135060400111040
SOAL 1
EVAPOTRANSPIRASI
1.1 Latar Belakang
Menurut Manning dalam Asdak (2001: 9-10), sebagian besar (97%) air di dunia
ini ditemukan dalam bentuk air asin yang berasal dari lautan. Air tawar yang merupakan
kebutuhan utama manusia di dunia tidak lebih dari 1% dari keseluruhan air yang
tersedia di dunia. Gambaran secara global penyebaran air di dunia adalah sebagai
berikut :
Tabel 1.1 Penyebaran air di dunia
Kategori
Air Asin :
Persentase (%)
Laut
Danau
97,3
0,01
Air Tawar :
Air es (glacier)
Akifer
Kelembaban tanah
Atmosfer
Danau
Sungai
Total
Sumber : Asdak, 2001
2,14
0,61
0,005
0,001
0,009
0,0001
100
Perubahan yang dialami air di bumi hanya terjadi pada sifat, bentuk, dan persebarannya.
Perubahan bentuk air meliputi cair, padat dan gas.
Air dapat mengalami evaporasi sehingga mengalami perubahan wujud dari cair
menjadi gas. Evaporasi yang terjadi melalui tumbuhan (stomata) disebut transpirasi.
Apabila
evaporasi
dan
transpirasi
terjadi
secara
bersamaan
maka
disebut
evapotranspirasi. Selain itu, air juga mengalami proses presipitasi, yaitu jatuhnya air ke
permukaan bumi yang kemudian mengalami infiltrasi atau melimpas. Bila lapisan tanah
yang menyerap air jenuh, maka air bergerak turun ke lapisan tanah dibawahnya
(perkolasi). Selanjutnya air mengalami menuju ke laut kembali. Keseluruhan dari proses
tersebut disebut siklus hidrologi. Sedangkan ilmu yang mempelajari tentang siklus
hidrologi disebut hidrologi.
Evaporasi merupakan fakor penting dalam studi tentang pengembangan sumbersumber daya air. Evaporasi sangat mempengaruhi debit sungai, besarnya kapasitas
waduk, besarnya kapasitas pompa untuk irigasi, pengunaan konsumtif (consumptive
use) untuk tanaman dan lain-lain. Oleh karena itu, perhitungan evaporasi harus sangat
diperhatikan karena memiliki dampak yang sangat besar.
Besarnya evaporasi potensial dapat dihitung dengan beberapa metode, yaitu
dengan metode Blaney-Criddle, metode Radiasi, dan metode Penman. Ketiga metode
tersebut mempunyai prinsip umum yang sama. Perbedaannya adalah dalam penentuan
angka koreksi (c) dan evaporasi sebelum dikoreksi (ETo*). Perbedaan penentuan dua
parameter tersebut menyebabkan hasil perhitungan ketiga metode memiliki nilai yang
berbeda.
1.2 Identifikasi Masalah
Menurut Asdak (2001: 4), Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam
bentuknya (cairan, gas, padat) pada, dalam, dan di atas permukaan tanah. Termasuk di
dalamnya adalah penyebaran, daur dan perilakunya, sifat-sifat fisika dan kimianya, serta
hubungannya dengan unsur-unsur hidup dalam air itu sendiri.
1.7.2 Siklus Hidrologi
Menurut Asdak (2001: 7), Siklus hidrologi merupakan perjalanan air dari
permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut
yang tidak pernah berhenti.
Siklus hidrologi merupakan salah satu aspek penting yang diperlukan pada
proses analisis hidrologi. Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti
dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi,
evaporasi dan transpirasi. Dalam siklus hidrologi bagian yang sangat penting adalah
sinar matahari. Pemanasan sinar matahari merupakan kunci penting dalam siklus
hidrologi. Air yang ada di permukaan bumi ini akan menguap karena pemanasan sinar
matahari kemudian saat mencapai titik jenuh akan turun hujan.
Siklus Hidrologi dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Siklus Pendek : Air laut menguap kemudian melalui proses kondensasi berubah
menjadi butir-butir air yang halus atau awan dan selanjutnya hujan langsung
jatuh ke laut dan akan kembali berulang.
2. Siklus Sedang : Air laut menguap lalu dibawa oleh angin menuju daratan dan
melalui proses kondensasi berubah menjadi awan lalu jatuh sebagai hujan di
daratan dan selanjutnya meresap ke dalam tanah lalu kembali ke laut melalui
sungai-sungai atau saluran-saluran air .
3. Siklus Panjang : Air laut menguap, setelah menjadi awan melelui proses
kondensasi, lalu terbawa oleh angin ke tempat yang lebih tinggi di daratan dan
terjadilah hujan salju atau es di pegunungan-pegunungan yang tinggi. Bongkahbongkah es mengendap di puncak gunung dan karena gaya beratnya meluncur
ke tempat yang lebih rendah, mencair terbentuk gletser lalu mengalir melalui
sungai-sungai kembali ke laut.
Berikut ini adalah siklus hidrologi yang digambarkan secara lengkap
bumi dan laut dalam bentuk yang berbeda, yaitu curah hujan di daerah tropis dan
curah hujan serta salju di daerah beriklim sedang. (Asdak, 2001: 30)
c) Infiltrasi dan Perkolasi
Infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya berasal dari curah hujan)
masuk ke dalam tanah. Perkolasi merupakan proses kelanjutan aliran air tersebut
ke dalam tanah yang lebih dalam. Dengan kata lain, infiltrasi adalah aliran air
masuk ke dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral)
dan gravitasi (gerakan air ke arah vertikal). Setelah lapisan tanah bagian atas
jenuh, kelebihan air tersebut mengalir ke tanah yang lebih dalam sebagai akibat
gaya gravitasi bumi dan dikenal sebagai proses perkolasi. Laju maksimal
gerakan air masuk ke dalam tanah dinamakan kapasitas infiltrasi. Kapasitas
infiltrasi terjadi ketika intensitas hujan melebihi kemampuan tanah dalam
menyerap kelembaban tanah. Sebaliknya, apabila intensitas hujan lebih kecil
daripada kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi sama dengan laju curah hujan.
(Asdak, 2001: 228-229)
d) Air tanah
Air yang berada di wilayah jenuh di bawah permukaan tanah disebut air
tanah. Secara global, dari keseluruhan air tawar yang berada di planet bumi ini
lebih dari 97% terdiri atas air tanah. Tampak bahwa peranan air tanah di bumi
adalah penting. Air tanah dapat dijumpai di hamper semua tempat di bumi. Ia
dapat ditemukan di bawah gurun pasir yang paling kering sekalipun, demikian
juga di bawah tanah yang membeku karena tertutup lapisan salju atau es (Asdak,
2001: 244-245)
Lapisan tanah yang terletak di bawah permukaan air tanah dinamakan
daerah jenuh (saturated zone), sedangkan daerah yang tidak jenuh berada di atas
daerah yang jenuh sampai ke permukaan tanah. Kedalaman air tanah di tiap
tempat tidak sama karena dipengaruhi oleh tebal atau tipisnya lapisan
permukaan di atasnya dan kedudukan air tersebut.
e) Limpasan permukaan
Limpasan permukaan adalah hasil presipitasi yang tidak masuk ke dalam
tanah. Semakin landai lahan dan semakin sedikit pori-pori tanah maka air
limpasan ini akan semakin banyak. Air limpasan ini akan menyatu dengan air
permukaan dan menuju laut. Air limpasan permukaan biasanya akan banyak
terlihat di daerah pemukiman.
1973).
Evaporasi
merupakan
faktor
penting
dalam
studi
tentang
Metode Blaney-Criddle
Metode ini untuk memprakirakan besarnya evapotranspirasi potensial
perhitungan berikut:
Cari letak
lintang daerah
yang ditinjau
dan cari nilai P
Hitung ETo*
Cari angka
koreksi sesuai
dengan bulan
Hitung ETo
= c . ET0*
Utara
Selatan
60
55
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Jan
Jul
0.15
0.17
0.19
0.20
0.22
0.23
0.24
0.24
0.25
0.26
0.26
0.27
0.27
Feb
Ags
0.20
0.21
0.23
0.23
0.24
0.25
0.25
0.26
0.26
0.26
0.27
0.27
0.27
Mar
Sep
0.26
0.26
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
0.27
Apr
Okt
0.32
0.32
0.31
0.30
0.30
0.29
0.29
0.29
0.28
0.28
0.28
0.28
0.27
Mei
Nov
0.38
0.36
0.34
0.34
0.32
0.31
0.31
0.30
0.29
0.29
0.28
0.28
0.27
Jun
Des
0.41
0.39
0.36
0.35
0.34
0.32
0.32
0.31
0.30
0.29
0.29
0.28
0.27
Jul
Jan
0.40
0.38
0.35
0.34
0.33
0.32
0.31
0.31
0.30
0.29
0.29
0.28
0.27
Ags
Feb
0.34
0.33
0.32
0.32
0.31
0.30
0.30
0.29
0.29
0.28
0.28
0.28
0.27
Sep
Mar
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.28
0.27
Okt
Apr
0.22
0.23
0.24
0.24
0.25
0.25
0.26
0.26
0.26
0.27
0.27
0.27
0.27
Nov
Mei
0.17
0.18
0.20
0.21
0.22
0.23
0.24
0.25
0.25
0.26
0.26
0.27
0.27
Sumber: http://www.fao.org/docrep/s2022e/s2022e07.htm
Tabel 1.3 Angka Koreksi ( c ) Menurut Blaney Criddle Tabel BC.2
BULA
N
(c)
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
0.80
0.80
0.75
0.70
0.70
0.70
0.70
Agus
t
0.75
Sep
Okt
Nov
Des
0.80
0.80
0.80
0.80
Des
Jun
0.13
0.16
0.18
0.20
0.21
0.22
0.23
0.24
0.25
0.25
0.26
0.27
0.27
1.7.3.2.
Metode Radiasi
Data terukur yang diperlukan dalam metode radiasi :
Cari letak
lintang dan nilai
R
Cari nilai
kecerahan
matahari ()
Hitung ETo
Rumus
ETo =c.w.Rs
Cari angka
koreksi (c)
Hitung Rs
Rumus
Rs=(0,25+0,54.
) R
= c . ET0*
ET0* = w . Rs
Keterangan:
ET0
Rs
Rs
n/N
Suhu
(t0)
24.0
24.2
24.4
24.6
24.8
25.0
25.2
25.4
25.6
25.8
26.0
26.2
26.4
26.6
26.8
27.0
0.735
0.737
0.739
0.741
0.743
0.745
0.747
0.749
0.751
0.753
0.755
0.757
0.759
0.761
0.763
0.765
27.2
27.4
27.6
27.8
28.0
28.2
28.4
28.6
28.8
29.0
29.2
29.4
29.6
29.8
30.0
30.2
0.767
0.769
0.771
0.773
0.775
0.777
0.779
0.781
0.783
0.785
0.787
0.789
0.791
0.793
0.795
0.797
5
13.0
14.0
15.0
15.1
15.3
15.0
15.1
15.3
15.1
15.7
14.8
14.6
LU
4
14.3
15.0
15.5
15.5
14.9
14.4
14.6
15.1
15.3
15.1
14.5
14.1
0
2
14.7
15.3
15.6
15.3
14.6
14.2
14.3
14.9
15.3
15.3
14.8
14.4
15.0
15.5
15.7
15.3
14.4
13.9
14.1
14.8
15.3
15.4
15.1
14.8
2
15.3
15.7
15.7
15.1
14.1
13.9
14.1
14.8
15.3
15.4
15.1
14.8
4
15.5
15.8
15.6
14.9
13.8
13.2
13.4
14.3
15.1
15.6
15.5
15.4
LS
6
15.8
16.0
15.6
14.7
13.4
12.8
13.1
14.0
15.0
15.7
15.8
15.7
8
16.1
16.1
15.1
14.1
13.1
12.4
12.7
13.7
14.9
15.8
16.0
16.0
10
16.1
16.0
15.3
14.0
12.6
12.6
11.8
12.2
13.1
14.6
15.6
16.0
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
0.80
0.80
0.75
0.75
0.75
0.75
0.75
Metode Penman
Agus
t
0.80
Sep
Okt
0.80
0.80
No
v
0.80
Des
0.80
Cari data RH
Hitung d
Hitung f(d)
Berdasarkan letak
lintang cari nilai R
Cari ETo*
Cari ETo
Cari Rn1
Cari nilai Rs
Cari data
kecepatan angin
(U)
= c . ET0*
Keterangan:
ET0
Rs
Rs
n/N
Rn
Rn1
f(t)
= Fungsi suhu
f(d)
f(d)
= d* . RH
f(u)
= 0.27 . ( 1 + 0.864 u )
RH
t
(C)
24
24.1
24.2
24.3
24.4
24.5
24.6
24.7
24.8
24.9
25
25.1
25.2
25.3
25.4
25.5
25.6
25.7
25.8
25.9
26
26.1
26.2
(mba
r)
29.85
30.03
30.21
30.39
30.57
30.76
30.94
31.13
31.31
31.50
31.69
31.88
32.06
32.26
32.45
32.64
32.83
33.03
33.22
33.42
33.62
33.82
34.02
f (t)
t
(C)
0.735
0.736
0.737
0.738
0.739
0.74
0.741
0.742
0.743
0.744
0.745
0.746
0.747
0.748
0.749
0.75
0.751
0.752
0.753
0.754
0.755
0.756
0.757
15.4
15.425
15.45
15.475
15.5
15.525
15.55
15.575
15.6
15.625
15.65
15.675
15.7
15.725
15.75
15.775
15.8
15.825
15.85
15.875
15.9
15.920
15.94
26.3
26.4
26.5
26.6
26.7
26.8
26.9
27
27.1
27.2
27.3
27.4
27.5
27.6
27.7
27.8
27.9
28
28.1
28.2
28.3
28.4
28.5
(mba
r)
34.22
34.42
34.63
34.83
35.04
35.25
35.46
35.66
35.88
36.09
36.30
36.50
36.72
36.94
37.16
37.37
37.59
37.81
38.03
38.25
38.48
38.70
38.92
f (t)
t
(C)
0.758
0.759
0.76
0.761
0.762
0.763
0.764
0.765
0.766
0.767
0.768
0.769
0.77
0.771
0.772
0.773
0.774
0.775
0.776
0.777
0.778
0.779
0.78
15.960
15.98
16.000
16.02
16.040
16.06
16.080
16.1
16.120
16.14
16.160
16.18
16.200
16.22
16.240
16.26
16.280
16.3
16.320
16.34
16.360
16.38
16.400
28.6
28.7
28.8
28.9
29
29.1
29.2
29.3
29.4
29.5
29.6
29.7
29.8
29.9
30
30.1
30.2
30.3
30.4
30.5
30.6
30.7
30.8
(mba
r)
39.14
39.38
39.61
39.84
40.06
40.29
40.51
40.74
40.96
41.19
41.41
41.64
41.86
42.09
42.31
42.54
42.76
42.99
43.21
43.44
43.66
43.89
44.11
f (t)
0.781
0.782
0.783
0.784
0.785
0.786
0.787
0.788
0.789
0.79
0.791
0.792
0.793
0.794
0.795
0.796
0.797
0.798
0.799
0.8
0.801
0.802
0.803
16.42
16.440
16.46
16.480
16.5
16.520
16.54
16.560
16.58
16.600
16.62
16.640
16.66
16.680
16.7
16.720
16.74
16.760
16.78
16.800
16.82
16.840
16.86
5
13.0
14.0
15.0
15.1
15.3
15.0
15.1
15.3
15.1
15.7
14.8
14.6
LU
4
14.3
15.0
15.5
15.5
14.9
14.4
14.6
15.1
15.3
15.1
14.5
14.1
0
2
14.7
15.3
15.6
15.3
14.6
14.2
14.3
14.9
15.3
15.3
14.8
14.4
15.0
15.5
15.7
15.3
14.4
13.9
14.1
14.8
15.3
15.4
15.1
14.8
2
15.3
15.7
15.7
15.1
14.1
13.9
14.1
14.8
15.3
15.4
15.1
14.8
4
15.5
15.8
15.6
14.9
13.8
13.2
13.4
14.3
15.1
15.6
15.5
15.4
LS
6
15.8
16.0
15.6
14.7
13.4
12.8
13.1
14.0
15.0
15.7
15.8
15.7
8
16.1
16.1
15.1
14.1
13.1
12.4
12.7
13.7
14.9
15.8
16.0
16.0
10
16.1
16.0
15.3
14.0
12.6
12.6
11.8
12.2
13.1
14.6
15.6
16.0
BULA
N
(c)
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agust
Sep
Okt
Nov
Des
1.10
1.10
1.10
0.90
0.90
0.90
0.90
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
jan
25.3
feb
27.3
mar
26.7
apr
28.8
RH min
%
50.0
n
jam/hari
10.8
U
m/dt
6.0
oct
29.8
nov
28.8
dec
26.8
No.
Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Letak
Lintan
g
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
t
(C)
ET0*
(mm/hr)
ET0
(mm/hr)
0.264
0.27
0.27
0.28
0.28
0.286
0.286
0.28
0.28
0.27
0.264
0.264
25.3
27.3
26.7
28.8
28.2
29.2
30.2
30.7
29.2
29.8
28.8
26.8
5.199
5.564
5.490
5.962
5.885
6.142
6.272
6.205
6.013
5.872
5.621
5.380
0.80
0.80
0.75
0.70
0.70
0.70
0.70
0.75
0.80
0.80
0.80
0.80
4.159
4.451
4.117
4.173
4.119
4.299
4.391
4.654
4.810
4.698
4.497
4.304
LL
Mencari P
= 80 LU
(dari Tabel BC.1)
Januari
ET0
= 25,30 C
No.
Bulan
Letak
Lintang
t
(C)
n/N
(%)
R
(mm/hr)
Rs
(mm/hr)
ET0*
(mm/hr)
ET0
(mm/hr)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
25.3
27.3
26.7
28.8
28.2
29.2
30.2
30.7
29.2
29.8
28.8
26.8
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
0.748
0.768
0.762
0.783
0.777
0.787
0.797
0.802
0.787
0.793
0.783
0.763
11.77
13.06
14.59
15.11
15.89
15.59
15.75
15.66
14.99
15.80
14.61
14.52
8.664
9.615
10.740
11.124
11.697
11.471
11.592
11.524
11.030
11.629
10.751
10.688
6.481
7.385
8.184
8.710
9.089
9.028
9.239
9.242
8.680
9.222
8.418
8.155
0.80
0.80
0.75
0.75
0.75
0.75
0.75
0.80
0.80
0.80
0.80
0.80
5.184
5.908
6.138
6.533
6.817
6.771
6.929
7.394
6.944
7.377
6.734
6.524
Mencari w
LL
Mencari R
= 25,30 C
(dari Tabel R.1) ; w = 0,748
= 80 LU
(dari Tabel R.2)
(n/N) = 0.90
Rs
= (0,25+0,54(n/N)) R
= (0,25+0,54(0,90)) 11,77
= 8,664 mm/hari
Januari
ET0*
ET0
Bulan
Letak
Lintang
t
(C)
(mbar)
f(t)
RH
(%)
d
(mbar)
f(d)
R
(mm/hr)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
8 LU
25.3
27.3
26.7
28.8
28.2
29.2
30.2
30.7
29.2
29.8
28.8
26.8
32.26
36.30
35.04
39.61
38.25
40.51
42.76
43.89
40.51
41.86
39.61
35.25
0.748
0.768
0.762
0.783
0.777
0.787
0.797
0.802
0.787
0.793
0.783
0.763
15.73
16.16
16.04
16.46
16.34
16.54
16.74
16.84
16.54
16.66
16.46
16.06
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
16.128
18.148
17.520
19.805
19.125
20.255
21.380
21.943
20.255
20.930
19.805
17.625
0.163
0.153
0.156
0.144
0.148
0.142
0.137
0.134
0.142
0.139
0.144
0.155
11.77
13.06
14.59
15.11
15.89
15.59
15.75
15.66
14.99
15.80
14.61
14.52
n/N
(%)
Rs
(mm/hr)
f(n/N)
U
(m/dt)
f(u)
Rn1
(mm/hr)
ET0*
(mm/hr)
ET0
(mm/hr)
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
8.664
9.615
10.740
11.124
11.697
11.471
11.592
11.524
11.030
11.629
10.751
10.688
0.910
0.910
0.910
0.910
0.910
0.910
0.910
0.910
0.910
0.910
0.910
0.910
6.0
6.0
6.0
6.0
6.0
6.0
6.0
6.0
6.0
6.0
6.0
6.0
1.670
1.670
1.670
1.670
1.670
1.670
1.670
1.670
1.670
1.670
1.670
1.670
2.337
2.244
2.275
2.160
2.194
2.137
2.080
2.052
2.137
2.103
2.160
2.269
8.188
9.214
9.710
10.460
10.645
10.758
11.047
11.104
10.498
10.985
10.241
9.706
1.10
1.10
1.00
0.90
0.90
0.90
0.90
1.00
1.10
1.10
1.10
1.10
9.007
10.136
9.710
9.414
9.580
9.682
9.942
11.104
11.547
12.084
11.265
10.677
Tabel PN. 1 :
= 25,30 C
= 25,30 C
= 0,748
f (t)
= 15,73
RH
= 0.50
= . RH
= 32,26 mbar
f(d)
= 0,163
Tabel PN.2 :
= 80 LU
LL
Mencari R
n/N
= 0,90
Rs
= 6,0 m/dt
f(U)
= 0,27 . (1 + 0,864 U)
= 0,27 . (1 + 0,864 . 6,0)
= 1,669
Rn1
Januari
ET0
= c . ET0*
= 1,10 . 7,361
= 8,098 mm/hari
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
ET0*
BC
5,199
5,564
5,490
5,962
5,885
6,142
6,272
6,205
6,013
5,872
5,621
5,380
R
6,481
7,385
8,184
8,710
9,089
9,028
9,239
9,242
8,680
9,222
8,418
8,155
c
P
8,188
9,214
9,710
10,460
10,644
10,758
11,047
11,104
10,498
10,985
10,241
9,706
BC
0,80
0,80
0,75
0,70
0,70
0,70
0,70
0,75
0,80
0,80
0,80
0,80
R
0,80
0,80
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,80
0,80
0,80
0,80
0,80
ET0
P
1,10
1,10
1,00
0,90
0,90
0,90
0,90
1,00
1,10
1,10
1,10
1,10
BC
4,159
4,451
4,117
4,173
4,119
4,299
4,391
4,654
4,810
4,698
4,497
4,304
R
5,184
5,908
6,138
6,533
6,817
6,771
6,929
7,394
6,944
7,377
6,734
6,524
P
9,007
10,136
9,710
9,414
9,580
9,682
9,942
11,104
11,547
12,084
11,265
10,677
Komentar:
Berdasarkan hasil perhitungan dari metode Blaney Criddle, metode Radiasi,
dan metode Penman nilai evaporasi potensial (ETo) yang diperoleh memiliki nilai yang
berbeda-beda. Secara umum, dari ketiga perhitungan tersebut, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
Metode Penman > Metode Radiasi > Metode Blaney Criddle
Hal ini dipengaruhi oleh adanya faktor iklim yang diperhitungkan dalam masing
masing metode. Semakin banyak faktor iklim yang diperhitungkan, maka hasil
evaporasi potensial akan semakin besar dan akurat. Untuk penerapan di lapangan sangat
dianjurkan menggunakan metode Penman untuk stasiun dengan data iklim yang
lengkap, karena faktor iklim yang diperhitungkan lebih banyak dari metode lainnya,
namun metode Blaney Criddle akan cenderung lebih banyak digunakan karena hanya
membutuhkan data iklim yang relatif lebih mudah didapatkan.
1.7.5
Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah jumlah air total yang dikembalikan lagi ke atmosfer dari
permukaan tanah, badan air, dan vegetasi oleh adanya pengaruh faktor-faktor iklim dan
fisiologis vegetasi. Sesuai dengan namanya, ET juga merupakan gabungan antara
proses-proses evaporasi, intersepsi, dan transpirasi. Evaporasi adalah proses penguapan,
yaitu perubahan dari zat cair menjadi uap air atau gas dari semua bentuk permukaan
kecuali vegetasi. Sedang transpirasi adalah perjalanan air dalam jaringan vegetasi
(proses fisiologis) dari akar tanaman ke permukaan daun dan akhirnya menguap ke
atmosfer. Intersepsi adalah penguapan air dari permukaan vegetasi ketika berlangsung
hujan. (Asdak, 2001: 117-118)
Evapotranspirasi sangat erat kaitannya dengan kebutuhan air tanaman.
Kebutuhan air tanaman adalah sejumlah air yang dibutuhkan untuk menggantikan air
yang hilang akibat penguapan. Penguapan dalam hal ini meliputi penguapan dari
permukaan air dan daun-daun tanaman. Bila kedua proses terjadi bersamaan maka
evapotranspirasi, yaitu gabungan dari proses penguapan air bebas (evaporasi) dan
penguapan melalui tanaman (transpirasi).
Keterangan:
ET
Kc
ET0
1.7.6
Analisa Evapotranspirasi
Tabel 1.15 Harga Kc Tanaman Kedelai
No.
Bulan
Kc
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0,50
0,75
1,00
1,00
0,82
0,45
-
Sumber: http://www.ilmutekniksipil.com/bangunanair/analisis-kebutuhan-air-irigasi
Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
BC
4,159
4,451
4,117
4,173
4,119
4,299
4,391
4,654
4,810
4,698
4,497
4,304
ET0 (mm/hr)
R
5,184
5,908
6,138
6,533
6,817
6,771
6,929
7,394
6,944
7,377
6,734
6,524
P
9,007
10,136
9,710
9,414
9,580
9,682
9,942
11,104
11,547
12,084
11,265
10,677
Kc
0,5
0,75
1
1
0,82
0,45
-
BC
2,080
2,226
2,059
2,087
2,060
2,150
-
ET (mm/hr)
R
2,592
2,954
3,069
3,267
3,409
3,386
-
P
4,504
5,068
4,855
4,707
4,790
4,841
-
Contoh Perhitungan:
Bulan Januari (Kc = 0,50)
Metode Blaney-Criddle
ET
= Kc . ET0
= 0,50 . 4,159 = 2,080 mm/hari
Metode Radiasi
ET
= Kc . ET0
= 0,50 . 5,184 = 2,592 mm/hari
Metode Penman
ET
= Kc . ET0
= 0,50 . 9,007 = 4,504 mm/hari
Komentar:
Berdasarkan hasil perhitungan evapotranspirasi tanaman kedelai, harga
evapotranspirasi menunjukkan nilai yang berbeda setiap bulan dan metode yang
digunakan. Harga evapotranspirasi menggunakan metode Pennman menghasilkan hasil
terbesar dibandingkan dengan menggunakan metode Blaney Criddle dan metode
Radiasi,
seperti
pada
hasil
perhitungan
evaporasi
potensial,
karena
harga
evapotranspirasi tanaman diperoleh melalui perkalian koefisien tanaman (Kc) dan harga
evapotranspirasi potensial (ET0). Sehingga untuk nilai koefisien tanaman yang sama,
semakin besar harga evaporasi potensial menghasilkan harga evapotranspirasi tanaman
yang semakin besar.
1.8 Kesimpulan :
Berdasarkan hasil perhitungan dari metode Blaney Criddle, metode Radiasi,
dan metode Penman nilai evaporasi potensial (ETo) yang diperoleh memiliki nilai yang
berbeda-beda. Secara umum, dari ketiga perhitungan tersebut, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
Metode Penman > Metode Radiasi > Metode Blaney Criddle
Hal ini dipengaruhi oleh adanya faktor iklim yang diperhitungkan dalam masing
masing metode. Semakin banyak faktor iklim yang diperhitungkan, maka hasil
evaporasi potensial akan semakin besar dan akurat. Untuk penerapan di lapangan sangat
dianjurkan menggunakan metode Penman untuk stasiun dengan data iklim yang
lengkap, karena faktor iklim yang diperhitungkan lebih banyak dari metode lainnya,
namun metode Blaney Criddle akan cenderung lebih banyak digunakan karena hanya
membutuhkan data iklim yang relatif lebih mudah didapatkan.
Berdasarkan hasil perhitungan evapotranspirasi tanaman kedelai, harga
evapotranspirasi menunjukkan nilai yang berbeda setiap bulan dan metode yang
digunakan. Harga evapotranspirasi menggunakan metode Pennman menghasilkan hasil
terbesar dibandingkan dengan menggunakan metode Blaney Criddle dan metode
Radiasi,
seperti
pada
hasil
perhitungan
evaporasi
potensial,
karena
harga
evapotranspirasi tanaman diperoleh melalui perkalian koefisien tanaman (Kc) dan harga
evapotranspirasi potensial (ET0). Sehingga untuk nilai koefisien tanaman yang sama,
semakin besar harga evaporasi potensial menghasilkan harga evapotranspirasi tanaman
yang semakin besar.
1.9 Daftar Bacaan
Asdak, C. 2001. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta :
GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS
Limantara, L.M. 2010. Hidrologi Praktis. Bandung : Lubuk Agung
Soewarno. 1991. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik. Bandung : NOVA