Anda di halaman 1dari 5

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN : REHABILITASI SHELTER DPT / PENATAAN KIOS DAN KAWASAN DPT


LOKASI : KECAMATAN KEJAJAR
TAHUN : 2019

LINGKUP PEKERJAAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN TANAH
III. PEKERJAAN FONDASI
IV. PEKERJAAN BETON
V. PEKERJAAN DINDING
VI. PEKERJAAN ATAP
VII. PEKERJAAN LANTAI
VIII. PEKERJAAN PENGECATAN

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

Setelah menerima Surat Perintah Kerja, Kontraktor segera mengadakan pertemuan internal
untuk membahas pelaksanaan pekerjaan, baik administrasi maupun pekerjaan lapangan.

Kontraktor menyiapkan jadwal pekerjaan lapangan dan administrasi, mobilisasi, koodinasi


dengan direksi / dinas, maupun kegiatan lain yang menunjang pekerjaan.

Sebelum melaksanakan pekerjaan utama, maka Kontraktor membuat Papan Nama


Kegiatan.Papan nama kegiatan untuk bentuk dan ukurannya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan dipasang pada tempat yang strategis / mudah dibaca oleh umum.

Uitzet / Pengukuran Tapak / Lapangan / Bouwplank

Pengukuran areal pekerjaan ini meliputi luasan bangunanan termasuk batas- batasnya,
pengecekan ulang maupun pengukuran dari awal dan disesuaikan dengan bestek gambar kerja
yang ada, untuk melakukan pekerjaan titik-titik tertentu sebagai tempat elevasi lantai bangunan
maupun elevasi lantai bangunan induk ditandai dengan cat.

 Kontraktor mengajukan permohonan uiltzet kepada direksi / dinas / pejabat pembuat


komitmen.
 Pengukuran, pasang profil / batas – batas pengukuran dilakukan oleh kontraktor,
untuk menentukan MC 0%, disaksikan oleh direksi / pengawas.
 Apabila terjadi perbedaan ukuran, maka dengan segera kontraktor melaporkan
kepada direksi / pengawas.
 Pengukuran tapak dilakukan sesuai arahan/ petunjuk direksi / pengawas.
 Pengukuran dilakukan dengan alat – alat standar / dipercaya kebenarannya dan disetujui
oleh direksi, terutama untuk pengukuran kedalaman perairan.
 Untuk batas dibuat profil-profil dari kayu yang kuat atau dari bambu kering yang berkualitas
baik.
 Selama pekerjaan belum selesai semua profil harus tetap baik ditempat kedudukan dan
setiap hari harus dicek kedudukan profil tersebut.

Mobilisasi dan Demobilisasi bahan, alat dan tenaga kerja


Setelah pekerjaan pengukuran, penyiapan brak kerja / direksi keet dan papan nama kegiatan,
selanjutnya Kontraktor melakukan mobilisasi bahan, alat dan tenaga kerja / personil.

Metode Pelaksanaan Rehabilitasi Shelter DPT |1


Pembersihan Lapangan
Sebelum dilaksanakan pekerjaan, perlu diadakan pembersihan lapangan agar pekerjaan bisa
terlihat jelas dan tidak terhalang oleh hal- hal yang menghalangi pemandangan.Sehingga bias
mudah untuk melakukan mengukuran yang tepat

II. PEKERJAAN TANAH

1. Galian tanah
Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.
a. Pekerjaan galian untuk semua lubang baru boleh dilaksanakan setelah papan patok
(bouwplank ) dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh
Direksi / Konsultan Pengawas.
b. Dalam galian untuk lubang pondasi harus sesuai dengan gambar kerja. Untuk itu
diadakan pemeriksaan setempat oleh Direksi dan Konsultan Pengawas.
c. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar kerja dan
bersihkan dari segala kotoran.

Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada suatu
tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk timbunan dan
material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan
tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan
dibuang keluar lokasi pekerjaan.

2. Urugan kembali
Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.
a. Urugan kembali lubang pondasi dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan pondasi.
b. Urugan kembali lubang pondasi menggunakan tanah bekas galian.
c. Semua bahan urugan, bersih dari tunas tumbuhan dan segala macam sampah atau
kotoran.

3. Urugan pasir
Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.
a. Pekerjaan untuk urugan mencapai titik peil yang dikehendaki menggunakan pasir
urug.
b. Urugan bawah pondasi menggunakan pasir urug.
c. Semua bahan urugan, bersih dari tunas tumbuhan dan segala macam sampah atau
kotoran.
d. Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5 cm padat.
e. Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol ketebalan dari
pasir tersebut
f. Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
g. Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai kerja pondasi

III. PEKERJAAN FONDASI

a. Pas. Pondasi batu belah 1 : 6


Menggunakan batu belah 15/20 yang disusun sedemikian rupa sehingga berdimensi
sesuai dengan gambar, susunan salin mengunci dengan spesi terbuat dari adukan 1 PC : 6
pasir dan ketebalan spesi sesuai yang disyaratkan yaitu lebih dari 2 cm kurang dari 5 cm.

Metode Pelaksanaan Rehabilitasi Shelter DPT |2


IV. PEKERJAAN BETON

a. Beton Sloof 15/20


Diawali dengan merangkai tulangan memanjang dia.12 mm sebanyak 4 buah per segmen
dengan begel dia. 6 mm berjarak 20 cm pada bagian ujung tulangan dibuat bengkok
segbagai kait dengan kolom. Kemudian memasang papan bekisting sedemikian rupa
sehingga rapi dan menghasilkan ruang cetakan beton sesuai dengan gambar ( lebar 15
cm dan tinggi 20 cm ). Kemudian tulangan diletakkan dalam bekisting dengan dialasi
beton tahu untuk menjaga ketebalan selimut beton bagian bawah sesuai yang
disyaratkan, sebelum pengecoran, bekisting dibasahi keseluruhannnya. Pemasangan
tulangan sloof diikuti dengan tulangan kolom agar tersambung. Kemudian dilakukan
pengecoran dengan adukan beton K 175. Pengadukan dilakukan sampai benar – benar
merata. Pengecoran dilakukan sesegera mungkin dan digetarkan agar tidak terjadi
rongga udara dan beton dapat rapat. Beton disiram air selama proses pengerasan.

 Beton Kolom 20/20


Rakitan besi memanjang dia 20 mm dengan panjang sesuai gambar diikat dengan begel
dia 6 mm bejarak 20 cm yang telah dipasang sebelumnya pada saat pemasangan sloof.
diposisikan sedemikian rupa sehingga lurus dari bawah ke atas kemudian diberi ganjal
agar tidak menempel pada bekisting. Bekisting dipasang dengan rapi. Pengecoran adukan
kolom beton K 175 dilakukan tiap 1 m agar jatuhnya penuangan adukan tidak terlalu
tinggi kemudian digetarkan dengan tongkat sedemikian rupa untuk menghindari rongga
udara. Kemudian dilanjutkan pengecoran berikutnya hingga mencapai ketinggian sesuai
gambar.

 Beton Ringbalk 20/30


Rakitan besi memanjang dia 12 mm berjumlah 4 bh diikat dengan begel dia. 6 mm
berjarak 20 cm dengan panjang disesuaikan dengan kebutuhan tiap segmen diletakkan
diatas pasangan bata yang telah kering. Kemudian bekisitng dipasang dengan rapi dan
bersih. Besi tulangan diganjal dengan beton tahu dan dijaga agar tidak menempel pada
bekisting. Ujung tulangan sloof dkitkan dengan besi kolom. Kemudian dilakukan
pengecoran dengan adukan beton K 175. Pengecoran dilkukan dengan hati-hati dan
digetarkan agar rapat.

 Balok Gantung 20/30


Diawali dengan merakit besi memanjang dia. 10 mm berjumlah 6 bh diikat dengan begel
6 mm berjarak 20 cm. rakitan dibuat dengan panjang sesuai yang dibutuhkan tiap
segmen sesuai gambar. Kemudian ujung-ujung tulangan dikaitkan dengan tulangan
kolom, bekisting dipasang sedemikian rupa dan diberi penyangga bagian bawahnya dari
bambu agar kuat menopang adukan selama proses pengeringan. Penyusunan bekisting
dilakukan dengan rapi dan tidak ada besi tulangan yang menempel. Pengecoran balok
dibarengkan dengan pengecoran plat dak.

 Balok gunung - gunung 20/25


Rakitan besi memanjang dia 12 mm berjumlah 4 bh diikat dengan begel dia. 6 mm
berjarak 20 cm dengan panjang disesuaikan dengan kebutuhan tiap segmen diletakkan
diatas pasangan bata yang telah kering. Kemudian bekisting dipasang dengan rapi dan
bersih. Besi tulangan diganjal dengan beton tahu dan dijaga agar tidak menempel pada
bekisting. Ujung tulangan sloof dikaitkan dengan besi kolom. Kemudian dilakukan
pengecoran dengan adukan beton K 175. Pengecoran dilakukan dengan hati-hati dan
digetarkan agar tidak terjadi rongga udara pada beton. Pengecoran dari bawah ke atas
dengan nilai slump yang memungkinkan adukan tidak melorot ke bawah.

V. PEKERJAAN DINDING

a. Pas. Batu Bata


Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.

Metode Pelaksanaan Rehabilitasi Shelter DPT |3


Untuk Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan hati-hati.

b. Pekerjaan Plesteran dan Acian

 Plesteran menggunakan adukan dengan campuran 1 pc : 6 psr semuanya dengan tebal 2


cm dengan acian.
 Sambungan pasangan baru dan lama dibuat kasar dan disiram air PC agar ada ikatan yang
kuat.
 Semua pekerjaan beton bertulang yang terlihat di mana permukaannya kelihatan harus
diplester dengan tebal tidak boleh lebih dari 2 cm, kecuali ditentukan lain.
 Semua pasangan yang akan di mulai di plester harus sudah disiram air sampai basah dan
bersih dari kotor - kotoran.
 Plesteran pasangan harus menghasilkan bidang yang rata serta sponengan harus
keliharan rapi, dimana setiap sponengan harus menghasilkan garis yang lurus.
 Pada dinding yang bertemu dengan bidang lantai ( ruang dalam saja ) diberi plinnaat
jeglog tinggi 10 cm, dalam 1 cm.
 Semua pekerjaan plesteran harus menghasilkan bidang lurus, halus dan tidak
bergelombang.
 Plesteran menggunakan adukan 1 PC : 6Psr dan plesteran transram menggunakan
adukan 1PC : 6Psr.
 Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus terhadap
lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
 Tentukan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
 Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan dinding
bata untuk menghindarkan keretakan.
 Buat adukan untuk plesteran dinding bata.
 Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat bantu
unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium.
 Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya, kemudian ratakan
dengan raskam dan jidar.
 Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.
 Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
 Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh hasil
acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian sebelum
mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok.

c. Pasang Dinding Keramik 25 x 40 cm


Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan.

Langkah pertama adalah mempersiapan alat.


Beberapa alat yang diperlukan guna memasang keramik dinding hampir sama dengan alat
yang digunakan untuk memasang keramik lantai. Secara umum alat yang harus dipersiapkan
antara lain: centong semen, lot, benang, pukul keramik yang terbuat dari karet, pukul besi,
pensil, meteran ukur, waterpas, dan paku beton 2 inchi dan 3 inchi seperlunya. Adapun alat
pendukung lainnya antara lain: lap, spoons, sandal karet, sekrap.

Langkah kedua adalah mempersiapkan material atau bahan sesuai dengan kebutuhan.
Material yang harus dipersiapkan antara lain keramik dinding 25 x 40 cm, semen portland,
pasir, air. Semua bahan harus dihitung terlebih dahulu sesuai dengan ukuran ruangan yang
akan dipasang keramik. Sebaiknya jika hendak membeli keramik dilebihkan 5 persen dari
jumlah yang diperlukan, hal ini berguna sebagai cadangan akibat keramik rusak atau pecah.

Langkah ketiga adalah pengecekan lokasi kerja dan pengukuran ulang.


Hal ini dilakukan guna memastikan posisi dan letak serta bentuk pemasangan yang paling
baik, apakah akan mengambil pola tengah (simetris) untuk dinding lebar atau dari pinggir
dengan salah satu bagian satu keping utuh, misalnya. Hal ini dapat disesuaikan dengan
kondisi ruangan atau dinding.

Metode Pelaksanaan Rehabilitasi Shelter DPT |4


VI. PEKERJAAN PENGECATAN

Meminta izin kepada direksi dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan.

Pekerjaan Cat Dinding Dalam dan Dinding Luar

Pekerjaan cat tembok dilaksanakan dengan cara :


 Bersihkan permukaan dinding dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran dengan lap.
 Melindungi bahan –bahan / pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan
dicat dengan kertas semen / koran dan lakban.
 Menggunakan skrap untuk memperbaiki bagian –bagian dinding yang retak &kurang rata
dengan plamir, kemudian tunggu sampai kering.
 Menghaluskan plamir yang telah kering dengan amplas hingga rata.
 Cek kerataan permukaan dinding.
 Semua pekerjaan cat tembok harus dilaksanakan sebaik - baiknya hingga dapat diterima
baik oleh Direksi.
 Semua bidang dinding tembok yang akan dicat harus diplamur lebih dahulu sampai rata.
 Warna cat akan ditentukan sesuai dengan kesepakatan direksi.
 Semua dinding yang kelihatan luar maupun dalam plafond semuanya dicat sampai baik
menurut penilaian Direksi dengan menggunakan Cat Eksterior dan Interior. Pengecatan
dilakukan sekurang - kurangnya 3x sedemikian rupa dan sesuai petunjuk Direksi sehingga
pengecatan dapat berhasil dengan baik.

Wonosobo, 8 November 2019

Penyedia Jasa,
CV. TRISULA PUTRA

DEO VAVAN ASEGAF SE


Direktur

Metode Pelaksanaan Rehabilitasi Shelter DPT |5

Anda mungkin juga menyukai