PALEMBANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Subjek
Topik
Lokasi
I.
: Pengujian Tanah
: 1. Atterberg Limit
: Lab. Uji Bahan
Tujuan
Adapun tujuan yang dari praktek uji kadar air ini yaitu :
1. Melakukan pengujian batas cair dengan benar.
2. Menghitung besaran batas cair suatu tanah.
3. Mahasiswa dapat mengerti penggunaannya.
4. Mahasiswa dapat mengetrapkan ke dalam perhitungan.
II.
Teori Dasar
Pada awal tahun 1900, seorang ilmuwan dari Swedia bernama Atterberg
mengembangkan suatu metode untuk menjelaskan sifat konsistensi tanah berbutir
halus pada kadar air yang bervariasi, bilamana kadar airnya sangat tinggi,
campuran tanah dan air akan menjadi sangat lembek seperti cairan.Oleh karena
itu, atas dasar airnya yang dikandung tanah, tanah dapat dipisahkan kedalam
empat keadaan dasar, yaitu: padat, semi padat, plastis, dan cair.
Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah
dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakkan dalam udara terbuka kadar
airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara di sekitarnya.
Kadar air bahan ini disebut dengan kadar air seimbang. Setiap kelembaban relatif
tertentu dapat menghasilkan kadar air seimbang tertentu pula. Dengan demikian
dapat dibuat hubungan antara kadar air seimbang dengan kelembaban relatif.
1. Batas Cair (Liquid Limit)
LAB UJI TANAH-4SA
GROUP 2 KEL 2-2015Page 1
Keterangan :
LL = kadar air
C1 = berat cawan
C2 = berat cawan + tanah basah
C3 = berat cawan + tanah kering
III. Peralatan
Gambar 3.1 Oven
Gambar 3.3
Spatula
IV.
Bahan
Tahap
Pelaksanaan
Adapun tahap
pelaksanaan
yang
dilakukan
praktek
dalam
atterberg
Siapkan
tanah yang lolos ayakan diameter 0,425 seberat 200 gram.
Aturlah tinggi
jatuh cawan 10
mm
dengan
memutar
sekrup
yang
tercatat
dibelakang alat
cassagrande.
Gambar 5.2 Pengaturan
cassagrade
3.
Gambar 5.4
Pengadukan Tanah
5.
Ratakan
permukaan
tanah
tersebut
dengan
dasar
alat
cassagrande
Tekan groving
tool pada tanah
yang telah
diuiji
sepanjang
diameternya
dan groving
tool harus
berkedudukan
tegak lurus
pada
permukaan
cawan. Sedangkan ujung grosing tersebut harus tidak lebih 3 mm tebalnya.
Gambar 5.6 Pengaturan Cassagrade
7.
Putar handlenya 2 kali putar perdetik sehingga kedua belahan contoh tanah
yang diuji akan bersatu sepanjang 13mm hal tersebut dapat dikontrol
dengan pangkal grosing tool.
Gambar 5.7
Pemutaran
Cassagrade
8.
Catat
perhitungan
sebagai
number of
flows
(jumlah
ketukan).
Bila jumlah ketukan >50 atau <10 ketukan tanah, dapat dikeringkan
dengan mengaduk aduk kembali contoh tanah yang diuiji supaya air
menguap atau dengan menambah campuran benda uji, dapat pula dibasahi
dengan campuran air suling tergantung pada kondisinya.
10.
Ambil sebagaian tanah pada bagian yang menyatu dan tentukan kadar
airnya.
Gambar 5.10 Sampel
Pengujian Kadar Air
11.
atau
ulangi
diatas
2.
Buat bola-bola tanah seberat 8 gram atau 1cm, terus digeleng diatas
pelat kaca dengan jari.
Gambar 6.1 Pembuatan bolabola Tanah
3.
Penggelengan dilakukan
terus sampai benda uji
membentuk batang lidi
5.
VII. Perhitungan
Berat air
100%
Berat tan ker ing
Berat air
NO TES
NO
CONTAINER
JUMLAH
PUKULAN
BERAT
CONTAINER
TANAH BASAH
BERAT
CONTAINER
TANAH
KERING
BERAT AIR
(g
)
(g
)
(g
)
LL
3
PL
49
39
32
26
10
PL
36.96
36.8
35.97
44.3
32.06
27.2
6
23.44
23.21
22.74
25.61
19.82
21.9
6
13.52
13.59
13.23
18.69
12.24
5.3
PL
6
(g
)
(g
)
KADAR AIR
(g
)
15.98
16.25
16.35
16.27
16.46
7.46
6.96
6.39
9.34
3.36
181.2
33244
195.25
86
207.04
23
200.1
071
364.2
857
16.0
4
5.92
89.5
270
3
Grafik
Dari
Grafik
diatas
didapatkan
nilai kadar
air
optimum
adalah
220,5 %.
Maka
LL = 220,5% dan PL = 89,527 % .
PI = LL - PL = 220,5 89,527 = 130,973 , dan dapat ditarik kesimpulan
bahwa tanah tersebut termasuk tanah GAMBUT
IX.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian batas plastis tanah, nilai plastic limit ( PL )
sebesar 89,527 %, sedangkan nilai liquid limit ( LL ) adalah 220,5 %. Jadi nilai
index plastic tanah adalah 130,973 %, sehingga klasifikasi berdasarkan sistem
klasifikasi tanah unified tanah tersebut tergolong dalam dalam tanah jenis
GAMBUT.
X.
Referensi