Taufik Hidayat
2011712006
Kolom
Kolom merupakan struktur utama dari bangunan portal yang berfungsi
untuk memikul beban vertikal, beban horisontal, maupun beban momen, baik
yang berasal dari beban tetap maupun beban sementara. Dimensi kolom yang
dirancang bervariasi menurut beban yang diterima. Semakin besar bebannya,
maka bisa semakin besar dimensi kolom yang digunakan. Beban tersebut antara
lain beban mati berupa beban berat sendiri, beban akibat balok dan plat lantai
serta beban hidup. Kolom–kolom struktur pada bangunan ini dirancang bentuk
persegi.
Balok Anak
Balok anak berfungsi untuk mengurangi lendutan pada plat dan
meneruskan beban dari plat ke balok induk. Balok anak digunakan untuk
mereduksi luas penampang plat yang terikat pada balok. Perbedaan antara balok
anak dengan balok induk terletak pada tumpuan. Kalau balok induk menumpu
pada kolom, sedangkan balok anak menumpu pada balok induk.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Dimensi balok anak pada bangunan ini sangat bervariasi tergantung besar
kecilnya beban dan luas plat yang dipikul oleh balok induk dan disesuaikan
dengan perencanaan arsitekturnya. Konstruksi balok anak ini terbuat dari beton
bertulang dengan tulangan D10, D13, D19, D22, D25 mm. Beton yang digunakan
untuk balok anak menggunakan mutu beton K350, dengan nilai slump rencana 10
± 2 cm.
1.Baja
Baja pada proyek Armada Town Square terdiri dari dua jenis, yaitu baja
yang digunakan untuk rangka atap baja dan penulangan beton bertulang. Baja
yang digunakan untuk rangka baja terdiri dari bermacam-macam profil.
Adapun jenis semen yang digunakan dalam proyek ini antara lain :
a) Semen portland Gresik jenis IP-U yang telah ber-SNI 15-0302-2004,
merupakan semen untuk campuran mortar dan acian plesteran dinding
batu bata.
b) Semen putih ASTM C 150-00 merk Tiga Roda, merupakan semen
untuk finishing.
ii. Plywood
Plywood digunakan sebagai bahan bekisting karena akan menghasilkan
permukaan beton yang halus. Plywood yang digunakan adalah kayu lapis dengan
permukaan yang dilapisi laminated plastic dengan ketebalan 16-22 mm. Supplier
untuk material ini adalah PT. Beton Konstruksi Wijaksana (BKW) yang sekaligus
merangkap sebagai subkontraktor untuk pekerjaan bekisting.
vii. Calbond
Calbond merupakan bahan pengikat beton lama dengan beton baru.
Calbond merupakan cairan perekat antara beton yang telah dicor (yang telah
mengeras) dengan adukan beton yang akan dicor kemudian. Cairan perekat yang
berwarna putih ini disebut juga dengan lem beton seperti terlihat pada gambar di
bawah. Calbond di proyek ini banyak digunakan pada sambungan pengecoran
beton.
Gambar 4.8 Cairan calbond
viii. Bantak
Material bantak merupakan campuran batu kecil dan agak besar dengan
ukuran diameter sekitar 5 – 20 cm. Bantak biasanya dicampur dengan pasir untuk
pemadatan tanah di bawah lower ground untuk mendapatkan kepadatan yang
optimal.
4.3.8 Teodolith
Teodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as
bangunan dan titik-titik as kolom pada tiap-tiap lantai, agar bangunan yang dibuat
tidak miring. Teodolith juga digunakan sebagai alat untuk menjaga
kevertikalitasan bangunan gedung tinggi.
4.3.9 Waterpass
Fungsi utama dari alat ini adalah untuk menentukan ketinggian elevasi
rencana pada suatu bangunan . Alat ini biasanya digunakan untuk mengetahui
elevasi lantai ketika lantai akan dicor, sehingga apabila terjadi perbedaan antara
elevasi rencana dengan elevasi dilapangan dapat dikoreksi dan dilakukan
perbaikan dengan segera. Alat ini dipergunakan juga untuk menentukan elevasi
tanah dan elevasi tanah galian timbunan.
4.3.11 Scaffolding
Scaffolding berfungsi sebagai perancah dalam pembuatan bekisting balok dan
plat dan sebagai perancah dalam pengecoran kolom. Scaffolding terdiri dari
beberapa bagian antara lain :
jack base, bagian yang terdapat di bagian paling bawah, dilengkapi
dengan ulir untuk mengatur ketinggian.
main frame, portal besi yang dirangkai di atas jack base.
cross brace, penghubung dua main frame dipasang arah melintang.
ladder, tambahan di atas main frame jika ketinggian mengalami
kekurangan.
joint pin, penghubung main frame dan ladder.
U-head jack, bagian atas main frame dan ladder yang berfungsi untuk
penyangga kayu kaso pada bagian bekisting.
Gambar 4.21 Sketsa scaffolding
4.3.13 Bucket
Kegunaan bucket adalah tempat adonan semen yang berasal dari concrete
mixer. Bucket yang mempunyai kapasitas 0,8 m3 ini diisi adonan semen kemudian
dengan bantuan dari tower crane, bucket diangkat ke atas menuju ke tempat yang
akan dicor. Apabila akan mengecor kolom maka pada ujung bucket dipasang
selang untuk mempermudah pelaksanaan dan mengatur tinggi jatuh pengecoran.
Berat bucket adalah 300 kg.
Pada pelaksanaan pengecoran di lokasi yang sulit bucket dilengkapi
dengan pipa tremie sehingga beton yang keluar dari bucket tidak langsung jatuh
dan dapat diarahkan sehingga pelaksanaan pengecoran dapat menjangkau lokasi-
lokasi yang sulit.
4.3.18 Bulldozer
Buldozer yang digunakan dalam proyek Armada Town Square berfungsi
untuk meratakan atau menghamparkan tanah, pasir, atau pun bantak sehingga bisa
optimal dalam pekerjaan selanjutnya seperti lantai kerja untuk plat. Berikut
mengenai spesifikasinya.
Merk : Caterpillar D3C LGP
Lebar blade : 3,1 m
Tinggi blade : 0,73 m
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Penentuan As Kolom
Pengecoran
Garis Marking As
Bangunan
A A
Lubang Tempat
Teodolith diletakkan
untuk menembak as
Garis Marking
kolom
Titik As
12D 6D
12D
Plywood
Balok LVL
3) Steel waller : merupakan sabuk yang diletakkan pada sisi luar balok
LVL yang bergungsi untuk menerima beban dari balok LVL. Waller
yang digunakan pada bekisting kolom pada proyek ini adalah profil
baja U 120 x 50 x 6 x 8. Steel waller akan menyatukan panel-panel
bekisting kolom dan juga sebagai penahan gaya horisontal yang timbul
akibat tekanan beton yang masih basah.
4) Bracket + Push Pull Props : adalah pipa penyangga bekisting yang
berfungsi untuk mempertahankan posisi bekisting kolom sehingga
tidak dapat bergerak karena sesuatu hal yang tidak diinginkan.
5) Washer + M 16 Bolt : merupakan baut yang berfungsi untuk
mengikat/menempelkan balok LVL dengan waller beam.
6) Corner Tie Holder : merupakan penyambung antara panel bekisting
kolom yang ditempatkan pada ujung waller beam atau pada sudut-
sudut bekisting kolom (pertemuaan antar panel bekisting).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bekisting kolom adalah
sebagai berikut:
1) Menjaga kerapatan antar panel sehingga tidak terjadi kebocoran pada
pertemuan antar panel.
2) Menjaga kebersihan permukaan plywood. Permukaan plywood
sebelum digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu dan diolesi
dengan minyak pelumas agar dihasilkan permukaan kolom yang halus
dan tidak berlubang-lubang dan juga akan mempermudah dalam
pembongkaran bekisting.
6. Pengecoran Kolom
Pengecoran kolom dilakukan dengan mengunakan bucket dengan bantuan
alat tower crane atau mobile crane.
Urutan pengecoran kolom adalah sebagai berikut :
1) Concrete bucket dan pipa tremi disiapkan dengan terlebih dahulu
membersihkannya agar mempermudah pelaksanaan pengecoran.
2) Beton dituang ke dalam bucket dimana tutup bucket harus dalam
keadaan tertutup agar beton tidak tumpah selama proses pengakutan
beton dari tempat penuangan beton ke lokasi pengecoran.
3) Pemindahan bucket yang berisi beton dari lokasi penuangan beton ke
lokasi pengecoran dengan menggunakan tower crane atau mobile
crane.
4) Pada lokasi pengecoran, tutup bucket dibuka dan beton dituang ke
dalam bekisting dengan menggunakan pipa tremi.
5) Penuangan beton harus dilakukan dengan ketentuan berikut ini:
Beton harus dituang sedekat-dekatnya dengan tujuan akhir untuk
mencegah terjadinya pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan
adukan di dalam cetakan (RSNI Tata Cara Perancangan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung).
6) Pemadatan tiap layer dengan menggunakan concreate vibrator.
Pemadatan dilakukan untuk mengeluarkan gelembung-gelembung
udara yang terjebak didalam adukan semen yang timbul pada saat
penuangan beton. Penggetaran beton harus dilakukan dengan baik agar
mengasilkan mutu beton yang sesuai dengan yang diinginkan.
Kesalahan dalam penggetaran beton akan mengakibatkan penururan
mutu beton. Penggeteran beton perlu dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a) Alat penggetar sedapat mungkin dimasukkan ke dalam adukan
beton dengan posisi vertikal, tetapi dalam keadaaan khusus boleh
miring sampai dengan 45ο. Penggetaran dengan sudut yang lebih
besar akan menyebabkan pemisahan agregat.
b) Harus dijaga agar alat penggetar tidak mengenai bekisting atau
bagian beton yang mulai mengeras, maka posisi vibrator dibatasi
maksimum 5 cm dari bekisting.
c) Sedapat mungkin vibrator tidak mengenai tulangan kolom.
d) Penggetaran dihentikan apabila adukan beton mulai kelihatan
mengkilap di sekitar alat penggetar dan pada umumnya dicapai
setelah maksimum 30 detik.
7) Pengawasan kontinyu terhadap pelaksanaan pengecoran.
Concrete Bucket
3 1 m² Begesting Kolom
Bahan
0.040 m3 Kayu kelas III (terentang) Rp. 558,250.00 = Rp. 22,330.00
0.400 kg Paku biasa 2" - 5" Rp. 13,646.75 = Rp. 5,458.70
0.200 Ltr Minyak bekisting Rp. 12,597.00 = Rp. 2,519.40
0.015 m3 Balok kayu Rp. 3,451,000.00 = Rp. 51,765.00
2.000 Btg Dolken kayu galam dia 8 - Rp. 15,225.00 = Rp. 30,450.00
10 / 4 m
= Rp. 151,101.41
Upah
Upah
Penulangan Balok
Pelepasan Bekisting
Pekerjaan balok dan plat lantai dilaksanakan setelah pekerjaan kolom
selesai. Pekerjaan balok dan plat lantai meliputi beberapa kegiatan antara lain
penentuan as balok dan plat lantai, fabrikasi bekisting balok dan plat lantai,
pemasangan bekisting balok dan plat lantai, pembesian balok, pembesian plat
lantai, pengecoran balok dan plat lantai, serta pembongkaran bekisting balok dan
plat lantai.
A B
Tulangan
Beton Cakar
Decking Ayam
2) Pemeriksaan Penulangan
Pekerjaan penulangan harus sudah selesai dan diperiksa sebelum
pelaksanaan pengecoran. Pemeriksaan pemasangan tulangan dimaksudkan
untuk mengetahui ukuran, ketepatan letak dan jumlah tulangan, serta
pengaitan antar tulangan sehingga akan terbentuk konstruksi beton yang
sesuai dengan spesifikasi.
Pemeriksaan ini berkaitan dengan :
a. Pemeriksaan jumlah dan ukuran tulangan utama
b. Pemeriksaan jumlah, jarak, dan posisi sengkang
c. Pemeriksaan penyambungan tulangan
d. Pemeriksaan kekuatan bendrat
e. Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan-bahan lain
yang dapat mengurang daya rekatan.
Pengecoran plat lantai, balok dan kolom harus monolit. Dengan Cara :
Stop cor pada kolom yaitu tepat di elevasi dasar bekisting balok dan plat,
dilanjutkan dengan pengecoran pada balok dan plat lantai, dengan
penjangkaran antara tulangan balok dan tulangan kolom ikut tercor sehingga
terjadi hubungan yang monolit antara plat lantai, balok dan kolom.
7. Pelepasan Bekisting
Pelepasan bekisting balok dan plat lantai dapat dilakukan setelah ±7 hari jika
di atasnya tidak terdapat pekerjaan yang menumpu pada struktur balok atau
plat tersebut. Pelepasan dimulai dengan mengendurkan jack base atau U-head
jack pada susunan scaffolding penyangga bekisting balok dan kolom.
Kemudian dilanjutkan dengan pelepasan balok kaso dan diakhiri dengan
pelepasan plywood yang menempel pada beton. Pelepasan tersebut biasanya
menggunakan alat linggis untuk mempermudah pengerjaannya.
5.2.3 Pekerjaan Balok dan Plat Lantai dengan sistem Half Slab
Plat lantai dalam proyek Armada Town Square ada dua macam, yaitu
dengan plat konvensional, seperti telah dijelaskan di atas proses pengerjaannya,
dan yang satu lagi adalah plat lantai dengan Half Slab. Disebut Half Slab karena
setengah tebalnya menggunakan plat lantai beton pra cetak yang bergelombang.
Plat lantai beton gelombang pracetak dipesan dari PT. Beton Elemenindo Perkasa.
Penggunaan sistem Half Slab ini sangat menguntungkan dari segi pengerjaan
karena dapat mempercepat proses pengerjaan. Berikut proses pembuatan balok
dan plat lantai dengan sistem Half Slab.
Penulangan Balok
Penulangan Balok
Pengecoran Balok
Pengecoran
Gambar 5.36 Diagram Alir Pekerjaan Balok dan Plat Lantai Sistem
Half Slab
1. Pembuatan Balok
Proses pembuatan balok penumpu plat dengan sistem half slab pada dasarnya
sama dengan sistem plat konvensional. Yang membedakan di antara
keduanya adalah sebagai berikut.
1) Beton pada plat dan balok penumpunya tidak dicor secara monolit.
Artinya beton cor pada plat tidak dicor bersamaan dengan baloknya.
2) Selama proses pengecoran berlangsung, ada salah satu pekerja yang
memasangkan begel besi berbentuk ‘n’ ke balok untuk pengait Wire Mesh.
Sehingga walaupun betonnya tidak bersifat monolit, komponen struktur
plat tetap harus menumpu pada balok dengan kuat dan kaku. Begel
dipasangkan saat permukaan balok telah rata dengan jarak sesuai gambar
rencana, dan beton cor belum mengeras.
Half Slab
Balok
Begel
Wire
Beton Mesh
Decking
3. Pengecoran
Tahap terakhir adalah penghamparan beton ready mix ke atas Wire Mesh dan
Half Slab yang telah terpasang dengan baik. Pada dasarnya penghamparan
beton ready mix pada sistem plat seperti ini sama dengan pada plat lantai
konvensional. Namun, hal penting yang perlu di perhatikan adalah :
1) Beton yang digunakan lebih halus dari pada beton untuk plat jenis
konvensional, artinya agregat kasar yang digunakan ukurannya lebih kecil,
dengan diameter kurang dari 6 cm. Hal itu untuk menghasilkan permukaan
beton plat lantai yang lebih baik (rata) jika dibandingkan dengan agregat
yang sama besar dengan beton plat konvensional.
2) Pemadatan tidak perlu menggunakan concrete vibrator, karena
penghamparan beton yang relatif tipis, sehingga dengan terinjak-injak oleh
pekerja saja sudah cukup.
Permasalahan
Dalam setiap pekerjaan pasti kita menemukan berbagai permasalahan.
Namun permasalahan itu bukan untuk dihindari, tapi harus dicari jalan keluarnya.
Segala sesuatu memang tidak sempurna, kita akan selalu dihadapkan pada suatu
bentuk permasalahan, hambatan, dan persoalan, hal ini juga terjadi pada proses
pelaksanaan pada proyek ini.
Selama pelaksanaan pekerjaan, timbul beberapa masalah yang
menyebabkan terhambatnya kemajuan proyek tersebut. Masalah-masalah yang
timbul dibagi dalam beberapa kategori, yaitu :
1. Faktor Cuaca
Faktor alam yang menyebabkan terhambatnya kemajuan proyek adalah hujan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan, sebagian besar proyek ini melalui musim
penghujan. Air hujan dapat mengakibatkan terjadinya genangan pada galian
dan memperlambat pekerjaan lainnya, misalnya pengecoran, sedangkan pada
musim kemarau/panas akan mempercepat proses kehilangan air semen pada
konstruksi yang baru dicor sehingga dibutuhkan suatu perawatan beton
berupa penyiraman hasil pengecoran dengan air untuk memperlambat
penguapan dan proses kehilangan air semen yang cepat. Selain itu, faktor
cuaca seperti hujan juga dapat menyebabkan berhentinya suatu pekerjaan
dengan alasan keamanan.
Gambar 6.2 Pekerja yang tidak memakai peralatan K3 (helm dan sepatu)
3. Faktor Peralatan
Faktor peralatan yang menyebabkan terhambatnya kemajuan proyek adalah
mixer truck dan concrete pump mobile dari pabrik ready mix concrete sering
datang terlambat.
3. Faktor Peralatan
6. Faktor Pelaksanaan
a. Pelaksanaan pekerjaan secara lembur harus dikurangi dan dilakukan pada
pekerjaan yang mendesak dan tidak bisa dihentikan sebelum pekerjaan
selesai dilaksanakan.
b. Untuk pelaksanaan pekerjaan bekisting dan pengecoran kolom serta tie
beam harus diperketat pengawasannya di lapangan.
PENUTUP
Tinjauan Umum
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang diperoleh selama
pelaksanaan kerja praktek, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan :
1. Struktur yang diamati adalah struktur atas, meliputi : kolom, balok,
dan plat pada upper ground floor (FFL + 5,800 M). Adapun dimensi
dari struktur tersebut adalah sebagai berikut :
a) Kolom
b) Balok