Anda di halaman 1dari 3

Jenis-jenis dan Bentuk-bentuk Hujan

Setelah kita melewati proses terbentuknya hujan, kita akan menjelaskan mengenai beberapa
jenis hujan yang ada di seluruh dunia yang akan turun pada kurun waktu tertentu dengan
berbagai macam suhu-suhu tertentu yang melewati beberapa proses dalam terjadinya jenis-
jenis hujan yang akan turun di permukaann bumi.

Berikut adalah proses terjadinya jenis-jenis hujan yang ada di seluruh dunia :

Hujan frontal adalah hujan yang berawal dari udara yang hangat menjadi lebih ringan dan
lebih cenderung posisinya berada di atas udara yang lebih dingin suhunya. Tempat bertemu
diantara kedua massa tersebut disebut bidang front. Lalu udara dingin akan mengangkat
udara yang suhunya lebih hangat, kemudian udara yang lebih hangat akan terangkat
kemudian akan mengembang dan mendingin.

Dalam proses pendinginan akan terbentuk titik-titik air yang disebut dengan awan, seteleh
titik-titik air itu mulai mengendap dan tak terbendung lagi akhirnya akan terjatuh dan
terjadilah hujan frontal.

Setelah kita menjelaskan jenis- jenis hujan yang ada di indonesia serta proses terjadinya
hujan tersebut. Lalu kita akan mejelaskan tentang bentuk-bentuk hujan yang ada di indonesia.

Bentuk-bentuk Hujan di Dunia

Setelah kita sudah mengetahui beberapa proses terjadinya jenis-jenis hujan yang ada seluruh
dunia, sekarang kita akan membahas mengenai beberapa proses bentuk-bentuk hujan yang
ada di dunia yang sama halnya akan turun pada kurun waktu tertentu dan di berbagai negara
tertentu.

Berikut adalah proses bentuk-bentuk terjadinya hujan di seluruh dunia :

 Hujan es

Hujan es adalah hujan yang turun ke bumi berupa bentuk butir-butir es atau yang biasa
disebut dengan hujan batu yang akan berjatuhan ke bumi. Terjadinya hujan es karena  arus
udara yang banyak mengandung uap air yang akan bergerak secara vertikal lalu akan
mencapai udara yang paling tinggi, Sehingga suhu  udaranya akan turun 0°C. Akibatnya dari
proses tersebut maka uap air yang berada di udara akan berubah sangat cepat menjadi kristal-
kristal es dan akan jatuh ke permukaan bumi menjadi hujan es dan kemudian sebagian kristal-
kristal tersebut akan cepat mencair sebelum sampai di permukaan bumi. Biasanya hujan es
sering diiringi dengan hujan yang sangat lebat dan terjadi pada siang hari namun hujan es ini
terjadi begitu cepat dan tidak terlalu lama.

 Hujan rintik-rintik

Hujan rintik-rintik adalah hujan yang hanya menjatuhkan rintik-rintik air dari langit yang
tidak terlalu lebat, hujan rintik-rintik ini terjadi karena butir-butir awan sangat sedikit dengan
ukuran diameter 0.2-0,5 mm dan biaasanya hujan rintik-rintik ini hanya terjadi pada awan
yang berlapisan rendah yang dekat dengan permukaan bumi.

 Hujan asam

Hujan asam adalah hujan yang disebabkan oleh pencemaran udara karena asap udara atau
efek rumah kaca yang akan menimbulkan endapan hujan asam yang sangat tinggi sehingga
akan menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan sekitar. Dengan adanya kandungan dalam
udara seperti oksida sulfur dan oksida nitrogen yang asalnya dari asap pabrik atau asap
industri  makan akan mengalami perubahan kimia di udara dan akan jatuh ke bumi sebagai
hujan asam dalam bentuk air hujan, kabut atau salju yang akan turun bahkan bisa saja sebagai
partikel-partikel kering yang membentuk asam. Hujan asam ini dapat menyebabkan berbagai
macam kerusakan seperti :

 Kerusakan hutan
 Ikan-ikan di laut, sungai dan danau akan mati (baca : Fungsi danau & manfaat sungai)
 Merusak alat pernapasan
 Menimbulkan bau yang tidak sedap
 Menimbulkan efek rumah kaca
 Menimbulkan gangguan keseimbangan lingkungan hidup

Dari berbagai kerusakan tersebut dapat dipastikan sangat mengalami kerugian pada makhluk
hidup, oleh karena itu harus dilakukannya untuk mengatasi masalah kerusakan atau
pecemaran yang disebabkan oleh turunnya hujan asam.

Disamping itu ada macam pengukuran hujan yang sudah di uji kebenarannya oleh Badan
Meteorologi Kilimatologi dan Geofisika. Alat pengukur hujan adalah Ombrometer, Rain
Gauge. Ada dua macam alat pengukuran hujan yaitu alat pengukur hujan manual dan alat
pengukur hujan otomatik dan dari situlah bisa diketahui bagaimana cara mengukur curah
hujan yang akan turun . Berikut adalam persyaratan cara mengukur curah hujan yaitu :

1. Ambil sedikit dari sisa air hujan


2. Lalu harus diletakkan ditempat yang tidak ada gangguan dari apapun dengan jarak 4
kali lebih tinggi dari tempat yang ada gangguan.
3. Alat pengukur yang digunakan harus tegak lurus dan dengan tinggi permukaan
penakar 90-120 cm diatas permukaan tanah
4. Hindari dari angin yang bertiup kencang
5. Alat pengukur harus di jaga dan di lindungin dari gangguan binatang maupun manusia
sekalipun.
6. Proses pengukuran harus dekat dengan lokasi si pengamat.

Pola Curah Hujan di Indonesia


Fungsi air hujan di Indonesia cukup vital untuk itu curah hujan sangat penting bagi
Indonesia. Curah hujan adalah jumlah curah air hujan yang turun ke permukaan bumi dalam
kurun waktu tertentu. Curah hujan yang jatuh kepermukaan bumi biasanya deras, sedang,
kecil, dan hanya rintik-rintik. Curah tinggi hujan yang datang diberbagai daerah biasanya
dipengaruhi beberapa faktor yaitu sudut datangnya matahari, angin, arus laut maupun tinggi
rendahnya suatu tempat dari hal itu yang mempengaruhi hujan di berbagai tempat pasti
berbeda-beda.

Di Indonesia  memiliki beberapa pola curah hujan yaitu :

1. Pola curah hujan monsun

Pola curah hujan monsun adalah pola curah hujan yang memiliki ciri-ciri yang bersifat
unimodial (satu puncak musim hujan). Pola curah hujan monsun terjadi pada bulan-bulan
tertentu yaitu pada  bulan Juni, Juli dan Agustus akan terjadi pergantian musim yang disebut
dengan bulan kering, sedangkan pada bulan Desember, Januari, dan Februari akan terjadi
pergantian musim yang disebut dengan bulan basah. Kemudian pada sisa enam bulannya
merupakan periode peralihan atau pancaroba (tiga bulan peralihan musim kemarau ke musim
hujan dan tiga bulan peralihan musim hujan ke musim kemarau), Biasanya daerah yang di
dominasi dengan curah hujan monsun adalah : 

 Kalimantan Tengah dan Selatan


 Jawa
 Nusa Tenggara bagian Papua
 Bali
 Sumatera bagian Selatan

2. Pola curah hujan  Ekuatorial

Pola curah hujan Ekuatorial adalah curah hujan yang memiliki ciri-ciri yang bersifat bimodial
(dua puncak hujan). Pola curah hujan monsun terjadi pada bulan-bulan tertentu yaitu pada
bulan Maret dan Oktober pada saat terjadi ekinoks. Biasanya daerah yang didominasi dengan
curah hujan ekuatorial adalah pulau Kalimantan bagian Utara dan pulau Sumatera bagian
Tengah dan Utara.

3. Pola curah hujan Lokal

Pola curah hujan Lokal adalah curah hujan yang memiliki ciri-ciri yang bersifat  unimodial
(dua puncak hujan) namun bentuknya pola curah hujan lokal berlawanan dengan pola curah
hujan monsun. Biasanya daerah yang di dominasi dengan curah hujan lokal adalah Sulawesi,
Maluku, dan Papua.

Dan itulah penjelasan dari pola curah hujan, agar anda bisa lebih memahami dan mengetahui
pola curah hujan jenis apa yang akan terjadi ketika hujan mulai turun dari langit. Semoga apa
yang sudah disampaikan bisa bermanfaat dan di share ilmunya untuk orang lain.

Anda mungkin juga menyukai