Anda di halaman 1dari 15

GEOTECHNICAL SOIL INVESTIGATION

PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DINAS KESEHATAN


KABUPATEN SAMOSIR
1. PENDAHULUAN
Untuk membangun sebuah bangunan dengan beban berat,terlebih
dahulu dilakukan survey penelitian tanah (Soil Investigation) agar dapat
diketahui sifat fisik, karakteristik dan daya dukung lapisan tanah untuk
keperluan desain type dan bentuk pondasi yang optimum dan ekonomis.
Pondasi adalah suatu bagian konstruksi bangunan bawah (Sub Structure) yang
berfungsi untuk meneruskan beban konstruksi atas (Upper Structure/super
Structure) yang harus kuat dan aman untuk mendukung beban dari konstruksi
atas(Upper Structure/super Structure) serta berat sendiri pondasi. Untuk dapat
memenuhi hal tersebut diatas, dilaksanakan Penelitian tanah (Soil
Investigation) di Lapangan dengan melaksanakan Pengujian Penetrasi Sondir
(Sondering Test). Parameter-parameter tanah berupa perlawanan ujung/konus
(Cone Resistant) dan hambatan lekat (Skin Friction) diperoleh dari hasil
pengujian sondir yang digunakan dalam perhitungan daya dukung pondasi.

Ada dua jenis penyelidikan geoteknik yang dilakukan yaitu :


1. Penyelidikan lapangan (In Situ Test)
2. Penyelidikan laboratorium (Laboratory Test).
Penyelidikan di lapangan umumnya terdiri Machine Boring, SPT
(Standard Penetration Test), CPT (Cone Penetration Test), DCP (Dynamic
Cone Penetration), Pressuremeter Test (PMT), DilatometerTest (DMT), Field
Permeability Test, dll.Sedangkan penyelidikan laboratorium terdiri dari index
properties (water content, spesific gravity, atterberg limit,sieve analysis, unit
weight), engineering properties (direct shear test, consolidation test, triaxial
test, permeability test, compaction test, CBR test). Pemilihan jenis pengujian
yang dilakukan sangat tergantung kepada jenis konstruksi yang akan
dikerjakan pada lokasi. Jenis penyelidikan akan berbeda untuk bangunan
tinggi, galian dalam (deep excavation), timbunan (fill), terowongan
(tunelling), jalan raya (highway), bendungan, dermaga dll.Penyelidikan

1
geoteknik yang dilakukan adalah penyelidikan lapangan (in situ test) yang
terdiri dari Cone Penetration Test (CPT).

2. TUJUAN PENYELIDIKAN GEOTEKNIK


Tujuan penyelidikan geoteknik yang dilakukanadalah :
a. Mengetahui kekuatan tanah pada setiap kedalaman tertentu. Hal ini dapat
diperoleh dari hasil Cone Penetration Test (CPT).

Dari hasil penyelidikan tanah tersebut di atas dapat dilakukan:


a. Menentukan daya dukung pondasi dangkal (shallow fondation) dan
pondasi dalam (deep fondation) berdasarkan parameter kuat geser tanah
atau in situ test.
b. Menentukan parameter kuat geser tanah di lapangan berdasarkan korelasi
empiris terhadap Cone Penetration Test (CPT).

2
3. CONE PENETRATION TEST (CPT)
Jenis pengujian yang dilakukan adalah penyelidikan lapangan (in situ
test), yakni Cone Penetration Test (CPT) di 2 (dua) titik berdasarkan ASTM
D-3441-86.4.1, yaitu :

1. Hasil Cone Penetration Test (CPT) S-01

CPT-Test
qc (kg/cm2)
0 50 100 150 200
0.00
qc tsf

1.00

2.00

3.00
Depth (m)

4.00

5.00

6.00

7.00
0 100 200 300 400
tsf (kg/cm)

Gambar 1. Perlawanan penetrasi ujung terhadap kedalaman untuk sondir S-01

Gambar 1 diatas menunjukkan bahwa hasil CPT yakni perlawanan


penetrasi ujung konus terhadap kedalaman. Dengan menganggap untuk tanah
keras nilai perlawanan penetrasi konus lebih besar atau sama dengan 150
kg/cm2, maka untuk S-01 tanah kerasnya ditemukan pada kedalaman 6.2 m.

3
Pada laporan ini ditampilkan beberapa parameter tanah yang diperoleh
dari hasil korelasi yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam desain
khususnya pada titik-titik di mana tidak dilakukan pengujian laboratorium.

Tabel 1 Klasifikasi tanah berdasarkan S-01


Depth qc LF FR
Prediction Soil
m kg/cm2 kg/cm2 (%)
Very Shell Sands,
0.20 10 0.00 0.00 Limerocks
0.40 10 0.10 1.00 dense or cemented sands
0.60 11 0.10 0.91 Moderate Sands
0.80 9 0.10 1.11 Moderate Sands
1.00 8 0.30 3.75 Sandy and Silty Clays
1.20 10 0.20 2.00 Moderate Sands
1.40 10 0.10 1.00 dense or cemented sands
1.60 10 0.10 1.00 dense or cemented sands
1.80 10 0.20 2.00 Moderate Sands
2.00 11 0.20 1.82 Clay Sands and Silt
2.20 9 0.30 3.33 Sandy and Silty Clays
2.40 10 0.10 1.00 dense or cemented sands
2.60 11 0.10 0.91 Clayley - Sands and slits
2.80 9 0.10 1.11 Moderate Sands
3.00 10 0.10 1.00 dense or cemented sands
3.20 11 0.10 0.91 Clayley - Sands and slits
3.40 10 0.10 1.00 dense or cemented sands
3.60 10 0.10 1.00 dense or cemented sands
3.80 10 0.20 2.00 Moderate Sands
4.00 11 0.10 0.91 Clayley - Sands and slits
4.20 12 0.30 2.50 Clayley - Sands and slits
4.40 14 0.20 1.43 moderate Sands
4.60 16 0.40 2.50 Clayley - Sands and slits
4.80 18 0.40 2.22 Moderate Sands
5.00 20 1.90 9.50 Inorganic Clay Soft
5.20 60 4.50 7.50 Inorganic Clay Medium
5.40 75 3.60 4.80 Inorganic Clay Medium
5.60 100 2.30 2.30 Clayley - Sands and slits
5.80 105 2.50 2.38 Clayley - Sands and slits
6.00 125 2.30 1.84 Moderate Sands
Very Shell Sands,
6.20 145 1.00 0.69 Limerocks

4
2. Hasil Cone Penetration Test (CPT) S-02

CPT-Test
0 qc 100
(kg/cm2) 200
0.00
qc
tsf
1.00

2.00

3.00
Depth (m)

4.00

5.00

6.00

7.00
0 500 1000
tsf (kg/cm)

Gambar 2. Perlawanan penetrasi ujung terhadap kedalaman untuk sondir


S-02

Gambar 2 diatas menunjukkan bahwa hasil CPT yakni perlawanan


penetrasi ujung konus terhadap kedalaman. Dengan menganggap untuk tanah
keras nilai perlawanan penetrasi konus lebih besar atau sama dengan 150
kg/cm2, maka untuk S-02 tanah kerasnya ditemukan pada kedalaman 6.60 m.

Dari hasil CPT juga dapat diperoleh gambaran jenis tanah, parameter-
parameter tanah yang diperlukan dalam mendesain. Semua ini diperoleh
berdasarkan hasil korelasi empiris yang telah banyak dikembangkan selama ini.
Misalnya untuk klasifikasi tanah menggunakan Schertmann (1969), Korelasi
dengan kepadatan relatif Jamiolkowski et al. (1985), Korelasi dengan sudut
geser tanah berdasarkan Robertson dan Campanella (1983), korelasi dengan
OCR berdasarkan Schertmann (1977), Korelasi dengan modulus geser dinamik
berdasarkan Robertson dan Campanella (1983), korelasi terhadap modulus

5
young berdasarkan Schertmann (1977), korelasi terhadap koefisien modulus
tertahan berdasarkan Sanglerat (1979), daya dukung pondasi dangkal
berdasarkan Meyerhof (1963), Skempton (1951), daya dukung pondasi dalam
berdasarkan Schertmann dan Nottingham (1975).

Pada laporan ini ditampilkan beberapa parameter tanah yang diperoleh


dari hasil korelasi yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam desain
khususnya pada titik-titik di mana tidak dilakukan pengujian laboratorium.

Tabel 2 Klasifikasi Tanah Berdasarkan S-02

Depth qc LF FR
Prediction Soil
m kg/cm2 kg/cm2 (%)
0.20 9 0.10 1.11 Moderate Sands
0.40 10 0.10 1.00 dense or cemented sands
0.60 10 0.20 2.00 Moderate Sands
0.80 11 0.10 0.91 Moderate Sands
1.00 10 0.10 1.00 dense or cemented sands
1.20 9 0.30 3.33 Sandy and Silty Clays
1.40 10 0.10 1.00 dense or cemented sands
1.60 9 0.20 2.22 Moderate Sands
1.80 9 0.20 2.22 Moderate Sands
2.00 8 0.20 2.50 Clayley - Sands and slits
2.20 9 0.20 2.22 Moderate Sands
2.40 10 0.20 2.00 Moderate Sands
2.60 7 0.10 1.43 moderate Sands
2.80 7 0.20 2.86 Clayley - Sands and slits
3.00 6 0.40 6.67 Inorganic Clay hard
3.20 6 0.40 6.67 Inorganic Clay hard
3.40 8 0.30 3.75 Sandy and Silty Clays
3.60 9 0.10 1.11 Moderate Sands
3.80 10 0.30 3.00 Sandy and Silty Clays
4.00 9 0.50 5.56 Sandy and Silty Clays
4.20 9 0.80 8.89 Inorganic Clay Soft
4.40 11 0.40 3.64 Sandy and Silty Clays
4.60 12 0.20 1.67 Clayley - Sands and slits
4.80 13 0.20 1.54 Moderate Sands
5.00 12 0.80 6.67 Inorganic Clay hard
5.20 16 0.90 5.63 Sandy and Silty Clays
5.40 35 2.00 5.71 Sandy and Silty Clays
5.60 40 14.50 36.25 Inorganic Clay Soft
5.80 100 1.00 1.00 dense or cemented sands
6.00 105 4.50 4.29 Inorganic Clay Medium
6.20 110 7.50 6.82 Inorganic Clay hard
6.40 150 4.50 3.00 Sandy and Silty Clays
6.60 190 2.00 1.05 dense or cemented sands

6
4. DAYA DUKUNG PONDASI
Ada dua jenis pondasi yang biasa digunakan sebagai pondasi
bangunan, yaitu pondasi dangkal (shallow foundation) dan pondasi dalam
(deep foundation) Pondasi dangkal terdiri dari pondasi setempat (spread
footing) dan pondasi menerus (continuous footing). Pondasi dalam terdiri dari
pondasi tiang kayu, pondasi tiang beton, pondasi tiang komposit, berdasarkan
jenis materialnya. Berdasarkan metode instalasinya pondasi tiang bor (drilled
shaft pile), pondasi tiang pancang (driven pile). Berdasarkan proses
pembuatan tiangnya, pondasi tiang pracetak (precast pile), pondasi tiang cetak
di tempat (cast in place pile).

Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam mendesain sistem pondasi
yaitu (i) daya dukung pondasi harus lebih besar dari beban yang bekerja pada
pondasi (ii) besarnya penurunan pondasi harus lebih kecil dari penurunan
yang diijinkan.

4.1 DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL


DAYA DUKUNG TERZAGHI (1943).
Asumsi yang digunakan pada formula daya dukung Terzaghi adalah
1. Kedalaman pondasi lebih kecil dibandingkan lebar pondasi (D/B1, di
mana D = kedalaman pondasi, B = lebar pondasi)
2. Tidak terjadi keruntuhan akibat geser
3. Tanah di bawah dasar pondasi adalah homogen
4. Terjadi keruntuhan umum
5. Tidak terjadi konsolidasi
6. Pondasi sangat kaku

Formula daya dukung pondasi dangkal dari Terzaghi dapat dilihat pada Tabel 3
Tabel 3. Daya Dukung Terzaghi
TIPE PONDASI DANGKAL FORMULA
Pondasi Menerus q u  cN c  DN q  0.5BN 
Pondasi Bujursangkar q u  13
. cN c  DN q  0.4 BN 

Pondasi Lingkaran q u  13
. cN c  DN q  0.3BN 

Catatan : Formula di atas ditinjau pada kondisi daya dukung bruto. Untuk
kondisi daya dukung netto diperoleh dengan mengurangi daya dukung bruto

7
terhadap daya dukung efektif di mana Nc, Nq, N adalah faktor daya
dukung,qu adalah daya dukung ultimit, c adalah kohesi tanah, adalah berat
isi tanah, D adalah kedalaman pondasi dihitung dari permukaan tanah, dan B
adalah lebar pondasi.
Faktor daya dukung didefinisikan sebagai berikut :
 a2 
N c  cot    1 (4.1)
 2 cos 2 45   / 2 
`
a2
Nq  (4.2)
2 cos 2 45   / 2 

 K py 
N   1 tan    1 (4.3)
2  2 
 cos  

di mana :
3

  / 2  tan
4 
ae

Coduto (1994) mengembangkan suatu persamaan untuk menentukan


besarnya N yang berbeda sekitar 10% terhadap kurva yang dikembangkan
oleh Terzaghi, di mana nilai tersebut didekati.
Nilai Nc, Nq dan N adalah faktor daya dukung, faktor-faktor daya dukung
ini sebanding dengan sudut geser tanah dan dapat ditabel sebagai berikut:

Tabel 4. Daya Dukung Tanah


ϕ Nc Nq Nγ Nc’ Nq’ Nγ϶
o
0 5.71 1.00 0.00 3.81 1.00 0.00
o
15 7.32 1.64 0.00 4.48 1.39 0.00
10o 9.64 2.70 1.20 5.34 1.94 0.00
15o 12.80 4.44 2.40 6.46 2.73 1.20
20o 17.70 7.43 4.60 7.90 3.88 2.00
25o 25.10 12.70 9.20 9.86 5.60 3.30
30o 37.20 22.50 20.00 12.70 8.32 5.40
35o 57.80 41.40 44.00 16.80 12.80 9.60
40o 95.60 81.20 114.00 23.20 20.80 19.10

8
45o 172.00 17.00 320.00 34.10 35.10 27.00

Daya Dukung Tanah Pondasi Dangkal Berdasarkan Hasil Sondir


Berdasarkan hasil sondir dapat dihitung daya dukung ijin pondasi dangkal
dengan menggunakan formula L. Herminier, sebagai berikut:
CR
Qu  (4.4)
15
Qu
Qi  (4.5)
FK
Dimana :
Qu = Daya dukung ultimate tanah (ton/m2)
Qi = Daya dukung ijin tanah (ton/m2)
CR = Perlawanan ujung konus (cone resistant)
15 = Faktor reduksi
FK = Faktor keamanan (diambil 2)

V.2. Teori Analisis Pondasi Tiang


Perhitungan Daya Dukung Tiang Berdasarkan Metode Schmertmann-
Nottingham
Schertmann-Nottingham (1975) menganjurkan perhitungan daya dukung
ujung pondasi tiang menurut cara Bagemann, yaitu diambil nilai rata-rata
perlawanan ujung sondir 8D di atas ujung tiang dan 0.4D-0.7D di bawah
ujung tiang. D adalah diameter tiang.

V.2.1.Daya dukung ujung Tiang


Formula yang digunakan adalah:
q  q c2
Q p  c1 Ap (4.6)
2
di mana:
Qp : Daya dukung ujung tiang
qc1 : Nilai rata-rata qc 0.7D – 4.0 D di bawah ujung tiang
qc2 : Nilai rata-rata qc 8D di atas ujung tiang

9
Ap : Luas proyeksi penampang tiang

Bila zona lembek di bawah tiang masih berada pada kedalaman 4D-
10D, maka perlu dilakukan reduksi terhadap nilai rata-rata tersebut.Pada
umumnya nilai perlawanan ujung diambil tidak lebih dari 150 kg/cm2 untuk
tanah pasir dan 100 kg/cm2 untuk tanah pasir kelanauan.

Daya dukung selimut tiang


Formula yang digunakan adalah:
 8D z L 
Q s  K s, c   fs As   fs As  (4.7)
z  0 8D z  8D 
Qs : Daya dukung selimut tiang
K : Faktor koreksi fess untuk tanah pasir (Ks) dan untuk tanah lempung (Kc)
z :Kedalaman di mana fess diambil
d : Diameter tiang
fs : Gesekan selimut sondir
As : Luas bidang kontak setiap interval kedalaman fs.
L : Panjang total tiang yang terbenam.

Apabila tanah terdiri dari berbagai lapisan pasir dan lempung,


Schmertmann menganjurkan untuk menghitung daya dukung setiap lapisan
secara terpisah.Namun demikian perlu diingat bahwa nilai Ks,c pada
persamaan (2) di atas dihitung berdasarkan total dihitung dari permukaan
tanah.Nilai fs dibatasi hingga 1.2 kg/cm2 untuk tanah pasir dan 1.0 kg/cm2
untuk pasir kelanauan.
Hal penting diperhatikan di dalam menggunakan metode ini adalah
masalah klsifikasi tanah. Karena pengujian lapangan hanya menggunakan
sondir maka klasifikasi tanah pada setiap kedalaman dilakukan dengan
menggunakan korelasi. Grafik yang dapat digunakan dalam hal ini adalah
Begemann, Schertmann, Ribertson & Campanella.
Besarnya faktor keamanan yang digunakan dalam analisis sangat
tergantung kepada metode instalasi tiang dan juga tingkat keandalan
karakteristik tanah yang diperoleh dari hasil pengujian. Hunt R.E (1986),

10
besarnya faktor keamanan berkisar antara 2-3. Dalam analisis ini digunakan
safety factor 2.5 dengan pertimbangan jika menggunakan minipile yang
diisntalasikan dengan cara penekanan maka tingkat gangguan pada tanah
akan lebih kecil yang disebut dengan small displacement pile, sedangkan
tingkat keandalan karakteristik tanah berdasarkan hasil sondir juga cukup
baik karena tingkat gangguan tanah pada saat dilakukan penyelidikan relatif
kecil.

V.2.2.Tiang Group
Efisiensi dari kapasitas tiang group dapat didefenisikan sebagai berikut:
Q g u 
 (4.8)
 Qu
 : Efisiensi tiang group
Qg(u) : Kapasitas ultimat tiang group
Qu : Kapasitas ultimat dari tiang tunggal (individual pile).

Beberapa metode yang digunakan untuk menghitung efesiensi group tiang


adalah:
a. Persamaan Converse-Labarre
 n  1n 2  n 2  1n1 
  1  1  tan
1 D
 
d
(4.9)
 90 n n
1 2 
b. Persamaan Los Angeles Group Action

  1
D
n1 n 2  1  n 2 n1 1  2 n1  n 2 n 2  n1  (4.10)
dn1n 2
c. Persamaan Seiler –Keeney

  11d   n1  n 2  2    0.3
  1  

   7 d 
2
 1



 n 1  n 2  1






n 1  n 2
di mana d(ft ) (4.11)

di mana :
D : Diameter tiang
d : Jarak antara as - as tiang yang berdekatan
n1,n2 : Jumlah tiang pada setiap potongan melintang dan memanjang

11
Menurut Kisida dan Meyerhoff (1965) pada tanah lose dan medium
sand besarnya faktor efisiensi tiang group lebih besar dari satu. Hal ini terjadi
karena selama instalasi tiang terjadi proses pemadatan (densification).
Berdasarkan observasi eksperimental maka perikaku dari tiang group pada
pasir dapat dinyatakan sebagai berikut (Das B.M., 2004):
a. Untuk tiang group yang terdiri dari tiang pancang (driven pile) pada pasir
jika d  3D , Qg(u) sama dengan  Q u .

b. Untuk tiang group yang terdiri dari tiang bor pada pasir dengan d  3D ,
Qg(u) diambil 2/3 -3/4 kali  Q u .

V.2.3.Penurunan Elastis Dari Tiang Group


Penurunan elastis tiang group berdasarkan data sondir (Meyerhoff, 1976):
1 . 2 .qn.B
si  (4.12)
Eu
gB g I
Sg (e)  (4.13)
2q c

L( m )
I  1  0.5 (4.14)
8Bg (m)

Qg
q (4.15)
L g Bg

qc : Nilai perlawanan konus rata-rata sejauh Bg di bawah ujung bawah tiang


Bg : Dimensi terkecil dari pile cap

12
Tabel 5. Daya Dukung Pondasi Dangkal Berdasarkan Hasil Sondir-01
Depth
CR (qc) kg/cm Faktor Reduksi Qu FK Qi
m
0.00 0 15 0.00 2 0.00
0.20 10 15 0.67 2 0.33
0.40 10 15 0.67 2 0.33
0.60 11 15 0.73 2 0.37
0.80 9 15 0.60 2 0.30
1.00 8 15 0.53 2 0.27
1.20 10 15 0.67 2 0.33
1.40 10 15 0.67 2 0.33
1.60 10 15 0.67 2 0.33
1.80 10 15 0.67 2 0.33
2.00 11 15 0.73 2 0.37
2.20 9 15 0.60 2 0.30
2.40 10 15 0.67 2 0.33
2.60 11 15 0.73 2 0.37
2.80 9 15 0.60 2 0.30
3.00 10 15 0.67 2 0.33
3.20 11 15 0.73 2 0.37
3.40 10 15 0.67 2 0.33
3.60 10 15 0.67 2 0.33
3.80 10 15 0.67 2 0.33
4.00 11 15 0.73 2 0.37
4.20 12 15 0.80 2 0.40
4.40 14 15 0.93 2 0.47
4.60 16 15 1.07 2 0.53
4.80 18 15 1.20 2 0.60
5.00 20 15 1.33 2 0.67
5.20 60 15 4.00 2 2.00
5.40 75 15 5.00 2 2.50
5.60 100 15 6.67 2 3.33
5.80 105 15 7.00 2 3.50
6.00 125 15 8.33 2 4.17
6.20 145 15 9.67 2 4.83

13
Tabel 6. Daya Dukung Pondasi Dangkal Berdasarkan Hasil Sondir-02
Depth CR (qc) Faktor
m kg/cm Reduksi Qu FK Qi
0 0 15 0.00 2 0.00
0.2 9 15 0.60 2 0.30
0.4 10 15 0.67 2 0.33
0.6 10 15 0.67 2 0.33
0.8 11 15 0.73 2 0.37
1 10 15 0.67 2 0.33
1.2 9 15 0.60 2 0.30
1.4 10 15 0.67 2 0.33
1.6 9 15 0.60 2 0.30
1.8 9 15 0.60 2 0.30
2 8 15 0.53 2 0.27
2.2 9 15 0.60 2 0.30
2.4 10 15 0.67 2 0.33
2.6 7 15 0.47 2 0.23
2.8 7 15 0.47 2 0.23
3 6 15 0.40 2 0.20
3.2 6 15 0.40 2 0.20
3.4 8 15 0.53 2 0.27
3.6 9 15 0.60 2 0.30
3.8 10 15 0.67 2 0.33
4 9 15 0.60 2 0.30
4.2 9 15 0.60 2 0.30
4.4 11 15 0.73 2 0.37
4.6 12 15 0.80 2 0.40
4.8 13 15 0.87 2 0.43
5 12 15 0.80 2 0.40
5.2 16 15 1.07 2 0.53
5.4 35 15 2.33 2 1.17
5.6 40 15 2.67 2 1.33
5.8 100 15 6.67 2 3.33
6 105 15 7.00 2 3.50
6.2 110 15 7.33 2 3.67
6.4 150 15 10.00 2 5.00
6.6 190 15 12.67 2 6.33

14
5. KESIMPULAN
Dari hasil penyelidikan geoteknik di lapangan dapat disampaikan beberapa
hal yaitu:

1. Dengan menganggap untuk tanah keras nilai perlawanan penetrasi


konuslebih besar atau sama dengan 150 kg/cm2, maka untuk S1 tanah
kerasnya ditemukan pada kedalaman 6.60 m, untuk S2 tanah kerasnya di
temukan pada kedalaman 12.60 m.
2. Untuk lokasi proyek disarankan untuk menggunakan Pondasi Sumuran
dengan kedalaman 4 m.

Referensi :

1. Annual Book of ASTM Standard 1989 Volume 04.08


2. Bowles,J.E.,” Engineering Properties of Soil and Their
Measurements”,Mc Graw Hill Book Company.
3. CPT Versi 2.0-95, Universitas Katolik Parahyangan.
4. Das, B.M.,” Principle of Geotechnical Engineering”PWS Publishing
Company, Boston
5. Das, B.M.,” Principle of Foundation Engineering”, Thomson, Books
6. Hunt, R.E.,” Geotechnical Engineering Techniques and Practice”, Mc
Graw Hill Book Company.
7. Guy Sanglerat, Gilbert Olivari, Bernard Cambou “ Mekanika Tanah &
Teknik Pondasi”
8. Suyono Sosrodarsono “ Mekanika Tanah & Teknik Pondasi” 1980

15

Anda mungkin juga menyukai