DASAR-DASAR KLIMATONOLIGI
Mengukur Curah Hujan Dengan Alat Sederhana
Disusun Oleh :
Irvan Chairuman
C1051201035
Pontianak,Desember 2020
Penulis,
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR ......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
I. PENDAHULUAN........................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Tujuan Praktikum...................................................................................
II. LANDASAN TEORI...................................................................................
A. CURAH HUJAN ....................................................................................
A. Hujan siklonal...................................................................................
B. Hujan senithal (zenithal)....................................................................
C. Hujan orografis..................................................................................
D. Hujan frontal......................................................................................
E. Hujan muson ....................................................................................
III. METODOLOGI...........................................................................................
A. Alat dan bahan...................................................................................
B. Cara kerja...........................................................................................
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................
V. KESIMPULAN............................................................................................
A.
BAB
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan.
Presipitasi sendiri dapat berwujud padat misalnya salju dan hujan es atau
aerosol seperti embun dan kabut. Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah
jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi
karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini
disebut virga.
Hujan memainkan peran penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari
laut mnguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu
turun kembali ke bumi, dan akhirnya kambali ke laut melalui sungai untuk
menanggulangi daur ulang itu semua.
Jumlah air hujan di ukur menggunakan pengukur hujan atau
omborometer. Ia dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada
permukaan datar, dan diukur kurang lebih 0,25mm. Satuan curah hujan menurt
SI adalah millimeter, yang merupakan penyingkatan dari liter per meter persegi.
Biasanya hujan memiliki kadar asam pH 6. Airhujan dengan pH di bawah
5,6 dianggap hujan asam. Banyak orang yang menganggap bahwa bau yang
tercium pada saat hujan dianggap wangi atau menyenangkan.
B. TUJUAN
Adapun Tujuan dari Praktikum dasar-dasar klimatologi mengukur (Curah
Hujan ) adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi tugas matakuliah yang mana sebagi sarat Ujian ahir semester
(UAS).
2. Menetukan rata-rata curah hujan dalam satu minggu.
3. Mengolah bahan sederhna sebagi alat pengukur curah hujan.
BAB
II. LANDASAN TEORI
1. CURAH HUJAN
Pengertian curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul
dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir.
Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu
tertentu. Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan
kondisi ini sangat berbahaya karena berdampak dapat menimbulkan banjir,
longsor
dan efek negative terhadap tanaman.
Banyak sedikitnya curah hujan bergantung pada beberapa faktor sebagai
berikut :
1. Kelembapan Udara
2. Topografi
3. Arah dan kecepatan angin
4. Temperatur udara
5. Arah lereng medan
A. Hujan Siklonal
Hujan siklonal adalah hujan yang terjadi akibat naiknya udara panas
dari permukaan bumi disertai adanya angin yang berputar-putar pada titik
tertentu. Jenis hujan siklonal umumnya hanya dapat terjadi di daerah sekitar
katulistiwa. Ciri identik dari hujan ini bisa dilihat dengan mendung gelap
pekat secara mendadak dan menghasilkan guyuran hujan yang sangat deras.
D. Hujan Frontal
Hujan ini terjadi akibat pertemuan massa udara dingin dengan massa
udara panas. Pertemuan kedua udara tersebut terjadi pada sebuah tempat
yang bernama “bidang front”. Pertemuan ini mengakibatkan masa udara
dingin berada di bawah dan menstimulasi terjadinya hujan di sekitar bidang
front. Beberapa karakteristik yang dimiliki oleh hujan frontal ini antara lain:
- Terjadi di daerah front, yakni daerah dimana ada pertemuan antara
massa udara yang panas dengan massa udara yang dingin. Daerah
seperti ini bisanya adalah daerah lintang dan daerah sub tropis.
- Terjadi karena adanya pertemuan massa udara panas dan massa udara
dingin.
- Apabila terjadi di daerah beriklim tropis maka bisa menyebabkan
terjadinya hujan es. Hal ini karena kondensasi dari sumber air yang
ada di Bumi membentuk awan (titik- titik air) dan menuju ke atas
mempunyai suhu yang sangat dingin hingga mencapai 0ᵒ. Karena
saking dinginnya, titik- titik air yang menuju ke atas tersebut akan
membeku dan turun sebagai kristal- kristal es.
E. Hujan Muson
Hujan ini diakibatkan pengaruh angin muson. Angin muson sendiri
terjadi akibat pengaruh gerak semu tahunan matahari terhadap katulistiwa
bumi. Di Indonesia, jenis jenis hujan ini terjadi antara Oktober sampai April,
sementara di kawasan Asia Timur terjadi antara Mei sampai Agustus.
Karena siklus angin dan hujan muson inilah kita mengenal adanya musim
hujan dan musim kemarau. Berikut ini merupakan karakteristik yang dimiliki
oleh hujan muson:
- Terjadi karena disebabkan oleh berhembusnya angin muson barat
- Biasanya terjadi rutin atau setiap hari dan disebut sebagai musim
penghujan
- Biasanya terjadi selama enam bulan lamanya
- Terjadi di antara bulan Oktober hingga Maret
- Terjadinya rata di wilayah Indonesia
BAB
III. METODOLOGI
Sifat hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama
satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.
Sifat hujan dibagi menjadi 3 kriteria, yaitu:
1. Atas normal (A) yaitu, Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata lebih
besar dari 115%.
2. Normal (N) yaitu, Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata antara 85%-
115%.
3. Bawah normal (BN) yaitu, Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata
kurang dari 85%.(Anonim,2011).
Normal curah hujan
1. Rata-rata Curah Hujan Bulanan
0 mm/hari (abu-abu) : Berawan
0.5 – 20 mm/hari (hijau) : Hujan ringan
20 – 50 mm/hari (kuning) : Hujan sedang
50 – 100 mm/hari (oranye): Hujan lebat
100 – 150 mm/hari (merah) : Hujan sangat lebat
>150 mm / hari (ungu) : Hujan ekstrem
Dari hasil pengamatan curah hujan harian selama 1 minggu didapatkan hasil
bahwa ada beberapa hari hujan dengan intensitas tinggi, sedang dan rendah. Ini
menunjukan bahwa ada faktor yang menyebabkan hal itu bisa terjadi,bahwa
Faktor yang menyebabkan terjadinya hujan adalah Kelembapan Udara
Topografi,Arah dan kecepatan angin,Temperatur udara,Arah lereng medan.
Namun jika di lihat dari hasil pengamatan ada faktor lain seperti Perubahan
Suhu yang drastis, Temperatur, kelembaban yang rendah dan Arah angin yang
membuat terbentuk dan terbawanya awan yang diawali dengan terjadinya
evaporasi kemudian membentuk molekul dan terbentuk uap sehingga menjadi
gumpalan awan kemudian terbawa oleh angin dan karna pengaruh suhu yang
tinggi mengakibatkan terjadinya hujan. Tinggi dan rendahnya hujan tergantung
dari Berat massa dari uap yang terkumpul menjadi awan.
Alat untuk mengkur curah hujan dalam praktikum ini adalah menggunakan
botol bekas dengan ukuran 1 liter dan tinggi _+ 7 inch.Pengamatan dilakukan
secara manual pada pukul 08.00 pagi setiap harinya. Di dapatkan hasil rata-rata
pengukuran sebesar 14,15 mm yang berarti curah hujan termasuk hujan rendah,
kondisi ini terjadi dipengaruhi oleh suhu,temperatur udara,kelembaban,arah
angin sehingga curah hujan dapat berubah volumenya. Namun data ini tidak
dapat menjadi suatu acuan untuk menyatakan bahwa didaerah tempat praktikum
pengamatan Curah Hujan tinggkat dari curah hujan adalah rendah. Tetapi data
ini dapat dijadikan sebagai bukti bahwa ada keterkaitan antara Curah Hujan dan
faktor iklim lainnya dan sebagai dasar perkiraan untuk menentukan apakah
curah hujan selanjutnya akan lebih banyak atau sebaliknya.
V.
BAB
VI. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran curah hujan dapat di simpulkan bahwa :
Dalam mengalalisis data pengukuran curah hujan pengetahuan perlunya
bimbingan agar dapat dipahami dengan baik,serta perlu data yang akurat dan
alat yang sesuai dengan rekomendasi dari BMKG. sehingga ketika melakukan
pengamatan dalam waktu singkat bisa mendapatkan hasil yang cukup akurat
atau perbanding untuk menarik kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Agus UMBY. (2016, januari 29). Laporan Praktium Agroklimatologi acara Pengukuran Curah
Hujan Agus umby. Retrieved from agus ardianto umby.:
http://agusardiantoumby.blogspot.com/2016/01/laporan-praktium-agroklimatologi-acara.html
blogspot. (2019, oktober 21). Laporan Praktikum Agroklimatologi, Curah Hujan. Retrieved from
goresan99 blogspot: https://goresan99.blogspot.com/2019/10/laporan-praktikum-
agroklimatologi-curah.html.
wiki how. (2019, desember 12). cara mengukur curah hujan. Retrieved from juragan dliuer:
https://id.wikihow.com/Mengukur-Curah-Hujan.