a. Pekerjaan :
“Pembangunan Mess Kantor Wilayah Direktorat Jendral Bea dan Cukai Khusus Papua”
b. Lokasi :
“Komplek GKN Kota Sorong Jl. Basuki Rahmat Km. 7, Sorong 98416”
2.1. Pengukuran
a. Pemborong wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah bangunan, sifat dan luasnya
pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi penawarannya.
b. Kelalaian atau kekurang telitian Pemborong dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan klaim.
c. Pengukuran-pengukuran sudut harus dilakukan dengan sangat teliti, Pemborong harus
mengadakan pengukuran tersebut, mengawasi dan meneliti sehingga yakin bahwa sudut siku
benar-benar sudah dipenuhi.
d. Semua ukuran sudut wajib dilaporkan kepada Pengawas untuk dikoreksi untuk kedua kalinya
dan diyakini bahwa ukuran tersebut sudah benar.
e. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi di lapangan antara gambar kerja dan kondisi riil, harus
secepatnya dilaporkan kepada Pengawas, dan Pemborong harus mematuhi keputusan yang
dibuat.
f. Duga lantai (± 0.00) meter bangunan, ditentukan oleh Direksi Proyek dengan ukuran ketinggian
sesuai dengan ketentuan ukuran gambar rencana selanjutnya diadakan penjelasan di lapangan.
2.2. Pembersihan Awal
Kontraktor Pelaksana atas biaya sendiri harus membersihkan lokasi pekerjaan dimana akan
didirikannya bangunan dari segala sesuatu yang kemungkinan akan dapat mengganggu kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
a. Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari rumput tanaman dan semua benda-benda yang
dapat menghalangi kelancaran pekerjaan.
b. Unggak-unggak pepohonan dan jalinan-jalinan akar-akar harus dibersihkan dan disingkirkan
sampai pada kedalaman + satu setengah meter atau sampai tidak ada sisa- sisa akar pohon.
c. Segala sisa dan sampah yang disebabkan oleh pekerjaan tersebut harus disingkirkan dari situs
konstruksi oleh Kontraktor Pelaksana sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas / Direksi
Proyek.
2.3. Foto Dokumentasi
Selama masa pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus membuat foto dokumentasi seluruh pekerjaan
yang menggambarkan kondisi 0%, 50% dan 100%. Foto dokumentasi 0%, 50% dan 100%, harus
menggambarkan kemajuan masing-masing lingkup pekerjaan.
S pes ifik asi Tek n is ››› “ Mess K an Wil DJBC K hus us Pa pua ” 20 23
PASAL 3. SISTEM KESELAMATAN dan KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI
3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, penyedia jasa konstruksi wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) konstruksi berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi.
3.2. SMK3 Konstruksi adalah bagian dari sistem manajemen organisasi pelaksanaan pekerjaan
konstruksi (K3) pada setiap pekerjaan konstruksi. K3 Konstruksi adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi.
3.3. Pada paket pekerjaan ini penyedia jasa wajib membuat aspek K3, menempatkan petugas K3, dan
menyampaikan RK3K konstruksi pada saat rapat pelaksanaan pekerjaan.
3.4. Biaya penyelanggaraan SMK3 konstruksi dialokasikan dalam biaya umum yang mencakup;
Asuransi & Perijinan, Sosialisasi dan Promosi K3, Alat Pelindung Kerja, Alat Pelindung Diri,
Personil K3, Fasilitas Sarana Kesehatan, spanduk, rambu-rambu, dan Kelengkapan lainnya yang
terkait dengan Pengendalian K3.
4.1. Bahan
Kayu klas II ukuran: balok 5/5 cm, balok 5/10 cm & papan kayu (Sesuai Kebutuhan).
Paku Ukuran 5 cm-10 cm (Sesuai kebutuhan).
Tali Nilon / Benang (Sesuai kebutuhan).
4.2. Persiapan
Bouwplank digunakan sebagai pedoman/acuan untuk menentukan as atau sumbu kelurusan &
kesikuan dari pondasi bangunan yang akan dikerjakan.
4.3. Hasil
Sebelum pekerjaan dimulai, harus diperiksa terlebih dahulu apakah pasangan bouwplank telah
terpasang dengan kokoh dan sesuai dengan ukuran-ukuran yang ditentukan oleh pengawas
teknik seperti tercantum pada gambar rencana.
S pes ifik asi Tek n is ››› “ Mess K an Wil DJBC K hus us Pa pua ” 20 23
PASAL 6. PEKERJAAN BETON
S pes ifik asi Tek n is ››› “ Mess K an Wil DJBC K hus us Pa pua ” 20 23
c. Besi dan kawat beton seperti tersebut di atas harus bebas dari kotoran-kotoran, karat, minyak,
cat, cat, kulit giling serta bahan lain yang mengurangi daya lekat terhadap beton.
d. Sambungan dan panjang lewatan besi beton harus sesuai PBI 1971 dan Buku Pedoman
Perencanaan untuk Struktur Beton bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk
Gedung 1983.
e. Kontraktor harus menyerahkan hasil pengujian test (test report) besi beton dari semua jenis besi
yang digunakan. Ukuran besi beton yang mungkin tidak dapat memenuhi ukuran dalam gambar
konstruksi, ukuran penggantinya harus dibicarakan dahulu dengan Direksi untuk mendapat
persetujuan.
6.7. Spesifikasi Bekesting
a. Bahan
1. Untuk pekerjaan beton (exposed), cetakan/bekesting harus dibuat dari plywood/multiplex
dengan ketebalan minimum 10 mm dan diperkuat dengan rangka pengunci dari kayu klas
II.
2. Untuk beton yang tertutup material finishing plafond lainnya, cetakan/bekesting dibuat dari
kayu klas II dengan ukuran kayu sesuai kebutuhan.
b. Persiapan
Acuan cetakan/bekesting harus dirancang sedemikian rupa sehingga pada saat pelaksanaan
pekerjaan pembetonan, tidak terjadi distorsi atau perubahan bentuk komposisi cor-coran beton.
Kemampuan cetakan/bekesting harus sanggup menahan beban sementara dari material cor
beton. Sebelum pengecoran acuan cetakan harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air
hingga basah.
c. Pelaksanaan Pemasangan
Tulangan besi beton dan beugel tidak boleh menempel pada cetakan, untuk itu harus diberi
ganjalan berupa beton decking yang mutunya sama dengan beton yang akan dicor.
d. Waktu Pembongkaran
Waktu minimal dari saat selesainya pengecoran beton sampai dengan pembongkaran bekesting
harus mengacu pada PBI 1971. Pemborong wajib memberitahukan kepada Pengawas bilamana
akan membongkar cetakan pada bagian konstruksi utama.
S pes ifik asi Tek n is ››› “ Mess K an Wil DJBC K hus us Pa pua ” 20 23
c. Pemasangan reng dilakukan setelah pekerjaan rangka kuda-kuda baja ringan selesai dikerjakan,
dengan jarak yang tersebutkan di atas
d. Pekerjaan pemasangan balok pengunci pada setiap titik tumpuan rangka kuda-kuda dengan
perletakan masing-masing tumpuan pada ring balk, menggunakan sistem deep drill screw
(fiser)
e. Pemasangan bahan penutup atap metal aluminium galvalum (spandek), dapat dimulai setelah
konstruksi rangka atap dan material pendukung nya telah selesai terpasang, dengan terlebih
dahulu dilakukan proses inspeksi/pemeriksaan terhadap konstruksi rangka atap dan selanjutnya
telah mendapatkan persetujuan dari Pengawas/Direksi Proyek.
S pes ifik asi Tek n is ››› “ Mess K an Wil DJBC K hus us Pa pua ” 20 23
Setelah seluruh permukaan bidang kerja selesai dilapisi oleh bahan primer bitumen,
kemudian dibiarkan mengering alami kurang lebih selama 4-6 jam.
Berikutnya letakan membran dengan sisi permukaan polyethylene film pada permukaan
bidang kerja atau bidang plat beton.
Pada saat bersamaan, metode torching/bakar dilakukan hingga seluruh lembaran membran
selesai dilakukan.
Membran yang telah terpasang harus diberi tekanan yang optimal, untuk mencegah ruang
udara yang terjebak diantara permukaan bidang kerja dan lembaran bitumen terpasang.
Sambungan antara tiap lembar membran tidak boleh kurang dari 10 cm tiap overlap
lembaran.
Selanjutnya pekerjaan plesteran waterproffing diaplikasikan di atas keselurahan lembaran
bitumen yang telah terpasang.
Slope/derajat kemiringan plesteran disesuaikan dengan jalur floor drain atap.
Syarat dan ketentuan pemasangan lembaran BituSeal disesuaikan dengan ketentuan teknis
pemasangan yang disyratkan oleh oleh pihak produsen.
9.3. Pengetesan/Quality Control
Seluruh pekerjaan waterproof harus dilakukan tes rendam minimal 1 x 24 jam, disaksikan oleh
Pemilik Proyek dan Pengawas/Direksi dengan hasil tes baik.
Jika hasil tes gagal, kontraktor pelaksana wajib memperbaiki dan tes ulang hingga berhasil baik
dengan keseluruhan biaya pekerjaan ulang tersebut menjadi tanggungan kontraktor pelaksana.
9.4. Garansi Bahan dan Pemasangan
Pemborong wajib memberikan garansi bahan dan pemasangan tersebut sesuai ketentuan garansi dari
pabrik, agen atau distributor.
S pes ifik asi Tek n is ››› “ Mess K an Wil DJBC K hus us Pa pua ” 20 23
Kualitas prima
Hasil pengeringan yang maksimal
Sisi dengan permukaan rata, tegak lurus (siku)
Keras dan tidak mudah patah
Tidak diijinkan batu bata merah yang memiliki garis retak
Harus satu ukuran dan satu kualitas
Memenuhi syarat-syarat PUBB (NI. 3-1956).
f. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan seluruh contoh-contoh material yang akan dipakai
untuk pelaksanaan pekerjaan pasangan yang tersebut di atas untuk mendapatkan persetujuan
dari Konsultan Pengawas atau Manajemen Konstruksi.
10.3. Metode Pelaksanaan
A. Pasangan Batu Belah (Pondasi Batu Gunung)
a. Penggunaan adukan
1. Spesifikasi adukan/mortar/spesi adalah; 1pc : 4ps, dipasang pada
“seluruh bidang pertemuan antar batu gunung” di atas permukaan top elevasi
pasangan batu kosong. Ukuran tinggi pasangan batu gunung sesuai ketentuan ukuran-
ukuran di dalam gambar kerja.
b. Pelaksanaan
1. Sebelum dipakai, batu gunung harus bebas dari segala kotoran.
2. Aplikasi pelaksanaan pekerjaan pasangan batu gunung diterapkan pada; seluruh
pasangan pondasi menerus, pasangan pondasi barrier saluran dan atau ramp dan
pekerjaan pasangan talud lahan
3. Sebelum pekerjaan pemasangan, semua batu gunung harus dibasahi dengan air bersih
sampai jenuh air.
4. Cara pemasangan harus sesuai dengan ketentuan derajat kemiringan, bidang kelurusan
& bidang kesikuan (waterpass). Batu gunung yang pecah dan memiliki ukuran dibawah
diameter 20 cm, tidak boleh melebihi 5%.
B. Pasangan Batu Bata Merah (Dinding)
a. Penggunaan adukan
1. Spesifikasi adukan/mortar/spesi trasraam adalah; 1pc : 2ps dipasang pada “seluruh
pasangan dinding” di atas permukaan top elevasi sloof setinggi (± 20 cm). Khusus
pada area ruangan toilet, ketinggian pasangan trasraam ditentukan sesuai dengan
ukuran ketinggian di dalam gambar kerja.
2. Pada Pekerjaan Pasangan dinding umumnya dipakai spesifikasi adukan/mortar/spesi
dengan perbandingan (1pc : 4ps.)
b. Pelaksanaan
1. Sebelum dipakai batu merah harus bebas dari segala kotoran.
2. Sebelum pekerjaan pemasangan, semua batu bata merah harus dibasahi dengan air
bersih sampai jenuh air.
3. Cara pemasangan harus lurus & siku (waterpass). Batu bata merah yang pecah tidak
boleh melebihi 5%.
4. Pasangan bata merah dinding posisi berdiri tegak pada sisi tebalnya (pas.1/4 bt./untuk
dinding penebalan) & posisi tidur pada sisi panjangnya (pas.1 bt.) tebal spesi/mortar
perekat antar bata merah disyaratkan setebal ± 1.5 – 2 cm pertingkatan dan perlajur
pasangan batu bata merah.
5. Seluruh bidang pasangan bata merah dinding harus tertaut kuat dengan bidang kolom,
dinding beton, balok atau pelat beton dan bidang pekerjaan struktur lainnya.
6. Seluruh bidang siku pertemuan antar dinding bata merah yang dikerjakan pada ruang-
ruang yang direncanakan, diselesaikan dengan bentuk akhir melengkung. Penyelesaian
khusus dari bentuk lengkung ini dikerjakan sedemikian rupa dari bahan campuran
mortar atau plesteran dinding.
7. Jarak minimum dari bentuk lengkung radius (r), pada sudut siku dinding yang
disyaratkan adalah sebesar : 5 cm
8. Penguatan untuk pasangan batu bata merah dilakukan sesuai tingkat kebutuhan yang
disyaratkan atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi. Pada sisi
tegak yang berhubungan dengan kolom beton harus dipasang angkur Ø 12 mm, dengan
jarak vertikal antara angkur tersebut (± 40 - 50 cm).
9. Batu bata merah tidak boleh dipasang pada waktu hujan deras. Jika saat pekerjaan
pasangan batu bata merah dilakukan dan terjadi hujan, sangat disarankan untuk tidak
melanjutkan pekerjaan pemasangan tersebut dan sesegera mungkin menutup seluruh
bidang pasangan batu bata merah yang baru dikerjakan tersebut dengan penutup yang
kedap air.
10. Pasangan dalam sehari tidak boleh melebihi ketinggian 120 centimeter dari tinggi
keliling bidang dinding yang dikerjakan. Apabila pasangan batu bata merah dikerjakan
S pes ifik asi Tek n is ››› “ Mess K an Wil DJBC K hus us Pa pua ” 20 23
melewati batas ketentuan yang disyaratkan, hal tersebut merupakan instruksi dan
persetujuan Konsultan Pengawas.
11. Jika setelah pekerjaan pasangan dinding bata selesai dikerjakan dan ternyata masih
ditemukan bidang pasangan batu bata merah yang tidak sesuai dengan hasil yang
diharapkan, maka bagian-bagian tersebut harus dibongkar dan diperbaiki kembali.
Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggungan pihak pelaksana proyek
(kontraktor).
12. Untuk setiap luasan bidang dinding batu bata merah yang melebihi luasan 12 m², harus
diberi rangka penguat dari beton bertulang berupa kolom dan atau balok praktis.
13. Lubang tembok di atas pasangan kusen yang panjang bentangannya melebihi dari “100
cm atau seperti yang ditentukan di dalam gambar kerja”, harus dipasang balok
beton bertulang praktis (latei).
14. Pasangan dinding tak boleh diterobos perancah.Tempat adukan tidak boleh langsung di
atas tanah tetapi harus pakai alas (kayu dan pengalas lainnya).
S pes ifik asi Tek n is ››› “ Mess K an Wil DJBC K hus us Pa pua ” 20 23
c. Acian
Setelah diplester, permukaan dinding harus mengalami proses finishing dengan dilakukan
proses pengacian (semen dan air) hingga halus dan rata bidang.
11.4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum diplester, keseluruhan permukaan dinding atau bidang beton, harus terlebih dahulu
dibersihkan dari sisa-sisa mortar maupun material pengecoran beton yang tertinggal. Tengat
waktu diberikan untuk mencapai kondisi permukaan pasangan dinding dan beton yang benar-
benar kering.
b. Sebelum dimulai pekerjaan plesteran, permukaan dinding maupun beton harus dibasahi dengan
air untuk mencapai kondisi permukaan dinding maupun beton yang jenuh air. Ketebalan
plesteran yang digunakan minimal setebal 1,5 cm, kecuali ada ketentuan lain yang sesuai
gambar rencana.
c. Plesteran harus dibentuk sedemikian rupa hingga permukaannya benar-benar rata & lurus
dengan mempergunakan peralatan bantu untuk hampar dan perata yang memadai. Pasangan
plesteran harus dibiarkan kering minimal 2 hari setelah dikerjakan sebelum dilakukannya proses
finishing berupa pekerjaan acian.
11.5. Pekerjaan Perbaikan & Pembersihan
a. Membetulkan semua pekerjaan plesteran yang cacat, harus dilaksanakan dengan membongkar
bagian tersebut, kemudian dilakukan perbaikan hingga dinyatakan baik dan sudah disetujui
Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi. Biaya perbaikan menjadi tanggungan kontraktor.
b. Pekerjaan yang sudah selesai tidak boleh ada retak, noda-noda dan cacat-cacat lainnya.
c. Singkirkan sisa-sisa plesteran yang mungkin masuk kedalam lubang sparing yang disiapkan
untuk pekerjaan instalasi listrik.
d. Pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan harus selalu dalam keadaan bersih.
S pes ifik asi Tek n is ››› “ Mess K an Wil DJBC K hus us Pa pua ” 20 23
2. Sebelum pekerjaan pemasangan dilakukan, contoh material gypsum yang akan dipakai, baik
itu jenis maupun ukuran beserta spesifikasinya harus terlebih dahulu mendapat persetujuan
dari pihak pengawas.
3. Ukuran-ukuran dari material gypsum berikut motif atau pola dan teksturnya, disesuaikan
dengan ketentuan yang tertera pada gambar kerja, untuk itu potongan-potongan material
gypsum harus dikerjakan dengan tingkat ketelitian dan keahlian yang optimal.
b. Pemasangan
1. Sebelum pemasangan lembaran penutup plafond (gypsum), Kontraktor Pelaksana diwajibkan
memeriksa kembali keseluruhan letak dan ukuran rangka hollow penggantung plafond yang
sebelumnya telah dipasang.
2. Keberadaan nat/grout pada bidang pertemuan/sambungan antara lembaran-lembaran plafond
gypsum tidak boleh terjadi.
3. Untuk itu sebelum lembaran-lembaran plafond gypsum dipasang, maka pada permukaan
bidang rangka plafond yang menjadi alur sambungan antara lembaran-lembaran gypsum,
(celah atau nat) terlebih dahulu harus dihaluskan.
4. Sepanjang alur permukaan celah atau nat sambungan yang telah dihaluskan, pekerjaan
finishing dilakukan dengan 3 langkah pelapisan. Langkah pertama adalah pengisian
compound khusus plafond gypsum, yang berfungsi sebagai lapisan dasar untuk merekatkan
bahan (textile) atau kain kasa khusus.
5. Sebagai langkah kedua ditempelkan lapisan bahan textile khusus untuk gypsum (sejenis kain
kasa), direkatkan tepat di atas lapisan compound yang sebelumnya telah terisi sepanjang alur
celah atau nat.
6. Langkah ketiga adalah setelah material textile khusus gypsum (sejenis kain kasa) terpasang,
maka sepanjang alur celah atau nat diisi kembali dengan compound khusus sebagai lapisan
penutup akhir pada alur sambungan lembaran plafond gypsum.
7. Langkah-langkah tersebut di atas dilakukan dengan penuh ketelitian, ketepatan dan mencapai
tingkat kerapihan yang baik.
8. Setelah pekerjaan lapisan penutup dari bidang celah atau nat selesai dikerjakan, Kontraktor
Pelaksana diwajibkan melakukan pengecekan kembali secara menyeluruh dan teliti terhadap
kondisi lapisan yang kemungkinan masih terdapat retak atau pecah.
9. Apabila masih terdapat retak atau pecah, secepat mungkin dilakukan penambalan kembali
dengan menggunakan jenis compound yang sejenis sebelum lapisan compund tersebut benar-
benar mengering.
10. Kontraktor Pelaksana harus dapat mengatur waktu sedemikian rupa, sehingga tercapai urutan
kegiatan yang tepat, mulai dari pekerjaan awal sampai dengan pekerjaan pemasangan
lembaran plafond.
11. Proses finishing permukaan bidang sambungan dilakukan setelah kondisi lapisan benar-benar
kering. Penghalusan dengan menggunakan kertas amplas dilakukan hingga didapatkan
kualitas permukaan bidang sambungan yang benar-benar rata (sesuai kerataan bidang
plafond).
12.3. Pekerjaan Plafond GRC board
a. Bahan/Material
1. Plafond GRC merupakan material hasil produksi dalam negeri dengan ketebalan yang di
tentukan 0. 6 cm berkualitas prima (bebas cacat teknis).
2. Sebelum pekerjaan pemasangan dilakukan, contoh material GRC yang akan dipakai, baik itu
jenis maupun ukuran beserta spesifikasinya harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari
pihak pengawas.
3. Ukuran-ukuran dari material GRC berikut motif atau pola dan teksturnya, disesuaikan dengan
ketentuan yang tertera pada gambar kerja, untuk itu potongan-potongan material GRC harus
dikerjakan dengan tingkat ketelitian dan keahlian yang optimal.
b. Pemasangan
1. Sebelum pemasangan lembaran penutup plafond (GRC), Kontraktor Pelaksana diwajibkan
memeriksa kembali keseluruhan letak dan ukuran rangka hollow penggantung plafond yang
sebelumnya telah dipasang.
2. Keberadaan nat/grout pada bidang pertemuan/sambungan antara lembaran-lembaran plafond
GRC tidak boleh terjadi.
3. Untuk itu sebelum lembaran-lembaran plafond GRC dipasang, maka pada permukaan bidang
rangka plafond yang menjadi alur sambungan antara lembaran-lembaran GRC, (celah atau
nat) terlebih dahulu harus dihaluskan.
4. Sepanjang alur permukaan celah atau nat sambungan yang telah dihaluskan, pekerjaan
finishing dilakukan dengan 3 langkah pelapisan. Langkah pertama adalah pengisian
compound khusus plafond GRC, yang berfungsi sebagai lapisan dasar untuk merekatkan
bahan (textile) atau kain kasa khusus.
S pes ifik asi Tek n is ››› “ Mess K an Wil DJBC K hus us Pa pua ” 20 23
5. Sebagai langkah kedua ditempelkan lapisan bahan textile khusus untuk GRC (sejenis kain
kasa), direkatkan tepat di atas lapisan compound yang sebelumnya telah terisi sepanjang alur
celah atau nat.
6. Langkah ketiga adalah setelah material textile khusus GRC (sejenis kain kasa) terpasang,
maka sepanjang alur celah atau nat diisi kembali dengan compound khusus sebagai lapisan
penutup akhir pada alur sambungan lembaran plafond GRC.
7. Langkah-langkah tersebut di atas dilakukan dengan penuh ketelitian, ketepatan dan mencapai
tingkat kerapihan yang baik.
8. Setelah pekerjaan lapisan penutup dari bidang celah atau nat selesai dikerjakan, Kontraktor
Pelaksana diwajibkan melakukan pengecekan kembali secara menyeluruh dan teliti terhadap
kondisi lapisan yang kemungkinan masih terdapat retak atau pecah.
9. Apabila masih terdapat retak atau pecah, secepat mungkin dilakukan penambalan kembali
dengan menggunakan jenis compound yang sejenis sebelum lapisan compund tersebut benar-
benar mengering.
10. Kontraktor Pelaksana harus dapat mengatur waktu sedemikian rupa, sehingga tercapai urutan
kegiatan yang tepat, mulai dari pekerjaan awal sampai dengan pekerjaan pemasangan
lembaran plafond.
11. Proses finishing permukaan bidang sambungan dilakukan setelah kondisi lapisan benar-benar
kering. Penghalusan dengan menggunakan kertas amplas dilakukan hingga didapatkan
kualitas permukaan bidang sambungan yang benar-benar rata (sesuai kerataan bidang
plafond).
S pes ifik asi Tek n is ››› “ Mess K an Wil DJBC K hus us Pa pua ” 20 23
10. Kedataran permukaan pasangan keramik/granit lantai, harus memenuhi kedataran
horisontal yang sempurna (waterpass)
11. Sedapat mungkin pemotongan dihindarkan, jangan terjadi potongan lebih kecil dari
setengah ukuran, kecuali tercantum dalam gambar. Potongan dilakukan sangat rata tanpa
bergerigi.
12. Untuk mencegah kemungkinan tergores ataupun rusaknya permukaan keramik/granit, saat
setiap bidang permukaan keramik/granit yang terkena tampias dari campuran mortar
pasangan, harus sesegera mungkin dibersihkan dengan cara hati-hati sebelum mortar
tersebut mengering di permukaan keramik/granit.
13.2. Pekerjaan Lantai Rabat Beton Acian
a. Lantai Beton rabat dari adukan 1pc : 3 ps : 5 kr dicetak atau dihampar per bidang lantai, sesuai
PUBB (NI.3-1956) dan PBI (NI. 2-1971).
b. Permukaan membidang lantai beton rabat harus waterpass dengan ukuran ketinggian, ketebalan
atau kemiringan permukaan sesuai dengan ketentuan dan ukuran dalam gambar kerja.
c. Pekerjaan finishing terhadap permukaan lantai beton rabat dilakukan dengan pekerjaan acian,
menggunakan formula yang telah ditentukan berupa campuran semen dan air. Proses pekerjaan
dilakukan hingga memperoleh kualitas permukaan bidang lantai yang sesuai dengan corak
maupun tekstur yang ditentukan.
S pes ifik asi Tek n is ››› “ Mess K an Wil DJBC K hus us Pa pua ” 20 23
PASAL 15. PEKERJAAN KACA
16.1. Bahan
a. Kayu yang digunakan harus kayu kelas I dan II sesuai PKKI – 1961 (NI – 5) lampiran 1. Kayu
berkualitas baik, tua kering dan tidak bercacat, pecah-pecah dan tidak terdapat unsur kayu
mudanya (spint) sesuai pasal III PKKI – 1961 mutu A.
b. Kelembaban kayu yang disyaratkan untuk pekerjaan kayu yang halus, harus kurang dari 15 %
dan untuk pekerjaan kayu kasar harus kurang dari 20 %. Kelembaban tersebut ditentukan untuk
kayu yang dikirim ketempat pekerjaan-pekerjaan dan harus konstan sampai bangunan selesai.
c. Selama pelaksanaan, mutu dan pekerjaan kayu harus dijaga dengan penyimpanan di tempat
kering, terlindung dari hujan dan panas, terutama kusen-kusen dan rangka pintu yang telah
disterilisasi.
d. Jenis Kayu
Untuk konstruksi dan macam-macam pekerjaan kayu menggunakan jenis-jenis seperti dibawah
ini:
1. Kayu Besi atau Ulin ex. Maluku/Irian (kayu klas I) untuk:
Kusen, partisi, daun pintu/jendela/ventilasi/rooster dan list profil pias kaca
2. Kayu Matoa atau Meranti (kayu klas II) untuk:
- Rangka modul plafond
- Rangka Penggantung plafond
3. Kayu Matoa (kayu klas II) untuk:
List profil plafond 10 cm & 4 cm
Semua kayu harus disimpan di dalam los beratap agar terlindung dari hujan, kelembaban dan
panas matahari langsung.
e. Ukuran Kayu
Kayu yang dikerjakan dibuat sedemikian rupa, hingga tercapai bentuk-bentuk serta dimensi yang
sesuai dengan gambar rencana.
16.2. Kusen dan Pintu/Jendela/Ventilasi
a. Lingkup Pekerjaan meliputi:
1. Pengadaan bahan kayu untuk pembuatan kusen, daun pintu, daun jendela/ventilasi.
2. Pembuatan dan pemasangan daun pintu kayu termasuk papan panel, jalusi kayu dan list profil
pias kaca.
3. Pemasangan alat-alat gantung dan pengunci.
b. Kusen
1. Kusen dibuat dari kayu besi (klas I) ukuran 5 x 10 cm, rangka kusen harus dibuat dengan
sambungan sempurna, sehingga dapat menjamin kekakuan & kekuatan.
2. Kusen harus dilengkapi dengan angker besi Ø 10 mm – Ø 12 mm atau sesuai dengan
ketentuan dalam gambar rencana.
3. Diusahakan cacat-cacat kayu tidak mengurangi keindahan dan kekuatan kusen.
c. Daun Pintu/Jendela/Ventilasi/Rooster
1. Dibuat dari kayu besi (klas I) ukuran sesuai gambar rencana.
2. Semua lubang sambungan harus dikerjakan baik penuh keahlian dansetiap penyelesaian
lubang sambungan harus diperkuat dengan baji/pen.
3. Daun pintu dilengkapi kunci yang dipasang setinggi ± 90 cm – 100 cm dari peil lantai atau
sesuai dengan ketentuan ukuran pada gambar kerja.
S pes ifik asi Tek n is ››› “ Mess K an Wil DJBC K hus us Pa pua ” 20 23
4. Pemasangan 3 buah engsel ukuran 4 inchi pada tiap lembar daun pintu, pemasangan 2 buah
engsel ukuran 3 inchi pada tiap lembar daun jendela/ventilasi.
5. Untuk daun pintu ganda dilengkapi dengan 2 buah grendel tanam dipasang pada salah satu
sisi tebal dari rangka daun pintu bagian tepi atas dan tepi bawah.
6. Setiap daun pintu/jendela/ventilasi, harus dipasang pada kusen dengan tepat dan diberi
toleransi untuk pengecatan atau rongga pemuaian & penyusutan.
16.3. Pekerjaan Persiapan
a. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh-contoh dari material kayu, Kaca dan bahan
triplex lapis melamin, guna mendapat persetujuan dari pihak Pengawas.
b. Pemeriksaan semua ukuran yang tertera pada gambar kerja, disesuaikan dengan kondisi lapangan
sebelum dilakukan penyetelan. Setiap terjadi perbedaan ukuran atau selisih, harus segera
dilaporkan kepada Pengawas untuk mendapatkan penjelasan berikut petunjuk selanjutnya.
c. Apabila ditemukan adanya tanda-tanda cacat pada permukaan material kayu maka, material kayu
tersebut harus diganti dengan material kayu yang baru berkualitas prima atau bebas cacat teknis.
Seluruh biaya penggantian material yang rusak, menjadi tanggung jawab pihak pemborong.
16.4. Pekerjaan Pemasangan
a. Pembuatan/penyetelan dan pemasangan kusen kayu beserta kaca harus dilaksanakan oleh
pemborong pekerjaan kayu (Sub Kontraktor) yang ahli, dengan terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan Direksi / Pengawas.
b. Untuk mendapatkan ukuran yang akurat, harus dilakukan pengukuran langsung atau ukuran jadi
di lapangan.
c. Pemasangan kusen kayu ke bangunan harus dengan angker yang berkualitas dan kuat.
d. Pertemuan antara tembok, kolom-kolom, dan balok lantai dengan kusen kayu, harus dikerjakan
dengan tingkat ketertutupan yang berkualitas baik.
e. Pemasangan material Kaca, (Kaca Rayban) pada kusen kayu harus dikerjakan dengan teliti dan
rapi.
f. Dalam keadaan saat ditutup ataupun saat dibuka, pasangan kaca tidak boleh bergetar.
g. Sambungan dan pengkombinasian profil kayu harus dipasang dengan teliti dan sempurna, bila
perlu dipakai sekrup pengaku yang tersembunyi.
S pes ifik asi Tek n is ››› “ Mess K an Wil DJBC K hus us Pa pua ” 20 23
Ukuran profil : 28.6 mm x 50.8 mm
Tebal profil : 1.8 mm
Material Pengisi : Kaca ryban, tebal : 5 mm
17.3. Pekerjaan Persiapan
a. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh-contoh dari material aluminium, kaca dan bahan
GRC board, guna mendapat persetujuan dari pihak Konsultan Pengawas.
b. Pemeriksaan semua ukuran yang tertera pada gambar kerja, disesuaikan dengan kondisi lapangan
sebelum dilakukan penyetelan.
c. Jika terdapat perbedaan ukuran atau selisih, harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan solusi lewat penjelasan berikut petunjuk/instruksi selanjutnya.
d. Apabila ditemukan adanya tanda-tanda cacat produksi pada permukaan material aluminium maka,
seluruh material aluminium tersebut harus diganti dengan material aluminium yang baru,
berkualitas prima, atau bebas cacat teknis.
e. Seluruh biaya penggantian material aluminium yang rusak, menjadi tanggung jawab pihak
Kontraktor Pelaksana.
17.4. Pelaksanaan Pekerjaaan
Rangka Kusen
1. Rangka kusen dibuat dari rangka aluminium ukuran sesuai spesifikasi dan syarat teknis yang
telah disebutkan diatas, yang disesuaikan dengan ukuran kebutuhan volume rangka kusen,
pintu atau jendela/ventilasi seperti yang tertera dalam gambar kerja.
2. Rangka kusen aluminium harus dibuat dengan tingkat keberhasilan sambungan yang sempurna,
baik itu kekakuan maupun kekokohannya.
3. Rangka kusen aluminium harus dilengkapi dengan semua aksesoris dan kelengkapan
penunjangnya, sesuai dengan ketentuan teknis pekerjaan konstruksi aluminium seperti tertera
dalam spesifikasi teknis & gambar rencana.
Rangka Daun Pintu, Jendela/Ventilasi
1. Rangka dibuat dari rangka aluminium dengan dimensi ukuran sesuai gambar kerja.
2. Semua sambungan dan pengkombinasiannya harus dikerjakan dengan penuh ketelitian, rapih
dan penuh keahlian.
3. Rangka daun pintu dilengkapi kunci yang dipasang setinggi ± 90cm dari muka lantai atau
(sesuai dengan ukuran pada gambar kerja), disertai pula pemasangan 3 set engsel (stainless
steel) ukuran 4 inch pada setiap lembar daun pintu (single action).
4. Untuk daun pintu (double action) dilengkapi dengan 2 buah grendel tanam, dipasang pada
salah satu daun pintu, dengan posisi perletakan, di atas dan di bawah serta dipasangkan pada
sisi dalam daun pintu.
5. Untuk lembar daun pintu ganda di pasangkan juga 3 buah engsel (stainless steel), ukuran 4
inchi pada masing-masing lembarnya.
6. Setiap daun pintu, jendela/ventilasi, harus dipasang pada kusen secara tepat dan penuh
ketelitian.
7. Diberikan pula toleransi untuk rongga pemuaian/penyusutan.
8. Daun pintu atau jendela dengan pias penutup dari kaca dan atau bahan GRC board
ditengahnya, harus mempunyai hasil akhir yang prima dan presisi, sehingga mudah saat
dipasang nantinya pada rongga yang telah tersedia pada rangka kusen yang sebelumnya telah
pasang.
9. Untuk penutup ventilasi yang sifatnya mati (tanpa bukaan) dengan menggunakan material
penutup yang terbuat dari kaca, hendaknya dipresisikan ukuran dan posisinya yang disesuaikan
dengan toleransi standar yang ditentukan.
10. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kemungkinan pecah, atau retak pada material
kaca yang dipasang.
Komponen Lainnya
1. Karet penjepit kaca (neoprene gasket), Karet peredam pintu (neoprene waterseal).
2. Sekrup-sekrup galvanized, dyna bolt, sealant serta bahan pelindung rangka aluminium untuk
menghindari noda bekas percikan/tampias adukan semen.
17.5. Pemasangan/Instalasi
a. Pembuatan/penyetelan dan pemasangan kusen aluminium beserta kaca harus dilaksanakan oleh
pemborong aluminium (Sub Kontraktor) yang ahli, dengan terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
b. Untuk mendapatkan ukuran yang akurat, harus dilakukan pengukuran langsung atau ukuran jadi di
lapangan.
c. Pemasangan kusen aluminium pada bidang dinding bangunan harus dengan angker yang
berkualitas dan kuat.
d. Pertemuan antara dinding, kolom-kolom, dan balok terhadap kusen aluminium, harus diisi dengan
bahan “seal” yang elastis, solid dan berkualitas baik.
e. Pemasangan material kaca bening & GRC board pada bidang rangka daun pintu, jendela/ventilasi
aluminium, harus memakai “seal” yang berupa alur karet khusus.
S pes ifik asi Tek n is ››› “ Mess K an Wil DJBC K hus us Pa pua ” 20 23
f. Dalam keadaan saat ditutup ataupun saat dibuka, pasangan kaca tidak boleh bergetar. Apabila
bidang kaca sampai bergetar maka hal ini menandakan kinerja dari “seal” kurang sempurna.
g. Sambungan dan pengkombinasian rangka profil aluminium harus dipasang dengan teliti dan
sempurna, bila perlu dipakai sekrup pengaku yang tersembunyi/tidak terekspos.
19.1. Bahan
a. Cat Tembok produksi dalam negeri, merek “Nippon Paint”
“Nippon Paint Spotless” diaplikasikan pada seluruh pekerjaan pengecatan permukaan
dinding & palfond (exterior), kecuali permukaan bidang yang dikerjakan dengan pelapis
lain (cat & material).
Produksi “Nippon Paint”, pekerjaan pengecatan ini diaplikasikan pada seluruh
permukaan dinding & plafond (interior), kecuali permukaan bidang yang dikerjakan
dengan pelapis lain (keramik dinding).
b. Cat kayu & cat besi merek “Polibest”.
c. Material Cat yang digunakan berada dalam wadah yang masih disegel dalam kemasannya,
tidak pecah atau bocor. dan mendapat persetujuan Pengawas. Pemborong bertanggung jawab,
menyediakan material cat yang asli & berkualitas prima sesuai dengan spesifikasi teknis.
19.2. Pekerjaan Persiapan
a. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan langit-langit dan lantai telah selesai
dikerjakan.
b. Selambat-lambatnya dalam kurun waktu 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecatan,
pemborong harus mengajukan daftar bahan pengecatan kepada pihak Pengawas.
c. Pemborong menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, dengan biaya
pemborong.
d. Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut:
1. Dinding atau bagian yang akan dicat selesai dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2. Perbaikan bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang menempel
dibersihkan.
3. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena masih basah dan lembab.
4. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna. Pemborong harus mengatur
waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan yang tepat mulai dari pekerjaan
dasar sampai dengan pengecatan akhir.
e. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat cat tersebut.
S pes ifik asi Tek n is ››› “ Mess K an Wil DJBC K hus us Pa pua ” 20 23
19.3. Pekerjaan Pengecatan Dinding (Cat Tembok Luar & Dalam)
a. Tembok yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu untuk pengeringan. Setelah
permukaan tembok kering maka pekerjaan persiapan ditempuh dengan melakukan
pembersihan dan penghalusan permukaan tembok, dengan amplas kemudian dibersihkan.
b. Selanjutnya dilakukan pengecatan dasar dan difinishing dengan cat akhir.
c. Untuk bagian-bagian yang masih kurang baik atau solid, dilakukan proses plamur kembali.
d. Pekerjaan pengecatan dilakukan dengan “Roller” untuk bidang tembok yang luas, dan
menggunakan kuas untuk bagian-bagian yang sempit atau pojok pertemuan bidang-bidang
dinding.
e. Ketentuan penggunaan masing-masing jenis & spesifikasi cat dinding interior maupun
eksterior, disesuaikan dengan letak bidang pengecatan. Untuk seluruh permukaan dinding
bagian luar digunakan cat dengan spesifikasi khusus eksterior, untuk seluruh permukaan
dinding bagian dalam digunakan cat interior.
f. Untuk bidang dinding eksterior, dilarang keras menggunakan material plamur sebagai
penyelesaian permukaan dinding.
19.4. Pekerjaan Pengecatan Plafond Gypsum & GRC Board
a. Plafond yang akan dicat harus diplamur terlebih dahulu, kemudian diamplas sampai halus
permukaannya.
b. Selanjutnya dnding dicat dasar dan difinishing dengan pengecatan akhir (minimal 2 kali
pengecatan).
c. Bagian-bagian yang belum maksimal terhadap kepekatan warna cat, diadakan pengecatan
ulang hingga dicapai kepekatan warna yang diinginkan.
d. Pekerjaan pengecatan bidang plafond yang luas dilakukan dengan “Roller” dan kuas untuk
bidang siku atau sempit.
19.5. Pekerjaan Pengecatan Penutup Atap
a. Permukaan yang hendak dicat, terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran, debu, minyak dan
material-material lain yang tidak diinginkan.
b. Kemudian permukaan penutup atap dicat dengan cat dasar 1 kali lapisan.
c. Selanjutnya difinishing dengan cat akhir sampai mendapatkan warna yang solid dan merata
(massive).
d. Pekerjaan pengecatan dilakukan dengan sistem semprot dan atau dibantu dengan kuas untuk
permukaan bidang yang kecil/sempit dan sulit.
19.6. Pekerjaan Pengecatan Meni Baja, Besi & Kayu
a. Permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dari kotoran-kotoran, minyak, bahan karet dan
sebagainya, dengan menggunakan peralatan amplas. Bila perlu dibersihkan dengan sikat kawat
tetapi harus dijaga, jangan sampai merusak permukaan logam yang ada.
b. Kemudian cat dengan meni 2 (dua) kali.
c. Selanjutnya difinishing dengan cat akhir dengan cat besi.
d. Pekerjaan pengecetan dengan kuas untuk bidang kecil dan semprot untuk bidang luas.
e. Bahan-bahan logam yang tertanam di dalam pasangan atau beton tidak diijinkan untuk dimeni.
20.1. Pendahuluan
a. Dalam melaksanakan instalasi listrik ini, Kontraktor harus mengikuti/mematuhi semua
peraturan-peraturan yang ada seperti :
1. Peraturan Umum Instalasi Listrik, tahun 1977
2. Peraturan Instalasi listrik, tahun 1978
3. VDE, BS, LMK dan lain-lain
b. Sumber Daya Listrik
Diambil dari Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) Tegangan Rendah (KVA). Daya diambil
dari sumber daya kantor induk didistribusikan ke sekring atau MCB pembagi.
c. Fasilitas Instalasi Listrik adalah untuk :
1. Penerangan dalam, luar bangunan dan halaman
2. Saklar limit/daya dan stop kontak AC
3. Peralatan-peralatan lain yang diperlukan.
4. Kontrol panel, box sekring/MCB.
d. Persyaratan Kontraktor Listrik
1. Harus mempunyai SIKA dari PLN Golongan C atau pas PLN golongan III yang masih
berlaku.
2. Harus mempunyai SIPP bidang Listrik golongan A, yang masih berlaku.
3. Mendapat persetujuan dari Pemilik proyek, Konsultan Pengawas dan Direksi.
S pes ifik asi Tek n is ››› “ Mess K an Wil DJBC K hus us Pa pua ” 20 23
20.2. Gambar-Gambar
a. Gambar–gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang di
dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu lainnya.
b. Pekerjaan pemasangan peralatan-peralatan disesuaikan kondisi lapangan.
c. Gambar-gambar arsitektur, struktur, mekanikal/elektrikal dan lainnya haruslah menjadi
referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.
d. Pemborong harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya kembali,
setiap kekurangan atau kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Konsultan Pengawas.
20.3. Spesifikasi Teknis Bahan dan Peralatan
a. Kelompok Kabel dan Pengantar
1. Kabel Tegangan Rendah
Kabel tegangan rendah direncanakan untuk bekerja pada sistem: 1 phase, 220 volt, 50
Hz, 3 kawat
Semua kabel yang dipakai Ex. Produk yang lulus standar PLN yaitu: Supreme dan
Eterna.
Untuk instalasi penerangan, saklar, stop kontak tenaga/daya dan AC menggunakan kabel
NYM 3 x 2,5 dan NYA 2,5 mm.
2. K o n d u i t
Seluruh wiring penerangan dan stop kontak akan dilaksanakan dalam conduit.
Bahan konduit adalah pipa PVC dari berbagai ukuran sesuai kebutuhan dan disesuaikan
dengan peraturan PLN tentang isi kabelnya.
Semua teknik pelaksanaan yaitu:
Persambungan, pembelokan, percabangan, pengetepan, penghalusan ujung pipa dan
sebagainya, harus menggunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu sock, elbow, doos, tools
dan lain-lain.
b. Armature Lampu Penerangan
1. Lampu
Type Recessed mounted LED 17 watt. (downlight)
Type Recessed mounted LED 13 watt. (downlight)
Type Recessed mounted LED 9 watt. (downlight)
Type Strip Light LED 7 watt
Wall Light LED 3 watt (minimalis)
c. Exhaust Fan 10 inch, 18 watt.
d. Saklar, Stop Kontak & Stop Kontak AC
1. Saklar yg digunakan untuk instalasi titik lampu jenis Broco. Jenis pemasangan adalah
tertanam (inbow).
2. Untuk supply daya, saklar dan stop kontak harus lengkap dengan box tempat duduknya dari
bahan metal type L Kontinental.
3. Mekanisme saklar adalah ungkit (rocker) dr rating 6 A/250 V warna dasar dari switch &
perlengkapan finishing.
4. Stop kontak dipergunakan merk Broco.
20.4. Spesifikasi Pemasangan
a. Persyaratan Instalasi
1. Kontraktor harus meneliti (mengecek) semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah
mendapat perintah kerja.
2. Kontraktor harus membuat lay-out dari peralatan dan menentukan dengan tepat koordinat-
koordinat sesuai gambar kerja & keadaan yang sebenarnya & bertanggung jawab
sepenuhnya atas ketelitiannya.
3. Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli atau dipesan atau masuk ke lokasi
pekerjaan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, bila diperlukan dengan
memberi contah-contoh.
b. Pemasangan Beberapa Peralatan
1. Lampu-lampu penerangan dalam
Lampu-lampu yang terpasang pada plafond tersebut tidak boleh menjadi beban
kerangka plafond, maka setiap lampu harus digantung lantai beton langit-langit di
atasnya.
Seluruh bahan penggantung menjadi beban Pemborong Listrik, tidak diperkenankan
menggantungkannya kepada instalasasi lainnya misalnya pada pipa/AC dan lain-lain.
Setiap lampu-lampu mendapat daya dari titik sadap (doos) terdekat di atasnya dan dari
titik sadap ke lampu-lampu tersebut pengabelan harus memakai conduit lemas.
Tanpa kecuali badan dari titik-2 lampu harus terdapat pentahanan.
Kawat pentahanan adalah kawat ke 3 yang jalannya juga dalam conduit (pipa).
Semua penyambungan antara jaringan instalasi dengan armature dilakukan dengan
terminal krustin.
S pes ifik asi Tek n is ››› “ Mess K an Wil DJBC K hus us Pa pua ” 20 23
Untuk pemasangan lampu-lampu expose/non bouw dan yang menempel pada beton,
diselesaikan dengan cara di-fiser pada beton.
2. Pemasangan Kabel Feeder
Kabel feeder di atas plafond diklem pada hanger instalasi dengan memakai pelindung
pipa PVC.
Kabel-kabel feeder yang terletak dalam tanah tertanam sedalam 100 cm dibawah
permukaan tanah dengan ditarik/dilindungi pipa galvanis
Tidak diperkenangkan melakukan penyadapan/penyambungan kabel ditengah
perjalanan.
Pada setiap ujung kabel sesampai dipanel atau peralatan berilah kelebihan panjang
secukupnya untuk menghindari kesulitan bilamana ada pergeseran panel atau peralatan
lainnya.
Terminasi kabel harus selalu menggunakan sepatu kabel yang melalui tembok terpasang
inbouw dengan pelindung pipa PVC.
3. Pemasangan Kabel Instalasi.
Pada langit-langit plat beton, instalasi terpasang pada cor-coran plat beton dengan
memakai pelindung pipa PVC lengkap doos-doosan percabangan, alat penyambung dan
elbow.
Pada langit-langit plafond instalasi dan saklar penerangan, stop kontak daya/tenaga dan
stop kontak AC dipakai system tarikan kabel NYA 3 x 2,5 mm² dengan memakai
isolator keramik.
Setiap percabangan, pembelokan dipakai pelindung lengkap doos percabangan, alat
penyambung dan elbouw.
Instalasi kabel NYA yang tertanam dalam dinding dimasukkan/dilindungi dalam pipa
PVC dia. 3/4”.
Instalasi yang terpasang dalam shaft, tunnel serta trenh diklem setiap jarak 100 cm
memakai pipa lengkap alat penyambungan.
4. Kabel-kabel Feeder dan Instalasi
Sebelum kabel-kabel feeder dan instalasi dipasang, Kontraktor harus membuat gambar
lay-out jalur-jalur kabel feeder dan instalasi dan membuat koordinatnya.
5. Sistem Pentanahan
Semua panel-panel, lampu, armature, stop kontak dan logam lainnya yang berhubungan
dengan listrik harus dihubungkan dengan arde/grounding.
Sistem pentanahan yang digunakan adalah terpusat pada panel utama (MDP) di lantai
satu/dasar, hantaran pengaman (arde) dari instalasi ke panel-panel distribusi, dan dari
panel utama ke panel-panel penerangan.
Pentanahan Panel Utama dilaksanakan dengan BC 50 mm, dengan pipa galvanis dia. 2”,
diujung pipa tersebut dipasang rod tembaga sepanjang 50 cm.
Dalamnya pertanahan tidak ditentukan, tetapi tahanan tanah yang dihasilkan maksimal 2
Ohm diukur setelah tidak terjadi hujan selama 3 (tiga) hari.
6. Pengujian Testing
Semua pelaksanaan dan peralatan harus diuji sehingga mencapai hasil bekerja sempurna
sesuai persyaratan PLN atau pabrik. Bilamana diperlukan bahan-bahan instalasi atau
peralatan dapat diminta oleh Konsultan Pengawas untuk diuji ke laboratorium atas
tanggungan Kontraktor.
Tahap-tahap pengujian adalah sebagai berikut:
Setiap bagian instalasi yang akan tertutup harus diuji sebelum dan sesudah bagian
tersebut ditutup, sehingga dicapai hasil yang memuaskan.
Setiap satu lantai selesai dipasang, harus dilakukan pengujian sehingga tercapai hasil
yang baik.
Semua panel listrik sebelum dipasang dan sesudah harus diuji dalam keadaan baik.
Semua armature lampu harus diuji dalam keadaan menyala baik.
Polaritas pemasangan harus diperiksa dan diuji supaya tidak terdapat penyambungan
pole yang terbalik pada panel listrik.
Tahanan tanah pertanahan harus diuji, sehingga mencapai ½ Ohm memenuhi
persyaratan yang ada di spesifikasi.
Semua pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan dibuat dalam
Berita Acara.
7. Penanggung Jawab Pelaksanaan
Kontraktor harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan yang
ahli atau berpengalaman, dilapangan/site, yang mampu untuk memberikan keputusan-
keputusan teknis sekaligus bertanggung jawab dalam menjalankan seluruh instruksi-
instruksi dari Direksi/Konsultan Pengawas.
S pes ifik asi Tek n is ››› “ Mess K an Wil DJBC K hus us Pa pua ” 20 23
PASAL 21. PEKERJAAN INSTALASI PELENGKAP
S pes ifik asi Tek n is ››› “ Mess K an Wil DJBC K hus us Pa pua ” 20 23
10. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa
dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan.
11. Katup-katup dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
12. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angker-angker pipa dan pengarah-pengarah
pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada
alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan dan persyaratan pabrik.
13. Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipa “sleeves” harus disediakan,
dimana pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok, kolom atau langit-
langit.
14. Bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan perpipaan yang
tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau
plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
15. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
16. Setelah semua rangkaian pemipaan air selesai di pasang. Langkah selanjutnya
adalah proses pengujian terhadap rangkaian instalasi perpipaan dengan tekanan
Hydrostatis sebesar 10 kg /cm2 selama 2 jam terus menerus dengan penurunan
maksimum sebasar 5% dari nilai tersebut di atas.
17. Kebocoran/kerusakan yang timbul harus segera diperbaiki oleh pemborong tanpa
adanya tambahan biaya.
.Pekerjaan Instalasi Pipa Air Kotor & Kotoran.
Bahan
Pipa PVC Kualitas No.1 (prima) dengan ukuran:
Pipa PVC Ø 2” (kitchen zink, floor drain & wastafel)
Pipa PVC Ø 4” (septictank)
Pipa PVC Ø 1” & 2” (AC)
Aksesoris Pipa PVC & Peralatan Bantu
Pelaksanaan
1. Setelah semua jaringan pipa & aksesoris pipa berikut peralatan bantu selesai terpasang,
langkah selanjutnya diuji kualitas keberhasilan pemasangan dengan cara atau metode
konvensional.
2. Melakukan penyiraman atau mengguyur air yang cukup ke setiap lubang pipa saluran
yang berhubungan ke pembuangan.
3. Untuk saluran air kotor dan air bekas cucian, air diguyurkan dari pipa outlet monoblok
dan peralatan sumbat, sampai air dalam pipa pembuangan tersebut lancar mengalirnya.
4. Septictank dan Peresapan dilengkapi dengan Instalasi pipa Inlet, Outlet dan pipa
ventilasi (pelepas udara). Ukuran-ukuran perletakan untuk pipa Inlet maupun Outlet
disesuaikan dengan gambar kerja. Dilakukan test dengan pengisian / mengguyur air
yang cukup banyak dari closet toilet, untuk mengetahui lancarnya air.
5. Limbah-limbah bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan kerja
ditambah 50% atau 8 kg/cm² selama ± 3 jam.
6. Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter di atas titik
tertinggi selama ± 3 jam.
S pes ifik asi Tek n is ››› “ Mess K an Wil DJBC K hus us Pa pua ” 20 23
22.4. Spesifikasi Peralatan
Bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baru, tidak cacat, belum pernah
dipakai dan disetujui direksi, contoh bahan, brosur dan gambar kerja (Shop Drawing) harus
diserahkan kepada Pengawas/Direksi sebelum jadwal pemasangan dilakukan.
1. Air Terminal (Terminal Udara)
Air terminal yang digunakan adalah type non radio aktif dengan ketentuan mampu melindungi
seluruh bangunan serta sekelilingnya dari sambaran petir dan tidak mempengaruhi peralatan
elektrik yang ada didalam bangunan.
2. Down Conductor (Penghantar)
Down conductor terdiri dari satu jalur menghubungkan secara listrik dengan sempurna antara
dengan system pentanahan.
Down conductor terdiri dari :
Kabel korrial kabel 70 mm2 dari air sampai kotak sambung (Junction Box) di lantai dasar.
3. Sistem Pentanahan (Grounding System)
Elektroda pentanahan harus dimasukkan ke dalam tanah secara vertikal, batang tembaga ± 2
meter, harus dilindungi terhadap korosi dengan serbuk arang di sekitar tembaga.
Terminal pentanahan (bak kontrol).
22.5. Teknis Pemasangan
Pemasangan sistem penangkal petir ini harus sesuai persyaratan dan ketentuan di atas sekaligus
keterangan pada gambar kerja, spesifikasi dan petunjuk pengawas.
1. Air terminal (Lighting Electroda) dipasang di atas dengan ketinggian yang mampu melingkup
perlindungan terhadap sambaran petir untuk seluruh bangunan (minimal 10 m dari tanah).
2. Down Conductor sepanjang permukaan ketinggian bangunan, harus dipasang klem dengan jarak
± 1 meter.
3. Kotak sambung harus dipasang setinggi 2 meter dari tanah.
4. Elektroda pentanahan harus dimasukkan ke tanah secara vertikal, batang tembaga harus
dilindungi terhadap korosi dengan serbuk arang di sekitar tembaga.
22.6. Teknis Pelaksanaan
1. Letak titik pentanahan ditentukan berdasarkan gambar.
2. Pipa galvanis 1” ditanam secara vertikal sampai kedalam tanah hingga nilai Resistansinya bila
diukur di bawah 5 ohm.
3. Kemudian pipa dicabut kembali sehingga akan meninggalkan lubang.
4. Lubang tersebut diisi dengan serbuk arang dan kemudian elektroda pentanahan ditanam kembali.
5. Terminal pentanahan harus terletak di dalam bak kontrol khusus.
6. Tahanan pentanahan harus diperiksa secara periodik dan nilai tahanan pentanahan maksimum
adalah 5 ohm.
22.7. Pemeriksaan & Pengujian
Sistem Penangkal petir harus diadakan test :
1. Grounding Resistance Test
Pengukuran tahanan tanah menggunakan metoda standar dan memakai megger. Tahanan
maksimum tidak boleh melebihi 5 ohm.
2. Sistem instalasi penangkal petir yang telah terpasang, harus mendapatkan persetujuan layak
fungsi dari konsultan pengawas dan telah memenuhi segala ketentuan dan persyaratan seperti
tersebut di atas.
23.1. Sebelum penyerahan pertama yang direncanakan, Pemborong harus meneliti semua bagian
pekerjaan. Pekerjaan yang belum sempurna harus segera diperbaiki dengan penuh tanggung jawab.
23.2. Setelah penyerahan pertama, semua barang-barang dan peralatan milik Pemborong harus segera
disingkirkan dari lokasi bangunan.
23.3. Pada waktu penyerahan pekerjaan, ruangan-ruangan & halaman telah selesai dibersihkan dari segala
macam sampah/kotoran maupun sisa-sisa material.
23.4. Pemborong harus mengusahakan & mengupayakan penyelesaian seluruh pekerjaan dengan
maksimal dan sebaik-baiknya, hingga dapat memuaskan Direksi Proyek, serta tidak memerlukan
perbaikan.
S pes ifik asi Tek n is ››› “ Mess K an Wil DJBC K hus us Pa pua ” 20 23
PASAL 24. PENUTUP
Sebagai penutup perlu disampaikan bahwa uraian dan syarat-syarat yang terdapat dalam Spesifikasi Teknis
ini merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan gambar perencanaan yang ada, rencana anggaran
biaya serta risalah penjelasan yang akan disampaikan kepada pemborong/pelaksana proyek.
Diketahui oleh:
S pes ifik asi Tek n is ››› “ Mess K an Wil DJBC K hus us Pa pua ” 20 23
SPESIFIKASI TEKNIS
A PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank Kayu lombo kelas III 5/10 x 400 (balok) Ex. Lokal
Rambu dan Perlengkapan Lalu Lintas yang Diperlukan Rambu petunjuk, Rambu larangan, Rambu peringatan,
atau manajemen Lalu Lintas Rambu kewajiban dan Rambu informasi
Kegiatan dan Peralatan Terkait Pengendalian Risiko Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Bendera K3 dan
Keselamatan Konstruksi Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP)
B PEKERJAAN STRUKTURAL
1.01 Penggalian tanah keras Sesuai gambar kerja Dikerjakan secara manual
1.02 Cerucuk kayu besi kelas I 10/10, panjang 4m Kayu besi kelas I 10/10 x 400 Dikerjakan secara manual
1.04 Pemasangan pondasi batu belah Campuran 1SP : 4PP SP = Semen Portland, PP = Pasir Pasang
1.05 Pasangan rollag bata merah ½ batu Campuran 1SP : 4PP SP = Semen Portland, PP = Pasir Pasang
1.06 Pengurugan kembali tanah galian Sesuai gambar kerja Dikerjakan secara manual
2. Pekerjaan Beton
2.01 Pemasangan bekisting Sesuai RKS dan gambar kerja Maksimal 2 kali pemakaian
2.03 Pekerjaan beton struktural mutu f’c = 21.7 Mpa (K250) Harus didahului mix design dan uji bahan
2.04 Pekerjaan beton non struktural mutu f’c = 7.4 Mpa (K100) Harus didahului mix design dan uji bahan
3. Pekerjaan Atap
C PEKERJAAN ARSITEKTURAL
1.01 Pas. dinding bata merah ½ batu Campuran 1SP : 4PP SP = Semen Portland, PP = Pasir Pasang
1.02 Plesteran Campuran 1SP : 4PP, ketebalan 15mm SP = Semen Portland, PP = Pasir Plester
1.04 Pemasangan dinding keramik 20cm x 20cm Keramik motif 20cm x 20cm Ex. Roman
NO. ITEM PEKERJAAN SPESIFIKASI KETERANGAN
1.05 Pemasangan batu angin 20cm x 20cm, camp. 1SP : 4PP Campuran spesi 1SP : 4PP SP = Semen Portland, PP = Pasir Pasang
Batu angin 20cm x 20cm Warna dan tipe ditentukan oleh owner, Ex. Lokal
2.01 Pemasangan lantai granit 40cm x 40cm Granit 40cm x 40cm Ex. Granito
2.02 Pemasangan lantai keramik 40cm x 40cm Keramik motif 40cm x 40cm Ex. Roman
2.03 Pemasangan lantai keramik 20cm x 20cm Keramik motif 20cm x 20cm Ex. Roman
3. Pekerjaan Plafon
3.01 Pemasangan rangka besi hollow galvalume 4cm x 4cm Besi hollow galvalume 4cm x 4cm Standar SNI, Ex. Tonto
3.03 Pemasangan plafon GRC board 6mm GRC board 6mm Ex. Jayaboard
4.02 Pintu panel, kayu kelas I Kayu besi kelas I 3/30 x 400 (papan) Ex. Lokal
5. Pekerjaan Pengecatan
5.01 Pengecatan tembok Plamur tembok Lihat RKS, Ex. Nippon Paint
5.03 Pengecatan daun pintu kayu Meni kayu Ex. Emco primer
5.04 Pengecatan jaringan pipa dalam shaft Cat tembok Ex. Nippon Paint, warna dibedakan sesuai kebutuhan
5.05 Pengecatan penutup atap Cat besi "Glo-Tex", Ex. Pacific Paint
6.01 Pemasangan engsel casement 16" Tipe top Hung (Jungkit), bahan stainless Ex. Dekson
NO. ITEM PEKERJAAN SPESIFIKASI KETERANGAN
6.03 Pemasangan handle kunci pintu bulat kamar mandi bahan stainless Ex. Solid
6.06 Pemasangan pegangan pintu stainless (bentuk H pipa bulat) bahan stainless, diameter 32 X as 80 X panjang 100cm Ex. Solid
6.07 Pemasangan pegangan pintu type lever handle bahan stainless Ex. Dorma
7. Pekerjaan Sanitair
7.01 Pemasangan bak cuci stainless steel 1 lubang bahan stainless Ex. Royal
7.02 Pemasangan floor drain bahan stainless, ukuran 10cm x 10cm Ex. Paloma
7.04 Pemasangan keran kitchen sink bahan zinc dengan lapisan chrome, type flexible Ex. Toto
7.05 Pemasangan kloset duduk bahan porselin, type monoblock Ex. Toto
7.06 Pemasangan kran air dia. ½" bahan stainless Ex. Toto
NO. ITEM PEKERJAAN SPESIFIKASI KETERANGAN
7.07 Pemasangan roof drain bahan stainless, diameter 3" Ex. Onda
7.09 Pemasangan wastafel keramik (lengkap) Bahan keramik, lengkap kran dan cermin Ex. Toto
7.10 Pembuatan bak resapan 1.00m x 1.00m x 2.00m sesuai gambar kerja
7.11 Pembuatan sewage pit 2.00m x 2.00m x 2.00m sesuai gambar kerja
1. Pekerjaan Mekanikal
1.01 Instalasi air bersih Pipa PVC dia. ½" tipe AW Ex. Rucika
1.02 Instalasi pembuangan air kotor dan kotoran Pipa PVC dia. 2" Ex. Rucika
1.03 Instalasi pembuangan air hujan Pipa PVC dia. 2" Ex. Rucika
NO. ITEM PEKERJAAN SPESIFIKASI KETERANGAN
1.04 Instalasi pembuangan air AC Pipa PVC dia. 1" Ex. Rucika
1.05 Pembuatan bak kontrol 0.30m x 0.30m x 0.30m sesuai gambar kerja
2. Pekerjaan Elektrikal
2.01 Recessed mounted LED 17 watt downlight - round - cool daylight - white Ex. Philips
2.02 Recessed mounted LED 13 watt downlight - round - cool daylight - white Ex. Philips
2.03 Recessed mounted LED 9 watt downlight - round - cool daylight - white Ex. Philips
2.04 Strip light LED 7 watt 12V 400 Lm/Meter Warm White dan Cool Daylight Ex. in-Lite
2.07 Saklar 1 gang 1 way Broco Galleo G161 Single Switch 10AX 250V - White Ex. Broco
2.08 Saklar 2 gang 1 way Broco Galleo G162 Double Switch 10AX 250V - White Ex. Broco
2.11 Titik instalasi, NYM 3 x 2.5mm² (dalam conduit PVC HI 20mm²) Pipa PVC High Impact (HI) 20 mm² Standar SNI
Kabel Tegangan Rendah (TR) NYM 3 x 2.5 mm² Standar SNI, ex. Supreme
2.14 Instalasi kabel feeder Kabel TR NYY 4 x 25mm² Standar SNI, ex. Eterna
E PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Pemasangan Railing Besi hollow 5cm x 5cm + Besi hollow 2.5cm x 2.5cm sudah termasuk pengecatan Harus diawali dengan pengukuran lapangan
Profil tank kapasitas 2200 liter bahan stainless, dengan kaki, Ex. Excel