(HUJAN)
NAMA
: BHADRA HANDYKO
ABSEN
:8
KELAS
: IVC
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................iii
A. PENGERTIAN HUJAN..................................................................................................1
1. Pendahuluan................................................................................................................1
2. Proses terjadinya hujan................................................................................................2
3. Alat Pengukur Curah Hujan........................................................................................4
B. DAMPAK NEGATIF HUJAN........................................................................................5
C. DAMPAK POSITIF HUJAN..........................................................................................6
D. CONTOH HUJAN YANG MENIMBULKAN PERUBAHAN FISIK..........................7
E. CARA MENGATASI/ MENGURANGI HUJAN YANG MERUGIKAN...................10
1. Hujan Asam...............................................................................................................10
2. Penyebab Terjadinya Hujan Asam.............................................................................10
3. Dampak Hujan Asam.................................................................................................12
4. Upaya Pencegahan Terbentuknya Hujan Asam.........................................................14
F. CIRI-CIRI HUJAN.......................................................................................................17
G. GAMBAR-GAMBAR BENCANA KARENA HUJAN...............................................19
H. GAMBAR DAERAH/ NEGARA YANG PERNAH MENGALAMI DAMPAK DARI
HUJAN.................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................22
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Berkumpulnya awan menandakan salah satu proses terjadinya hujan.....................2
Gambar 2 Proses terjadinya hujan..............................................................................................3
Gambar 3 Alat pengukur curah hujan jenis otomatis.................................................................4
Gambar 4 Hujan Orogafis..........................................................................................................7
Gambar 5 Hujan Konvektif........................................................................................................7
Gambar 6 Hujan frontal.............................................................................................................8
Gambar 7 Hujan siklon tropis....................................................................................................8
Gambar 8 Hujan zenithal...........................................................................................................9
Gambar 9 Sumber pencemaran oleh aktivitas manusia (asap pabrik dan asap kendaraan.....10
Gambar 10 Aktivitas gunung berapi menghasilkan gas SO2....................................................11
Gambar 11 Pencemaran udara yang menyebabkan hujan asam di Negara lain......................12
Gambar 12 (a) Paku berkarat, (b) tugu batu rusak akibat hujan asam.....................................13
Gambar 13 Pengaruh hujan asam terhadap pepohonan...........................................................14
Gambar 14 Ikan di perairan yang mati.....................................................................................14
Gambar 15 Tindakan Reuse, Recycle, Reduce.........................................................................15
Gambar 16 Awan cumulonimbus.............................................................................................17
Gambar 17 Awan mammatus...................................................................................................18
Gambar 18 Awan cirrus............................................................................................................18
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Gambar-Gambar Bencana Karena Hujan....................................................................19
Tabel 2 Gambar daerah/ Negara yang pernah mengalami dampak dari hujan.........................20
A. PENGERTIAN HUJAN
1. Pendahuluan
Hujan adalah jatuhnya hydrometeor yang berupa partikel-partikel air dengan diameter 0.5
mm atau lebih. Jika jatuhnya sampai ketanah maka disebut hujan, akan tetapi apabila
jatuhannya tidak dapat mencapai tanah karena menguap lagi maka jatuhan tersebut
disebut Virga. Hujan juga dapat didefinisikan dengan uap yang mengkondensasi dan jatuh
ketanah dalam rangkaian proses hidrologi.
Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal dari awan yang
terdapat di atmosfer. Bentuk presipitasi lainnya adalah salju dan es. Untuk dapat
terjadinya hujan diperlukan titik-titik kondensasi, amoniak, debu dan asam belerang.
Titik-titik kondensasi ini mempunyai sifat dapat mengambil uap air dari udara. Satuan
curah hujan selalu dinyatakan dalam satuan millimeter atau inchi namun untuk di
Indonesia satuan curah hujan yang digunakan adalah dalam satuan millimeter (mm).
Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar,
tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeter artinya
dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu
milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Intensitas hujan adalah banyaknya
curah hujan persatuan jangka waktu tertentu. Apabila dikatakan intensitasnya besar
berarti hujan lebat dan kondisi ini sangat berbahaya karena berdampak dapat
menimbulkan banjir, longsor dan efek negatif terhadap tanaman.
Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling beragam baik menurut waktu
maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor penentu serta faktor pembatas bagi
kegiatan pertanian secara umum. Oleh karena itu klasifikasi iklim untuk wilayah
Indonesia (Asia Tenggara umumnya) seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan
curah hujan sebagai kriteria utama (Lakitan, 2002). Bayong (2004) mengungkapkan
bahwa dengan adanya hubungan sistematik antara unsur iklim dengan pola tanam dunia
telah melahirkan pemahaman baru tentang klasifikasi iklim, dimana dengan adanya
korelasi antara tanaman dan unsur suhu atau presipitasi menyebabkan indeks suhu atau
presipitasi dipakai sebagai kriteria dalam pengklasifikasian iklim.
Musim hujan atau musim basah adalah musim dengan ciri meningkatnya curah hujan di
suatu wilayah dibandingkan biasanya dalam jangka waktu tertentu secara tetap. Musim
1
hujan hanya dikenal di wilayah dengan iklim tropis. Secara teknis meteorologi, musim
hujan dianggap mulai terjadi apabila curah hujan dalam tiga dasarian berturut-turut telah
melebihi 100 mm per meter persegi per dasarian dan berlanjut terus. Apabila hal ini
belum terpenuhi namun curah hujan telah tinggi kondisinya dianggap sebagai peralihan
musim (pancaroba).
Daerah tropis musim hujan bergantian dengan musim kemarau (musim kering) dan sangat
dipengaruhi oleh pergerakan semu Matahari tahunan. Pergerakan Matahari mengubah
peta suhu udara dan permukaan tanah dan samudera. Pada gilirannya perbedaan suhu
akan mengubah konsentrasi uap air di udara. Biasanya musim hujan terjadi pada bagian
bumi yang tengah mengalami posisi zenith peredaran semu Matahari.
2. Proses terjadinya hujan
Proses terjadinya hujan adalah gejala alam yang membentuk siklus perputaran air di
bumi. Secara sederhana, tahapan terjadinya hujan ini menggambarkan proses perpindahan
air dari samudera, laut, sungai, danau dan sumber air lainnya ke atmosfer lalu kembali
lagi menuju daratan. Indonesia sendiri memiliki 2 musim yakni musim kemarau dan
musim hujan. Hal ini dikarenakan Indonesia terletak didekat garis khatulistiwa sehingga
memiliki iklim tropis dan suhu yang tinggi sehingga menyebabkan terjadinya banyak
proses penguapan sehingga memiliki curah hujan yang cukup tinggi.
4
3. Alat Pengukur Curah Hujan
Presipitasi/ hujan adalah suatu endapan dalam bentuk padat/cair hasil dari proses
kondensasi uap air di udara yang jatuh ke permukaan bumi Satuan ukur untuk presipitasi
adalah Inch, millimetres (volume/area), atau kg/m2 (mass/area) untuk presipitasi bentuk
cair. 1 mm hujan artinya adalah ketinggian air hujan dalam radius 1 m 2 adalah setinggi 1
mm, apabila air hujan tersebut tidak mengalir, meresap atau menguap. Pengukuran curah
hujan harian sedapat mungkin dibaca/dilaporkan dalam skala ukur 0.2 mm (apabila
memungkinkan menggunakan resolusi 0.1 mm).
Prinsip kerja alat pengukur curah hujan antara lain:
a. Pengukur curah hujan biasa (observariaum) curah hujan yang jatuh diukur tiap hari
dalam kurun waktu 24 jam yang dilaksanakan setiap pukul 00.00 GMT
b. Pengukur curah hujan otomatis melakukan pengukuran curah hujan selama 24 jam
dengan merekam jejak hujan menggunakan pias yang terpasang dalam jam alat
otomatis tersebut dan dilakukan penggantian pias setiap harinya pada pukul 00.00
GMT.
c. Pengukuran curah hujan digital dimana curah hujan langsung terkirim kemonitor
komputer berupa data sinyal yang telah diubah kedalam bentuk satuan curah hujan.
9.
10.
2. Hujan Konvektif
11. Hujan ini merupakan hujan yang paling umum yang terjadi didaerah
tropis. Panas yang menyebabkan udara naik ke atas kemudian
mengembang dan secara dinamika menjadi dingin dan berkondensasi dan
akan jatuh sebagai hujan. Proses ini khas buat terjadinya badai guntur yang
terjadi di siang hari yang menghasilkan hujan lebat pada daerah yang
sempit. Badai guntur lebih sering terjadi di lautan dari pada di daratan.
12.
13.
8
3. Hujan Frontal
4. Hujan ini terjadi karena ada front panas, awan yang terbentuk biasanya tipe stratus
dan biasanya terjadi hujan rintik-rintik dengan intensitas kecil. Sedangkan pada front
dingin awan yang terjadi adalah biasanya tipe cumulus dan cumulunimbus dimana
hujannya lebat dan cuaca yang timbul sangat buruk. Hujan front ini tidak terjadi di
Indonesia karena di Indonesia tidak terjadi front.
5.
6. Gambar 6 Hujan frontal
7. Hujan Siklon Tropis
8. Siklon tropis hanya dapat timbul didaerah tropis antara lintang 0-10 lintang utara
dan selatan dan tidak berkaitan dengan front, karena siklon ini berkaitan dengan
sistem tekanan rendah. Siklon tropis dapat timbul dilautan yang panas, karena energi
utamanya diambil dari panas laten yang terkandung dari uap air. Siklon tropis akan
mengakibatkan cuaca yang buruk dan hujan yang lebat pada daerah yang dilaluinya.
9.
10.
11.
12.
13.
9
14. Hujan Zenithal
15.
Hujan zenithal terjadi karena adanya pertemuan arus konveksi yang membawa
uap air di daerah khatulistiwa. Dengan adanya pertemuan dua arus konveksi
menyebabkan tabrakan dan kedua massa udara naik ke atas.
16.
17. Gambar 8 Hujan zenithal
22.
10
11
12
24. Nitrogen oksida sering disebut NOx karena oksida nitrogen mempunyai 2 macam
bentuk yang sifatnya berbeda yaitu gas nitrogen dioksida (NO2) dan gas nitrogen
monoksida (NO). Sifat gas NO2 adalah berwarna merah kecoklatan dan berbau tajam
menyengat hidung, sedangkan gas NO tidak berwarna dan tidak berbau. NO x banyak
dihasilkan oleh berbagai macam aktivitas yang menunjang kehidupan manusia seperti
transportasi, pembangkit listrik, pembuangan sampah, dan lain-lain. Oleh karena itu,
kadar NOx di daerah perkotaan yang berpenduduk banyak akan lebih tinggi daripada
daerah pedesaan yang berpenduduk sedikit.
25. Gas sulfur dioksida (SO2) merupakan hasil pembakaran belerang atau proses kimia
lainnya. Gas SO2 berbau tajam dan tidak mudah terbakar. SO 2 secara alami banyak
dihasilkan dari aktivitas vulkanik dari gunung berapi, terlihat pada Gambar 5. Di kotakota besar, SO2 banyak dikeluarkan oleh pabrik-pabrik yang menggunakan bahan yang
mengandung belerang, pembangkit listrik, dan transportasi yang menggunakan bahan
bakar fosil yang mengandung belerang. Contoh bahan bakar fosil yang mengandung
belerang adalah batu bara dan minyak bumi. Saat dibakar belerang dalam bahan bakar
tersebut akan beroksidasi membentuk SO2 dan lepas ke udara.
26.
27.
28. Hujan asam dapat terjadi jauh dari sumber pencemar hingga beribu-ribu kilometer
jaraknya. Hal ini karena awan hujan asam dapat terbawa oleh angin hingga beribu-ribu
kilometer melintasi laut, samudra bahkan daratan yang luas. Gambar 6 menunjukkan
pencemaran udara yang terjadi Inggris (UK) dan Jerman terbawa sampai ke negara
Swedia merusak hutan dan mencemari danau melalui hujan asam. Demikian pula dengan
pencemaran di Amerika Serikat (US) yang menyebabkan hujan asam di negara Kanada.
13
29.
30. Gambar 11 Pencemaran udara yang menyebabkan
hujan asam di Negara lain
3. Dampak Hujan Asam
31. Kandungan asam dalam hujan menyebabkan hujan memiliki sifat sama seperti larutan
asam pada umumnya. Asam yang ada dalam hujan asam merupakan asam kuat. Secara
alami hujan memang bersifat asam dengan pH antara 5,6 sampai 6,2 karena adanya
kandungan CO2 di udara. CO2 di udara bereaksi dengan uap air membentuk asam lemah
yaitu asam karbonat (H2CO3). Namun keasaman yang disebabkan oleh H 2CO3 ini
dianggap normal karena jenis asam ini bermanfaat membantu melarutkan mineral tanah
yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang. Berbeda dengan kandungan H2SO4 dan
HNO3 yang merupakan asam kuat yang dapat merusak jaringan hidup. Berikut beberapa
dampak dari hujan asam terhadap lingkungan dan makhluk hidup :
a. Hujan asam dengan kadar keasaman tinggi dapat menyebabkan gangguan
pernapasan pada manusia. Kabut yang mengandung asam sulfat bersama-sama
dengan udara terhisap dan masuk ke dalam saluran pernapasan manusia dapat
merusak paru-paru.
b. Menyebabkan korosi dan merusak bangunan
32. Hujan asam dapat mempercepat proses korosi. Proses korosi (perkaratan)
dapat terjadi pada beberapa material dari logam.
perusakan logam akibat terjadinya reaksi kimia antara logam dengan lingkungan
yang menghasilkan produk yang tidak diinginkan. Lingkungan tersebut dapat
14
berupa asam, basa, oksigen dalam udara, oksigen dalam air, atau zat kimia
lainnya. Produk yang tidak diinginkan ini adalah karat. Ciri-ciri karat adalah
berupa bercak coklat tua, terlihat pada Gambar 7.
33.
34.
(a)
(b)
35. Gambar 12 (a) Paku berkarat, (b) tugu batu rusak akibat hujan asam
36.Keberadaan karat ini sangat merugikan dan pada kondisi tertentu dapat
mengancam keselamatan jiwa. Logam yang mengalami korosi ini biasanya akan
menjadi rapuh dan keropos. Dan hal ini tentu sangat berbahaya jika yang
mengalami korosi adalah jembatan dari besi. Jembatan lama kelamaan akan rapuh
dan keropos. Untuk mencegah timbulnya korosi ini kita dapat melakukan
beberapa cara salah satunya yaitu dengan pengecatan.
37.Selain korosi pada logam hujan asam juga dapat merusak bangunan terutama
bangunan yang terbuat dari batuan (lihat gambar 14b) . Hal ini disebabkan karena
hujan asam akan melarutkan kalsium karbonat dalam batuan tersebut dan
membuatnya batuan menjadi mudah lapuk.
c. Tumbuhan menjadi layu, kering dan mati
38. Hujan asam yang larut bersama nutrisi di dalam tanah akan menyapu
kandungan nutrisi dalam tanah sebelum tumbuhan sempat mempergunakannya
untuk tumbuh. Zat kimia beracun seperti aluminium juga akan terlepas dan
bercampur dengan nutrisi. Apabila nutrisi ini diserap oleh tumbuhan akan
menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran, kemudian
tumbuhan akan terserang penyakit, kekeringan, dan mati. Pengaruh hujan asam
terhadap pepohonan dapat dilihat pada Gambar 8.
39.
15
40.
41.Gambar 13 Pengaruh hujan asam terhadap pepohonan
d. Merusak ekosistem perairan
42. Hujan asam yang jatuh pada danau akan meningkatkan keasaman danau.
Keasaman danau yang meningkat menyebabkan beberapa spesies biota air mati
karena tidak mampu bertahan di lingkungan asam. Meskipun
ada beberapa
spesies yang dapat bertahan hidup tetapi karena rantai makanan terganggu maka
spesies tersebut dapat mengalami kematian pula. Pada Gambar 9 terlihat ikan di
perairan yang mati.
43.
44.Gambar 14 Ikan di perairan yang mati
4. Upaya Pencegahan Terbentuknya Hujan Asam
45. Mengingat dampak hujan asam yang luas, maka perlu dilakukan upaya pencegahan
terbentuknya hujan asam. Upaya pencegahan terbentuknya hujan asam antara lain:
a. Menggunakan bahan bakar dengan kandungan belerang rendah
46. Minyak bumi dan batu bara merupakan sumber bahan bakar utama di
Indonesia. Minyak bumi memiliki kandungan belerang yang tinggi, untuk
mengurangi emisi zat pembentuk asam dapat digunakan gas alam sebagai sumber
bahan bakar. Usaha lain yaitu dengan menggunakan bahan bakar non-belerang
seperti methanol, etanol, dan hidrogen. Namun penggunaan bahan bakar non-
16
belerang ini juga perlu diperhatikan karena akan membawa dampak pula terhadap
lingkungan.
b. Desulfurisasi adalah proses penghilangan unsur belerang. Desulfurisasi dapat
dilakukan pada waktu :
1) Sebelum pembakaran
47.
Kandungan belerang dapat dikurangi saat proses produksi bahan bakar.
Misalnya, batubara dapat dicuci untuk membersihkan batubara dari pasir,
tanah, dan kotoran lain serta mengurangi kadar belerang yang berupa pirit
sampai 50-90%.
2) Selama pembakaran
48.
Pengendalian pencemaran selama pembakaran dapat dilakukan sengan
Lime Injection in Multiple Burners (LIMB). Caranya dengan menginjeksikan
kapur Ca(OH)2 dalam dapur pembakaran dan suhu pembakaran diturunkan
dengan alat pembakaran khusus. Teknologi LIMB ini dapat mengurangi emisi
SO2 sampai 80% dan NOx 50%.
3) Setelah pembakaran
49.
Teknik pengendalian setelah pembakaran disebut scubbing. Prinsip
teknologi ini adalah mengikat SO2 dalam gas limbah di cerobong asap dengan
absorben. Dengan cara ini 70-95% SO2 yang terbentuk dapat diikat.
c. Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)
50.
51. Gambar 15 Tindakan Reuse, Recycle, Reduce
1) Reduce
52.
Menerapkan prinsip reduce dapat kamu lakukan dengan mengurangi
penggunaan sumber daya alam. Contohnya dengan mengurangi penggunaan
17
bahan bakar fosil terutama batu bara dan minyak bumi. Telah kita ketahui
bahwa bahan bakar fosil ini paling banyak digunakan dalam kegiatan pabrik,
transportasi dan pembangkit listrik. Oleh karena itu cara paling mudah yang
dapat kamu lakukan adalah dengan menghemat listrik, menggunakan angkutan
umum atau bersepeda saat pergi ke sekolah, mengurangi penggunaan plastik.
2) Reuse
53.
Dengan memanfaatkan dan menggunakan kembali barang bekas kamu
sudah dapat menerapkan prinsip reuse. Contohnya memakai kembali botol
atau kaleng bekas, menggunakan kotak makanan yang dapat dipakai kembali
saat kamu membeli makanan.
3) Recycle
54.
Jika kamu tidak dapat mengurangi penggunaan suatu barang dan kamu
tidak dapat menggunakan benda itu kembali maka langkah terbaik yang dapat
kamu lakukan adalah dengan melakukan daur ulang barang tersebut. Barang
yang dapat kamu daur ulang antara lain kaca, kertas, plastik dan logam.
55. Masalah hujan asam dalam skala yang cukup besar pertama terjadi pada tahun 1960an ketika sebuah danau di Skandinavia meningkat keasamannya hingga mengakibatkan
berkurangnya populasi ikan. Hal tersebut juga terjadi di Amerika Utara, pada masa itu
banyak hutan-hutan di bagian Eropa dan Amerika yang rusak. Sejak saat itulah dimulai
berbagai usaha untuk menanggulangi hujan asam.
F. CIRI-CIRI HUJAN
56. Ciri-ciri akan turun hujan sebagai berikut:
1. Dipagi hari sekitar jam 7 ke atas merasakan udara lembab atau terasa agak dingin
2.
3.
4.
5.
6.
digunakan.
7. Lihatlah awan
58. Awan yang bergerak dengan arah yang berlawanan, kemungkinan akan hujan.
a. Awan Cumolonimbus
59.
Awan cumolonimbus di awal-awal hari dan berkembang sepanjang
hari, kemungkinan cuaca akan buruk. Ciri-ciri awan ini mempunyai bayangan
gelap di sisi bawah awannya. Biasanya kita menyebutnya dengan awan
mendung.
60.
61.
b. Awan Mammatus
62.
Awan mammatus, berbentuk seperti kumpulan buah anggur yang ada
di langit. Formasi awan ini dapat diprediksi akan ada tambahan petir pada saat
hujan
18
19
63.
64.
65.
c. Awan Cirrus
66.
Awan cirrus, berbentuk seperti helaian kapas. Walaupun terlihat indah
sebelumnya, formasi awan ini menyebabkan cuaca buruk dalam 36 jam
berikutnya.
67.
68.
69.
70.
71.
74. Gambar
75. Keterangan
N
76.
77.
80.
79.
2
20
82.
83.
84. Banjir.
86.
85.
4
tinggi.
21
90. Gambar
91. Keterangan
93.
N
92.
1
95.
96.
dikarenakan derasnya
air Sungai Grindulu,
Desa Bolosingo,
Kecamatan Pacitan
setelah hujan deras.
Terjadi Rabu, 15 Januari
2014.
98.
99.
100.
Bencana banjir
mengguyur selama 24
jam. Terjadi Rabu, 20
101.
Agustus 2014.
103.
Banjir yang
102.
104.
105.
106.
Jalan raya
107.
108.
109.
Jembatan
Kalibumi Wanggar
terputus, akibat hujan
yang mengguyur kota
Nabire pada Sabtu, 28
Juli 2013.
110.
111.
112.
Banjir terjadi
disekitar Bundaran
Hotel Indonesia, karena
curah hujan yang tinggi
23
114.
116.
117.
118.
Gelombang laut
yang tinggi,
mengakibatkan nelayan
tidak melaut di daerah
Jepara, Jawa Tengah
pada hari Minggu, 10
Agustus 2014.
119.
120.
121.
Hujan deras
menyebabkan ratusan
pengendara roda dua
harus berhenti di ruas
pinggir jalan hingga
memakan sebagian
jalan. Kondisi ini
menyebabkan
kemacetan di sekitar
24
kawasan Senayan,
Jakarta pada hari Jumat
28 Oktober 2014.
25
122.
123.
124.
DAFTAR PUSTAKA
2015.
131.
132.
135.
136.
137.
138.
139.
26