Anda di halaman 1dari 33

PELATIHAN PENGAWASA LAPANGAN

PEKERJAAN JALAN

MODUL – 04
PEKERJAAN DRAINASE

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH VIII
PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
TUJUAN PELATIHAN :

Setelah selesai mengikuti pelatihan pada Modul – 04 Pekerjaan Drainase,


diharapkan Peserta Didik akan mampu untuk melaksanakan pekerjaan drainase
pada konstruksi jalan sesuai dengan Dokumen Kontrak.

TUJUAN UMUM :

Setelah Modul – 04 Pekerjaan Drainase ini selesai diajarkan, diharapkan para


Peserta Pelatihan, akan mampu menyebut jelaskan dan menerapkan tata cara
pelaksanaan pekerjaan drainase jalan, baik untuk drainase jalan dalam kota
maupun drainase jalan di luar kota, sesuai spesifikasi dan ketentuan yang
berlaku.
TUJUAN KHUSUS :

Setelah mengikuti pelatihan Modul – 04 Pekerjaan Drainase, Peserta Pelatihan


diharapkan akan mampu :

1. Menjelaskan fungsi dan jenis drainase

2. Menjelaskan konstruksi saluran drainase jalan, baik untuk jalan di dalam

kota mauoun di luar kota

3. Menjelaskan tentang drainas dibawah permukaan tanah.

4. Menjelaskan tentang cara penggantian saluran drainase jalan.

5. Menjelaskan tentang pemeliharaan saluran drainase jalan.

6. Menerapkan tata cara pelaksanaan pekerjaan drainase jalan sesuai

ketentuan (spesifikasi).
I. FUNGSI DAN JENIS DRAINASE

A. DEFENISI

Drainase adalah prasarana yang berfungsi untuk mengalirkan air


permukaan dan air bawah permukaan kebadan air alamiah atau buatan.

Sistem drainase jalan adalah sistem pengaturan drainase yang berfungsi


mengendalikan kelebihan air permukaan dan air bawah permukaan keluar
kawasan struktur jalan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa musuh utama dari konstruksi pekerasan
jalan adalah air.

Oleh karena itu diperlukan cara untuk menanggulangi air , baik air di
permukaan maupun air yang ada didalam tanah. Air di permukaan jalan dapat
disalurkan melalui saluran drainase permukaan (saluran tepi / Surface
drainage), sedangkan air yang berada didalam tanah dialirkan melalui drainase
bawah permukaan tanah (sub surface drainage)

Secara umum drainase dapat dibagi menjadi dua bagian :

1. Drainase Permukaan

2. Drainase Bawah Permukaan

5
1. Drainase Permukaan :

- Kamber

Kamber atau Kemiringan melintang jalan adalah perbandingan

vertikal dan horizontal

- Saluran Samping

- Gorong – gorong

- Saluran Pencegat

- Saluran Talud
2. Drainase Bawah Permukaan

2.1. Tipical Sub Drain

2.1.1. Sub Drain untuk Tanah Dasar

2.1.2. Sub Drain untuk Lapis Pondasi

2.1.3. Sub Drain untuk Stabilitas Lereng

7
1.Hal-hal yang perlu diperhatikan, adalah :

a. Dimensi saluran tepi, harus mampu menampung debit air yang ada.

b. Kemiringan dasar saluran harus sedemikian rupa, sehingga dapat cepat

mengalirkan air ke tempat pembuangan air, misalnya : sungai atau

tempat pembuangan lainnya yang terdekat.

c. Apabila ada mata air atau aliran air dibawah permukaan tanah, harus

ditanggulangi dengan sub surface drains.

d. Bila terjadi aliran permukaan yang menuju ke arah jalan disebabkan

kondisi topografi, maka harus dibuat kontruksi peresapan air di

sepanjang jalan.

8
2. Kerusakan jalan sebagai akibat perencanaan sistem drainase yang
tidak tepat atau tidak berfungsi dengan baik, dapat terjadi
disebabkan hal-hal, sebagai berikut :
a. Akibat gangguan air tanah, maka kekuatan daya dukung tanah untuk
menahan beban lalu-lintas menjadi berkurang.
b. Dengan semakin tingginya kadar air, akibat gangguan air pada sub
grade (tanah dasar) mengakibatkan nilai CBR tanah dasar menjadi
turun.
c. Terjadi pengembangan dan penyusutan volume tanah dasar (sub
grade) karena perubahan kadar air tanah.
d. Karena drainase yang tidak berfungsi untuk mengalirkan air, akan
terjadi genangan- genangan air yang menambah kandungan air pada
tanah, sehingga dimungkinkan akan terjadi longsor pada daerah
tebing.
B. JENIS DAN FUNGSI SALURAN DRAINASE
1. Saluran Tepi Jalan.
Saluran samping / tepi jalan berfungsi untuk menampung dan mengalirkan
air yang jatuh dipermukaan dan bahu jalan.
Untuk saluran yang berada di luar kota (rural road) saluran tepi umumnya
berbentuk trapesium atau bentuk-bentuk yang lainnya, sedangka untuk
jalan di dalam kota saluran drainase dibuat dibawah tanah. Air permukaan
dari perkerasan jalan mengalir masuk kedalam saluran melalui lubang-
lubang pemasukan (inlets) ditampung di bak penampung dan dialirkan ke
saluran bawah tanah.

a. Saluran terbuka

a
a = Tinggi jagaan
h
b = Lebar dasar
h = Tinggi air
b
b. Drainase jalan kota
Perkerasan Jalan

Saluran Utama

Catch pits

c. Drainase jalan di luar kota di daerah datar

Lapisan Keras

Bahu Jalan Bahu Jalan


d. Jalan lingkungan

Batu tepi

Beton bertulang

2. Saluran Penangkap Air

Di daerah pegunungan umumnya curah hujan cukup tinggi dan air


permukaan mengalir melalui tebing menuju tepi jalan dengan kecepatan
tinggi. Hal ini akan menimbulkan kelongsoran pada tebing. Untuk
mengatasi kelongsoran ini, dibuat konstruksi penangkap air (catch water /
intercepting drains ). Saluran ini dibuat pada jarak memanjang jalan,
kemudian air yang tertampung dialirkan ke saluran tepi jalan melalui spill
way (saluran pelimpah).
I

Spill way
Saluran Penangkap air II II
Saluran Tepi Jalan

Bahu Jalan

Saluran Penangkap Air 9“

6”

Potongan I – I
Potongan II - II
3. Saluran Melintang
Untuk mengalirkan air yang melintasi jalan raya, dibuatkan suatu konstruksi
drainase melintang jalan (cross drainage) berupa gorong-gorong (culverts)
atau jembatan.
4. Drainase Dibawah Permukaan Tanah
Untuk menjaga kestabilan tanah dasar, dibuatkan suatu konstruksi drainase
bawah tanah dan berfungsi mengalirkan air tanah agar tidak merembes
keatas (sub grade) yang akan mengakibatkan penambahan kadar air tanah
dan menurunkan daya dukung tanah dasar.
C. BENTUK PENAMPANG
1. Bentuk Segitiga
Bentuk penampang segitiga dipergunakan pada jalan di luar kota dengan
aliran air yang relatif kecil dan merupakan saluran terbuka dengan
konstruksi tanah.

a = tinggi jagaan
h h = tinggi muka air
α
α α = sudut kemiringan
2. Bentuk Trapesium.
Bentuk penampang trapesium, banyak digunakan , baik untuk jalan di
dalamm kota maupun jalan di luar kota. Konstruksi penampang trapesium
dapat mengalirkan air dengan debit lebih besar dibandingkan dengan bentuk
segitiga.
α = 60 o
a
b = 0,878 A
h
α h = 0,760 A
a = Tinggi jagaan
b
A = Luas penampang basah
3. Bentuk Segi Empat
Umumnya dipergunakan pada saluran di dalam kota dan terbuat dari pasangan
batu kali atau beton bertulang. Bagian atasnya biasanya ditutup, agar dapat
dipergunakan untuk orang berjalan.
b = 2h
a
h = 0,707 A
h b = 1,414 A
a = Tinggi jagaan.
b
4. Bentuk Setengah Lingkaran
Bentuk setengah lingkaran, biasanya terbuat dari beton yang dipergunakan
pada jalan lingkungan pada daerah permukaan dengan debit kecil

h
II. KONSTRUKSI SALURAN

A. Jalan Luar Kota (Rural Road)


Konstruksi saluran untuk jalan di luar kota, umumnya adalah saluran tanah
dan terbuka. Pada daerah yang mempunyai curah hujan normal, dimensi
saluran dibuat standar sedangkan untuk daerah dengan curah hujan yang
tinggi dibuatkan dimensi saluran sesuai kebutuhan .

1. Daerah Datar.
Center Line

Perkerasan Jalan
Bahu Jalan

Bahu Jalan

Drainase
Drainase
2. Daerah Perbukitan.
Untuk daerah perbukitan perlu dibuatkan saluran penangkap air (catch
drain) agar tidak terjadi erosi tebing.

A = Saluran tepi jalan


B = Saluran penangkap air (Catch drain)
A
B Perkerasan Jalan
Turap (Retaining Wall)

Lubang penangkap air


(patch pit)

Lubang pembuangan air


(Scuper)
3. Kecepatan Tinggi.
Bila kecepatan aliran cukup tinggi, maka pada tempat-tempat yang dikuatirkan
terjadi erosi harus dibuat saluran dari pasangan batu kali atau dibuat konstruksi
khusus untuk mengurangi kecepatan air dari beronjong, padangan batu atau
beton.

h
30 - 40

Saluran Pasangan Batu 60 - 80

b
Saluran Pasangan Batu Kali
Pasangan batu kali 15 Cm

65

45

40

Dari pasangan batu kali


80
A
Min. 2.00

50

100

50

A 100 100

Dari beronjong

Potongan A - A
B. Jalan Dalam Kota (Urban Road)

Umumnya saluran tepi di dalam kota juga dipergunakan sebagai saluran


pembuang air kotor, oleh karena itu harus direncanakan secara memadai
sehingga dapat berfungsi dengan baik.

Potongan Melintang
Main Hole
C. Pengendalian Erosi
Erosi ditimbulkan akibat kecepatan aliran air dengan membawa bahan
padat dan menggerus lapisan tanah yang dilaluinya.
Alternatif pengendalian erosi dilakukan dengan cara :
1. Pengendalian kecepan aliran air
2. Penggunaan bahan bangunan yang tahan terhadap pengikisan.

Pengikisan dan Endapan.

Batu besar Beton


Pasangan batu 15 Cm
Pasangan batu 15 Cm

Batu besar Ambang untuk mengurangi


kecepatan aliran
III. SALURAN DRAINASE DIBAWAH PERMUKAAN
TANAH ( SUB SURFACE DRAINAGE )
A. Umum
Tinggi muka air tanah dan adanya aliran air didalam tanah merupakan data
penting bagi perencanaan konstruksi jalan, karena kandungan air yang
berlebihan dari tanah yang akan dijadikan bahan jalan akan banyak
mempengaruhi daya dukung jalan tersebut.Untuk menjaga kestabilan
perkerasan, diusahakan lapisan tanah dasar berada dalam keadaan kering.

B. Perubahan Kandungan Air Di Dalam Tanah


Beberapa hal yang mempengarhi kadar air dalam tanah, adalah :
1. Adanya rembesan air dari lapisan diatas sub grade
2. Naiknya permukaan air tanah
3. Air masuk melalui retakan permukaan jalan
4. Terjadinya kapilaritas (penghisapan) air tanah dari lapisan yang lebih
rendah
C. Pengendalian Air Tanah
1. Aliran air dibawah tanah.

a. Saluran Terbuka
Aliran Air dibawah muka tanah

Saluran Terbuka
b. Drainase Pipa

Lereng

Bahan Penyaring

Pipa Berlubang

Lapisan Kedap Air


A Beton
2. Menurunkan muka air tanah

Lereng

Bahan Penyaring

Pipa Berlubang

Beton

Lapisan Perkerasan
Bahan
Penyaring
Muka Air Tanah MAT 1
MAT 2
Muka Air Tanah
( Setelah Turun )
Beton
A A
D. Drainase melintang.
Bila saluran samping harus memotong jalur jalan (pertemuan tanjakan dan turunan)
atau bila air mengalir dari punggung bukit menuju ke tepi jalan dan harus melintas
jalur jalan, maka harus dibuatkan saluran drainase melintang jalan (cross drainage).

1. Gorong – Gorong Pipa ( Pipe Culvert )


Untuk lebar saluran kurang dari 6,00 meter, digunakan gorong-gorong.

Jalan

90

15 Cm
d

Gorong-gorng Pipa
2. Gorong - Gorong Plat
Merupakan kontruksi pasangan batu kali yang ditutup dengan plat beton
dan mempunyai lebar saluran sekitar 2,00 meter.

h
30 - 40

Saluran Pasangan Batu

α
Gorong-gorong Plat
3. Gorong-Gorong Kotak (Box Culvert)
Bila kondisi tanah kurang baik, dipergunakan gorong – gorong beton atau beton
bertulang berbentuk persegi.

BOX CULVERT

b b
4. Gorong – Gorong Pelengkung ( Arch Culvert )
Bila beban yang harus dipikul terlalau berat dan timbunan tinggi, maka
dibuatkan gorong – gorong pelengkung dari pasangan batu kali.
Pelengkung dari bata, batu kali atau beton dengan bentang kurang dari
3,00 meter.

b
Gorong-gorong Pelengkung
( Arch Culvert )
5. Jembatan
Konstruksi jembatan dipergunakan bila air mempunyai arus yang sangat deras dan lebar lebih
besar dari 6,00 meter atau sesuatu pertimbangan lainnya.
IV. PENGGALIAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN DRAINASE

A. Penggalian
1. Dengan menggunakan tenaga manusia
2. Dengan menggunakan mesin ( Alat Berat )

B. Pemeliharaan Saluran
Pemeliharaan saluran harus dilaksanakan secara rutin terhadap
kemungkinan terjadinya pedangkalan, penyumbatan dan tertutup oleh
tumbuh-tumbuhan air.
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH
ATAS PERHATIANNYA
SEMOGA
BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai