BAB IV
PELAKSANAAN PROYEK
Jenis pondasi yang digunakan dalam proyek ini adalah pondasi batu kali.
Bahan – bahan yang digunakan adalah:
Sement Portland
Semen yang digunakan harus dari mutu terbaik, terdiri dari satu jenis merek
dagang atau atas persetujuan konsultan pengawas. Semen yang telah mengeras
sebagian atau seluruhnya tidak di benarkan untuk di gunakan.
Pasir
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
Batu kali
Batu kali yang digunakan adalah batu pecah, tidak berpori serta mempunyai
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat dalam SK.SNI 1991
Air
Air yang digunakan harus air tawar yang berisi dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu
pekerjaan. Apabila dipandang perlu, konsultan pengawas dapat meminta kepada
kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium Pemeriksaan bahan
yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.
Pelaksanaan
a) Batu kali yang digunakan untu pondasi harus batu pecah, sudut runcing,
berwarna abu-abu hitam, keras dan tidak porous.
b) Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari
kayu pada setiap pojok galian, yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan
penampang pondasi.
c) Permukaan dasar galian harus di timbun pasir urug setebal 10 cm, di siram
dan diratakan, pemadatan tanah dasar harus setidaknya mencapai 80%
compacted.
d) Pondasi batu kali menggunakan adukan campuran 1 PC : 5 Pasir pasang.
Untuk kepala pondasi di gunakan adukan kedap air campuran 1 PC ; 2 pasir
setinggi 20 cm, dihitung dari permukaan atas pondasi kebawah. Adukan
harus mengisi rongga diantara batu kali sedimikian rupa sehingga tidak ada
bagian dari pondasi yang berongga atau tidak padat.
e) Untuk sloof dibagian atas pondasi batu kali dibuat stek-stek sedalam 30 cm
tiap 1 m dengan diameter besi minimum 10 mm.
Pada struktur bangunan gedung bertingkat tinggi kita bertemu dengan pile
cap dan tea beam yang merupakan bagian dari pondasi bangunan. struktur ini
terbuat dari beton bertulang dengan ukuran dan jumlah besi tulangan
menyesuiakan hasil perhitungan. Pile cap di gunakan sebagai pondasi untuk
mengikat tiang pancang yang sudah terpasang dengan struktur di atasnya yaitu te
beam dan slab, berikut ini contoh gambar shop drawing pile cap dan tea beam
pada sebuah gedung.
1. Setelah galian tanah mencapai elevasi yang di tentukan, maka tiang pile
atau pancang di potong dan dilebihkan besi stek untuk pengikatan
struktural dan di sisakan beton setinggi 7.5 cm untuk selimut beton.
Tea beam adalah balok yang terletak atau bertumpu pada permukaan tanah.
Tea beam biasanya di gunakan untuk menghubungkan antara pile cap yang satu
dengan pile cap yang lainya, tea beam juga berfungsi untuk menopang slab atau
plat lantai yang berhubungan langsung dengan permukaan tanah. langkah
pengerjaan tea beam hampir sama dengan pile cap.
IV.4.1 Kolom
ke atas semakin berkurang. Hal ini disebabkan karena pada lantai bawah
menerima beban paling besar sehingga dibutuhkan ukuran kolom yang cukup
besar agar dapat menerima beban tersebut.
1. Penulangan Kolom
Sebelum dimulai pelaksanaan pengecoran kolom, tentunya pekerjaan
pembesian kolom telah lebih dahulu dikerjakan. Adapun langkah –
langkah pekerjaan pembesian kolom antara lain adalah sebagai berikut :
5. Pemasangan Bekisting
Tahapan pemasangan bekisting kolom dilaksanakan setelah
pembesian kolom lulus pemeriksaan, diantaranya pembesian kolom harus
bersih dan bebas karat saat pengecoran berlangsung. Bekisting merupakan
konstruksi pembantu yang memberikan bentuk dan dimensi beton sesuai
dengan yang kita inginkan/sesuai dengan gambar kerja.
Bekisting harus kuat, kokoh, dalam arti bila dicor bentuk bekisting
tidak berubah.
Bekisting tidak boleh bocor karena dapat mengakibatkan beton
keropos.
Material bekisting tidak boleh menyerap air agar beton tidak menjadi
kering terlalu cepat.
Membuat titik tengah pada bagian atas dan bawah sebagai titik
patokan.
6. Persiapan Pengecoran
7. Pelaksanaan Pengecoran
2. Beton mix design dari truk mixer dituang dan dimasukan kedalam
bucket yang berukuran 0,8 m3
penyiraman setiap pagi dan sore menutupi beton dengan karung basah
untuk mencegah terjadinya retak pada kolom.
IV.4.2 Balok
1. Menetukan elevasi
2. Pemasangan scaffolding
Jack Base, yang terletak dibawah dan sebagai tumpuan dan kontak
langsung dengan dasar lantai yang telah di cor sebelumnya.
U Head, yang terletak pada bagian atas dari scaffolding dan bertugas
untuk mengatur ketinggian dan meratakan dari bekisting.
3. Pemasangan Bekisting
4. Penulangan Balok
5. Persiapan Pengecoran
6. Pelaksanaan Pengecoran
Pengecoran dilakukan setelah pekerjaan penulangan selesai.
Pengecoran balok ini dilakukan bersamaan dengan pengecoran pelat
lantai, karena kedua struktur tersebut merupakan satu kesatuan.
Pengecoran balok ini dikerjakan menggunakan concrete pump yang
diteruskan ke pipa tremie dan apabila concrete pump ataupun pipa
tremie bermasalah pengecoran dilakukan menggunakan bucket.
Pada proses pengerjaan pelat lantai tidak berbeda jauh dengan balok,
karena letaknya yang berhubungan langsung dengan balok sehingga pengecoran
dilakukan bersamaan dengan pengecoran balok tersebut. Tebal pelat yang dipakai
adalah 120 mm dan 140mm dengan tulangan yang dipasang adalah tulangan Ø10-
150 mm dan Ø10-200 mm dengan pemasangan tulangan rangkap menerus di
seluruh pelat lantai. pengecoran pelat dilakukan bersamaan dengan pengecoran
balok, sehingga didapat hasil yang monolit.
Berikut ini adalah urutan pengerjaan pelat lantai pada proyek apartement
Casa De Parco :
1. Menetukan elevasi
2. Pemasangan scaffolding
4. Penulangan Plat
pada penulangan pelat proyek aparterment Casa de parco, tulangan
untuk pelat konvensional adalah besi ulir berukuran D10 dan D13 dan
dua lapis. Dan menggunakan beton decking/tahu beton dengan
fungsinya yaitu untuk mencegah tulangan menempel pada bekisting
ketika dilakukan pembukaan pada bekisting dan membentuk selimut
beton, penulangan plat lantai pada proyek ini menggunakan 3 jenis
tulangan yaitu, Tulangan Kromo
5. Persiapan Pengecoran
6. Pelaksanaan Pengecoran
2. Setelah beton ready mix datang, dilakukan slump tes terhadap beton.
Pada proyek ini batas toleransi pengiriman beton adalah max 3 jam
dari tempat asal pengiriman, jika melampaui batas waktu tersebut
maka beton akan mengeras.
Bahan bekisting tidak boleh menyerap air agar beton tidak menjadi
kering terlalu cepat. Pada proyek ini bekisting terbuat dari multiplex
polifilm dengan tebal 12mm. Sebelum dipasang bekisting terlebih
dahulu diberi lapisan mold oil.
Beton yang paling padat dan kuat diperoleh dengan menggunakan jumlah
air yang minimal konsistensi dengan derajat workabilitas yang dibutuhkan untuk
memberikan kepadatan maksimal. Drajat workabilitas harus dipertimbangkan
dalam hubungannya dengan cara pemadatan dan dari jenis konstruksi agar
terhindar dari kebutuhan pekerjaan yang berlebihan dalam mencapai kepadatan
maksimal. Slump tes adalah petunjuk terbaik dalam memperoleh informasi
tentang ketiga dasar workabilitas beton, yaitu :
homogen.
Pelat logam dengan permukaan yang kokoh rata dan kedap air.
Sendok cekung.
Prosedur Pengerjaan
Bersihkan kerucut slump tes slump. Basahi kerucut tes dengan
air dan taruh pada plat landasan tes slump
Kumpulkan beton yang akan dites slump
Dirikan kerucut tes slump dan pegang dengan kedua kaki, isi
kerucut tes slump sebanyak 1/3 dari isi kerucut dan kemudian
padatkan dengan tongkat besi dengan cara ditusuk-tusuk
sebanyak 25 kali. Pemadatan dengan car ditusuk-tusuk mulai
dari pingir terus ke bagian tengah.
Kemudian isi 2/3 bagian berikutnya dan kembali dipadatkan
dengan cara ditusuk-tusuk dengan pipa besi sebanyak 25 kali.
Perlu diingat bahwa pemadatan dengan cara ditusuk
menggunakan pipa besi hanya sampai pada lapis atas 1/3 yang
pertama.
Isi kembali kerucut sampai penuh kemudian dipadatkan, juga
perlu diingat bahwa pemadatan hanya dilakukan sampai lapis
atas pengisian 2/3 bagian yang kedua.
Uji kuat tekan bertujuan untuk mengetahui kuat tekan dari beton yang
sudah mengeras. Test ini dilakukan di laboratorium, dan tentu saja bukan di lokasi
proyek (off-site). Yang bisa dilakukan di lokasi (site) hanyalah membuat atau
mencetak beton silinder untuk diuji. dikarenakan, sampelnya ada di site. Tidak
boleh membawa sampel ke laboratorium, kemudian masukkan ke cetakan silinder.
Cetakan silinder harus disediakan di lokasi proyek.Kekuatan beton dapat diukur
dalam satuan MPa atau satuan lain misalnya kg/cm2. Kuat tekan ini menunjukkan
mutu beton yang diukur pada umur beton 28 hari.
Setelah cetakan dibuka lalu contoh benda uji direndam dalam air.
Benda uji dites dengan alat compression testing machine hingga beton
mencapai kekuatan maksimum.
Hasil tes kemudian dapat dipakai sebagai dasar untuk pengendalian mutu
beton agar dapat memenuhi persyaratan, untuk meneliti efektifitas
admixture (bahan campuran tambahan) dan untuk menentukan saat
bekisting beton dilepas. ( data terlampir )
Pada spesimen baja tersebut akan diberikan gaya aksial tarik pada kedua
ujungnya, dimana gaya aksial tarik ini akan menghasilkan tegangan tarik.
Pengujian ini untuk mengetahui mutu tulangan yang dipakai. Tulangan diambil
sampel pada tiap jenis diameter tulangan sepanjang 1 meter, setiap 1 meter besi
mewakili 100 ton material besi yang datang. Sampel tersebut kemudian dibawa ke
laboratorium untuk dilakukan pengujian kuat tarik dan lengkung statis baja.