4
4 PERHITUNGAN DAN ANALISIS
K0
K0 = atau =
1 1 K0
GSI 100
mb = mi exp
28
40 100
= 19 exp
28
= 2.23
Dengan
mi : konstanta karakteristik batuan, didapat dari Tabel 2.7
GSI : Geological Strength Index, didapat dari Tabel 2.6
mb : konstanta Hoek-Brown untuk massa batuan
Untuk input pada PLAXIS 3D parameter yang diperlukan adalah nilai kohesi batuan (c),
sudut geser dalam (),modulus elastisitas (E50), Poisson Ratio (), dan K0, maka dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
Dengan memasukan 3 berturut-turut dari nol hingga setengah nilai ci didapat:
3 = 0 1 = 50
3 = 3 1 = 56.24
3 = 9 1 = 68.19
3 = 12 1 = 73.95
3 = 15 1 = 79.59
Gambar 4. 1 Grafik 3 vs 1
k 1 50.1991 0.33
sin = =
k 1 2 cos 19
G0
e0 e0
S S
e1 e1
Gambar 4. 2 Gaya-gaya pada terowongan
Beban:
g0 = h sampai di puncak terowongan
= 318.44
G0 = 1 d 0,5d
3
= 45.74
Q = 1 d t c
2
= 59.72
S = Tahanan friksi antara dinding terowongan dengan tanah
g1 = ' h sampai di tengah terowongan
= 274.61
e0 = ' h K a 2c K a
= 87.64 kN/m
e
e1 = g1 K a 2c K a
Hspring Mspring
= 93.13 kN/m
G0 Q w1 = w 20 12
Pv = g0
d = 78.48 kN/m
= 345.07 Gaya merata lateral
Mv = M Pv l 2 e0 e1 w0 w1
e =
2 2
= 144.37 kNm/m
= 159.15 kN/m/m
Hv = H Pv l
Ph = e 1 d
= 15.86 kN/m 2
Vv = 1 l Pv = 315.13 kN/m
2
Mh = M Ph l 2
= 683.24 kN/m
Nv = -683.24 kN/m = 131.84 kNm/m
Hh = M Ph l
= -14.49 kN/m
S = 2 N SPT 1.908 2
Vinvert = 358.32 kN/m
G0 2 S
Pv‘ = g0
Hinvert Minvert l
= 149.02 kN/m
Mv = 1 Pv 'l 2
P'v 12
= 194.74 kNm/m
e0 = ' h K a 2c K a
= 93.13 kN/m
e
e1 = g1 K a 2c K a
= 98.43 kN/m
Mwall Gaya lateral akibat air
w0 = w 18.02 12
= 78.48 kN/m
Vwall
w1 = w 20 12
= 97.20 kN/m
Gaya merata lateral
e0 e1 w0 w1
e =
2 2
= 183.62 kN/m/m
= Vspring 0,2 H spring 1,908 M Mspring Pv '0,4 1 e 1,908 2 M invert c 1,908 0,40,2
2
= 330.84 kNm/m
Nwall = NVspring
= -683.24 kN/m
f/l 0.5
M spring 0.02668
H spring 0.01161
Akibat gaya vertikal Akibat gaya horizontal Gaya total pada Spring
go 318.44 g1 274.61 M spring 276.22
Go 45.74 e0 oke 87.64 H spring 1.38
Q 59.72 e1 oke 93.13 V spring 683.24
e 159.15 N spring -683.24
Pv 345.07 Ph 315.13
Mv spring 144.37 Mh spring 131.84
Hv spring 15.86 Hh spring -14.49
Vv spring 683.24 Vh spring 0.00
Nv -683.24 Nh 0.00
e0 87.64 h0 59.06
INVERT e1 93.13 h1 78.48
S 358.32
Pv' 149.02
M invert 194.74
WALL
Gaya lateral akibat tanah Gaya lateral akibat air MVspring 136.65
e0 93.13 h0 78.48 MHspring -2.63
e1 98.43 h1 97.20 MMspring -276.22
e 183.62 MVinvert -59.61
MMinvert 194.74
Mlateral 334.23
Mgwall 3.66
M wall 330.84
N wall -683.24
f/l 0.5
M spring 0.02668
H spring 0.01161
Akibat gaya vertikal Akibat gaya horizontal Gaya Total pada Spring
go 0.00 g1 293.01 M spring 6.31
Go 0.00 e0 oke 0 H spring 0.69
Q 59.72 e1 oke 0 V spring 29.86
e 0 N spring -29.87
Pv 15.08 Ph 0.00
Mv spring 6.31 Mh spring 0
Hv spring 0.69 Hh spring 0
Vv spring 29.86 Vh spring 0
Nv -29.87 Nh 0
e0 -16476.58 h0 59.06
INVERT e1 -16328.05 h1 78.48
S 13246.48
Pv 0.00
M invert 0.00
WALL
Va 5.97
Ha -1.32
Ma -6.31
Vb 0.00
Mb 0.00
W 3.66
M wall 2.00
N wall -29.87
Gambar 4. 6 Momen pada Lining untuk Penggalian 20 meter pada Segmen Tanah
Dari tabel di atas terlihat bahwa terjadi perubahan tegangan pada terowongan. Makin
dalam galian, makin besar gaya normal dan momen yang terjadi. Pada saat pemasangan
lining awal nilai gaya normal dan momen kecil. Hal ini diakibatkan karena pada saat
penggalian pertama selesai, struktur tanah cukup kuat untuk menyangga dirinya sendiri.
Sehingga momen yang bekerja cukup kecil. Namun ketika dilakukan penggalian kedua,
stabilitas tanah pada bagian yang telah terpasang lining sebelumnya terganggu. Sehingga
gaya-gaya yang bekerja lebih besar dari gaya yang dialami sebelumnya. Demikian juga
dengan proses penggalian berikutnya.
Gambar 4. 7 Deformasi yang Terjadi untuk Kondisi Long Term pada Segmen Tanah
Gambar 4. 9 Momen pada Lining untuk Kondisi Long Term pada Segmen Tanah
Untuk kondisi long term gaya normal maksimum adalah 766,20 kN/m, yang terjadi pada
dinding terowongan. Sedangkan momen maksimum yang diterima lining terowongan
sebesar 381,66 kNm/m, terjadi pada bagian tengah invert.
Besar penurunan pada tiap titik tersebut ditampilkan dalam tabel dan grafik berikut:
Tabel 4. 6 Deformasi Permukaan Segmen Batuan pada Potongan Memanjang
Penggalian 2m Penggalian 10m Penggalian 20m
Titik (m)
U (10-6m) U (10-6m) U (10-6m)
1 6636 11963 16981
2 6547 11871 17026
3 6298 11599 17159
4 5928 11165 17377
5 5494 10605 17669
6 5051 9951 18012
7 4643 9277 18387
8 4302 8655 18752
9 4050 8149 19060
10 3895 7823 19274
11 3843 7710 19350
10
penggalian 10m
15
20
penggalian 20m
25
Kurva diatas menggambarkan deformasi vertikal yang terjadi pada permukaan tanah yang
berada tepat diatas muka galian terowongan pada bidang x-y (potongan melintang
terowongan). Dapat dilihat bahwa semakin jauh jarak horizontal suatu titik terhadap
terowongan maka semakin kecil deformasi yang terjadi. Deformasi terbesar terjadi pada
permukaan tanah yang berada tepat di atas center line terowongan.
Gambar 4. 17 Momen pada Lining untuk Penggalian 20 meter pada Segmen Batuan
Tegangan pada terowongan juga berbanding lurus dengan kedalaman galian. Gaya normal
terbesar terjadi di bagian dinding, dan momen terbesar terjadi pada sudut bagian bawah
terowongan.
Gambar 4. 18 Deformasi yang Terjadi untuk Kondisi Long Term pada Segmen Batuan
Gambar 4. 20 Momen pada Lining untuk Kondisi Long Term pada Segmen Batuan
Untuk kondisi long term gaya normal maksimum adalah 179,72 kN/m, yang terjadi pada
dinding terowongan. Sedangkan momen maksimum yang diterima lining terowongan
sebesar 12,23 kNm/m, terjadi pada sudut terowongan bagian bawah.
Besar penurunan pada tiap titik tersebut ditampilkan dalam tabel dan grafik berikut:
Tabel 4. 9 Deformasi Permukaan Segmen Batuan pada Potongan Memanjang
Penggalian 2m Penggalian 10m Penggalian 20m
Titik
U (10-9m) U (10-9m) U (10-9m)
1 1512 7205 10874
2 1485 7104 10872
3 1421 6816 10868
4 1333 6364 10863
5 1228 5808 10857
6 1128 5200 10853
7 1040 4611 10851
8 968 4104 10851
9 917 3710 10852
10 886 3467 10855
11 876 3384 10855
0.002
penggalian 2m
Deformasi (mm)
0.004
0.006
penggalian 10m
0.008
0.01
Titik U (10-9m)
1 10874
2 10202
3 8792
4 7190
5 6068
6 5790
7 5829
8 5985
9 6052
Kurva diatas menggambarkan deformasi vertikal yang terjadi pada permukaan tanah yang
berada tepat diatas muka galian terowongan pada bidang x-y (potongan melintang
terowongan). Dapat dilihat bahwa semakin jauh jarak horizontal suatu titik terhadap
terowongan maka semakin kecil deformasi yang terjadi. Deformasi terbesar terjadi pada
permukaan tanah yang berada tepat di atas muka terowongan.
Gambar 4. 26 Gaya Normal dan Momen pada Lining Segmen Batuan dengan PLAXIS 2D
Gambar 4. 27 Diagram Gaya Normal dari Output PLAXIS 3D dan 2D Segmen Tanah
Gambar 4. 28 Diagram Gaya Normal dari Output PLAXIS 3D dan 2D Segmen Batuan
Gambar 4. 30 Diagram Momen dari Output PLAXIS 3D dan 2D pada Segmen Batuan
-350.00
-250.00
Momen tunnel kiri (kNm)
-200.00
-150.00
-100.00
-50.00
0.00
0 5 10 15 20 25
Kedalam an Galian Arah Z (m )
Besar momen tersebut berbeda untuk konstruksi yang dilakukan secara bertahap
(ditunjukkan oleh garis cokelat pada grafik), dengan konstruksi yang dilakukan secara
bersamaan (ditunjukkan oleh garis hijau pada grafik).
-200.00
-150.00
-100.00
-50.00
0.00
0 2 4 6 8 10 12
-350.00
-300.00
sesudah tunnel kanan digali
-250.00
Momen tunnel kiri (kNm)
-200.00
-150.00
-100.00
-50.00
0.00
0 5 10 15 20 25
Kedalam an Galian Arah Z (m )
Besar momen tersebut berbeda untuk konstruksi yang dilakukan secara bertahap
(ditunjukkan oleh garis cokelat pada grafik), dengan konstruksi yang dilakukan secara
bersamaan (ditunjukkan oleh garis hijau pada grafik).
-250.00
akibat penggalian bersamaan
Momen tunnel kiri (kNm)
-200.00
-150.00
-100.00
-50.00
0.00
0 2 4 6 8 10 12
Dari grafik di atas terlihat bahwa momen yang terjadi akan lebih besar apabila konstruksi
terowongan dilakukan secara bertahap. Namun pada akhir konstruksi kedua-duanya
memiliki besar momen yang hampir sama.
Ast 4000
Maka jumlah minimum tulangan = 8.1 9 buah
Ab 491
Untuk ρ = 0.08
Ast = 0.08 400 1000 = 32000 mm2
Ast 32000
Maka jumlah maximum tulangan = 65.2 66 buah
Ab 491