Anda di halaman 1dari 30

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL- FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA


SEMESTER GENAP 2022/2023

BAHAN AJAR PRAKTIKUM


APLIKASI KOMPUTER
SAP 2000 V.22

ASISTEN LABORATORIUM:
RIZAL ACHMED NURFAIDZIN 1431900120
SANIA NINCE AFRIDA 1431900193
Software Analisa Struktur?

CSI : Computers and


Structures Incorporated
Sekilas Mengenai SAP 2000?

Seri program SAP merupakan


salah satu program analisis
dan perancangan struktur
Tahap Analisa SAP 2000
Studi Kasus → Data Umum

Propertis Penampang
1. Balok Memanjang = 30/45 cm
2. Balok Melintang = 30/45 cm
3. Tebal Pelat lantai 1-5 = 12 cm
4. Tebal pelat atap = 10 cm
5. Kolom = 55/55 cm
Peraturan

1. SNI 2847-2019 → ACI 318-14 (Struktur Beton)


2. SNI 1727- 2020 → ASCE 7-16 (Pembebanan)
3. SNI 1726-2019 → ASCE 7-16 (Gempa)*
4. SNI 1729- 2020 → AISC 360-16 (Struktur Baja)

*Note: IBC 2009


Studi Kasus → Data Umum
1. Jenis Bangunan : Apartemen
2. Jumlah tingkat : 5 lantai + 1 atap
3. Lokasi : Bali
4. Jenis Tanah : batuan
5. Panjang Total : 25 m
6. Lebar Total : 15 m
7. Tinggi per lantai : 4 m
8. Tinggi total : 24 m
9. Mutu Beton, Fc’ : 31 Mpa
10. Mutu Baja, Fy : 320 Mpa
11. Elastisitas beton (Ec) : 4700 𝑓𝑐′ =
26168,5 𝑀𝑝𝑎
12. Elastisitas tulangan : 200.000 Mpa
13. Poison rasio : 0,2
Studi Kasus → Data Umum
Studi Kasus → Beban Struktur
Beban Hidup (Live) Beban Gempa (Quake)
1. Beban Hidup Lantai = 250 kg/m2 1. Lokasi = Surabaya
2. Beban Hidup atap = 100 kg/m2 2. KDS =D
3. Faktor keutamaan gempa, I = 1,0
Beban Mati (Dead)
4. Sistem Struktur = SRPMK
1. Beban Mati pada balok = 1000 kg/m’
5. SD1 = 0,57
2. Beban mati lantai 1-5 = 388 kg/m2
6. SDS = 0,64
3. Beban mati lantai atap = 292 kg/m2
7. SS = 0.6785
Beban Angin (Wind) 8. S1 = 0.3037
1. Eksposur =B 9. Koef. Modifikasi Respon, R =8
2. Kecepatan angin = 70 mph 10. Faktor Kuat lebih, Ω =3
3. Faktor Hembusan angin, G = 0,85 11. Faktor pembesaran defleksi, Cd = 5,5
12. Kelas situs, Tanah Lunak =E
Note : https://rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021/
Studi Kasus → Beban Struktur
Berat Jenis Material Beban Seismik Statik Ekivalen*

1. Beton bertulang = 2400 kg/m3


2. Baja = 7850 kg/m3
Tahap Analisa SAP 2000 : Permodelan Struktur

File > New Model


1
akan muncul beberapa template: Untuk
permodelan portal bisa menggunakan Grid
Only atau 3D Frame

2 Setting Satuan pada bagian Default Unit

3 Masukkan angka untuk pembuatan Grid


sesuai denah perencanaan.

Number of Grid Line → Jumlah Grid

Grid Spacing → Jarak setiap grid


Tahap Analisa SAP 2000 : Define Material Beton

1 Define > Material

2 Add New Material

Pada Material Type, pilih jenis material yang


akan digunakan. Pada kasus ini digunakan
jenis material beton (Concret). Pada bagian
Standard→ user untuk mengubah Material
Property

3 Ubah Material Property sesuai data


perencanaan
Tahap Analisa SAP 2000 : Define Material Tulangan

1 Define > Material

2 Add New Material

Pada Material Type, pilih jenis material yang


akan digunakan. Pada kasus ini digunakan
jenis material tulangan (Rebar). Pada bagian
Standard→ user untuk mengubah Material
Property

3 Ubah Material Property sesuai data


perencanaan Note : Fu = 1,5* Fy
Tahap Analisa SAP 2000 : Define Properties

1 Define > Section Properties > Frame Section


> add new property
pada Frame Section, pilih Concrete

2 Klik Rectangular

Masukkan Nama Penampang pada Section


Name, dan masukkan data dimensi
penampang

3 Pada bagian Material, pilih jenis material


yang sudah di definisikan (define)
sebelumnya
Tahap Analisa SAP 2000 : Define Properties

4 Pada Concret Reinforcement

Masukkan data tulangan mulai dari : jenis


material, diameter tulangan, jumlah tulangan,
selimut beton (clear cover)

5 Pada bagian Design Type, ubah menjadi


Beam jika mendesain Balok. Dan ubah
menjadi Column jika mendesain kolom

6 Data tulangan yang dimasukkan sudah


termasuk tulangan longitudinal →
Longitudinal Bars, dan tulangan geser →
Confinement Bars.
Tahap Analisa SAP 2000 : Define Area

1 Define > Section Properties > Area Section


> Add new Section

2 Pada bagian Thickness, masukkan ketebalan


pelat. Sesuaikan dengan satuan yang
digunakan

3 Pada bagian Type, pilih Shell-Thin

Pada bagian Material, Pilih jenis material


4
beton yang sudah di definisikan sebelumnya.
Tahap Analisa SAP 2000 : Define Area

Ada 3 asumsi perilaku dalam memodelkan pelat yaitu:

Shell : pelat diasumsikan menerima gaya vertical


1
akibat beban mati dan hidup, juga gaya horizontal
(gempa)

2 Membrane : pelat diasumsikan menerima gaya


horizontal saja

3 Plate : pelat diasumsikan menerima gaya vertical


akibat beban mati dan beban hidup

Plate-thick : pelat diasumsikan mempunyai ketebalan


lebih, biasanya digunakan untuk jalan beton atau
tempat parkir dan pelat pondasi
Tahap Analisa SAP 2000 : Draw Frame & Area

1 Klik tombol (Quick Draw Frame/Cable)


di toolbar vertikal sebelah kiri

Atau melalui tab Draw > Quick Draw


Frame/ Cable / Tendon

Maka akan muncul Properties of Object.


2
Pilih section properties atau dimensi
penampang untuk balok atau kolom yang
akan Digambar pada frame

Selanjutnya menggambar area (Draw area)


3 menggunakan (Quick draw area)

Maka akan muncul Properties of Object.


Pilih section area yang digunakan pada pelat
yang akan digambar
Tahap Analisa SAP 2000 : Membuat Perletakan/ Tumpuan

1 Buka tampilan pada view plane X-Y. blok semua pada lantai dasar.
Lalu Assign > Joint > Restraint. Pilih tumpuan jepit
Tahap Analisa SAP 2000 : Define Load Patterns

Sebelum menginput beban pada Frame dan


1
Area , terlebih dahulu mendefinisikan jenis
beban-beban yang dipikul oleh struktur.

Tambahkan load pattern dengan cara klik add


2
new load pattern.

Dead→ Selfweight Multiplier = 1

Live→ Selfweight Multiplier = 0

Wind → Selfweight Multiplier = 0

Quake→ Selfweight Multiplier = 0

3 Pada beban Wind dan Quake, klik Modify


Lateral Load Pattern. Lalu masukkan data
perencanaan sesuai RSA dan SNI
Tahap Analisa SAP 2000 : Define Load Combination

1 Define > Load Combination > Add new


Combo

2 Masukkan Kombinasi Beban dengan Scale


Faktor sebagai berikut:

1,4 D

1,2 D + 1,6 L

1,2 D + 1,0 W + 1,0 L

0,9 D + 1,0 W

0,9 D + 1,0 Qx

0,9D + 1,0 Qy

1,2 D + 1,0 Qx + 1,0 L

1,2 D+ 1,0 Qy + 1,0 L


Tahap Analisa SAP 2000 : Input Pembebanan

Beban mati pelat lantai 1-5 Input Beban Pada Pelat


1 1
Blok semua pelat : Select > Properties > area section
2 Beban hidup pelat lantai 1-5
Assign > area load > uniform to shell (Frame)

3 Beban mati pelat atap 2 Input Beban pada Frame (Balok)

Blok frame (balok) : Select > Properties > Frame section


4 Beban hidup pelat atap
Assign > Frame load > Distributed

Beban mati pada balok Untuk beban angin diinputkan pada dinding (shell). Terlebih
5 3
dahulu blok semua dinding.

6 Beban angin pada pelat dinding Assign > area load > wind pressure coefficient (shell)→ Cp = 0,8

7 Beban gempa *
Tahap Analisa SAP 2000 : Input Beban Gempa Respon Spektrum

1 Define > Function > Response Spektrum

Masukkan data-data kegempaan dari website RSA Cipta Karya

2 Define > Load Case > Add new load case

Pada load case name, beri nama Dinamik X atau DX. Pada load case type, pilih respons spektrum

𝐼×𝑔 1×9,8
Untuk load name U1 dinamik X, Scale factor = = = 1,225
𝑅 8

3 Definisikan juga untuk Dinamik arah Y, dengan cara yang sama seperti Dinamik arah X

Pada load case name, beri nama Dinamik Y atau DY. Pada load case type, pilih respons spektrum

𝐼×𝑔 1×9,8
Untuk load name U2 dinamik Y, Scale factor = = = 1,225
𝑅 8
Tahap Analisa SAP 2000 : Input Beban Gempa Statik Ekivalen (Manual)

1 Select semua pelat melalui menu Select > Properties > Area

2 Assign > Joint > Constraint > Define Joint Constraint.

lalu pilih Diaphragm dan klik Add new Constraint. Dan centang pada Assign a different diaphragm….

Agar setiap pelat menjadi diafragma

3 Kembali ke menu Define > Load Pattern. Buat load pattern name yang baru untuk statik ekivalen dengan cara
manual, beri nama “Statik X” dan untuk Auto lateral load pattern pilih User loads

Pilih Modify lateral load pattern, lalu masukkan seluruh gaya gempa statik ekivalen yang sudah dihitung manual pada
kolom table FX. Centang pada Apply at center of Mass agar gaya gempa bekerja pada pusat massa struktur.

4 Ulangi Langkah no. 3 dan 4 untuk beban gempa Statik arah Y “ Statik Y”.
Tahap Analisa SAP 2000 : Automesh

Elemen shell (Pelat) yang dimodelkan perlu untuk


dibagi ke dalam pias-pias kecil agar penyebaran gaya
dari pelat semakin baik.

Jika pelat tidak dibagi menjadi beberapa pias, maka


hasil output yang didapat relative kasar (misal output
lendutan atau momen terlalu besar atau kecil)

Ada dua cara dalam membagi pelat menjadi pias-pias


kecil : blok pelat terlebih dahulu..

1 Edit > Edit Areas > Devide areas, lalu masukkan


angka pembagi untuk arah 1-2 dan 1-3 pada pelat

2 Assign > Areas > Automatic area mesh, pada


automesh area into this number masukkan angka
pembagi untuk arah 1-2 dan 1-3 pada pelat
Tahap Analisa SAP 2000 : End Offset

Blok Frame → lalu Assign > Frame > End


(Length) Offset >Automatic…
Note : Nilai Rigid Zone end length offset berkisar 0 sampai 1
Tahap Analisa SAP 2000 : Proses Running

1 Analyze > Set Analysis Options > Pilih Space


Frame, lalu klik OK

2 Analyze > Run Analysis atau klik F5 > Run


Now > lalu klik OK
Tahap Analisa SAP 2000 : Output Analisis

1 Select > Properties > Frame Section

Pilih salah satu section yang mau diketahui


2
hasil analisis gaya-gaya dalam

3 Display > Show Table atau CTRL + T

Lalu centang Analysis Result > Element


Output > Frame Output> Klik OK

4 Jika ingin mengubah table hasil analisis ke


Excel, klik File > Export Current Table > To
Excel
Mendapatkan Nilai Momen dan Gaya Geser
Menampilkan Gaya-Gaya Batang

1 Display > Show Forces/ Stress > Frame


Cable atau klik symbol

2 Pada case/combo name pilih kombinasi


beban yang ingin dilihat

3 Pilih Option > fill diagram untuk


menampilkan diagram dalam bentuk blok
warna.

Pilih option >Show Values on Diagram


untuk menampilkan nilai angka

4 Klik OK
TERIMA KASIH..

Anda mungkin juga menyukai