Anda di halaman 1dari 8

Oseana, Volume XXXVIII, Nomor 3, Tahun 2013: 33-40 ISSN 0216-1877

LAUTAN DAN IKLIM


Oleb
Dewi Surinati"

ABSTRACT

OCEAN AND CLIMATE. The system of Earth s climate is the result of complex interactions
~mong the atmosphere, hydrosphere, lithosphere, and biosphere. The ocean has very
Important role in controlling Earth s climate with The Great Ocean Conveyor Belt. The
ocean plays a key role in understanding global climate change through this belt mechanism.
Association or interaction between the ocean and the atmosphere which cause anomaly
,,:e~ther in Indonesia is still unknown pattern clearly. The fluctuation of anomaly weather
IS influenced by many things, such as by the EI Nino Southern Oscillation (ENSO). Indian
Ocean Dipole (IOD). and Monsoon Asia.
Keywords: ocean, climate

PENDAHULUAN Sistem iklim di bumi (Gambar 1)


merupakan basil dari interaksi yang kompleks
antara atmosfer, bidrosfer, litosfer, dan biosfer.
Meteorologi adaJah gejala alam yang
Awan memberikan pengaruh yang sangat besar
berkaitan dengan cuaca dan klimatologi adalab
pada cuaca dan iklim kita, Awan adalah elemen
gejala alam yang berkaitan dengan iklim dan
kunci siklus hidrologis bumi, yang membawa air
kualitas udara (Uodaog-Uodaog Republik
dari udara ke tanah dan dari satu wilayah ke
Indonesia Nomor 31 Tabuo 2009 tentaog
wilayah yang lainnya. Awan juga mendominasi
meteorologi, klimatologi, dan geoflSika). Cuaca
bujet energi bumi melalui peogaruhnya pada
berarti kondisi atmosfer (yang berhubungan
pertukaran energi panas matahari dalam atmosfer
dengan suhu, tekanan udara, angin, awan,
dan antara atmosfer, hidrosfer, permukaan tanah,
kelembaban udara, radiasi, jarak pandang/
serta biosfer. Karena awan memiliki dampak besar
visibility, dan sebagainya) di suatu tempat pada
pada bujet radiasi bumi, maka perubahan kecil
waktu tertentu dan pengamatannya diJakukan
dalam kelimpahan atau distribusi awan bisa
setiap hari. Sedangkan iklim menunjukkan
mengubah iklim lebib dari perubaban yang
kondisi rata-rata dari atmosfer di suatu tempat
diantisipasi dalam gas rumah kaca,
yang meliputi wilayah yang luas pada waktu
anthropogenic aerosol, atau faktor-faktor lain
tertentu dalam jangka panjaog (http://
yang terkait dengan perubahan global
www.meteojuandainfo).
(Tjasyono,2007).

I) Bidang Dinarnika Laut, Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI

33
Gambar I. Sistem iklim muka bumi (lPCC, 2007 dalam Aldrian, 2008)

Penyinaran Matahari, terbentuknya dari aktivitas sirkulasi atmosfer serta sirkulasi


angin, awan, hingga akhimya menjadi hujan, laut global. Jnteraksi laut dan udara dalam siklus
merupakan hasil mekanisme euaca dalam siklus yang dinamis di sckitar Indonesia dan adanya
keseimbangan. Namun pada skala global, pola gaya koriolis akibat rotasi bumi menjadikan
euaea tidaklah sesederhana itu. Dalam lingkup wilayah ini sebagai "mesin penghasil uap"
dunia, "pusat penggerak" euaea dan iklim ada dunia, penggerak sistem sirkulasi udara global,
di perairan Asia Tenggara, yang sebagiao dan berperan dalam pembentukan iklim dunia.
besamya merupakan wilayah Indonesia. Posisi Dari wilayah tropis inilah uap air yang terbentuk
kawasan ini begitu strategis karena berada di akibat pemanasan Matabari distribusikan ke
khatulistiwa, kawasan tropis, di an tara dua seluruh dunia. Sebagai mesin penggerak,
benua, Asia-Australia, serta dua samudera, wiIayah ini mendapat suplai energi melimpah
Pasifikdan Hindia, Indonesiajuga terletakpada dari Matahari sepanjang tahun (Yuliandari,
pertemuan dua rangkaian pegunungan, yakni 2009).
Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediteranian.
Sebagian besar wilayah Indonesia berada di LAUTSEBAGAIPENGATURIKLIM
belahan bumi selatan (selatan khatulistiwa).
Letak geografis yang demikian menyebabkan Laut memiliki peranan yang sangat
Indonesia terletak di daerah iklim tropis. ltu penting dalarn mengontrol iklim di bumi dengan
sebabnya suhu di Indonesia eukup tinggi dan memindahkan panas dari daerah ekuator menuju
curah bujannya cukup banyak. ke kutub. Tanpa peranan laut, hampir
Lebih dari dua pertiga wilayah keseluruhan planet bumi akan menjadi terlalu
Indonesia adalah lautan yang sangat dingin bagi manusia untuk hidup. Air Iaut
mempengaruhi iklim karena merupakan pusat bergerak seeara terus-menerus mengelilingi

34
burni dalam suatu sabuk aliran yang sangat kembali lagi ke permukaan. Angin, salinitas dan
besar yang biasa disebut sebagai arus lintas suhu air laut mengontrol sabuk ali ran global ini.
sabuk benua (Gambar 2). Arus lintas sabuk Sabukaliran inilah yang berperan memindahkan
benua (The Great Ocean Conveyor Belt) energi panas yang dipancarkan oleh matahari
bergerak dari permukaan ke dalam samudera dan ke bumi(Setiawan, 2006).

Gambar 2. Arus lintas sabuk benua (the great ocean conveyor belt)

Sabuk sirkulasi taut global melepaskan menyebabkan terjadi variasi densitas di muka
energi panas ke atrnosfer ketika Massa air yang bumi termasuk densitas samudera. Terdapatoya
hangat bergerak dari daerah ekuator menuju ke variasi densitas ini menunjukkan atrnosfer dan
lrutub. Setaro itu, air taut merupakan media samudera mempunyai energi potensial,
penyerap panas radiasi matabari terbesar sebagian diubah menjadi energi kinetik, yaitu
dengan kapasitas penyerapan yang sangat gerak (motion). Sebagai contoh, permukaan
besar. Mekanisme sabuk ini yang menyebabkan bumi yang hangat menyebabkan intensitas
lautan memegang peranan kunci dalam cabaya atmosfer men ingkat. lni disebut
pemahaman perubahan iklim global. Laut sangat konveksi, Di atmosfer kawasan regional Asia
berperan dalam membentuk keseimbangan suhu Tenggara ada dua musim yang berlawanan arab
global dunia, Ketika suhu burni rnakinmeningkat yaitu musim barat (angin dari Asia keAustralia)
tentu bal ini akan memberikan berbagai akibat dan musim timur (angin dari Australia keAsia).
(multiple effect) bagi kelangsungan siklus global Di laut, angin musim memengaruhi muka laut
laut, karena suhu merupakan faktor utama sehingga menghasilkan arus permukaan.
penggeraksiklus ini (Surinati, 2010). Penggerak arus lainnya adalah pasang surut
Sirkulasi atmosfer dan samudera (pasut) dan perbedaan densitas, Massa air dari
dikemudikan 0100 pemanasan matahari. Radiasi Samudera Atlantik -Hindia-Pasifik dan kawasan
matahari memanaskan atmosfcr dan samudera, perairan Indonesia bagian timur yang dilalui arus
ini (Kurniawan, 2004).

35
Arus laut merupakan salah satu (Hadley Cell) dan terjadi hujan dan yang
parameter oseanografi yang banyak mendapat terakhir run-off melalui sungai terus kembali ke
perhatian tidak hanya dalam masalah kelautan samudera. Bujet lain berupa mineral (nutrient)
saja tetapi juga mendapat perhatian yang besar dan gas (misal CO2) dalam kolcm air. Sistem iklim
dalam masalah atmosfer khususnya yang di Asia dan Australia mempunyai monsoonbarat
berkaitan dengan cuaca dan iklim. Arus berperan laut (northwest/NW) dan monsoon tenggara
penting dalam menentukan cuaca dan iklim di (southeastISE) dan pasang surut akan
bumi (Duxbury et al., 2(02). Arus laut terutama menyebabkan perubahan stratifikasi massa air.
di lapisan permukaan mempunyai peranan yang Saat monsoon NW perairan Indoensia bagian
besar dalam sistem interaksi laut dan atmosfer. barat dan Laut Cina Selatan sampai Laut Banda
Sistem interaksi tersebut meliputi pertukaran nilai suhu dan salinitas permukaan menurun,
momentum dari sirkulasi angin pennukaan dan proses ini akan menghambat laju Arlindo
terhadap sirkulasi arus permukaan. Variasi yang dari Selat Makassar kearah Selat Lombok dan
terjadi pada sirkulasi Jaut mengakibatkan variasi Laut Flores. Sehingga lapisan homogen
pada transpor energi panas dan pola musim. permukaan menjadi lebih tebal, dan kedalaman
Seperti diketahui bahwa laut memiliki peranan lapisan termoklin akan turun. Sebaliknya saat
yang sangat penting dalam mendsitribusikan monsoon SE perairan Indonesia kembali
energi panas dari daerah ekuator ke daerah kutub salinitas permukaan menjadi tinggi dan suhu
karena kemampuan air untuk menyimpan energi menurun sampai kearah Laut China Selatan. Saat
panas dalam waktu yang sangat lama monsoon SE di bagian timur perairan Indonesia
(bandingkan dengan tanab yang cepat menjadi banyak terjadi proses upwelling, selanjutnya
dingin kerika matahari sudah tidak menyinarinya chlorofil-a akan meningkat jumlahnya dan
lagi) . Hal ini menjadi bagian yang sangat vital biomassa lainnya akan menjadi subur,
dalam menentukan pola cuaca/iklim di bumi. disebabkan oleh naiknya massa air dengan suhu
Menurut penelitian yang dilakukan di University rendah, salinitas tinggi dan nutrien tinggi.
of Bern yang mengembangkan model iklim Karena itu untuk memahami perilaku
dengan perata-rataan ke arab zonal (zonally iklimjangka panjang, para pakar iklim memasang
averaged climate model), menyimpulkan berbagai sarana observasi, berupa pelampung
pemanasan global yang terjadi saat ini akibat (buoy) pemantau parameter kelautan di garis
adanya efek gas rumah kaca. Efek gas rumab khatulistiwa di Pasifik dan Samudera Hindia,
kaca ini, lebih jauh bisa merubah dan bahkan stasiun pengamat cuaca dan iklim di daratan
mematikan sabuk sirkluasi laut global (Stocker berbagai belahan dunia, dan satelit-satelit
& Schmittner, 1997). sumber daya alam di atmosfer. Salah satunya
Atmosfer dan samudera membentuk adalah ARGO (the Array for Real Time
suatu sistem sinergi (couple). Penggabungan Geostrophic Oceanography)yang pertama kali
terjadi melalui proses pertukaran di batas dipasang pada tahun 2000 yang
permukaan laut. Proses pertukaran ini menginformasikan keadaan lautan dan iklim
menentukan bujet energi dan massa samudera. (Bernawis, 2(07). Berbagai pusat cuaca dan iklim
Nilai pertukaran antara samudera dan atmosfer menggunakan datanya untuk memahami
adalah: 1. Bujet energi yaitu energi radiativ bagaimana lautan memengaruhi iklim. Ketika
(termasukpanas) dan energi momentum. 2. Bujet sebuah float mengambang ke permukaan, data
massa yaitu air tawar (freshwater), melalui ditransmisikan ke satelit dan posisinya
penguapan (evaporation) selanjutnya terjadi ditentukan. Perkembangan informasi dari array
proses kondensasi di kawasan katulistiwa float ini dipantau oleh ArgoInformationCenter

36
di Toulouse, Perancis. Kemudian informasi ini FENOMENA IKLJM DI LAUf
diterima oIeb pusat data nasional Amerika. Untuk
kepentingan ilmiah, ratusan temuan dalam Proses interaksi laut dan atmosfer
makalah di berbagai jurnal internasional telah sangat berpengaruh terbadap cuaca dan ik:lim
dihasilkan dari ilmuwan yangmenggunakan data global terutama wiJayah Indonesia. Penyaluran
ARGO. Bahasannya juga sangat variatif mulai uap air terjadi karena ada pola perputaran angin
dari skala ruang kecil yg banya menggunakan di wilayah ini. Ada arus angin monsoon yang
dataArgodari satufloat (Iwasakaetal .• 2006), datang silih berganti dan dataran Asia di utara
sampai dengan skala ruang yang sangat besar, dan Australia di selatan ke wilayab Indonesia.
memetakan keadaan lautan dan pengarubnya Selain itu, ada tekanan udara yang naik turon
terbadap iklim secara regional maupun global antara Darwin di Australia dan KepuJauan Tahiti
yang menggunakan -100.000 profil data Argo di Pasifik. Di laut juga muncul fenomena naik-
dari seluruh penjuru lautan (Jobnson, 2006). turunnya suhu permukaan laut dengan pola
Karena sifatnya yang global dan dapat penjalaran ke timur-barat mendekati wiJayah
diakses siapa saja, juga memudabkan untuk Indonesia. Fenomena itu terjadi Samudera
kepentingan pendidikan. Di daerab kepulauan Pasifik, yaitu kejadian El Nino-Southern
Pasifik, telah bermula sebuah proyek yang Oscillation (ENSO) yang dikenal dengan nama
menggunakan Argo untuk mengenalkan secara El Niiio-La Nina, sedangkan di Samudera Hindia
dini dan sederhana bagi siswa sekolah dasar disebut Indian Ocean Dipole/IOD (Martono,
dan menengah mengenai bagaimana lautan, 2008). Keduanya berpengarub terhadap
cuaca dan ik:lim saling berinteraksi (Bemawis, keragaman bujan di Indonesia. Hujao
2007). Untuk kepentingan operasional, data Argo merupakan salah satu unsur iklim yang mcmiliki
telah dimanfaatkan beberapa negara maju untuk tingkat keragaman yang sangat tinggi baik
perkiraaan lautan, iklim dan lingkungan, secara temporal (waktu) maupun secara
termasuk untuk sistem peringatan dini terbadap keruangan (tempat). Keadaan ini disebabkan
perubabannya. oleh posisi Indonesia yang dilewati oleh garis
Dalam kegiatan penelitian cuaca dan katulistiwa dan keberadaannya di antara dua
iklim, perhatian terutama diarahk:an ke wilayah benua dan dua samudera. Selain itu keadaan
Indonesia. Karena menurut peneliti Badan Indonesia yang memiliki banyak pulau besar dan
Pengkajian dan Penerapan Tekoologi (BPPT) kecil dengan topografi yang beragam juga
yang juga Manajer Kompetensi Inti Teknologi dapat mengakibatkan tingginya keragaman
Sistem lk1im BPPT Tien Sribimawati,mekanisme hujan di Indonesia.
terjadinya iklim dunia tidak dapat dipabami Observasi lebih mendalam dilakukan di
tanpa mengetahui fungsi "mesin penggerak" di wiJayah-wilayah yang diperkirakan mempunyai
atas wilayah Indonesia. Hal inilah yang peran kunci dalam perubahan iklim global,
kemudian mendorong Organisasi Meteorologi seperti Samudera Pasifik yang sebelumnya
Dunia (World Meteorology Organization! diketahui memberi petunjuk akan terjadinya
WMO) meluncurkan program Pemantauan anomali cuaca EI Nino. Muncu1nya "kolam
Atmosfer Global (Global Atmosphere Watch). panas"lwarm pool atau naiknya suhumuka laut
Melalui program GAW, para peneliti berharap yang meluas di sepanjang garis kbatulistiwa dari
akan lebih meningkatkan pemabaman manusia Pasifik mendekati wilayab perairan Indonesia
tentang ikIim dan perubahan jangka panjangnya. menjadi pertanda akan tetjadinya kekeringan di
Untuk itu mereka memperluas daerah kawasan Asia Tenggara dan sebaliknya banjir
pene!itiannya. diAmerika Selatan bagian timur. Pemicu dari EI

37
Nino ini hingga saat ini belum diidentiftkasi Indonesia terutama bagian barat dan sebaliknya
secara pasti. Pada fase awal EI Niflo akan terjadi jika Indian Ocean Dipole fase negatif
tiupan angin ke timur yang dikenal dengan menyebabkan bencana banjir. Oleh karena itu,
easterly wind burst dan pergeseran kolam penelitian para oseanografer dan meteorologis
hangat ke timur sehingga terjadi perubahan pola saat ini berkonsentrasi pada pemahaman yang
arus laut dan angin. El Niflo banyak membawa lebih dalam tentang proses interaksi laut dan
dampak terhadap iklim dan laut di wilayah atmosfer yang mempengaruhi cuaca/iklim dan
Indonesia terutama di Indonesia bagian timur. dinamika lautan (Sulasdi et al., 2000).
Perpindahan kolam hangat ke sebelah timur ENSO merupakan pola berulang dari
Samudera Pasifik akan berakibat dinginnya variabilitas iklim di bagian timur samudera
kolam hangat yang biasanya mengaJirke wilayah Pasifik yang ditandai dengan anomali suhu
Indonesia timur.Aliran arus dingin ini mernbawa permukaan laut (penghangatan pennukaan laut
konsekuensi berkurangnya evaporasi dan menggambarkan kejadian EI Nino sedangkan
sekaligus berkurangnya curah hujan (Aldrian, pendinginan permukaan laut menggambarkan
2(08). kejadian La Nina) dan anomali Sea level
La Nina adalah kondisi alam yang pressure (Southern Oscillation). Sedangkan
ditandai oleh menurunnya suhu permukaan laut 10D adalah beda temperatur permukaan laut
di wilayah Pasifik bagian tengah hingga di bawah pantai timur Afrika dan pantai barat Sumatera.
normal. Penurunan subu ini diikuti oleh Kejadian EI Nino dan La Niiia menyebabkan
penguatan upwelling atau arus naik permukaan terjadinya penurunan dan peningkatan curah
yang banyak membawa nutrien dari dasar laut. hujan di Indonesia. Fenomena El-Nino
Kondisi ini diikuti dengan munculnya tiupan menyebabkan penurunan jumlah curah hujan
angin pasat yang kencang di kawasan itu (http:/ musim hujan, musim kemarau, awal musim
Iwww.meteojuanda.info). Penurunan suhu ini kemarau lebih cepat dan awal musim hujan lebih
menyebabkan kondisi suhu muka air laut di lambat. Hal samajuga terjadi pada saat terjadi
Pasifik bagian barat, terrnasuk Indonesia, naik. fenomena 100. 100 positif (negatif)
Kenaikan suhu sekitar satu derajat Celsius ill menyebabkan terjadinya penurunan
atas normal berdampak terhadap (peningkatan) curah hujan di Indonesia (Saji et
curah hujan di atas normal pada musim kemarau al,I999).
di wilayah utara Indonesia. La Nina adalah Karena memiliki tingkat variabilitas
kebalikan dari "saudara kembamya" EI Nino, yang tinggi, kondisi data curah hujan di
yaitu peningkatan suhu permukaan air laut di Indonesia memerlukan observasi yang panjang
wilayah Pasifik bagian tengah. Akibatnya, terjadi dengan perwakilan sebaran data yang memadai.
penyimpangan curah hujan di sebagian besar Penakar hujan pad a setiap pos pengamatan
kawasan Indonesia Timur. hujan merupakan suatu alat pengukur hujan
Peristiwa EI Nino menyebabkan yang efektif dan relatif akurat dalam
bencana kekeringan di sebagian wilayah menggambarkan kondisi hujan pad a suatu
Indonesia sebaliknya La Nina menyebabkan tempat. Akan tetapi sebaran pos penakar hujan
bencana banjir. Sementara itu,jika IndianOcean ini tidak merata khususnya ill daerah dengan
Dipole fase positif maka akan menyebabkan topografi suIit, daerah tidak berpenghuni serta
bencana kekeringan di sebagian wilayah disekitar lautan mengakibatkan berkurangnya

38
tingkat keakuratannya khususnya dalam Rainfall in ECHAM4 Simulations and in
menampilkan sebaran pola spasial curah hujan. the Reanalyses: Roles of ENSO.
Kondisi ini mempengarubi prediksi bujan Theoretical and Applied Climatology,
dengan menggunakan berbagai aplikasi model 87: 41-59.
iklim. Untuk saat ini, kemungkinan memperoleh
data curah hujan yang diperlukan dalam As-Syakur,AR &R Prasetia, 2010. Pola Spasial
berbagai aplikasi ilmiah dapat diperoleh dari Anomali Curah Hujan Selama Maret
satelit meteorologi. Satelit meteorologi dapat Sampai Juni 2010 Di Indonesia;
menyediakan data hujan dengan sebaran yang Komparasi Data TRMM Multisatellite-
lebih baik serta dengan penggabungan berbagai Precipitation Analysis (TMPA) 3843
jenis satelit dan data dari pos pengamatan hujan dengan Stasiun Pengamat Hujan.
dalam suatu model iklim akan lebih mampu lagi Penelitian Masalah Lingkungan dl
meningkatkan keakurasian dan kestabilan data Indonesia 2010: 505-515.
yang dihasilkan oleh satelit meteorologi. Dengan
semakin lengkapnya informasi bujan, Bernawis, L. I. 2007. Argo Untuk
diharapkan lebih mampu menampilkan sebaran Menginformasikan Keadaan Lautan dan
pola spasial hujan lebih baik. dibandiogkan Iklim, Inovasi9(19)1: 39-42.
menggunakao data dari stasiun hujan. (As-
Syakur & Prasetia, 2010). Duxbury,B.A.,A. C. Duxbury,& K.A. Sverdrup.
2002. Fundamentals of Oceanography.
Fourth Edition. McGraw-Hili
Publishing. New York: 156-177.

Kaitan atau interaksi antara laut dan Godfrey, J.S. 1996. The effect of the Indonesian
atmosfer bingga menyebabkan anomali cuaca throughflow on ocean circulation and
di Indonesia masih belum diketahui polanya heat exchange with the atmosphere: A
dengan jelas. Fluktuasi iklim di Indonesia review. Journal of Geophysical
dipengaruhi banyak hal, diantaranya adalah Research 101(C5): doi: 10.10291
oleh EI Nino Southern Oscillation (ENSO), 95JC03860. issn: 0148-0227.http:1
Indian Ocean Dipole (100), dan MonsoonAsia. www.meteojuanda.infc

Iwasaka, N., F. Kobayashi, Y. Kinoshita, & Y.


DAFTAR PUSfAKA Ohno. 2006. Seasonal Variations of the
Upper Ocean in the Western North
Aldrian, E. 2008. Meteorologi Laut, Badan Pacific Observed by an Argo float.
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Journal of Oceanography, vol. 62: 481·
(BMKG).ISBN978-979-1241-19-9: 226 492.
hal.
Johnson, G C. 2006. Upper Ocean 1bermobalinc
Aldrian, E., L. D. Gates, & F. H. Widodo. 2007. Structure and Evolution. USClivar
Seasonal Variability of Indonesian workshop presentation, May 2006.

39
Kurniawan, M. 2004. Studi Fluktuasi Arus Stocker, T.F. & A.Schmittner. 1997. Influence of
Perrnukaan Frekuensi Rendah (Low carbon dioxide emission rates on the
Frequency) Di Perairan Utara Papua Pada stability of the thermohaline circulation.
Bulan Oktober 2001-Agustus 2002. Nature 388: 862-865.
Skripsi. Ilmu dan Teknologi
Kelautan. FakuJtas Perikanan dan Ilmu Sulasdi, W.N., S.Hadi, D.K. Mihardja, Hang
Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Tuah, N.R. Nganro, &A. Supangat. 2000.
Potensi dan Strategi Pengembangan.
Martono. 2008. Simulasi Pengaruh Angin Kelautan dt Lingkungan Institut
Terhadap Sirkulasi Permukaan Laut Teknologi Bandung. Proceeding ITB
Berbasis Model (Studi Kasus : Laut Volume 32 No 2.
Jawa). Seminar Nasional Aplikasi Sains
dan Teknologi 2008 - 1ST AKPRIND. Surinati, D. 2010. Sirkulasi Termohalin. Oseana
Yogyakarta. Volume XXXV No.2. Pusat Penelitian
Oseanografi-LIPI. Jakarta: 31-37.
Saji, N.H., Goswami, B.N., Vinayachandran,
PN.,&Yamagata, T.1999.Adipolemode Tjasyono, B. 2'007. Mikrofisika Awan dan
irrthe tropical Indian Ocean. Nature, 401: Hujan. Badan Meteorologi dan
360-363. Geofisika, Jakarta.

Setiawan, A. 2006. Sirkulasi Laut. http:// Yuliandari, W. 2009. Dampak Pemanasan


www.geocities.com/agus adut/ Global bagi Sektor Kelautan. Harian
sirku lasi laut.htm (Diakses pada tanggaJ Bhirawa 16 April, 2009, Jawa Timur.
13 September 2006).

40

Anda mungkin juga menyukai