Anda di halaman 1dari 10

Makalah Badai Tropis

ABSTRAK
Fenomena-fenomena alam yang terjadi di bumi ini salah satunya adalah badai. Dari beberapa jenis
badai, salah satu jenisnya yaitu badai tropis. Badai tropis ini merupakan pusaran angin yang terjadi di
perairan luas yang berada di daerah tropis. Sumber utamanya yaitu proses kondensasi (mengembunnya
kandungan uap air) pada udara lembab yang bergerak naik ke ketinggian atmosfer yang dingin. Pada
proses kondensasi, uap air akan melepas energi panas kandungannya. Energi panas yang dilepaskan
oleh uap air akan terkumpul menjadi energi penggerak dari badai tropis.
Walaupun terjadi di daerah tropis, wilayah Indonesia yang tepat berada di khatulistiwa tidak pernah
dilanda badai tropis. Hal ini dikarenakan faktor korioli. Faktor korioli merupakan faktor yang
disebabkan oleh pergerakan angin. Karena pengaruh rotasi bumi, angin yang seharusnya bergerak lurus
jadi berbelok sehingga apabila badai tropis terjadi, akan terbawa ke daerah lain yang di luar
khatulistiwa, yaitu daerah yang berada pada lebih dari 10oLU dan 10oLS. Namun, dapat terjadi
kemungkinan bila wilayah Indonesia terkena pengaruhnya. Bisa saja wilayah khatulistiwa terkena,
tetapi hanya bagian ekornya saja. Walau begitu, daerah yang dilanda ekor badai tropis akan terkena
kerusakan parah. Sehingga untuk mencegahnya, diperlukan pemahaman lebih mengenai badai tropis.
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan atas segala rahmat dan karunia Sang Pencipta, Allah SWT yang telah
diberikan kepada penulis, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa segala campur
tangan-Nya, makalah ini tidak dapat diselesaikan oleh penulis. Selain itu, ucapan terima kasih
penyusun sampaikan pula kepada beberapa pihak yang telah membantu memberikan aspirasinya dalam
penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan wawasan yang lebih mendalam kepada para pembaca
mengenai badai tropis, sehingga apabila terdapat tanda-tanda terjadinya badai tropis dapat
mempersiapkan diri untuk menghadapi dampak dari badai tropis sehingga dapat mengurangi potensi
kerugian dan korban.
Selayaknya manusia pada umumnya, kami pun tentunya memiliki kelemahan. Kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini tidak sepenuhnya sempurna, sehingga kami mohon saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan makalah ini. Atas kritik dan sarannya, kami ucapkan terima kasih.
Bandung,

November 2012

Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK i

KATA PENGANTAR .. ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.

Latar Belakang . 1

2.

Rumusan Masalah ... 2

3.

Tujuan Penulisan .. 2

4.

Metode Penulisan . 3

5.

Manfaat Penulisan 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4


1.

Pengertian Badai Tropis...

2.

Penyebab Terjadinya Badai Tropis

3.

Proses Terjadinya Badai Tropis..

4.

Penyebab Matinya Badai Tropis.

5.

Wilayah Indonesia...

BAB III PEMBAHASAN ...

BAB IV PENUTUP .....

15

Simpulan .... 15
Saran ...... 17
DAFTAR PUSTAKA ....

18

LAMPIRAN .......... 19

BAB I
PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang Masalah

Sejak dahulu hingga sekarang bumi kita sudah banyak mengalami fenomena-fenomena alam baik
fenomena yang biasa hingga fenomena yang luar biasa. Fenomena alam tersebut merupakan suatu
kejadian yang bisa terjadi di suatu tempat, salah satu dari fenomena alam tersebut adalah badai tropis.
Badai tropis diakibatkan oleh salah satu faktor yaitu perbedaan suhu udara dan permukaan laut. Selain
itu badai tropis juga sangat tergantung pada letak geografis suatu daerah. Sebab letak daerah tersebut
akan berpengaruh pada proses terbentuknya badai tersebut.
Karena sifat badai tropis yang seperti itu, maka ada kemungkinan badai tropis juga dapat terjadi di
Indonesia. Sebab di Indonesia sendiri wilayahnya sebagian besar adalah daerah perairan, sedangkan
badai tropis muncul dari perairan seperti lautan. Akan tetapi, kenyataannya Indonesia jarang mengalami
badai tropis. Hal itu yang membuat penulis ingin mencari tahu faktor-faktor apa yang mempengaruhi
jarangnya Indonesia mengalami badai tropis. Oleh karena itu, penulis menyusun makalah ini dengan
judul Benarkan Badai Tropis Tidak Terjadi di Indonesia?

2.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
2.1. Mengapa di Indonesia jarang terjadi badai tropis?
3. Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
3.4.
4.

Memberikan informasi mengenai sebab-sebab di Indonesia jarang terjadi badai tropis


Metode Penulisan

Dalam menulis makalah ini, penyusun menggunakan metode kajian pustaka yang telah ada, yang
diperoleh berdasarkan beberapa literatur yang berasal dari perpustakaan dan media internet. Melalui
metode ini penulis menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehensif. Data
teoretis dalam makalah ini kemudian dikaitkan dengan kenyataan yang terjadi di permukaan bumi.
Setelah itu membandingkan pula dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di wilayah Indonesia.
5.

Manfaat Penulisan

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis,
makalah ini diharapkan bermanfaat bagi penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan. Serta bagi
pembaca dan masyarakat umum, sebagai media informasi dan penambah wawasan masyarakat di era
globalisasi ini. Dengan diperolehnya informasi mengenai badai tropis ini, maka diharapkan para
pembaca dapat lebih memahami pergerakan badai tropis serta memahami dampak yang bisa
ditimbulkannya, sehingga kita dapat melakukan upaya antisipasi untuk mencegah kerugian lebih besar
bila Indonesia mendapat pengaruh dari badai tropis ini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.

Pengertian Badai Tropis

Badai tropis atau umumnya disebut siklon tropis adalah fenomena alam berupa pusaran angin, hujan
dan badai petir dalam suatu daerah tertutup. Siklon tropis hanya dapat tumbuh dan berkembang di atas
wilayah perairan tropis dan sub tropis yang hangat dengan kelembaban udara tinggi. Di seluruh dunia
terdapat sejumlah wilayahwilayah perairan tempat tumbuh dan berkembangnya siklon tropis dengan
pola musiman yang khas di setiap wilayah.
Menurut metereologi Badai Tropis merupakan pusaran angin tertutup pada suatu wilayah bertekanan
udara rendah. Kekuatan angin yang terjadi pada Badai Tropis dapat mencapai kecepatan lebih dari 128
km/jam dengan jangkauan lebih dari 200 Km dan berlangsung selama 6 hari hingga 2 minggu.
2.

Penyebab Terjadinya Badai Tropis

Sumber utama energi raksasa penggerak badai tropis berasal dari proses kondensasi yakni yakni
mengembunnya kandungan uap air pada udara lembab yang bergerak naik ke ketinggian atmosfer yang
dingin. Pada proses kondensasi, uap air akan melepas energi panas kandungannya. Energi panas yang
dilepaskan oleh uap air akan terkumpul menjadi energi penggerak dari badai tropis. Selain udara
lembab juga diperlukan unsur-unsur lain seperti lautan hangat, adanya gangguan cuaca, dan angin yang
bergerak naik membawa udara lembab. Bila unsur-unsur tersebut berlangsung cukup lama, maka
terjadilah angin kencang, gelombang laut tinggi , hujan deras dan banjir yang mengikuti fenomena
badai tropis. Sedangkan faktor-faktor yang dapat menimbulkan terjadinya badai tropis dapat dikatakan
sebagai berikut :
2.1 Suhu air laut hingga kedalaman 50 meter lebih dari 26,5o Celsius. Perairan hangat merupakan
sumber energi dari siklon tropis, sehingga ketika siklon tropis bergerak ke daratan atau perairan dingin
maka kekuatan siklon tropis akan melemah secara drastic
2.2 Suhu pada atmosfer turun drastis dengan meningkatnya ketinggian. Penurunan suhu atmosfer
secara drastis tidak memungkinkan perpindahan kelembaban udara secara konveksi.Aktifitas badai
petir (thunderstorm) yang mendorong uap air melepaskan kandungan panasnya.
2.3Kondisi atmosfer yang tidak stabil yang memungkinkan terbentuknya awan Cumulonimbus. Awanawan ini, yang merupakan awan-awan guntur, dan merupakan penanda wilayah konvektif kuat, adalah
penting dalam perkembangan siklon tropis.
2.4 Gangguan atmosfer di dekat permukaan bumi berupa angin yang berpusar yang disertai dengan
pumpunan angin.
2.5 Perubahan kondisi angin terhadap ketinggian tidak terlalu besar. Perubahan kondisi angin yang
besar akan mengacaukan proses perkembangan badai guntur.
2.6 Jarak minimum 500 km dari katulistiwa.

3.

Proses Terjadinya Badai Tropis

Siklon tropis berputar di sekitar daerah bertekanan udara permukaan rendah. Dari seluruh tekanan
udara pada ketinggian permukaaan air laut yang terukur maka tekanan udara di daerah siklon tropis
merupakan yang terendah. Uap air yang naik ke atmosfir yang dingin akan mengembun dan
melepaskan panas. Panas buangan tersebut didistribusikan secara vertikal pada bagian inti siklon tropis
yang menyebabkannya terasa hangat. CDO (Central Dense Overcast) merupakan daerah menyerupai
pita melingkar di sekitar inti yang padat akan awan, hujan dan badai petir. Siklon tropis kuat seperti
Hurricane memiliki mata yang berbentuk lubang melingkar di pusat sirkulasinya. Cuaca pada mata
umumnya tenang dan tidak berawan. Diameter wilayah mata berkisar dari 8 hingga 200 Km. Pada
siklon tropis lemah, CDO menutupi pusat sirkulasi sehingga mata tidak terlihat. Dinding mata
menyerupai pita melingkar di sekitar mata yang memiliki intensitas angin dan konveksi panas paling
tinggi. Pada siklon tropis, kondisi pada dinding matalah yang paling berbahaya. Pada bagian atas siklon
tropis, angin bergerak keluar dari pusat badai tropis dengan arah putaran berlawanan dengan siklon,
sedangkan pada bagian bawah angin berputar kuat, melemah seiring dengan pergerakan naik dan
akhirnya berbalik arah.
4. Wilayah Indonesia
Letak Astronomis suatu negara ialah letak suatu tempat didasarkan pada posisinya terhadap garis
lintang dan garis bujur.Garis lintang merupakan garis-garis yang sejajar dengan khatulistiwa yang
melintang mengitari bumi sampai daerah kutub.Sementara, garis bujur merupakan garis tegak yang
berjajar menghubungkan wilayah kutub utara dan selatan.Garis-garis tersebut merupakan garis khayal
yang dipergunakan sebagai pedoman untuk menunjukkan posisi suatu daerah di muka bumi.
Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia berada di antara 6 LU 11 LS dan antara 95 BT 141
BT. Wilayah Indonesia paling utara adalah Pulau We di Nanggroe Aceh Darussalam yang berada di 6
LU. Wilayah Indonesia paling selatan adalah Pulau Rote di Nusa Tenggara Timur yang berada pada 11
LS. Wilayah Indonesia paling barat adalah ujung utara Pulau Sumatera yang berada pada 95 BT dan
wilayah Indonesia paling Timur di Kota Merauke yang berada pada 141 BT.

Wilayah Indonesia terletak di sekitar khatulistiwa atau secara keseluruhan terletak di daerah lintasan
timur dan berada di daerah tropis. Indonesia mempunyai panjang bujur 46 (sama dengan 118 keliling
bumi) dan lebar lintang 17.
Pengertian letak geografis adalah letak suatu negara dilihat dari kenyataan di permukaan bumi.Letak
geografis disebut juga letak relatif, karena posisinya ditentukan oleh fenomena-fenomena geografis
yang membatasinya. Menurut letak geografisnya Indonesia terletak di antara dua benua, yakni Asia dan
Australia, dan di antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.

BAB III
PEMBAHASAN

Badai merupakan sebutan dalam dunia klimatologi di mana cuaca berlangsung ekstrim. Dikatakan
badai tropis karena pemicu utamanya berasal dari perairan hangat di daerah tropis. Namun badai ini
tidak terjadi tepat di katulistiwa, melainkan terjadi di daerah yang letak astronominya kurang dari 10
LU dan kurang dari 10 LS. Hal ini dikarenakan adanya efek korioli, yaitu efek pembelokan arah angin
yang disebabkan arah rotasi bumi yang tidak benar-benar lurus.
Walaupun merupakan fenomena yang tumbuh di lautan, pergerakan siklon tropis dapat mengarah ke
daratan sehingga dapat menimbulkan bencana serius dengan kerugian material dan korban manusia
yang besar. Pergerakan Badai Tropis selalu menjauhi lintang ekuator, sehingga tidak mungkin melintasi
daratan Indonesia, walaupun demikian wilayah Indonesia dapat terkena pengaruh tidak langsung dari
badai tersebut.
Badai tropis adalah fenomena alam berupa hujan, pusaran angin, serta badai petir dalam suatu daerah
yang memiliki tekanan udara rendah.Badai tropis juga sering disebut siklon tropis. Fenomena ini
merupakan bencana alam yang memiliki efek kehancuran terbesar di dunia, daerah yang hanya terkena
bagian ekornya saja juga akan mendapat imbasnya.
Siklon tropis hanya dapat tumbuh dan berkembang di atas wilaya perairan tropis dan sub tropis yang
hangat dengan kelembaban udara tinggi, yang kemunculannya disertai dengan angin dan hujan dalam
kecepatan dan intensitas yang sangat tinggi. Kekuatan angin yang terjadi pada Badai Tropis dapat
mencapai kecepatan lebih dari 128 km/jam dengan jangkauan lebih dari 200 km bahkan lintasannya
mencapai 1000 km dan diameter putaran hingga 500 km. Siklon tropis ini memiliki pusat putaran yang
disebut mata siklon, berdiameter 10 km hingga 100 km yang dikelilingi oleh dinding awan padat
setinggi 16 km. Siklon tropis ini dapat berlangsung selama 6 hari hingga lebih dari satu minggu.
Syarat utama untuk dapat tumbuh dan berkembangnya siklon tropis adalah
1.
Siklon tropis terbentuk pada lintang >10 derajat (LU & LS). Untuk daerah lintang equator seperti
di Indonesia, Siklon Tropis hampir pasti tidak dapat terbentuk. Hal ini diakibatkan oleh efek rotasi
bumi atau faktor Coriolli yang kecil di equator. Coriolli kecil berarti vortisitas(kecepatan putaran badai)
juga kecil, sehingga Siklon Tropis tidak dapat terbentuk. Gangguan yang dapat terjadi di Indonesia, tapi
pertumbuhan selanjutnya yaitu menjadi siklon tropis akan terjadi pada lintang tingg yang memiliki
vortisitas lebih tinggi.
2.
Suhu muka laut(SST atau Sea Surface Temperatur) di atas 26,5oC Untuk suhu muka laut, di
Indonesia dapat memenuhi. Akan tetapi faktor Coriolli lebih dominan, sehingga walaupun dengan suhu
muka laut sekian, masi belum cukup untuk membentuk siklon tropis di perairan Indonesia.
3.
Adanya daerah perairan yang luas. Sumber energi utama dari suatu siklon tropis adalah uap air.
Suatu tempat dengan kelembaban udara yang tinggi akan memiliki banyaknya kandungan uap
air.Pelepasan panas kondensasi oleh awan-awan yang berpotensi menimbulkan badai merupakan
sumber energi utama siklon tropis.Syarat tersebut dapat dipenuhi oleh daerah perairan ( lautan) di zona
tropis dan subtropis yang temperaturnya dapat mencapai > 26oC
4.
Adanya gangguan dekat permukaan dengan vortisitas dan konvergensi mencukupi. Siklon tropis
tidak terjadi secar tiba-tiba, akan tetapi memerlukan suatu sistem putaran dan aliran yang besar di dekat
permukaan.

5.
Shear angin vertikal yang rendah di antara permukaan dan bagian atas troposfer (kurang dari 10
m/detik). Shear angin vertikal adalah besar perubahan angin terhadap ketinggian. Shear angin vertikal
yang besar akan mengacaukan atau mengganggu siklon tropis yang baru saja terbentuk atau mencegah
terjadinya pembentukan siklon tropis. Jika siklon tropis telah terbentuk, shear angin vertikal akan
memperlemah atau menghancurkan siklon tropis tersebut dengan
6.
Adanya lapisan yang relatif basah dekat troposfer bagian tengah (pada ketinggian 5 km). Waktu
hidup sebuah siklon tropis adalah dari beberapa jam hingga bertahan dua minggu, dan secara rata-rata
waktu hidup siklon tropis adalah 6 hari dari waktu terbentuk hingga melebur.
Pada satu tahun di seluruh dunia terdapat rata-rata 80 kali peristiwa siklon tropis. Hampir seluruh
siklon tropis tumbuh dan berkembang pada wilayah perairan di zona 30 derajat dari katulistiwa, yang
disebut Zona Konvergensi Antara Tropis (ITCZ Intertropical Convergence Zone). Zona ini merupakan
tempat terkumpulnya awan-awan hujan yang deras dan berhari-hari serta menimbulkan angin kencang.
Sumber utama energi raksasa penggerak badai tropis berasal dari proses kondensasi yakni
mengembunnya kandungan uap air pada udara lembab yang bergerak naik ke ketinggian atmosfer yang
dingin. Pada proses kondensasi, uap air akan melepas energi panas kandungannya. Energi panas yang
dilepaskan oleh uap air akan terkumpul menjadi energi penggerak dari badai tropis. Selain udara
lembab juga diperlukan unsur-unsur lain seperti lautan hangat, adanya gangguan cuaca, dan angin yang
bergerak naik membawa udara lembab. Bila unsur-unsur tersebut berlangsung cukup lama, maka
terjadilah angin kencang, gelombang laut tinggi , hujan deras dan banjir yang mengikuti fenomena
badai tropis. Karena angin yang kencang tersebut membentuk pusaran maka seringkali disebut sebagai
siklon tropis.
Siklon Tropis merupakan istilah yang masih bersifat umum. Selanjutnya menurut tingkat kematangan
formasi bentuk dan kekuatannya, siklon tropis dapat diklasifikasikan atas:
1. Depresi Tropis (Tropical Depression)
Pada depresi tropis sudah terjadi sistem tekanan rendah yang menyebabkan lingkaran awan dan badai
petir pada suatu daerah tertutup namun belum terlihat bentuk spiral dan mata. Kecepatan angin berkisar
dari 17 hingga 33 knot. Pada depressi tropis tidak diberikan nama yang khas
2. Badai Tropis (Tropical Storm)
Pada badai tropis mulai terlihat bentuk spiral, namun tidak terlihat adanya mata. Kecepatan angin
maksimum berkisar dari 17 hingga 33 meter per detik ( 34 s/d 63 knot, 39 s/d 73 mph atau 62 s/d 117
km/jam). Untuk Badai Tropis diberikan nama-nama yang khas untuk membedakan antara setiap
kejadian badai tropis.
Untuk memberi gambaran kekuatan dan dampak yang bisa dihasilkan oleh Badai Tropis / Hurricane
maka dibuat pedoman skala kekuatan Hurricane. Skala yang umum digunakan adalah Skala SaffirSimpson, yang dibagi atas lima kelas kategori , yakni

Dampak kerugian yang diakibatkan oleh Hurricane tidak mutlak bergantung pada tingkat skala
kekuatan di atas. Wilayah kejadian (seperti daerah permukiman atau lautan terbuka) serta bencana alam

susulan akibat dari Hurricane seperti banjir atau longsor, turut mempengaruhi besar kerugian dan
korban manusia.
Penyebab Indonesia sebagai daerah tropis namun jarang terkena badai tropis :
1.

Adanya pengaruh korioli

Badai tropis begerak berbanding lurus dengan besar gaya coriolis bumi. Karena Indonesia berada di
wilayah ekuator dengan sudut lintang rendah (besar lintang dinyatakan dengan tanda Sinus ), maka
besarnya (hasil perhitungan) Sinus yang didapat mendekati nol. Hal ini menyebabkan badai tropis tidak
mungkin melintasi wilayah Indonesia.
2.

Topografi Indonesia yang tidak memungkinkan

Indonesia bukan daerah lintasan badai, negara-negara yang seringkali menjadi lintasan badai adalah
Amerika, Jepang, Australia, Filipina dan negara lainnya. Indonesia hanya akan terkena pengaruh tidak
langsung yaitu berupa angin kencang, gelombang tinggi, dan hujan lebat pada daerah-daerah yang
dekat dengan tempat timbulnya badai. Namun pengaruh badai ini tidak mutlak selalu terjadi.Timbulnya
hujan lebat dan angin kencang karena pengaruh oleh posisi dan besarnya (intensitas) badai, tergantung
pula pada faktor sirkulasi udara di wilayah Indonesia.Terkadang ketika ada indikasi tumbuh badai, pada
beberapa wilyah kecenderungan cuacanya terlihat memburuk. Tetapi ketika badai itu sudah matang
atau sudah diberi nama, yang timbul di Indonesia justru hanya angin kencang dan gelombang tinggi
(kecuali daerah yang mempunyai radius 500 km dari pusat badai yang lebih sering mengalami hujan
lebat). Kemudian di saat badai tersebut sudah menjauhi wilayah Indonesia atau ketika intensitasnya
sudah melemah justru cuaca bagian Selatan cenderung banyak hujan lebat.Itu semua tidak mutlak
terjadi, tergantung dari sirkulasi udara di atas wilayah Indonesia.

BAB IV
PENUTUP
1.1.

Simpulan

Badai merupakan sebutan dalam dunia klimatologi di mana cuaca berlangsung ekstrim. Dikatakan
badai tropis karena pemicu utamanya berasal dari perairan hangat di daerah tropis.
Sumber utama energi raksasa penggerak badai tropis berasal dari proses kondensasi yakni yakni
mengembunnya kandungan uap air pada udara lembab yang bergerak naik ke ketinggian atmosfer yang
dingin. Pada proses kondensasi, uap air akan melepas energi panas kandungannya. Energi panas yang
dilepaskan oleh uap air akan terkumpul menjadi energi penggerak dari badai tropis. Selain udara
lembab juga diperlukan unsur-unsur lain seperti lautan hangat, adanya gangguan cuaca, dan angin yang
bergerak naik membawa udara lembab. Bila unsur-unsur tersebut berlangsung cukup lama, maka
terjadilah angin kencang, gelombang laut tinggi , hujan deras dan banjir yang mengikuti fenomena
badai tropis.

Siklon tropis berputar di sekitar daerah bertekanan udara permukaan rendah. Dari seluruh tekanan
udara pada ketinggian permukaaan air laut yang terukur maka tekanan udara di daerah siklon tropis
merupakan yang terendah. Uap air yang naik ke atmosfir yang dingin akan mengembun dan
melepaskan panas. Panas buangan tersebut didistribusikan secara vertikal pada bagian inti siklon tropis
yang menyebabkannya terasa hangat. CDO (Central Dense Overcast) merupakan daerah menyerupai
pita melingkar di sekitar inti yang padat akan awan, hujan dan badai petir.
Penyebab matinya sebuah siklon tropis adalah ketika siklon tersebut meninggalkan perairan pasokan
energi uap air akan berkurang. Lalu ketika siklon menuju daratan lebih cepat dingin dari pada perairan
sehingga udara naik menjadi lebih dingin. Selain itu contour atau topografi daratan yang dapat
mengahambat aliran angin.
Indonesia hanya akan terkena pengaruh tidak langsung yaitu berupa angin kencang, gelombang tinggi,
dan hujan lebat pada daerah-daerah yang dekat dengan tempat timbulnya badai. Namun pengaruh badai
ini tidak mutlak selalu terjadi.Timbulnya hujan lebat dan angin kencang karena pengaruh oleh posisi
dan besarnya (intensitas) badai, tergantung pula pada faktor sirkulasi udara di wilayah
Indonesia.Terkadang ketika ada indikasi tumbuh badai, pada beberapa wilyah kecenderungan cuacanya
terlihat memburuk. Tetapi ketika badai itu sudah matang atau sudah diberi nama, yang timbul di
Indonesia justru hanya angin kencang dan gelombang tinggi (kecuali daerah yang mempunyai radius
500 km dari pusat badai yang lebih sering mengalami hujan lebat). Kemudian di saat badai tersebut
sudah menjauhi wilayah Indonesia atau ketika intensitasnya sudah melemah justru cuaca bagian
Selatan cenderung banyak hujan lebat.Itu semua tidak mutlak terjadi, tergantung dari sirkulasi udara di
atas wilayah Indonesia.
2.1.

Saran

Meskipun Indonesia bukanlah daerah lintasan badai dan menerima pengaruh secara langsung,
sebaiknya pemerintahan dan penduduk Indonesia dapat mempersiapkan diri untuk penanggulangan dari
pengaruh badai tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Winarso, Paulus Agus. 2012. Kejadian alam langka di wilayah Indonesia, Giatnya Badai Tropis Kirrily
Akhir bulan April 2009/27 April 2009, [Online]. Tersedia :
http://amg.ac.id/pubs/jurnal/OpiniBadaiLangkaMunculdiMaluku.pdf (31 Oktober 2012)
Ahira, Anne. 2011. Angin Topan, [Online]. Tersedia : http://www.anneahira.com/angin-topan.htm (31
Oktober 2012)
Wijaya, Chandra Mukti. 2010. Siklon Proses Blogger, [Online]. Tersedia :
http://www.4shared.com/get/gluSINYX/siklon_proses_blogeer.html (31 Oktober 2012)
Wijaya, Chandra Mukti. 2010. Siklon Tropis/ Tropical Cyclone, [Online]. Tersedia :

http://phenomenaalam.blogspot.com/2010/12/siklon-tropis-tropical-cyclone.html (31 Oktober 2012)


Pustekom. 2005. Badai Tropis, [Online]. Tersedia : http://soerya.surabaya.go.id/AuP/eDU.KONTEN/edukasi.net/Fenomena.Alam/Badai/all.htm (31 Oktober 2012)

Anda mungkin juga menyukai