Anda di halaman 1dari 4

Perhitungan Daya dukung Lateral terhadap gempa.

Berdasarkan hasil desain permodelan, Didapatkan pada Pmax dari 1 titik kolom.
Tabel 1. Joint Reaction
TABLE: Joint Reactions
Joint OutputCase CaseType StepType F1 F2 F3 M1 M2 M3
Text Text Text Text Kgf Kgf Kgf Kgf-cm Kgf-cm Kgf-cm
3394 IJIN 1D+1L Combination -7844.33 -87630.2 384966.54 537483.3 -740300 484786.9
3394 IJIN 1D+0.75L+0.525EY Combination Min -18279.8 -87021.6 343977.97 746140.5 -726742 462486.3
3394 IJIN 1D+0.75L+0.525EX Combination Min -21431.7 -87013.6 352824.99 751582.3 -798369 485011.4
3394 IJIN 1D+0.75L+0.525EX Combination Max 3215.08 -86461.5 359627.72 761070.8 -443379 502797.1
3394 IJIN 1D+0.75L+0.525EY Combination Max 63.21 -86453.4 368474.74 766512.7 -515005 525322.2
3394 IJIN 1D Combination -12900.2 -84059.5 270005.82 1412856 -262595 521256.3
3394 IJIN 0.7D+0.6EX Combination Min -19968.8 -50814.5 145672.3 834132.3 -298715 270863.2
3394 IJIN 0.6D+0.7EY Combination Min -19968.8 -50814.5 145672.3 834132.3 -298715 270863.2
3394 IJIN 0.7D+0.6EX Combination Max 4488.55 -50056.9 178334.67 861295.3 -16398.7 354644.3
3394 IJIN 0.6D+0.7EY Combination Max 4488.55 -50056.9 178334.67 861295.3 -16398.7 354644.3

Selanjutnya dilakukan permodelan ulang untuk mendapatkan gaya lateral pada satu poer atau pile
cap dengan beban berdasarkan tabel 1, bisa dilihat pada gambar 1.
Kekakuan dari konstanta pegas lapisan tanah sangat diperlukan untuk mengevaluasi
struktur khususnya pada zona gempa. Sebagaimana diketahui, pada proyek ini penelitian tanah
yang dilakukan adalah pengujian SPT. Di mana dari nilai “N” – SPT tersebut dapat digunakan
untuk menghitung modulus tarik – tekan dari tanah, Es, yang kemudian dapat ditransformasikan
menjadi modulu lateral dari reaksi tanah dasar. Menurut Glick (1948), penurunan dari modulus
tekan – tarik dari tanah, Es, menjadi modulus lateral dari reaksi tanah dasar, adalah sebagai berikut:
22.4 𝐸 (1−𝜇)
𝑠
ks’ = (1+𝜇)(3−4𝜇)[2 ln(2 (N/m2)
𝐿 𝑝 /𝐵) −0.433]

𝑘𝑠 ′
ks = (N/m)
𝐵

Di mana:
Es = modulus tarik - tekan (kPa, N/m2)
 = poisson’s ratio
Lp = panjang segmen tiang pancang per konstanta pegas, m
B = lebar pancang, m
Menurut Bowles (1977) untuk lapisan tanah maupun batu, Poisson ratio adalah sebagai
berikut:
Tipe Tanah 
Pasir Halus 0.25
Pasir Kasar 0.35
Pasir Padat 0.2 – 0.4
Lanau 0.3– 0.35
Lempung Kelanauan 0.2 – 0.3
Lempung Tidak Jenuh 0.1 – 0.3
Lempung Jenuh 0.4 – 0.5
Batu Padat 0.1 – 0.4
Sehingga, nilai perkiraan dari modulus tekan – tarik, Es, dapat diturunkan dari hasil
penyelidikan tanah dari nilai N – SPT menurut Bowles (1996). Hubungan empiris yang dapat
digunakan berdasarkan pertimbangan jenis tanah adalah sebagai berikut:
Tipe Tanah Es (kPa)
Pasir (Konsolidasi Normal) 500 (N + 15)
Pasir (Jenuh) 250 (N + 15)
Pasir berbatu 1200 (N + 6)
Pasir kelempungan 320 (N + 15)
Lanau, Lanau kepasiran, Lanau
300 (N + 6)
kelempungan

Maka dalam pemodelan struktur abutmen nantinya, untuk elemen tiang pancang akan
diberikan perletakan pegas setiap interval 2 (dua) meter.
Original Boring Pile Pile ks (x
SPT
Elevation Depth Length Width Type of Soil  Es ks' (N/m2) & y)
Value
(m) (m) (m) (m) Kpa N/m2 kN/m3
0 0 0 0.45 0
-2 2 2 0.45 8 Pasir 0.25 4,200 4,200,000 7,169,631 15,933
-4 4 2 0.45 5 Pasir halus 0.35 3,300 3,300,000 5,650,668 12,557
-6 6 2 0.45 3 Lempung berpasir 0.3 2,700 2,700,000 4,595,917 10,213
-8 8 2 0.45 11 Pasir berlempung 0.2 5,100 5,100,000 8,793,920 19,542
-10 10 2 0.45 10 Lanau berlempung 0.3 4,800 4,800,000 8,170,520 18,157
-12 12 2 0.45 11 Lanau berlempung 0.3 5,100 5,100,000 8,681,177 19,292
-14 14 2 0.45 9 Lanau berlempung 0.3 4,500 4,500,000 7,659,862 17,022
-16 16 2 0.45 10 Lempung 0.4 4,800 4,800,000 8,361,086 18,580
-18 18 2 0.45 13 Lempung berlanau 0.2 5,700 5,700,000 9,828,499 21,841
-20 20 2 0.45 12 Pasir kelanauan 0.3 5,400 5,400,000 9,191,835 20,426
-22 22 2 0.45 12 Lempung 0.4 5,400 5,400,000 9,406,222 20,903
-24 24 2 0.45 14 Lempung 0.4 6,000 6,000,000 10,451,358 23,225
-26 26 2 0.45 13 Lempung 0.4 5,700 5,700,000 9,928,790 22,064
-28 28 2 0.45 12 Lempung 0.4 5,400 5,400,000 9,406,222 20,903
-30 30 2 0.45 18 Lempung 0.4 7,200 7,200,000 12,541,629 27,870
Gambar 1. Permodelan Pilecap
Pada hasil permodelan, didapatkan gaya lateral sebesar 17.06 ton
Beban horisontal maksimum didapatkan dari
Cu  d
Mmax = H (1.5 × d + ) (Source: Sanglerat G, 1983)
18
Dimana :
d = diameter tiang
Cu = undrained cohesion
H = Beban Horizontal Maksimum
Sedangkan untuk Cu, berdasarkan data tanah joyoboyo, pada kedalaman 30 m, didapatkan Cu
sebesar 0.93 kg/cm2
0.93 𝑥 45
Didapatkan Mmax = 17.06 𝑥 (1.5 𝑥 45 + ) = 1187025 kg.cm
18

Daya dukung lateral tanah, Hu adalah sebagai berikut :

Hu 2  M max
 (Source: Sanglerat G, 1983)
9Cu  d 2
9Cu  d 3
Syarat Aman:

Daya dukung lateral tanah, Hu > Beban lateral, H

Tabel 2. Daya dukung tiang terhadap beban arah lateral


Daya dukung
Kedalaman M.crack SF SF
H Mmax lateral tanah, Hu KETERANGAN
(m) (Ton) (kg.cm) (ton) (ton.m) (H) (M)

- 30 17.06 11.87 29.902 12.54 1.75 1.06 AMAN


Berdasarkan Tabel 2. diatas, bahwa kapasitas daya dukung tiang terhadap gaya lateral khususnya
kombinasi gempa untuk kedalaman –30 meter tiang pancang dan untuk terhadap crack terhadap kapasitas
momen pancang.masih aman

Anda mungkin juga menyukai