebenarnya sudah terjadi sejak zaman es karena mencairnya gunung-gunung es di kutub
utara dan selatan. Jika hal itu terus dibiarkan, sendi-sendi kehidupan akan terancam. Pulau-pulau
kecil banyak yang tenggelam, masyarakat yang tinggal di pesisir pantai terancam, dan rusaknya
berbagai macam fasilitas ekonomi dan sosial. Migrasi besar-besaran juga timbul menjadi
masalah besar. Banyak masyarakat penduduk asli tradisional yang berpindah akibat bencana
alam di kawasan tempat tinggal mereka. Tidak hanya manusia yang bermigrasi, tetapi fauna juga.
Contohnya seperti sekumpulan kupu-kupu di sebelah barat Amerika utara telah bermigrasi
sejauh 95 km dalam 100 tahun terakhir. Perpindahan areal penyakit juga terjadi akibat migrasi
fauna. Contohnya seperti perpindahan areal penyakit nyamuk, yaitu virus West Nile. Virus itu
disebabkan oleh musim dingin yang lebih basah.
Terakhir adalah kepunahan berbagai macam spesies. Kepunahan ini disebabkan oleh iklim bumi
yang semakin panas dan kurangnya kemampuan untuk beradaptasi. Contoh kasus spesies yang
hampir punah adalah kasus Kritland’s Warbler. Kritland’s Warbler membutuhkan habitat khusus,
yaitu jack-pine. Flora jack-pine ini tidak dapat bertumbuh dengan baik sekarang ini karena
pemanasan global yang terus-menerus.
Iklim
Iklim disebabkan oleh gunung berapi yakni dapat menyebabkan suhu menjadi dingin. Setelah itu
iklim juga dapat meningkatkan permukaan air dan frekuensi serta intensitas badai.
Ekologi
Dalam hal ekologi, disebabkan oleh aktifitas manusia yang dapat merusak ekosistem dan
menyebabkan perubahan biosfer.
Biologi
Dalam hal biologi pemicunya adalah datangnya musim semi yang berlangsung 2 minggu lebih
awal. Hal tersebut mengakibatkan cuaca menjadi panas lebih lama dibandingkan dengan
datangnya musim semi dalam waktu normal. Dengan adanya musim semi dalam jangka panjang,
menyebabkan banyak spesies yang berpindah-pindah wilayah. Hal tersebut mengakibatkan
perubahan wilayah spesies.
Kesehatan Manusia.
Dalam kesehatan manusia, pemicunya adalah hewan yang melakukan migrasi ke areal-areal
tertentu dan menyebabkan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh hewan terinfeksi.
Contohnya burung yang terinfeksi oleh nyamuk yang bermigrasi.
1. Adaptasi lingkungan yang dilakukan dengan cara belajar dengan perubahan hidup.
4. Pengelolaan lingkungan yaitu dengan cara pengurangan efek rumah kaca dan
menurunkan suhu iklim. Hal tersebut dapat mencegah penurunan suhu yang dapat
berakibat ke dalam perubahan musim dan perubahan biosfer juga wilayah.
Variasi energi matahari adalah perubahan jumlah energi radiasi matahari. Teori bahwa adanya
variasi energi matahari menyebabkan terjadinya pemanasan global dicetus pertama kali oleh
William Herschel pada 1801 yang didukung oleh John Eddy. Eddy menyatakan matahari tidak
konstan yang dibuktikan dengan tidak adanya aktivitas bitnik matahari selama periode “Little Ice
Age” pada abad ke-16 sampai abad ke-17.
Teori tersebut ditentang karena adanya bukti dari penelitian NASA yang menyatakan bahwa
variasi energi matahari sangat kecil sehingga tidak signifikan. NASA setuju dengan pendapat
para ilmuwan bahwa pemanasan global disebabkan gas rumah kaca.
Variasi aliran samudera ada karena gerakan air laut dalam sabuk aliran besar bernama “Arus
Lintas Sabuk Benua” yang memindahkan energi panas matahari sehingga memengaruhi suhu.
Contohnya ialah sirkulasi samudera besar, yaitu The Gulf Stream, yang memengaruhi iklim di
pantai timur Florida. Gerakan air laut disebabkan oleh pasang surut, radiasi matahari, dan angin
musim.
Aktivitas gunung berapi memancarkan aerosol sulfat atau debu yang memantulkan sinar
matahari yang masuk serta menyebabkan kondensasi air sehingga mendinginkan iklim. Teori ini
disimpulkan oleh Zielinski, tetapi ditentang Foster & Rahmstorf serta Lean & Rind. Mereka
menentukan bahwa perubahan iklim disebabkan oleh efek rumah kaca yang diperburuk aktivitas
manusia.
Batuan adalah bahan padat bentukan alam yang umumnya tersusun oleh kumpulan atau
kombinasi dari satu macam mineral atau lebih.
A. Batuan beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari proses pembekuan/pengkristalan magma dalam
perjalanannya menuju permukaan bumi, termasuk juga hasil aktivitas gunung api.
Terbentuk dari magma yang membeku secara lambat, jauh di bawah permukaan bumi (15-50 km)
Terbentuk dari magma yang membeku di gang/celah kerak bumi dalam perjalanan / sebelum
sampai ke permukaan bumi
Contoh : granit porfir, diorit porfir, gabro porfir, diabas, pegmatit, aplit
terbentuk dari lava yang membeku secara cepat di dekat / di atas permukaan bumi
1. Batuan beku asam (felsic igneous rock), kaya kandungan Silika (>65%). Contoh :
granit, riolit, dasit, obsidian, batuapung
3. Batuan beku basa (mafic igneous rock), miskin kandungan Silika (45-52%). Contoh :
gabro, basalt, dolerit, norit
4. Batuan beku ultra basa (ultramafic igneous rock), sangat miskin kandungan Silika
(<45%). Contoh : peridotit, dunit, pikrit, komatit
B. Batuan sedimen
Batuan yang terbentuk dari proses pengendapan bahan lepas berupa fragmen
batuan/mineral hasil perombakan/pelapukan batuan lain yang terangkut dari tempat asalnya oleh
air, es atau angin, yang kemudian mengalami litifikasi/pembatuan.
Terbentuk dari pengendapan bahan rombakan batuan asal, Contoh : breksi, konglomerat,
batupasir, batulanau, batulempung
Terbentuk dari pengendapan bahan letusan gunung api. Contoh : breksi volkanik, aglomerat,
ignimbrit, tufa
Terbentuk dari pengendapan akibat proses kimiawi (evaporasi / presipitasi). Contoh : batugaram
(halit), batugipsum, anhidrit, travertin, chert
Terbentuk dari pengendapan bahan organis (sisa-sisa hewan & tumbuhan). Contoh :
batugamping, batubara, dolomit, diatomit, radiolarit
C. Batuan metamorf
Batuan yang terbentuk dari proses perubahan batuan asal, baik perubahan bentuk/struktur
maupun susunan mineralnya akibat pengaruh panas dan/atau tekanan yang sangat tinggi atau
reaksi kimia
Klasifikasi batuan metamorf berdasarkan faktor pengaruhnya
Terbentuk akibat temperatur yang sangat tinggi (akibat intrusi/kontak langsung dengan magma).
Contoh : batusabak, batutanduk (hornfels), marmer
Terbentuk akibat tekanan yang sangat tinggi (akibat gesekan sepanjang zona sesar). Contoh :
milonit
Terbentuk akibat terpendam di dasar cekungan/geosinklin dan tertekan sedimen yang sangat
tebal. Contoh : batusabak
Terbentuk akibat tekanan dan temperatur sangat tinggi (akibat tektonik kuat pada jalur
gunungapi). Contoh : filit, sekis, genes, kuarsit, eklogit, marmer
1. Batuan Metamorf Foliasi (Foliated Metamorphic Rock). Contoh : batusabak, filit, sekis,
genes, milonit
1. LITHOSFER
Merupakan lapisan terluar Bumi. Bersifat: elastis, tidak kental, paling dingin, paling kaku.
Terdiri atas lapisan atas kerak dan mantel yang rapuh. Dibatasi oleh atmosfer di atasnya dan
asthenosfer di bawahnya. Terbagi menjadi: Lithosfer kontinental dan lithosfer oseanik
2. ASTHENOSFER
Terletak pada 100-410 Km di bawah permukaan. Bersifat: kental, lebih elastis, dan bersuhu
tinggi. Lava yang keluar saat erupsi gunung berapi adalah asthenosfer yang meleleh.
3. RELIEF KONTINENTAL
Bagian aktif
- Hal yang termasuk dalam bagian aktif: vulkanisme dan aktivitas tektonik
Bagian inaktif
- Hal yang termasuk dalam bagian inaktif: perisai kontinental dan akar dari gunung-gunung
purba
Terdiri atas:
Batas kontinental aktif yang memiliki parit-parit di mana kerak oseanik menyelip di
bawah kerak continental
Batas kontinental pasif yang mengumpulkan deposit-deposit tebal dari sedimen
continental
Pembatas lempengan
Batas penyebaran : Kerak ditarik berpisah karena adanya magma mengeras yang keluar
1. Lempeng Pasifik. Tempat = cekungan samudera pasifik. Batas subduksi = tepi barat dan
utara. Batas penyebaran = tepi timur dan selatan. Sebagian besar berbentuk litosfer
samudera. Litosfer kontinental : pesisir California, dibatasi San Andreas.
2. Lempeng Antartika. Sebagian ditutupi lempeng penyebar batas dan ada juga yang
menjauhi kutub. Benua Antartika membentuk inti pusat litosfer. Dikelilingi litosfer
samudera
3. Lempeng Eurasia. Sebagian besar litosfer benua. Bagian barat dan utara dibatasi asabuk
litofer samudera
4. Lempeng Australia-India. Sebagian besar litosfer samudera. Mengandung dua inti
litosfer. Bergerak secara mandiri dan terpisah
Proses :
5. Benua pecah
6. Kerak terangkat dan terpisah menyebabkan pecahnya blok dan menjadi miring
Proses nya :
Proses lainnya
Proses
3. Kemiringan dikompresi
Orogen besar (pengunungan besar) terbentuk dengan gunung berapi kuno akfif di satu sisi batuan
metamorf didorong dan membentuk lipatan, membentk patahan baru di litofer samudera orogen
menetap di tepi pasif baru lempengan
Tabrakan Benua
Tabrakan benua adalah fenomena teknonik yang terjadi pada batas konvergen. Terjadi karena :
Lempeng tektonik mengalami siklus wilson dalam proses pembentukan benua. Siklus tersebut
melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
Tahap 4b : Pulau baru mulai muncul berbentuk gunung berapi, dan menimbulkan sirkum pasifik.
Tahap 5 : Endapan baru yang terbentuk menutupi benua.Tahap 6 : Terbentuknya benua baru
Kekuatan penggerak lempeng tektonik
Pergerakan lempeng tektonik bisa terjadi karena kepadatan relatif litosfer samudera dan karakter
astenosfer yang relatif lemah. Pelepasan panas dari mantel telah didapati sebagai sumber asli dari
energi yang menggerakkan lempeng tektonik.
Ada dua Gaya utama yang mempengaruhi pergerakan Lempeng yaitu friksi dan gravitasi.
1. Komponen Abiotik
Komponen abiotik disebut juga komponen fisik. Komponen ini terdiri dari komponen
yang bukan makhluk hidup. Contohnya tanah, air, ydara, suhu, angin, curah hujan, dan
sebagainya.
2. Komponen Biotik
a. Produsen
Produsen disebut juga autotrof, yaitu mampu membentuk makanan sendiri dan
menyediakannya bagi kebutuhan makhluk hidup lain.
b. Konsumen
Pengurai merupakan makhluk hidup yang menguraikan sisa-sisa makhluk hidup lainnya
yang telah mati menjadi zat-zat anorganik. Contohnya adalah jamur dan bakteri.
Sedangkan berdasarkan fungsinya, komponen biotik terdiri atas autotrof dan heterotrof.
Ekosistem dapat berfungsi karena adanya aliran materi dan energi. Aliran energi dimulai
dari sinar matahari lalu ke produsen, konsumen primer, konsumen tingkat tinggi, sampai ke
saproba(pengurai). Dalam ekosistem, energi tersebut tidak hilang, sehingga berlaku Hukum
Kekekalan Energi atau Hukum Termodinamika. Hukum Termodinamika I berisikan bahwa
energi dapat diubah, namun tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Hukum Termodinamika II
berisi bahwa tidak ada proses pengubahan energi yang terjadi secara utuh alias 100% yang
artinya proses pengubahan energi tersebut menghasilkan sisa/entropi.
Adapun interaksi antara komponen abiotik dengan komponen biotik adalah bahwa
keduanya saling memengaruhi. Contohnya tanaman kelapa tumbuh subur di pantai, tetapi tidak
pegunungan. Hal ini menunjukkan bahwa komponen biotik banyak dipengaruhi oleh komponen
abiotik. Contoh berikutnya adalah banyaknya tumbuhan membuat tanah menjadi gembur dan
dapat membuat tanah menjadi subur, serta membuat udara jadi sejuk. Hal ini menunjukkan
bahwa komponen abiotik juga dipengaruhi oleh komponen abiotik.
2. Antarkomponen Abiotik
• Kandungan mineral dalam air dipengaruhi oleh batuan dan tanah yang dilaluinya.
3. Antarkomponen Biotik
• Netral, yaitu interaksi tidak saling mengganggu yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak
merugikan kedua belah pihak. Contoh: kambing dengan kupu-kupu.
• Predasi, yaitu hubungan antara mangsa dan predator. Jika hewan mangsa habis, maka
pemangsa akan pergi atau punah. Contoh: Ular dengan tikus
• Parasitisme, yaitu interaksi di mana satu spesies diuntungkan, sedangkan yang lain dirugikan.
Contoh: benalu dengan pohon inangnya.
• Komensalisme, yaitu interaksi di mana satu spesies diuntungkan dan spesies lain tidak
diuntungkan dan tidak dirugikan. Contoh: tumbuhan epifit yang hidup menempel pada batang
pohon.
• Mutualisme, yaitu interaksi di mana kedua organisme saling menguntungkan kedua belah
pihak. Contoh: kerbau dengan burung jalak.
b. Antarpopulasi
• Alelopati, yaitu populasi yang satu menghasilkan suatu zat untuk menghambat tumbuhnya
populasi lain. Contoh: jamur Penicillium sp. menghasilkan antibiotika untuk menghambat
pertumbuhan bakteri tertentu.
• Kompetisi, yaitu persaingan untuk mendapatkan suatu hal karena memiliki kepentingan yang
sama. Contoh: populasi kuda dengan kijang memperoleh rumput.
c. Antarkomunitas
• Komunitas padang rumput terdiri dari: kuda, banteng, ular, belalang, macan, serigala, dll.
• Komunitas sungai terdiri dari: buaya, kuda nil, ular, ikan, plankton, dll.
• Antara komunitas padang rumput dan sungai terjadi interaksi berupa peredaran organisme
hidup dari kedua komunitas tersebut, yaitu kuda dan banteng dapat menjadi sumber makanan
bagi buaya, serta ikan dapat menjadi makanan bagi macan.
Ekosistem terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Ekosistem Darat
Ekosistem darat terdiri dari bioma: gurun, padang rumput, hutan basah, hutan gugur,
taiga (hutan yang hijau sepanjang tahun), dan tundra.
Ekosistem air tawar terdiri dari: air tenang (danau) dan air mengalir (sungai).
Ekosistem air laut dibedakan menjadi: laut, pantai, estuari (pertemuan sungai dengan
laut), dan terumbu karang,
B. KERAGAMAN BIOLOGI
Keragaman biologi adalah kekayaan jenis-jenis organisme yang ada di muka bumi.
Keragaman ini dibagi menjadi 3, yaitu: diversitas genetic, habitat, dan spesies.
1. Diversitas Genetik
Diversitas genetik merupakan jumlah total karakteristik genetik pada suatu kelompok.
Diversitas genetik disebabkan oleh evolusi biologi. Teori evolusi biologi dikemukakan oleh
Charles Darwin. Teori ini menjelaskan tentang perubahan karakter pada mahluk hidup yang akan
diturunkan pada generasi selanjutnya. Ada 4 faktor utama penyebab evolusi biologi, yaitu:
a. Mutasi
Mutasi disebabkan oleh kesalahan pada penggandaan DNA, di mana DNA asli akan
tergantikan dengan DNA mutasi. DNA sebagai pembawa sifat akan mengubah sifat dan
karakteristik yang nantinya akan diwariskan kepada keturunannya seterusnya.
b. Seleksi alam
Seleksi alam yaiut proses yang meningkatkan kesempatan untuk menghasilkan keturunan
yang adaptif.
c. Migrasi
Migrasi mencakup waktu yang lama dan wilayah yang luas. Migrasi akan menciptaka
isolasi geografi yang dapat menimbulkan evolusi divergen, yaitu dua populasi yang dapat
berubah , sehingga tidak dapat lagi kawin satu sama lain.
d. Hanyutan gen
Hanyutan gen disebabkan oleh perubahan frekuensi genetik populais secara kebetulan.
Hanyutan gen ini menjadi masalah bagi mahluk hidup yang terancam punah.
2. Diversitas Habitat
Terdapat macam-macam habitat pada suatu wilayah tertentu. Diversitas habitat adalah
ekologi pulau. Ekologi pulau akan menyebabkan isolasi pulau. Isolasi pulau tersebut
menyebabkan radiasi adaptif mahluk hidup. Contohnya pada burung Hawaiian Honeycreeper.
Menurut teori Biogeografi Pulau, jumlah spesies yang ada di sebuah pulau ditentukan oleh angka
imbang antara rata-rata kepunahan lokal dan rata-rata imigrasi.
Radiasi adaptif akan menyebabkan ukuran tubuh makhluk hidup mengecil karena suplai
makanan yang terbatas. Contohnya pada serigala pulau dan pygmy mammoth.
a. Kompleksitas habitat
b. Topografi
d. Keragaman hidup
3. Diversitas Spesies
C. KEARIFAN LOKAL
Menurut UU No. 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
BAB I Pasal 1 butir 30, kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan
masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari.
Berikut adalah pengertian kearifan lokal menurut para ahli:
Kearifan lokal diartikan sebagai pandangan hidup dan pengetahuan serta sebagai strategi
kehidupan yang berwujud aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam memenuhi
kebutuhan mereka.
Kearifan lokal adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan
serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam
komunitas ekologis.
Kearifan lokal merupakan sebuah sistem dalam tatanan kehidupan sosial, politik, budaya,
ekonomi, serta lingkungan yang hidup di tengah-tengah masyarakat lokal.
• untuk pemngembangan sumber daya manusia, misalnya dalam upacara daur hidup.
• untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pegetahuan, misalnya untuk mengetahui jenis ikan
tertentu saat melakukan reproduksi
Peningkatan jumlah penduduk ini memengaruhi kebutuhan pangan dan berbagai produksi
lainnya untuk mencukupi kebutuhan manusia, modernasi pertanian, serta peninggalan
penggunaan bibit lokal.
Masuknya modal besar ini menyebabkan terjadinya eksploitasi sumber daya alam berupa
sumber daya hutan, sumber daya laut, dan hasil tambang, serta menyebabkan tersingkirnya
masyarakat asli (indigenous people).
2.5 BIOGEOGRAFI
Biogeografi didefinisikan sebagai cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang
keanekaragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu. Tokoh penting yang mengawali adanya
ilmu biogeografi adalah Alfred Russel Wallace. Ia percaya bahwa ada hubungan antara
keanekaragaman hayati dengan daerah di bumi. Wallace juga percaya bahwa bagian Timur
Indonesia berasal dari benua yang pernah ada di Pasifik dan bagian Barat Indonesia merupakan
pecahan dari benua Asia.
1. Evolusi
2. Spesiasi
Spesiasi adalah terbentuknya spesies baru karena mutasi dan genetic drift. Contohnya
yaitu kura-kura memiliki bentuk tempurung yang berbeda yakni kubah dan pelana dan pohon
oak memiliki dua jenis spesies yakni red oak dan white oak.
3. Kepunahan
Kepunahan dalah kematian sebuah spesies karena alasan tertentu seperti kepunahan
dinosaurus.
4. Penyebaran
Penyebaran adalah kemampuan suatu organisme dari tempat asalnya ke tempat lain.
5. Pola pesebaran
Pola pesebaran adalah pesebaran suatu spesies pada suatu wilayah. Contohnya adalah
burung kasuari, burung emu, dan burung onta yang tersebar dimana - mana tapi masih kerabat.
Beberapa contoh proses biogeografi yakni aliran energi dan materi ekosistem, ekologi
biogeografi, dan suksesi biogeografi.
Ada beberapa contoh dari peristiwa ini yakni jaring - jaring makanan dan siklus - siklus kimia.
Jaring makanan adalah proses dimana organisme saling menggunakan satu sama lain
untuk memperoleh energi. Ada konsumen yang memakan organisme lain dan produse yang
membuat makanannya sendiri tapi tetap bergantung pada konsumen karena saat mati, bangkai
konsumen akan maenyuburkan produsen.
Biogeografi dipengaruhi oleh produktivitas primer bersih yakni tingkatan akumulasi dari
karbohidrat yang dihasilkan oleh produsen. Bioma yang paling produktif adalah hutan hujan dan
paling tidak produktif adalah gurun. Siklus kimia contohnya ada dua yakni daur karbon dan daur
nitrogen. Kedua unsur ini akan terus ada karena selalu didaur ulang secara alami.
Ekologi Biogografi
Hal - hal yang berpengaruh pada ekologi biogeografi adalah interaksi antar spesies,
gangguan dari alam, edafik (perbedaan jenis tanah pada suatu wilayah), geomorfik (bentuk
geografis seperti kemiringan lereng, aspek lereng, dan relief), iklim (intensitas angin dan cahaya,
lamanya siang dan malam), suhu (memengaruhi morfologi dan fisiologi organisme), dan
kebutuhan air yang diperlukan organisme.
Suhu yang dingin membuat hewan memiliki rambut dan lapisan lemak yang tebal dan
memiliki tingkah laku hibernasi. Ketersediaan air juga membuat hewan beradaptasi dengan
merubah stuktur (seperti lada kaktus, dan california live oak) dan tingkah lakunya.
Suksesi Biologi
Suksesi biologi adalah tahapan terbentuknya ekosistem yang baru. Suksesi dibagi
menjadi dua yakni primer dan sekunder. Suksesi primer adalah suksesi pada tempat yang hancur
oleh suatu peristiwa. Suksesi ini diawali oleh lumut yang menjadi spesies pioneer, yakni spesies
yang membuat tanah jadi dapat menyokong kehidupan - kehidupan lainnya. Suksesi sekunder
adalah suksesi ekosistem pada lahan yang bervegetasi sempurna.
Fungsi biogeografi adalah untuk memahami karakter dan batasan yang dimiliki oleh
mahluk - mahluk hidup dan hubungan yang terjadi diantara mahluk - mahluk yang ada.
Biogeografi bisa dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan lingkungan.
Biodiversitas adalah keseluruhan gen, spesies, dan ekosistem di suatu kawasan. Aktivitas
manusia yang dapat membahayakan keselamatan organisme lain dapat mengurangi biodiversitas
di suatu kawasan. Hal ini berakibat sangat buruk pada keseimbangan ekosistem.
Ekosistem darat didominasi oleh tumbuhan darat yang tersebar. Namun, tetap ada bagian
dari daratan dimana tumbuhan darat sangat sedikit. Salahs satunya adalah tempat yang terkena
efek desertifikasi. Tanah menjadi kering, semi kering, kering lembab, dan sedang. Desertifikasi
mengurangi keberagaman ekosistem.
Dari ekosistem - ekosistem yang ada tersusun lingkup lebih luas bernama bioma. Ada
lima jenis bioma yakni hutan, padang rumput, savanna, gurun, dan tundra. Terdapat enam tipe
hutan yakni
Ada di zona ekuator yang hangat dan memiliki banyak jenis hewan. Hutan bersifat evergreen
yakni selalu hijau di semua saat.
2. Hutan moonson
Hutan yang tumbuh di area terbuka dan ditumbuhi semak dan rerumputan. Ada di Amerika
Selatan sampai Afrika.
Hutan yang memiliki musim dingin sedang. Ada di Amerika Utara dan Asia Tenggara.
Hutan evergreen di tanah kering dan berpasir. Terbagi jadi pohon berdaun jarum dan pohon
berdaun lebar.
Tersusun oleh pepohonan konifer. Hutan ini ada di Amerika Serikat dan Australia
6. Hutan sklerofil
Bioma savana adalah bioma dengan pohon pohonan renggang dan tanah yang tidak
lembab. Disini terdapat banyak mamalia besar seperti gajah dan jerapah, Savanna terbagi
menjadi hutan kayu dan thorntree - tall. Hutan kayu memiliki pepohonan yang lebih rapat
daripada thorntree tall.
Bioma gurun memiliki iklim kering dengan presipitasi rendah. Temperatur maksimum
dan minimumnya sangat kontras. Terbagi menjadi semidesert dan dry desert. Semidesert
didominasi pohon xerofit dan semak sedangkan dry desert didomniasi tumbuhan sukulen dan
semak kecil berdaun keras.
Bioma tundra tersusun atas tanaman kecil yang sudah beradaptasi dengan musim dingin.
Musim panas yang terjadi dalam waktu singkat dimanfaatkan tumbuhan untuk bersemi, tumbuh,
dan berbiji. Tundra terbagi jadi alpine tundra yang ada di dataran tinggi dan arctic tundra yang
ada di kutub,
3. Temperate region yang terdiri dari temperate dedicious forest, padang rumput, chaparral,
dan gurun
Tropical region yang terdiri dari hutan tropik, padang rumput, dan gurun
C. RESTORASI EKOLOGI
Restorasi dengan suksesi (memperbaiki ekosistem secara ilmiah). Suksesi dibagi
menjadi 2 jenis yaitu suksesi primer (awal dari keberadaan dan perkembangan
sebuah ekosistem dimana suatu ekosistem belum pernah ada) dan suksesi sekunder
(terbentuknya kembali ekosistem diikuti dengan adanya gangguangangguan). Pola dalam
suksesi: bukit, rawa, lapangan tua. Tahapan Suksesi : Dicirikan dengan adanya tumbuhan
yang teradaptasi pada kondisi yang tidak stabil cenderung untuk stabil pada lingkungan
fisik, tanaman-tanaman kecil yang tumbuh dengan cepat muncul –mempunyai biji dan
menyebar dengan cepat, tanaman-tanaman besar, masuk dan mulai mendominasi,
terbentuklah hutan yang sempurna.
Spesies siap hadapi lainnya seperti (fasilitasi)gundukan rumput dan tanaman liar
yang mengapung membantu terbentuknya spesies suksesional yang terakhir, (interference)
padang rumput membentuk permukaan padat yang dpat menghambat pertunasan biji-
bijian tanaman lain. Life History Differences :
1. Spesies suksesional awal
Disebarkan oleh angin atau binatang, beradaptasi pada kondisi yang kasar tetapi
tingkat kompetisinya rendah.
2. Spesies suksesional akhir
Tumbuh lebih perlahan dan hidup lebih lama, tumbuh baik dalam bayangan
(teduh) dan mempunyai biji-bijian yang tersebar secara buruk tetapi hidup dalam
waktu yang lama. Perubahan-perubahan selama suksesi awalnya akan
meningkatnya biomassa dan keragaman biologi yang disebabkan materi-materi
organik mengakumulasi dan menyimpan elemen-elemen kimia, dan
memperlambat erosi dengan angin dan air, tetapi hasilnya menurunnnya biomassa
dan keanekaragaman karena adanya gangguan pada siklus kimia (angin
topan,kebakaran hutan, meningkatnya penyedia rantai makanan).
Langkah perencanaan pemulihan :
Memahami mengapa pemulihan penting, menjelaskan secara ekologi area yang
akan dipulihkan kembali. Buat daftar tujuan-tujuan pemulihan, mengembangkan
standard performance dan perencanaan untuk monitoring proyek,
mengembangkan strategi untuk memastikan pemeliharaan jangka panjang dan
perlindungan ekosistem yang telah pulih.
Terdapat pemulihan padang rumput, pemulihan Florida Everglades, pemulihan
California’s Channel Islands.
Sasaran Program :
Menangkap sisa-sisa rubah pulau dan menempatkan kembali ke area yang
terlindungi.
Memulai program membiakkan untuk membangun kembali populasi rubah.
Menangkap dan memindahkan golden eagles ke daratan.
Mengenalkan elang botak/gundul (bald eagles) ke dalam ekosistem laut untuk
bersaing dengan golden eagles.
Menghapuskan babi liar yang menarik golden eagles.
Pemulihan aliran alir agak alamiah kedalam dan dalam Everglades, peningkatan
dan pemulihan (recovery) spesies asli (native) dan langka, memperbaiki kualitas
air (water quality), khususnya mengendalikan nutrient dari area pertanian dan
perkotaan (urban), pemulihan habitat untuk semua satwa liar yang menggunakan
Everglades.
BAB III
PEMBAHASAN
Seiring berkembangnya zaman, muncul berbagai ancaman terhadap eksistensi hutan hujan.
Contohnya deforestasi atau penghilangan area hutan, yang dapat dilakukan dengan cara
penebangan liar atau pembakaran hutan. Ancaman tersebut harus segera ditanggulangi dengan
cara melakukan pencegahan, seperti penggunaan kertas daur ulang, sistem peringatan kebakaran
hutan, dan mengevaluasi perizinan berintergrasi.
Wilayah yang sering dianggap sebagai “Paru-Paru Dunia”, antara lain Indonesia atau
lebih tepatnya pada Pulau Kalimatan, Brazil pada Hutan Amazon, Rusia, dan Cina. Khususnya
Indonesia, pada beberapa tahun kebelakang terjadi perbedaan pandangan pada Indonesia sebagai
“Paru-Paru Dunia”. Terdapat sebagian masyarakat tidak setuju Indonesia menjadi “Paru-Paru
Dunia” karena semakin parah deforestasi yang terjadi. Pada tahun 2018, hanya beberapa persen
peningkatan yang dapat tercapai sehingga haruslah diadakan regulasi penggunaan atau
pengelolaan hutan. Pada tahun 2015 juga, Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara
yang dalam beberapa tahun telah terjadi pengurangan besar-besaran area hutan.
Hutan hujan tropis membentuk tiga lapisan, yaitu lapisan atas (kanopi), lapisan tengah,
dan lapisan bawah. Lapisan atas merupakan lapisan vegetasi yang berisi pohon-pohon raksasa
yang mencegah sinar matahari mencapai tanah. Lapisan tengah merupakan lapisan yang terdiri
dari tanaman merambat, pohon-pohon kecil, pakis, dan palm. Tanaman merambat memanjat
pohon-pohon raksasa untuk mendapatkan sinar matahari. Dan terakhir, lapisan bawah atau
lapisan hutan hujan adalah lapisan yang hanya ditemukan sedikit tumbuhan karena kurangnya
sinar matahari. Tumbuhan yang berada di lapisan bawah mudah terurai karena dalam berada
dalam kondisi basah dan hangat. Tumbuhan yang terurai tersebut membuat bakteri dan
mikroorganisme lainnya mudah berkembang.
• Ekspansi kota
• Industri pertanian
• Industri perkebunan
• Kebakaran hutan : pembakaran hutan secara sengaja atau tidak sengaja (akibat
musim kemarau)
• Terganggunya siklus air. Hutan berperan penting dalam siklus air yakni dengan
menyerap sebagian air ke tanah, sehingga tidak semua air turun ke pemukiman atau laut.
• Berkurangnya cadangan air bersih. Air dari hujan dapat ditampung oleh akar pohon,
sehingga manusia dapat mengambil air tanah tanpa kekurangan.
• Hilangnya beberapa spesies flora dan fauna. Hilangnya habitat dan makanan bagi
tumbuhan dan hewan membuat mereka lama-kelamaan akan mati dan punah.
• Meningkatkan potensi bencana banjir, tanah longsor, dan erosi. Hutan berperan
penting dalam mencegah bencana seperti ini. Pohon-pohonnya dapat menahan air dan
tanah sehingga tidak terjadi bencana banjir, tanah longsor maupun erosi.
• Pemanasan Global. Rusaknya hutan dapat menganggu siklus karbon karena gas CO2
yang seharusnya ditampung pohon malah menjadi gas bebas. Peningkatan kadar CO2
berdampak kepada pemanasan global karena terperangkapnya panas matahari di atmosfer
• Kerugian ekonomi. Jika terjadi bencana seperti yang dijelaskan di atas, maka tentunya
akan timbul kerugian ekonomi seperti hancurnya rumah dan bangunan, hilangnya harta
benda bahkan dapat pula menimbulkan kehilangan nyawa.
3.4 DAMPAK ALIH FUNGSI HUTAN
Pulau kalimantan telah menarik masyarakat khususnya di Indonesia karena merupakan
daerah yang memiliki hutan lindung, adanya ekonomi logging (penebangan) terbesar dalam Hak
Pengusahaan Hutan (HPH) pada masa orde baru. Sebelumnya tahun 2000 hutan-hutan belum
terinvestasikan, sehingga menjadikan daerah Kalimantan terdegradasi dalam aspek ekonomi,
sosial, dan ekologi. Penngalih fungsian hutan menjadi sarana ekonomi yaitu dengan mengubah
hutan menjadi perkebunan kelapa sawit atau pertambangan batu bara.
Industri perkebunan dan pengolahan sawit adalah kunci industri bagi perekonomian
Indonesia: ekspor minyak kelapa sawit adalah penghasil devisa yang penting dan industri ini
memberikan kesempatan kerja bagi jutaan orang Indonesia. Dalam hal pertanian, minyak sawit
merupakan industri terpenting di Indonesia yang menyumbang di antara 1,5 - 2,5 persen terhadap
total produk domestik bruto (PDB).
Selain perkebunan kelapa sawit, hutan hujan tropis di Kalimantan juga dibuka untuk
pertambangan batu bara. Hal ini disebabkan oleh besarnya potensi batu-bara yang ada di
Kalimantan. Penambangan batu bara berdampak buruk pada lingkungan dan menimbulkan
korban jiwa karena beberapa faktor.
Faktor terbesar yang membuat penambangan batu bara menimbulkan dampak negatif
adalah lokasi penambangannya. Jalan yang amblas karena lokasi pertambangan yang terlalu
dekat dengan rumah penduduk memakan 32 korban jiwa. Tambang yang berlokasi di hutan
melakukan deforestasi dan hanya sedikit yang melakukan restorasi lahan. Lokasi tambang batu
bara juga menyebar ke hutan konservasi, Ada dua belas IUP tambang yang ada di hutan
konservasi. Hal ini akan berpengaruh pada kualitas lingkungan hidup, dan keberlangsungan flora
dan fauna.
Hutan Kalimantan sudah menyusut setengahnya dan WWF meyakini bahwa hutan
Kalimantan akan hilang 75 persen pada tahun 2020. Pertambangan juga menimbulkan
pencemaran lingkungan berupa polusi udara yang menimbulkan efek rumah kaca, longsoran
tanah yang berisi lumpur beracun, dan merusak sumber air yang juga berefek pada kerusakan
hutan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Deforestasi ialah penebangan hutan atau pengalih fungsian hutan. Kegiatan ini dapat
menganggu sistem keseimbangan alam, di mana hutan memegang peran penting dalam sistem
tersebut. Hutan hujan tropis yang ada di Kalimantan berfungsi sebagai penghasil oksigen,
penyimpan cadangan air bersih, mencegah terjadinya bencana seperti banjir, tanah longsor, dan
erosi. Namun, kenyataanya hutan di Kalimantan justru ditebang atau dialih fungsikan demi
keuntungan ekonomi beberapa pihak. Hal ini lama-kelamaan akan berakibat fatal bagi
kelangsungan hidup seluruh makhluk hidup di Indonesia, bahkan dunia. Oleh karena itu, perlu
digalakan aksi peduli lingkungan dan penindakan tegas terhadap oknum-oknum perusak hutan.
4.2 SARAN
Penulis menyadari banyaknya kekurangan yang ada dalam makalah ini. Oleh sebab itu,
penulis memohon agar para pembaca dapat memberikan kritik dan saran demi kebaikan bersama.
Atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
(2019). Retrieved 15 September 2019, from
https://scele.ui.ac.id/berkas_kolaborasi/konten/mpktb/1718gnp/038.pdf
(2019). Retrieved 15 September 2019, from
https://scele.ui.ac.id/berkas_kolaborasi/konten/mpktb/1718gnp/039.pdf
(2019). Retrieved 15 September 2019, from
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/198108122005011-
AGUS_FANY_CHANDRA_W/Materi_Gerak_Bumi_dan_Bulan_Kelas_VI.pdf
(2019). Retrieved 15 September 2019, from
https://scele.ui.ac.id/berkas_kolaborasi/konten/mpktb/1718gnp/040.pdf
(2019). Retrieved 15 September 2019, from http://lppm.ipb.ac.id/berapa-banyak-
kandungan-air-di-bumi/
(2019). Retrieved 18 October 2019, from
https://scele.ui.ac.id/berkas_kolaborasi/konten/mpktb/1718gnp/042.pdf
Air Sebagai Sumber Kehidupan – Tjutju Susana. (2019). Retrieved 15 September 2019,
from http://oseanografi.lipi.go.id/dokumen/oseana_xxviii(3)17-25.pdf
Askari Muhamad, Koemaryono Yonny. Tanpa Tahun. Pengertian dan Ruang Lingkup
Klimatologi Pertanian, dan Pengaruh Atmosfer terhadap Kehidupan dan Pertanian.
Tanpa Tanggal. 24 hlm. [Internet] http://repository.ut.ac.id/4412/1/LUHT4213-M1.pdf.
15 September 2019, pukul 06.12
Audia, Lushy, dkk.2014 .Makalah Incoming Solar Radiation. September,8 hlm.
https://www.academia.edu/9589544/makalah_insolasi_meteorologi_dan_klimatologi_,
Minggu, 15 September 2019 08:35 WIB.
Callery, Susan. 2014. The Causes of Climate Change.
https://www.google.com/amp/s/climate.nasa.gov/causes.amp, diakses pada 12 September
07:15 WIB
Cook, J. (2019). Retrieved 15 September 2019, from
https://skepticalscience.com/translation.php?a=76&l=24
Dana. 2016. How do volcanoes drive climate? https://skepticalscience.coming-out-of-ice-
age-volcanoes.html , diakses pada 12 September 2019 07:01 WIB
Dwi, K. (2019). CFC SEBAGAI PENYEBAB EFEK RUMAH KACA - Bisakimia.
Retrieved 15 September 2019, from https://bisakimia.com/2015/11/19/cfc-sebagai-
penyebab-efek-rumah-kaca/
Eprints.ums.ac.id. (2019). [online] Available at:
http://eprints.ums.ac.id/29006/2/04._BAB___I_E100120006.pdf [Accessed 6 Oct. 2019].
Geost, F. (2018). Gas Metana : Pengertian, Pemanfaatan, dan Dampak yang
Ditimbulkannya. Retrieved 15 September 2019, from
https://www.geologinesia.com/2018/01/gas-metana.html
Hendrayanti, Dian. Keragaman Biologi. Modul PPT.