A. LOKASI PROYEK
Lokasi pekerjaan di Jl. Yos Sudarso Kabupaten Mamuju, dengan titik koordinat : Garis
Lintang -2.674090, Garis Bujur 118.885031. Lokasi yang berada di tepi laut kota
mamuju, dengan luas 5612.82 m2 ini memberikan view eksotis tersendiri bagi penonton
maupun pemain.
1
B. DATA FISIK PROYEK
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus di baca dan dimengerti bersama
– sama dengan gambar-gambar rencana, yang keduanya menguraikan tentang
pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pemborong. Identitas pekerjaan seperti peta
lokasi, tempat pekerjaan dilaksanakan dijelaskan dalam gambar rencana. Dalam uraian
ini disebutkan detail dari spesifikasi teknis untuk Kegiatan Pembangunan ini akan
diselenggarakan secara hati-hati dan efisien, disesuaikan dengan Spesifikasi Teknis ini
dan dengan petunjuk-petunjuk Direksi.
Adapun bangunan yang dikerjakan adalah :
a. Tribun dan Ruangan Pendukungnya
b. Lapangan Tenis dan Fasilitasnya
c. Lanscape Lapangan
C. PELAKSANAAN KONSTRUKSI
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
A. Lingkup Pekerjaan
a. Pasang bouwplank & Pengukuran
b. Direksi keet, Gudang dan Barak Kerja
c. Air Kerja
d. Penerangan Listrik
e. Mobilisasi dan Demolibisasi
f. Pagar Proyek
g. Papan Proyek
2
dan rata/waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan
Pengawas.
3. Bouwplank dipasang mininium sejarak 2 m dari as pondasi
terluar. Apabila kondisi lapangan tidak memungkinkan,
bouwplank di letakkkan sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas.
4. Setelah selesai pemasangan bouwplank, Pemborong harus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan dan harus menjaga serta memelihara keutuhan
dan ketetapan letak bouwplank selama pembangunan,
sampai dinyatakan tidak diperlukan lagi oleh Konsultan
Pengawas.
b. Pekerjaan Pengukuran
1. Sebelum memulai pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan
mempelajari dengan seksama rencana tapak dan titik mulai
awal pembangunan dan referensi koordinat, pengukuran
sesuai dengan petunjuk konsultan seperti yang tercantum
dalam gambar kerja.
2. Bila ada ketidaksesuaian ukuran di lapangan terhadap
gambar kerja, Pemborong diwajibkan memberitahukan hal
tersebut kepada Konsultan Pengawas secara tertulis untuk
mendapatkan cara penyelesaian yang terbaik.
3. Jumlah BM/patok ukur yang harus dibuat oleh Pemborong
minimum 2 (dua) buah, lokasi penanaman sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu dan atau terganggu selama pembangunan
berlangsung.
4. Patok ukur dibuat tertancap kuat ditanah dengan bagian yang
muncul diatas muka tanah cukup untuk memberikan indikasi
peil P 0.00 sesuai dengan gambar kerja. Diatasnya
dicantumkan indikasi peil P +/- 0.00 sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas.
3
5. Untuk daerah yang mempunyai perbedaan elevasi sangat
tajam, diperlukan patok ukur tambahan yang dapat dipakai
sebagai patokan elevasi - elevasi di daerah tersebut.
6. Patok ukur dibuat permanen, tidak. dapat diubah, diberi tanda
yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai pembangunan
selesai. Pembongkaran hanya dapat dilakukan bila ada
instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas.
3. Air Kerja
a. Air untuk bekerja harus disediakan Pernborong dengan mengambil
sumber dari sumur yang ada di lokasi proyek atau dari luar lokasi
atau mengambil sumber dari instalasi yang ada dengan
persetujuan pihak Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
b. Apabila sumber air yang ada tidak dapat menjamin kelancaran
catu air, Pernborong harus membuat bak pcnampungan
air/reservoir dengan kapasitas yang mencukupi untuk air kerja,
dibuat dari drum-drum atau sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas.
4
4. Penerangan Listrik
Listrik untuk bekerja harus disediakan Pemborong dengan
menggunakan diesel pernbangkit tenaga listrik / arus dari PLN dengan
kapasitas daya mencukupi untuk keperluan kerja.
5. Mobilisasi dan Demobilisasi
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus mengadakan
mobilisasi peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menunjang
jalannnya pekerjaan. Selarnbat-larnbatnya 7 (tujuh) hari setelah Surat
Perintah Kerja (SPK) diterima oleh Pemborong. Demobilisasi
dilaksanakan, apabila pekerjaan dianggap telah selesai dan dengan
persetujuan Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
6. Pagar Proyek
Pemborong diwajibkan membuat pagar proyek untuk membatasi antara
lokasi kerja dengan lokasi sekitarnya. Pagar proyek ini berfungsi juga
sebagai pengaman agar bahan – bahan dan pekerjaan dapat terlindung
dari pengaruh luar atau disekitarnya yang bersifat merusak.
7. Papan Proyek
Pemborong diwajibkan menyediakan papan proyek sebagai informasi
kegiatan yang akan dikerjakan.
2. PEKERJAAN TANAH
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian, pengurungan, pemadatan dan perataan tanah seperti
tercantum dalam gambar.
B. Persyaratan pelaksanaan
1. Sebelum memulai pekerjaan perbaikan tanah, galian dan urungan,
pemborong harus membersihkan tempat pekerjaan dari semua
sampah-sampah dan lain-lain, dan meneliti ketentuan tinggi
permukaan lantai yang terdantum dalam gambar
2. Pemborong diwajibkan membuat saluran-saluran sementara diatas
tapak dan atau mengalihkan saluran-saluran yang telah ada diatas
tapak sehingga tidak menggangu jalannya pekerjaan dan tapak dapat
bebas dari genangan-genangan air.
5
3. Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah
yang telah direncanakan, pengalian pada bagian harus dilakukan
sdemikian rupa dan tanah kelebihan harus digunakan untuk
pengurngan atau dibuang kecuali ditentukan lain oleh Konsultan
Pengawas.
4. Pemborong harus mencegah genangan air dalam galian yang
dibabkan oleh hujan, rembesan air dengan jalan memompa atau
menyalurkan keselokan atau tempat lain sesuai petunjuk konsultan
pengawas, bila diperlukan untuk mencegah kelongsoran maka dapat
digunakan penyangahan pada galian.
5. Apabila ada kesalahan penggalian/galian lebih dalam yang
dikehendaki atau posisinya berlainan dengan tertera dalam gambar
maka pemborong harus mengisi kelebihan kedalam tersebut dengan
pasir atau bahan lain yang disetujui Konsultan Pengawas atas biaya
pemborong tanpa penggantian biaya dari pemberi tugas.
6. Tanah yang akan diurug dan tanah urungannya harus bebas dari
segala bahan-bahan yang dapat membusuk atau dapat mempengaruhi
kepadatan urungan yang akan dilaksanakan.
7. Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik
8. Bila permukaan tanah tidak mencapai kepadatan yang dipersyaratkan,
maka pemborong wajib melakukan perbaikan mutu tanah tersebut
dengan mengganti tanah urug yang dapat mencapai kepadatan yang
dipersyaratkan atas biaya pemborong.
9. Pekerjaan galian tanah untuk semua lubang yang diperlukan, baru
boleh dilaksanakan setelah bouwplank selesai terpasang lengkap
dengan penandaan sumbu. Ketinggian serta bentuk galian harus
diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
10. Pengalian harus disesuaikan dengan gambar kerja, dasar galin
dikerjakan dengan teliti dn datar, harus bersih dari tanah urug bekas
sisa-sisa bahan bangunan/ kotoran.
11. Kelebihan tanah bekas galian harus dibuang ke tempat yang telah
ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Antara papan patok ukur
(bouwplank) dengan galian harus bebas dari timbunan tanah.
6
12. Apabila permukaan air tanah tinggi, Pernborong harus menyediakan
pornpa air secukupnya untuk mengeringkan air yang menggenangi
aliran. Diisyaratkan bahwa seluruh permukaan galian, terutama lantai
galian harus kering untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan selanjutnya.
13. Galian yang akan diurug dan tanah urugannya harus bebas segala
bahan bahan yang dapat membusuk atau mernpengaruhi kepadatan
urugan yang akan dilaksanakan.
14. Bahan-bahan bekas bongkaran bangunan sama sekali tidak boleh
dipergunakan sebagai bahan urugan. Tanah urugan dapat diarnbil dari
bekas galian, atau tanah yang didatangkan dari luar yang tidak
mengandung bahan galian seperti diatas dan atau telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas
15. Pemadatan harus dilakukan dengan pemadat, mesin/ vibrator
kompaktor.
16. Pasir yang mengandung lumpur lebih dari 20 % sama sekali tidak
boleh dipakai untuk mengurug.
3. PEKERJAAN PONDASI
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pondasi meliputi penyelidikan lapangan, penentuan as-as kolom
dan pondasi, peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. Pekerjaan ini
terdiri (yang meliputi seluruh detail yang disebutkan /ditunjuk dalam garmbar) :
1. Pondasi mini pile untuk semua kolom-kolom struktur utama sesuai
gambar
2. Pondasi plat setempat beton bertulang untuk kolom entrance depan,
samping dan tangga sesuai gambar
3. Pondasi pasangan batu kali untuk semua dinding yang berada diluar
jalur sloof struktur
7
C. Penyelidikan Lapangan
1. Sebelum mengajukan penawaran, Pemborong dianggap telah
mengunjungi dan mempelajari keadaan lokasi pekerjaan sebaik-baiknya
sesuai berita acara penjelasan pekerjaan, termasuk yang tidak
disebutkan secara khusus dalam gambar struktural.
2. Jika Pemborong ingin melakukan penyelidikan tambahan yang
menyangkut galian, sondir dan sebagainya, sebelum mengajukan
penawaran, hal ini dapat dilakukan atas tanggungan biaya Pemborong
tersebut. Ijin masuk lapangan dapat diatur kemudian.
E. Pekerjaan Pondasi
1. Pekerjaan Pondasi Batu Kali
a. Syarat - syarat Pelaksanaan
1. Batu kali yang digunakan untuk pondasi harus batu pecah,
sudut runcing, berwarna abu-abu hitam, keras, tidak perous.
2. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil
pondasi dari kayu pada setiap pojok galian, yang bentuk dan
ukurannya sesuai dengan gambar penampang pondasi.
3. Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug
setebal minimum 10 cm, disiram dan diratakan, dan
8
diatasnya diberi aanstampang batu kali pecah yang
dipasang sesuai dengan gambar
4. Pondasi batu kali menggunakan adukan dengan campuran 1
pc : 4 pasir pasang. Untuk kepala pondasi digunakan adukan
kedap air campuran 1 pc : 2 pasir setinnggi 20 cm, dihitung
dari permukaan atas pondasi ke bawah.
5. Adukan harus mengisi rongga diatara batu kali sedemikian
rupa sehingga tidak ada bagian pondasi yang berongga /
tidak padat.
6. Untuk sloof dibagian atas pondasi batu kali dibuat stek- stek
sedalam 50 cm, tiap 1 m dengan diameter besi minimum 12
mm
b. Contoh Bahan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus
memberikan contoh – contoh material : batu kali, pasir untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas akan dipakai sebagai standar / pedoman untuk
memeriksa / menerima material yang dikirim oleh
Pemborong ke lapangan.
3. Pemborong diwajibkan membuat tempat penyimpanan
contoh-contoh yang telah disetujui di Bangsal Konsultan
Pengawas atas biaya Pemborong.
9
d. Syarat Pengaman Pekerjaan
1. Untuk keperluan proses pengerasan pasangan, maka
sedikitnya 3 hari setelah pelaksanaan pekerjaan, pondasi
harus dilindungi dari benturan keras dan tidak dibebani.
2. Pemborong diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari
kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan - pekerjaan lain.
3. Bila terjadi kerusakan, Pemborong diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu, pekerjaan.
Segala biaya perbaikan menjadi tanggungan Pemborong.
4. PEKERJAAN BETON
A. Lingkup Pekerjaan
1. Beton bertulang dengan mutu beton K.250 kg/cm2 dan K.300 kg/cm2,
digunakan untuk :
a. Pondasi plat beton struktur
b. Sloof beton struktur
c. Kolom beton struktur
d. Balok lantai beton struktur
e. Plat lantai beton struktur tebal 15 cm
10
f. Plat beton tangga
g. Ring balok beton struktur
h. Beton Lapangan Tennis
2. Semua pekerjaan beton harus berdasarkan Peraturan Beton Bertulang
Indonesia 1971, Pemborong harus mempelajari terlebih dahulu metoda
kerja dari pekerjaan beton ini, dengan mengacu pada peraturan tersebut
dan spesifikasi ini. Kegagalan pekerjaan beton yang terjadi akibat
menyimpangan dari spesifikasi ini harus diperbaiki dan seluruh biayanya
menjadi tanggung jawab Pemborong
3. Secara umum, elevasi dari permukaan lantai beton adalah 5 cm
dibawah elevasi arsitektur, kecuali pada pekerjaan - pekerjaan lain yang
tidak menggunakan finishing arsitektur, elevasi struktur adalah sama
dengan elevasi arsitektur.
11
memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan,
dengan sepengetahuan Pernberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
2. Aggregat
a. Aggregat yang digunakan harus sesuai dengan Peraturan Beton
Bertulang Indonesia 1971. Pemborong harus mengajukan sample
dan hasil test aggregat yang akan digunakan sebelum aggregat
tersebut dikirim ketempat pekerjaan
b. Aggregat kasar adalah aggregat yang tertahan pada ayakan no. 5,
aggregat halus adalah aggregat yang dapat melewati ayakan no.
5. Kedua jenis aggregat ini harus dikombinasikan dalam suatu
proporsi yang baik, sehingga menghasilkan beton dengan mutu
terbaik.
c. Aggregat kasar harus bersih dari lumpur dan bahan- bahan kimia
yang dapat mempengaruhi kekuatan beton, memiliki ukuran yang
beragam, keras dan memiliki bentuk yang baik.
d. Aggregat halus yang dimaksud adalah pasir yang bersih, bebas
dari segala jenis kerang, silk, clay, garam dan bahan - bahan lain.
Apabila kadar lumpur aggregat halus melebihi 5% dari aggregat
kasar melebihi 1% maka aggregat harus dicuci terlebih dahulu
sebelum digunakan. Sesuai trail mix yang dilakukan, aggregat
yang digunakan untuk campuran beton harus berasal dari satu
sumber, yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
e. Aggregat harus disimpan dalam keadaan terpisah satu sama lain
berdasarkan ukurannya diatas permukaan yang keras. Sehingga
terhindar dari kemungkinan tercampur dengan lumpur maupun
tanah. Harus dibuatkan pula saluran air disekitar penyimpanan
agar kadar air dari aggregat tidak berubah terlalu banyak.
f. Pemborong harus melakukan pengujian laboratorium dari
aggregat yang akan digunakan, dari sumber yang telah disetujui.
Penggujian dilakukan oleh badan yang independen. Test periodik
dapat dilakukan terhadap permintaan Konsultan Pengawas untuk
melakukan cek terhadap kadar air dari aggregat. Seluruh biaya
pengetesan ini adalah tanggungjawab Pemborong.
12
3. Air
a. Air yang digunakan adalah air yang jernih, tidak mengandung
bahan kimia maupun bahan – bahan organik yang dapat merusak
beton dan atau baja tulangan.
b. Air yang dapat digunakan adalah air PAM maupun air yang
berasal dari sumber lain yang telah ditest dan disetujui Pemberi
Tugas/ Konsultan Pengawas.
c. Test terhadap ini harus mengacu pada peraturan beton bertulang
Indonesia 1971 Apabila dianggap perlu air dapat ditampung
ditempat kerja tetapi harus terjaga dari pencemaran
4. Bahan Tambahan
a. Bahan Tarnbahan Campuran beton harus digunakan sesuai
dengan petunjuk dari produsen bahan tersebut.
b. Apabila Pemborong menganggap perlu menggunakan bahan
tambahan campuran beton, Pemborong harus meminta
persetujuan Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas. Metoda
pemakaian, jumlah yang akan digunakan dan jenis bahan
tambahan carnpuran beton harus diajukan oleh Pemborong oleh
Konsultan Pcngawas sebelum dilaksanakan.
5. Baja Tulangan
a. Semua besi beton/tulangan diameter >12 mm yang digunakan
untuk penulangan struktur bangunan (Pondasi-Kolom-Balok-plat
lantai/dack) dipakai mutu baja U-32 atau besi ulir (dengan
tegangan leleh baja 3200 kg/cm2). Besi tulangan yang digunakan
tidak boleh ditekuk dan memiliki ukuran yang penuh, sesuai
dengan gambar. Besi tulangan ini bebas dari karat, lemak- nabati
maupun hewani.
b. Besi tulangan yang digunakan harus sesuai dengan SIl ( Standard
Industri Indonesia) yaitu BJTP-24
C. Campuran Beton
1. Campuran beton yang digunakan adalah beton dengan kekuatan
karekteristik BO untuk pekerjaan beton tumbuk lantai kerja. Mutu beton
K-225 kg/cm2 digunakan untuk semua beton struktur bangunan seperti
13
tersebut pada ayat A diatas. Mutu beton K-175 kg/cm.2 digunakan untuk
beton praktis sesuai yang tercantum dalarn gambar. kckuatan
karakteristik yang dimaksud adalah sesuai dengan ketentuan Peraturan
Beton Bertulang Indonesia 1971.
2. Dalam menentukan campuran beton, terutama gradasi aggregat dan
kekentalannya yang perlu diperhatikan pula peruntukan beton tersebut
dan ukuran potongan beton yang akan dicor, agar beton dapat
dipadatkan dengan baik, dan tidak terjadi pemisahan aggregat.
3. Beton juga harus diperhitungkan untuk tidak mengalarni pengendapan
selama pengangkutan dan pengecorannya. Beton yang mudah
mengendap tidak diperkenankan dipergunakan.
4. Ukuran maksimum aggregat untuk beton struktur adalah 2 cm. Untuk
struktur dengan penampang tipis, ukuran aggregat maksimum yang
dipakai adalah 1 cm.
5. Setelah Pernborong mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas
tentang campuran beton akan dipakai, serta bahan- bahan yang akan
digunakan dalam campuran beton tersebut. Pemborong harus tetap
menggunakan carnpuran serta bahan – bahan tadi selama pekerjaan
beton, kecuali apabila dilakukan trial mix yang baru dan mendapat
peresetujuan dari Konsultan Pengawas.
14
E. Mix Design dan Trial Mix
1. Sebelum melakukan pengecoran harus terlebih dahulu memberikan Mix
Design dan melaksanakan Trial Mix dengan bahan – bahan yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2. Trial Mix yang dilaksanakan harus berhasil, dalam arti memenuhi kriteria
kekuatan tekan beton karakteristik, slump serta syarat-syarat lainnya.
Biaya dari trial mix serta pengetesannya adalah merupakan sepenuhnya
tanggung jawab Pemborong.
3. Beton dari hasil trial mix ini mula-mula harus diperiksa terhadap
kekentalannya, kohesi dan gradesinya. Jika hasil-hasil tersebut
memenuhi syarat, kemudian dilakukan test kubus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971.
4. Apabila ternyata hasil trail test dilaksanakan oleh Pemborong tersebut
tidak memenuhi syarat, pemborong harus melakukan trail test kembali
dengan mengubah komposisi dari adukan balian yang dipakai.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan diserahkan oleh Pemborong kepada
Konsultan Pengawas adalah :
a. Type gradesi dari aggregat.
b. Sumber aggregat dan test laboratoriurn. Sumber air dan test
laboratorium
c. Type dan merk semen yang akan dipakai dan hasil test
laboratoriumnya.
d. Berat masing – masing komponen yang akan digunakan dalam
trial mix/mix design.
e. Mutu beton yang akan dicapai dan karakteristik lainnya.
f. Hasil test secara keseluruhan
g. Admixture yang akan digunakan.
F. Pengecoran Beton
1. Pengecoran beton tidak dibenarkan dirnulai sebelum pemasangan besi
beton selesai diperiksa dan mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
2. Sebelum pengecoran dimulai, semua pekerjaan acuan (bekisting)
baja-baja tulangan, tarik pipa-pipa instalasi air dan listrik serta angkur-
15
angkur yang harus ditanam dalam beton, harus sudah selesai terpasang
dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Tempat- tempat
yang akan dicor terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala
kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi
dengan air semen.
3. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan
rnenuangkan adukan dengan nenjatuhkan dari suatu ketinggian yang
akan mengakibatkan pengendapan aggregat.
4. Pengecoran dilakukan secara terus menerus. Adukan yang tidak dicor
dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton
dan juga adukan yang tumpah dalam pengangkutan tidak
diperkenankan untuk dipakai lagi.
5. Pada pengecoran lanjutan (sambungan antar beton lama dan beton
baru), maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan
dan dikasarkan dengan menyikat sampai aggregat kasar tampak,
kemudian disiram dengan air semen. Lokasi dari Construction joint ini
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
6. Beton tidak diperkenankan dicor dalam keadaan hujan. Pemborong
harus menyediakan pelindung atau metoda lain pada saat hujan.
G. Pemadatan Beton
1. Beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator concrete selama
pengecoran berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
merusak acuan maupun posisi tulang.
2. Pemborong harus menyediakan vibrator concrete untuk menjamin
efisiensi tanpa adanya penundaan. Pada waktu pengecoran balok,
kolom, pelat, vibrator concrete harus dapat masuk kedalarn bekisting
sehingga didapatkan pemadatan yang baik. Waktu pengecoran, vibrator
concrete tidak boleh mengenai baja tulangan yang dapat rnenyebabkan
perpindahan posisi tulangan.
3. Vibrator concrete tidak boleh digunakan untuk meratakan beton secara
horizontal setelah beton dipadatkan diratakan dengan baik, beton harus
dibiarkan sampai mengeras
16
H. Pemeliharaan Beton ( Curing)
a. Beton harus dilindungi selama berlangsung proses pengerasan
terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan
pengrusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
b. Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap basah,
selama 24 hari dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan
air pada permukaan beton tersebut ataupun dengan menutupi dengan
karung goni basah.
c. Metode pemeliharaan beton harus diajukan oleh Pemborong pada
Konsultan Pengawas untuk disetujui. Selain menggunakan air, apabila
diperlukan pemeliharaan beton dapat dilakukan dengan campuran kimia
untuk pemeliharaan beton. Campuran kimia ini harus benar- benar telah
dibersihkan pada saat pekerjaan finishing dimulai.
I. Test Material
1. Beton
a. Test mutu beton rnaupun material - material beton harus
dilaksanakan oleh laboratorium independen yang telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
b. Pengujian slump dan kubus beton harus memenuhi syarat
Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971.
c. Untuk pengujian mutu beton di lapangan digunakan pengujian
slump dengan menggunakan kerucut Abrams. Selain pelaksanaan
harus ada pengujian slump, ketinggian slump yang diisyaratkan
oleh Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 berkisar antara
7,5 cm sampai dengan 15 cm. Cara pengujian slump adalah
sebagai berikut : adukan beton diambil saat sebelum dituangkan
kedalam cetakan beton (bekisting), cetakan slump dibasahi dan
ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat baja. Masukan
adukan beton ke dalam. cetakan dalam 3 lapis yang kira- kira
sama tebalnya . Setiap lapis dipadatkan dengan menusuk- nusuk
tongkat pemadat d. 16 mm panjang 60 cm dengan ujungnya yang
bulat ( seperti peluru ) masing -masing 25 kali . Ratakan
permukaan adukan beton dan biarkan selama 30 detik. Selain
17
waki menunggu ini cetakan dan plat slump dibcrsihkan dari
adukan beton yang berjatuhan. Angkat cetakan perlahan-lahan .
Dalam pengangkatan posisi cetakan harus dijaga tetap dalam
keadaan vertikal . Ukur penurunan dan adukan beton ( slump.),
pengukuran dilakukan pada 4 titik, yang nilai penurunan diambil
harga rata-rata.
d. Sedangkan pengujian mutu beton di laboratorium digunakan test
kuat tekan yang berbentuk kubus dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm.
e. Pengambilan adukan beton, pencetakan dan curingnya harus
dibawah Konsultan Pengawas. Prosedurnya harus memenuhi
syarat-syarat Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971.
f. Pengambilan beton kubus uji dilakukan sedekat mungkin pada
lokasi yang akan dicor, untuk menggunakan concrate pump, kubus
diambil setelah beton pompa.
g. Untuk pembuatan campuran beton dilapangan, maka pengambilan
kubus uji sebagai berikut: 3 kubus uji harus diambil dari setiap 5
meter kubik beton yang dicor, serta 1 slump test untuk setiap
sample test . Jumlah minimal kubus coba yang harus diambil
adalah 20 buah. Kubus itu dipergunakan untuk test kekuatan 3,7
dan 28 hari.
h. Konsultan Pengawas berhak meminta setiap saat kepada
Pemborong untuk membuat uji coba dari adukan yang dibuat.
i. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus coba
menjadi tanggung jawab Pemborong.
j. Kubus coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu kode
yang ada menunjukkan tanggal pengecoran, pembuatan adukan
bagian struktur yang bersangkutan dan lain - lain setelah selesai
percobaan.
k. Cara pembuatan kubus beton adalah sebagai berikut : Isi cetakan
dengan adukan beton dalam 3 lapis, setiap lapis diisi kira- kira 1/3
isi cetakan. Masing- inasing lapis dipadatkan dengan tongkat
pemadat sebanyak 25 kali secara merata. Kemudian ratakan
permukaan beton. Biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam
dan letakan pada tempat yang bebas getaran. Setelah waktu 24
18
jam keluarkan benda uji dari cetakan dan rendam benda uji
kedalam bak yang berisi air, agar proses pemotongan (curing)
beton berlangsung dengan baik, maka perendam dilakukan
sampai batas pengujian kuat tekan.
2. Core Test
a. Apabila temyata hasil test 28 hari tidak memenuhi syarat
kekuatan, Konsultan Pengawas berhak meminta core test untuk
struktur - stuktur beton yang tidak memenuhi syarat- syarat
tersebut. Peralatan coring dan metoda - metodanya harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
b. Seluruh biaya pengambilan sample untuk core test dan biaya
pengetesannya menjadi tanggung jawab Pemborong
19
2. Pembengkokan itu dilakukan tenaga yang ahli, dengan menggunakan
alat-alat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat , patah,
retak- retak dan sebagainya.
3. Sebelum penyetelan dan pemasangan dimulai. Pemborong harus
membuat rencana kerja pemotongan dan pembengkokan. baja tulangan
(bar cutter dan bar bending schedulle), yang sebelumnya harus
diserahkan kepada konsultan Pengawas untuk disetujui.
4. Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil- peil sesuai dengan
gambar dan sudah diperhitungkan terhadap toleransi penurunannya.
Pemasangan dengan menggunakan pelindung beton (beton decking)
sesuai dengan gambar. Apabila hal tersebut tidak tercantum didalam
gambar atau dalam spesifikasi ini, maka dapat digunakan Peraturan
Beton Bertulang Indonesia 1971 sesuai tabel berikut ini.
Selimut Beton
20
8. Tulangan yang telah terpasang tetapi belum. dicor harus dilindungi
sepenuhnya terhadap korosi, sesuai pengarahan yang diberikan oleh
Konsultan Pengawas.
9. Apabila tulangan selesai dipasang, pemborong harus melaporkannya
kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa dan disetujui. Pemborong
tidak diperkenankan melakukan pengecoran sebelum tulangan yang
terpasang diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas, tidak boleh
diubah tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas.
K. Acuan
1. Umum.
a. Acuan, baik yang sementara maupun yang permanen,
dimaksudkan untuk membentuk struktur- sturktur beton dengan
segala detailnya. Acuan yang dibuat harus dapat dipertahankan
bentuknya, baik selama pemasangan tulangan maupun
pengecorannya.
b. Perancah termasuk segala jenis unsur- unsurnya seperti pengaku,
balok pengikat dan tiang, juga termasuk pondasi sementara yang
diperlukan untuk memikul acuan tanpa menimbulkan settlement.
c. Baik acuan maupun perancah harus dilaksanakan oleh
Pemborong, untuk menyangga berat maupun tekanan dari beton
dalam keadaan basah dan peralatan yang mungkin ada diatasnya,
serta beban- beban kejut dan getaran . Kesemuanya ini harus
direncanakan dengan metoda ereksi dan pembongkaran yang
sederhana sehingga memudahkan pemasangan, penambahan
maupun pembongkarannya.
d. Deflekasi (lendutan) yang diijinkan terjadi adalah 1/900 bentang
dan balok kantilever, lendutan yang dlijinkan adalah 1/300
bentang.
e. Brancing-brancing harus dipasang untuk menghindari pergerakan
horizontal transversal maupun longitudinal yang terjadi.
f. Gambar-gambar yang menunjukan detail dari acuan maupun
perancah, perhitungan perancah, elevasi dari acuan maupun
21
perancah harus diajukan olch pemborong untuk disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Multipleks yang digunakan untuk acuan harus ditumpu sepanjang
tepinya. Kaso-kaso, pengaku dan penumpu harus dipasang
sedemikian rupa sehingga dapat dipertahankan kelurusannya dan
kekuatannya selama pengecoran maupun pemadatan beton
dilakukan.
b. Pengaku, acuan serta perancah yang dibuat harus dipersiapkan
terhadap kemungkinan settlement dari perancah tersebut. Acuan
harus diperbaiki apabila ternyata perancah mengalami settlement.
c. Semua tiang perancah harus dipasang dengan pengaku vertikal
horizontal maupun diagonal. Barcing lateral harus dari dua arah
dan bracing diagonal baru dua sisi, baik horizontal maupun
vertikal.
d. Apabila tiang ternyata perlu disambung, pemasangan bracing
harus diatur sesuai dengan lokasi penyambungan tersebut.
e. Sebelum pekerjaan pengecoran beton dilaksanakan, semua unsur
yang harus berada di dalam beton tersebut sudah ditempatkan
secara benar, termasuk pengaturan selimut betonnya.
f. Seluruh perancah dan acuan harus diperiksa kembali pada saat
pengecoran beton akan dimulai. Apabi!a temyata ada bagian
22
perancah atau acuan yang berubah posisi, perancah maupun
acuan tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum
pengecoran dilaksanakan.
L. Finishing Beton
1. Permukaan yang kelihatan
a. Beton yang permukaannya kelihatan (exposed) harus difinish
dengan adukan. Lubang-lubang yang terjadi pada beton harus diisi
dengan adukan.
b. Untuk dinding penahan tanah, lubang pengikat acuan tidak
diperkenankan.
c. Lubang - lubang pada permukaan beton tidak boleh lebih besar
dari 3 mm, lubang yang lebih besar diameter 3 mm tapi lebih kecil
23
dari 20 mm tidak boleh melebihi 0.5% dari permukaan beton
tersebut. Lubang yang lebih besar dari 20 mm tidak
diperkenankan. Apabila terdapat lubang yang lebih besar dari 20
m, harus dikonsultasikan oleh Konsultan Pengawas.
d. Jika permukaan beton tidak cacat, adukan yang digunakan untuk
perbaikan harus berwana sama dengan beton disekelilingnya.
Sample harus dibuat dahulu sebelum perbaikan permukaan beton
tersebut dimulai.
2. Pelat
a. Permukaan pelat harus merupakan permukaan yang rata tanpa
adanya kelebihan adukan ataupun lubang- lubang pada
permukaan pelat tersebut, diluar batas toleransi yang diijinkan.
b. Apabila penambahan permukaan finishing tersebut langsung
dilakukan sebelum beton mengeras secara total, semua kelebihan
air, adukan maupun kotoran-kotoran lain dibersihkan dengan cara
disikat hati- hati untuk mencegah ikut terbawanya aggregat yang
sudah dicorkan.
c. Apabila plat difinish dengan adukan, permukaan beton tersebut
harus dibuat kasar sesuai dengan schedule finishing yang ada.
Permukaan beton tersebut harus diratakan sehingga memiliki yang
sama, tidak melewati batas toleransi yang diijinkan.
24
nilai maksimum 5 cm
25
Gambar Kerja. Pekerjaan ini terdiri dari pondasi pondasi dalam
yang merupakan bahan produksi pabrik.
b. Pelaksanaan Pemancangan Mini Pile :
- Menyiapkan lahan kerja yang cukup untuk menempatkan
alat berat.
- Menyiapkan lahan untuk material
- Melakukan pengetesan pada tanah di lokasi untuk
mengetahui jenis tanah dan kedalaman lapisan keras
- Setiap tiang pancang diberi identitas, dan diberi tanda
ukuran per satu meter
- Menyiapkan alat pendukung untuk pengangkatan tiang
pancang
- Melakukan pengukuran di lapangan untuk menentukan titik –
titik pemasangan tiang pancang
- Tiang pancang diangkat tegak lurus kemudian posisi ujung
diesel hammer dinaikan dan topi pal dimasukan kedalam
kepala tiang pancang
- Mengontrol ketegakan posisi tiang pancang, hal ini dilakukan
sampai dengan elevasi kedalaman yang direncanakan
- Tiang pancang yang tersisa diatas elevasi rencana dikelupas
betonnya, hingga tersisa besi tulangan yang akan dipakai
sebagai stek untuk dihubungkan dengan pile cap.
- Lakukan pencatatan penetrasi saat pemancangan dilakukan.
- Bacaan tekanan sistem calendering sudah mencapai
tekanan dimana apabila nilai tersebut dikonversikan ke daya
dukung tiang, maka daya dukung desain tiang telah
terpenuhi.
- Tiang Pancang yang kelebihan panjangnya bila diukur waterpas
terhadap poer pondasi harus dilakukan pemotongan mengikuti
ketentuan yang berlaku.
26
c. Pelaksanaan Sambungan Mini Pile
- Bahan dan alat las harus dalam kondisi bagus agar tidak
menghambat proses pengelasan dan pemancangan secara
umum.
- Material las (kawat las) sebaiknya sama untuk setiap
penyambungan tiang pancang, agar kualitas pengelasan
akan sama tiap tiang pancang.
- Pengelasan harus dilas keliling di tiap sisi tiang pancang.
- Setelah selesai pengelasan sisa karbon harus dibersihkan
dengan cermat
- Hasil las harus padat tidak boleh ada rongga, hasil las harus
bebas dari cacat retak, permukaan las harus cukup halus.
6. PEKERJAAN KAYU
A. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam
gambar, dengan hasil yang baik dan rapi
b. Pekerjaan ini meliputi : Kusen Pintu/jendela dan Daun Pintu
B. Persyaratan Bahan
1. Jenis kayu yang dipakai :
a. Kayu yang kering Kelas Kuat II, digunakan untuk seluruh
pekerjaan yang disebutkan diatas, terkecuali dinyatakan lain
dalam buku Syarat – syarat Teknis dan yang dinyatakan dalam
gambar.
b. Harus benar-benar kayu bermutu terbaik dari jenis masing-masing
c. Dapat dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang
berupa putih kayu, pecah-pecah , mata kayu , basah dan lapuk.
Syarat-syarat kelernbaban kayu yang dipakai harus memenuhi
syarat PPKI. Untuk kayu kamper Kalimantan, kelembaban tidak
dibenarkan melebihi 12 %.
27
d. Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah yang disetujui oleh
Direksi Pelaksana.
B. Persyaratan Bahan
1. Batu bata harus memenuhi NI – 10
2. Semen Portland harus memenuhi NI-8
3. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2
4. Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9.
28
C. Syarat – Syarat Pelaksanaan
1. Pasangan batu bata merah, dengan menggunakan adukan 1 Pc : 4 Pc.
2. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai permukan
sloff sampai ketinggian 20 cm diatas permukaan lantai dasar dan semua
dinding yang ada pada gambar menggunkan symbol aduk transarm /
kedap air yang digunakan aduk rapat air dengan campuran 1 Pc : 2 Ps.
3. Batu bata merah yang digunakan batu bata merah, ex lokal dengan
kualitas terbaik yang disetujui Direksi Pelaksana, siku dan sama
ukurannya 5 x 11 x 22 cm.
4. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum
hingga jenuh.
5. Setelah bata terpasang dengan baik, nad/siar harus dikerok sedalam 1
cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
6. Pasangan dinding batu bata sebelum diplaster harus dibasahi dengan
air terlebih dahulu dan siar-siar dikerok serta dibersihkan.
7. Pernasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap
maksimum 24 lapis setiap harinya diikuti dengan cor kolom/balok beton
praktis.
8. Bidang dinding ½ batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2
ditambahkan kolom dan balok beton praktis
9. Pembuatan lubang pada pasangan bata untuk penempatan steager
sama sekali tidak diperkenankan.
10. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan
setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek
besi beton diameter 6 mm jarak 50 cm, yang terlebih dahulu ditanam
dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam
dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan
lain.
11. Tidak diperkenankan memasang batu bata merah yang patah/rusak
melebihi 5 %
12. Pemasangan batu bata untuk dinding ½ batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 15 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi
dan benar-benar tegak lurus.
29
8. PEKERJAAN PLESTERAN dan PLAMUR
D. Lingkup Pekerjaan
1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan termasuk alat bantu dan alat angkut yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran , sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
2. Pekerjaan pelesteran dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam
dan luar serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjuk dalam gambar.
3. Plamur pada pekerjaan dinding, kayu untuk menutupi pori-pori dan
permukaannya dihaluskan.
E. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland harus memenuhi N1-8 (dipilih dari satu produk untuk
seluruh pekerjaan)
2. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
3. Air harus memenuhi NI- 3 pasal 10
4. Penggunaan adukan plesteran :
a. Adukan 1 Pc : 2 Ps dipakai untuk pelesteran rapat air
b. Aduk 1 Pc : 4 Ps dipakai untuk seluruh pelesteran dinding lainnya.
c. Seluruh pemukaan pelesteran acian/plamur dari bahan Pc.
30
4. Campuran adukan perekat yang dimaksud adalah campuran dalam
volume, cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang
berhubungan dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata
dibawah permukaan tanah sampai ketinggian 20 cm dari
permukaan lantai dipakai adukan plesteran 1 Pc : 2 Ps.
b. Untuk adukan kedap air, harus ditambah dengan Daily bond,
dengan perbandingan 1 bagian Pc. 1 bagian Daily bond.
c. Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 Pc : 4 Ps
d. Plesteran halus (acian) dipakai campuran Pc dan air sampai
mendapatkan campuran homogen, acian dapat dikerjakan
sesudah plesteran berumur 8 hari, untuk adukan plesteran
finishing harus ditambah dengan additive plamix dengan dosis
200-250 gram plamix untuk setiap 40 Kg semen.
e. Semua jenis adukan perekat tersebut diatas harus disiapkan
sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum
mengering. Diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk
perekat tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit
terutama untuk adukan kedap air.
4. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai
pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
5. Untuk beton, sebelum diplester permukaan harus dibersihkan dari
sisa-sisa bekisting dan permukaan diketre (scrath) terlebih dahulu dan
semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau form time harus
tertutup adukan plester.
6. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang
akan difinish dengan cat dipakai pelesteran halus (acian) diatas
permukaan plesterannya.
7. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan
memakai spesi kedap air.
8. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada
permukaannya diberi alur-alur garis horizontal atau diretek (scrath)
31
untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya
kecuali untuk yang menerima cat.
9. Pasangan kepala pelesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan
menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan
karataan bidang.
10. Ketebalan pelesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding /
kolom yang dinyatakan dalam gambar. Tebal pelesteran mininum 2,5
cm
11. Untuk setiap permukaan bahan yang ada beda jenisnya yang bertemu
dalarn satu bidang datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar
0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam
gambar.
12. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau
cembung bidang yang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m, jika
melebihi, kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas
tanggungan Kontraktor.
13. Kelembaban pelesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi pelesteran
setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas rnatahari
langsung dengan bahan penutup yang bias mencegah penguapan air
secara cepat.
14. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik,
pelesteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan
dapat diterirna oleh Direksi Pelaksana dengan biaya atas tanggungan
Kontraktor . Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai, Kontraktor
harus selalu menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2
kali setiap hari.
15. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish,
kontraktor wajib memelihara dan menjagannya terhadap
kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain, Setiap kerusakan
yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.
16. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum
plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.
32
17. Setelah dinding bata tersebut kering, dinding lalu dibersihkan dan
lubang-lubang pada dinding diisi dan diratakan seluruhnya dengan
plamur / filler.
18. Setelah plamur / filler kering, permukaan dinding lalu diamplas hingga
halus, licindan rata, kemudian dibersihkan debunya.
B. Persyaratan Bahan
1. Ukuran :
a. Seluruh lantai termasuk tangga dipasang keramik ukuran 40 x 40
warna. Untuk plin lantai ruang dalam dipasang papan profil ukuran
2,5 x 10 cm
b. Semua lantai toilet dipasang keramik anti slip ukuran 30 x 30 cm
warna sesuai gambar.
c. Semua dinding toilet dipasang keramik ukuran 20 x 25 cm warna
sesuai gambar
2. Jenis/Merk : Masterina atau setara yang memiliki SNI dengan kualitas
baik.
33
2. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan
yang disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai
dengan petunjuk Perencana.
3. Pekerjaan bahan pengecatan kusen / pintu / jendela alumunium
dijelaskan dalam pasal pekerjaan tersebut
.B. Persyaratan Bahan
a. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4
atau sesuai dengan spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan
b. Pemborong wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut
mengenai hal-hal yang menunjukkan kemurnian cat yang
digunakan.
2. Cat Kayu
- Setelah permukaan dinding siap untuk dicat, dilakukan pengecatan
menurut petunjuk dari pabrik cat.
- Bidang yang akan dicat diberi manie kayu, warna merah 1 lapis,
kemudian diplamur dengan plamur kayu sampai lubang-
lubang//pori-pori terisi sempurna.
- Setelah 7 (tujuh) hari, bidang plamur diamplass halus dan
dibersihkan dari debu kemudian dicat sekurang-kurangnya 3 (tiga)
kali dengan menggunakan kwas.
34
- Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk, utuh, tidak
ada bintik-bintik atau gelembung udara dan bidang cat dijaga
terhadap pengotoran.
3. Cat Besi
- Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai
diamplas halus dan bebas debu, oli dan lain-lain.
- Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali.
- Setelah kering sesudah 24 jam, bidang cat harus licin, utuh,
mengkilap, tidak ada gelembung-gelembung dan dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran
4. Cat Lapangan
Spesifikasi Cat
- Anti slip dan tidak membuat sepatu tidak cepat aus.
- Daya lekat sangat baik pada beton dan aspal
- Anti Jamur, tahan sinar matahari dan tidak meleleh
- Memperbaiki pemantulan bola sehingga lebih enak main tennis
- Cat bentuk fisik yang kental, dengan kadar padat ± 47%, daya
sebar 1,5-2 m2/kg, waktu pengeringan hingga siap digunakan 48
jam.
Cara Pelaksanaan
- Khusus buat lapangan beton yg kurang rapih serta berlubang,
maka harusmesti ditambal terlebih dahulu.
- Lantai yg akan dicat seharusnya dalam keadaan : rata, kering,
bebas minyak (oli) serta tidak berlumut.
- Lantai yg telah ditambal lalu dipoles dgn mesin pemoles dan
Berikan cairan Cleannol- F dgn cara dituang atau disiram, ratakan
dgn sapu lidi lalu diamkan selama ½ jam.
- Cuci dgn air berulang kali sambil disikat sampai bersih & biarkan
kering.
- Lakukan pengecatan dgn roll bulu yang saling menyilang sebanyak
3x, dgn selang waktu pengecatan minimum 2 jam.
35
11. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
A. Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pemasangan untuk semua
pekerjaan instalasi listrik seperti yang tertera pada gambar, pelaksanaan
pemasangannya harus benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian dan
bentuk-bentuk yang terlihat pada gambar dan disebutkan dalam spesifikasi.
Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh Gambar Kerja
serta Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan Teknis, seperti yang
akan diuraikan dalam Buku ini.
B. Persyaratan Bahan
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik 1977 (PUIL).
b. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No.
02/P/M/Pertamben/1983, tanggal 3 Nopember 1983; tetang Standard
Listrik Indonesia.
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No.
023/PRT/1978; tentang Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL).
36
- Kabel horizontal diletakan ditray yang tergantung pada plat lantai
atau dengan pipa conduit nyang diklem ke plat lantai dengan jarak
1m.
- Pekerjaan conduit saklar, stop kotak dan panel dikerjakan sebelum
plesteran dan acian dikerjakan agar ada koordinasi antara
pekerjaan ME dan finishing jadi halus rapih.
- Perkerjaan pemasangan fitting dan armature menunggu kabel dites
ketahanannya agar tidak terjadi bongkar pasang.
- Pekerjaan pemasangan fitting, lampu serta komponen lainnya
membutuhkan koordinasi antara pekerjaan ME dan pekerjaan
plafon.
- Untuk komponen elektrikal yang tidak dipasangkan di plafon dapat
dilakukan dengan persetujuan direksi.
- Penyambungan sparingan akan dilakukan serapih mungkin dan
apabila ada pekerjaan sparingan yang tertinggal akan dilakukan
pekerjaan coring.
- Panel utama dan panel pembagi listrik dipasang pada dinding yang
telah ditentukan rata dan tidak miring.
- Semua pasangan instalasi listrik memiliki arde utama pada panel
yang berhubungan dengan Swicth grounding system.
- Pemasangan arde / grounding sistem harus memenuhi spesifikasi
teknis yang diaturkan.
- Semua kabel yang masuk kedalam panel harus diberi tanda sesuai
kegunaannya dan lubang dilindungi karet agar debu tidak dapat
masuk. Kabel dia 16mm2 harus diberi sepatu kabel pada panel.
- Pada pintu bagian dalam dari pada setiap panel dibuatkan diagram
instalasinya termasuk daya cadangan yang sudah direncanakan,
serta pada komponen mcb di buat notasi/tanda.
- Tes ketahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta fitting dan
armature selam -/+ 1 x 24 jam.
- Penangkap petir dipasang pada posisi seperti pada gambar
dengan memperhatikan jangan sampai terjadi kebocoran atap pada
lokasi pemasangan penangkap tersebut.
- Pemasangan penangkal petir dilakukan sekokoh mungkin.
37
D. Pemasangan Lampu Interior
- Pengadaan dan pemasangan fixtures lampu lengkap berikut
accessories terpasang (sesuai gambar).
- Pengadaan dan pemasangan saklar dan stop kontak lengkap
accessories terpasang (sesuai gambar).
- Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dan stop kontak
lengkap accessories terpasang.
- Pengadaan dan pemasangan panel penerangan, lengkap
accessories terpasang.
- Pengadaan dan pemasanganserana penunjang, conduit, dan alat
bantu accessories lain-lain, untuk bekerjanya atau beroprerasinya
system instalasi penerangan dan daya dengan sempurna dan baik.
- Melakukan pengujian, trial run dan masa pemeliharaan. Setelah
penkerjaan instalasi listrik, tidak meningalkan bekas-bekas
bobokan atau cacat pada plafond, dinding dan lain-lain. Setelah
pekerjaan instalasi tersebut harus dirapihkan kembali.
- Semua armateur penerangan dan perlengkapanya harus dipasang
oleh tukang yang berpengalaman dan ahli. Harus disediakan
pengikat, penyangga, penantungan dan bahan-bahan yang perlu
agar diperoleh hasil pemasangan yang baik. Barisan armature
yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga betul-
betul lurus. Armature yang dipasang merata terhaadap permukaan
(surface mounted) tidak boleh mempunyai sela-sela diantara
bagian-bagian fixture dan permukan-permukaan disebelahnya
- Stop kontak dipasang dengan ketinggian 35 atau 120 cm di atas
permukaan lantai atau disebut lain sesuai den rencana gambar.
Semua kontak harus dilengkapi dengan system pertahanan saklar.
Saklar penerangan baik jenis single maupun double. Pemasangan
harus memakai ring lengkap dengan kontak (stelan) yang standar.
- Jenis lampu, disesuikan dengan gambar rencana.
38
Type SL Douwlight Type Double TL
39
Spesifikasi Lampu TL :
• 2 x atau 4 x MASTER TL5 HE/G5/28 W
• Elektronik, Frekuensi Tinggi 220-240 V/50-60 Hz
• pemasangan digantung dengan kail suspensi atau pipa yang
terpasang
(contoh gambar)
40
(2). Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah seluruh ruangan.
(3). Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan plafon dengan seluruh
detail seperti yang disebutkan/disyaratkan dalam dokumen gambar.
(4). Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail ukuran lainya sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar dan RAB.
(5). Kecuali ditentukan lain, dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan
maupun tambahan-tambahan bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab pelaksanan.
(1). Rangka langit-langit yang bila digunakan besi hollow adalah kayu 4/4
cm untuk balok induk dan balok bagi besi hollow 2/3 atau 2/4 cm.
Dan rangka ini dicat dengan meni besi sebanyak 2 x laburan.
(2) Sebelum dilaksanakannya pemasangan langit-langit ini, semua
pekerjaan lain yang terletak diatas langit-langit harus sudah
terpasang secara sempurna.
(3). Sebelum pekerjaan pemasangan langit-langit dimulai, diwajibkan
mengadakan pengecekan /pemeriksaan kembali terhadap pekerjaan
yang erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini antara lain
instalasi kabel listrik penerangan dan daya, pemasngan atap dll,
diwajibkan adanya kerja sama (koordinasi) yang baik antara semua
unsur Pelaksana Lapangan.
(4). Tepi, sudut tiap potongan calsyboard setelah pemotongan adalah
harus rapi dan halus.
(5). Jarak antara tiap panel plafon adalah 0,5 cm (Nat).
41
1. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, penyediaan
bahan/material, peralatan serta alat bantu lainnya.
2. Pekerjaan rangka atap meliputi : Pekerjaan rangka atap, Pekerjaan
reng, Pekerjaan jurai dalam.
b. Persyaratan Bahan
Material rangka atap yang digunakan harus memenuhi spesifikasi yang
diuraikan pada sub bab ini. Satuan ukuran panjang yang digunakan sub
bab ini adalah millimeter (mm).
Material struktur rangka atap bahan pipa
- Pipa yang digunakan adalah Pipa Galvanis SNI Medium
- Tahan terhadap karat
- Unsur karbon yang terdapat pada pipa ini sebesar 0.091%
- unsur seng (Zn) sebesar 99,7%
- Tebal, Berat pipa seperti tabel ini :
42
c. Syarat Pelaksanaan
- Pipa baja harus baru, bebas dari karat, lubang-lubang, puntiran
atau lecet.
- Baut yang digunakan adalah mutu tinggi (A325) , diamater
sesuai gambar rencana atau perubahannya.
- Siapkan semua bahan yang ada dan periksa gambar kerja
sebelum melakukan pekerjaan.
- Pemasangan angkur dan support harus dilakukan pada posisi
dan elevasi yang benar
- Sebelum dimulai pemasangan space frame, diperiksa sekali lagi
posisi support untuk memastikan jarak antar support dan Elevasi
sudah benar.
- Semua pipa-pipa dan bola harus terpasang pada posisi akhir
yang benar, dengan bantuan scaffolding atau mini tower sebagai
penahan sementara pada saat pemasangan.
- Pada saat melaksanakan partial pemasangan / pengangkatan
pakai crane, harus diperhatikan kemungkinan terjadinya moment
atau tegangan yang tidak terduga, hal ini harus diperhitungkan
atau dicegah.
- Sambungan antar pipa harus dilas dengan baik, tidak ada
rongga.
- Setelah semua komponen rangka terpasang dengan baik,
dilakukan final inspeksi pada setiap sambungan, untuk mencari
dan memperbaiki sambungan yang belum bagus.
43
.c. Persyaratan Pelaksanaan
- Material rangka atap yang digunakan harus memenuhi spesifikasi
yang diuraikan pada sub bab ini.
- Pastikan rangka bangunan selesaikan dikerjakan, dengan jarak
reng sesuai gambar kerja.
- Selalu memasang lembaran polycarbonate dengan permukaan
Ultra Violet (UV) menghadap sinar matahari. pastikan
memperhatikan sisi berlabel pada lembaran sebelum pemasangan.
- Pemasangan dimulai lembaran polycarbonate dari jurai kearah
bubungan
- Setelah dipasang, atap polycarbonate di pasang pengait pada 2
sisi sejajar dengan menggunakan pengait yang dibaut pada reng,
dengan jarak 2 mm.
- Pada depan lembaran dipasang selotif untuk mencegah debu
masuk dalam celah lembaran.
- Gunakan prifil U untuk menggabungkan lembaran yang dipasangn
arah horizontal.
- Untuk sambungan antara lembaran arah vertikal, gunakan karet.
- Untuk arah horizontal menggunakan sealent sesuai dengan
spesifikasi bahan.
- Setelah itu buka penutup ultraviolet agar polycarbonate dapat
berfungsi dengan baik.
- Untuk pembersihannya menggunakan air.
44
- Coating ( Lapisan ) PVC Coated, bagian atasnya dilapisi Polyvinyl
Dichloro-Fluoride (PVDF).
- Tensile Strength ( Kekuatan tarikan ) L : 4200 N/ 5 Cm
W: 4000 N/ 5 Cm.
- Tearing Strength ( daya tahan sobek ) L : 550 N/ 5 Cm
W: 500 N/ 5 Cm.
- Adhesive Strength ( Kekuatan perekat) 100 N / 5 Cm.
45
- Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, penyediaan
bahan/material, peralatan serta alat bantu lainnya.
- Pengadaan dan pemasangan kursi tribun dan VIP
(contoh bahan)
2. KURSI VIP
Persyaratan Bahan
- Dasar dan bantal high-density busa tahan api, permukaan digunakan
lembut bila ditekan.
- Kursi lipat mekanis berkualitas.
- Bahan tahan air, yg tahan pakai, anti-penuaan
(contoh kursi)
3. KACA TEMPERET (PELINDUNG VIP)
Persyaratan Bahan
- Kaca yang digunakan kaca tempered polos
46
- Tahan terhadap benturan
- Tahan terhadap suhu
- Tebal kaca yang digunakan 6 mm.
- Pecahan kaca berbentuk kecil-kecil dan tumpul sehingga aman
- Untuk penggantungnya/rangkanya menggunakan pipa stainless 2’’
yang dikitkan pada lantai beton.
(contoh kaca)
47
adalah 40 x 50 cm, dengan tebal 15 cm berdaun pintu tunggal
memakai engsel piano dan handle alumunium.
(contoh kuncii)
48
16. PEKERJAAN SANITAIR
.a. Lingkup Pekerjaan
- Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, penyediaan
bahan/material, peralatan serta alat bantu lainnya.
- Pekerjaan pemasangan wastafel, urinal, klosed, keran, perlengkapan
kloset, floor drain, clean out, septick tank dan air bersih.
Pekerjaan Wastafel
- Wastafel yang digunakan adalah merk AMERICAN STANDARD ex
dalam negeri atau setara lengkap dengan segala accessoriesnya
seperti tercantum dalam brosurnya. Type-type yang dipakai dapat
dilihat pada skedul sanitair terlampir.
- Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah
diseleksi baik tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat
lainnya dan telah disetujui oleh Konsultan Management Konstruksi.
49
- Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar
untuk itu serta petunjuk-petunjuk dari produksennya dalama brosur.
Pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan dibersihkan dari semua
kotoran dan noda dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak
boleh ada kebocoran-kebocoran.
Pekerjaan Urinal
- Urinal berikut kelengkapannya yang digunakan adalah merk terbaik
yang dipakai adalah : dengan fitting standard.
- Urinal yang dipasang adalah urinal yang telah diseleksi dengan baik,
tidak ada bagian-bagian yang gompal, retak dan cacaat lainnya dan
telah disetujui Konsultan Management Konstruksi.
- Pemasangan urinal pada tembok menggunakan Baut Ficher atau
stainless steel dengan ukuran yang cukup untuk menahan beban
seberat 20 kg tiap baut.
- Setelah urinal terpasang, letak dan ketinggian pemasangan harus
sesuai gambar untuk itu, baik waterpassnya. Semua celah-celah
yang mungkin ada antara dinding dengan urinal ditutup dengan
semen berwarna sama dengan urinal sempurna.
- Sambungan instalasi plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-
kebocoran air.
Pekerjaan Kloset
- Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah
terbaik standard ex dalam negeri, type yang dipakai dapat dilihat
pada skedule sanitair terlampir.
- Kloset jongkok berikut kelengkapannya dipakai merk terbaik dalam
negeri. Type-type yang dipakai termasuk kran tekan, warna akan
ditentukan Perencana.
- Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah
diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau
cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Konsultan Management
Konstruksi.
- Untuk dudukan dasar kloset dipakai papan jati tua telab 3 cm dan
telah dicelup dalam larutan pengawet tahan air, dibentuk seperti
dasar kloset. Kloset disekrupkan pada papan tersebut dengan
sekrup kuningan.
- Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai
gambar, waterpass. Semua noda-noda harus dibersihkan,
sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
Pekerjaan Keran
50
- Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah merk terbaik
dengan chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-
masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Keran-
keran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyaai ring
dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding.
- Keran-keran yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink di
ruang saji dan dapat disambung dengan pipa leher angsa (extention).
- Stop keran yang dapat digunakan kwalitas baik, bahan kuningan
dengan putaran, diameter dan penempatan sesuai gambar.
- Keran-keran harus dipasang pada pipaa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
(contoh)
51
- Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola, penempatan, pemasangan item-item pekerjaan sesuai
gambar.
- Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan
untuk kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
- Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi,
atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh
tindakan Pemilik.
52
53