Anda di halaman 1dari 17

SPESIFIKASI TEKNIS

1. SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS/ SYARAT-SYARAT TEKNIS
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Kegiatan yang dimaksud dalam uraian ini adalah : “Penataan Lapangan
Ngurah Rai / Taman Kota”.
1.1. Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Buleleng.
1.2. Lingkup Pekerjaan : Pekerjaan Rehab Berat Bangunan Tribun
Lapangan Ngurah Rai / Taman Kota.

2. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan lapangan meliputi :
2.1. Pembersihan Lapangan.
2.2. Pasang Bowplank.
2.3. Shop drawing dan as buil drawing.
2.4. Papan nama proyek.

3. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR.


3.1. Menggali/mengurug tanah dalam site dikerjakan sesuai dengan kebutuhan yang
ditentukan dalam gambar. Mengurug dilakukan lapis demi lapis dengan tebal
urugan setiap lapis adalah 25 cm yang dipadatkan dengan mesin pemadat
sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan dan bahan urugan harus
bebas dari kotoran dan humus. Sebelum pengurugan dilaksanakan, terlebih
dahulu diadakan pembersihan lapangan terhadap benda-benda yang dapat
mengurangi kepadatan tanah dikemudian hari.
3.2. Ukuran galian pondasi disesuaikan dengan gambar, bila keadaan tanah
mudah longsor pinggiran lobang galian dibuat miring, sehingga galian tidak
tertimbun sebelum pekerjaan pondasi selesai.
3.3. Mengurug kembali pada bekas galian pondasi dan urugan peninggian lantai
bangunan dengan tanah bekas galian, dilakukan lapis demi lapis, disiram
dengan air sampai padat. Bila dianggap perlu pemadatan menggunakan alat /
mesin pemadat. Bahan urugan ini harus bebas dari segala kotoran-kotoran
humus.
3.4. Tebal urugan pasir dibawah pondasi adalah 5 cm dan dibawah lantai adalah 10
cm. Urugan pasir pada tempat-tempat lain disesuaikan dengan gambar rencana.
3.5. Urugan pasir disiram dengan air sampai padat.

1
Page |1
4. PEKERJAAN BETON.
4.1.Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan didalam pelaksanaan pekerjaan ini
sehingga mendapatkan hasil yang bermutu baik.
b. Pekerjaan ini meliputi beton kolom praktis, sloof, pondasi menerus, ri n g
balok dan beton rabat seperti yang ditunjukkan pada gambar.
4.2. Bahan :
a. Pelaksana harus menyampaikan terlebih dahulu contoh-contoh bahan yang
akan dipergunakan untuk mendapat persetujuan Direksi.
b. Bahan yang dipakai harus memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan PBI
1971 dan Standar Beton 1991.
c. Apabila diminta oleh Direksi, Pelaksana wajib memeriksakan bahan-bahan
tersebut pada laboratorium yang ditunjuk atas biaya sendiri
4.3. Peralatan :
a. Pelaksana harus wajib menyediakan semua peralatan untuk pembuatan kubus
beton, pemeriksaan leleh (Slumptest).
b. Untuk pelaksanaan seperti beton molen, vibrator, kereta dorong, takaran
bahan, alat- alat untuk membasahi/pemeliharaan beton wajib disiapkan oleh
Pelaksana.
c. Jumlah dan kualitas peralatan harus cukup dan baik untuk menjamin mutu dan
kelancaran pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
4.4. Campuran dan Mutu Beton :
a. Beton Untuk rabat adalah campurannya 1 Pc : 3 Psr : 5 Krk.
4.5. Pelaksanaan :
a. Pada prinsipnya setiap tahap pelaksanaan beton harus sepengatahuan
dan atau persetujuan Direksi.
b. Pada waktu pemeriksaan pendahuluan menjelang pengecoran Direksi akan
mengecek kesiapan pelaksanaan tersebut sehubungan rencana kerja.
c. Pelaksana wajib memelihara kerapian, kebersihan dan kebenaran pekerjaan
dan mematuhi petunjuk-petunjuk Direksi.
d. Begesting harus disiapkan sesuai dengan bentuk akhir beton dan harus cukup
kuat menerima beban selama pelaksanaan, serta dapat dibongkar dengan
mudah tanpa menimbulkan kerusakan pada konstruksi.
e. Pengecoran beton harus dilaksanakan dengan pengawasan atau persetujuan
Direksi, pengecoran harus dilakukan dengan tertib, rapi dan teratur dengan
cara-cara semestinya. Direksi berhak menghentikan pengecoran apabila
dipandang mutu pelaksanaan tidak dapat dipertanggung jawabkan.

2
Page |2
f. Beton yang sudah dicor harus dilindungi dari gangguan luar/cuaca dan
senantiasa dibasahi selama 28 hari, pembukaan begesting harus dilakukan
dengan hati-hati setelah beton berumur 28 hari, cukup kuat menerima beban-
beban dan harus sepengetahuan dengan Direksi.
g. Toleransi akhir pekerjaan diyaratkan maximal 1 mm dalam 1 m baik
horisontal maupun vertikal.
h. Sloof dan ring untuk bangunan harus merupakan lingkaran tertutup.
i. Setiap pertemuan tembok menggunakan kolom praktis dengan angker
ketembok setiap jarak 1 m.
j. Kusen-kusen pintu bila ada, harus sudah dipasang beserta angkernya sebelum
pengecoran beton praktis, namun tidak sebelum pengecoran kolom struktur.

5. PEKERJAAN PASANGAN.
5.1. Lingkup pekerjaan :
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga
mendapatkan hasil yang bermutu baik.
b. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pasangan batu kali, pasangan dinding sesuai
dengan yang ditunjukkan didalam gambar.
5.2. Bahan dan Standard :
a. Semen, sesuai NI - 8.
b. Pasir NI - 33 Pasal 14 ayat 2. c. Air sesuai NI - 3 pasal 10.
d. Batu kali / alam sesuai NI - 3 Pasal 19.
e. Batako sesuai N - 10.
Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh bahan yang akan dipakai
dan menyatakan sumber bahannya untuk persetujuan Direksi.
5.3. Adukan Pasangan :
Bahan dan adukan diukur dengan takaran volume dengan komposisi campuran
Semen dan pasir sebagai berikut :
a. Pasangan pondasi batu kali 1 Pc : 5 Psr.
b. Pasangan adukan kuat ( trasram ) 1 Pc : 2 Psr digunakan :
- Untuk semua pasangan diatas sloof sampai ketinggian 20 cm diatas
lantai.
- Dan pasangan-pasangan lain yang harus kedap air
c. Pasangan bata biasa 1 Pc : 5 Psr.
d. Pasangan batu bata merah/paras 1 Pc : 3 Psr.
Adukan harus betul-betul homogen dengan menggunakan beton molen dan
pemakaian air secukupnya.

3
Page |3
5.4. Pelaksanaan pemasangan pondasi Batu Kali :
a. Pondasi batu kali harus dipasang dibawah tembok, kolom, sloof sesuai
dengan petunjuk gambar.
b. Diatas galian pondasi yang telah rata, bersih dari kotoran, dengan kondisi
tanah padat ditebar pasir urug setebal 5 cm sesuai dengan gambar.
c. Batu kosong harus dipasang berdiri dengan ukuran 20 cm sesuai dengan
gambar.
d. Batu harus dan dibasahi sehingga bersih sebelum dipasang.
e. Pasangan batu harus sedemikian sehingga tidak ada perletakan batu-batu
kecil atau ukuran sama yang mengelompok dan gunakan yang cukup besar
pada alas dan sudut-sudut pasangan pondasi.
f. Adukan harus mengisi semua sela batu dan tidak boleh menembus melampaui
dua batu.
g. Pasangan baru harus dilindungi dari gangguan luar dan cuaca.
5.5. Pelaksanaan pemasangan batako :
a. Batako akan dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai jenuh.
b. Batako yang dipakai harus batu batako utuh yang tanpa cacat, kecuali pada
sudut-sudut pertemuan dapat dipakai batu bata potongan dengan ukuran yang
semestinya.
c. Bila dalam pasangan terdapat bata cacat bata ini harus diganti atas beban
pelaksana.
d. Semua sambungan antar bata harus terisi penuh oleh adukan dengan jarak
siar yang seragam.
e. Jarak siar batu bata rata-rata 12,5 mm dengan toleransi 2,5 mm.
f. Dalam 1 hari pasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari 1 m.
g. Pengakhiran pasangan itu harus dibuat bertangga menurun dan tidak bergigi
untuk untuk menghindari retak kemudian hari.
h. Pasangan bata diatas kusen atau bidang terbuka lainnya harus dipasang
berdiri (Pasangan Rolag).
i. Baik tertera dalam gambar atau tidak, tembok bata harus diperkuat dengan
kolom atau ring beton praktis pada luas paling besar 12 m2 atau paling jauh
setiap jarak 4 m1.
j. Pada tempat yang akan terdapat rangka kayu / Kusen, Pasangan bata
hendaknya ditinggalkan sampai kusen tersebut terpasang dengan baik.
k. Semua angker-angker kusen dan lain-lain harus ditunjukkan dulu kepada
Direksi sebelum pekerjaan dilanjutkan. Alur-alur tersebut harus diisi penuh
dengan adukan dan angker-angker ditanam dengan beton campuran 1 Pc : 2
Psr : 3 Krk didalam tembok.

4
Page |4
l. Semua pasangan harus rapi, rata, baik horisontal maupun vertikal. Penjepitan
dengan benang harus dilakukan tiap-tiap jarak tidak lebih dari 30 cm. Semua
pertemuan agak lurus harus benar-benar bersudut 90 derajat.
m.Semua pasangan harus dilindungi dari sinar matahari langsung dan pasangan
baru harus selalu dibasahi selama 3 hari dengan karung basah, atau alat
pembasah lainnya.

6. PEKERJAAN PELAPIS DINDING DAN LANTAI


6.1. Pekerjaan Plesteran Dinding
6.1.1. Lingkup Pekerjaan.
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
sehingga mendapatkan hasil yang bermutu baik.
2. Pekerjaan plesteran dinding dan beton dikerjakan pada permukaan
dindingdan beton bagian luar dan dalam sesuai dengan petunjuk didalam
gambar.
6.1.2. Bahan dan Standard :
a. Semen sesuai Ni - 8.
b. Pasir sesuai NI - 3 Pasal 14 ayat 2.
c. Air sesuai NI - Pasal 10.
Pelaksana harus memberikan contoh-contoh bahan terlebih dahulu kepada
Direksi.
6.1.3. Komposisi Campuran :
Adukan untuk plesteran dibuat sesuai dengan yang digunakan pada
pasangan batu batanya. :
a. Plesteran Trasram 1 Pc : 2 Psr.
b. Plesteran Kolom, beton dengan campuran 1 Pc : 2 Psr dan diaci dengan
campuran 1 Pc : 1 Psr ( Diayak halus ).
c. Plesteran dinding 1 Pc : 5 Psr dan diaci dengan campuran 1 Pc : 2 Mil
(yang halus/Super).
d. Pasangan dinding sejauh menempel pada tanah dan pondasi batu kali
yang diatas tanah harus diplester 1Pc : 5 Psr dan diaci dengan 1 Pc : 1 Psr
( Diayak halus )

6.1.4. Pelaksanaan :
a. Campuran harus dibuat secara homogen dengan cara dan peralatan yang
semestinya dengan air secukupnya.

5
Page |5
b. Campuran yang akan dipasang harus selalu baru, jangan dibiarkan
membeku lebih dari 1 jam.
c. Semua siar hendaknya dikerok sedalam mungkin lebih kurang 10 mm,
sebelum diplester dan bila bat bata harus besrsih dari bekas-bekas perekat
/ kotoran-kotoran.
d. Semua dinding beton yang akan diplester harus di kerik agar plesterannya
dapat melekat dengan baik.
e. Semua bidang yang akan diplester harus disikat sampai bersih dan
dibasahi sebelum diplester.
f. Pelaksana akan membuat contoh bidang plesteran terlebih dahulu.
kemudian setelah di setujui oleh Direksi plesteran harus dilanjutkan sesuai
dengan contoh.
g. Semua sudut-sudut harus tegak dan tajam, dan bidang-bidang plesteran
harus rata.
h. Untuk dapat mencapai permukaan yang rata dari suatu plesteran yang
baik, dimana diadakan pemeriksaan dengan garisan yang panjang baik
horisontal maupun vertikal.
i. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus berusaha
memperbaikinya secara keseluruhan. Bagian-bagian yang diperbaiki
hendaknya dibobok terlebih dahulu dengan baik, bobokan dibuat dalam
bidang segei empat, kemudian diplester rata dengan sekitarnya.
j. Tebal plesteran tidak kurang dari 1,50 cm dan tidak lebih dari 2,00 cm
dengan toleransi 1mm setiap meter panjang,, sebelum benar-benar kering
permukaannya digaris silang-silang untuk mengikat lapisan berikutnya.
Permukaan plesteran harus dibasahi secara berkala dan dilindungi dari
terik matahari atau hujan.
k. Pengacian tidak dilakukan setelah lapisan plesteran mengeras dan
tidak berkerut lagi dimana tebal acian tidak kurang dari 1 mm.
l. Antara plesteran dan kusen atau kolom harus dibuat alur yang rapi.
m.Hasil akhir yang dikehendaki adalah : Bidang plesteran halus, rata, tidak
bergelombang dan retak-retak, alur-alur lurus dengan ukuran yang sama
dan sudut-sudut yang tajam dan rapi.

6.2. Pekerjaan Lantai


6.2.1. Lingkup Pekerjaan

6
Page |6
1. Meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan lantai sesuai dengan RKS serta gambar
rencana.
2. Kontraktor wajib memberikan contoh-contoh bahan yang akan dipasang
khususnya untuk menentukan warna dan texture dan mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Perencana/Direksi Pekerjaan ( Pemberi
Tugas ), Konsultan Pengawas.
3. Pekerjaan lantai keramik ini meliputi seluruh ruang yang akan ditunjukkan
dalam gambar.
6.2.2. Bahan dan Standard :
Lantai keramik yang dipakai harus memenuhi syarat uji menurut SII 0583-81,
produksi nomor 1 proses single firing sekualitas Platinum dengan spesifikasi
sebagai berikut :
1. Ukuran 40 x 40 cm sesuai dengan yang ditunjukkan didalam gambar.
2. Bahan dasar Kaolin
3. Kekerasan glasur mencapai 6-7 skala moh” s
4. Kekerasan badan mencapai 8 skala moh ” s
5. Moisture Expantion mencapai 0.2-0.05 %
6. Pengkaburan tidak terjadi
7. Tahan terhadap asam setealh dilakukan pencelupan ke dalam Hcl selama
2 Phari hanya terpengarus sampai 3 %.
8. Thermal Shock dimana dipanaskan sampai 250 derajat celcius kemudia
dicelupkan ke dalam air dengan suhu ruangan tidak akan terkadi
keretakan.
9. Daya tahan terhadap alkali dimana dicelupkan ke dalam KOH selama 2
hari, hanya terpengaruh 3 %.
10.Warna tidak luntur, tahan terhadap asam dan basa yang umum dipakai,
tahan terhadap cuaca dan perubahan suhu yang mendadak.
11.Warna keramik ditentukan kemudian ( minimal dengan contoh kombinasi
warna untuk ruang yang spesifik.
12.Lembaran tidak bergelombang atau cacat lainnya.

6.2.4. Pelaksanaan Pemasangan Keramik :


a. Lantai yang akan dipasang keramik harus dipersiapkan dulu dengan teliti
mengenai kepadatan, kerataan maupun elepasi setiap lapisannya.
b. Sudut-sudut tegel keramik harus betul-betul siku dan susunan lapisan
berturut - turut :
- Urugan tanah dipadatkan.

7
Page |7
- Urugan pasir 5 cm disiram air sampai jenuh.
- Beton rabat 1 Pc : 3 Psr : 5 Krk dengan ketebalan 5 cm.
- Spesi dengan campuran 1 Pc : 4 Psr tebal 3 cm.
- Keramik yang di pasang berkwalitas baik.
c. Pola pemasangan harus ditentukan terlebih dahulu dengan memasang
keramik kepala.
d. Siar dari pasangan keramik harus benar-benar lurus, siku-siku dan rapi
dengan jarak siar max. 2 mm.
e. Siar diisi dengan adukan air + semen dimana sampai siar-siar tadi tertutup
rapat.
f. Keramik yang baru dipasang minimal 3 hari tidak boleh diganggu diinjak,
ditempati steger atau beban yang lain.
g. Warna keramik harus sama/merata.
6.2.5. Hasil Akhir yang dikehendaki :
a. Lantai tidak bergelombang dan tidak cacat.
b. Kerataan/kemiringan harus sama dengan rencana.
c. Lantai harus bersih dari sisa-sisa adukan semen, cat, atau kotoran yang
lain.

7. PEKERJAAN ATAP DAN LANGIT – LANGIT


7.1. Umum :
7.1.1. Pekerjaan atap meliputi pengadaan, pengerjaan dan pemasangan atap,
kuda-kuda dan tiang yang terbuat dari bahan; Baja ringan dengan profil,
ditunjuk dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan, termasuk
bahan, ongkos kerja dan peralatan yang diperlukan.
7.1.2. Semua pekerjaan yang memakai bahan kayu yang dipakai harus memenuhi
standard NI – 5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia Tahun 1971, Peraturan
Pengawetan dan Kekeringan Kayu Bangunan Perumahan dan Gedung.
7.1.3. Untuk kayu yang dipasang harus mempunyai sifat : Bermutu A menurut NI -
5, Kadar air maximum pada saat pemasangan adalah 20 %.
7.1.4. Pekerjaan langit-langit meliputi pengadaan, pengerjaan dan pemasangan
langit-langit atau plafond yang terbuat dari bahan : metal furing kwalitas
baik.dan penutup langit- langit adalah gypsum, sesuai ditunjuk dalam gambar
atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan, termasuk bahan, ongkos kerja dan
peralatan yang diperlukan.
7.2. Pekerjan Atap :
7.2.1. Lingkup pekerjaan

8
Page |8
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga
dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan atap akan dilaksanakan didalam bangunan sesuai dengan yang
ditunjukkan didalam gambar.
7.2.2. B a h a n :
1. Untuk konstruksi kuda-kuda digunakan Kuda-kuda baja ringan uk 75 mm
atau sesuai dengan gambar rencana.
7.3. Penutup Atap :
1. Penutup Atap menggunakan bahan Atap genteng kodok goodyear.
2. Lisplang ( Kolong Bali ) menggunakan kayu kamfer kwalitas baik ukuran dan
bentuk sesuai dengan gambar.
7.3.1. Pelaksanaan :
a. Rangka baja dan kuda-kuda dipasang sesuai dengan gambar rencana.
b. Pemasangan reng antar reng (jarak) dari profil baja ringan menyesuaikan
bahan penutup atap yang dipakai. Pemasangan reng berdasarkan
kepada tarikan benang diagonal, vertikal dan horizontal untuk
mendapatkan bidang atap yang rata.
c. Semua kayu harus dikerjakan dengan rapi bagian yang tampak harus
diserut dan diamplas halus..
d. Hendaknya tukang yang dipilih memahami pekerjaan yang bercirikan
Arsitektur Tradisional Bali
e. Pekerjaan kuda-kuda dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.
f. Pemasangan lisplang ( kolong bali ) agar kemiringan kolong mengikuti
gambar.
g. Pemasangan genteng mulai dari kanan bawah dan harus diperhatikan
detail interlacking.

7.3.2. Hasil Akhir:


a. Semua komponen terpasang rapi, rata, lurus dan tidak cacat.
b. Sesuai dengan ketentuan gambar dan spesifikasi serta diterima oleh
Direksi Pekerjaan.

7.4. Pekerjaan Langit - langit :


7.4.1. Lingkup pekerjaan

9
Page |9
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga
dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan langit - langit akan dilaksanakan didalam bangunan sesuai
dengan yang ditunjukkan didalam gambar.
7.4.2. B a h a n :
1. Struktur Rangka ; Bahan dari Hollo dengan kwalitas baik dan sesuai
dengan gambar
2. Penutup Langit – langit ; Penutup langit-langit dan Plafond dipilih produksi
dalam Negeri yang baik setara dengan gypsum (ukuran sesuai gambar
detail), seperti pada gambar detail
7.4.3. Pelaksanaan :
a. Rangka besi dipasang setiap jarak maksimum 0,6 m dan jarak-jarak besi
profil disesuaikan dengan pola pemasangan.
b. Rangka langit-langit harus digantung dengan baik dan kokoh pada kuda-
kuda baja ringan diatasnya dan jarak tiap penggantung tidak lebih dari 1,20
m.
c. Sistem sambungan profil harus betul-betul kuat.
d. Gypsum dan bahan peredam dipasang dengan paku yang tahan karat,
dimana antar Gypsum yang satu dengan yang lain diberi list gypsum
sesuai dengan gambar.
7.4.3. Hasil Akhir:
a. Bidang Plafond dan langit-langit rata, sambungan rapi dan kokoh
tergantung pada dudukannya.
b. Semua komponen terpasang rapi, rata, lurus dan tidak cacat.
c. Hasil akhir pengecatan halus dan merata sesuai dengan tata warna yang
dikehendaki.
d. Sesuai dengan ketentuan gambar dan spesifikasi serta diterima oleh
Direksi Pekerjaan.

8. PEKERJAAN PENGECATAN DAN WATER PROOFING.


8.1. Lingkup pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat- alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna
2. Pekerjaan pengecatan ini meliputi semua dinding luar dan dalam, plafon sesuai
dengan yang ditunjukkan didalam gambar.

10
P a g e | 10
3. Pekerjaan water profing meliputi semua plat lantai KM/WC dan plat atap sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam gambar.

8.2. Pekerjaan Pengecatan


9.2.1. B a h a n :
a. Penggunaan :
- Politoran Ultran digunakan pada kusen, daun jendela, lisplank, list
plafon, Kerawang pada kusen dan Pintu Panil, Plafon Teaxwood.
- Cat setara Vinilex digunakan untuk plafon, dinding dalam dan untuk
dinding luar cat tembok dicampur dengan super cemet yang
mempunyai perbandingan 1 kg Super Cement : 5 Kg cat tembok.
- Pada Plesteran pepalihan dan tiang beton dicat dengan cat tembok
dicampur dengan Super Cement namun bidang yang dicat tidak
diplamir.
- Bila tidak disebutkan lain, disesuaikan dengan ketentuan gambar
rencana.
b. Warna / nomor cat yang akan dipakai harus mengikuti petunjuk / daftar
yang akan diberikan oleh Direksi.
c. Pelaksana harus menunjukkan contoh cat yang dimaksud sebelum
pengecatan dimulai.
d. Harus bedakan pula mengenai warna cat untuk Exterior dan Interior.
8.2.2. Pemakaian :
a. Untuk semua kayu / tembok / plafon yang akan dicat memakai 1 lapis cat
dasar dan 2 lapis cat finis untuk lapisan pertama dipakai wall filler /plamir
( khusus untuk dinding hanya bagian dalam saja ).
b. Semua pekerjaan kayu, yang bersinggungan dengan pekerjaan beton dan
atau pasangan harus dicat 2 lapis.
c. Sengkang - sengkang, baut-baut, angker-angker dll logam yang kelihatan
harus dimeni dan di cat dengan warna yang akan ditentukan kemudian.
8.2.3. Pelaksanaan :
a. Pada prinsipnya semua pengecatan harus dilaksanakan sesuai dengan
petunjuk dari pabriknya, sebelumnya pelaksana harus memberikan
brosurnya dan cara pengecatan tersebut kepada Direksi.
b. Bidang-bidang yang akan dicat harus sudah disiapkan dalam arti cukup
kering, rata tidak ada cacat, bersih, tidak berminyak dll dengan persyaratan
dari pabrik.

11
P a g e | 11
c. Setiap lapisan harus dilaksanakan dengan baik dan rata (digunakan rol),
yang jangka waktu antara pengecatan lapisan pertama dan lapisan
selanjutnya harus cukup lama, sesuai dengan persyaratan pabrik.
d. Bidang cat yang masih basah dilindungi dari debu, atau kotoran lainnya.
e. Perbaikan-perbaikan dilaksanakan apabila retak-retak yang terdapat pada
bidang cat harus diperbaiki dengan menggunakan plamir, amplas halus,
kemudian dicat lagi sampai baik.
8.2.4. Hasil akhir yang dikehendaki :
a. Warna sesuai dengan rencana/disetujui oleh Direksi.
b. Tebal lapisan cat harus merata dan sama warnanya (tidak belang-belang).
c. Harus bersih dari kotoran-kotoran, tidak boleh ada bekas goresan kuas
atau cacat lainnya.
d. Tidak boleh ada kerusakan seperti : menjamur bidang permukaan,
terkelupas lapisan cat dan luntur warna aslinya.
8.3. Pekerjaan Water Proofing (Bila ada )
8.3.1. B a h a n :
Atap beton menggunakan setara jenis “Coating”. Lapisan screed dari
campuran 1 pc : 4 ps, tebal maksimum 3 cm, sedang penutup akhir
waterproofing acces floor dari plesteran kedap air ( 1 pc : 2 ps ).
Kontraktor harus memberikan contoh bahan, tiap jenis penggunaan water
proofing terlebih dahulu kepada direksi pekerjaan untuk mendapatkan
persetujuan.
8.3.2. Pelaksanaan :
Contoh bidang pasang water proofing :
Kontraktor harus membuat contoh bidang pasang Waterproofing terlebih
dahulu, kemudian setelah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, pekerjaan pasang
Waterproofing harus dilanjutkan sesuai dengan contoh.
Persiapan pada bidang yang akan dipasang water proofing :
Semua bidang pasang harus bersih dari kotoran-kotoran/ debu dan
telah diadakan perbaikan hingga mendapatkan permukaan yang kedap air.

Pasang Waterproofing :
Water proofing sesuai jenisnya dipasang mengikuti petunjuk pabrik dan
dikerjakan oleh tenaga kerja terampil dan memiliki sertifikasi.
8.3.3. Hasil akhir yang dikehendaki :

12
P a g e | 12
Bidang pasang water proofing rata atau tidak bergelombang dan tidak cacat.
Bidang yang dilapisi waterproofing tidak bocor dan plesteran tidak retak.
Setiap penggunaan waterproofing harus mendapatkan garansi minimal
selama 10 (sepuluh) tahun dari pabrik pembuatnya.

9. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


9.1. Ketentuan Umum
9.1.1. Pekerjaan yang harus dilaksanakan meliputi penyediaan tenaga kerja,
peralatan kerja dan material serta melaksanakan seluruh pekerjaan
sistem listrik hingga beroperasi sempurna.
9.1.2. Gambar dan spesifikasi merupakan bagian yang salir melengkapi dan
bersifat mengikat.
9.1.3. Pekerjaan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh (sub kontraktor) yang
mempunyai pekerja yang cukup dan berpengalaman dalam bidangnya,
serta perusahaan memiliki SIKA dan SPI dari PLN
9.1.4. Pedoman dasar pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik dan pemakain
bahan adalah peraturan umum instalasi (PUIL 1987), peraturan PLN,
Standar PLN, SII dan peraturan yang berlaku di daerah setempat.
9.2. Lingkup pekerjaan
9.2.1. Pengadaan dan pemasangan instalasi listrik penerangan dan kontak-
kontak serta fixtures, secara lengkap dan berfungsi didalam maupun yang
diluar bangunan
9.2.2. Pengadaan dan pemasangan kabel feeder untuk panel distribusi maupun
sub panelnya.
9.2.3. Hubungan pentanahan seluruh sistem instalasi listrik sesuai peraturan
yang berlaku.
9.2.4. Pengujian sistem instalasi listrik sesuai dengan peraturan, sampai
dinyatakan baik secara tertulis.
9.3. Koordinasi Pekerjaan
Untuk kelancaran pekerjaan harus diadakan dari seluruh bagian yang terlibat
dalam proyek.

9.4. Material
9.4.1. Material yang digunakan harus baru, bermutu baik dan sesuai spesifikasi
yang telah ditentukan.

13
P a g e | 13
9.4.2. Kontraktor harus menyerahkan contoh material yang akan dipasang
untuk mendapatkan persetujuan dari : Pemberi tugas / 9.5. Shop
Drawing
Sebelum pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus menyerahkan shop
drawing untuk disetujuai Pengawas termasuk katalog / data dan literatur
serta uraian tentang sistim teknisnya.
9.5. Substitusi.
Bila material ditentukan mereknya pada penawaran maka kontraktor harus
memenuhi, hanya dapat diganti merk lain atas persetujuan Pemberi tugas.
9.6. Proteksi
Seluruh material dan peralatan harus diproteksi secara sempurna sebelum,
selama dan sesudah pemasangan, Kontraktor bertanggung jawab atas
kerusakan akibat cara proteksi yang tidak sempurna.
9.7. As Installed Drawing
Kontraktor harus membuat secara lengkap secara gambar yang sebenarnya dari
seluruh pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk diserahkan kepada Pemberi
Tugas setelah disetujui oleh Pengawas, sebanyak 3 ( tiga ) set ( As Build
Drawing ).
9.8. Pengujian
9.8.1. Kontraktor harus melaksanakan pengujian / pengetesan dan percobaan
seperti operasi sesungguhnya dari sistem instalasi listrik. Peralatan yang
mengalami kerusakan/cacat harus diganti/diperbaiki dan percobaan ulang.
9.8.2. Sebelum instalasi diberikan beban arus, harus diadakan pengujian tahanan
isolasi di merger.
9.8.3. Seluruh instalasi harus balancing antara phase R,S dan T menjadi
seimbang.
9.8.4. Seluruh hasil pengujian harus secara tertulis dan disaksikan oleh
Pengawas serta diketahui oleh pemberi tugas.
9.9. Peraturan Hak Patent.
Pemilik proyek terbebas dari klaim/tuntutan biaya sehubungan dengan merk
dagang atau hak cipta material yang digunakan pada proyek ini. Hal ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

9.10. Gambar
Gambar perencanaan menunjukan kapasitas, jumlah dan perletakan serta
spesifikasi, kontraktor wajib memeriksa kemungkinan adanya
kesalahan/ketidakcocokan pada gambar

14
P a g e | 14
dan bila terdapat hal tersebut, Kontraktor harus segera memberitahukan kepada
Pemberi tugas.
10. SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI
10.1. Panel
Menggunakan type plat. Spesifikasi yang harus diperhatikan dalam pemasangan
panel distribusi dan sub panelnya adalah sebagai berikut :
1. Input panel diambil dari panel utama dengan menggunakan kabel feeder
dengan ukuran yang sesuai dengan kapasitas panel. Jenis kabel digunakan
adalah NYY setara Supreme.
2. Panel untuk outputnya menggunakan grounding. Kabel grounding
menggunakan kabel BC.
3. Setiap penyambungan harus menggunakan sepatu kabel.
4. MCB yang digunakan setara merk MG ( Merlin Gerin ).
10.2. Instalasi Stop Kontrak
Adalah instalasi yang sumbernya dari listrik PLN, dalam pekerjaanya harus
memenuhi spesifikasi sebagai berikut :
1. Kabel yang digunakan setara Merk Supreme yang lulus satandar LMK /
PLN.Ukuran kabel 3 x 2, 5 mm dan jenis kabel yang digunakan adalah NYM.
Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC
yang khusus untuk listrik dan harus didalam kotak penyambungan atau yang
disebut Tee Dus.
2. Setiap saluran kabel dalam bangunan atau plafon dilindungi dengan pipa
conduit diameter minimum 5/8 ” setara mer Clipsal.
3. Semua pemasangan instalasi kabel ” inbow ” tertanam dalam dinding.
4. Stop kontak dinding ( inbow ) satu lobang setara merk Clipsal, warna
disesuaikan.
5. Penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan
khusus, setiap group maksimal terdiri dari 5 stop kontak.
10.3. Instalasi Penerangan
Instalasi yang diperuntukan bagi penerangan lampu pada ekterior maupun
interior dalam pemasangannya harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut :
1. Kabel yang digunakan setara Merk Supreme yang lulus satandar LMK / PLN.
Ukuran kabel 3 x 2, 5 mm dan jenis kabel yang digunakan adalah NYM.
Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC
yang khusus untuk listrik dan harus didalam kotak penyambungan atau yang
disebut Tee Dus
2. Setiap saluran kabel dalam bangunan atau plafon dilindungi dengan pipa
conduit diameter minimum 5/8 ” setara mer Clipsal.

15
P a g e | 15
3. Semua pemasangan instalasi kabel ” inbow ” tertanam dalam dinding.
4. Saklar dinding ( inbow ) satu lobang setara merk Clipsal, warna disesuaikan.
5. Penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan
khusus, setiap group maksimal terdiri dari 12 saklar.
10.4. Armature Lampu
10.4.1. Armature lampu penerangan yang dipasang harus memenuhi spesifikasi
sebagai berikut :
a.Housing Lampu : Artolite
b.Armature lampu : Philips
c.Komponen : Philips.
10.4.2. Armature lampu yang digunakan dimana penempatannya disesuaikan
dengan petunjuk gambar.

11. PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN.


11.1. Perselisihan :
a. Bila terdapat perselisihan antara Pelaksana dengan Direksi atas suatu
bahan bangunan maka Direksi harus meminta pelaksana untuk
mengambil contoh bahan yang dipertentangkan untuk dikirim ke
laboratorium pemeriksaan bahan bangunan.
b. Semua biaya untuk pemeriksaan bahan - bahan bangunan menjadi
tanggungan pelaksana
c. Contoh bahan yang sudah disetujui Direksi digunakan sebagai standar
bahan-bahan yang akan digunakan selanjutnya.
11.2. Hasil Pemeriksaan :
Sementara masih diadakan pemeriksaan bahan-bahan di laboratorium,
pekerjaan boleh berjalan terus dengan catatan, apabila ternyata bahan
yang dipermasalahkan tidak memenuhi persyaratan dimana pekerjaan
harus dibongkar kembali dan diganti dengan bahan yang disetujui oleh
Direksi.

12. P E N U T U P.
Perbedaan Pengertian :
1. Hal - hal yang tidak tercantum dalam rencana kerja dan syarat - syarat
ini, pada uraian pekerjaan dan bahan - bahan tidak dinyatakan dengan
kata - kata “ Harus dipasang, dibuat, dilaksanakan dan disediakan oleh
Pelaksana ( Dalam Hal ini Pemborong ) “ tetapi bila mana pekerjaan -
pekerjaan bahan-bahan tersebut nyata adalah menjadi bagian dari
pekerjaan pelaksana, maka pernyataan tersebut dianggap dimuat dalam

16
P a g e | 16
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat ( RKS ) ini, dan bukan sebagai pekerjaan
lebih.
2. Pelaksana sebelum penyerahan pekerjaan :
Wajib mengadakan pembersihan dan perapian dan perbaikan - perbaikan
dilapangan sampai mendapat persetujuan Direksi dan Pemimpin Kegiatan.
3. Gambar – gambar :
3.1. Semua gambar - gambar kerja yang dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan ini supaya mendapat persetujuan dari Direksi.
3.2. Persetujuan atas gambar - gambar tersebut harus disahkan dan ditanda
tangani.
3.3. Gambar - gambar hasil pelaksanaan (Asbuilt drawing) dan perhitungan
- perhitungan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dibuat
oleh Kontraktor secepatnya sebelum pekerjaan penyerahan tahap
pertama dan disyahkan oleh Direksi.

Menyetujui : Singaraja, 08 April 2019


Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Konsultan Perencana
CV. RUSMA IINDAH

I Made Sugihantara, ST
Nip : 19800612 201001 1 025
I Gede Rustiawan, ST
Direktur
Menyetujui :
Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau

Putu Setyawati, ST.,MT.


NIP : 19730114 200003 2 005

17
P a g e | 17

Anda mungkin juga menyukai