METODOLOGI PENELITIAN
4. Fungsi : Asrama
Data teknis diperoleh dari lapangan menurut perhitungan dari pihak konsultan,
RSU. SEMBIRING
ESA
R DE
LI T
UA
Untuk mencapai maksud dan tujuan studi ini, dilakukan beberapa tahapan yang
1. Tahapan pertama adalah melakukan review dan studi kepustakaan terhadap text book
dan jurnal-jurnal yang terkait dengan Upper Struktur dan Sub Struktur, permasalahan
mengenai struktur bangunan, dan perkembangan dari waktu ke waktu tentang teknologi
konstruksi, salah satunya yang mengenai tugas akhir penulis diantaranya adalah Tata
Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bengunan Gedung, SNI 1991 dan 2002.
2. Tahapan kedua adalah peninjauan langsung ke lokasi proyek dan menentukan lokasi
1. Ganbar Arsitektur
4. Tahap keempat adalah mengadakan analisis data dengan menggunakan data - data
diatas berdasarkan formula yang ada, antara lain menginput beban mati, beban hidup,
dan gempa untuk mendapatkan gaya-gaya dalam yang bekerja yaitu momen, geser dan
aksial.
5. Tahapan kelima adalah mengadakan analisis terhadap hasil perhitungan yang telah
dilakukan yaitu perencanaan struktur dengan pedoman SNI 1991 dan 2002 meliputi :
2. Desain Balok
- perhitungan dimensi
- perhitungan penulangan
3. Desain Kolom
- perhitungan dimensi
- perhitungan penulangan
4. Perencanaan Pondasi (dimensi tiang pancang asumsi dari data asli proyek)
- penulangan poer
( lokasi proyek )
- Beban Mati
- Beban Hidup
- Gempa
PERENCANAAN STRUKTUR
4.1 Umum
Perhitungan dilakukan berdasarkan peraturan SNI T-15-1991 dan SNI 03-2002 untuk
membandigkan hasil pendimensin balok, kolom, plat dan pondasi. Untuk beban mati dan
beban hidup, data-data diambil dari Peraturan Muatan Indonesia untuk Rumah dan
Gedung. Untuk syarat mutu bahan dan pembebanan baik beban vertikal dan horizontal
Untuk peninjauan beban gempa, struktur berada di atas tanah keras pada wilayah
gempa 4 untuk SK SNI T-15-1991, dan wilayah gempa 3 untuk Sk SNI 03-2002. Untuk
ukuran balok, kolom, pelat dan pile pondasi untuk perencanaan beban akibat berat sendiri
pile pondasi = 20 x 20 cm
Mo = Meq
qxl 2 b b2 1
2x x (1 + ) x (5 + 2 ) = x qeq x L2
96 l l 12
qx5 2 1 12 1
2x x (1 + ) x (5 + 2 ) = x qeq x 52
96 5 5 12
1
3,1 q = x qeq x 52
12
qeq = 1,488 q
a Lantai Atap
- Beban Hidup
- Beban Balok Anak (P) = 2 x (1/2 x 4 m) x (0,2 x 0,2) m2 x 2400 kg/m3 = 384 kg
- Beban Hidup
- Beban Balok Anak (P) = (1/2 x 4 m) x (0,2 x 0,2) m2 x 2400 kg/m3 = 192 kg
c Lantai 3
- Beban Hidup
- Beban Balok Anak (P) = (1/2 x 4 m) x (0,2 x 0,2) m2 x 2400 kg/m3 = 192 kg
d Lantai 2
- Beban Hidup
- Beban Balok Anak (P) = 2 x (1/2 x 4 m) x (0,2 x 0,2) m2 x 2400 kg/m3 = 384 kg
a. Data-data Bangunan
T = 0,06 x (H)3/4
= 0,48
Dari grafik dengan nilai T = 0,48, didapat nilai koefisien gempa dasar (c) = 0,03
Lantai Atap
- Beban Mati
409.040,40 kg
Lantai 4
- Beban Mati
804.264 kg
Lantai 3
- Beban Mati
1.086.820 kg
- Beban Mati
1.006.192 kg
V = C x I x K x Wt
Wi x Hi
Fi = xV
Wi x Hi
a. Data-data Bangunan
T = 0,06 x (H)3/4
= 0,48
Untuk kondisi tanah keras pada wilayah gempa 4 dengan T = 0,48 s maka menurut SNI
03-2002, nilai C1 dari grafik, didapat nilai koefisien gempa dasar (C) = 0,45
Lantai Atap
- Beban Mati
409.040,40 kg
Lantai 4
- Beban Mati
804.264 kg
- Beban Mati
1.086.820 kg
Lantai 2
- Beban Mati
1.006.192 kg
C1 x I
V= x Wt
R
Wi x Hi
Fi = xV
Wi x Hi
program SAP2000.
1. 1,2DL + 1,6LL
Balok Kolom
Lantai Geser Momenmaks
Momenmaks (kgm) Aksialmaks (kg)
(kg.m) (kgm)
Lantai
3753,54 4320,06 2660,06 10972,74
Atap
Lantai 4 7560,29 8028,71 4619,37 28918,27
Lantai 3 9041,95 8228,38 5322,58 46930,72
Lantai 2 9551,11 8303,40 6272,72 64518,65
1. 1,4DL
2. 1,2DL + 1,6LL
3. 0,9DL + 1,0E
4. 0,9DL - 1,0E
Balok Kolom
Lantai Momenmaks Momenmaks
Geser (kg.m) Aksialmaks (kg)
(kgm) (kgm)
Lantai
4168,80 4320,06 2821,70 10972,74
Atap
Lantai 4 8501,35 8575,72 5191,14 29533,92
Lantai 3 10165,06 9258,43 5975,78 48474,06
Lantai 2 10732,66 9338,35 7034,11 66914,94
Analisa Pembebanan
- Beban Mati (QDL) = {(Berat Plat x Tebal plat) + Berat Penutup Lantai} x Tinjauan
= 312 kg/m
= 250 kg/m2 x 1 m
= 250 kg/m
= 774,40 kg/m
Ly 5000
Rasio Panel = = = 1,2
Lx 4000
- Lebar = 100 mm
- Selimut beton 20 mm
= 120 mm 20 mm
= 100 mm
Pembatasan nilai
1,4 1,4
min = = = 0,0035
fy 400
Mu fy
= x fy x ( 1 0,588 x x )
bh 2
f 'c
As = x b x h
= 1010 mm2
A = x 3,14 x 102
= 78,50 mm2
As 1010
n= = = 12,8662 13 buah
A 78,50
1000
S= = 83,3333 mm = 100 mm
(13 1)
- Lebar = 100 mm
- Selimut beton 20 mm
d = h d
= 100 mm
Pembatasan nilai
1,4 1,4
min = = = 0,0035
fy 400
Mu fy
= x fy x ( 1 0,588 x x )
bh 2
f 'c
As = x b x h
= 1010 mm2
A = x 3,14 x 102
= 78,50 mm2
As 1010
n= = = 12,8662 13 buah
A 78,50
1000
S= = 83,3333 mm = 100 mm
(13 1)
- Lebar = 100 mm
- Selimut beton 20 mm
d = h d
= 100 mm
Pembatasan nilai
1,4 1,4
min = = = 0,0035
fy 400
Mu fy
= x fy x ( 1 0,588 x x )
bh 2
f 'c
As = x b x h
= 410 mm2
A = x 3,14 x 102
= 78,50 mm2
As 410
n= = = 5,2229 6 buah
A 78,50
1000
S= = 200 mm
(6 1)
- Lebar = 100 mm
- Selimut beton 20 mm
d = h d
= 120 mm 20 mm
= 100 mm
Pembatasan nilai
1,4 1,4
min = = = 0,0035
fy 400
Mu fy
= x fy x ( 1 0,588 x x )
bh 2
f 'c
As = x b x h
= 350 mm2
A = x 3,14 x 102
= 78,50 mm2
As 350
n= = = 4,4586 6 buah
A 78,50
1000
S= = 200 mm
(6 1)
a. Lantai Atap
b = 2/3 h
Tebal selimut untuk balok yang tidak berhubungan langsung dengan cuaca atau tanah
adalah
d = 40 mm
Rasio penulangan minimum yang diizinkan untuk tulangan mutu 400 Mpa
1,4 1,4
min = = = 0,0035
fy 400
Maka
Mu fy
2
= x 0,8 x fy x ( 1 0,588 x x )
bh f 'c
37,5354 x 10 6 400
2
= 0,0101 x 0,8 x 400 x ( 1- 0,588 x 0,0101 x )
bh 25
37,5354 x 10 6
= 2,9249
bh 2
37,5354 x 10 6
bh2 =
2,9249
bh2 = 12.833.054,12 mm
2/3h3 = 12.833.054,12 mm
h3 = 19.249.581,18
h = 268,0035 mm 300 mm
b = 2/3 x 300 = 20 mm
kmaks = 6,5639 Mpa (dari tabel buku Struktur Beton Bertlang Istimawan Dipohusodo)
MR Maks = . b . d . k
= 50,8308 KNm
As = x b x h
Kontrol perencanaan :
ND = NT
(0,85.fc.a.b) = As . fy
Mn = ND . Z = NT . Z
= ND (d a/2)
63,8682
= (0,85 x 25 x 63,8682 x 200) . (300 )
2
= 72763767,69 KNmm
= 72763,7677 KNm
Vu
Vs = Vc
1
Vc = f ' c x bw x d
6
1
= 25 x 200 x 220 10-3
6
= 36,6667 KN
Vu
Vs = Vc (geser menurut SNI T-15-1991-03)
43,2006
= 36,6667
0,60
Dipakai sengkang D10 (Av = 157 mm2) dengan mutu baja fy = 400 MPa
1
Jika Vs > f ' c x bw x d , maka jarak spasi sengkang tidak boleh lebih dari 1/4.d atau
3
= 73,3333 kN
1
Karena Vs < f ' c x bw x d , maka spasi maksimum adalah tidak lebih dari .d atau 600
3
mm. Pada umumnya jarak spasi sengkang diambil tidak kurang dari 100 mm.
b. Lantai 4
b = 2/3 h
Tebal selimut untuk balok yang tidak berhubungan langsung dengan cuaca atau tanah
adalah
d = 40 mm
Rasio penulangan minimum yang diizinkan untuk tulangan mutu 400 Mpa
1,4 1,4
min = = = 0,0035
fy 400
Maka
Mu fy
2
= x 0,8 x fy x ( 1 0,588 x x )
bh f 'c
75,6029 x 10 6 400
2
= 0,0101 x 0,8 x 400 x ( 1- 0,588 x 0,0101 x )
bh 25
75,6029 x 10 6
= 2,9249
bh 2
75,6029 x 10 6
2
bh =
2,9249
bh2 = 25.848.028,99 mm
2/3h3 = 25.848.028,99 mm
h3 = 38.772.043,49 mm
h = 338,4591 mm 350 mm
= 233,333 mm 250 mm
maks = 0,0203
kmaks = 6,5639 Mpa (dari tabel buku Struktur Beton Bertlang Istimawan Dipohusodo)
MR Maks = . b . d . k
= 95,7017 KNm
As = x b x h
Kontrol perencanaan :
ND = NT
(0,85.fc.a.b) = As . fy
Mn = ND . Z = NT . Z
69,5718
= (0,85 x 25 x 69,5718 x 200) . (350 )
2
= 116503190,50 KNmm
= 116503,1905 KNm
Vu
Vs = Vc
1
Vc = f ' c x bw x d
6
1
= 25 x 250 x 270 10-3
6
=56,250 KN
Vu
Vs = Vc (geser menurut SNI T-15-1991-03)
80,2871
= 56,2500
0,60
1
Jika Vs > f ' c x bw x d , maka jarak spasi sengkang tidak boleh lebih dari 1/4.d atau
3
1 1
f ' c x bw x d = 25 x 250 x 270 x 10-3
3 3
= 112,50 kN
1
Karena Vs < f ' c x bw x d , maka spasi maksimum adalah tidak lebih dari .d atau 600
3
mm. Pada umumnya jarak spasi sengkang diambil tidak kurang dari 100 mm.
c. Lantai 3
b = 2/3 h
Tebal selimut untuk balok yang tidak berhubungan langsung dengan cuaca atau tanah
adalah
d = 40 mm
Rasio penulangan minimum yang diizinkan untuk tulangan mutu 400 Mpa
Maka
Mu fy
2
= x 0,8 x fy x ( 1 0,588 x x )
bh f 'c
90,4195 x 10 6 400
2
= 0,0101 x 0,8 x 400 x ( 1- 0,588 x 0,0101 x )
bh 25
90,4195 x 10 6
= 2,9249
bh 2
90,4195 x 10 6
bh2 =
2,9249
bh2 = 30.913.706,45 mm
2/3h3 = 30.913.706,45 mm
h = 359,2643 mm 400 mm
b = 2/3 x 400
= 266,6667 mm 300 mm
maks = 0,0203
kmaks = 6,5639 Mpa (dari tabel buku Struktur Beton Bertlang Istimawan Dipohusodo)
MR Maks = . b . d . k
= 161,3510 KNm
As = x b x h
Kontrol perencanaan :
ND = NT
Mn = ND . Z = NT . Z
= ND (d a/2)
95,7992
= (0,85 x 25 x 95,7992 x 300) . (400 )
2
= 215034721,10 KNmm
= 215034,7211 KNm
Vu
Vs = Vc
1
Vc = f ' c x bw x d
6
1
= 25 x 300 x 320 10-3
6
=80,00 KN
Vu
Vs = Vc (geser menurut SNI T-15-1991-03)
82,2838
= 80,00
0,60
1
Jika Vs > f ' c x bw x d , maka jarak spasi sengkang tidak boleh lebih dari 1/4.d atau
3
1 1
f ' c x bw x d = 25 x 300 x 320 x 10-3
3 3
= 160 kN
1
Karena Vs < f ' c x bw x d , maka spasi maksimum adalah tidak lebih dari .d atau 600
3
mm. Pada umumnya jarak spasi sengkang diambil tidak kurang dari 100 mm.
d. Lantai 2
b = 2/3 h
Tebal selimut untuk balok yang tidak berhubungan langsung dengan cuaca atau tanah
adalah
d = 40 mm
Rasio penulangan minimum yang diizinkan untuk tulangan mutu 400 Mpa
Maka
Mu fy
2
= x 0,8 x fy x ( 1 0,588 x x )
bh f 'c
95,5111 x 10 6 400
2
= 0,0101 x 0,8 x 400 x ( 1- 0,588 x 0,0101 x )
bh 25
95,5111 x 10 6
= 2,9249
bh 2
95,5111 x 10 6
bh2 =
2,9249
bh2 = 32.654.483,91 mm
h3 = 48.981.725,87 mm
h = 365,8851 mm 400 mm
b = 2/3 x 400
= 266,6667 mm 300 mm
maks = 0,0203
kmaks = 6,5639 Mpa (dari tabel buku Struktur Beton Bertlang Istimawan Dipohusodo)
MR Maks = . b . d . k
= 161,3510 KNm
As = x b x h
Kontrol perencanaan :
ND = NT
(0,85.fc.a.b) = As . fy
Mn = ND . Z = NT . Z
= ND (d a/2)
95,7992
= (0,85 x 25 x 95,7992 x 300) . (400 )
2
= 215034721,10 KNmm
= 215034,7211 KNm
Vu
Vs = Vc
1
Vc = f ' c x bw x d
6
1
= 25 x 300 x 320 10-3
6
=80,00 KN
83,0340
= 80,00
0,60
Dipakai sengkang D10 (Av = 157 mm2) dengan mutu baja fy = 400 MPa
1
Jika Vs > f ' c x bw x d , maka jarak spasi sengkang tidak boleh lebih dari 1/4.d atau
3
1 1
f ' c x bw x d = 25 x 300 x 320 x 10-3
3 3
= 160 kN
1
Karena Vs < f ' c x bw x d , maka spasi maksimum adalah tidak lebih dari .d atau 600
3
mm. Pada umumnya jarak spasi sengkang diambil tidak kurang dari 100 mm.
a. Lantai Atap
3
Mu 26,6006 x 10
Nilai eksentrisitas (e) = = = 242,424 mm
Pu 109,7274
As
= = = 0,01 dengan d = 40 mm
bd
As' 1232
= = = 0,0113
bd 350 x310
600 600
Cb = d= 310 = 186 mm
600 + fy 600 + 400
186 40
fs = 0,003 x Es x s= 0,003 x 200000 x ( ) = 470,9677 Mpa > fy = 400 MPa
186
Maka digunakan fs = fy
= 1175,8687 + 90,2322
= 1266,1009 kN
= 0,0113
fy 400
m= = = 20
0,85 xf ' c 0,85 x 25
h 2e 350 2 x 242,4244
= = -0,2175
2d 2 x310
d' 40
(1- ) = (1 - ) = 0,8710
d 310
h 2e h 2e 2 d'
Pn = 0,85.fc.b.d.[ + ( ) + 2m (1 )
2d 2d d
= 1029,6921 kN
Pn 1029,6921 x 10 3
a= = = 138,4460 mm
0,85 xf ' cxb 0,85 x 25 x350
a 138,4460
c= = = 162,8776 mm
1 0,85
162,8776 40
fs = 0,003 x Es x s= 0,003 x 200000 x ( ) = 452,6501 Mpa > fy = 400 Mpa
162,8776
Seperti apa yang didapat di atas, Pu = 109,7274 kN < Pn = 669,2999 kN, maka
Dengan memilih diameter tulangan sengkang yang diperlukan atau memakai sengkang
diameter minimum D10 mm, jarak spasi sengkang ditentukan dengan mengambil nilai
b. Lantai 4
As
= = = 0,01 dengan d = 40 mm
bd
As' 1608,50
= = = 0,0112
bd 400 x360
600 600
Cb = d= 360 = 216 mm
600 + fy 600 + 400
216 40
fs = 0,003 x Es x s= 0,003 x 200000 x ( ) = 488,8889 Mpa > fy = 400 MPa
216
Maka digunakan fs = fy
= 1560,60 + 146,3778
= 1706,9778 kN
= 0,0112
fy 400
m= = = 20
0,85 xf ' c 0,85 x 25
h 2e 400 2 x159,7388
= = 0,1118
2d 2 x360
d' 40
(1- ) = (1 - ) = 0,8889
d 360
h 2e h 2e 2 d'
Pn = 0,85.fc.b.d.[ + ( ) + 2m (1 )
2d 2d d
= 2303,2620 kN
Pn 2303,2620 x 10 3
a= = = 270,9718 mm
0,85 xf ' cxb 0,85 x 25 x 400
a 270,9718
c= = = 318,7268 mm
1 0,85
318,7268 40
fs = 0,003 x Es x s= 0,003 x 200000 x ( ) = 524,7004 Mpa > fy = 400 Mpa
318,7268
Seperti apa yang didapat di atas, Pu = 289,1827 kN < Pn = 1497,1203 kN, maka
Dengan memilih diameter tulangan sengkang yang diperlukan atau memakai sengkang
diameter minimum D10 mm, jarak spasi sengkang ditentukan dengan mengambil nilai
Panjang penyaluran dasar (lhb) untuk suatu batang kait dengan fy = 400 Mpa sebesar :
100db 100 x 16
lhb = = = 320 mm
f 'c 25
3
Mu 53,2258 x 10
Nilai eksentrisitas (e) = = = 113,4135 mm
Pu 469,3072
As
= = = 0,01 dengan d = 40 mm
bd
As' 1608,50
= = = 0,0112
bd 400 x360
600 600
Cb = d= 360 = 216 mm
600 + fy 600 + 400
216 40
fs = 0,003 x Es x s= 0,003 x 200000 x ( ) = 488,8889 Mpa > fy = 400 MPa
216
Maka digunakan fs = fy
= 1560,60 + 146,3778
= 1706,9778 kN
= 0,0112
fy 400
m= = = 20
0,85 xf ' c 0,85 x 25
h 2e 400 2 x113,4135
= = 0,2405
2d 2 x360
d' 40
(1- ) = (1 - ) = 0,8889
d 360
h 2e h 2e 2 d'
Pn = 0,85.fc.b.d.[ + ( ) + 2m (1 )
2d 2d d
= 2802,3480 kN
Pn 2802,3480 x 10 3
a= = = 329,6880 mm
0,85 xf ' cxb 0,85 x 25 x 400
a 329,6880
c= = = 387,8682 mm
1 0,85
387,8682 40
fs = 0,003 x Es x s= 0,003 x 200000 x ( ) = 538,1233 Mpa > fy = 400 Mpa
387,88682
Seperti apa yang didapat di atas, Pu = 469,3072 kN < Pn = 1821,5262 kN, maka
Dengan memilih diameter tulangan sengkang yang diperlukan atau memakai sengkang
diameter minimum D10 mm, jarak spasi sengkang ditentukan dengan mengambil nilai
Panjang penyaluran dasar (lhb) untuk suatu batang kait dengan fy = 400 Mpa sebesar :
100db 100 x 18
lhb = = = 360 mm
f 'c 25
d. Lantai 2
3
Mu 62,7272 x 10
Nilai eksentrisitas (e) = = = 97,2234 mm
Pu 645,1865
As
= = = 0,01 dengan d = 40 mm
bd
As' 2035,80
= = = 0,0110
bd 450 x 410
600 600
Cb = d= 410 = 246 mm
600 + fy 600 + 400
Maka digunakan fs = fy
= 1999,5187 + 212,8653
= 2212,3840 kN
= 0,0110
fy 400
m= = = 20
0,85 xf ' c 0,85 x 25
h 2e 450 2 x97,2234
= = 0,3116
2d 2 x 410
d' 40
(1- ) = (1 - ) = 0,9024
d 410
h 2e h 2e 2 d'
Pn = 0,85.fc.b.d.[ + ( ) + 2m (1 )
2d 2d d
= 3977,4741 kN
Pn 3977,4741 x 10 3
a= = = 415,9450 mm
0,85 xf ' cxb 0,85 x 25 x 450
a 415,9450
c= = = 489,3470mm
1 0,85
489,3470 40
fs = 0,003 x Es x s= 0,003 x 200000 x ( ) = 428,3427 Mpa > fy = 400 Mpa
489,3470
Seperti apa yang didapat di atas, Pu = 645,1865 kN < Pn = 2585,3581 kN, maka
Dengan memilih diameter tulangan sengkang yang diperlukan atau memakai sengkang
diameter minimum D10 mm, jarak spasi sengkang ditentukan dengan mengambil nilai
Panjang penyaluran dasar (lhb) untuk suatu batang kait dengan fy = 400 Mpa sebesar :
100db 100 x 18
lhb = = = 360 mm
f 'c 25
Yang menjadi tinjauan pondasi tiang pancang adalah pada type PC1
Rencanakan pile = 20 x 20 cm
fy = 400 MPa
fc = 30 MPa
Mencari nilai
Mu fy
2
= . . fy.( 1 0,588. . )
bd f 'c
57,7886 x 10 6 400
2
= 0,8 x x 400 ( 1 0,588 x x )
1000 x 600 30
Batasan nilai
1,4 1,4
min = = = 0,0035
fy 400
= 0,0244
= 0,0005 tidak memenuhi syarat karena < dari pada min = 0,0035
As = x b x d
= 2100 mm2
As = x 3,14 x 122
= 113,04 mm2
As 2100
n= = = 18,5775 18 buah
As ' 113,04
Mu 57,7886
ex = = = 0,1665 m
Pu 347,1528
Mu 53,6916
ey = = = 0,1034 m
Pu 500,0137
x2 = 2 x 1 x 0,32 = 0,18 m
y2 = 2 x 1 x 0,32 = 0,18 m
= 150,2925 kN
= 15,0292 ton
Daya dukung ujung tiang pancang pada tanah non kohesif adalah :
L
Qp = 40.N SPT . . Ap < 400.N SPT . Ap
D
1
Q p = 40 12 0,004 400 12 0,004
0,23
= 8. 348 kN 19.200 kN
Untuk tahanan geser selimut tiang pada tanah non kohesif adalah :
Qs = 2. N-SPT . p . Li
= 2 . 12 . 0.8 . 1
= 19. 200 kN
Qp = 9 . cu . Ap
= 0. 960 kN
Qs = . cu . p . Li
= 1 . 26,667 . 0. 8 . 1
= 21,334 kN
Cu = N-SPT . 2/3 . 10
= 4 . 2/3 . 10
(AASHO)
1.57.D.m.n
Disini diisyaratkan : S
m+n2
20 x 20 x 4
D2 =
20 x 20 x 4
D =
= 22, 5 cm 23 cm
S = 2.64D = 0.60 m
n = 2 ; m = 3
1.57.0.228.3.2
S = 0.722
3+ 22
(n'1).m + (m 1).n'
Eg = 1
90 m.n'
(2 1).3 + (3 1).2
= 1 0.233
3.2
= 0, 728
Q = Eg . Qult
= 21,1724 ton
Jadi pondasi tiang pancang (20x20)cm dengan kedalaman 6,00 m, dapat dipakai
kareana Qpile maks yang bekerja = 15,0292 ton < Qult pile = 21,1724 ton.
a. Lantai Atap
b = 2/3 h
Tebal selimut untuk balok yang tidak berhubungan langsung dengan cuaca atau tanah
adalah d = 40 mm
Rasio penulangan minimum yang diizinkan untuk tulangan mutu 400 Mpa
1,4 1,4
min = = = 0,0035
fy 400
Maka
Mu fy
2
= x 0,8 x fy x ( 1 0,588 x x )
bh f 'c
41,6480 x 10 6 400
2
= 0,0101 x 0,8 x 400 x ( 1- 0,588 x 0,0101 x )
bh 25
41,6480 x 10 6
= 2,9249
bh 2
41,6480 x 10 6
2
bh =
2,9249
bh2 = 14.239.119,29 mm
2/3h3 = 14.239.119,29 mm
h3 = 21.358.678,93 mm
h = 277,4543 mm 300 mm
maks = 0,0203
kmaks = 6,5639 Mpa (dari tabel buku Struktur Beton Bertlang Istimawan Dipohusodo)
MR Maks = . b . d . k
= 50,8308 KNm
As = x b x h
Kontrol perencanaan :
ND = NT
(0,85.fc.a.b) = As . fy
Mn = ND . Z = NT . Z
= ND (d a/2)
63,8682
= (0,85 x 25 x 63,8682 x 200) . (300 )
2
= 72763,7677 KNm
Vu
Vs = Vc
1
Vc = f ' c x bw x d
6
1
= 25 x 200 x 220 10-3
6
= 36,6667 KN
Vu
Vs = Vc = 0,75(geser menurut SK SNI 03-2002)
43,2006
= 36,6667
0,75
Dipakai sengkang D10 (Av = 157 mm2) dengan mutu baja fy = 400 MPa
1 1
f ' c x bw x d = 25 x 200 x 220 x 10-3
3 3
= 73,3333 kN
1
Karena Vs < f ' c x bw x d , maka spasi maksimum adalah tidak lebih dari .d atau 600
3
mm. Pada umumnya jarak spasi sengkang diambil tidak kurang dari 100 mm.
Kontrol kuat geser nominal tidak boleh melebihi besar dari Vs maksimum (SK SNI T-15-
1991)
2
Vs maksimum = x bw x d x f 'c
3
2
= x 200 x 220 x 25 x 10-3
3
b. Lantai 4
b = 2/3 h
adalah d = 40 mm
Rasio penulangan minimum yang diizinkan untuk tulangan mutu 400 Mpa
1,4 1,4
min = = = 0,0035
fy 400
Maka
Mu fy
2
= x 0,8 x fy x ( 1 0,588 x x )
bh f 'c
85,0135 x 10 6 400
2
= 0,0101 x 0,8 x 400 x ( 1- 0,588 x 0,0101 x )
bh 25
85,0135 x 10 6
= 2,9249
bh 2
bh2 = 29.065.438,13 mm
2/3h3 = 29.065.438,13 mm
h3 = 43.598.157,20 mm
h = 351,9568 mm 400 mm
b = 2/3 x 400
= 266,6667 mm 300 mm
maks = 0,0203
kmaks = 6,5639 Mpa (dari tabel buku Struktur Beton Bertlang Istimawan Dipohusodo)
MR Maks = . b . d . k
= 161,3510 KNm
As = x b x h
ND = NT
(0,85.fc.a.b) = As . fy
Mn = ND . Z = NT . Z
= ND (d a/2)
95,7992
= (0,85 x 25 x 95,7992 x 300) . (400 )
2
= 215034721,10 KNmm
= 215034,7211 KNm
Vu
Vs = Vc
1
Vc = f ' c x bw x d
6
1
= 25 x 300 x 320 10-3
6
= 80,00 KN
85,7572
= 80,00
0,75
Dipakai sengkang D10 (Av = 157 mm2) dengan mutu baja fy = 400 MPa
1
Jika Vs > f ' c x bw x d , maka jarak spasi sengkang tidak boleh lebih dari 1/4.d atau
3
1 1
f ' c x bw x d = 25 x 300 x 320 x 10-3
3 3
= 160,00 kN
1
Karena Vs < f ' c x bw x d , maka spasi maksimum adalah tidak lebih dari .d atau 600
3
mm. Pada umumnya jarak spasi sengkang diambil tidak kurang dari 100 mm.
Kontrol kuat geser nominal tidak boleh melebihi besar dari Vs maksimum (SK SNI T-15-
1991)
2
Vs maksimum = x bw x d x f 'c
3
2
= x 300 x 320 x 25
3
c. Lantai 3
b = 2/3 h
Tebal selimut untuk balok yang tidak berhubungan langsung dengan cuaca atau tanah
adalah d = 40 mm
Rasio penulangan minimum yang diizinkan untuk tulangan mutu 400 Mpa
1,4 1,4
min = = = 0,0035
fy 400
Maka
Mu fy
2
= x 0,8 x fy x ( 1 0,588 x x )
bh f 'c
101,6506 x 10 6 400
2
= 0,0101 x 0,8 x 400 x ( 1- 0,588 x 0,0101 x )
bh 25
101,6506 x 10 6
= 2,9249
bh 2
101,6506 x 10 6
2
bh =
2,9249
bh2 = 34.753.530,04 mm
2/3h3 = 34.753.530,04 mm
h3 = 52.130.295,05 mm
h = 373,5626 mm 400 mm
b = 2/3 x 400
= 266,6667 mm 300 mm
maks = 0,0203
kmaks = 6,5639 Mpa (dari tabel buku Struktur Beton Bertlang Istimawan Dipohusodo)
= 161,3510 KNm
As = x b x h
Kontrol perencanaan :
ND = NT
(0,85.fc.a.b) = As . fy
Mn = ND . Z = NT . Z
= ND (d a/2)
95,7992
= (0,85 x 25 x 95,7992 x 300) . (400 )
2
= 215034721,10 KNmm
= 215034,7211 KNm
Vu
Vs = Vc
1
Vc = f ' c x bw x d
6
1
= 25 x 300 x 320 10-3
6
= 80,00 KN
Vu
Vs = Vc = 0,75(geser menurut SK SNI 03-2002)
92,5835
= 80,00
0,75
Dipakai sengkang D10 (Av = 157 mm2) dengan mutu baja fy = 400 MPa
1
Jika Vs > f ' c x bw x d , maka jarak spasi sengkang tidak boleh lebih dari 1/4.d atau
3
1 1
f ' c x bw x d = 25 x 300 x 320 x 10-3
3 3
= 160,00 kN
mm. Pada umumnya jarak spasi sengkang diambil tidak kurang dari 100 mm.
Kontrol kuat geser nominal tidak boleh melebihi besar dari Vs maksimum (SK SNI T-15-
1991)
2
Vs maksimum = x bw x d x f 'c
3
2
= x 300 x 320 x f 25
3
d. Lantai 2
b = 2/3 h
Tebal selimut untuk balok yang tidak berhubungan langsung dengan cuaca atau tanah
adalah d = 40 mm
Rasio penulangan minimum yang diizinkan untuk tulangan mutu 400 Mpa
1,4 1,4
min = = = 0,0035
fy 400
Maka
Mu fy
2
= x 0,8 x fy x ( 1 0,588 x x )
bh f 'c
107,3266 x 10 6 400
2
= 0,0101 x 0,8 x 400 x ( 1- 0,588 x 0,0101 x )
bh 25
107,3266 x 10 6
= 2,9249
bh 2
107,3266 x 10 6
bh2 =
2,9249
bh2 = 36.694.109,20 mm
2/3h3 = 36.694.109,20 mm
h3 = 55.041.163,80mm
h = 380,3901 mm 400 mm
= 266,6667 mm 300 mm
maks = 0,0203
kmaks = 6,5639 Mpa (dari tabel buku Struktur Beton Bertlang Istimawan Dipohusodo)
MR Maks = . b . d . k
= 161,3510 KNm
As = x b x h
Kontrol perencanaan :
ND = NT
(0,85.fc.a.b) = As . fy
Mn = ND . Z = NT . Z
95,7992
= (0,85 x 25 x 95,7992 x 300) . (400 )
2
= 215034721,10 KNmm
= 215034,7211 KNm
Vu
Vs = Vc
1
Vc = f ' c x bw x d
6
1
= 25 x 300 x 320 10-3
6
= 80,00 KN
Vu
Vs = Vc = 0,75(geser menurut SK SNI 03-2002)
93,3835
= 80,00
0,75
Dipakai sengkang D10 (Av = 157 mm2) dengan mutu baja fy = 400 MPa
1
Jika Vs > f ' c x bw x d , maka jarak spasi sengkang tidak boleh lebih dari 1/4.d atau
3
1 1
f ' c x bw x d = 25 x 300 x 320 x 10-3
3 3
= 160,00 kN
1
Karena Vs < f ' c x bw x d , maka spasi maksimum adalah tidak lebih dari .d atau 600
3
mm. Pada umumnya jarak spasi sengkang diambil tidak kurang dari 100 mm.
Kontrol kuat geser nominal tidak boleh melebihi besar dari Vs maksimum (SK SNI T-15-
1991)
2
Vs maksimum = x bw x d x f 'c
3
2
= x 300 x 320 x f 25
3
a. Lantai Atap
3
Mu 28,2170 x 10
Nilai eksentrisitas (e) = = = 257,1554 mm
Pu 109,7274
As
= = = 0,01 dengan d = 40 mm
bd
As' 1232
= = = 0,0113
bd 350 x310
600 600
Cb = d= 310 = 186 mm
600 + fy 600 + 400
186 40
fs = 0,003 x Es x s= 0,003 x 200000 x ( ) = 470,9677 Mpa > fy = 400 MPa
186
Maka digunakan fs = fy
= 1175,8687 + 90,2322
= 1266,1009 kN
= 0,0113
fy 400
m= = = 20
0,85 xf ' c 0,85 x 25
h 2e 350 2 x 257,1554
= = -0,2650
2d 2 x310
d' 40
(1- ) = (1 - ) = 0,8710
d 310
h 2e h 2e 2 d'
Pn = 0,85.fc.b.d.[ + ( ) + 2m (1 )
2d 2d d
= 959,3706 kN
Pn 959,3706 x 10 3
a= = = 128,9910 mm
0,85 xf ' cxb 0,85 x 25 x350
a 128,9910
c= = = 151,7541 mm
1 0,85
151,7541 40
fs = 0,003 x Es x s= 0,003 x 200000 x ( ) = 441,8494 Mpa > fy = 400 Mpa
151,7541
Seperti apa yang didapat di atas, Pu = 109,7274 kN < Pn = 623,5909 kN, maka
Dengan memilih diameter tulangan sengkang yang diperlukan atau memakai sengkang
diameter minimum, dipakai D12 mm, jarak spasi sengkang ditentukan dengan mengambil
= 112 mm
= 288 mm
d. 300 mm.
3
Mu 51,0114 x 10
Nilai eksentrisitas (e) = = = 175,7687 mm
Pu 295,3392
As
= = = 0,01 dengan d = 40 mm
bd
As' 1608,50
= = = 0,0112
bd 400 x360
600 600
Cb = d= 360 = 216 mm
600 + fy 600 + 400
216 40
fs = 0,003 x Es x s= 0,003 x 200000 x ( ) = 488,8889 Mpa > fy = 400 MPa
216
Maka digunakan fs = fy
= 1560,60 + 146,3778
= 1706,9778 kN
= 0,0112
fy 400
m= = = 20
0,85 xf ' c 0,85 x 25
h 2e 400 2 x175,7687
= = 0,0673
2d 2 x360
d' 40
(1- ) = (1 - ) = 0,8889
d 360
h 2e h 2e 2 d'
Pn = 0,85.fc.b.d.[ + ( ) + 2m (1 )
2d 2d d
= 2147,8140 kN
Pn 2147,8140 x 10 3
a= = = 252,6840 mm
0,85 xf ' cxb 0,85 x 25 x 400
a 252,6840
c= = = 297,2753 mm
1 0,85
297,2753 40
fs = 0,003 x Es x s= 0,003 x 200000 x ( ) = 519,2667 Mpa > fy = 400 Mpa
297,2753
Seperti apa yang didapat di atas, Pu = 295,3392 kN < Pn = 1396,0791 kN, maka
Dengan memilih diameter tulangan sengkang yang diperlukan atau memakai sengkang
diameter minimum, dipakai D12 mm, jarak spasi sengkang ditentukan dengan mengambil
= 128mm
= 288 mm
d. 300 mm.
ld 9 fy
= x
db 10 f ' c c + Ktr
db
Catatan = hasil perkalian tidak perlu dambil lebih besar dari 1,7
Atr x fyt
- Ktr = Indeks tulangan transversal =
10 sn
- s = spasi maksimum
c + Ktr
- = tidak boleh diambil lebih besar dari 2,5
db
Tulangan pokok = 16
fy = 400 Mpa
c = 40 + 12 + 16/2 = 60 mm
ambil c = 60 mm
60 + 0
= 3,75 ambil 2,5 (maks)
16
ld = 23,04 x 16 = 368,64 mm
Karena tegangan tulangan yang terjadi fs > 0,5fy , jadi sambungan lewatan ini termasuk
c. Lantai 3
3
Mu 59,7578 x 10
Nilai eksentrisitas (e) = = = 123,2779 mm
Pu 484,7406
As' 2035,80
= = = 0,0110
bd 450 x 410
600 600
Cb = d= 410 = 246 mm
600 + fy 600 + 400
246 40
fs = 0,003 x Es x s= 0,003 x 200000 x ( ) = 502,4390 Mpa > fy = 400 MPa
246
Maka digunakan fs = fy
= 1999,5187 + 212,8653
= 2212,3840 kN
= 0,0110
fy 400
m= = = 20
0,85 xf ' c 0,85 x 25
h 2e 450 2 x123,2779
= = 0,2481
2d 2 x 410
d' 40
(1- ) = (1 - ) = 0,9024
d 410
h 2e h 2e 2 d'
Pn = 0,85.fc.b.d.[ + ( ) + 2m (1 )
2d 2d d
= 3627,7543 kN
Pn 3627,7543 x 10 3
a= = = 379,3730 mm
0,85 xf ' cxb 0,85 x 25 x 450
446,3212 40
fs = 0,003 x Es x s= 0,003 x 200000 x ( ) = 546,2271 Mpa > fy = 400 Mpa
446,3212
Seperti apa yang didapat di atas, Pu = 484,7406 kN < Pn = 2358,0403 kN, maka
Dengan memilih diameter tulangan sengkang yang diperlukan atau memakai sengkang
diameter minimum, dipakai D12 mm, jarak spasi sengkang ditentukan dengan mengambil
= 144mm
= 288 mm
d. 300 mm.
ld 9 fy
= x
db 10 f ' c c + Ktr
db
Atr x fyt
- Ktr = Indeks tulangan transversal =
10 sn
- s = spasi maksimum
c + Ktr
- = tidak boleh diambil lebih besar dari 2,5
db
Tulangan pokok = 18
Tulangan sengkang = 12
fy = 400 Mpa
c = 45 + 12 + 16/2 = 61 mm
ambil c = 61 mm
61 + 0
= 3,3889 ambil 2,5 (maks)
16
ld = 23,04 x 18 = 414,72 mm
Karena tegangan tulangan yang terjadi fs > 0,5fy , jadi sambungan lewatan ini termasuk
d. Lantai 2
3
Mu 70,3411 x 10
Nilai eksentrisitas (e) = = = 105,1202 mm
Pu 669,1494
As
= = = 0,01 dengan d = 40 mm
bd
600 600
Cb = d= 410 = 246 mm
600 + fy 600 + 400
246 40
fs = 0,003 x Es x s= 0,003 x 200000 x ( ) = 502,4390 Mpa > fy = 400 MPa
246
Maka digunakan fs = fy
= 1999,5187 + 212,8653
= 2212,3840 kN
= 0,0110
fy 400
m= = = 20
0,85 xf ' c 0,85 x 25
h 2e 450 2 x105,1202
= = 0,2924
2d 2 x 410
h 2e h 2e 2 d'
Pn = 0,85.fc.b.d.[ + ( ) + 2m (1 )
2d 2d d
= 3870,0489 kN
Pn 3870,0489 x 10 3
a= = = 404,7110 mm
0,85 xf ' cxb 0,85 x 25 x 450
a 404,7110
c= = = 476,1306 mm
1 0,85
476,1306 40
fs = 0,003 x Es x s= 0,003 x 200000 x ( ) = 549,5937 Mpa > fy = 400 Mpa
476,1306
Seperti apa yang didapat di atas, Pu = 669,1494 kN < Pn = 2515,5318 kN, maka
Dengan memilih diameter tulangan sengkang yang diperlukan atau memakai sengkang
diameter minimum, dipakai D12 mm, jarak spasi sengkang ditentukan dengan mengambil
= 144mm
= 288 mm
d. 300 mm.
ld 9 fy
= x
db 10 f ' c c + Ktr
db
Catatan = hasil perkalian tidak perlu dambil lebih besar dari 1,7
Atr x fyt
- Ktr = Indeks tulangan transversal =
10 sn
- s = spasi maksimum
c + Ktr
- = tidak boleh diambil lebih besar dari 2,5
db
Tulangan pokok = 18
Tulangan sengkang = 12
fy = 400 Mpa
c = 45 + 12 + 16/2 = 61 mm
ambil c = 61 mm
61 + 0
= 3,3889 ambil 2,5 (maks)
16
ld = 23,04 x 18 = 414,72 mm
Yang menjadi tinjauan pondasi tiang pancang adalah pada type PC1
Rencanakan pile = 20 x 20 cm
fy = 400 MPa
fc = 30 MPa
Mencari nilai
Mu fy
2
= . . fy.( 1 0,588. . )
bd f 'c
64,8058 x 10 6 400
= 0,8 x x 400 ( 1 0,588 x x )
1000 x 600 2 30
Batasan nilai
1,4 1,4
min = = = 0,0035
fy 400
= 0,0244
= 0,0006 tidak memenuhi syarat karena < dari pada min = 0,0035
As = x b x d
= 2100 mm2
As = x 3,14 x 122
= 113,04 mm2
As 2100
n= = = 18,5775 18 buah
As ' 113,04
Mu 64,8058
ex = = = 0,1703 m
Pu 380,6103
Mu 60,1598
ey = = = 0,11234 m
Pu 535,4899
x2 = 2 x 1 x 0,32 = 0,18 m
y2 = 2 x 1 x 0,32 = 0,18 m
My.e y .x Mx.e x y
Q pile maks = P
n x2 y2
= 163,5264 kN
= 16,3526 ton
Daya dukung ujung tiang pancang pada tanah non kohesif adalah :
L
Qp = 40.N SPT . . Ap < 400.N SPT . Ap
D
1
Q p = 40 12 0,004 400 12 0,004
0,23
= 8. 348 kN 19.200 kN
Untuk tahanan geser selimut tiang pada tanah non kohesif adalah :
Qs = 2. N-SPT . p . Li
= 2 . 12 . 0.8 . 1
= 19. 200 kN
Daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada tanah kohesif adalah :
Qp = 9 . cu . Ap
= 0. 960 kN
Qs = . cu . p . Li
= 1 . 26,667 . 0. 8 . 1
= 21,334 kN
= 4 . 2/3 . 10
(AASTHO)
1.57.D.m.n
Disini diisyaratkan : S
m+n2
1
Diameter tiang mini pile = D2 = 20 cm x 20 cm
4
20 x 20 x 4
D2 =
20 x 20 x 4
D =
= 22, 5 cm 23 cm
S = 2.64D = 0.60 m
n = 2 ; m = 3
1.57.0.228.3.2
S = 0.722
3+ 22
(n'1).m + (m 1).n'
Eg = 1
90 m.n'
(2 1).3 + (3 1).2
= 1 0.233
3.2
= 0, 728
Q = Eg . Qult
= 21,1724 ton
Jadi pondasi tiang pancang (20x20)cm dengan kedalaman 6,00 m, dapat dipakai
kareana Qpile maks yang bekerja = 16,3526 ton < Qult pile = 21,1724 ton.
a. Beberapa asumsi yang sama antara SNI T-15-1991 dengan SNI 03-2002 adalah :
- Beban yang diperhitungkan adalah service loads dikalikan suatu faktor beban
- SNI T-15-1991
V = C x I x K x Wt
- SNI 03-2002
C1 x I
V= x Wt
R
2. Kombinasi Pembebanan
- SNI T-15-1991
1. 1,2DL + 1,6LL
1. 1,4DL
2. 1,2DL + 1,6LL
3. 0,9DL + 1,0E
4. 0,9DL - 1,0E
3. Untuk menentukan nilai C ( faktor respons gempa) pada SNI T-15-1991 hanya
menetapkan 2 lapisan tanah yaitu tanah keras dan tanah lunak, sedangkan SNI 03-
2002 menetapkan 3 lapisan tanah yaitu : tanah keras, tanah lunak dan tanah sedang.
4. Daktilitas berbagai jenis struktur di SNI T-15-1991 dinyatakan dalam Faktor Jenis
5.1 Kesimpulan
Setelah menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini, kesimpulan yang dapat diperoleh
sebagai berikut :
mengacu kepada SNI T-15-1991 dengan SNI 03-2002, maka diperoleh dimensi dan
penulangannya yaitu :
Lantai Atap
Lantai 4
Lantai 3
Lantai 2
O 10 - 100
6 O 12
300
200
Lantai Atap
Lantai 4
Lantai 3
Lantai 2
10 220
350 8 14
350
5.2 Saran
1. Walaupun hasil pada SK SNI T-15-1991 lebih ekonomis dari pada SK SNI 03-
2002, namun pihak perencana harus membuat perhitungan sesuai dengan standar
baru yang telah ditetapkan agar menghasilkan struktur bangunan yang aman dan
tahan gempa.
T-15-1991
melalui berbagai penyuluhan akan pentingnya penerapan peraturan yang baru yang
telah diterbitkan.