Disusun oleh:
D4 Tingkat 2
2013
Dilihat dari proses terjadinya maka air hujan adalah air yang murni sebagai H2O dan oleh
sebab itu air hujan kurang/tidak mengandung larutan garam dan zat mineral. Dari sifat inilah
maka jika dimanfaatkan sebagai air minum, air hujan terasa segar.
Karakteristik:
1. Pola
Ikatan hujan adalah wilayah awan dan presipitasi yang panjang. Gelombang hujan
dapat bersifat stratiform atau konvektif, dan terbentuk akibat perbedaan suhu. Jika
dilihat melalui pencitraan radar cuaca, perpanjangan presipitasi ini disebut sebagai
struktur terikat.
2. Keasaman
pH hujan selalu bervariasi yang umumnya dikarenakan daerah asal hujan tersebut. Di
pesisir timur Amerika, hujan yang berasal dari Samudra Atlantik biasanya memiliki
pH 5,0-5,6; hujan yang berasal dari seberang benua (barat) memiliki pH 3,8-4,8; dan
badai petir lokal memiliki pH serendah 2,0. Hujan menjadi asam karena keberadaan
dua asam kuat, yaitu asam belerang (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3). Asam belerang
berasal dari sumber-sumber alami seperti gunung berapi dan lahan basah (bakteri
penghisap sulfat); dan sumber-sumber antropogenik seperti pembakaran bahan
bakar fosil dan pertambangan yang mengandung H2S. Asam nitrat dihasilkan oleh
sumber-sumber alami seperti petir, bakteri tanah, dan kebakaran alami; selain itu
juga sumber-sumber antropogenik seperti pembakaran bahan bakar fosil dan
pembangkit listrik. Dalam 20 tahun terakhir, konsentrasi asam nitrat dan asam
belerang dalam air hujan telah berkurang yang dikarenakan adanya peningkatan
amonium (terutama amonia dari produksi ternak) yang berperan sebagai penahan
hujan asam dan meningkatkan pH-nya.
3. Pengelompokan iklim Köppen
Klasifikasi Köppen bergantung pada nilai suhu dan presipitasi rata-rata bulanan.
Bentuk klasifikasi Köppen yang umum digunakan memiliki lima jenis utama mulai
dari A hingga E. Jenis utama tersebut adalah A, tropis; B, kering; C, sejuk lintang
menengah; D, dingin lintang menengah; dan E, kutub. Lima klasifikasi utama ini
dapat dibagi lagi menjadi klasifikasi sekunder seperti hutan hujan, monsun, sabana
tropis, subtropis lembap, daratan lembap, iklim lautan, iklim mediterania, stepa,
iklim subarktik, tundra, daratan es kutub, dan gurun.
Kualitas air hujan sangat tergantung dari kualitas udara setempat. Dari gambaran tersebut
diatas dapat disimpulkan beberapa sifat dari air hujan.
a. Air hujan bersifat lunak (soft water) karena kurang/tidak mengandung larutan garam
dan zat-zat mineral sehingga terasa kurang segar.
b. Dapat mengandung beberapa zat yang ada diudara seperti, NH3 dan CO2 agresif
sehingga bersifat korosif.
c. Dari segi bakteriologis air hujan relative lebih bersih tergantung pada tempat
penampungannya.
d. Besarnya curah hujan di suatu daerah merupakan patokan yang utama dalam
perencanaan penyediaan air bagi masyarakat.
Penggunaan air hujan sebagai sumber air untuk masyarakat adalah merupakan pilihan yang
terakhir apabila sumber lain tidak ada yang bisa dimanfaatkan.
CURAH HUJAN
Pengertian
Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang
datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeter
artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi
satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Secara gampang penjelasannya
seperti ini, apabila di suatu daerah data curah hujannya 2000 mm / tahun berarti daerah
tersebut selama setahun dalam 1 m2 jumlah air yang turun sebesar 2000 mm x 1 m2 yaitu
sebesar 2 m3 atau 2000 liter (1 dm3 = 1 liter).
1. Kelembapan Udara
2. Topografi
3. Arah dan kecepatan angin
4. Temperatur udara
5. Arah lereng medan
Rendah : 0 – 100 mm
INTENSITAS HUJAN
Pengertian
Intensita hujan dalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu tertentu. Apabila
dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi ini sangat berbahaya
karena berdampak dapat menimbulkan banjir, longsor dan efek negatif terhadap tanaman.
Intensitas curah hujan yang tinggi pada umumnya berlangsung dengan durasi pendek dan
meliputi daerah yang tidak luas. Hujan yang meliputi daerah luas, jarang sekali dengan
intensitas tinggi, tetapi dapat berlangsung dengan durasi cukup panjang. Kombinasi dari
intensitas hujan yang tinggi dengan durasi panjang jarang terjadi, tetapi apabila terjadi
berarti sejumlah besar volume air bagaikan ditumpahkan dari langit.
Tipe Hujan
a. Hujan Orografi
Hujan ini terjadi karena adanya penghalang topografi, udara dipaksa naik kemudian
mengembang dan mendingin terus mengembun dan selanjutnya dapat jatuh sebagai hujan.
Bagian lereng yang menghadap angina hujannya akan lebih lebat dari pada bagian lereng
yang ada dibelakangnya. Curah hujannya berbeda menurut ketinggian, biasanya curah hujan
makin besar pada tempat-tempat yang lebih tinggi sampai suatu ketinggian tertentu.
b. Hujan Konvektif
Hujan ini merupakan hujan yang paling umum yang terjadi didaerah tropis. Panas
yang menyebabkan udara naik keatas kemudian mengembang dan secara dinamika menjadi
dingin dan berkondensasi dan akan jatuh sebagai hujan. Proses ini khas buat terjadinya
badai guntur yang terjadi di siang hari yang menghasilkan hujan lebat pada daerah yang
sempit. Badai guntur lebih sering terjadi di lautan dari pada di daratan.
c. Hujan Frontal
Hujan ini terjadi karena ada front panas, awan yang terbentuk biasanya tipe stratus
dan biasanya terjadi hujan rintik-rintik dengan intensitas kecil. Sedangkan pada front dingin
awan yang terjadi adalah biasanya tipe cumulus dan cumulunimbus dimana hujannya lebat
dan cuaca yang timbul sangat buruk. Hujan front ini tidak terjadi di Indonesia karena di
Indonesia tidak terjadi front.
Siklon tropis hanya dapat timbul didaerah tropis antara lintang 0°-10° lintang utara
dan selatan dan tidak berkaitan dengan front, karena siklon ini berkaitan dengan sistem
tekanan rendah. Siklon tropis dapat timbul dilautan yang panas, karena energi utamanya
diambil dari panas laten yang terkandung dari uap air. Siklon tropis akan mengakibatkan
cuaca yang buruk dan hujan yang lebat pada daerah yang dilaluinya.
Data Curah Hujan mencakup Nama Stasiun, Nomor Stasiun, Lokasi (koordinat) dan
ketinggian stasiun dari permukaan laut. Periode data yang diperlukan kurang lebih 10 – 20
tahun baik berupa data harian, data bulanan, dan data tahunan . Data-data tersebut dapat
diperoleh dari BMG, Puslitbang Air, Dinas PU, Cabang Dinas PU ataupun Laporan-laporan
yang pernah dibuat pada proyek sebelumnya. Hal terpenting dalam pembuatan rancangan
curah hujan adalah distribusi curah hujan. Distribusi curah hujan terdiri dari :
Kegiatan ini dilakukan oleh para petugas lapangan/pengamat secara rutin sesuai dengan
petunjuk pelaksanaan tugas di lapangan yang telah ditetapkan, keakuratan suatu data
sangat tergantung pada ketelitian petugas lapangan ini dalam mengukur dan mengamati
alat penakar curah hujan yang ada di pos pengamatan curah hujan. Petugas lapangan yang
diberi tugas sebagai pencatat data curah hujan merupakan penduduk setempat/pemilik
tanah yang digunakan untuk pos curah hujan, sebelumnya petugas pencatat telah diberikan
petunjuk tentang cara pengoperasian dan pemeliharaan pos penakar curah hujan
Kegiatan ini dilakukan oleh para petugas yang bersangkutan secara rutin sesuai dengan
dana operasional yang tersedia, petugas tersebut datang secara langsung kepetugas
pencatatan dilapangan, umumnya kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan
inspeksi & monitoring pos, pengukuran debit dan pemberian honor petugas lapangan.
Cara Isohyet:
Isohyet adalah garis lengkung yang menghubungkan tempat-tempat kedudukan yang
mempunyai curah hujan yang sama. Isohyet diperoleh dengan cara menggambar
kontur tinggi hujan yang sama, lalu luas area antara garis ishoyet yang berdekatan
diukur dan dihitung nilai rata-ratanya.
dengan:
Ai = luas antara dua garis isohiet (Km2)
Karakteristik hujan yang perlu ditinjau dalam analisis dan perencanaan hidrologi
antara lain :
1.Tinggi hujan (d) = jumlah atau kedalaman hujan yang terjadi selama durasi hujan
dan dinyatakan dalam ketebalan air di atas permukaan datar (mm).
2.Lama waktu / durasi (t) = adalah lama waktu hujan turun dalam satuan waktu
(menit/jam).
3.Intensitas hujan (I) = laju hujan atau tinggi air per satuan waktu (mm/menit,
mm/jam).
4.Frekuensi = jumlah kejadian hujan yang terjadi dan biasanya dinyatakan dengan
kala ulang (return period), misalnya sekali dalam 2, 5, 10, 20, 50, 100 tahun
5.Luas (A), adalah luas geografis daerah sebaran hujan.
Penampung air hujan(PAH) adalah tempat penampungan air hujan yang digunakan sebagai
sumber air bersih.
http://pegumpulandanpengolahandata.blogspot.com/
http://eprints.undip.ac.id/34093/6/1940_CHAPTER_III.pdf
http://www.winapedia.org/2013/02/pengertian-curah-hujan.html#ixzz2h2ssMTGR
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19244/4/Chapter%20II.pdf
http://chandratama.wordpress.com/2013/03/18/cara-membaca-angka-curah-hujan/
http://www.psychologymania.com/2013/05/pengertian-curah-hujan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan