TAHUN DI 3 STASIUN
Di St. Simongan, St. Karangroto, St. Plamongansari
Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Hidrologi Terapan
Yang Diampu Oleh :
Ir. Hj. Sri Eko Wahyuni, MS
Disusun Oleh :
2018
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah
memberikan rahmat serta karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
mata kuliah Hidrologi Terapan ini dengan baik.
Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dosen, sehingga kendala-kendala yang
kami hadapi dapat teratasi.
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
Universitas Diponegoro. Kami sadar bahwa laporan ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis memohon kritik dan saran yang
membangun dari segenap pembaca demi perbaikan laporan ini.
Penyusun
JUDUL ..................................................................................................................... i
Tabel 3.8. Perhitungan Curah Hujan Rencana dengan Log Pearson III 23
1.3. Lokasi
Penentuan Daerah Aliran Sungai (DAS) dilakukan berdasar pada peta rupa
bumi. DAS Kali Silandak berdasar peta tersebut mempunyai luasan sebesar
3,52 km2. Penentuan luasan ini dapat dilakukan dengan menggunakan
program AutoCAD.
2.1 Hidrologi
Hidrologi berasal dari bahasa Yunani, Hydrologia, yang berarti "ilmu
air". Secara umum Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari masalah
keberadaan air di bumi (siklus air) dan hidrologi memberikan alternatif bagi
pengembangan sumberdaya air bagi pertanian dan industri.
Hidrologi juga mempelajari perilaku hujan terutama meliputi periode ulang
curah hujan karena berkaitan dengan perhitungan banjir serta rencana untuk
setiap bangunan teknik sipil antara lain bendung, bendungan dan jembatan.
Berdasarkan konsep tersebut, hidrologi memiliki ruang lingkup atau cakupan
yang luas. Secara substansial, cakupan bidang ilmu itu meliputi: asal mula dan
proses terjadinya air pergerakan dan penyebaran air sifatsifat air keterkaitan
air dengan lingkungan dan kehidupan. Hidrologi mengkaji tentang kehadiran
dan gerakan air di alam. Studi hidrologi meliputi berbagai bentuk air serta
menyangkut perubahan-perubahannya, antara lain dalam keadaan cair, padat,
gas, dalam atmosfer, di atas dan di bawah permukaan tanah, distribusinya,
penyebarannya, gerakannya dan lain sebagainya.
Px
1
Pa Pb Pc ..... PN
N
1 N x Pa N x Pb N PN
Px
LAPORAN HIDROLOGI
TERAPAN
..... x KELOMPOK
4 4
N N a N b N
N
Px = Curah hujan di Stasiun X yang datanya missing.
Nx = Curah hujan tahunan rata-rata di Stasiun X.
Pa, Pb, Pn = Curah hujan di Stasiun A, B ... , N pada saat tertentu.
Na, Nb, Nn = Curah hujan tahunan rata-rata di Stasiun A, B, ...N
3. Cara kuadrat jarak:
Cara ini lebih baik karena memperhitungkan jarak antar stasiun
1
PA 1
PB 1
Pc
dx A z dx B z dx C z
Px 1
1
1
dx A z dx B z dx C z
dengan:
p = curah hujan rata-rata,
p1,p2,...,pn = curah hujan pada setiap stasiun,
A1,A2,...,An = luas yang dibatasi tiap poligon atau luas daerah yan
mewakilistasiun 1,2,...,n.
Dimana :
S : standar deviasi curah hujan
X : nilai rata – rata curah hujan
Xi : nilai pengukuran dari suatu curah hujan hujan ke – i
N : jumlah data curah hujan
Dimana:
𝜇𝑛 adalah rata – rata
𝜎𝑛 adalah standar deviasi untuk y = lnx.
c. Metoda Distribusi Log Pearson Type III
∑𝑛
𝑖=1 log(𝑋𝑖)
Log (X) = 𝑁
𝑆𝑛
𝑋𝑇 = 𝑋 + 𝑆𝑑(𝑌𝑇 - 𝑌𝑛 )
Dimana:
- 𝑋𝑇 = Curah hujan dengan periode ulang T tahun (mm), 𝑋 =
Harga rata-rata curah hujan (mm), dan 𝑆𝑑 = Standar deviasi
(simpangan baku).
- 𝑌𝑇 = Nilai reduksi variasi dari variabel yang diharapkan
terjadi pada periode ulang tertentu, hubungan antara periode
ulang T dengan Y dapat dilihat pada Tabel 2.9. (untuk T ≥
20, maka 𝑌𝑇 = ln T)
T−1
𝑌𝑇 = -ln [−ln ]
T
30000
25000
20000 Series1
10000
5000
0
0 10000 20000 30000 40000 50000
Kumulatif Rerata Sta. B dan C
Data curah hujan di Stasiun Simongan sudah konsisten terhadap stasiun acuan
hal itu ditunjukkan dari bentuk kurva yang relatif tidak mengalami patahan dan
juga memiliki nilai R2 yang mendekati 1. Maka, tidak perlu diadakan koreksi
data.
30000
25000
20000 Series1
15000 Linear (Series1)
10000
5000
0
0 10000 20000 30000 40000 50000
Kumulatif Rerata Sta. A dan C
30000
Series1
20000
Linear (Series1)
10000
0
0 10000 20000 30000 40000 50000
Kumulatif Rerata Sta. A dan B
Contoh Perhitungan :
1
𝑆=√ ∑(𝑋𝑖 − 𝑋)²
𝑁−1
𝑡
1
𝑆=√ 𝑥 7697,974495
19
𝑆 = 20,1285
𝑁² ∑𝑡(𝑋𝑡 − 𝑋)⁴
𝐶𝑘 =
(𝑁 − 1)(𝑁 − 2)(𝑁 − 3)𝑆⁴
202 𝑥 15068309,1
𝐶𝑘 =
19𝑥18𝑥17𝑥20,1285⁴
𝐶𝑘 = 6,315442
Dari hasil perhitungan koefisien skewness dan koefisien kurtosis :
koefisien skewness = Cs = 1,156158
koefisien kurtosis = Ck = 6,315442
∑ 𝐿𝑜𝑔 𝑋𝑖
𝐿𝑜𝑔𝑋 =
𝑁
38,10510455
= 20
= 1.905255
1
=√ x 0,195707027
19
= 0,1014907
C. Perhitungan Koefisien Skewness
𝑁 ∑𝑁
𝑖=𝑙(Log Xi − LogX)³
𝐶𝑠 =
(𝑁 − 1)(𝑁 − 2)𝑆 𝑙𝑜𝑔𝑋³
20 𝑥 0,004163637
𝐶𝑠 =
19 𝑥 18 𝑥 0,1014907³
Cs = 0,2329152931
Periode Ulang
Cs
2 5 10 25 50 100 200
0,7 -0,116 0,790 1,333 1,967 2,407 2,824 3,223
KT
0,65 -0,108 0,795 1,331 1,953 2,383 2,795 3,178
0,6 -0,099 0,800 1,328 1,939 2,359 2,755 2,132
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis perhitungan antara lain :
1. DAS yang digunakan dalam laporan ini adalah DAS Kali Tenggang
dengan 3 Stasiun Hujan yaitu Stasiun Simongan, Stasiun Karangroto,
Stasiun Plamongansari.
2. Setelah dilakukan uji konsistensi data curah hujan tahunan terhadap ketiga
stasiun dengan metode double mass curve hasilnya menunjukan grafik
yang cukup konsisten hal ini dibuktikan dengan nilai regresi ketiga grafik
0,999 ~ 1( mendekati 1) sehingga tidak perlu dilakukan koreksi.
3. Curah hujan maksimum DAS dengan metode Thiessen didapat:
No Tahun Rh(mm)
1 1996 68,39
2 1997 84,35
3 1998 86,12
4 1999 94,68
5 2000 81,36
6 2001 91,58
7 2002 62,03
8 2003 52,17
9 2004 142,69
10 2005 62,25
11 2006 90,69
12 2007 82,63
13 2008 99,65
14 2009 86,74
15 2010 66,49
16 2011 56,64
17 2012 94,82
18 2013 76,80
19 2014 99,11
20 2015 71,82
4.2. Saran
Dalam perhitungan curah hujan metode Thiessen salah satu faktor yang
berpengaruh adalah adanya daerah yang terpengaruh. Dalam menentukan
daerah terpengaruh perlu membuat garis yang membentuk segitiga dari
letak ketiga stasiun. Sebaiknya sudut yang terbentuk dari ketiga stasiun
berbentuk segitiga lancip. Dalam laporan ini dari segitiga yang terbentuk
sudutnya sudah lancip sehingga menyebabkan titik beratnya berada di
dalam segitiga.