Anda di halaman 1dari 17

BAB III PERENCANAAN PROYEK

BAB III

PERENCANAAN PROYEK

III.1 Uraian Umum

Proyek berupa sebuah struktur/bangunan tentunya harus memiliki


perencanaan dengan tingkat keamanan yang tinggi dikarenakan dalam
penggunaannya nanti akan menahan beban yang cukup besar, baik beban dari
beban sendiri, beban mati hingga beban hidup yang tentunya dari pihak perencana
tidak menghendaki adanya kegagalan struktur akibat faktor manusia maupun
faktor alam.
Pada saat perencanaan bangunan Proyek Apartemen City Light Ciputat,
dasar perhitungan dan peraturan teknis pembangunan yang digunakan mengacu
pada standar/peraturan-peraturan berupa :

ASTM C 150 untuk persyaratan semen yang digunakan dalam beton

ASTM C 33 untuk persyaratan agregat yang digunakan dalam beton

untuk persyaratan mutu baja yang digunakan sebagai


ASTM A 615
tulangan beton

untuk persyaratan mutu baja yang digunakan sebagai


ASTM C 618
tulangan beton

ASTM C 309 untuk persyaratan curing compound

ASTM A 36 untuk persyaratan bahan baja yang digunakan

ASTM A 325 F untuk persyaratan baut yang digunakan

ASTM A 416 untuk persyaratan mutu prestressing wire/strand pada pondasi

ASTM D1143 untuk persyaratan pengujian daya dukung axial tekan


-81

Laporan Kerja Praktek 26


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK

ASTM D 3966 untuk persyaratan pengujian daya dukung axian tension tiang
-90
untuk persyaratan metode pembuatan dan curing beton
ASTM C31 kompresif beserta test specimen dari kekuatan flexural beton
dilapangan

ASTM C39 untuk persyaratan test kekuatan kompresif beton silinder

ASTM C94 untuk persyaratan spesifikasi beton ready mix

untuk persyaratan metode test dari berat unit, kepadatan dan


ASTM C138
gravimetric beton

untuk persyaratan test slump beton yang menggunakan


ASTM C143
Portland semen

ASTM C150 untuk persyaratan semen Portland yang digunakan

ASTM C172 untuk persyaratan contoh beton

untuk persyaratan metode volumetric test untuk kadar udara


ASTM C173
dari beton

ASTM C230 untuk persyaratan admixture beton

ASTM C250 untuk persyaratan admixture beton

ASTM C260 untuk persyaratan air entraining agent

ASTM C309 untuk prsyaratan kadar cairan –bahan penyusun curing beton

untuk persyaratan spesifikasi zat kimia admixture retarder


ASTM C494
beton

ASTM G494 untuk persyaratan akselerator non-chlodride beton

ASTM C882 untuk persyaratan kekuatan lengketan material grouting beton

ASTM C638 untuk persyaratan kuat tarik material grouting

ASTM D638 untuk persyaratan elongasi material grouting

ASTM D790 untuk persyaratan kuat lentur material grouting

ASTM D695 untuk persyaratan kuat tekan material grouting

Laporan Kerja Praktek 27


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK

ASTM C920 untuk persyaratan komponen waterproofing

ACI 207 untuk persyaratan beton berukuran besar

untuk persyaratan pelatihan dalam pemilihan proporsi dari


ACI 211
beton berukuran besar, beton biasa dan beton sangat berat

ACI 214 untuk persyaratan pelatihan dari evaluasi test kekuatan beton

ACI 301 untuk persyaratan perancangan formwork beton

ACI 302.1 untuk persyaratan dari beton pelat

ACI 305 untuk persyaratan pembuatan beton dalam cuaca panas

ACI 308 untuk persyaratan curing beton

ACI 309 untuk persyaratan pelatihan konsolidasi beton

ACI 318 untuk persyaratan mutu dan pemasangan formwork beton

ACI 347 untuk persyaratan pengangkatan formwork beton

BS4449 untuk persyaratan Hot rolled mild steel bar yang digunakan

BS44483 untuk persyaratan steel fabric

BS44466 untuk persyaratan pemotongan dan pembengkokkan tulangan

BS729 untuk persyaratan galvanis tulangan

SNI 2013 untuk perencanaan beton bertulang

SNI 2012 1726 untuk perencanaan gaya geser gempa

SNI 1727 untuk peraturan pembebanan indonesia

untuk peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan di


AV 1941
Indonesia

untuk Arbitrase Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan


DTPI
Indonesia

PBI-1971 untuk peraturan Beton Bertulang Indonesia

Laporan Kerja Praktek 28


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK

PKKI-1961 untuk Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia

NI-08 untuk Peraturan Semen Portland Indonesia

III.2 Struktur

III.2.1 Struktur Bawah

Struktur bawah pada suatu konstruksi gedung memiliki fungsi untuk


memikul beban bangunan itu sendiri serta beban-beban lain yang harus di
perhitungkan penyalurannya ke dalam tanah hingga kedalaman tertentu.Lapisan
tanah sangat mempengaruhi terhadap kedalaman struktur bawah atau
pondasi.Lapisan tanah harus menahan bebab-beban pada gedung tersebut tanpa
mengalami settlement atau displacement yang berarti.Pelaksanaan pekerjaan
struktur bawah meliputi beberapa unsur yang saling berkaitan. Unsur-unsur
tersebut antara lain :

III.2.1.1 Pondasi

Pondasi adalah salah satu bagian dari struktur bangunan yang


berfungsi untuk meneruskan beban yang diterima struktur atas untuk selanjutnya
di tahan oleh tanah. Pada proyek City Light Ciputat ini, pondasi yang digunakan
adalah pondasi tiang pancang dengan dimensi 45 x 45 dan 40 x 40 dengan
kedalaman 16m.

III.2.1.2 Pile Cap

Pile Cap adalah pengikat, yang mempersatukan beberapa pondasi


yang didesain dari beton bertulang, yang difungsikan sebagai tempat kolom
berdiri sehingga didapat keadaan beban dari struktur atas dapat didistribusikan ke
tanah melalui pondasi. Pile cap memiliki Spesifikasinya sebagai berikut :
1. Dimensi berfariasi yaitu 0,8 m x 0,8 m ; 2 m x 0,9 m ; 2,25 m x 5,175
m dan seterusnya.
2. Diameter besi yang dipakai adalah D19, D22 dan D25.

Laporan Kerja Praktek 29


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK

III.2.1.3 Tie Beam

Tie Beam adalah pengikat berbentuk beton bertulang biasa yang


difungsikan sebagai penghubung antar kolom akan membantu mereduksi momen
yang timbul dibawah kolom, tie beam juga berfungsi merangkai pile cap. Ukuran
tie beam yang terdapat pada Apartement City Light Ciputat ini adalah: 20/40,
30/40, 30/50, 30/60, 40/70, 40/75, 50/90 cm

III.2.2 Struktur Atas

Struktur atas suatu bangunan adalah struktur utama yang berfungsi


sebagai penahan beban tetap (beban mati dan beban hidup) dan beban sementara
(beban gempa dan beban angin).Struktur atas merupakan tahapan yang tak kalah
pentingnya dari pekerjaan, lainnya.Untuk dapat membuat struktur yang kuat,
maka struktur atas harus memperhitungkan kriteria – kriteria yang berhubungan
dengannya.Pada pembangunan Apartement City Light Ciputat ini digunakan
beton bertulang sebagai elemen pembentuk struktur. Adapun unsur-unsur struktur
atas meliputi :

III.2.2.1 Kolom

Kolom adalah komponen struktur yang digunakan terutama untuk


mendukung beban aksial tekan, kolom harus direncanakan dengan ketelitian
tinggi karena kolom adalah struktur utama dalam menentukan kestabilan
konstruksi.
Selain berfungsi menahan beban aksial akibat beban diatasnya, kolom
ikut serta berfungsi melanjutkan penyaluran beban ke pondasi maka dari itu
kolom harus direncanakan untuk menahan beban terfaktor yang bekerja pada
semua lantai berikut atap dan menahan momen maksimum yang terjadi.
Bentuk dan dimensi kolom menjadi bervariasi tergantung pada desain
arsitektur maupun kebutuhan struktur. Dimensi kolom yang di gunakan, di
jabarkan dalam table berikut:

Laporan Kerja Praktek 30


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK

Ukuran Kolom Per Lantai (mm)

Lt. Semi Basement - Lantai 3  450x700

Lantai 4 - Lantai 7  400x600

Lantai 8 – Lantai 10  400x550

Lantai 11 – Lantai Atap.  400x500

(Tabel penulangan klom Terlampir)

III.2.2.2 Pelat

Pelat atau slab merupakan panel beton bertulang yang saling


berhubungan dengan balok sebagai penahan gaya yang berasal dari muatan tetap
serta muatan hidup untuk selanjutnya diteruskan ke kolom. (pelat dan
penulangannya terlampir)

Kegunaan pelat lantai adalah :


 Memisahkan ruang bawah dan ruang atas..
 Untuk menempatkan instalasi listrik dan lampu pada ruang bawah.
 Merendam suara dari atas maupun dari bawah.
 Menambah kekuatan bangunan pada arah horizontal.
Dalam proyek ini pelat lantai di buat dengan menggunakan beton
bertulang, dengan ukuran yang bermacam-macam sesuai tipikalnya,
diantaranya yaitu :
 Tebal plat 130 mm = s1
 Tebal plat 150 mm = s2
Menurut PBI (peraturan Beton Indonesia) :
 Tebal pelat atap harus lebih besar atau sama dengan 70 mm dan pelat
lantai harus lebih besar atau sama dengan 120 mm.
 Diameter tulangan pada pelat minimum 8 mm.
 Pada pelat yang tebalnya lebih dari 250 mm harus dipasang tulangan
atas dan tulangan bawah.

Laporan Kerja Praktek 31


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK

 Tebal selimut beton minimum pada kolom kurang atau sama dengan
D 36 – 40 mm.

III.2.2.3 Balok

Balok adalah penting dari sebuah struktur yang berfungsi sebagai


pemikul beban dan beban lainnya yang bekerja diatasnya menjadi satu bagian
dengan plat yang akan menyalurkan beban ke kolom lalu menuju pondasi.

Kemudian berdasarkan tulangan terpasang tersebut dan dengan tegangan leleh


tulangan yang besarnya 1,25 kali tegangan leleh yang direncanakan, dihitung
momen kapasitas balok.

Tulangan sengkang balok dirancang berdasarkan gaya geser yang


dikembangkan berdasarkan momen kapasitas balok. Adapun fungsi sengkang
adalah untuk :

 Menahan sebagian gaya geser pada bagian yang retak.


 Mencegah penjalanan retak diagonal sehingga tidak menerus kegaian
tekan beton.
 Memberi kekuatan tertentu terhadap terlepasnya beton karena
umumnya sengkang mengikat tulangan longitudinal.

Pada proyek ini ukuran dan dimensi balok berbeda – beda sesuai
dengan tempat dan beban yang bekerja. Bentuk dan jenis balok yang digunakan,
di jabarkan dalam table berikut

Ukuran Balok

Lt. Semi Basement – Lt.3(mm) untuk Lt.4 – Lt atap (mm)

 300x500  250x500
 300x700  300x650
 300x500  250x450
 200x400  250x600

(Tabel penulangan Balok Terlampir)

Laporan Kerja Praktek 32


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK

III.2.2.3 Tangga

Tangga merupakan bangunan yang menghubungkan lantai


satu dengan lantai yang lainnya.Bentuk tangga bermacam-
macam.Namun semua itu haruslah mengikuti kaidah yang telah
ditentukan, agar tangga tersebut nyaman digunakan. Seperti tinggi dan
lebar anak tangga terdapat ukuran minimum dan maksimum sesuai tempat
kegunaannya.Tangga dapat berbentuk lurus, huruf "L", huruf "U" , memutar atau
merupakan dari kombinasinya. Komponen-komponen dari tangga antara lain
adalah tinggi injakan(riser), lebar injakan/kedalaman (tread), bordes (landing),
nosing, pegangan tangan (handrail) dan bidang pengaman (balustrade). Dalam
Proyek City Light Ciputat digunakan tangga berbentuk U dengan lebar 3,6 m dan
panjang 6 m. tinggi ke bordress 2 m, ukuran antride 30 cm dan optride 15 cm.
untuk pembesian tangga digunakan D13 dan pada bordress digunakan D16.

III.3 Material Yang Digunakan

Poyek pembangunan Apartemen City Light Ciputat ini menggunakan


beberapa material yang biasa digunakan dalam suatu proyek bangunan, antara
lain:
1. Beton.
2. Besi.
3. Kayu.
4. Hebel.
5. Semen Tiga Roda dan MU.
6. Aspal.

III.3.1 Beton

Material yang sangat dominan dari proyek Apartemen City Light Ciputat
adalah beton bertulang sebagai elemen utama struktur.Beton merupakan suatu
komposit dari beberapa bahan batu – batuan yang direkatkan oleh bahan ikat.

Laporan Kerja Praktek 33


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK

Beton di bentuk dari agregat campuran (halus dan kasar) dan ditambah dengan
bahan perekat yaitu pasta semen. Singkatnya dapat dikatakan bahwa pasta semen
mengikat pasir dan bahan – bahan agregat lain (batu krikil, basalt, dan
sebagainya) menjadi massa yang menyerupai batu begitu pasta semen mengeras
karena reaksi kimia dari semen dan air. Rongga diantara bahan – bahan kasar diisi
oleh bahan – bahan halus.

1. Semen.
2. Agregat Halus (pasir).
3. Agregat Kasar (krikil).
4. Air.
5. Baja Tulangan.
6. Bahan Campuran (integral).

Semua material atau bahan pembentuk bertulang tersebut harus sudah


lolos uji kualitas atau mutu untuk dapat digunakan dalam proyek ini. Pembedaan
material pembuat beton dalam :

1. Semen : bahan ikat hidrolik.


2. Agregat campuran: bahan batu–batuan yang netral (tidak
bereaksi) merupakan bentuk sebagian besar beton ( misalnya pasir,
kerikil, batu pecah, basalt).
3. Batuan semen : campuran antara semen dan air (pasta semen) yang
mengeras.
4. Spesi mortar : campuran antara semen, agregat halus, dan air
yang belum mengeras.
5. Mortar : campuran antara semen, agregat halus, dan air yang telah
mengeras.
6. Spesi beton : campuran antara semen agregat campuran (halus
dan Kasar) dan air yang belum mengeras.
7. Beton : campuran antara semen, agregat campuran dan air yang
telah mengeras.
8. Bahan tambahan: bahan kimia tambahan yang ditambahkan ke

Laporan Kerja Praktek 34


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK

dalam spesi beton dan atau beton untuk mengubah sifat yang
dihasilkan sehingga membuatnya kedap air.

III.3.1.1 Sifat – Sifat Beton

Yang paling diharapkan dari suatu sifat beton adalah dapat


memenuhi harapan maksimal, dengan tepat mengikuti variasi sifat-sifat beton, dan
tidak hanya terpancang pada suatu pandangan, misalnya kekuatan harus
semaksimal mungkin. Ada beberapa sifat beton yang sangat diperhatikan :

1. Kuat hancur.
2. Kuat tekan dan lentur.
3. Kekuatan geser.
4. Modulus elastisitas.
5. Angka perbandingan poisson.
6. Rayapan.
7. Penyusutan.
8. Retak-retak plastis.
9. Sifat awet.
10. Sifat kedap air.

III.3.1.2 Bahan – Bahan Pembentuk Beton

Beton dihasilkan dari sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi


sejumlah material pembentuknya.Kekuatan beton dipengaruhi oleh kualitas
agregat, proporsi campuran, serta kebersihan air dan agregatnya. Dengan
mengembangkan pemilihan material yang layak dan komposisi maka akan
diperoleh beton yang efisien, memenuhi kekuatan yang diisyaratkan, dan
memenuhi persyaratan serviceability.

III.3.1.3 Semen

Semen dipakai sebagai petunjuk sekelompok bahan ikat hidrolik


untuk pembuatan beton. Hidrolik berarti :

Laporan Kerja Praktek 35


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK

 Suatu semen produksi keras (batuan semen) yang kedap air.


 Semen bereaksi dengan air dan membentuk batuan massa.

Semen dibedakan dalam dua kelompok utama, yaitu :

1. Semen dari bahan kliner – semen – Portland.


 Semen Portland
 Semen Portland abu terbang
 Semen Portland berkadar besi
 Semen tanur tinggi (hoogoveencement)\
 Semen Portland tras atau puzzoland
 Semen Portland putih
2. Semen-semen lain.
 Alumunium semen
 Semen bersulfat

Dalam hal kecepatan dari perkembangan kekuatan, jenis-jenis semen dibedakan


dalam tiga kelas :

Kelas A : Semen dengan kekuatan awal yang normal

Kelas B : Semen dengan awal tinggi.

Kelas C : Semen dengan kekuatan awal sangat tinggi.

III.3.1.4 Agregat

Agregat (yang tidak bereaksi) adalah bahan-bahan campuran beton


yang saling diikat oleh perekat semen.Agregat yang umum dipakai adalah pasir,
kerikil, dan batu-batu pecah. Pemilihan agregat tergantung dari :

 Syarat-syarat yang ditentukan beton.


 Persediaan lokasi pembuatan beton.
 Perbandingan yang telah ditentukan antara biaya dan mutu.

Dari pemakaian agregat spesifik, sifat-sifat beton dapat dipengaruhi. Suatu


pembagian yang sepintas lalu (kasar) dapat dilakukan sebagai berikut :

Laporan Kerja Praktek 36


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK

 Agregat normal (kuarsid, pasir, kerikil basalt)


 Agregat halus (puing batu,terak lahar, serbuk batu/bims)
 Agregat kasar (barite, biji besi magnette dan limonite)

Kecuali agregat alami dapat juga digunakan produk alami sinter atau
terbakar, beton pilas atau puing tembok batu bata. Semua agregat yang dipakai
pada proyek pembangunan Gedung Tuscany Apartemen City Light Ciputat ini
mengacu pada :

 American Society For Testing Material (ASTM).


 American Concrete Institute (ACI).

Ukuran nominal butir agregat terbesar tidak boleh melebihi nilai berikut ini :

 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang samping cetakan.


 1/3 tebal pelat.
 ¼ jarak bersih minimum antar batang tulangan, berkas batang
tulangan, atau pun kabel/tendon prategang.

III.3.1.5 Air

Air diperlukan pada pembuatan betin agar terjadi reaksi kimiawi


dengan semen untuk membasahi agregat dan untuk melumas campuran agar
mudah pengerjaannya. Untuk itu, air harus memenuhi prasyaratan dari :

 Peraturan Beton Indonesia (SNI 2-1971)


 Diuji oleh laboratorium yang disetujui dan diakui sah oleh
pengawas.

Air juga dipakai untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan dilapangan, seperti :

 Mencuci dan membersihkan split dan bahan-bahan lain.


 Pembuatan dan pemasangan plester.
 Pembuatan adukan beton.

III.3.1.6 Bahan kimia Tambahan

Fungsi bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat tertentu dari


campuran beton agar menjadi cocok untuk pekerjaan tertentu atau ekonomis atau

Laporan Kerja Praktek 37


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK

untuk tujuan lain seperti menghemat energy dan dalam proyek Apartemen City
Light Ciputat ini menggunakan bahan kimia (integral) yang di fungsikan supaya
beton kedap terhadap air.

III.3.1.7 Penyelidikan Campuran Beton

Untuk menghasilkan mutu beton yang diharapkan dari setiap elemen


pembentuk beton harus sangat diperhatikan sehingga memenuhi persyaratan
berikut ini :

1. Kekuatan desak : kuat desak yang dicapai pada 28 hari (atau umur
yang ditentukan) harus memenuhi persyaratan yang diberikan oleh
konsultan.
2. Workabilitas : Untuk memenuhi workabilitas yang cukup guna
pengangkutan, percetakan dan pemadatan beton sepenuhnya dengan
peralatan yang tersedia. Pemilihan workabilitas yang paling sesuai
biasanya merupakan tanggung jawab kontraktor/sub kontraktor
sepenuhnya.
3. Durabilitas : Durabilitas atau sifat awet berhubungan dengan
kekuatan desak, semakin besar kekuatan semakin awet betonnya.
4. Penyelesaian akhir dari permukaan : Kohesi yang kurang baik dapat
merupakan salah satu sebab penyelesaian akhir yang kurang baik,
bilamana beton dicetak pada acuan tegak, seperti goresan pasir dan
variasi warna.

III.3.1.8 Beton Ready Mix

Beton yang digunakan pada proyek pembangunan Apartemen City


Light Ciputat ini adalah beton yang langsung disuplai oleh PT. Karya Beton
Sudhira. Ada beberapa ketentuan pokok yang diperhatikan oleh penyupali, anatara
lain :

Laporan Kerja Praktek 38


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK

1. Hal-hal mengenai pengukuran, pencampuran dan penyerahan beton


adukan langsung harus sesuai dengan ACI 304 – 73 dan ASTM
C94- 78a.
2. Semua peralatan untuk keperluan pengukuran, pencampuran dan
penyerahan beton harus diperiksa terlebih dahulu oleh konsultan.
3. Beton dibuat dengan suatu proporsi dari perencanaan pencampuran,
tes laboratorium dan control konsistensi adukan dilakukan
kontraktor bersama-sama supplier.
4. Kekuatan beton yang dapat diterima adalah kekuatan minimum
yang disyaratkan.
5. Temperature adukan beton tidak boleh melebihi 320 C.
6. Penambahan bahan pencampuran hanya dengan persetujuan
konsultan dan dilakukan bila dianggap perlu.
7. Penyerahan (penuangan dari truck mixer) adukan beton yang
sempurna di lokasi proyek paling lambat 1 s/d 1,5 jam setelah
semen dan agregat dimuat di dalam mixer. Untuk kondisi panas,
batas waktu dapat dikurangi seperti yang ditentukan konsultan.

Adapun beberapa keuntungan penggunaan beton adukan langsung adalah


sebagai berikut :

1. Tidak membutuhkan tempat yang luas untuk menimbun material


dilokasi proyek.
2. Pelaksanaan pengecoran dapat berlangsung dengan cepat.
3. Dapat menghasilkan mutubeton yang diharapkan.
(hasil uji beton terlampir)

III.3.2 Besi

Besi adalah logam yang berasal dari biji besi (tambang) yang banyak
digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai
dengan yang merusak.Dalam tabel periodic, besi mempunyai symbol Fe dan
nomor atom 26.Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.besi adalah

Laporan Kerja Praktek 39


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK

logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaanya. Hal itu karena
beberapa hal, diantaranya :
 Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar.
 Pengolahannya relatif mudah dan murah.
 Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah
dimodifikasi.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi.Korosi
menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang
atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat
dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan
tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Kegunaan besi pada Apartemen City Light Ciputat ini adalah sebagai
tulangan untuk beton bertulang. Fungsi besi pada beton bertulang adalah
menambah kekuatan beton untuk menahan gaya tarik diterima beton akibat beban
struktur. Jenis besi yang digunakan dalam proyek ini adalah besi polos dan besi
ulir.Ukuran diameter besi yang digunakan pada bangunan Apartemen City Light
Ciputat adalah Ø8; Ø10; Ø12 untuk tulangan polos U-24 (BJTP24), D10; D13
untuk tulangan polos U-40 (BJTP-40), D16; D19; D22; D25; D29; D32 untuk
tulangan ulir U-50 (BJTD 500).

III.3.3 Kayu

Kayu merupakan salah satu material bangunan yang melimpah di bumi


ini,flexibel, multifungsi dan mudah ditemukan di pasaran. Pada Apartemen City
Light Ciputat ini kayu digunakan sebagai bekisting. Ukuran kayu yang digunakan
bermacam-macam, sesuai dengan dimensi kolom, balok, pelat atau elemen
struktur lain yang akan dibuat. Karena metode bekisting yang dipakai dalam
proyek ini adalah metode bekisting konvensional, kebutuhan kayu dapat diatur
seefisien mungkin (tidak sekali pakai).

III.3.4 Bata Hebel

Laporan Kerja Praktek 40


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK

Untuk dinding elemen utama yang digunakan pada City Light Ciputat ini
adalah bata hebel.Dinding bata hebel atau celcon adalah bahan bangunan
pembantuk dinding dengan mutu yang relatif tinggi.penjualan bata jenis ini pun
tidak diretail pada setiap agen atau took material. Pembelian biasanya harus
dengan memesan terlebih dahulu.Umumnya berukuran 10 cm x 19 cm x 59 cm.
bahannya terbuat dari pasir silica.

Kelebihan yang dikmiliki dinding ini adalah cepatnya proses pemasangan,


mudah dalam pemotongan karena hanya menggunakan gergaji, bahannya tahan
api dan air serta kedap suara. Dinding jenis ini bisa saja tidak diplester, cukup
diaci saja karena permukaannya yang sudah relatif rata dan permukaan bata yang
lebar.Hanya saja ketebalan kusennya harus disesuaikan.Selain itu, dalam praktik
pemasangan sangat sedikit bahan yang terbuang.

Dengan struktur homogeny (tanpa rongga vertikal dan horizontal di


dalamnya) dan berat 1/5 beton biasa, Hebel dapat mengurangi resiko gempa.
Penanganan dan proses transportasi lebih ringan, pekerjaan menjadi lebih mudah
meski dengan peralatan sederhana, juga mengurangi keletihan pekerja. spesifikasi
hebel yang dipakai dalam proyek ini adalah 60 x 75 cm dengan berat jenis 500
Kg/m3.

III.3.5 MU (Mortar Utama)

Mortar Utama (MU) adalah produk bahan bangunan berupa semen instan
siap pakai (premixed mortar), berbahan dasar pasir pilihan, semen PCI kualitas
terbaik dari Holcim, premium filter (bahan pengisi) dan ditif (bahan tambahan)
Eropa yang tercampur secara homogeny dengan komposisi tepat dan diproses
mengguanakan teknologi m-tec Jerman, sehingga menghasilkan produk semen
instan berkualitas tinggi, memiliki daya rekat yang baik, serta mencegah retak
rambut pada dinding.
MU adalah produk finishing (inon-structural) yang terdiri dari berbagaii
rangkaian produk berkualitas yang memiliki fungsi untuk pekerjaan-pekerjaan
tertntu yang spesifik, mulai dari pasangan bata, plesteran, acian, perekat keramik
dan fungsi-fungsii lainnya.MU diciptakan sebagai solusi untuk mempermudah

Laporan Kerja Praktek 41


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK

serta menimbulkan kinerja pekerjaan pembangunan.Pada proyek Apartement City


Light Ciputat ini menggunakan bahan MU antara lain :
 MU – 200 : sebagai plesteran dan acian.
 MU – 380 : sebagai perekat bata ringan.
 MU – 700 : sebagai perata lantai.

Laporan Kerja Praktek 42


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)

Anda mungkin juga menyukai