Anda di halaman 1dari 21

SPESIFIKASI TEKNIS

BAGIAN II. SPESIFIKASI KHUSUS

PASAL. 1
PEKERJAAN PENDAHULUAN

1. Pekerjaan Papan Nama Proyek / Kegiatan.


 Kontraktor diwajibkan memasang papan nama proyek / kegiatan
pada bagian depan lokasi pekerjaan.
 Bentuk dan Ukuran papan nama proyek / kegiatan ditentukan oleh
direksi teknis.

2. Pekerjaan Pembersihan Lokasi.


 Kontraktor diwajibkan membersihkan kotoran, sampah, semak-
semak dari lokasi pekerjaan.
 Pembersihan lokasi dilakukan sebelum memulai pekerjaan dan
setelah selesai pekerjaan.

3. Pekerjaan Pengukuran / Bouwplank.


 Pekerjaan bouwplank harus diketahui / diawasi oleh pengawas
lapangan.
 Peil lantai harus diketahui oleh pengawas / Direksi.
 Pengukuran ulang harus dilakukan tanpa disahkan oleh pengawas
lapangan / Direksi Teknis dianggap tidak sah.
 Pekerjaan pengukuran harus alat ukur, sudut-sudut betul-betul tegak
lurus dan siku.
 Patok bouwplank ditanam dengan kuat agar tidak hilang dan
berubah dari tempat yang telah ditentukan.

4. Los Kerja dan Kantor Pemborong / Gudang.


 Harus dibuat oleh Kontraktor sesuai dengan kebutuhannya dengan
tidak mengabaikan keamanan, kebersihan dan bahaya kebakaran.
 khusus untuk penempatan kerikil, pasir harus dibuatkan pemisah
agar bahan tersebut tidak berserakan dan bercampur satu dengan
yang lain.
 Membuat gudang / los kerja yang dapat menyimpan material dalam
jumlah cukup dan melindungi material dari kerusakan karena
pengaruh cuaca.

5. Penimbunan Tanah
 Pematangan lahan mengunakan alat berat yang didatangkan khusus
 Pada lokasi yang tanah yang konturnya lebih tinggi dilakukan
pemotongan dan penimbunan pada lokasi lahan yang rendah
 Apabila terdapat kekurangan tanah kontraktor wajib mendatangkan
tanah dari luar dengan jenis tanah pilihan, dan apabila terdapat
kelebihan tanah kontraktor wajib membuang tanah keluar lokasi
pekerjaan

6. Pagar keliling sementara


 Dipasang pada sekeliling lokasi pekerjaan
 Pagar sementara dibuat dari rangka kayu dolken/andang ukuran 10-
12 cm dengan ketinggian 2m dan dilapisi seng gelombang
 Pada sisi depan bangunan diberi pintu masuk yang dapat dibuka dan
ditutup serta memudahkan untuk pendistribusian bahan dan alat
dengan bahan yang sama

PASAL. 2
PEKERJAAN PENGUKURAN BOUWPLANK

1. Pekerjaan bouwplank harus diketahui dan diawasi oleh konsultan


pengawas dan direksi teknis lapangan yang terkait.
2. Peil lantai harus diketahui oleh konsultan pengawas, bila terjadi
pengukuran ulang yang dilakukan tanpa diketahui oleh konsultan
pengawas dianggap tidak berlaku.
3. pengukuran harus dilakukan dengan cara yang teliti dan cermat dengan
menggunakan alat ukur dan sudut-sudut harus benar-benar dalam
keadaan yang lurus dan siku.
4. Pekerjaan bouwplank harus menggunakan kayu meranti tua dengan
menggunakan ukuran 5/7 dengan tebal papan 2,5 cm dan lebar 20 cm
diketam halus atau diserut dan dipasang pada as-as tembok.
Bouwplank harus dalam kokoh dan dipasang dengan instrument
Waterpass.

PASAL. 3
PEKERJAAN PERANCAH

1. Perancah harus direncanakan, dilaksanakan dan dihusahakan


sedemikian rupa agar pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan
perubahan – perubahan bentuk, ukuran, ketinggian serta posisi dari
pada beton yang dicetak / tercetak.
2. Penyangga – penyangga harus diberi jarak antara yang dapat
mencegah difleksi bahan – bahan bekesting.
3. Perancah biasa bahannya dapat terbuat dari kayu jenis “meranti“ atau
dari jenis lain atau juga dapat terbuat dari bahan besi bulat yang setaraf
yang disetujui oleh ahli.
4. Bagian struktur – struktur beton yang disangga dengan penumpu tidak
boleh dibongkar sebelum betonnya mencapai kekuatan yang minimal
untuk menyangga beratnya sendiri dan beban – beban pelaksanaan
dan atau beban – beban bahan yang akan menimpa bagian struktur
beton tersebut.

PASAL. 4
PEKERJAAN BEKESTING

1. Bahan bekesting dipakai kayu kelas III yang cukup kering dan keras
serta untuk penggunaannya harus mendapatkan persetujuan Direksi /
Pelaksanaan dari Proyek.
2. Pasangan bekesting harus rapi, dan kaku untuk menahan getar dan
kejutan gaya yang diterima tanpa perubahan bentuk, kerapian dan
ketelitian pemasangan bekesting harus diperhatikan agar setelah
bekesting dibongkar memberikan bidang yang rata.
3. Celah – celah antara papan harus rapat agar pada waktu pengecoran
air tidak merembes keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam
bekesting harus bersih dari kotoran yang melekat.
4. Dalam hal apapun bekesting pada jenis struktur tidak boleh dibongkar
sebelum 7 (tujuh) hari, demikian juga bekesting – bekesting yang
dipakai untuk mematangkan ( curing ) beton tidak boleh dibongkar
sebelum dianggap matang.
5. Perencanaan pelaksanaan serta pembongkaran beketing harus sesuai
dengan cara – cara yang disarankan dan kriteria didalam SNI – 2 bab.
5.1 dan 5.8 Permukaan bekesting yang berhubungan dengan beton
harus benar – benar bersih sebelum penggunaannya.

PASAL. 5
PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. Pekerjaan Pondasi Tapak Beton Bertulang


Terbuat dari beton bertulang K250
 Ukuran tapak 1,5 x 1,5 m tebal 25 cm.
 Dasar galian diberi pasir urug 5cm dan lantai kerja 5 cm
 Tulangan terdiri dari besi ulir diameter 12 mm jarak 15 cm
 Susunan seperti pada gambar bestek.

2. Pekerjaan Sloof S1 25/50 cm.


Terbuat dari beton bertulang K250
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (4 btg bagian atas).
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (4 btg bagian bawah).
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (2 btg bagian
pinggang).
 Sengkang Diameter 8 mm jarak 15 cm.
 Susunan seperti pada gambar bestek

3. Pekerjaan Sloof S2 20/40 cm.


Terbuat dari beton bertulang K250
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (4 btg bagian atas).
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (4 btg bagian bawah).
 Sengkang Diameter 8 mm jarak 15 cm.
 Susunan seperti pada gambar bestek

4. Pekerjaan Sloof S3 15/30 cm.


Terbuat dari beton bertulang K250
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (3 btg bagian atas).
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (3 btg bagian bawah).
 Sengkang Diameter 8 mm jarak 15 cm.
 Susunan seperti pada gambar bestek

5. Pekerjaan Sloof S4 15/20 cm.


Terbuat dari beton bertulang K250
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (2 btg bagian atas).
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (2 btg bagian bawah).
 Sengkang Diameter 8 mm jarak 15 cm.
 Susunan seperti pada gambar bestek

6. Pekerjaan Kolom K1 40/40 cm.


Terbuat dari beton bertulang K250
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (16 btg).
 Sengkang Diameter 8 mm jarak 15 cm.
 Susunan seperti pada gambar bestek

7. Pekerjaan Kolom K2 40/40 cm.


Terbuat dari beton bertulang K250
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (8 btg).
 Sengkang Diameter 8 mm jarak 15 cm.
Susunan seperti pada gambar bestek

8. Pekerjaan Kolom K3 30/30 cm.


Terbuat dari beton bertulang K250
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (10 btg).
 Sengkang Diameter 8 mm jarak 15 cm.
 Susunan seperti pada gambar bestek.
9. Pekerjaan Kolom K4 15/50 cm.
Terbuat dari beton bertulang K250
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (10 btg).
 Sengkang Diameter 8 mm jarak 15 cm.
 Susunan seperti pada gambar bestek.

10. Pekerjaan Kolom K5 15/30 cm.


Terbuat dari beton bertulang K250
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (8 btg).
 Sengkang Diameter 8 mm jarak 15 cm.
 Susunan seperti pada gambar bestek.

11. Pekerjaan Kolom Praktis 12 x 12 cm


Terbuat dari beton bertulang site mix
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 10 mm (4 btg).
 Sengkang Diameter 8 mm jarak 15 cm.
 Susunan seperti pada gambar bestek.

12. Pekerjaan Balok B1 25/50 cm.


Terbuat dari beton bertulang K250
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (4 btg bagian atas).
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (4 btg bagian bawah).
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (4 btg bagian
pinggang).
 Sengkang Diameter 8 mm jarak 15 cm.
 Susunan seperti pada gambar bestek.

13. Pekerjaan Balok B2 20/70 cm.


Terbuat dari beton bertulang K250
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (5 btg bagian atas).
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (3 btg bagian bawah).
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (2 btg bagian
pinggang).
 Sengkang Diameter 8 mm jarak 15 cm.
 Susunan seperti pada gambar bestek.

14. Pekerjaan Balok B3 20/40 cm.


Terbuat dari beton bertulang K250
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (4 btg bagian atas).
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (4 btg bagian bawah).
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (2 btg bagian Susunan
seperti pada gambar bestek.
 Sengkang Diameter 8 mm jarak 15 cm.
 Susunan seperti pada gambar bestek.
15. Pekerjaan Balok B4 15/30 cm.
Terbuat dari beton bertulang K250
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (3 btg bagian atas).
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (3 btg bagian bawah).
 Sengkang Diameter 8 mm jarak 15 cm.
 Susunan seperti pada gambar bestek.

16. Pekerjaan Balok B5 15/20 cm.


Terbuat dari beton bertulang K250
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (2 btg bagian atas).
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 12 mm (2 btg bagian bawah).
 Sengkang Diameter 6 mm jarak 15 cm.
 Susunan seperti pada gambar bestek.

17. Pekerjaan Dak beton tebal 12 cm.


Terbuat dari beton bertulang K250
 Tulangan terdiri dari besi ulir Diameter 10 mm dengan jarak 20 cm (2
lapis).

18. Beton yang digunakan direkomendasikan menggunakan beton Readymix


dengan melampirkan hasil jobmix formula yang sudah di uji di
laboratorium.

17. Pelaksanaan Pekerjaan.


 Penyetelan dan pemasangan besi tulangan harus dipasang pada
posisi yang tepat hingga tidak dapat berubah dan bergeser pada
waktu adukan digetarkan. Penyetelan besi tulang harus
diperhitungkan dengan tebal selimut beton terhadap ukuran yang
ditentukan.
 Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekesting harus dicek terhadap
kelurusan, baik arah vertical atau horizontal dan bebas dari segala
macam kotoran dan harus tersiram dengan air sampai merata.
 Alat penggetar pada saat pengecoran dapat digunakan bambu bulat
dapat diselingi pengecoran bekesting secara berlahan – lahan.
 Pengadukan harus rata dan sama kentalnya setiap kali membuat
dilaksanakan, sisa adukan yang mengeras tidak boleh dipakai.
 Pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan ini, harus dibongkar
dan diperbaiki atas biaya pembongkaran (rekanan).

Pekerjaan beton bertulang, bila dianggap perlu, Direksi dapat memerintahkan


agar diadakan pemeriksaan bahan – bahan yang perlu dipakai dalam
pelaksanaan kontruksi beton bertulang, untuk menguji pemenuhan persyaratan
bagi pemborong.
PASAL. 6
PEKERJAAN DINDING DAN PLASTERAN

1. Dinding dibuat dari pasangan batu bata ukuran 5x11x22 cm dengan


campuran 1pc:2ps dengan ketebalan siar 1,5 cm.
2. Pemasangan dinding harus tegak lurus dan siku.
3. Sebelum pelaksanaan plasteran permukaan dinding harus disiram
terlebih dahulu.
4. Plasteran mengunakan campuran 1pc:4ps dengan ketebalan 1,5 cm
dan diaci halus.
5. Semua permukaan kolom, balok dan profilan diaci halus.

PASAL. 7
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

1. Pintu utama menggunakan kaca temperlite tebal 12mm lengkap beserta


acesoriennya.
2. Kusen pintu dibuat dari bahan alumunium lengkap beserta acesoriesnya,
dan daun pintu terdiri dari
a. Pintu kaca rangka alumunium.
b. Pintu plywood dilapisi bahan omega.
3. Kusen dan daun jendela dibuat dari bahan aluminium lengkap beserta
acesoriesnya.
4. Ventilasi kaca rangka aluminuim.
5. Dinding partisi terdiri dari
a. Dinding partisi pabrikasi.
b. Dinding partisi kaca tebal 5mm dilapisi sandblast rangka alumunium.
6. Setiap daun pintu dipasang door closer.

PASAL. 8
PEKERJAAN ATAP

A. ATAP PLAT BETON (TOP FLOOR)


1. Plat atap menggunakan mutu beton K-250, tebal plat 12 cm.
2. Setelah beberapa hari selesai pengecoran, permukaan plat beton diplester
dan diberi lapisan Waterproofing untuk antisipasi agar tidak terjadi
rembesan air dari atas (bocor).

B. ATAP SPANDECK RANGKA BAJA RINGAN


1. Struktur atap menggunakan rangka baja ringan C75.75.5 mm
2. Penutup atap menggunakan spandeck motif genteng tebal 0.35 mm.
3. Contoh gambar detail pemasangan struktur dan penutup atap spandeck :
PASAL. 9
PEKERJAAN KERAMIK

1. Untuk keramik lantai, meja pantry dan meja wastafel mengunakan keramik
anti gores ukuran 60x60 cm.
2. Untuk lantai KM/WC mengunakan keramik anti slip permukaan kasar
ukuran 30x30 cm.
3. Untuk dinding Ruang perawatan dan KM/WC mengunakan keramik ukuran
30x50 cm.
4. Untuk dinding meja dapur mengunakan keramik anti gores ukuran 60x60
cm.
5. Pada pertemuan antara keramik yang disebut neut diberi semen warna.

PASAL. 10
PEKERJAAN PLAFOND

 Pekerjaan Plafond + Rangka

1. Jenis Plafond menggunakan untuk bagian dalam ruangan yaitu Gypsum


board tebal 9mm dan bagian luar menggunakan GRC board tebal 4mm
dengan rangka furing bahan galvanis. Dengan jarak pemasangan rangka
60 x 60 cm. Pemasangan pada posisi penyambungan diberi isolasi
berjaring kemudian didempul agar permukaan plafond menjadi rata.

a. Rangka
Rangka metal untuk pemasangan dan penumpu plafond harus berupa
produk jadi (Prefibrakasi yang dibuat dari bahan baja ringan lapis paduan
seng dan aluminium seperti Zincalume atau Galvalum dalam bentuk dan
ukuran yang dibuat khusus untuk pemasangan papan gipsum dan sesuai
standar pabrik pembuat, seperti Jaya board, Knauf, Jof Metal, Buman)

b. Alat Pengencang
Alat pengemcang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan
harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan gipsum yang
memenihi ketentuan AS 2589.

PASAL. 11
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. Kewajiban Pemborong Listrik Pencahayaan


1. Pemborong harus mempunyai Surat Pengesahan Instalatur (SPI)
golongan C dan Surat Ijin Kerja Instalatur (SIKA) golongan C yang
keduanya dikeluarkan oleh Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi,
dan masih berlaku pada saat pelaksanaan pekerjaan.
2. Peralatan / bahan yang akan dipasang harus memenuhi persyaratan
aitu pengujian pabrik dan pengujian pada instalasi yang berwenang.
3. Setelah pemasangan sistem selesai, Pemborong Wajib mengadakan
pengetesan / percobaan untuk menunjukkan bahwa sistem yang
dipasang adalah benar, memenuhi persayaratan dan beroperasi
dengan baik.
4. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan listrik yang lebih baik dan
memuaskan, maka persyaratan peralatan/pemasangan dan
pengetesan instalasi listrik harus sesuai dengan PUIL 2000 dan
standard PLN (SPLN).
5. Pemborong wajib mengadakan seting pada Pemutus Tenaga (Circuit
Breaker) sehingga sistem akan bekerja dengan baik.

2. listrik Ruang lingkup Pekerjaan


dicakup dalam lingkup pekerjaan instalasi pencahayaan ini, meliputi :

2.1 Pengadaan/penyediaan dan pemasangan Panel pencahayaan.


2.2 Pengadaan/penyediaan dan pemasangan instalasi pencahayaan.
2.3 Pengadaan/penyediaan dan pemasangan armature armature
pencahayaan.
2.4 Pengadaan/penyediaan dan pemasangan sistem pengaman
pentanahan.
2.5 Mengadakan informasi teknis ynag lengkap, termasuk gambar-gambar
dan
diagram-diagram.
2.6 Pengujian seluruh instalasi pencahayaan yang di pasang.
2.7 Menyiapkan operation/instruction manual dalam bahasa Indonesia.
2.8 Masa pemeliharaan selama 6 (enam) bulan dan masa jaminan kualitas
selama 1 (satu) tahun.
2.9 Melatih petugas-petugas dari pemberi tugas/pemilik dalam mengoperasikan
Instalasi pencahayaan yang di pasang.

3. Persyaratan Teknis.

3.1 Panel pencahayaan.

3.1.1 Panel BOX.


Panel box dari panel pencahayaan ini mempunyai ketentuan sebagai
berikut :
 Box Panel H 1200 mm x W 800 mm x D 400 mm Panel Utama
 Box Panel H 1000 mm x W 800 mm x D 400 mm Capacitor Bank
 Box Panel H 800 mm x W 600 mm x D 300 mm Panel DB 1
 Box Panel H 800 mm x W 600 mm x D 300 mm Panel DB 2
 Box Panel H 800 mm x W 600 mm x D 300 mm Panel DB 3

 Box Panel H 800 mm x W 600 mm x D 300 mm Panel DB 4


 Box Panel H 800 mm x W 600 mm x D 300 mm Panel DB 5

 Tutup.
Besi plat electric galvanis dengan tebal minimum 2.0 mm.

 Cat.
1.satu lapis dengan cat anti karat.
2.Dua lapis cat akhir dengan cat bakar dan warna ALPEN GREY

 Penutup.
1.Dilengkapi dengan lampu indikator phasa, Power meter
2.Kunci pintu.
 Standar mutu. Panel IP Protection 41 Ex lokal bermerek
 Protection : - Over Current ( Beban lebih )
- Earth faulth ( Arus bocor & Grounding > 10 % ) =
Relay
- Earth trouble

3.1.2 Komponen-komponen didalam panel.

a) Busbar.
- Busbar yang digunakan adalah busbar dengan arus kontinyu dengan ukuran
sesuai dengan gambar perencanaan.
- Busbar dari Tmned copper (bahan tembaga) 99,9 % dan dicat sesuai peraturan
PLN.
- Busbar harus disusun dan di pegang oleh isolator dengan baik dan mempunyai
jarak yang cukup sehingga mampu menahan electro mechanical force akibat
hubung singkat terbesar yang mungkin terjadi.
- Standar mutu, ex lokal buatan pabrik.

b. Pemutus Tenaga (Moulded Case Circuit Breaker = MCCB).

- MCCB yang di pasang, kapasitasnya di dasarkan arus rating tegangan 380 volt,
50 Hz,
3 ph, 3 pole, temperatur 40° C
- MCCB yang digunakan thermal dan magnetic tripnya sesuai dengan gambar
perencanaan ada yang dapat diatur (adjustable) dan ada yang tetap,
disesuaikan
dengan gambar perencanaan.
- Stardar mutu Pemutus Tenaga. Rule : Form 2a ex Merlin Gerin, Siemens,
AEG, ABB.

c. Pemutus Tenaga Mini ( Mini circuit Breaker = MCB )

- MCB yang digunakan harus mempunyai btreaking capacity minimal


2,5KApadategangan 380 Volt. MCB ini harus dipasang
dengan menggunakan Omega Rail.
- Standart mutu MCB. Rule : 2a, ex Merlin Gerin, AEG, Siemens, ABB, GE.

d. Pilot Lamp.
Lampu indikasi dari jenis untuk di pasang pada Panel. Warna lampu
disesuaikan dengan tanda phasa. Merah : R, Kuning :
S dan Biru : T. Dilengkapi dengan fuse.

Instalasi Pencahayaan.

3.3.1 Umum.
Yang dimaksud dengan instalasi pencahayaan disini adalah semua
instalasi yang keluar dari Panel Pencahayaan, termasuk kabel, pipa-pipa
konduit, peralatan-peralatan bantunya, sakelar dan stop kontak.

3.3.2 Kabel dan konduit.


a). Kabel yang digunakan untuk instalasi penerangan dan stop kontak adalah
jenis :
- NYAF Penampang 3 x 2,5 mm² di dalam pipa konduit.
- NYAF Penampang 3 x 4 mm² di dalam pipa konduit
- NYAF Penampang 3 x 6 mm² di dalam pipa konduit

Kabel yang digunakan kabel Feeder adalah jenis :


- NYY Penampang 4 x 25 mm² + 1 x 16 mm²
- NYY Penampang 4 x 16 mm² + 1 x 10 mm²
- NYY Penampang 4 x 10 mm² + 1 x 6 mm²

b). Pipa konduit listrik yang digunakan adalah PVC setara EGA, PIOLINE,
CLIPSALL.
c). Terminal Box, elbow, dan sebagainya harus dari bahan yang sama dengan
pipanya dan buatan pabrik.
d). Stansar mutu.
1). Kabel : ex lokal SPLN, misalnya Kabelindo, Kabelmetal, Supreme
atau yang setaraf.
2). Pipa konduit : ex EGA, PIOLINE, CLIPSALL atau yang setaraf.
3.3 Saklar :

3.3.1 Saklar satu phasa yang dipergunakan berbentuk persegi dengan ukuran 80
mm x 80 mm dengan switch model piano, rating arus 10 Ampere, tegangan
220 Volt, type pemasangan tenggelam dalam dinding.
3.3.2 Standar mutu yang digunakan ex Hager, ABB, Clipsall, Legrand atau
setaraf.

3.4 Stop Kontak :

3.4.1 Stop kontak yang digunakan adalah stop kontak biasa, berbentuk persegi
dengan ukuran 80 mm x 80 mm, type pemasangan tenggelam ke dinding
( inbow ). Pole terdiri atas phasa, netral dan pentanahan. Tegangan 220
Volt, 1 phasa, 50 Hz. Dengan rating arus 10 A, 16 A, 25 A.

3.4.2 Standar mutu yang dipergunakan, ex Hager, ABB, Clipsall, Legrand atau
setaraf.

3.5 Armatur Pencahayaan.

3.5.1 Lampu TLD inbow ( 2x18W )


Model : RM metal Louvre inbow type
Bahan : Steel plat tebal 0.7 mm proses anti karat dan cat bakar
Komponen : Ballast ex Phillips atau ATCO. Kapasitor ex Phillips
Dimensi : 300 mm x 600 mm
Lampu : Lampu Fluorescent gas discharge tube type, standar, Lumen
Output 2 x1500 lumen.
Mutu : ex Artolite, indolux, Phillips atau setaraf.

Seluruh armature harus lengkap dengan rangka dudukan/gantungannya.


3.5.2 Lampu Recess Down light
Model : Bulat dengan Glass reflector.
Bahan : Allumunium.
Diameter : 150 mm
Lampu : Lampu Fluorescent gas discharge tube type, standar, Lumen
Output 1.116 lumen.

Mutu : ex Phillips, artolite, Artalux atau setaraf.


Seluruh armature harus lengkap dengan rangka dudukan/gantungannya

3.6 Kabel Tray

Yang dimaksud kabel tray adalah alat bantu untuk menggantung kabel line
instalasi Penerangan dan stop kontak di tempat tertentu sesuai gambar
perencanaan.

3.6.1 Kabel tray yang di gunakan adalah plat besi tebal Fhinising Hot Dip
Galvanized coating dengan ukuran lebar :
- Tray arus kuat menggunakan ukuran 12”
- Tray tegak arus kuat menggunakan ukuran 16”
- Tray arus lemah menggunakan ukuran 6”
- Tray tegak arus lemah menggunakan ukuran 8”
komplit dengan alat penggantung yang bisa di setel sesuai kondisinya.

3.6.2 Plat yang digunakan besi galvanis dan penggantung bergalvanis.


Standar mutu TSA atau yang setaraf.
3.7 Sistem Pengaman Pembumian.

3.7.1 Hantaran pentanahan harus terus menerus ( kontinyu )


3.7.2 Setiap Panel harus di ketanahkan dengan menggunakan electroda
pentanahan.
3.7.3 Electroda pentanahan harus dipasang diluar bangunan dilengkapi dengan
control box yang dapat di buka tutup untuk keperluan pengujian.
3.7.4 Tahanan Pentanahan maximum 2 Ohm.

4. Pemasangan.

4.1 Pemasangan Panel Pencahayaan.

4.1.1 Panel pencahayaan dipasang pada dinding tembok bangunan dengan


sebagian terbenam dan di angker.
4.1.2 Tinggi panel terhadap lantai jadi, maximum 175 cm.
4.1.3 Panel harus dipasang pada tempat yang sesuai, kering dan berpentilasi
cukup.
4.1.4 Pemasangan panel harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan
peraturan-peraturan PLN, maupun PUIL.

4.2 Pemasangan Instalasi Pencahayaan.

4.2.1 Semua kabel-kabel untuk instalasi pencahayaan dan stop kontak


dibentangkan di dalam pipa PVC yang kaku untuk yang berada di atas
plafon menempel di dak beton untuk gedung bertingkat , didalam dinding
maupun didalam lantai (beton), dengan elbow dan terminal penyambung
yang sesuai dengan bahan yang sama dengan pipanya. Diameter pipa
conduit baja ini disesuaikan dengan diameter kabel dan jumlah kabel.
4.2.2 Jumlah Kabel di dalam pipa conduit baja harus sesuai dengan ketentuan
PLN dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL-2000).
4.2.3 Saluran harus dipasang sejajar atau tegak lurus dengan dinding bagian-
bagian struktur atau pertemuan bidang bidang vertikal dengan langit-langit
4.2.4 Saluran yang dipasang kelihatan (exposed), harus terbuat dari pipa
galvanis conduit.
4.2.5 Pemasangan pipa saluran diatas plafond dengan cara diklem pada plat
beton/kayu dengan jarak masing-masing klem 40 cm.

4.3 Pemasangan Sakelar dan Stop Kontak

4.3.1 Saklar

a) Saklar dipasang tenggelam dalam dinding (inbow) atau partisi, yang


penempatannya ditunjukkan dalam gambar rencana.
b) Saklar dipasang setinggi 150 cm dari lantai jadi.
c) Saklar dipasang pada roset-roset yang terbuat dari galvanis (tidak
berkarat).

4.3.2 Stop kontak

a) Stop kontak dipasang tenggelam dalam dinding (inbow) atau partisi, yang
penempatannya ditunjukksn dlam gambar rencana.
b) Stop kontak dipasang setinggi 150 cm dan 30 cm dari lantai jadi.
c) Stop kontak dipasang pada roset-roset yang terbuat dari bahan PVC

4.4 Pemasangan Armatur.

4.4.1 Lampu TLD – Inbow.

a) Armatur lampu TLD inbow dipasang tenggelam pada langit-langit bangunan


gedung dengan kokoh.
b) Komponen-komponen lampu harus dapat dibuka / diganti tanpa harus
membuka ” body ” armatur.
c) Perletakan armatur harus sesuai dengan gambar perencanaan dimana
sebelum dilaksanakan pemasangannya harus mendapat persetujuan
konsultan perencana dan konsultan pengawas.

4.4.5 Lampu Recess.


a) Armatur lampu TLD inbow dipasang tenggelam pada langit-langit bangunan
gedung dengan kokoh.
b) Perletakan armatur harus sesuai dengan gambar perencanaan dimana
sebelum dilaksanakan pemasangannya harus mendapat persetujuan
konsultan perencana dan konsultan pengawas.
4.5 Pemasangan sistem pengaman pembumian.

4.5.1 Penghantar harus terlindungi dari gangguan mekanis, terbuat dari bahan
tembaga dengan diameter seperti ditunjukkan dalam gambar perencanaan.
4.5.2 Pada setiap panel harus disediakan rel hantaran tanah. Frame/penutup
metal dari panel tidak boleh digunakan sebagai pengantar.
4.5.3 Apabila ada beberapa panel yang berdekatan elektroda pentanahannya
dapat digabung, apabila jarak maximal antara panel kurang dari 5(lima)
meter.

5. Pengujian

5.1.1 Seluruh instalasi setelah selesai harus di uju unuk menentukan apakah
kerjanya sempurna, dalam segala hal memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam gambar-gambar perencanaan, spesifikasi dan peraturan-
peraturan yang berlaku.
5.2 Pengujian instalasi gedung harus dilaksanakan unutk kabel instalasi yaitu :
a) Test isolasi
b) Test untuk alat-alat pengaman.
c) Test kontinuitas.
5.3. Pengujian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku, mengikuti PUIL
atau SPLN.

6. Lain-lain.

6.1.1 Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan ,walaupun tidak di


gambarkan pada gambar perencanaan atau tidak disebutkan dalam
spesifikasi ini, harus disediakan oleh Pemborong sehingga instalasi dapat
bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jaeabkan tanpa tambahan
biaya.
6.1.2 Pemborong diharuskan mengurus ijin-ijin yang diperlukan untuk
beroperasinya instalasi listrik ini.

7. Masa Pemeliharaan dan jaminan.

7.1 Masa Pemeliharaan untuk seluruh instalasi listrik yang dipasang adalah
selama 6 (enam) bulan, terhitung sejak penyerahan pekerjaan untuk yang
pertama kalinya. Dalam masa pemeliharaan ini, segala kerusakan
peralatan yang mungkin timbul menjadi tanggung jawab pemborong untuk
memperbaiki atau menggantinya.
7.2 Jaminan (garansi) untuk seluruh instalasi listrik yang di pasang adalah
selama 12 (dua belas) bulan, terhitung sejak penyerahan pekerjaan untuk
yang kedua kalinya. Selama masa jaminan, segala kerusakan peralatan
yang mungkin timbul.pemborong wajib memperbaiki, dimana biaya tenaga
kerja dan transfort menjadi tanggung jawab pemborong dan suku cadang
(spare part) yang di perlukan akan dibayar oleh Pemberi tugas.

PASAL. 12
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Sebelum memulai pengecatan semua permukaan dinding permukaan


cat lama dikupas dan dibersihkan terlebih dahulu
2. Untuk bagian dalam ruangan sebelum pengecatan dimulai dengan
diplamir terlebih dahulu untuk menutupi pori-pori dinding kemudian
diamplas sehingga permukaan didinding menjadi lebih halus dan
dilanjutakan dengan cat dasar.
3. Untuk bagian luar bangunan sebelum pengecatan dimulai diberi lapisan
ciler terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan cat dasar.
4. Pengecatan selanjutnya menggunakan cat penutup setara DULUX
untuk dinding sebanyak 3 lapis dan Nippon Kimex untuk plafond.
5. Untuk pengecatan Kusen dan daun pintu menggunakan cat minyak
setara DULUX

PASAL. 13
PEKERJAAN SANITASI

1. Pipa pembuangan air kotor dari kloset ke septictank menggunakan pipa


PVC setara Paralon ukuran 4” ditanam didalam tanah dengan kedalaman
20 cm dengan kemiringan 2% kearah pembuangan.

2. Pipa pembuangan air kotor dari toilet dan dak beton ke parit keliling
mengunakan pipa PVC setara Paralon ukuran 3” ditanam didalam tanah
dengan kedalaman 10 cm dengan kemiringan 2% kearah pembuangan.

3. Pipa pembuangan air kotor dari wastafel / kitchen zink ke parit keliling
mengunakan pipa PVC setara Paralon ukuran 1 1/4” ditanam didalam tanah
dengan kedalaman 10 cm dengan kemiringan 2% kearah pembuangan.

4. Pipa air bersih dari sumber air mengunakan pipa PVC setara Paralon
ukuran 1/2” ditanam didalam tanah dengan kedalaman 10 cm dan ditanam
didalam dinding.

5. Pada lubang pembuangan air kotor toilet dipasang floordrain yang dibuat
dari bahan plastik.
6. Kran air 1/2 ’’ dibuat dari bahan plastik dipasang dengan ketinggian 70 cm
dari lantai

7. Biden yang dipasang merk American standart

8. Shower yang dipasang American standart

9. Kran air 1/2 ’’ dibuat dari bahan plastik dipasang dengan ketinggian 70 cm
dari lantai

10. Kloset duduk bertangki yang dipasang terbuat dari bahan keramik lengkap
beserta acesoriesnya setara American Standart

11. Tempat sabun yang dipasang terbuat dari bahan keramik lengkap beserta
acesoriesnya setara American Standart

12. Wastafel setara American Standart dari bahan keramik lenkap beserta
acesoriesnya

13. Tower air dibuat dari rangka besi siku ukuran 5x5 cm dan tebal 5mm

14. Mesin pompa air otomatis JET PUMP yang dipasang setara SIMIZHU

15. Septictank dibuat dengan ukuran 2x1,5x1,5 dengan spesifikasi sebagai


berikut:

a) Dinding septictank dibuat dari pasangan batu bata dengan campuran


1pc:2ps.
b) Dasar septictank diberi lapisan urugan pasir tebal 5 cm, kemudian diberi
lapisan cor beton 1pc:3ps:5kr tebal 10 cm.
c) Semua dinding septictank diplaster dengan campuran 1pc:4ps
kemudian diaci dengan campuran air dan semen.
d) Tutup septictank dibuat dari beton bertulang 1pc:2ps:3kr tebal 10 cm,
diberi penutup yang dapat dibuka dan pipa hawa dia 3”

PASAL. 16
PEKERJAAN TAMBAHAN

Pekerjaan yang belum tertulis pada Spesifikasi Teknis ini bisa dilihat pada
gambar bestek atau dapat ditanyakan langsung kepada pelaksana lapangan /
pemilik / yang ditunjuk untuk diputuskan kemudian.
PASAL. 17
PENUTUP
Walaupun dalam Rencana Kerja dan syarat – syarat ini tidak terinci secara
lengkap dan baik, cara pengujian dan pemeriksaan bahwa bangunan yang
dipergunakan dan lain – lain, namun Kontraktor wajib menyelesaikan
pekerjaan ini dengan sebaik – baiknya dapat dipertanggung jawabkan secara
teknis.
 Pembersihan Dan Syarat-Syarat Penyerahan Pekerjaan

a). Sekeliling bangunan yang telah selesai dilaksanakan harus dibersihkan dari
semua kotoran-kotoran, bahan-bahan bangunan dan begitu juga termasuk
jalan dan lapangan parkir.

b). Setiap pekerjaan harus sudah dalam keadaan siap sesuai dengan gambar
bestek, baru penyerahan pertama dapat dilakukan.

c). Photo progres pekerjaan diambil dari satu titik pada lokasi yang strategis
yang dimulai dari 0% , 10%, 20%, 25%, 50%, 75%,85%, 95% dan 100%
pekerjaan dan disusun dalam album.

d). Setiap Item pekerjaan yang telah selesai dikerjaan dibuatkan shop
drawingnya

e). Kontraktor wajib memberikan laporan secara tertulis yang telah ditanda
tangani kontraktor dan disetujui oleh direksi pengawas yang terdiri dari
laporan harian, mingguan dan bulanan serta as bult drawing.

f). Sebelum penyerahan pekerjaan, harus dipenuhi antara lain :

Seluruh bagian-bagian pekerjaan setiap bangunan sudah lengkap sesuai


spesifikasi, gambar rencana dan memenuhi syarat-syarat teknis.
Pekerjaan pengecatan sudah selesai dalam garis besarnya, yang tinggal
cuma penyempurnaannya.

g). Apabila penyerahan pertama pekerjaan telah dapat diterima, yang harus
diterima dan pakai surat tanda penyerahan, yaitu :

Menyerahkan setengah set kunci tiap pintu.

h). Penyerahan kedua pekerjaan/terakhir dapat dilaksanakan dengan syarat


semua pekerjaan, pembetulan/penyempurnaan, pembersihan, kerapihan
telah selesai dengan baik dan sempurna.

i). Disiapkan/diserahkan dengan surat tanda terima terdiri:

1. Setengah set kunci tiap pintu.


2. Laporan kemajuan pekerjaan harian, mingguan dan bulanan
3. Shop drawing dan asbuildrawing
4. Foto dokumentasi

j). Demikian spesifikasi ini dibuat untuk menjadi pedoman di dalam


pelaksanaan nantinya.

Anda mungkin juga menyukai