Anda di halaman 1dari 7

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN PROYEK : LINGKUP PEKERJAAN Ada pun yang menjadi ruang lingkup pekerjaan
adalah sebagai berikut :

A. Pekerjaan Persiapan

B. Pekerjaan Lantai

I. Pekerjaan Tanah dan Pondasi

II. Pekerjaan Beton Bertulang

III. Pekerjaan Pasangan dan Plasteran

IV. Pekerjaan Lantai V. Pekerjaan Atap dan Plafond

VI. Pekerjaan pintu, Jendela dan Kunci

VII. Pekerjaan Pengecatan

VIII. Pekerjaan Instalasi Listrik

C. Pekerjaan lantai II

I. Pekerjaan Beton Bertulang

II. Pekerjaan Pasangan dan Plasteran

III. Pekerjaan Lantai

IV. Pekerjaan Atap dan Plafond

V. Pekerjaan Pintu, Jendela dan Kunci

VI. Pekerjaan Pengecetan

VII. Pekerjaan Instalasi Listrik

D. Pekerjaan Lain-Lain

A. Pekerjaan Persiapan

1. Segala sesuatunya menyangkut kelancaran pekerjaan palaksanaan harus telah disiapkan di


lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan.

2. Pembersihan lokasi yang menjadi dudukan bangunan dengan membuang lapisan top soil
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan

3. Pemasangan bouwplank yang menandakan tempat bangunan, dan juga menjadi acuan as
bangunan pada waktu pelaksanaan

4. Pemasangan papan nama proyek dengan mencantumkan nama pekerjaan, lokasi, sumber
dana, tahun anggaran, konsultan perencana, konsultan pengawas serta kontraktor pelaksana
( bila diperlukan)

5. Jadwal terinci, Time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja,serta kelengkapan
administrasi lapangan harus disiapkan sebelum memulai pekerjaan.

6. Demi kelancaran kegiatan sebelumnya kontraktor harus memperhatikan penempatan


bahan / material dan lalu lintas.

B. Pekerjaan Lantai I PEKERJAAN STRUKTUR


I. Pekerjaan Tanah dan Pondasi dan Foot plaat

a. Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui
ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.

b. Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5 :1 untuk jenis tanah yang
kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1 : 10 atau
dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi.

c. dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras dengan
daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2 d. bila tanah dasar masih jelek, dengan daya
dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai
kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2.

e. Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar
tukang lebih leluasa bekerjanya

f. Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar
tidak mengganggu pekerjaan.

g. Seluruh pekerjaan tanah dan pondasi ini harus sesuai dengan gambar kerja dan RKS

II.Pekerjaan Beton Bertulang

a. Semen. Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun 1972 dan memenuhi S - 400
menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun
1972). Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak
diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran. Penyimpanan harus sedemikian rupa
sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen
baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat
dilakukan menurut urutan pengiriman.

b. Pasir Beton Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan
syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI T-15.1919.03.

c. Kerikil Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03. Penimbunan kerikil dengan pasir
harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan
beton dengan komposisi material yang tepat.

d. Air Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum

e. Besi Beton Besi beton yang digunakan adalah sesuai dengan gambar bestek dengan mutu
baja polos BJTP 24 dengan tegangan leleh fy = 240 Mpa. Daya lekat baja tulangan harus dijaga
dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan
tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Besi beton digunakan pada pondasi tapak, sloof, kolom, ring balok, dan ditempat yang
menggunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana. Membengkok dan meluruskan
tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas 1.1
Komposisi/Campuran Beton/Mutu Beton a. Komposisi/Campuran beton yang digunakan adalah
sesuai sepsifikasi yaitu : beton mutu K225 dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr, atau sesuai
dengan gambar kerja. Mutu beton yang digunakan adalah berdasarkan pada Mix Design dari
laboratorium yang disepakati antara Kontraktor dan Pengendali Kegiatan, Kecuali ditentukan
lain, maka sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03.. Untuk lantai kerja
menggunakan beton mutu K-100. b. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada
Direksi/Konsultan Pengawas apabila ada perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi
dan gambar arsitektur. c. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, yaitu:
Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan. Tidak terjadi perbedaan waktu
pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump
untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi SK SNI T1.2 Cetakan dan Acuan Beton Bahan
yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi
mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar
rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-
ketentuan didalam SK SNI T-15.1919.03. 1.3 Pengecoran a. Pengecoran beton hanya dapat
dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi/Konsultan Pengawas. Selama pengecoran
berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai
ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak
membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat b. Apabila pengecoran beton harus
dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras
harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang memperlambat proses
pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian
yang lebih tinggi dari 1,5 m. 1.4 Perawatan Beton a. Beton yang sudah dicor harus dijaga agar
tidak kehilangan kelembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan
tersebut ditetapkan cara sebagai berikut: Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa
basah sebagai penutup beton. Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil,
permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan
beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya menurut perintah Direksi/Konsultan Pengawas. Untuk selanjutnya diganti atau
diperbaiki segera atas resiko b. Semua beton yang dimintakan untuk pekerjaan dalam spesifikasi
ini sudah tercakup dalam harga yang ditawarkan dalam Daftar Volume Pekerjaan, harga satuan
yang ditawarkan untuk pekerjaan ini mencakup biaya-biaya bekisting, air, pasir, kerikil, semen,
pemeliharaan, pengujian beton, serta semua pekerjaan-pekerjaan lainnya sesuai dengan
persyaratan dan keperluan yang termaksud diatas. III. Pekerjaan Pasangan dan Plasteran
Pekerjaan dinding mempunyai 2 (dua) macam campuran, yaitu : capuran 1 Pc : 2 Ps dan
campuran 1 Pc : 4 Ps a. Pasangan batu bata dinding keliling bangunan dipasang ½ batu, dinding
dimulai dari permukaan sloof hingga peil 20 cm diatas permukaan lantai dipasang bata ttrasram
½ bata dengan campuran 1 semen banding 2 pasir. Untuk dinding kamar mandi/toilet dipasang
batu bata transram 1 Pc : 2 Ps setinggi 1,5 meter dari permukaan lantai. Sedangkan dinding
lainnya dipasang pasangan bata bata 1Pc : 4Ps dengan campuran 1 semen banding 4 pasir
sesuai b. Semua pasangan batu bata sebelum dikerjakan terlebih dahulu direndam dalam air
hingga c. Seluruh bata yang digunakan bermutu baik, bentuk seragam, siku dengan tekstur yang
sama, warna merah tua, tanpa retak, tahan terhadap air dan tidak rapuh. d. Adukan pasangan
harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang memenuhi syarat. Mencampur
semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat
campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya,
tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru. e. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan
oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar, dengan syarat : Semua pasangan dinding harus
rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan Pengukuran pasangan benang antara
satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai. f.
Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang bata.
Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan g.
Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak
bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar
diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding. h. Lubang untuk
alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibuat pahatan secukupnya pada
pasangan bata (sebelum diplester ). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup
dengan adukan plasteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama
dengan plasteran seluruh bidang tembok. i. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka,
selama waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok
dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi
perawatan dengan cara membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah
pemasangannya. Pekerjaan plesteran mempunyai 2 (dua) macam campuran, yaitu : capuran 1
Pc : 2 Ps dan campuran 1 Pc : 4 Ps a. Plesteran 1 Pc : 2 Ps dengan campuran 1 semen Banding 2
Pasir dilakukan pada pasangan bata 1 Pc : 2 Ps, sedangkan Plesteran 1 Pc : 4 Ps dengan
campuran 1 semen Banding 4 Pasir dilakukan pada pasangan bata 1 Pc : 4 Ps b. Pekerjaan
plesteran yang lainnya dilakukan pada permukaan beton, kolom, sloof, dan ring balk atau sesuai
dengan gambar atau petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas. c. Sebelum pekerjaan plesteran
dimulai, pada bidang-bidang dinding yang akan diplester harus disiram, dibasahi dengan air
bersih, bebas dari kotoran dan lain-lain atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas, permukaan plesteran harus rapid an rata. d. Pekerjaan plesteran dilakukan pasir
yang halus dengan permukaan yang rapi dan tidak bergelombang. IV. Pekerjaan Lantai 1. Pada
saat membeli keramik dari toko material sebelumnya dipisahkan dahulu keramik yang sewarna,
meskipun dengan type keramik yang sama, jika waktu pembakarannya berbeda akan
meyebabkan perbedaan warna hal ini akan menggurangi keindahan pasangan keramik. 2.
Granite mempuyai ukuran kualitas yang biasa disimbolkan dengan KW 1 3. Untuk jenis granite
tertentu biasanya direndam sampai basah jenuh, sehingga dalam proses pemasangan nantinya
tidak meyerap air semen. 4. Meyelesaikan pekerjaan pipa yang akan ditanam didalam keramik,
agar nantinya tidak terjdi bongkar pasang. 5. Menggukur ruangan yang akan dipasang keramik.
6. Membuat gambar kerja pasangan keramik bedasarkan hasil pengukuran sehingga dapat
ditentukan pemotongan lebar rencana las-lasan pada pinggir ruangan. 7. Membuat garis bantu
kedataran dan ketegakan dengan benang ukur. 8. Membuat kepalaan keramik bedasarkan
ukuran gambar kerja yang sudah dibuat. 9. Memasang keramik. 10. Memasang nuk keramik. V.
Pekerjaan Atap dan Plafond Untuk pekerjaan atap pada lantai I ini kontraktor harus membaca
gambar kerja dan spesifikasi yang diinginkan sebagaimana yang tertuang dalam RKS dan RAB.
Adapun yang menjadi pekerjaan pokok pada pekerjaan atap dan plafond di lantai I adalah
sebagai berikut : § Rangka kuda-kuda kremona gavalum § Gording § Lisplank kayu 2/20 cm
canopy § Penutup atap VI. Pekerjaan Pintu, Jendela dan kunci Kayu kusen yang digunakan
adalah dari kayu klas kuat I dengan ukuran sesuai dengan gambar bestek. Daun pintu dan daun
jendela digunakan kayu klas kuat I sesuai dengan gambar bestek/gambar kerja. VII. Pekerjaan
Pengecatan Pekerjaan pengecatan digunakan untuk pengecatan dinding tembok dan plafond
Plywood serta pengecatan bidang kayu. Pengecatan meliputi seluruh permukaan dinding
sebelah dalam dan sebelah luar tembok. Cat yang digunakan adalah cat tembok jadi, berkualitas
baik sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Sebelum pengecatan dimulai, permukaan
dinding yang akan dicat harus dibersihkan, sisa-sisa tonjolan spesi bekas pemasangan bata
harus diratakan, lubang-lubang yang ada harus ditutup dan diplamir pada bagian tertentu di
amplas sehingga permukaan dinding yang akan dicat benar-benar rata. Warna cat yang
diinginkan adalah sesuai dengan petunjuk RKS atau petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
Semua permukaan pengecatan harus rata dan semua ketebalan yang sama dengan 3 kali
pengulangan pengecatan. Semua permukaan baik beton dan kayu sebelum dicat didempul atau
digosok dengan kertas amplas. Pencampuran kekentalan cat, baik cat tembok maupun cat kilat
kayu disesuaikan dengan arahan pabrik atau petunjuk direksi/konsultan pengawas. Sebelum
dilakukan pelaksanaan pekerjaan, kontraktor akan menunjukan contoh warna dan VIII.
Pekerjaan Instalasi Listrik Pekerjaan ini dilakukan terutama memasang pipa-pipa kabel listrik
yang ditanam didalam beton, kabel yang dipakai adal NYa 3 x 2.5 mm, dilakukan pemasangan
pitting, baik sakelar, stop kontak, dan titik api, serta instalasi jaringan baik didalam pipa maupun
di atas plafon. Pemasangan jaringan listrik mengikuti petunjuk pemasangan dari PLN. C.
Pekerjaan Lantai II I. Pekerjaan Beton Bertulang a. Semen. Digunakan Portland Cement jenis I
menurut NI - 8 tahun 1972 dan memenuhi S - 400 menurut Standar Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972). Semen yang telah mengeras
sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya
sebagai bahan campuran. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat
yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan
30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari
semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat b. Pasir cor Pasir cor harus berupa
butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta
memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam
SK SNI T-15.1919.03. c. Kerikil / koral/ split Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu
baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI T-
15.1919.03. Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material
tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
d. Air Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum e. Besi Beton Besi beton yang
digunakan adalah sesuai dengan gambar bestek dengan mutu baja polos BJTP 24 dengan
tegangan leleh fy = 240 Mpa. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak,
karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan
tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Besi beton digunakan pada
pondasi tapak, sloof, kolom, ring balok, dan ditempat yang menggunakan beton bertulang
sesuai dengan gambar rencana. Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam
keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus
diminta persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas 1.1 Komposisi/Campuran Beton/Mutu Beton
a. Komposisi/Campuran beton yang digunakan adalah sesuai sepsifikasi yaitu : beton mutu K225
dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr, atau sesuai dengan gambar kerja. Mutu beton yang
digunakan adalah berdasarkan pada Mix Design dari laboratorium yang disepakati antara
Kontraktor dan Pengendali Kegiatan, Kecuali ditentukan lain, maka sebagai pedoman tetap
dipakai SK SNI T-15.1919.03. b. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada
Direksi/Konsultan Pengawas apabila ada perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi
dan gambar arsitektur. c. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, yaitu:
Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan. Tidak terjadi perbedaan waktu
pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump
untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi SK SNI T1.2Cetakan dan Acuan Beton Bahan
yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi
mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar
rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-
ketentuan didalam SK SNI T-15.1919.03. 1.3 Pengecorann a. Pengecoran beton hanya dapat
dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi/Konsultan Pengawas. Selama pengecoran
berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai
ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak
membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat b. Apabila pengecoran beton harus
dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras
harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang memperlambat proses
pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian
yang lebih tinggi dari 1,5 m. 1.4 Perawatan Beton a. Beton yang sudah dicor harus dijaga agar
tidak kehilangan kelembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan
tersebut ditetapkan cara sebagai berikut: Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa
basah sebagai penutup beton. Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil,
permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan
beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya menurut perintah Direksi/Konsultan Pengawas. Untuk selanjutnya diganti atau
diperbaiki segera atas resiko b. Semua beton yang dimintakan untuk pekerjaan dalam spesifikasi
ini sudah tercakup dalam harga yang ditawarkan dalam Daftar Volume Pekerjaan, harga satuan
yang ditawarkan untuk pekerjaan ini mencakup biaya-biaya bekisting, air, pasir, kerikil, semen,
pemeliharaan, pengujian beton, serta semua pekerjaan-pekerjaan lainnya sesuai dengan
persyaratan dan II. Pekerjaan Beton Bertulang Pekerjaan dinding mempunyai 2 (dua) macam
campuran, yaitu : capuran 1 Pc : 2 Ps dan campuran 1 Pc : 4 Ps a. Pasangan batu bata dinding
keliling bangunan dipasang ½ batu, dinding dimulai dari permukaan sloof hingga peil 20 cm
diatas permukaan lantai dipasang bata ttrasram ½ bata dengan campuran 1 semen banding 2
pasir. Untuk dinding kamar mandi/toilet dipasang batu bata transram 1 Pc : 2 Ps setinggi 1,5
meter dari permukaan lantai. Sedangkan dinding lainnya dipasang pasangan bata bata 1Pc : 4Ps
dengan campuran 1 semen banding 4 pasir sesuai b. Semua pasangan batu bata sebelum
dikerjakan terlebih dahulu direndam dalam air hingga c. Seluruh bata yang digunakan bermutu
baik, bentuk seragam, siku dengan tekstur yang sama, warna merah tua, tanpa retak, tahan
terhadap air dan tidak rapuh. d. Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam
bak kayu yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering
yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering
akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.
e. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar, dengan
syarat : Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan
dengan Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi
30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai. f. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata
diatasnya harus berbeda setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan
ditengah pasangan bata, kecuali pasangan g. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus
dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari.
Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya
disesuaikan dengan tebal dinding. h. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam
didalam dinding, harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester ).
Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plasteran yang
dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plasteran seluruh bidang
tembok. i. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus
diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup yang
sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara
membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya. Pekerjaan
plesteran mempunyai 2 (dua) macam campuran, yaitu : capuran 1 Pc : 2 Ps dan campuran 1 Pc :
4 Ps a. Plesteran 1 Pc : 2 Ps dengan campuran 1 semen Banding 2 Pasir dilakukan pada pasangan
bata 1 Pc : 2 Ps, sedangkan Plesteran 1 Pc : 4 Ps dengan campuran 1 semen Banding 4 Pasir
dilakukan pada pasangan bata 1 Pc : 4 Ps b. Pekerjaan plesteran yang lainnya dilakukan pada
permukaan beton, kolom, sloof, dan ring balk atau sesuai dengan gambar atau petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas. c. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, pada bidang-bidang
dinding yang akan diplester harus disiram, dibasahi dengan air bersih, bebas dari kotoran dan
lain-lain atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas, permukaan plesteran harus
rapid an rata. d. Pekerjaan plesteran dilakukan pasir yang halus dengan permukaan yang rapi
dan tidak bergelombang. III. Pekerjaan Lantai 1. Pada saat membeli keramik dari toko material
sebelumnya dipisahkan dahulu keramik yang sewarna, meskipun dengan type keramik yang
sama, jika waktu pembakarannya berbeda akan meyebabkan perbedaan warna hal ini akan
menggurangi keindahan pasangan keramik. 2. Keramik mempuyai ukuran kualitas yang biasa
disimbolkan dengan KW 1, KW 2, KW 3. KW 1 adalah keramik dengan kualitas terbaik disusul
dengan KW 2 dan KW 3. 3. Untuk jenis keramik tertentu biasanya direndam sampai basah
jenuh, sehingga dalam proses pemasangan nantinya tidak meyerap air semen. 4. Meyelesaikan
pekerjaan pipa yang akan ditanam didalam keramik, agar nantinya tidak terjdi bongkar pasang.
5. Menggukur ruagan yang akan dipasang keramik. 6. Membuat gambar kerja pasangan keramik
bedasarkan hasil pengukuran sehingga dapat ditentukan pemotongan lebar rencana las-lasan
pada pinggir ruangan. 7. Membuat garis bantu kedataran dan ketegakan dengan benang ukur.
8. Membuat kepalaan keramik bedasarkan ukuran gambar kerja yang sudah dibuat. 9.
Memasang keramik. 10. Memasang nuk keramik. IV. Pekerjaan Atap dan Plafond Metode
Pemasangan Atap adalah sebagai berikut : 1. Rangka kuda-kuda di pasang sesuai dengan
gambar. 2. Pemasangan antara reng dengan rangka kuda-kuda disesuaikan dengan bahan
penutup atap yang di pakai. Pemasangan reng biasanya bedasarkan tarikan benang diagonal,
virtikan dan horizontal untuk mendapatkan bidang atap yang rata. 3. Pemasagan lispank lurus,
rata tidak bergelombang dan benar-benar horizontal sesuai dengan gambar. 4. Pemasagan seng
genteng harus dari kanan bawah. Metode Pemasangan Plafond adalah sebagai berikut: 1.
Tentukan Marking Elevasi Plafon dan buat garis sipatan serta titik-titik paku kait. 2. Pasang Paku
Kait 3. Pasang Penggantung Rangka Plafon ( Hanger dan Clip Adjuster) dengan posisi tegak lurus.
4. Pasang Rangka Tepi Plafon ( list profil) sebagai list tepi pada garis sipatan 5. Tentukan jarak
penempatan Kait Penggantung. 6. Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan
dan ketinggian rangka plafon. 7. Pasang Rangka Utama (Top Cross Rail) 8. Pasang Rangka
Pembagi 9. Pasang plafond dengan spesifikasi material yang telah ditentukan pada gambar
kerja, RKS dan RAB V. Pekerjaan Pintu, Jendela dan Kunci Kayu kusen yang digunakan adalah
dari kayu klas kuat I dengan ukuran sesuai dengan gambar bestek. Daun pintu dan daun jendela
digunakan kayu klas kuat I sesuai dengan VI. Pekerjaan Pengecetan Pekerjaan pengecatan
digunakan untuk pengecatan dinding tembok dan plafond Plywood serta pengecatan bidang
kayu. Pengecatan meliputi seluruh permukaan dinding sebelah dalam dan sebelah luar tembok.
Cat yang digunakan adalah cat tembok jadi, berkualitas baik sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan. Sebelum pengecatan dimulai, permukaan dinding yang akan dicat harus
dibersihkan, sisa-sisa tonjolan spesi bekas pemasangan bata harus diratakan, lubang-lubang
yang ada harus ditutup dan diplamir pada bagian tertentu di amplas sehingga permukaan
dinding yang akan dicat benar-benar rata. Warna cat yang diinginkan adalah sesuai dengan
petunjuk RKS atau petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas. Semua permukaan pengecatan harus
rata dan semua ketebalan yang sama dengan 3 kali pengulangan pengecatan. Semua
permukaan baik beton dan kayu sebelum dicat didempul atau digosok dengan kertas amplas.
Pencampuran kekentalan cat, baik cat tembok maupun cat kilat kayu disesuaikan dengan
arahan pabrik atau petunjuk direksi/konsultan pengawas. Sebelum dilakukan pelaksanaan
pekerjaan, kontraktor akan menunjukan contoh warna dan VII. Pekerjaan Instalasi Listrik
Pekerjaan ini dilakukan terutama memasang pipa-pipa kabel listrik yang ditanam didalam beton,
kabel yang dipakai adal NYa 3 x 2.5 mm, dilakukan pemasangan pitting, baik sakelar, stop
kontak, dan titik api, serta instalasi jaringan baik didalam pipa maupun di atas plafon.
Pemasangan jaringan listrik mengikuti petunjuk pemasangan dari PLN. D. Pekerjaan Lain-lain
Sebelum diadakan Serah Terima-1 (Pertama) Pekerjaan, Kontraktor pelaksana wajib
membersihkan semua bagian Pekerjaan, terutama pada atap, lantai dinding, pintu/jendela,
plafond dan lain-lain. Kontraktor Pelaksana juga harus membersihkan barang bekas/peralatan
yang diperlukan. Semua sisa materialyang digunakan lagi harus dibawa ke luar dari lingkungan
pekerjaan, sehingga halaman benar-benar bersih dan rapih.

Anda mungkin juga menyukai