Anda di halaman 1dari 9

SPESIFIKASI TEKNIK

Pasal 1
PROYEK

Pembangunan Pagar SDN 2 Peutow Kec. Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur

Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana berkewajiban :
1. Membersihkan halaman pekerjaan dari segala kotoran/sampah dan akar-akar besi.
2. Mengadakan air untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan. Air harus memenuhi syarat-syarat yang diperlukan
masing-masig pekerjaan yang bersangkutan.
3. Membuat gudang-gudang, los kereja dan kator Direksi.
4. Membuat papan nama proyek dari paapan dilapis seng dengan ukuran 200 x 100 m. Didirikan tegak diatas
besi 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan di tempat yag mudah dilihat.

Papan nama proyek berisikan :

 Nama Pekerjaan
 Tanggal permulaan dan akhir pelaksanaan pekerjaan.
 Besar Nilai Kontrak.
 Nama (Badan) Sumber Dana.

Pasal 3
UKURAN-UKURAN

1. Ukuran-ukuran patok dan ukuran tinggi telah ditetapkan dalam gambar dan dijelaskandalam gambar detail.
kuran-ukuran dalam gambar tersebut adalah ukuran setelah pekerjaan selesai dikerjakan.
2. Peil ketinggian lantai (+/- 0,00) diambil sesuai dengan ketetapan dalam gambar, ukuran tersebut merupakan
perhitungan rata-rata diatas tanah berkontur (tingginya sesuai dengan lantai bangunan yang telah ada).
Penentuan peil ini akan dilakukan oleh Direksi bersama sama dengan kontraktor. Selanjutnya peil ini harus
merupakan dasar tiap ukuran tinggi/rendah dan horizontal.
3. Penentuan titik-titik ketinggian bangunan dilakukan dengan selang air ukuran 1/4 ", sedangkan untuk sudut
siku-siku dilakukan dengan benang secara azas dalil pythagoras.

Pasal 4
GUDANG/DIREKSI KEET

1. Untuk keperluan, kelancaran dan tempat tinggal pekerja kontraktor diharuskan untuk membuat Direksi keet,
pondok kerja dan gudang tempat penyimpanan bahan (KEET).
2. Bangunan keet ini dibuat secara sederhana sehingga pada waktu bangunan selesai dikerjakan memudahkan
pembongkarannya.
3. Untuk memudahkan pengawasan pada bangunan keet ini disediakan dan dilengkapi dengan peralatan Direksi
Keet, seperti meja tulis, kursi dan peralatan lainnya.
4. Letak bangunan keet ini disesuaikan dengan siatuasi tempat, agar sirkulasi pekerjaan tidak saling
menghambat.

Pasal 5
PEMASANGAN BOUWPLANK

1. Lingkup pekerjaan
Meliputi seluruh keliling bangunan.
2. Persyaratan bahan
Bahan dari besi yang cukup kuat, dengan ukuran untuk patok 5/7 cm dan untuk papan 2/18 cm.
3. Pedoman pelaksanaan
 Papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya
 Harus benar-benar water pas (timbang air) dan sudut-sudutnya harus siku
 Bouwplank harus terpasang kuat.
 Setelah bouwplank terpasang harus diminta persetujuan tertulis Direksi, agar pekerjaan selanjutnya dapat
segera dilaksanakan.

Pasal 6
PEKERJAAN TANAH/URUGAN

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Tanah terdiri dari:
 Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi).
 Timbunan kembali galian tanah pondasi.
 Timbunan tanah dan pasir bawah pondasi.
 Perataan tanah sekeliling bangunan.

2. Persyaratan bahan
Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi. Untuk timbunan bawah lantai
digunakan tanah urug dan pasir urug kualitas baik. Tanah timbunan dan pasir urug harus bersih dari kotoran-
kotoran dan akar-akar besi, serta sampah lainnya.
3. Pedoman pelaksanaan
a. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai
diperiksa dan disetujui Direksi. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik,
telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka kontraktor secepatnya memberitahukan kepada Direksi
atau instansi yang berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab
sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut.
b. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar, maka kontraktor harus
mengisi kelebihan galian tersebut dengan bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.
c. Pengurugan bekas galian pondasi diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm.
Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah
lapisan pertama padat, ditimbun dengan lapisan berikutnya dan dipadatkan kembali seperti diatas.
Demikian seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi tetutup kembali.
d. Pengurugan dengan tanah timbun dibawah lantai dilakukan lapis demi lapis hingga ketebalan yang di
tentukan dibawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan-lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat
maksimal 10 cm perlapisan.
e. Dibawah lantai setebal 5 cm diurug dengan pasir pasangan dan dipadatkan. Pengurugan dan pemadatan
ini dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk
pemadatan. Hasil akhir harus mendapat persetujuan Direksi atas kesempurnaan pengurugan dan
pemadatan.

Pasal 7
PEKERJAAN PONDASI

1. Lingkup pekerjaan
Meliputi seluruh pengerjaan lantai kerja, pondasi pasangan batu kali/batu pecah dan beton bertulang, seperti
yang tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.

2. Persyaratan bahan
Seluruh bahan yang digunakan untuk pondasi harus memenuhi persyaratan yang diuraikan dalam pasal
beton/beton bertulang.
3. Pedoman pelaksanaan
a. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk as-as pondasi sesuai
dengan gambar konstruksi yang diminta persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.
b. Pelaksana wajib melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan gambar konstruksi dengan gambar
arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.
c. Dibawah dasar pondasi didasari dengan pasangan batu kosong (Aanstamping) setebal 10 cm.
d. Pondasi dibuat dari pasangan batu belah/kali dengan adukan 1Pc : 4 Ps.
e. Pedoman pelaksanaan, adukan harus memenuhi pedoman pada pasal beton.
Pasal 8
PEKERJAAN BETON/BETON BERTULANG

1. Pekerjaan beton bertulang


a. Kualitas yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah :
Mutu beton K100 untuk pekerjaan beton biasa
Mutu beton K200 untuk:
 Pondasi beton bertulang;
 Sloof beton bertulang;
 Kolom beton bertulang;
 Balok-balok beton bertulang;
 Plat beton bertulang.
b. Pelaksana harus memberikan/membuat kwalitas beton degan memperhatikan data-data pelaksanaan
sesuai petunjuk pengawas.
c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang disebut pasal 4.7 dan 4.9 PBI
1971 Mengingat bahwa Wc factor yang sesuai disini adalah sekitar 0,52-0,555, maka pemasukan bahan
adukan + kendala cetakan benda uji dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI-1971 tanpa menggunakan
penggetar. Pada masa-masa pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3
beton hingga dengan ceepat-cepat diperoleh 20 bnda uji yang pertama. Selanjutnya harus dibuat 2 buah
benda uji untuk setiap 5 m3 beton dengan minimum 2 buah benda uji setiap hari.
d. Pelaksana harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang dibuat. Laporan tersebut harus
dilengkapi dengan nilai karakteristik beton tersebut dan harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Laporan tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium dan harus dibuat rangkap 5 (lima).
e. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimal 5 Cm dan maksimal 12 Cm. Cara pengujian
slump adalah sebagai berikut : Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton
(bekisting). Cetakan beton dibawahkan dan ditempatkan di atas besi yang rata atau pelat beton. Cetakan
diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut diitusuk-tusuk 25 kali dengan besi 15
mm panjang 30 Cm dengan ujung yanng bulat (seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa
untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus yang
dibawahnya setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dana diukur
penurunannya (nilai slumpnya).
f. Jumlah semen minimal 375 Kg per m3 beton. Khusus pada atap, luifel, konsol, kamar mandi dan WC,
talang beton, dan lantai.
g. Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang sesuai dan disetujui Direksi / Konsultan
Pengawas atas biaya Pemborong.
h. Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang air, selama 7 (tujuh)
hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
i. Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur 3,7,14,21,2 hari
dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari prosentase kekuatan yang diminta pada 28 hari,
untuk lebih jelasnya lihat tabel 4.1.4 PBI-1971. Angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan
pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti yang ditentukan dalam PBI-1971.
j. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh adukan masuk
ke dalam mixer.
k. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang tidak
berakibat terjadinya pemisahan komponen-komponen beton.
l. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.
m. Minimal 2 (dua) hari sebelum pengecoran dilakukan Pemborong harus memberitahukan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas dan pengecoran baru dapat dilakukan setelah mendapat izin tertulis dari
Direksi/Konsultan Pengawas. Sebelum memberikan persetujuan pengecoran Direksi/Konsultan Pengawas
wajib memeriksa pembesian yag terpasang pada daerah yang akan di cor.
n. Diluar uraian diatas terhada tepat atau again lain dari pekerjaan yang memerlukan penggunaan beton
bukan sebagai struktur utama (misalnya : beton rabat) dapat dipakai campuran adukan 1 PC : 3 Psr : 5 Kr
yang dicetak dan dicor berdasar ketentuan PUBB (NI.3-1957) dan PBI (NI.2-1971).

2. Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Acuan/Bekisting


a. Penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam Gambar Kerja, harus meengikuti
pasal 6.5 PBI-1971. Siar-siar tersebut permukaannya harus dikasarkan dan harus dibasahi lebih dahulu
dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus mendapatkan
persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas. Apabila pengecoran terhenti lebih dari 1 jam maka
pengecoran berikutnya untuk daerah yag terhenti pengecorannya baru dapat dilakukan kembali dalam
waktu 24 jam kemudian dengan memperhatikan syarat-syarat tersebut di atas.
b. Pembongkaran Acuan/Bekisting sepajang tidak ditentukan lain dalam Gambar Kerja harus mengikuti pasal
5.8 PBI-1971. Pembongkaran Acuan/Bekisting baru dilakukan apabila bagian konstruksi dengan sistem
Acuan/Bekisting yang masih ada telah mecapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiiri dan
beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya. Kekuatan ini harus ditunjukkan dengan pemeriksaan
benda uji laboratorium dan denga perhitungan-perhitunga yang harus disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas. Pembongkaran baru dapat dilaksanakan apabila telah mendapatkan persetujuan tertulis dari
Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Pada bagian-bagian konstruksi dimana akan bekerja beban-beban yang lebih besar dari beton rencana
atau terjadi keadaan yang lebih membahayakan dari pada yang diperhitungkan, cuaca dari bagian
konstruksi tersebut tidak dapat dibongkar selama keadaan tersebut terus berlangsung.
d. Acuan/Bekisting balok dapat dibongkar setelah dari semua kolom-kolom penunjangnya telah dibongkar
cetakannya dan dari penglihatan ternyata baik hasil pengecorannya.

3. Pekerjaan Besi
Besi beton yang digunakan harus memenuhi kriteria mutu, besi dengan ukuran < Ø 14 mm digunakan U 24
dan besi dengan ukuran ≥ Ø 14 mm digunakan U 32.

Bending Schedule dan Pergantian Besi


a. Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera
pada Gambar Kerja. Sebelum dilakukan pemotongan besi beton, maka Pemborong harus membuat
“Bending Schedule” (rencana pembengkokan tulangan) untuk diajukan dan dimintakan persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas.
b. Dalam hal dimana berdasarka pengalaman pemborongan atau pendapatnya terdapat kekeliruan atau
kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yag ada, maka :
 Pemborong dapat menambahkan ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yag tertera dalam
Gambar Kerja. Secepatnya hal ini diberitahukan pada perencanaan konstruksi untuk informasi.
 Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai pekerjaan lebih, maka
penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari perencanaan
kostruksi.
 Jika diusulkan perubahan dari jalan/arah pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat dilakukan
degan persetujuan tertulis dari perencanaan konstruksi.
c. Jika pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yanng sesuai dengan yang ditetapkan dalam
Gambar Kerja, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan
catatan harus ada persetujuan tertulis dari Direksi/ Konsultan Pengawas.
d. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera
dalam Gambar Kerja (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas).
e. Pergantian tersebut boleh mengakibatka keruwettan pembesian ditempat tersebut atau didaerah
overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian pengetar.

f. Toleransi besi

Diameter, ukuran sisi


(jarak antara dua diameter
Variasi dalam berat
permukaan yang berlawanan)
Yang diperbolehkan Toleransi

Dibawah 10 mm +/- 7% +/- 0,4 mm

10 mm sampai 16 mm +/- 5% +/0,4 mm


(tapi tidak termasuk
diameter 16 mm)

16 mm sampai 28 mm +/- 4% +/- 0,3 mm


(tapi tidak termasuk
diameter 28 mm)
4. Perawatan Beton
a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
b. Persiapan perlindungan atas kemunngkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
c. Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran untuk mencegah
pengeringan bidang beton. Pembasahan terus menerus ini dilakukan anatara lain dengan menutupinya
dengan karunng-karung basah. Pada pelat-pelat atap pembasahan terus menerus dilakukan dengan
merendam atau (menggenanginya) dengan air.
d. Khusus untuk pelat lantai yag akan diberi lapisan waterproofing pembasahan terus menerus juga
berfungsi untuk memastikan bahwa pelat beton tidak mengalami kebocoran. Apabila terjadi kebocoran
maka pelat tersebut harus diperbaiki oleh Pemborong sampai disetujui oleh Direksi/Kosultan Pengawas.
e. Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh diganggu.
f. Tidak diperkenankan unntuk mempergunakan lantai yang belum cukup mengeras sebagai tempat
penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan unnntuk mengangkut bahan-bahan berat. Minimal 1 (satu)
minggu setelah pengecoran selesai, baru dapat dibebani untuk pekerjaan selanjutnya dengan syarat
Acuan/Bekisting lantai yanng dibebani tersebut tidak dibongkar dan untuk memulai pekerjaan tersebut
harus dengan persetujuan tertulis oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
g. Perawatan degan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan atau proses-proses lain
untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai setelah mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas.

5. Tanggung Jawab Pemborong


Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas
dan sesuai dengan gabar Kerja yang diberikan. Kehadiran Direksi/Konsultan Pengawas selaku wakil pemberi
tugas atau Kosultan Perencana yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/menegur atau memberi nasehat
tidaklah mengurangi taggung jawab.

6. Perbaikan Permukaan Beton


a. Pada proyek ini permukaan beton yang dihasilkan bukan merupakan hasil akhir yang tidak tidak
mengalami finishing arsitektur sehingga akan ada pekerjaan plasteran baik untuk balok, kolom dan pelat
lantai. Tapi apabila terjadi ketidak-sempurnaan dalam pengecoran sehingga terjadi keropos dan lain-lain
maka harus dilakukan hal-hal seperti langkah berikut ini.
b. Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran adukan semen (cement
mortar) setelah pembukaan Acuan/Bekisting, hanya boleh dilakukan setelah mendapatkan persetujuan
tertulis dan sepengetahuan Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Jika ketidak-sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang diharapkan dan
diterima Direksi/Konsultan Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali
atas biaya Pemborong.
d. Ketidak-sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak, ada gelembung
udara, keropos berlubang, tonjolan dan yag lainnya yag tidak sesuai dengan bentuk yang
diharapkan/diinginkan.

7. Bagian-bagian Yang Tertanam Dalam Beton


Pasangan angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
Dipergunakan juga tempat untuk klos-klos untuk kosen atau instalasi.

8. Bahan
a. Semen
 Digunakan Portland Cement jenis I (Tipe I) menurut NI-8 tahun 1975 dan memenuhi S-400 menurut
Standart Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI-8 tahun 1972). Merek
yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan terkecuali mendapat persetujuan dari
Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat diberikan dalam keadaan :
 Tiada stok dipasaran dari merk semen yang telah digunakan.
 Kontraktor memberikan data-data teknis bahwa mutu semen pengganti setaraf dengan mutu
semen yang telah dipakai.
 Semen yang mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen tidak diperkenankan
pemakaiannya sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat lembab agar semen tidak cepat
mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m.
Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen
dapat dilakuka menurut urutan pengiriman.
b. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan
sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum
dalam PBI –1971.
c. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai
yang disyaratkan dalam PBI-1971. Penimbunan pasir dengan kerikil harus dipisahkan agar kedua jenis
material tersebut tidak tercampur utuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan
organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya
dipakai air bersih yang dapat diminum.
e. Besi Beton
Besi beton yag digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik minimum
24 Kg/cm²) untuk ukuran < Ø14 mm dan baja sedang dengan mutu U-32 (tegangan leleh karakteristik
minimum 32 Kg/cm²) untuk ukuran ≥ Ø14 mm. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran,
lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh
tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok dan
meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong
tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat
dilakukan penukaran dengan diameter terdekat dengan catatan :
 Harus ada persetujuan Direksi.
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang
tertera dalam gambar (dalam hal ini dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan
penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong.

9. Cetakan dan acuan


Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi
mempunyai bentuk, ukuran batas-batas yang sesuai dengan yang ditunnjuk oleh gambar rencana dan uraian
pekerjaana. Pembuatan cetakan dan acuan harus mememenuhi ketentuan-ketentuan didalam pasaal 5.1
PBI-1971.

10. Mutu Beton


Mutu beton yang digunakan adalah perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.

11. Adukan Beton


Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara
yang disetujui oleh Direksi, yaitu :
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yag sudah dicor dan yang akan
dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.

12. Pengecoran
Pegecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama pengecoran
berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-
tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yag tidak membebani tulangan. Kaki-kaki
tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk
melanjutkan pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan
dibuat kasar kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoraan
kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.

13. Hal-hal Lain ((Miscellaneous Items)


Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal di beton bekas jalan kerja sewaktu pembetonan. Jika
dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk pondasi alat-alat mekanik dan elektronik yang ukuran, rencana
dan tempatnya berdasarkan Gambar Kerja mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton seperti yang
ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.
Pasal 9
PEKERJAAN DINDING BATA

1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dinding bata merah setebal 1/2 bata dilakukan untuk seluruh dinding pagar, seperti tertera
dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.

2. Persyaratan Bahan
a. Bata, bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam,
permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang merugikan. Bata merah dibuat dari
tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak
hancur bila direndam air.
b. Pasir, Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal, artinya tidak
pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh
melebihi 5 % berat.
c. Semen dan Air, untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah digariskan
pada pasal beton bertulang.

3. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak besi yang memenuhi syarat, mencampur
semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang
plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi
dengan adukan yang baru.

4. Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan dinding yaitu pasangan 1 Pc : 4 Ps, Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai
setinggi sesuai pada gambar.
b. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar,dengan syarat:
Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan benang.
Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari
pasangan bata yang telah selesai.
c. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang bata. Bata
setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.
d. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi
untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom
praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.
e. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibuat pahatan secukupnya
pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/plat, harus ditutup
dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan
plesteran seluruh bidang tembok.
Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus diberi perlindungan
dengan penutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang
telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara membasahinya secara terus menerus paling sedikit
7 hari setelah pemasangannya.

Pasal 10
PEKERJAAN PLESTERAN

1. Lingkup Pekerjaan, Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang, dan
dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan.
2. Persyaratan Bahan-bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal
beton bertulang.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
 Dinding dibersihkan dari semua kotoran
 Dinding dibasahi dengan air
 Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm.
 Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat dengan baik.
b. Adukan plesteran pasangan bata dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.
c. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak diperbolehkan
plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.
d. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran
yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar besi panjang
yang digerakkan secara horizontal dan vertikal. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak
harus diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang yang harus diperbaiki
hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus
rata dengan sekitarnya.
e. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak permulaan
plesterannya.

Pasal 11
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Ligkup Pekerjaan
a. Meni besi untuk semua bidang besi, baut-baut dan besi strip.
b. Cat besi untuk bidang-bidang besi pagar.
d. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan relief beton.
2. Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
a. Meni besi dan besi sekualitas Cap Kuda Terbang.
b. Cat besi sekualitas Cap Kuda Terbang.
Cat tembok sekualitas Vinilex / Paragon.
c. Residu kualitas baik tidak luntur.

3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan meni, residu haus betul-betul rata, berwarna sama, pengecatan minimal 2 (dua) kali.
b. Pekerjaan cat besi harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu pengeringan jenis
bahan yang digunakan. Urutan pekerjaan sebagai berikut:
 2 (dua) kali pengerjaan meni besi.
 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur besi
 Penghalusan dengan amplas
 Finishing dengan cat besi sampai rata minimal 2 (dua) kali

c. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :


 Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap dengan kain basah
hingga bersih.
 Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata.
Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih.
 Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 3 (tiga) kali.
 Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau
noda-noda mengelupas.

f. Warna yang digunakan


Apabila tidak ditentukan lain oleh Pemberi Tugas maka digunakan warna sebagai berikut :
 Dinding beton digunakan warna disesuaikan dari merek vinilex / paragon atau sekualitas. Pagar dan
pintu pagar digunakan warna disesuaikan dari cat Kuda Terbang atau yang sekualitas.

Pasal 12
PEKERJAAN FINISHING

1. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yag baik bagi kesempurnaan pekerjaan, walaupun tidak tersebut dalam
bagian-bagian pekerjaan, maka Kontraktor wajib melaksanakannya atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
2. Apabila ternyata terdapat ketidak sesuaian antara Gambar dan RKS, maka diambil gambar detail sebagai
pedoman dan bila juga tidak sesuai atau kurang jelas, amaka berlaku apa yang tercantum dalam RKS atau
meminta petunjuk Direksi.
3. Sebelum pekerjaan diserah terimakan, Kontraktor diwajibkan membersihkan bahan-bahan bangunan,
kotoran-kotoran bekas yang ada dalam lokasi bangunan, sehingga pada saat serah terima dilaksanakan,
bangunan dalam keadaan bersih dan rapi.
4. Pada waktu diadakan serah terima pertama pekerjaan, maka kontraktor harus menyerahkan :
 Surat tanda pemasangan / penyambungan SR PDAM
 Surat tanda good keer pemasangan instalasi listrik dan berikut gambar pemasangan instalasi dari
pihak PLN setempat.

Langsa, 30 November 2020


Konsultan Perencana
CV. TREEDI CONSULTANT

Daniel Amri, ST
Direktur

Anda mungkin juga menyukai