Anda di halaman 1dari 4

INTAN AYUDYA WARDHANI

21010117130092
KELAS A

PERBANDINGAN TOR UNTUK KONSULTAN DENGAN KONTRAKTOR

No. Aspek TOR Konsultan TOR Kontraktor


1. Isi Berisi tentang penggunaan Berisi tentang penggunaan
jasa konsultan terkait jasa kontraktor terkait
perencanaan dan pelaksanaan di lapangan
pengawasan dalam suatu dalam suatu proyek
proyek
2. Tujuan Pembuatan Memastikan kelancaran Memastikan kelancaran dalam
dalam perencanaan dan kegiatan pelaksanaan dalam
pengawasan dalam suatu suatu proyek yang mengacu
proyek yang mengacu pada pada kesesuaian pelaksanaan
kesesuaian pelaksanaan di lapangan dengan
proyek di lapangan dengan perencanaan proyek
yang telah direncanakan
3. Bentuk kegiatan  Pembuatan shop  Mobilisasi pekerja, alat
drawing dan as build berat, dan komponen
drawing, bar chat, pelaksana proyek lainnya,
kurva S, network serta pembersihan
planning, dan dokumen lapangan kerja
pendukung lainnya yang  Pelaksanaan konstruksi
dibutuhkan oleh proyek dengan
kontraktor serta melibatkan seluruh
memastikan bahwa komponen pelaksana
pemahaman antara proyek dan mengacu pada
konsultan dan perencanaan proyek yang
kontraktor itu sama agar telah dibuat serta sesuai
tidak terjadi kesalahan spesifikasi yang ada
dalam pelaksanaannya untuk meminimalisir
 Pembuatan laporan risiko
pelaksanaan secara
periodik yang meliputi
dokumentasi proyek

4. Sasaran Kegiatan Tercapainya kesesuaian hasil Tercapainya kesesuaian hasil


pekerjaan dengan kinerja pekerjaan dengan kinerja yang
yang direncanakan secara direncanakan secara tepat
tepat waktu, tepat mutu, dan waktu, tepat mutu, dan tertib
tertib administrasi dan administrasi dan keuangan
keuangan untuk menjamin untuk menjamin ketersediaan
ketersediaan infrastruktur infrastruktur yang handal
yang handal
PERBANDINGAN KONTRAK KONSTRUKSI

No. Jenis Kontrak Kelebihan Kekurangan


1. Kontrak Lumpsum  Lebih praktis  Memiliki risiko
karena tidak yang besar bagi
mengurus tentang pihak penerima
keuangan di akhir atau penyedia
proyek karena jasa karena
sudah dibayar semua tanggung
sejak awal secara jawab berada di
kontan tangan penyedia
 Kontraktor bebas jasa
melakukan cara  Harus ada jumlah
apapun untuk uang yang sesuai
melaksanakan karena
proyek karena pembayaran
tidak dibatasi oleh dengan kontrak
pemilihan metode ini kontan di awal
pelaksanaannya kesepakatan
selama tidak
bertentangan
dengan kontrak
2. Kontrak Harga Satuan  Tepat untuk  Risiko estimasi
pekerjaan yang tidak akurat
bersifat kompleks dalam jumlah
dan volume sulit yang tidak pasti
diperhitungkan untuk beberapa
ketepatan dari sisi tugas utama yang
kualitas, kuantitas, telah dihapus dari
waktu, lokasi dan kontraktor
harga/biayanya
 Pembayaran
kepada kontraktor
sesuai dengan
kuantitas atau
banyaknya
pekerjaan yang
dikerjakan
kontraktor
bersangkutan
tetapi dengan
batas yang sudah
tertera di kontrak
 Memberi
kebebasan untuk
merubah bagian
pekerjaan pada
waktu
pelaksanaan
dengan berdasar
pada pembayaran
yang adil antara
pemilik dan
kontraktor
3. Kontrak Gabungan  Lebih tepat untuk  Dikarenakan
proyek yang volume pekerjaan
volume sebagian sudah
pekerjaannya pasti dan
sebagian sudah sebagian masih
pasti dan bersifat
sebagian masih perkiraan, maka
perkiraan dapat terjadi
pembengkakan
dana
4. Kontrak Terima Jadi (Turnkey)  Harga keseluruhan  Kontraktor harus
dari proyek membiayai
konstruksi dapat terlebih dahulu
ditentukan dengan selama
pasti di awal, pelaksanaan
sehingga tidak sampai konstruksi
akan ada tersebut selesai
pengeluaran
tambahan
5. Kontrak BOT (Build – Operate –  Lebih  Bagi Pemerintah
Transfer) menguntungkan Daerah,
bagi Pemerintah melepaskan hak
Daerah karena eksklusif beserta
dapat membangun bak untuk
infrastruktur mengelola untuk
dengan biaya jangka waktu
perolehan dana tertentu
dan tingkat bunga  Bagi investor,
yang relatif usaha yang
rendah, dapat dilakukan
mengurangi mengandung
penggunaan dana risiko yang tinggi
anggaran publik karena
dan mengurangi memerlukan
jumlah pinjaman perhitungan dan
publik, pertimbangan
Pemerintah yang matang dan
Daerah tidak menggunakan
menanggung dana yang sangat
risiko besar serta
kemungkinan pembangunan
terjadinya proyek tersebut
perubahan kurs juga memiliki
 Bagi investor, risiko kegagalan
pembangunan bangunan yang
infrastruktur dapat saja
dengan pola BOT disebabkan
merupakan pola karena salah
yang menarik perhitungan,
karena memiliki salah pengerjaan,
hak penguasaan dan lain - lain
yang tinggi
terhadap
infrastruktur yang
dibangun, adanya
kesempatan untuk
memasuki bidang
usaha dengan hak
eksklusif yang
hanya dimiliki
oleh Pemerintah
atau BUMN atau
BUMD yang
berdangkutan
serta mendapat
keuntungan saat
pengoperasian

Anda mungkin juga menyukai