Anda di halaman 1dari 12

Spesifikasi Teknis

Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan


di TPA/TPST/SPA Kabupaten/Kota

Konstruksi Rumah Kontainer


SPESIFIKASI TEKNIS

Syarat – Syarat Umum

A. KETERANGAN UMUM DAN IKHTISAR PEKERJAAN


1. Keterangan Umum
Pekerjaan ini yang harus diselesaikan seperti yang dimaksud oleh RKS ini
adalah sesuai dengan gambar-gambar perencanaan, Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan, serta Addendum yang disampaikan selama pelaksanaan pekerjaan.
2. Ikhtisar Pekerjaan
Kegiatan : Program Pengelolaan Persampahan
Sub. Kegiatan : Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengelolaan
Persampahan di TPA/TPST/SPA Kabupaten/Kota
Pekerjaan : Konstruksi Rumah Kontainer
Lokasi : Pasar Gede Klaten
Tahun Anggaran : 2023 Perubahan

B. DASAR-DASAR PEKERJAAN
Pekerjaan ini harus dilaksanakan berdasarkan :
1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
2. Gambar-gambar kerja yang dilampirkan dalam RKS ini serta gambar detail
yang dibuat oleh penyedia jasa dan sudah disahkan oleh Direksi.
3. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
4. Petunjuk dan Perintah Direksi selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan
ini.
5. Mengutamakan tenaga kerja setempat.
6. Peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan pada
Penyelenggaraan Bangunan-bangunan di Indonesia (PUBB1982).
7. Analisa BOW dan SNI.

C. PERBEDAAN
1. Jika terdapat perbedaan antara gambar dan RKS, maka RKS lah yang mengikat.
2. Jika dalam gambar tercantum, sedangkan RKS belum/tidak tercantum, maka
gambar yang mengikat.
3. Gambar Kerja Arsitektur dengan gambar struktural maka : yang dipakai
sebagai pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur, dalam
kualitas dan jenis bahan adalah gambar struktur.
4. Penyedia Barang/Jasa diwajibkan meneliti dan mencocokkan antara instruksi
kepada peserta lelang dengan gambar-gambar rencana dan detail.
5. Jika terdapatKesalahan-kesalahan pelaksanaan yang disebabkan karena
kesalahan membaca gambar menjadi resiko Penyedia Barang/Jasa.

D. TIMBANGAN DUGA / PEIL


1. Titik duga peil bangunan harus sesuai dengan gambar rencana atau ditentukan
kemudian oleh Direksi bersama Perencana di lapangan pada saat pengukuran
kembali
2. Penyedia Jasa diharuskan menggunakan alat-alat (instrument) yang perlu dan
tidak rusak untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak secara
tepat dan dapat dipertanggung jawabkan, untuk itu dihindari cara-cara
pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan secara kira-kira.

E. UITZET DAN BOUWPLANK


1. Letak peil nol ditentukan oleh Direksi disetujui oleh Perencana
2. Papan untuk bouwplank adalah kayu ukuran 2/20 diserut rata bagian atas.
3. Papan bouwplank dipasang pada patok yang kuat, sehingga tidak bisa
digerakan atau dirubah.
4. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu sama yang lain, kecuali
dikehendaki lain oleh Direksi.
5. Setelah selesai pemasangan papan ukur, Pemborong harus melaporkan
kepada Direksi untuk dimintakan persetujuannya, serta harus menjaga dan
memelihara keutuhan serta ketepatan letak papan patok ukur sampai tidak
diperlukan lagi dan dibongkar atas persetujuan Pengawas.
6. Pemborong bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran persiapan
bouwplank / setting out pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian yang
diberikan perencana secara tertulis, serta bertanggung jawab atas level, posisi,
dimensi, serta kelurusan seluruh bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan,
tenaga kerja yang diperlukan untuk itu.
7. Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan
dalam hal tersebut di atas merupakan tanggung jawab Pemborong serta wajib
memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali bila kesalahan
tersebut disebabkan referensi tertulis dari perencana.
8. Sebelum memulai pekerjaan galian dan pembongkaran Pemborong harus
memastikan peil-peil dari halaman dengan baik, seteliti mungkin sesuai titik-
titik / garis-garis contur yang ditentukan dalam gambar kerja.
9. Bila ditentukan hal-hal yang menyangsikan dari peil-peil ini, maka Penyedia
Jasa harus memberikan laporan tertulis pada Direksi.

F. MACAM PEKERJAAN
Pekerjaan yang dilaksanakan Penyedia jasa secara garis besar antara
lainsebagai berikut :
1. PEKERJAAN PENDAHULUAN:
Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank, pembersihan awal, papan nama
proyek, pembuatan kantor direksi, brak bahan dan SMKK dan pembongkaran lantai
eksisting.
2. PEKERJAAN TANAH:
Pekerjaan galian tanah, urugan kembali bekas galian, pemadatan urugan lantai,
urugan pasir bawah lantai dan bawah pondasi batu kali.
3. PEKERJAAN PASANGAN:
Pekerjaan aanstamping, pasang pondasi batu kali, bata merah tebal ½ bata,
pasang roster, pasang glassblock, plesteran, acian dan sponengan.
4. PEKERJAAN BETON:
Pekerjaan sloof, kolom, balok, ring balok, balok latei, beton konsol kanopi dan plat
Lantai.
5. PEKERJAAN PINTU :
Pekerjaan Pintu geser, rel pintu, pintu kayu kamfer dan daun pintu.
6. PEKERJAAN CAT :
Pekerjaan cat dinding luar, dinding dalam dan cat pintu kayu.
7. PEKERJAAN LISTRIK :
Pekerjaan pemasangan instalasi titik lampu, stop kontak dan penyaluran arus
listrik dari bangunan terdekat.
8. PEKERJAAN ATAP :
Pekerjaan atap baja ringan, atap spandeck galvalum dan pekerjaan pasang
lisplank.
9. PEKERJAAN LAIN-LAIN :
Pekerjaan pengadaan tanaman hias dan pemasangan huruf timbul acrilyc.

Pekerjaan Struktur dan Arsitektur

A. PEKERJAAN PERSIAPAN.
1. Tempat pekerjaan diserahkan kepada Penyedia jasa dalam keadaan seperti
pada waktu penjelasan di lapangan.
2. Kerusakan tempat pekerjaan yang disebabkan oleh pelaksanaan
pembangunan ini menjadi tanggung jawab Penyedia barang/jasa, untuk itu
diharapkan Penyedia barang/jasa minta ijin kepada pemilik yang
bersangkutan untuk mendapatkan dispensasi pemakaian jalan menuju lokasi.
3. Duga lantai /permukaan bangunan ditetapkan kemudian di lapangan dengan
ketentuan mengacu pada lantai bangunan terdekat atau elevasi jalan
disekitarnya
4. Papan nama kegiatan, Penyedia jasa pekerjaan konstruksi diharuskan untuk
membuat papan nama kegiatan dengan redaksi sesuai dengan normalisasi dari
Kantor Dinas Pekerjaan umum dan Penataan Ruang.

B. PEKERJAAN TANAH
a. Pekerjaan galian.
1. Pekerjaan galian tanah meliputi galian tanah pondasi
2. Apabila ternyata terdapat pipa air, pipa pembuangan, kabel-kabel listrik,
telepon dan lain-lain yang masih digunakan, maka secepatnya
memberitahukan kepada Pengawas atau kepada Penguasa / Instansi yang
berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya. Penyedia
Jasa bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan sebagai akibat dari
pekerjaan galian tersebut.
b. Urugan Kembali
1. Penimbunan harus dilakukan menurut gambar (dalam keadaan padat).
Apabila perlu direksi pengawas lapangan dapat memerintahkan
penimbunan yang melebihi ukuran, diperhitungkan dengan penyusutan
tanah akibat konsolodasi.
2. Penimbunan dilakukan perlapisan tebal 20 cm, yang diratakan dan
dipadatkan secara horizontal.
3. Penimbunan dapat dilakukan dengan memakai tanah hasil galian atau
mengambil dari tempat lain disekitar lapangan pekejaan yang disetujui
Direksi Pengawas Lapangan.
4. Tanah untuk timbunan harus dari tanah yang baik dengan kadar air yang
cukup dan disetujui Direksi/Pengawas Lapangan, bebas dari kotoran-
kotoran atau bahan-bahan lain yang menggunakan konstruksi.
c. Urugan Pasir Bawah Lantai
1. Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal
minimal 10cm atau sesuai gambar kerja, disiram dan diratakan dan di
atasnya diberi batu kali pecah yang dipasang sesuai dengan gambar.

C. PEKERJAAN PASANGAN, PLESTERANDAN ACIAN


Lingkup Pekerjaan meliputi : pasangan aanstamping, pasangan pondasi batu kali
campuran 1SP : 6 PP lokal, pasangan bata merah tebal ½ bata Campuran 1SP : 6
PP lokal, pasangan roster, pasangan glassblock, Plester dinding 1 Pc : 6 Pp, Plester
beton 1 Pc : 3 Pp, pekerjaan acian dan sponengan.
a. Pasang aanstamping dan pondasi batu kali
 Pasangan aanstamping dilaksanakan dibawah pondasi batu kali sesuai
gambar.
 Pasangan batu kali dilaksanakan pondasi lajur.
 Pasangan dengan campuran 1SP : 6 PP lokal, yang dilaksanakan untuk
pasangan pondasi lajur.

Uraian pelaksanaan :
1. Pekerjaan dimulai setelah pekerjaan galian diperiksa dan disetujui oleh
pengawas lapangan.
2. Bila pada lubang galian untuk pondasi terdapat banyak air tergenang, air
harus dipompa dan dasar lubang dikeringkan, terlebih dahulu.
3. Pekerjaan pondasi ini lengkap dengan penyediaan lubang-lubang khusus
untuk saluran air dan keperluan lain.
4. Jika pasangan pondasi terpaksa dihentikan maka ujung penghentiannya
harus bergigi agar pada penyambungan baru berikutnya terjadi ikatan
yang kokoh dan sempurna, di dalam pondasi tidak boleh terdapat
rongga.
5. Kualiatas batu kali padat dan keras , dipasang dengan semua permukaan
bekas pecahan ( tidak polos).
6. Pekerjaan batu kali dilaksanakan sesuai gambar.

b. Pasangan bata merah tebal ½ bata campuran 1SP : 6 PP lokal


1. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pasangan bata
meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai
untuk mendapat persetujuan dari Direksi , di sertai gambar shop
drawing.
2. Sebelum melaksanakan pekerjaan harus jelas terlebih dahulu mengenai
bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan:
 Tinggi dan lebar pasangan.
 Perkuatan tambahan pasangan
3. Pasangan bata yang digunakan adalah ½ batu
4. Campuran spesi yang dipakai 1SP : 6 PP lokal untuk ½ batu dan
beberapa pasangan bata lainnya (ditunjukkan pada gambar kerja dan
mengacu pada volume item pekerjaan yang ada).
5. Bata harus di rendam agar jenuh air agar tidak menyerap air dari
campuran.
6. Ketebalan spesi diusahakan sama pada arah vertikal dan horizontal
7. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi
dari 5 %. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan
8. Lebar spesi dibuat rapi dan rapat, maksimal .2 cm
9. Pekerjaan harus dikerjakan dengan rapi mengingat pasangan bata bakar
kayu.
c. Pasangan roster dan glassblock
1. Pemasangan roster dan glassblock mengikuti pola dan posisi yang ada
pada gambar kerja.
2. Model roster dan glassblock ditentukan oleh owner.

d. Plester dinding campuran 1 Pc : 6 Pp dan plester beton campuran 1 Pc : 3 Pp


1. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang-bidang yang akan
diplester harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dibasahi dengan
air agar plesteran tidak cepat kering dan tidak retak-retak.
2. Semua permukaan beton yang akan diplester permukaannya harus
dikasarkan terlebih dahulu kemudian diplester dengan campuran 1 Pc : 6
Pp untuk permukaan dinding dan campuran 1 Pc : 3 Pp untuk
permukaan beton.
3. Adukan untuk plesteran harus benar-benar halus sehingga plesteran
tidak pecah-pecah
4. Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai mantap dengan acian
PC sehingga tidak menjadi retak-retak dan pecah dengan hasil halus,
rata.
5. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata, vertikal dan tegak lurus
dengan bidang lainnya.
e. Pekerrjaan Acian
Acian dibuat dalam campuran 1 PC : 2 Air (volume), dan di gunakan
pada permukaan yang sudah di plester sesuai petunjuk dari konsultan
pengawas di lapangan.
f. Sponengan
Pekerjaan plester dan acian untuk membentuk sudut 90 derajat pada
dinding, kolom beton, dan balok beton.

D. PEKERJAAN BETON
a. Cor beton sloof, kolom struktur, balok ring K-225 dengan molen
b. Cor beton beton lantai mutu K-250 tebal minimal 12 cm dengan molen
c. Ukuran dan detain pekerjaan beton sesuai gambar kerja.
d. Pekerjaan bekesting dan pembesian sesuai dengan gambar kerja
f. Standar :
1). SNI M-26-1990-F (Metode Pengujian dan Pengambilan Contoh untuk
Campuran Beton Segar)
2). SNI M-62-1990-03 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton
di Laboratorium)
3). SNI-T-15-1990-03 ( Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal)
4). SNI T-28-1991-03 (Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton)
5). SNI 03 – 1974-1990 (Metode Pengujian Kuat Tekan Beton)

E. PEKERJAAN PINTU
1. Pintu menggunakan kusen besi hollow dan daun pintu menggunakan
plat besi eser, untuk ukuran dan detail seperti yang tertera pada
gambar kerja.
2. Pekerjaan Pemasangan semua bagian kusen dan daun pintu harus
tepat dan presisi agar terlihat rapi.
3. Penyambungan menggunakan las harus diusahakan agar tidak
kelihatan mencolok.
4. Finishing pekerjaan pintu dan jendela menggunakan cat zinchromate.
5. Pekerjaan pintu dan daun pintu kayu menggunakan kayu kamfer
lengkap dengan aksesorisnya berupa engsel dan kunci slot. Untuk
merk engsel dan kunci selot dapat dilihat pada analisa pekerjaan.

F. PEKERJAAN CAT
1. Pekerjaan cat dilakukan pada pagar dan dinding di area TPS.
2. Merk cat yang disarankan untuk pagar dan dinding adalah Eco
Emultion Primer (Propan); Decorcryl (Propan) warna special 2 dan
Décor Primer (Propan); Decorshield (Propan).
3. Sebelum pengecatan dilakukan pemeriksaan pada permukaan dinding
yang akan di cat oleh pengawas dilapangan.
4. Dinding yang sudah siap di cat segera di lakukan pengecatan di bawah
arahan pengawas di lapangan.
5. Pengecatan dilakukan menggunakan roll cat.
6. Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan
terjadinya sentuhan-sentuhan selama 1,5 sampai 1 jam.
7. Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang paling sedikit selama 2
(dua) jam kemudian.

G. PEKERJAAN LISTRIK
1) Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar,
dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipakai
dengan spesifikasi yang dipakai pada bab ini, merupakan kewajiban
Pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga
sesuai dengan ketentuan pada BAB ini tanpa adanya ketentuan tambahan
biaya.
2) Pada dasarnya semua bahan dan peralatan harus sesuai dengan ketentuan
yang tertera pada peraturan-peraturan seperti :
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000, atau yang terbaru.
b. Peraturan Instalasi Listrik (PIL),
c. Syarat-Syarat Penyambungan Listrik (SBL),
d. Standard lain: AVE Belanda, VDE/DIN Jerman, IEC Standard, JIS
Jepang, NFC Perancis, NEMA USA,
e. Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan,
f. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang,
seperti Perumtel, Dit.jen bina lindung, PLN dan Pemerintah daerah.
3) Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki
surat ijin instalasi dari instalasi yang berwenang dan telah biasa
mengerjakannya dan suatu daftar referensi pemasangan harus
dilampirkan dalam surat penawaran.
4) Persyaratan teknis pekerjaan elektrikal
a. Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan
suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan, sedang pemasangan harus dikerjakan dengan
memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada.
c. Gambar-gambar arsitek dan struktur/sipil harus dipakai sebagai
referensi untuk pelaksanaan dan detail "finishing" instalasi.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar
kerja dan detail kepada pengawas untuk dapat diperiksa dan disetujui
terlebih dahulu. Pengajuan gambar-gambar tersebut, pemborong
dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi yang berhubungan
dengan instalasi ini.
e. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi
terpasang yang disertai dengan dokumen asli operating and
maintenance instruction, technical instruction, spare part instruction
dan harus diserahkan kepada pengawas pada saat penyerahan pertama
dalam rangkap 5 (lima).
5) Koordinasi
a. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan pemborong
instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
b. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak
menghalangi kemajuan instalasi yang lain.
c. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka
semua akibatnya menjadi tanggung jawab pemborong.
6) Pelaksanaan Pemasangan
a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, pemborong
harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada pengawas
dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
b. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran
dan kapasitas peralatan yang akan dipasang, apabila ada sesuatu yang
diragukan, pemborong harus segera menghubungi direksi.
Pengambilan ukuran dan atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah
akan menjadi tanggung jawab pemborong.
7) Testing & Commissioning
a. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan
pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah
keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat
memenuhi semua persyaratan yang ada.
b. Test elektrikal beban penuh selama 3 x 24 jam, harus disaksikan oleh
direksi, MK atau Pengawas dan bila terjadi kerusakan atau kesalahan
harus diperbaiki atas tanggungjawab pemborong.
c. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk
mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab pemborong.
d. Hasil pengujian dituangkan dalam berita acara sebagai syarat
penyerahan pertama.
8) Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan
a. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak
saat penyerahan pertama.
b. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama tiga bulan
terhitung sejak saat penyerahaan pertama.
c. Selama masa pemeliharaan, pemborong instalasi ini diwajibkan
mengatasi dan mengganti segala kerusakan yang terjadi tanpa adanya
tambahan biaya.
d. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai
dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab pemborong
sepenuhnya.
e. Selama masa pemeliharaan ini, apabila pemborong instalasi ini tidak
melaksanakan teguran dari pengawas atas
perbaikan/penggantian/penyetelan yang diperlukan, maka pengawas
berhak menyerahkan perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut
kepada pihak lain atas biaya pemborong instalasi ini.
f. Selama masa pemeliharaan ini, pemborong instalasi ini harus melatih
petugas-petugas yang ditunjuk oleh pemilik sehingga dapat mengenali
sistem instalasi dan dapat melaksanakan pemeliharaannya.
g. Serah terima pertama dari instalasi ini harus dapat dilaksanakan
setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda
tangani oleh pemborong dan pengawas serta dilampir surat ijin
pemakaian dari jawatan keselamatan kerja.
h. Apabila diperlukan oleh pemberi tugas, pemborong harus bersedia
datang ke lokasi proyek untuk mengatasi dan memperbaiki kerusakan-
kerusakan yang terjadi. Petugas yang ditunjuk oleh pemborong harus
sudah hadir paling lambat 3 jam setelah dihubungi oleh pemberi tugas.
9) Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi
a. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan
dengan kondisi lapangan, harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan
pihak direksi.
b. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan
yang ada kepada pihak pengawas dalam rangkap 3 (tiga).
c. Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh pemborong
kepada pengawas secara tertulis. Pekerjaan
tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Pengawas
secara tertulis.
10) I j i n - I j i n
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini
serta seluruh biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab
pemborong.
11) Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran
a. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan
dalam pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikan seperti kondisi
semula, menjadi lingkup kerja instalasi ini.
b. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan
apabila ada persetujuan dari pihak pengawas secara tertulis.
12) Ruang Lingkup Pekerjaan Elektrikal
a. Lingkup pekerjaan Instalasi Listrik meliputi instalsi titik lampu,
instalasi stop kontak dan penyaluran arus listrik dari bangunan
terdekat.
b. Material yang digunakan untuk Instalasi Listrik :
1. Kabel NYY 4x6 sqmm
2. Kabel NYA 1x2,5 sqmm
3. Pipa pvc 20 mm
4. Kabel NYM 3x2,5 sqmm
5. DOWN LIGHT INBOW 5"/RD-150/E-27
6. LAMPU LED BULB-14,5W Philips
7. Stop kontak dinding broco atau panasonic
8. Saklar ganda broco atau panasonic

H. PEKERJAAN ATAP
a. pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:

1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi


2. Pengiriman bahan baja ringan ke lokasi proyek
3. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan
4. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap meliputi struktur rangka
atap, besi siku dudukan gording, besi beton pengaku gording dan
angkur.

b. Persyaratan teknis pemasangan atap galvalum :

1. Rangka atap baja ringan harus terpasang dengan sangat kuat dan
stabil dengan dilengkapi angkur pada kedua tumpuannya sesuai
gambar kerja
2. Pastikan rangka yang sudah terpasang tidak akan terjadi deformasi
(perubahan bentuk) yang di akibatkan pelaksanaan pekerjaan.
3. Pemasangan lisplank GRC ukuran 20 cm sesuai gambar kerja.

I. PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Pengadaan Tanaman hias
2. Pekerjaan pemasangan huruf acrilyx dengan ukuran masing-masing
huruf 10 cm.

KETENTUAN BAHAN

1. Semen
a. Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC) sekualitas
Holcim,Gresik,Tiga Roda.
b. 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
c. Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak
terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
d. Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
e. Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus menjamin mutu
semen, dengan menyediakan tempat penyimpanan yang kedap air dan
tetutup rapat.
f. Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.
2. Pasir :
a. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
b. Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya,
jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
3. Air.
a. Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2
gram/liter.
b. Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat
organik lainnya) lebih dari 15 gram/liter.
c. Tidak mengandung khlorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.
d. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.
e. Apabila dipandang perlu, Konsultan Supervisi dapat minta kepada
Penyedia Jasa konstruksi supaya air yang dipakai diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Penyedia
Jasa konstruksi

KETENTUAN LAIN – LAIN

1. Bahan – bahan yang digunakan dan didatangkan harus sesuai dengan yang diminta
dalam bestek ini serta harus mendapatkan ijin dari Direksi.
2. Pemasangan bahan – bahan eks pabrikan harus mengikuti petunjuk teknis
pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
3. Penggunaan bahan – bahan yang tidak sesuai dengan syarat – syarat yang tercantum
dalam RKS ini, akan ditolak atau dikeluarkan dari lokasi atas perintah Direksi dan
semuanya menjadi resiko pemborong.
4. Apabila terjadi keraguan akan mutu bahan – bahan yang didatangkan dan Direksi
lapangan minta penyelesaian pemeriksaan pada laboratorium bahan bangunan
tersebut, maka biaya yang timbul menjadi tanggung jawab pemborong.
5. Dalam Penyusunan HPS menggunakan standar harga bahan sesuai di pasaran,
dalam perolehan harga upah pekerjaan menggunakan dasar standar untuk
Kabupaten Klaten tahun 2023, sehingga Penyedia Jasa harus menggunakan dasar
tersebut.
6. Penyedia jasa harus melampirkan surat dukungan Sesuai dengan spesifikasi teknis
apabila diperlukan.
7. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang belum diuraikan dalam bestek ini maka akan
dibetulkan dalam Penjelasan Pekerjaan/Aanwijzing dan dituangkan dalam berita
acara aanwijzing.
8. Apabila ada perbedaan antara gambar bestek, RKS dan gambar skala kecil dengan
skala besar harus dikonsultasikan kepada Direksi.
9. Segala perubahan yang ada dalam pelaksanaan, kontraktor wajib membuat shop
drawing maupun as build drawing yang disahkan/disetujui oleh semua pihak yang
terkait, dan diserahkan ke pihak pengguna sebelum P H O (Serah Terima Pekerjaan )

Klaten, Oktober 2023

Menyetujui dan Mengesahkan :


Kepala Dinas Lingkungan Pejabat Pembuat Komitmen
Hidup DLH Kab. Klaten
Kabupaten Klaten
Selaku Pengguna Anggaran

SRIYANTO, ST, MM
SRIHADI, ST, MM
Pembina
Pembina Utama Muda
NIP. 19670726 198903 1 009
NIP. 19710201 199703 1 013

Anda mungkin juga menyukai