Anda di halaman 1dari 20

METODE PELAKSANAAN

NAMA PEKERJAAN : PENGEMBALIAN PEMBANGUNAN LAPANGAN BULUTANGKIS


LOKASI : RIMBAWAN – SAMARINDA
TAHUN ANGGARAN : 2020

A. PEKERJAAN PERSIAPAN.
1. PENGUKURAN DAN BOUWPLANK
Pengukuran dan Bouwplank perlu dilakukan terlebih dahulu agar Kontraktor mengetahui
batas-batas yang jelas, ketinggian (level) bangunan sehingga didapatkan bangunan yang
presisi dan sesuai dengan keinginan pengguna barang/jasa. Pemasangan
Bouwplank/Pengukuran dari papan dan kayu 5/7, untuk papan diketam halus atau lurus pada
sisi atasnya dan dipasang Waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya yang siku.
Pekerjaan ini dilakukan adalah untuk menentukan dimana lokasi pembangunan yang akan
dilaksanakan nantinya.

B. PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK

1. ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASI PERIJINAN


Kegiatan yang dilakukan oleh kontraktor berkaitan dengan administrasi pekerjaan
dokumentasi kegiatan serta perijinan yang melibatkan pihak lain.
2. AIR KERJA DAN LISTRIK KERJA
Kebutuhan air dan listrik yang akan digunakan untuk kelancaran kegiatan pembangunan.
3. PAPAN NAMA PROYEK
Pembuatan Papan kegiatan yang memberikan informasi lengkap tentang kegiatan yang
sedang dilaksanakan Pemasangan papan nama proyek dari papan kayu kalimantan dengan
ukuran 1,5 x 1,0 m2 disangga dengan 2 buah tiang penyangga kayu kalimantan ukuran 5/10
cm dengan bagian tertanam 50 cm serta tinggi terlihat 200cm. Papan nama berisi informasi
tentang Nama Proyek, pemilik proyek, Lokasi proyek, dan jumlah biaya serta Penyedia jasa.
4. DIREKSI KEET
Pembuatan Direksi Keet/Gudang. Direksi Keet/Gudang ini adalah bangunan sementara dari
kayu yang dibangun sebagai tempat penyimpanan bahan/material yang akan digunakan,
tempat rapat/koordinasi lapangan antara pelaksana, konsultan perencana, konsultan pengawas
dan instansi terkait baik rutin ataupun koordinasi yang sifatnya mendadak dan sebagai tempat
peristirahatan para pekerja.

B. PEKERJAAN LAPANGAN BADMINTON


1. PEKERJAAN TANAH

GALIAN TANAH PONDASI

Pekerjaan Tanah meliputi pekerjaan galian tanah pondasi, urugan tanah bekas galian, pemadatan,
urugan sirtu bawah pondasi dan bawah lantai.
a. Pekerjaan galian tanah pondasi menerus dan pondasi foot plat
1. Kontraktor menyiapkan rencana kerja galian tanah pondasi menerus dan pondasi foot
plat meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan,
rencana tempat pembuangan dan alur pekerjaan sebelum pelaksanaan galian.
2. Kedalaman dan lokasi yang akan di gali menyesuaikan dengan gambar perencanaan.
3. Untuk tanah bekas galian yang akan digunakan untuk pengurukan kembali bekas
galian baru ditempatkan pada tempat yang tidak mengganggu pekerjaan.
4. Selanjutnya pada pekerjaan urug kembali, bekas galian dipadatkan menggunakan alat
pemadat sehingga tanah bekas galian memenuhi tanah padat yang sempurna. Cara
pemadatan dengan bertahap yaitu setiap pengurugan 20cm harus dipadatkan terlebih
dahulu sebelum dilanjutkan tahap pengurugan lapis berikutnya.
5. Bilamana terdapat air didasar galian, maka kami akan memasang pompa air sebanyak
yang diperlukan, untuk memompa air keluar dari dasar galian ke saluran depan/luar.
b. Pekerjaan Urugan pasir untuk pondasi foot plat, pondasi menerus, dan urugan sirtu untuk
peninggian peil bangunan dan dasar lantai.
1. Pasir yang digunakan memenuhi gradasi yang disyaratkan, ketebalan menyesuaikan
rencana kerja, atau sirtu setempat yang telah memenuhi hasil pengujian material. Pasir
bebas dari bahan – bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya, jumlah
kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
2. Pasir yang digunakan menggunakan pasir urug.
3. Urug pasir harus dipadatkan menggunakan stamper.

2. PEKERJAAN PASANGAN
1. PASANGAN PONDASI BATU KALI

a. Sebelum memulai pekerjaan pasangan dibuat profil – profil pondasi dari kayu / bamboo
pada ujung galian dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan penampang pondasi.
b. Sebelum dipasang pondasi, pada daar galian harus ditimbun dengan sirtu setebal 5cm dan
dipadatkan.
c. Spesi pasangan batu belah hitam menggunakan campuran dengan perbandingan 1 PC : 3
pasir.
d. Pasangan batu dipasang lurus mengikuti benang yang diikatkan pada profil yang sudah
dibuat, sehingga didapatkan pasangan batu yang lurus dan rapi.
e. Untuk pembesian sloof dan kolom di buat stek – stek per jarak 1m sedalam 30cm ke
dalam pondasi batu kali untuk memberikan ikatan pada sloof dan pasangan batu kali.
2. PASANGAN BATA DINDING
a. Pekerjaan dinding menggunakan bata merah.
b. Pasangan dikerjakan setelah terlebih dahulu dipasang marking as dari dinding pasangan
bata langsung pada beton lantai, sesuai rencana ruangan dalam gambar.
c. Untuk mendapatkan pemasangan bata yang lurus dan vertikal setiap pemasangan lapis
demi lapis selalu dipasang benang (benang lot) yang diikatkan pada jedar yang telah
disiapkan.
d. Pasangan bata yang digunakan adalah pasangan ½ bata. Campuran spesi yang dipakai
Campuran Trasram 1 PC : 5 Pasir digunakan untuk kamar mandi, rolaag, Campuran
pasangan bata untuk semua dinding 20cm diatas plat lantai dengan campuran 1PC : 3
kapur : 10 Pasir.
e. Setiap pengadukan spesi dilakukan dengan molen pengaduk spesi.
f. Sebelum dipasang bata direndam agar jenuh air tidak menyerap air dari campuran.
g. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24
lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
h. Bidang dinding yang luasnya lebih besar dari 12m² ditambahkan kolom dan balok
penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter
8mm, beugel diameter 6mm jarak 20cm.
i. Kolom praktis dicor pada tiap ketinggian 1m (untuk pasangan bata yang luasannya lebih
dari 12m² harus ada pasangan kolom praktis).
j. Setelah bata terpasang, nad harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi
dan kemudian disiram air.

3. PLESTERAN DINDING
A. PERALATAN YANG DIGUNAKAN :
1. Meteran
2. Jidar aluminium
3. Roskam kayu
4. Roskam besi
5. Kertas semen
6. Benang

B. BAHAN YANG DIGUNAKAN :


1. Triplek
2. Kawat ayam ( jika plesteran lebih dari 3 cm )
3. Air
4. Semen

C. PELAKSANAAN :
1. Pasang batu bata sesuai shop drawing.
2. Basahi permukaan pasangan bata / bata dengan air sampai basah secara
merata (curing).
3. Pasang tarikan benang vertikal dan horizontal untuk caplakan kepalaan dan
cek tarikan benang.
4. Setelah kepalaan terpasang tentukan hold point ke 1 :
- Instalasi M/E sesuai shop drawing

- Ketebalan kepalaan sesuai spesifikasi

- Cek vertikalnya shop drawing

5. Kemudian Tentukan Hold Point Ke 2 :


3. PEKERJAAN PASANG KERAMIK
A. PLANNING
I. SHOP DRAWING
a. Menentukan sisa potongan keramik harus > ½ badan keramik.
b. Menentukan nad keramik dinding & lantai agar bertemu & nad keramik
seragam.
c. Menentukan supaya perempatan keramik bertemu.
d. Menentukan tata letak sanitair & fixture harus diperempatan / tengah badan
keramik.
e. Menentukan titik awal pemasangan keramik.
f. Menentukan expantion joint minimal setiap luasan 12 m² - 16 m².
II. PERHITUNGAN RESOURCES ( SUMBER DAYA ) :
A. Bahan yang digunakan :
1. Keramik.
2. Semen PC.
3. Air.
4. Additive.
B. Alat yang digunakan :
1. Jidar aluminium.
2. Bak air (ember).
3. Tempat dudukan / tatakan keramik.
4. Benang atau senar.
5. Palu karet.
6. Sendok spesi.
7. Waterpass.
8. Sekop.
9. Busa / spon
10. Kain / lap basah.
C. Tenaga kerja :
1. Menentukan tenaga kerja yang dibutuhkan
2. Sesuai skedul dan volume pekerjaan.

B. PELAKSANAAN
1. Siapkan peralatan dan bahan - bahan yang akan digunakan.
2. Pahami gambar kerja, pola pemasangan dan lain - lain.
3. Sortir keramik agar menghasilkan keseragaman :
-ukuran / dimensi.
-presisi.
-Warna.
4. Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air ( ember ) selama 1
jam.
5. Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan / tatakan
keramik, setelah proses perendaman.

6. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini untuk
seluruh kesatuan.
7. Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada shop
drawing.

Kedudukan benang harus datar dan siku, apabila dinding yang ada adalah
dinding keramik, maka kedudukan nat lantai harus disesuaikan dengan yang ada
pada dinding.

8. Pasang keramik sebagai pasangan kepalaan , sepanjang garis dasar yang telah
terpasang.

9. Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik
dengan waterpass.
10. Isi bagian/daerah permukaan lantai yang lainnya dengan adukan / spesi.
11. Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk permukaan keramik dengan palu
karet untuk mendatarkan / meratakan permukaan keramik supaya tidak
rusak/cacat.
12. Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan waterpass.
13. Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah terpasang dengan
kain/lap basah sampai bersih.
14. Untuk menghindari naiknya lantai (menggelembungnya lantai ) maka buatlah
delatasi.

4. PEKERJAAN BETON
 KONSTRUKSI BANGUNAN BAWAH
PEKERJAAN FOOTPLAT

PEKERJAAN KOLOM BAWAH


PEKERJAAN SLOOF BAWAH

PEKERJAAN SLOOF PONDASI PASANG BATU


 KONSTRUKSI BANGUNAN ATAS
1. PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN RING BALK
A. Produksi/pembesian kolom
B. Pra/pemasangan bekisting
C. Pengecoran kolom dengan metode manual
D. Membongkar cetakan.

DETAIL CETAKAN BETON

A.

Mentra
nsfer
gaya
yang
besar
karena
bidang
kontak
kecil
dengan
sabu

B. Bidang
kontak besar
Bekisting
Untuk pekerjaan struktur atas pada proyek ini direncanakan menggunakan schafolding sebagai
perancah/steiger. Sedangkan untuk bahan bekistingnya digunakan papan/multipleks dengan
tabal 2,5cm. Pekerjaan bekisting/formwork dilaksanakan di workshop kontraktor dan lokasi
kerja. Bekisting dibuat dalam beberapa ukuran modul/segmen sesuai dengan ukuran beton
yang akan dicetak. Penyetelan bekisting dilaksanakan tanpa menunggu fabrikasi bekisting
selesai secara keseluruhan. Untuk menjaga ketetapan/ke-presisi-an
Diberi horizontalukuran pengecekan akan
terus dilakukan terutama pada titik-titik lemah sambungan. Agar bekisting kuat menahan
packers untuk
tekanan dari pompa cor dan tekanan akibat pemadatan, antara bekisting
meratakan gaya pada luar dan bekisting sisi
dalam diberi pengikat dari besi. Dan untuk kolom setelah
sabukpenyetelan selesai, sisi luar bekisting
besi yang kecil
diberi sabuk dari besi sebanyak tiga tempat mengelilingi dinding.

Pembesian
Untuk mengejar target waktu, fabrikasi dilaksanakan di workshop kontraktor dan dilokasi
proyek. Besi dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar kerja yang ada. Setelah
fabrikasi selesai dilanjutkan dengan merangkai besi dilokasi kerja. Perangkaian besi uni
menunggu setelah lantai kerja siap menerima beban (sudah kering dan mengeras). Dalam
beberapa item pekerjaan pembesian dilaksanakan tanpa menunggu pekerjaan begisting selesai.
(misal: pembesian kolom dapat dilaksanakan tanpa menunggu bekisting sloof selesai).
Pekerjaan pembesian ini juga dilaksanakan tanpa menunggu pekerjaan sebelumnya selesai.
Sebelum pelaksanaan pembesian terlebih dahulu dipersiapkan beton decking (untuk selimut
beton) dengan ketebalan seperti yang telah dipersyaratkan. Setelah penyetelan pembesian
selesai sebelum melakukan pengecoran, lokasi pengecoran dibersihkan dengan air
sprayer/compresor.

Pengecoran
Sebelum melaksanakan pengecoran akan dilakukan percobaan pendahuluan (trial test) atas
kubus-kubus beton agar mutu hasil pekerjaan beton yang dikehendaki. Untuk menentukan
campuran air dalam adukan beton, sebelumnya dilakukan percobaan dengan kerucut Abrams
(slump beton). Untuk pengecoran menggunakan Molen K-175 untuk beton Non struktur,
Ready mix K-250 untuk beton struktur. Jika dengan mobil mixer adukan beton dituang ke
lokasi pengecoran dengan menggunakan alat conrete pump. Pada pelaksanaan pengecoran,
lokasi kerja harus dalam keadaan bersih. Untuk itu sebelum dicor lokasi kerja dibersihkan lagi
dengan compresor sehingga lokasi benar-benar bersih. Sebelum pengecoran lantai kerja dan
bekisting dibasahi dengan air. Setelah pengecoran selesai dilanjutkan dengan perataan beton
dengan trowel. Curing beton dilakukan dengan cara menyiram air dan atau menutup dengan
karung-karung basah untuk menjaga pengeringan yang mendadak. Pembongkaran bekisting
dilakukan setelah beton mancapai kekuatan khusus yang cukup untuk memikul 2x beban
sendiri atau minimal 21 hari. Perawatan beton dilaksanakan begitu beton sudah agak kering.

5. PEKERJAAN ATAP
1. Pelaksanaan rangka atap dapat dilaksanakan setelah ringbalk yang menjadi dudukan kuda-
kuda baja dielevasi, sehingga dudukan balokan atap baja mendapat dudukan yang rata.
2. Membuat dan memasang kuda-kuda/kap lengkap dari baja dengan ukuran sesuai gambar
rencana, baik untuk pengelasannya maupun ukuran besi baja yang digunakan.
3. Dilakukan pengecatan setelah pemasangan atap dan pengelasannya.
4. Memasang atap dan rabung diatas gording dengan menggunakan paku g, pemasangan
dimulai dari sisi bawah. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat pabrikan sehingga
tidak bocor.
5. Spesifikasi bahan sesuai dengan RKS.
Gb. Rangka Atap Pipa Baja, Gording Canal C

Gb. Pekerjaan Penutup Atap

H. PEKERJAAN LAPANGAN BADMINTON DAN TENIS OUT DOOR


I. PEKERJAAN LANTAI
- Pengecoran lantai

- Pemasangan Under layer

- Pemasangan Kramik Rustic Uk (40x40) cm Ex. Roman

- Cara Memasang Net Lapangan Badminton


H. PEKERJAAN SANITASI DAN DRAINASE

I. BAHAN
1. Pipa air bersih
Pipa distribusi air bersih yang ditanam di dalam tanah, dalam shaft dan langit-langit,
maupun pipa cabang untuk distribusi air bersih ke stiap alat plambing (fixture) terbuat
dari Galvanized Steel Pipe (GSP) standar ASTM klas Medium A. Pipa yang tertanam di
dalam tanah harus dilapisi tar coating di sebelah luar. Pipa bukan di dalam tanah diberi
cat pelapis meni (zinchromate) rangkap dua dan dicat finis dengan dengan cat khusus
warna biru.
2.Pipa harus dari merk : Bakrie, Wavin, ISTW
3.Pipa air kotor
Pipa air kotor dari setiap alat plambing (fixture) ke pipa tegak yang terletak di shaft
terbuat dari pipa PVC klas AW tekanan kerja 7.5 kg/cm2.
4.Pipa PVC harus dari merk : Wavin
5.Pipa air bekas
Pipa air kotor dari setiap alat plambing (fixture) ke pipa tegak yang terletak di shaft
terbuat dari pipa PVC klas AW tekanan kerja 7.5 kg/cm2.
Pipa PVC harus dari merk : Wavin
6.Pipa ven
7. Pipa air kotor dari setiap alat plambing (fixture) ke pipa tegak yang terletak di shaft
terbuat dari pipa PVC klas AW tekanan kerja 7.5 kg/cm2.
1. Pipa PVC harus dari merk : Wavin
5. Pipa air hujan
Pipa air hujan dari setiap roof drain ke pipa tegak yang terletak di shaft terbuat dari pipa
PVC klas AW tekanan kerja 7.5 kg/cm2.
2. Pipa PVC harus dari merk : Wavin
6. Semua pipa, fixture dan fitting yang berada di luar dinding dan kelihatan terbuat dari
stainless steel.
7. Setiap bahan pipa, fitting, alat plambing dan peralatan-peralatan yang akan dipasang pada
instalasi menyesuaikan dengan RKS dan perintah Direksi.
A. PELAKSANAAN
1. Pekerjaan sanitair pada kamar mandi dikerjakan setelah tahap pemasangan keramik lantai
dan dinding dengan menyediakan lubang tempat untuk penempatan pekerjaan sanitair
(tanpa dikeramik).
2. Pemasangan kloset duduk pada bagian pertemuan dengan pipa saluran air kotor dibuat pas
dan terpasang dengan baik agar tidak bocor. Pada kloset duduk jarak tangki dengan
dinding disiapkan terlebih dahulu.
3. Wastafel keramik dipasang pada penggantung wastafel yang telah difisher ke tembok,
instalasi air bersih dan air bekasnya telah dikerjakan terlebih dahulu.
4. Serupa dengan wastafel, pengerjaan urinoir dipasang setelah istalasi airnya tersedia.
5. Pelaksanaan plumbing dibutuhkan kecermatan dalam pengerjaannya, kemiringan saluran
air kotor dari WC dibuat cukup agar penaliran lancar.
6. Pemasangan perangkat sanitair dilengkapi dengan instalasi plumbing.
7. Pekerjaan menggunakan alat bantu seperti: sealent, lem pralon, cetok, cangkul, dan
meteran.
8. Sistem pemipaan air bersih di dalam bangunan Kantor Askes menyesuaikan gambar
Mekanikal pada dokumen tender lengkap dengan katup penyetop, elbow, sambungan –T,
fitting dan perlengkapan lain yang diperlukan.
9. Semua panel kontrol dan panel listrik yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem
distribusi air bersih.
10. Semua alat plambing (fixture) yang direncanakan dipasang di dalam bangunan, termasuk
fitting, kran dan alat-alat lain yang diperlukan.
11. Sistem pemipaan air kotor dari setiap fixture di dalam bangunan hingga ke jaringan
pembuangan air kotor, lengkap dengan pipa ven beserta penunjangnya.
12. Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan ukuran yang berbeda harus
menggunakan reducing fitting. Dilaksanakan belokan-belokan dengan jenis long radius.
Belokan-belokan short radius hanya digunakan apabila kondisi setempat tidak
memungkinkan memakai long radius.
13. Penggantung atau penumpu pipa diikat dengan kuat pada bangunan dengan menggunakan
dynabolt atau fischer dilengkapi dengan konstruksi baja.
14. Setiap pipa cabang utama yang masuk ke lantai dilengkapi dengan katup penyetop (Gate
Valve).

H. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1) Dikerjakan sesuai gambar rencana dan berita acara anwijzing, dengan spesifikasi bahan
tertera pada RKS.
2) Letak titik AC, perangkat pemadam kebakaran, perangkat telpon, jaringan kabel data
dan titik lampu yang akan dikerjakan menyesuaikan gambar.
3) Untuk pekerjaan instalasi stopkontak AC disiapkan sesuai posisi AC yang
direncanakan.
4) Selang penyaluran udara dingin AC dipasang rapi melalui plafond hingga berhubug
dengan outdoor AC. Untuk air buangan dari AC baik indoor maupun outdoornya
disalurkan melalui pipa dengan diameter 1” dan menuju ke saluran air atau got diluar.
5) Pemasangan AC dengan memasang bracket terlebih dahulu dengan memfisher ke
tembok.
6) Pemasangan panel dibuat terlindung dan perletakan sesuai gambar rencana.
7) Pekerjaan panel listrik meliputi: panel utama yakni panel MDP lengkap dengan
kelengkapan panel lainnya dengan komponen dipasang pada posisi sesuai gambar
rencana, spesifikasi bahan sesuai RKS.
8) Pekerjaan panel dilengkapi pekerjaan pentanahan atau grounding.
9) Pekerjaan kabel-kabel: kabel data dan instalasi penengkal petir beserta pentanahannya
dipasang pada posisi sesuai gambar.
10) Panel MDP berhubungan langsung dengan kabel PLN dan memiliki penempatan KWH
meter PLN. Setelah melewati komponen dalam panel MDP kemudian terhubung
dengan panel-panel sekunder di tiap lantai.
11) Panel-panel ditiap lantai mengontrol grup listrik dl lantai tersebut dan dilengkapi
pengaman MCB tiap grupnya.
12) Tiap panel terhubung dengan arde yang berbahan tembaga dan arde berada dalam pipa
PVC dan tertanam dalam dinding.
13) Alat-alat yang dipakai: tang, obeng, palu, tangga, betel, tespen, multitester dan meteran.
14) Pipa input menggunakan pipa 2” hingga 1” menuju rooftank, untuk output atau
distribusi ke tiap jaringan menggunakan pipa 2” hingga 1” diteruskan pembagian ke
ruang maupun taman pipa ¾” hingga ½”.

I. PEKERJAAN FINISHING

A. PERALATAN YANG DIGUNAKAN :


- Kertas Semen/Koran
- Lakban
- Amplas
- Kain Lap
- Roll
- Kuas
- Skrap

B. BAHAN YANG DIGUNAKAN :


a. Plamir
b. Cat dinding

C. PELAKSANAAN :

Pekerjaan finising cat meliputi pekerjaan cat tembok, cat gording dengan memakai
meni besi, pekerjaan melamin pada plint kayu serta coating pasangan batu andesit.

1. Bersihkan permukaan dinding dari debu , kotoran dan bekas percikan


plesteran dengan kain lap.

2. Lindungi bahan - bahan / pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang
akan dicat dengan kertas semen / koran dan lakban.
3. Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian bagian dinding yang retak &
kurang rata dengan plamir, kemudian tunggu sampai kering.
4. Haluskan plamir yang telah kering dengan amplas hingga rata. C e k, apakah
permukaan dinding sudah rata ?
5. Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat rol
pada bidang yang luas & dengan kuas untuk bidang yang sempit
( sulit ).
6. Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang
pertama.
7. Jika cat finish yang pertama sudah kering, lakukan pengecatan finish yang
kedua/terakhir ( jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi ). C e k , apakah
pengecatan finish yang kedua / terakhir itu sudah rata ?
8. Apabila sudah rata, bersihkan cat - cat yang mengotori bahan – bahan
/pekerjaan lain yang seharusnya tidak terkena cat dengan kain lap.

D. HASIL AKHIR :
Hasil akhir pengecatan dinding yang baik adalah sebagai berikut :
1. Permukaan rata.
2. Tidak mengenai bidang lain.
3. Tidak mengelupas.

PEKERJAAN VEGETASI
A. Lingkup Kerja
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga , bahan-bahan dan peralatan dan alat bantu lainnya yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan penanaman, guna mendapatkan hasil yang baik.
Pekerjaan penanaman yang dilaksanakan meliputi semua pekerjaan yang tertera dalam gambar
Kerja, RAB dan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, meliputi :
• Pekerjaan persiapan pembentukan tanah
• Pekerjaan Penanaman
• Pekerjaan Pemeliharaan / perawatan tanaman

B. Tahapan Pekerjaan
Tahapan pelaksanaan pekerjaan menyesuaikan dengan kondisi lahan dan kesiapan
lapangan. Pekerjaan penanaman hanya dilaksanakan pada bagian site yang telah siap dan tidak lagi
dilakukan pekerjaan fisik, untuk menghindari kerusakan tanaman sebagai akibat aktivitas
pembangunan fisik lainnya. Semua Pekerjaan penanaman harus dilaksanakan mengikuti petunjuk
Gambar kerja dan sesuai petunjuk yang diberikan Pengawas. Jika terjadi perbedaan antara Gambar
Kerja dan keadaan lapangan, Kontraktor harus melaporkan kepada Pengawas Lapangan untuk
diambil keputusan penyelesaiinya. Semua tata letak tanaman dilapangan yang menyimpang dari
ketentuan Gambar Kerja yang disebabkan karena keadaan lapangan, harus mendapat persetujuan
Pengawas.

C. Syarat Pelaksanaan Pekerjaan


1. Persyaratan Umum
Dalam melakukan berbagai aktivitas pekerjaan tidak diperkenankan mengakibatkan
terganggunya kelancaran lalu lintas, serta tetap memperhatikan keamanan baik pekerja
maupun pemakai jalan. Dalam mendatangkan alat maupun bahan ke lokasi harus
memperhitungkan berbagai hal, terutama yang menyangkut keamanan dan kelancaran
lalulintas, serta kebersihan lingkungannya. Alat dan bahan harus ditempatkan pada tempat
yang aman, tidak mengganggu kelancaran pekerjaan lain dan memperhitungkan keselamatan
baik pelaksana maupun yang lainnya. Alat-alat yang dipergunakan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab pelaksana.

2. Pekerjaan Persiapan dan pembentukan Tanah

Sebelum pekerjaan dimulai, keadaan tapak / site harus bersih dari segala macam kotoran /
sampah dan rintangan-rintangan lain yang dapat mengganggu kelancaran pekerjaan.
Pelaksana diwajibkan untuk mengadakan pengukuran yang dilakukan dengan cermat dan
teliti, agar dapat dicapai titik akurasi yang maksimal sesuai gambar rencana. Pengukuran
dilakukan untuk menentukan titik / patok untuk semua pekerjaan sesuai gambar rencana.
RKS-Teknis 14 Semua kelainan / perbedaan berkaitan dengan hasil pengukuran harus
dibicarakan dengan petugas yang berwenang / pengawas.

3. Pekerjaan Urugan dan Pembentukan Tanah Subur.


 Pembersihan area yang akan ditimbun.
 Timbunan/urugan tanah subur untuk area taman/area tanam, ketebalan urugan 15 - 20
cm.
 Pembentukan urugan/timbunan tanah sesuai piel ketinggian yang direncanakan.
 Dalam melaksanakan pengurugan tanah, harus diperhatikan kebersihan lingkungan
jalan. Tanah tidak berceceran mengotori jalan. Jalan harus segera dibersihkan bila
terdapat ceceran tanah akibat pekerjaan pengurugan tanah di lokasi pekerjaan.
 Setelah pekerjaan tanah selesai segera dilaksanakan penanaman pohon semak perdu
dan tanaman rumput. Untuk menutupi permukaan tanah tersebut.
 Penyiraman rumput dilakukan 2 kali dalam sehari, pagi dan sore.

Pekerjaan Penyediaan Tanaman


Sebelum tanaman ditanam di tempat yang telah ditentukan terlebih dahulu harus dilakukan
penilaian kebenaran jenis tanaman, kesehatan tanaman dan ukuran tanaman tersebut oleh
pengawas.
- Dalam menyiapkan tanaman dikebun bibit / nursery, tanaman yang akan ditanam harus
sudah disiapkan dalam polybag dan dalam kondisi sehat dan segar.
- Tanaman diangkut ke lokasi penanaman pada pagi hari atau sore hari. Tidak dibenarkan
menyimpan tanaman terlalu lama di lokasi pekerjaan (idak lebih dari 2 hari)
- Khusus untuk tanaman Pohon hendaknya bukan merupakan tanaman yang baru
dicabut/dipindahkan dari tanah asal. Nursery harus mempersiapkan tanaman, perakaran
terbungkus karung dengan baik, minimal 3 minggu sebelum di tanam. Sebaiknya
pelaksana memilih pohon yang telah ditanam dalam pot. Untuk mempertahankan
kelembaban tanaman tersebut disiram 2 kali sehari, pagi dan sore.
- Besar dan tinggi tanaman yang akan ditanam harus sesuai dengan yang tertulis dalam
persyaratan atau gambar rencana dan disetujui oleh pengawas.
- Jenis tanaman yang tidak terdapat dalam rencana, tetapi pada pelaksanaan diminta
sebagai pengganti ataupun sebagai tanaman tambahan, akan ditentukan kemudian oleh
direksi atau pengawas.

Pekerjaan Penanaman
a. Persiapan Tanam
Persiapan tanam dilakukan sebaiknya pada awal musim hujan. Yang termasuk
pekerjaan ini adalah pembuatan lubang tanam, penggunaan pestisida untuk mencegah
serangan serangga ulat tanah, pemberian pupuk kandang.
b. Penanaman Tanaman
- Tanaman dikeluarkan dari wadah sementara ( pot, karung, polybag dll ) dengan
hati-hati supaya akar tidak rusak.
- Akar diurai agar menjadi “ bebas “ dan tidak membelit atau terlipat. RKS-Teknis
15
- Tanaman ditanam dalam keadaan akar “ bebas “ menghadap keluar
- Tanah atas dikembalikan ke dalam lubang dan dipadatkan di sekitar leher batang
tanaman.
- Kemudian dipasang Steger/penyangga untuk menjaga agar tanaman dapat berdiri
tegak dengan stabil. Mengingat pohon sangat peka terhadap goncangan, maka
pemasangan steger / penyangga pohon harus benar-benar kuat.
- Siram tanaman dengan baik sehingga air dapat meresap dan menjangkau daerah
perakaran.

B. Pemeliharaan
Lamanya waktu pemeliharaan 180 hari. Ketentuan ini dapat berubah atas persetujuan
direksi / pengawas. Selama masa pemeliharaan pelaksana diwajibkan melakukan
penyiramandan pemupukan serta pemangkasan, dengan ketentuan sebagai berikut :
- Pemeliharaan yang dilakukana adalah penyiraman dan pemupukan. Penyiraman
dilakukan setiap hari ( pagi dan sore, bila tidak terjadi hujan ).
- Pemupukan baru dilakukan lebih kurang 1 bulan setelah penanaman. Pupuk yang
diberikan sebaiknya pupuk NPK.
- Pemangkasan tanaman, baru dilakukam jika pertumbuhan tanaman sudah melebihi
batas maksimal ukuran tumbuh yang direncanakan, atau telah tumbuh ranting –
ranting liar yang tidak diharapkan.
- Penyemprotan obat-obatan baik insektisida maupun fungisida dilakukan jika
terlihat adanya gejala serangan hama atau penyakit.

RENCANA PENGANGANAN MASA PEMELIHARAAN


Setelah masa pelaksanaan pekerjaan selesai dan telah diserahterimakan, kami akan tetap memelihara
hasil pekerjaan tersebut, sehingga pada akhir pasa pemeliharaan tetap baik.

1. Pembenahan tetap terus dilakukan untuk menyempurnakan finishing hasil pekerjaan, misalnya:
pengecatan, plesteran, kebocoran genteng dan pembersihan ruangan atau hal-hal lain yang
diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pada waktu pelaksanaan.
2. Pelayana apabila ada keluhan atau complain dari pengguna dalam waktu 1 x 24 jam kami akan
dating ke lokasi sejak keluhan dating kami terima
3. Pengecekan berkala setiap 2 bulan sekali yang meliputi
a. Kebocoran akibat hujan
b. Cat
c. Listrik
d. Penggantung dan pengunci
e. Daun pintu dan jendela.

Anda mungkin juga menyukai