Pekerjaan : ……………………
Lokasi : ………………………
PASAL 1
1. Lingkup Pekerjaan
Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara umum
berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan untuk
Pekerjaan ……………………………………………….. meliputi antara lain :
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
B. PEKERJAAN LANTAI 1
1. Pekerjaan Tanah
2. Pekerjaan Pondasi
3. Pekerjaan Beton
4. Pekerjaan Pasangan Dinding dan Plesteran
5. Pekerjaan Kusen dan Daun Pintu Jendela Bouven
6. Pekerjaan Plafond
7. Pekerjaan Penutup Lantai Dan Penutup Dinding
8. Pekerjaan Sanitasi
9. Pekerjaan Elektrikal
10. Pekerjaan Pengecatan
C. PEKERJAAN LANTAI 2
1. Pekerjaan Beton
2. Pekerjaan Pasangan Dinding dan Plesteran
3. Pekerjaan Kusen dan Daun Pintu Jendela Bouven
4. Pekerjaan Atap dan Penutup Atap
5. Pekerjaan Plafond
6. Pekerjaan Penutup Lantai Dan Penutup Dinding
7. Pekerjaan Sanitasi
8. Pekerjaan Elektrikal
9. Pekerjaan Pengecatan
D. PEKERJAAN LAIN - LAIN
2. Ketentuan Umum
a. Tata cara penyelenggaraan pelaksanaan Kegiatan ………………………… secara umum
harus mengacu syarat-syarat dalam Dokumen Lelang maupun perubahan-perubahan dan
atau tambahan-tambahannya dalam Berita Acara Aanwijzing serta Gambar Kerja dan atau
gambar-gambar perubahan dan tambahan yang telah disetujui ahli tehnik/Panitia
Pembangunan.
b. Ketentuan lain mengenai tambahan atau pengurangan yang timbul dalam pelaksanaan akan
diatur dan dilaksanakan sesuai petunjuk ahli tehnik/Panitia Pembangunan baik sebelum
maupun selama pekerjaan berlangsung.
c. Bila karena satu dan lain hal terdapat kekurangan, perbedaan ketidakjelasan, ketidak
sesuaian baik ukuran maupun item-item pekerjaan lainnya yaitu :
Pekerjaan : ……………………………………… 1
i. Pada Gambar Kerja dengan detail gambarnya, maka yang mengikat adalah gambar
yang skalanya lebih kecil;
ii. Antara Gambar Kerja dengan Dokumen Lelang, maka yang berlaku adalah Dokumen
Lelang;
iii. Bila dalam Dokumen Lelang disebutkan, sedang dalam Gambar Kerja tidak
dituliskan, maka yang mengikat adalah Dokumen Lelang;
iv. Penentuan bagian yang mengikat / berlaku sebagaimana tersebut diatas harus
mendapatkan persetujuan Pengawas dan Staff Teknis sebelum dilaksanakan;
d. Selama berlangsungnya pekerjaan, Penyedia Jasa harus dapat menjaga lingkungan agar
tidak terganggu oleh jalannya pekerjaan;
3. Pengukuran Ulang
3. Referensi
PASAL 2
PEMBUATAN PAGAR DAN BARAK
PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
PASAL 4
PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan : ……………………………………… 2
mempengaruhi kepadatan urugan.
PASAL 05
PEKERJAAN PONDASI
5.1. U m u m
1. Lingkup Pekerjaan
Sebagai pondasi utama bangunan. Tempat ibadah ini adalah pondasi Foot Plate
sedangkan sebagai pondasi penunjang/ringan dipakai pondasi lajur batu kali atau
sebagaimana ditunjukkan pada gambar rencana.
2. Pedoman Pelaksanaan
Sebelum dilaksanakan pekerjaan pondasi, Penyedia Jasa/Panitia Pembangunan
harus mengadakan pengukuran sesuai dengan jarak/ notasi yang ada dalam gambar
rencana pondasi.
5.2 Metode Pelaksanaan
1. Pengenalan Lapangan/ Site
2. Pengukuran Lapangan/Setting Site
Penyedia Jasa/ Panitia Pembangunan sebelum memulai pekerjaan, harus melakukan
pengukuran layout dengan menggunakan surveyor yang teliti serta berpengalaman.
PASAL 6
PEKERJAAN BETON
Pekerjaan : ……………………………………… 3
lengkap sebagaimana diperlihatkan, diisyaratkan atau sebagaimana diperlukan.
b. Ukuran / dimensi dari bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada gambar - gambar
rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran yang
tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar- gambar struktur
konstruksi beton bertulang..
6.4. Semen
6.5. Pasir
6.6. Split/Batu Pecah
6.7. Air
6.8. Baja Tulangan
6.9. Selimut Beton
6.10. Penyambungan
6.11. Perlengkapan Mengaduk
Penyedia Jasa/Panitia Pembangunan harus menyediakan peralatan dan periengkapan yang
mempunyai ketelitian cukup untuk menentapkan dan mengawasi jumlah dari masing-
masing bahan beton.
6.12. Mengaduk
6.13. Suhu
a. beton sewaktu dicor/dituang tidak boleh lebih dari 32°C dan tidak kurang dari 4,5°C.
b. Bila suhu beton yang ditaruh berada antara 27°C dan 32°C maka beton harus diaduk
ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
6.14. Cetakan/Beksiting.
a. Bahan dan perlengkapan tambahan harus disediakan seperti disyaratkan untuk
mencetak/membentuk dan mendukung/menyokong pekerjaan, juga untuk menghasilkan
jenis penyelesaian permukaan beton seperti disyaratkan.
b. Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian rupa agar praktis penggunaannya,
dan harus secara hati-hati ditumpuk dengan rapat diatas tanah sedemikian rupa agar
memberi kesempatan untuk pengeringan udara secara alamiah.
6.17. Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan/bekesting selesai.
b. Ukuran dan letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan
instalasi-instalasi yang harus ditanam, besi penggantung plafond sesuai pola kerangka
langit-langit, stek-stek angker penyokong dan pengikat serta lain-lainnya yang telah
selesai dikerjakan.
c. Sebelum pengecoran dimulai, permukaan-permukaan yang berhubungan dengan
pengecoran harus disetujui Konsultan/Direksi lapangan.
d. Semua permukaan cetakan yang dilekati spesi/mortel dan adukan beton harus
dibersihkan dari adukan-adukan tersebut sebelum pengecoran dilanjutkan.
Pekerjaan : ……………………………………… 4
e. Sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton (cetakan)
harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas.
f. Permukaan bekisting dari bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan
dicor, harus dibasahi dengan merata, sehingga kelembaban/air dari beton yang baru
dicor tidak akan diserap.
g. Pada pengecoran beton baru ke permukaan beton yang telah dicor terlebih dahulu,
permukaan beton lama tersebut hares bersih dari kotoran dan bahan asing yang
menutupinya.
h. Perlu diperhatikan letak / jarak / sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang masih
berlanjut terhadap sistem struktur/penulangan yang ada.
i. Koordinasi dengan pekerjaan Elektrikal, Sanitasi dan Mekanikal harus dilakukan sebelum
pengecoran dimulai terutama yang menyangkut pipa-pipa sparing yang
menembus/tertanam dalam beton untuk keperluan setiap disiplin kerja.
j. Tidak diizinkan pemisahan yang berlelebihan agregat kasar dalam beton yang
disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar,
atau bertumpuk dengan baja tulangan tulangan.
k. Pengecoran beton untuk bagian yang vertikal seperti kolom. harus menggunakan tremie
dengan tinggi jatuh tidak boleh lebih dari 2 (dua) meter.
l. Pengecoran beton tidak diperkenankan dilaksanakan selama hujan deras atau lama.
sedemikian rupa sehingga spesi/mortel terpisah dari agregat kasar.
m. Selama hujan, air semen spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joint dan air
semen atau spesi yang henyut terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan
dilanjutkan.
n. Suatu pengecoran yang sudah dimulai pada suatu bagian tidak boleh terputus
sebelum bagian tersebut selesai.
6.20. Perlindungan
a. Harus disediakan penutup selama pengecoran dan perawatan beton untuk melindungi
beton dari hujan dan terik matahari.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang
langsung, paling sedikit 3 (tiga) hari setelah pengecoran.
c. Perlindungan semacam itu harus dibuat efektif secepatnya setelah pengecoran
dilaksanakan.
Pekerjaan : ……………………………………… 5
6.21. Perbaikan Permukaan Beton
Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan yang terdiri dari sarang
kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan, lubang baut, ketidakrataan atau bengkok,
harus dibuang dengan pemahatan atau dengan alat lain dan seterusnya digosok dengan
batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat.
Lubang-lubang pahatan harus diberi pinggitan tajam dan dicor sedemikian
sehingga pengisian akan terikat (terkunci) ditempatnya.
Sebelum dicor semua lubang harus dibasahi sampai jenih, baru kemudian
dilakukan perbaikan.
PASAL 7
PEKERJAAN KOLOM, BALOK UTAMA, BALOK ANAK DAN PLAT LANTAI
7.1. Umum
7.2. Pedoman Pelaksanaan
a. Pemasangan tulangan beton dilakukan sesuai dengan gambar kerja. Hubungan antara
besi beton satu dengan lainnya harus menggunakan kawat besi beton (kawat
bendrat),diikat dengan kuat tidak bergeser selama pengecoran dan bebas dari tanah
maupun kotoran lainnya.
b. Mutu tulangan yang disyaratkan adalah U24 diameter £ Ø 12 mm dan U39 untuk
diameter > Ø 12 mm.
c. Pada tulangan plat lantai menggunakan besi Ø10 rangkap dengan hubungan antara
sambungan menggunakan tali bendrat atau dilas.
d. Bekisting atau cetakan harus datar dan tegak lurus tidak ada yang bocor sehingga
kedudukan dan bentuknya tetap saat pengecoran maupun sesudah pengecoran. Sebelum
pengecoran berlangsung penulangan diteliti kembali dan pengecoran dapat dimulai
seijin dan sepengetahuan Direksi dan Konsultan pengawas Lapangan.
e. Setelah pengecoran selesai beton harus dilindungi terhadap sinar matahari, oleh angin,
hujan atau aliran air yang dapat merusak proses pengeringan tersebut. Semua
permukaan beton yang terbuka dijaga tetap dalam keadaan basah selama 4 hari dengan
menyemprotkan air pada permukaan air tersebut.
Pekerjaan : ……………………………………… 6
f. Pembongkaran bekisting cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai
kekuatan khusus yang cukup untuk memikul 2x beban sendiri atau minimal 21 hari.
Pembongkaran bekisting harus seijin Direksi Pekerjaan dan Direksi Lapangan.
g. Bekisting cetakan harus kuat tidak ada yang bocor sehingga kedudukan dan bentuknya
tetap saat pengecoran maupun sesudah pengecoran. Sebelum pengecoran berlangsung
penulangan diteliti kembali dan pengecoran dapat dimulai seijin dan sepengetahuan
Direksi Pekerjaan dan Direksi Lapangan.
7.3 . Kualitas Beton
Mutu beton yang digunakan adalah K-225 readymix untuk balok dan plat lantai.
PASAL 8
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
8.1. Pasangan Batu Belah
a. Bahan
Batu Belah yang dipergunakan adalah batu belah yang keras, padat tidak
berongga.
Semen PC yang digunakan harus sudah mempunyai standar SNI dan mempunyai stock
yang cukup. Umur penyimpanan semen digudang tidak boleh lebih dari 30 hari sejak
keluar dan pabrik, penyimpanan dilakukan digudang yang lantainya kering dan
minimum 30 cm lebih tinggi dari muka tanah, semen yang membatu/lembab tidak
diijinkan untuk dipakai.
Pasir yang digunakan pasir muntilan.
b. Pelaksanaan
Sebelum pondasi lajur yang dipasang, terlebih dahulu dibuat profit/ bentuk pondasi
dari bamboo atau kayu pada setiap ujung, yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan
Gambar Kerja
Permukaan dasar dari galian harus datar dan bersih dari segala kotoran, kemudian
harus diurug dengan pasir urug setebal minimum 10 cm, disiram dan diratakan sampai
benarbenar padat. Di atas lapisan pasir tersebut diberi aanstamping batu belah yang
dipasang sesuai Gambar Kerja.
Pondasi batu belah menggunakan adukan dengan campuran 1 SP : 5 PP setinggi
20 cm dihitung dari permukaan atas ke bawah.
Adukan harus membungkus batu belah pada bagian tengah pondasi,
sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari pondasi yang berongga/tidak padat.
Pada pondasi batu belah untuk peletakan kolom-kolom beton atau kolom praktis
beton, harus disediakan stek-stek tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi
yang sama dengan tulangan pokok, yang tertanain dengan baik dalam pondasi sedalam
minimum 40 diameter tulangan pokok (sesuai dengan ukuran-ukuran dan Gambar
Detail).
8.2. Pasangan Bata
a. Bahan
1. Batu bata
Batu bata yang dipergunakan harus matang pembakarannya, bila direndam di
dalam air agar tetap utuh dan tidak pecah/hancur. Ukuran bata 5 x 11 x 22 rusuk-
rusuknya tajam dan ukurannya sama besar berasal dari satu produk dan
langsung didatangkan dari pabrik atau penjual.
2. Semen/Portland Cement (PC)
Semen PC yang digunakan harus sudah mempunyai standar SNI dan mempunyai stock
Pekerjaan : ……………………………………… 7
yang cukup. Umur penyimpanan semen digudang tidak boleh lebih dari 30 hari
sejak keluar dan pabrik, penyimpanan dilakukan digudang yang lantainya kering
dan minimum 30 cm lebih tinggi dari muka tanah, semen yang membatu/lembab
tidak diijinkan untuk dipakai.
3. Pasir Pasang
Pasir yang digunakan sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi
beton. Pasir harus bersih, dari segala macam kotoran, bahan-bahan kimia dan
bebas dari lumpur. Khusus untuk plesteran, pasir yang digunakan pasir yang
lebih lembut. Setiap pekerjaan harus di dahului dengan contoh sebelum disetujui
untuk dipakai.
b. Pelaksanaan
1. Jenis Pekerjaan
a. Plesteran tahan air (trasram) 1SP : 3PP digunakan untuk menutup dinding yang selalu
berhubungan dengan air, plesteran sudut dan plesteran beton.
b. Plesteran dinding sisi luar bangunan yang tidak terlindung digunakan plesteran 1SP :
5PP.
c. Plesteran 1 SP : 5 PP digunakan untuk seluruh dinding selain dinding tahan air.
d. Untuk plesteran/screed pelat atap (dak) menggunakan plesteran kedap air dengan
campuran 1SP : 3PP.
e. Plesteran ciprat 1SP : 2PP digunakan untuk variasi tampak dengan ukuran dan letak sesuai
pada gambar kerja.
f. Semua bidang pekerjaan plesteran yang tidak dipasang batu alam dan dipasang keramik di
lapis acian semen.
3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Semua siar di permukaan dinding baruharus dikerok sedalam ±1 cm agar plesteran
dapat lebih merekat.
b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran dimulai harus dalam keadaan basah.
c. Tebal plesteran harus sama di kedua sisi dan hasil akhir dari dinding tembok setelah
diplester adalah 15 cm.
d. Dinding di atas plafond diplester beraben.
e. Semua jenis aduk plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan
pemasangan.
f. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus, harus rata, tidak
bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak mengandung
kerikil ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.
g. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi terlebih
dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.
h. Sedangkan untuk permukaan yang akan diplester, permukaannya harus dibersihkan dari
sisa-sisa bekisting kemudian dikerek/scratched.
Pekerjaan : ……………………………………… 8
4. Pemeliharaan Pekerjaan
a. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar dan tidak secara tiba-tiba.
b. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat
kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup
yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.
c. Pembasahan tersebut adalah sebagai berikut selama 7 (tujuh) hari setelah
pengacian selesai, Penyedia Jasa/Kontraktor harus selalu menyiram dengan air
sekurang- kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh.
d. Selama permukaan plesteran belum dilapisi dengan bahan/material akhir Penyedia
Jasa/Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan
pengotoran dengan biaya adalah tanggungan Penyedia Jasa/Kontraktor, tidak dapat
diclaim sebagai pekerjaan tambah.
e. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan/material akhir diatas
permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua)
minggu cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang disyaratkan
tersebut diatas.
PASAL 9
PEKERJAAN ATAP DAN PENUTUP ATAP
9.1 Lingkup Pekerjaan
1. Pemasangan kuda-kuda dan rangka atap baja ringan.
2. Pemasangan atap genteng press jatiwangi besar glazur.
3. Pemasangan bubungan genteng press jatiwangi besar glazur.
4. Pemasangan lisplank urat kayu 30 cm.
5. Pengukuran kembali jarak reng untuk persiapan pemasangan penutup atap supaya hasil
akhir pemasangan terlaksana dengan sempurna.
PASAL 10
PEKERJAAN KUSEN DAN DAUN PINTU JENDELA BOUVEN
Pekerjaan : ……………………………………… 9
PASAL 11
PEKERJAAN PLAFOND
PASAL 12
PEKERJAAN LANTAI DAN PENUTUP DINDING
12.2. Bahan
a. Untuk semua ruangan selain KM/WC menggunakan lantai keramik motif ukuran 60 x 60
cm, lantai KM/WC menggunakan lantai keramik motif 25x25cm, dinding KM/WC
25 x 40 cm, polished, tidak licin, kualitas baik, tidak retak, rata, dan mempunyai daya
lekat aduk standart, digunakan untuk seluruh ruangan, dan motif ditentukan kemudian.
PASAL 13
PEKERJAAN SANITASI
13.1. Umum
Yang dimaksud dengan pekerjaan instalasi mekanikal di sini secara keseluruhan adalah
pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan-peralatan, bahan- bahan
utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi sanitasi yang lengkap
dan baik sesuai dengan spesifikasi, gambar dan bill of quantity (BQ). Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan : ……………………………………… 10
meliputi :
a. Pekerjaan perpipaan
b. Pekerjaan instalasi air bersih
c. Pekerjaan instalasi air kotor
d. Septic tank untuk air kotor dari WC
e. Sistem Peresapan untuk air kotor dari kamar mandi
f. Air HUjan
PASAL 15
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
15.1. Umum
Yang dimaksud dengan pekerjaan instalasi elektrikal di sini secara keseluruhan
adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan-peralatan bahan-
bahan utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi elektrikal yang
lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi, gambar dan bill of quantity.
b. Referensi
Seluruh pekerjaan instalasi elektrikal harus dilaksanakan mengikuti :
- Standard dalam PUIL 1987
- SPLN
- SII (Standar Industri Indonesia)
- Standard-standard International yang tidak bertentangan dengan PUIL.
- Peraturan/ Hukum Daerah setempat.
Pekerjaan : ……………………………………… 11
c. Pekerjaan Instalasi Daya Listrik
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Pengadaan dan pemasangan kabel TM dan kabel feeder TR dari:
- Meter PLN ke LVMDP.
- LVDMP ke semua panel-panel masing-masing gedung.
b. Pengadaan dan pemasangan lampu.
c. Pengadaan dan pemasangan kabel instalasi penerangan dan stop kontak.
d. Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan.
e. Pengadaan dan pemasangan alat-alat bantu instalasi.
f. Pengadaan dan pemasangan kabel tanah.
g. Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi penerangan, stop kontak.
h. Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi kabel tegangan rendah.
i. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pembumian.
j. Pembuatan as built drawing (gambar terpasang).
k. Mendapatkan pengesahan instalasi dari instansi yang berwenang.
l. Mengadakan pelatihan, terhadap operator dari pihak Direksi lapangan/
Pengguna Jasa.
m. Penyedia Jasa/Kontraktor wajib memenuhi mutu lingkup pekerjaan di atas, sehingga
setelah dipasang dan diuji dengan baik, didapat mutu instalasi yang siap untuk
dipakai.
2. Panel-Panel
3. Kabel-Kabel
4. Stop Kontak ,Saklar dan Power Switch
5. Lampu Penerangan ex PHILIPS/ARTOLITE/ TOSHIBA/ Setara
6. Penanaman/ Pembumian
7. Testing dan Commissioning
PASAL 16
PEKERJAAN PENGECATAN
Pekerjaan : ……………………………………… 12
PASAL 18
KETENTUAN LAIN – LAIN
1. Semua jenis bahan material yang digunakan semua harus berstandar SNI terutama yang harus
diperhtikan untuk jenis bahan material pada pekerjaan Elekrikal dan Sanitasi dan yang
mengerjakannya harus berkompeten sudah berpengalaman dan bersertifikat ijin resmi sesuai
bidang tersebut.
2. Semua jenis bahan material yang tidak tercantum dalam Dokumen terlebih dahulu harus seijin
Direksi teknis dalam penggunaannya.
Kendal, 2021
Menyetujui : Dibuat :
…………………….
…………………………………… ……………………………..
………………………………. ……………………..
Pekerjaan : ……………………………………… 13