Anda di halaman 1dari 21

Pertemuan 3

KLASIFIKASI DARI SIFAT TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KALTARA

HARVY IRVANI ST., MT.


Klasifikasi Tanah

Pada awalnya, metode klasifikasi yang


banyak digunakan adalah pengamatan
secara kasat-mata (visual identification)
melalui pengamatan tekstur tanah

Kemudian ukuran butiran tanah dan


plastisitas digunakan untuk identifikasi
jenis tanah. Karakteristik tersebut
digunakan untuk menentukan kelompok
klasifikasinya. Sistem klasifikasi tanah
yang umum digunakan
Berdasarkan Tekstur (USDA)

Tekstur merupakan keadaan permukaan tanah yang bersangkutan, dipengaruhi


oleh ukuran tiap-tiap butir yang ada dalam tanah dikembangkan oleh Departemen
Pertanian Amerika (USDA).

Sistem ini didasarkan pada ukuran batas dari butiran tanah seperti
yang terlihat pada Gambar

Pasir : butiran dengan diameter 2 – 0.05 mm


Lanau : butiran dengan diameter 0.05 – 0.002 mm
Lempung : butiran dengan diameter < 0.002 mm
Berdasarkan Tekstur (USDA)
Berdasarkan Tekstur (USDA)

Tanah A terdiri dari 20 % kerikil , 10 % pasir dan 30 % lanau serta 40 % lempung


Metode ASSHTO
Sistem ini dikembangkan pada tahun 1929 sebagai Public Road Administration
Classification System

Prosedur pengelompokkan dengan sistem ini memerlukan data-data antara lain


data analisis ukuran partikel, batas cair (LL) dan indek plastisitas (IP) dan proses
pengerjaannya dari kiri ke kanan sampai didapat kelompok tanah yang tepat

Tanah dikelompokkan ke dalam tujuh kelompok besar , yaitu A-1 sampai dengan
A-7. Pengelompokkan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
• Tanah yang berbutir (granular soils) merupakan tanah yang 35% atau kurang
lolos ayakan no.200 sehingga dikelompokkan menjadi A-1, A-2 dan A-3.
• Tanah lanau-lempung (silt-clay minerals) merupakantanah yang lebih dari 35%
dari seluruh contoh tanah lolos ayakan no.200 dikelompokkan sebagai yaitu A-
4, A-5, A-6 dan A-7.
Metode ASSHTO
Beberapa kritera penting yang harus diperhatikan adalah :
1. Ukuran Butiran
• Gravel : bagian tanah yang lolos ayakan diameter 75 mm (3 in) dan tertahan
pada ayakan no.10 (2mm)
• Sand : fraksi tanah yang lolos ayakan no.10 dan yang tertahan ayakan
no.200 (0,075 mm)
• Silt dan Clay : raksi yang lolos saringan no.200
2. Plastisitas, nama berlanau (silty) digunaan pada fraksi halus dari tanah
tersebut memiliki nilai IP sebesar 10 atau kurang, sedangkan nama
lempungan (clayey) dipakai bilamana bagian yang halus dari tanah memiliki
indeks plastisitas 11 atau lebih
3. Apabila terdapat batuan (ukuran lebih besar dari 75 mm) ditemukan dalam
contoh tanah maka batuan tersebut harus dikeluarkan dahulu dan persentase
batuan tersebut dicatat.
Metode ASSHTO
Metode ASSHTO

Batas-batas Atterberg untuk sub kelompok A-4, A-5, A-6 dan A-7
Metode ASSHTO
Untuk mengevaluasi mutu dari suatu tanah sebagai bahan lapisan tanah dasar
(sub grade) suatu jalan raya, maka diperlukan angka indeks grup (group
index, GI). Nilai GI dituliskan di dalam kurung setelah nama kelompok dan
subkelompok dari tanah yang bersangkutan. Rumusnya :

Dimana :
F = persentase butir yang lolos saringan no.200
LL = batas cair
PI = indeks plastisitas
Latihan 1
Hasil dari uji analisis distribusi butiran suatu tanah adalah sebagai berikut :
Persentase butiran lolos ayakan no.10 = 100%
Persentase butiran lolos ayakan no.40 = 58%
Persentase butiran lolos ayakan no.200 = 58%
Batas cair (LL) dan Indeks plastisitas tanah yang lolos no.40 adalah 30 dan 10.
Klasifikasikan tanah tersebut dengan metode ASSHTO

Penyelesaian
Tanah yang lolos ayakan no.200 adalah 58 %, maka tanah ini diklasifikasikan lanau-
lempung (silt-clay), yaitu masuk kelompok A-4, A-5, A-6 atau A-7. Perhatikan angka-
angka yang diberikan dalam Tabel klasifikasi ASSHTO dari kolom sebelah kiri ke sebelah
kanan, tanah yang diuji ternyata masuk ke kelompok A-4
Dari persamaan GI :

Jadi tanah diklasifikasikan A-4 (3)


Metode USCS
Klasifikasi tanah sistem ini diajukan pertama kali oleh Casagrande dan selanjutnya dikembangkan
oleh United State Bureau of Reclamation (USBR) dan United State Army Corps of Engineer
(USACE):

Kemudian American Society for Testing and Materials (ASTM) telah memakai USCS sebagai
metode standar guna mengklasifikasikan tanah.

Tanah diklasifikasikan ke dalam dua kategori utama yaitu :


• Tanah berbutir kasar (coarse-grained soils) yang terdiri atas kerikil dan pasir yang mana
kurang dari 50% tanah yang lolos saringan No.200 (F200< 50). Simbol kelompok diawali
dengan G untuk kerikil (gravel) atau tanah berkerikil (gravelly soil) atau S untuk pasir (sand)
atau tanah berpasir (sandy soil).
• Tanah berbutir halus (fine-grained soils) yang mana lebih dari 50% tanah lolos saringan
No. 200 (F ≥ 50). Simbol kelompok diawali dengan M untuk lanau inorganik (inorganic silt),
atau C untuk lempung inorganik (inorganic clay), atau O untuk lanau dan lempung organik.
Simbol Pt digunakan untuk gambut (peat), dan tanah dengan kandungan organik tinggi.
Metode USCS
Klasifikasi tanah sistem ini diajukan pertama kali oleh Casagrande dan selanjutnya
dikembangkan oleh United State Bureau of Reclamation (USBR) dan United State
Army Corps of Engineer (USACE):

Sedangkan ASTM designation D-2487 menguraikan sistem untuk menentukan


nama kelompok tanah dengan ketentuan sebagai berikut :

• Fraksi butir halus = > 50 % persentase yang lolos saringan no.200


• Fraksi butir kasar = > 50% persentase yang tertahan saringan no.200
• Fraksi Gravel = lebih dari setengah fraksi kasar yang tertahan
saringan no.4
• Fraksi sand = lebih dari setengah fraksi kasar berada antara
ukuran saringan no.4% dan no.200
Metode USCS
Simbol-simbol yang digunakan untuk klasifikasi USCS adalah :
1. Huruf pertama menunjukkan jenisnya :
G = kerikil (gravel) Tanah berbutir kasar
S = pasir (sand)
M = lanau (silt)
C = lempung (clay)
O = tanah organik (organic)
2. Huruf kedua menunjukkan sifatnya :
W = untuk gradasi baik (well graded)
P = gradasi jelek (poorly graded)
M = mengandung lanau
C = mengandung clay
L = bersifat plastisitas rendah (low plasticity) LL < 50
H = plastisitas tinggi (high plasticity). LL > 50
Metode USCS
Metode USCS
Tanah berbutir halus (fine grained soils) yaitu lanau (silts) dan lempung (clays)
yang memiliki 50% atau lebih lolos saringan no.200 atau ukuran ayakan 75 mm
dan diklasifikasikan berdasarkan nilai batas Atterberg dan apakah mengandung
jumlah signifikan darim material organik. Berdasarkan diagram casagrande,
perbedaan dibuat antara tanah dengan nilai LL kurang dari atau lebih besar dari
50 (simbol L dan H) dan antara tanah inorganik di atas atau di bawah garis A.
Metode USCS
Latihan
Diketahui data suatu sampel tanah menurut analisis saringan adalah D10 = 0,2 mm, D30
= 0,73 mm dan D60 = 1,27 mm dan persentase lolos saringan no.4 = 77,5 % dan
persentase lolos saringan no.200 = 4 %. Klasifikasikan menurut sistem USCS !

Penyelesaian
• Karena lebih dari 50% tanah tertahan pada saringan no.200 maka tanah
dikelompokkan menjadi tanah butir kasar (coarse grained).
• Karena kurang dari 5% lolos saringan no.200, maka konsistensi bukan faktor
menentukan untuk klasifikasi tanah.
• Persentase fraksi pasir (sands) tertahan saringan no.200 > dari persentase gravel (100
– 77.5 = 22.5%gravel dan 77.5 – 4 = 73.5%sands) maka tanah digolongkan sands,
• maka perlu dihitung nilai Cu dan Cc

Dengan melihat diagram chart


maka tanah dikelompokkan
menjadi SW
Latihan
Analisis saringan pada 2 contoh tanah P dan Q
Perkiraan diamter butiran (mm) 2 0,6 0,2 0,06 0,02 0,002
Persentase lolos saringan (%) P 100 34 24 20 14 0
Q 95 72 60 41 34 19

Tanah P dengan berat volume basah di lapangan 1,70 g/cm³ kadar air 21% dan berat
jenis 2,65. tanah Q diperoleh dari contoh asli (undistrurbed sample) mempunyai berat
volume basah 2,0 g/cm³ kadar air 23%, dan berat jenis 2,68. dengan melihat distribusi
butirannya, secara pendekatan, klasifikasikan tanah-tanah tersebut. Tanah mana yang
mempunyai kemungkinan kuat geser dan tahanan terhadap deformasi (penurunan) yang
tinggi.
Latihan
Dua jenis tanah kohesif diuji batas plastis dan batas cair. Batas plastis (PL) dari tanah X adalah
22% dan tanah Y adalah 32%. Dapat dilihat pada tabel berikut :
Kadar Air (w)
Jumlah Pukulan
Jelaskan tanah-tanah tersebut dan berikan kemungkinan Tanah X Tanah Y
klasifikasinya. Jika benda uji Y mempunyai kadar air asli 7 0,52
lapangan 60% dan kandungan lempung 25%, bagaimana 9 0,49
pula dengan indeks cair dan aktivitasnya? Kesimpulan apa 14 0,47
yang dapat diperoleh dari nilai terakhir? 16 - 0,78
19 - 0,75
21 - 0,73
28 0,35 -
30 0,33 -
31 - 0,66
34 0,32 -
38 - 0,62
45 - 0,60
Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai