Anda di halaman 1dari 156

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH


Jl. Airlangga No. 36 Telp. (0370) 631722, 635690 Fax. 635690
MATARAM - 83126

SPESIFIKASI TEKNIS

Program :
PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR

Kegiatan :
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR

Pekerjaan :
PERENCANAAN PEMBANGUNAN FISIK GEDUNG
DINAS KOPERASI UKM PROVINSI NTB

Lokasi :
JALAN AIRLANGGA NO. 36 MATARAM

2017

Konsultan Perencana :

Kantor : Perum Permata Anggrek Blok AA/19, Lantai 2, Ampenan - Mataram

Hal : STR-ARS/0 Paraf :


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN FISIK GEDUNG DINAS KOPERASI UKM PROVINSI NTB

SPESIFIKASI TEKNIS

A. SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM

PELAKSANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN

PASAL 1. PERATURAN TEKNIS

Untuk melaksanakan pekerjaan ini digunakan lembar - lembar ketentuan-ketentuan


dan peraturan-peraturan seperti tercantum dibawah ini termasuk segala perubahan -
perubahannya hingga kini ialah :

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi;


2. Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2000 tentang usaha dan peran masyarakat
dalam konstruksi;
3. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 tentang penyelenggaraan jasa
konstruksi;
4. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2000 tentang penyelenggaraan pembinaan
jasa konstruksi.
5. Standart Industri Indonesia
6. Peraturan Beton Indonesia (SK SNI T-15-1992-03)
7. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI-Ni/1961)
8. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983).
9. Peraturan Instalasi Listrik (PUIL-1977) dan Ketetapan PLN
10. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PBUI-1982)
11. Peraturan Cat Indonesia N-4
12. Pedoman Plumbing Indonesia Th. 1979 dan PAM
13. Peraturan Direktorat Jenderal Perawatan Departemen Tenaga Kerja tentang
penggunaan tenaga, keselamatan dan kesehatan kerja.

PASAL 2. URAIAN / PENJELASAN UMUM TENTANG TATA TERTIB PELAKSANAAN

a. Sebelum mulai pekerjaan, pemborong diwajibkan mempelajari dengan seksama


gambar kerja dan RKS, pelaksanaan beserta Berita Acara penjelasan pekerjaan.
b. Pemborong diwajibkan melaporkan kepada Direksi/ Konsultan Pengawas
pekerjaan setiap ada perbedaan ukuran diantara gambar-gambar, perbedaan
antara gambar kerja dan RKS untuk mendapat keputusan.
Tidak dibenarkan bagi pemborong memperbaiki sendiri perbedaan tersebut
diatas.

Hal : STR-ARS/1 Paraf :


Akibat-akibat dari kelalaian pemborong dalam hal ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab pemborong.

c. Daerah kerja akan diserahkan kepada pemborong (selama pelaksanaan) dalam


keadaan seperti diwaktu pemberian kerja dan dianggap bahwa pemborong
mengetahui benar mengenai :
1. Letak bangunan yang akan dibangun.
2. Batas-batas persil/kaveling.
3. Keadaan Kontur tanah.
d. Pemborong wajib menyerahkan hasil pekerjaannya hingga selesai dan lengkap
yaitu membuat, memasang serta memesan maupun menyediakan bahan-bahan
bangunan, alat-alat kerja, pengangkutan dan membayar upah kerja serta lain-
lain yang bersangkutan dengan pelaksanaan.
e. Pemborong wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) salinan gambar
dan RKS ditempat pekerjaan untuk dapat digunakan setiap saat oleh Direksi/
Konsultan Pengawas pekerjaan.
f. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya maupun yang sedang
dilaksanakan, pemborong diwajibkan berhubungan dengan Direksi/ Konsultan
Pengawas Pekerjaan, untuk ikut menyaksikan sejauh tidak ditentukan lain, untuk
mendapatkan pengesahan/persetujuannya.
g. Setiap usul perubahan dari pemborong ataupun persetujuan pengesahan dari
Direksi/ Konsultan Pengawas pekerjaan dianggap berlaku, sah serta mengikat
jika dilakukan secara tertulis.
h. Atas perintah Direksi/ Konsultan Pengawas pekerjaan kepada pemborong dapat
dimintakan membuat gambar-gambar penjelasan dan perincian bagian-bagian
khusus, semuanya atas beban pemborong.
Gambar tersebut setelah disetujui oleh Direksi/ Konsultan Pengawas pekerjaan
secara tertulis menjadi gambar pelengkap dari gambar-gambar pelaksanaan.
i. Semua bahan yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan proyek ini
harus benar-benar baru dan diteliti mengenai mutu, ukuran dan lain-lain yang
disesuaikan standart/peraturan yang dipergunakan di dalam RKS ini. Semua
bahan-bahan tersebut diatas harus mendapat pengesahan/ persetujuan dari
Direksi/ Konsultan Pengawas pekerjaan sebelum dimulai pekerjaannya.
j. Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pembangunan
harus dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
k. Pengawasan terus menerus terhadap penyelesaian / perapihan harus dilakukan
oleh tenaga-tenaga dari pihak pemborong yang benar-benar ahli.
l. Cara-cara menimbun bahan-bahan material dilapangan maupun di gudang harus
memenuhi syarat teknis dan dapat dipertanggung jawabkan.

PASAL 3. JADWAL

Paling lambat 1 (satu) minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang pelelangan,


pemborong diharuskan mengajukan ;

a. Jadwal waktu (time Schedule) pelaksanaan secara terperinci yang digambarkan


secara panah (network planning) dan program balik (barchat).
b. Jadwal Pengadaan tenaga kerja
c. Jadwal pengadaan bahan material

Hal : STR-ARS/2 Paraf :


d. Struktur organisasi pelaksana lapangan
Bagan-bagan yang disebutkan diatas (a) sampai (d) harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi/ Konsultan Pengawas Pekerjaan sebagai dasar/patokan
pemborong dalam melaksanakan pekerjaan dan pemborong wajib mengikutinya.

PASAL 4. PEIL DAN PENGUKURAN

a. Pemborong wajib memberitahukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas bagian


pekerjaan yang akan dimulai, untuk dicek terlebih dahulu ketetapan-ketetapan
peil-peil dan ukuran-ukurannya.
b. Pemborong diwajibkan mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lainnya dalam
tiap pekerjaan, dan melapor secara tertulis kepada Direksi/ Konsultan Pengawas
jika ada perselisihan/perbedaan-perbedaan ukuran untuk diberi keputusan.
Tidak dibenarkan pemborong membetulkan sendiri kekeliruan tersebut, tanpa
persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas.

c. Pemborong bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan selanjutnya, maka


ketetapan peil-peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja.
d. Mengingat kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian pekerjaan selanjutnya,
maka ketetapan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan.
Kelalaian pemborong dalam hal ini akan ditolerir dan Direksi/ Konsultan
Pengawas berhak untuk membongkar pekerjaan atas biaya pemborong.

PASAL 5. PEMAKAIAN UKURAN

a. Pemborong tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang


tercantum dalam Rencana Kerja & Syarat-syarat serta gambar-gambar berikut
tambahan dan perubahannya.
b. Pemborong wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan
maupun bagian-bagiannya dan memberitahukan Direksi/ Konsultan Pengawas
tentang setiap perbedaan yang ditemukan didalam RKS dan gambar-gambar
maupun dalam pelaksanaan, pemborong dapat membetulkan kesalahan gambar
dan melaksanakan pekerjaan setelah ada persetujuan secara tertulis oleh
Direksi/ Konsultan Pengawas.
c. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan didalam hal apapun
menjadi tanggung jawab pemborong.

PASAL 6. KANTOR DIREKSI/ KONSULTAN PENGAWAS, PEMBORONG DAN GUDANG

a. Pemborong harus menyediakan kantor Direksi/ Konsultan Pengawas yang


dilengkapi dengan ruang rapat, ruang Direksi/ Konsultan Pengawas lengkap,
serta fasilitas KM/WC. Perlengkapan personil antara lain topi pengaman dan
alat-alat ukur lengkap.
b. Untuk menyimpan bahan-bahan bangunan pemborong harus membuat gudang.
c. Pembuatan kantor pemborong juga menyediakan perlengkapan seperti kantor
Direksi/ Konsultan Pengawas serta fasilitas kebutuhan air untuk keperluan
sehari-hari.
d. Pemborong harus menyediakan sarana alat tulis menulis seperti buku harian
untuk catatan-catatan, teguran, saran dan petunjuk dalam pelaksanaan berupa
buku tamu, buku Direksi/ Konsultan Pengawas/pengawas.
Hal : STR-ARS/3 Paraf :
Jenis laporan/catatan yang harus dibuat adalah :

1). Laporan Harian, yang terdiri dari :


a. Catatan kemajuan fisik setiap hari;
b. Catatan mengenai cuaca setiap hari;
c. Catatan bahan-bahan yang diterima maupun ditolak oleh pengawas
lapangan;
d. Catatan sipil tenaga kerja yang masuk (bekerja) pada setiap hari;
e. Catatan-catatan mengenai kejadian-kejadian lainnya yang memerlukan
pencatatan lebih lanjut.
2). Laporan Mingguan;
3). Buku tamu/Direksi/ Konsultan Pengawas;
4). Buku pengawas lapangan.
PASAL 7. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN

a. Selama berlangsungnya pembangunan pekerjaan fisik di proyek, kebersihan


halaman dan lingkungan terutama jalan-jalan sekitar proyek, kantor, gudang los
kerja tetap bersih dan material bangunan.
b. Penimbunan bahan-bahan material yang ada dalam gudang maupun berada di
halaman bebas harus diatur sedemikian rupa agar tidak menganggu kelancaran
dan keamanan pekerjaan juga memudahkan jalannya pemeriksaan dan
penelitian bahan-bahan oleh Direksi/ Konsultan Pengawas.
c. Pemborong wajib membuat urinoir dan WC untuk pekerja.

PASAL 8. ALAT-ALAT KERJA DAN ALAT-ALAT PEMBANTU

a. Pemborong harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan


dan menyelesaikan pekerjaan secara sempurna dan efisien, misalnya : truk-truk,
stone walls, stemper, pompa air, mesin-mesin dan alat-alat lain yang diperlukan.
b. Disamping harus menyediakan alat-alat yang diperlukan pada butir (a) dalam
pasal ini, pemborong harus menyediakan tanda-tanda untuk bekerja pada waktu
hujan/panas dan perlengkapan penerangan.

PASAL 9. PEMBANGKIT TENAGA DAN SUMBER AIR

a. Setiap pembangkit tenaga sementara untuk penerangan pekerjaan, harus


diadakan oleh pemborong, termasuk pemasangan sementara kabel-kabel,
meteran serta pembersihan kembali pada waktu pekerjaan selesai.
b. Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan
didapatkan sumber air yang sudah ada dilokasi pekerjaan.
c. Pemborong tidak diperbolehkan memakai, menyambung listrik dan air ataupun
lainnya tanpa seijin tertulis dari Direksi/ Konsultan Pengawas Pekerjaan.

Hal : STR-ARS/4 Paraf :


PASAL 10. IKLAN

Pemborong tidak diijinkan memasang iklan dalam bentuk apapun dilapangan kerja
ataupun yang berdekatan dengan lokasi proyek tanpa seijin Direksi/ Konsultan
Pengawas Pekerjaan.

PASAL 11. JALAN MASUK DAN JALAN KELUAR

a. Pemakaian jalan masuk ketempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pihak


pemborong dengan kebutuhan proyek tersebut.
b. Pemborong diwajibkan membersihkan kembali jalan masuk pada waktu
penyelesaian, dan memperbaiki segala kerusakan operasi pelaksanaan
pekerjaan dan menjadi beban pemborong.
PASAL 12.PERLINDUNGAN TERHADAP BANGUNAN LAMA DAN MILIK UMUM

a. Selama masa pelaksanaan pekerjaan, pemborong bertanggung jawab penuh


atas kerusakan akibat operasi pelaksanaan pekerjaan terhadap bangunan yang
ada, utilitas, jalan, saluran dan lain-lain yang ada dilapangan dan lingkungan
sekitarnya.
b. Pemborong juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan
perlengkapan umum, seperti saluran umum, seperti saluran air, listrik, telepon
yang terjadi dilapangan akibat berlangsungnya operasi pekerjaan, segala biaya
untuk perbaikan kembali menjadi tanggung jawab pemborong.

PASAL 13. PENGAWASAN

a. Pemborong harus mengadakan fasilitas-fasilitas untuk menguji, memeriksa


setiap bagian pekerjaan dan bahan serta peralatan yang diperlukan.
b. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari
Pengawasan Direksi/ Konsultan Pengawas pekerjaan, jika diperlukan untuk
dibuka sebagian/seluruhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
c. Jika pemborong akan melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja (lembur)
hingga pengawasan, maka harus meminta permohonan untuk pelaksanaan
pekerjaan dan segala biaya ditanggung pemborong.
d. Wewenang Direksi/ Konsultan Pengawas pekerjaan dalam memberikan
keputusan terbatas dalam soal-soal yang jelas tercantum/dimasukkan dalam
gambar-gambar, RKS dan risalah penjelasan, penyimpangan lainnya harus
ada seijin pemilik proyek.

PASAL 14. PEMERIKSAAN DAN PENYEDIAAN BAHAN DAN BARANG

a. Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu bahan dan
barang, maka ini dimaksudkan untuk menunjukkan standart minimal/kualitas
bahan dan barang yang digunakan.
b. Setiap bahan dan barang yang akan digunakan harus disampaikan Direksi/
Konsultan Pengawas pekerjaan, untuk mendapatkan persetujuan dan
penyampaian barang/material sebelum pekerjaan dilaksanakan.
c. Usulan penggunaan nama, pabrik dan pembuatan barang material, harus
mendapatkan rekomendasi dari Direksi/ Konsultan Pengawas pekerjaan
Hal : STR-ARS/5 Paraf :
berdasarkan petunjuk dalam RKS serta gambar-gambar dan risalah
penjelasan.
d. Contoh bahan dan barang disimpan Direksi/ Konsultan Pengawas pekerjaan
untuk dijadikan dasar penolakan bila bahan dan barang yang dipakai tidak
sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifat.
e. Pemborong dalam menawarkan harga penawaran, harus sudah termasuk
biaya pengujian bahan dan barang.

PASAL 15. RKS DAN GAMBAR KERJA

a. Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan pada


RKS ini.
b. Perbedaan-perbedaan gambar dengan RKS pemborong diwajibkan
mengajukan pernyataan tertulis, mentaati dan mengikuti keputusan Direksi/
Konsultan Pengawas pekerjaan.
a. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhir yang
berlaku, ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti daripada ukuran
skala gambar.
c. RKS, Daftar Volume Pekerjaan (BQ), gambar serta Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan adalah bagian yang saling melengkapi, didalamnya bersifat
mengikat.
PASAL 16. PENJELASAN PERBEDAAN GAMBAR

Bila ada perbedaan ukuran atau penjelasan atau tidak sesuai antara gambar yang
berlainan bidang / jenisnya maka dapat dipakai pedoman sebagai berikut:

gambar kerja arsitektural dengan gambar struktural/ mechanical/electrical


yang dipakai sebagai pegangan secara fungsional adalah gambar arsitektural,
sedang mengenai jenis dan kualitas bahan yang dipakai adalah gambar
struktural/mechanical/electrical.

PASAL 17. GAMBAR PELAKSANAAN (SHOP DRAWING)

a. Pemborong wajib membuat gambar pelaksanaan untuk dilapangan


berdasarkan gambar-gambar kerja, dan pelaksanaan pekerjaan dapat
dilaksanakan setelah gambar pelaksanaan disetujui oleh Direksi/ Konsultan
Pengawas pekerjaan.

PASAL 18. GAMBAR YANG BERUBAH DARI RENCANA

a. Gambar-gambar hanya dapat berubah dengan perintah tertulis pemilik proyek


berdasarkan pertimbangan Direksi/ Konsultan Pengawas pekerjaan.
b. Perubahan rancangan harus digambar pemborong dengan jelas dan
memperlihatkan perbedaan - perbedaannya dengan dasar perintah pemilik
proyek, dan diserahkan rangkap dengan berikut kalkirnya untuk diperiksa dan
disetujui.
PASAL 19.GAMBAR YANG SESUAI DENGAN KENYATAAN

a. Pemborong wajib membuat Gambar akhir pekerjaan (as built drawing), 5


rangkap berikut kalkirnya untuk disetujui Direksi/ Konsultan Pengawas
pekerjaan dan Pemilik Proyek.
Hal : STR-ARS/6 Paraf :
PASAL 20. PENYERAHAN PERTAMA

a. Semua bangunan sementara harus dibongkar,


b. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih dan utuh tanpa
cacat.
c. Semua bagian yang bergerak harus dijaga kelancarannya, misalnya daun
pintu pagar, dll.
d. Semua instalasi harus dapat berfungsi secara baik.
e. Membersihkan dan membuang sisa-sisa bahan, sampah serta material
lainnya yang tidak berguna.
f. Pemborong wajib menyerahkan ke pemilik proyek berupa :
Gambar as built drawing dan perubahannya;
Buku petunjuk sistem pemeliharaan untuk masin-mesin/peralatan-
peralatan terpasang (Maintenance Hand Book);
Photo Album;

B. SYARAT-SYARAT TAMBAHAN UNTUK LELANG

B.1. Untuk Pekerjaan Baja Ringan


Surat dukungan untuk produk rangka baja ringan dari pabrik/distributor dengan
melampirkan persyaratan sebagai berikut :
a. Surat dukungan sesuai dengan paket pekerjaan yang ditawarkan;
b. Brosur/katalog dari distributor/pabrik yang didalamnya mencantumkan secara
lengkap dan jelas identitas barang (jenis, type/merk) dan spesifikasi barang yang
ditawarkan;
c. Surat jaminan (garansi) dari distributor/pabrik meliputi : bahan/material produk,
desain (perhitungan struktur) dan pemasanganya selama 10 (sepuluh) tahun
sejak serah terima pekerjaan;
d. Surat jaminan anti karat selama 10 (sepuluh) tahun dari distributor/pabrik;
e. Sertifikat produk penggunaan tanda SNI dari distributor/pabrik sesuai yang
ditawarkan dalam brosur/katalog;
f. Surat penunjukan sebagai aplikator resmi dari distributor/pabrik, jika
pemasangan tidak dilakukan oleh distributr/pabrik.

B.2. Untuk Personil

Tingkat Pengala
Pendidikan/ Jabatan man Profesi/
No Jumlah
dalam pekerjaan yang Kerja Keahlian
diusulkan (tahun)

1 2 3 4 5

Memiliki SKA
Sarjana (S1)/
1. 1 Orang 5 Madya Teknik
Site Manager
Bangunan Gedung

Memiliki SKA
Sarjana (S1)/
2. 1 Orang 5 Muda Teknik
Pelaksana 1
Bangunan Gedung
Hal : STR-ARS/7 Paraf :
Sarjana (S1)/ Memiliki SKA
3. 1 Orang 5
Pelaksana 2 Arsitek

Memiliki SKA
Sarjana (S1)/
4. 1 Orang 5 Teknik Tenaga
Pelaksana 3
Listrik
Memiliki SKT
Pelaksana
SMA Sederajat
5. 2 orang 3 Bangunan
Pembantu Pelaksana
Gedung/Pekerjaa
n Gedung
1 Orang
SMA Sederajat Memiliki Sertifikat
6. 3
Petugas K3, SMK3

1 Orang Memiliki SKT


SMA Sederajat
Teknisi Jaringan
7. Teknisi Elektrikal 3
Instalasi dan Daya
Fasa Tiga
SMA Sederajat 1 Orang Memiliki SKT
8. Teknisi Plumbing 3 Tukang Pipa /
Plumber
SMA Sederajat 1 Orang Memiliki SKT Juru
9. Juru Ukur 3 Ukur Kuantitias
Bangunan Gedung
1 Orang Memiliki SKT
Tukang Pasang
SD/SMP/SMA Sederajat
Batu / Stone
10. Kepala Tukang Batu 3
(Ruble) Mason
(Tukang
Bangunan Umum)
SD/SMP/SMA Sederajat 1 Orang
Memiliki SKT
11. Kepala Tukang Bekisting 3
Tukang Bekisting

SD/SMP/SMA Sederajat 1 Orang Memiliki SKT


Kepala Tukang Besi Tukang Besi
12. 3
Beton Beton/ Barbender
/Bar Bending
1 Orang Memiliki SKT
SD/SMP/SMA Sederajat
Tukang Cor
Kepala Tukang Cor
13. 3 Beton/ Concretor/
Beton
Concrete
Operation
1 Orang
SMA Sederajat
14 2 Ijazah
Tenaga Logistik

SMA Sederajat 1 Orang


15. Tenaga Administrasi 2 Ijazah
/Keuangan

Sebelum penandatanganan kontrak, PPK akan melakukan gelar personil.

B.3. Untuk Dokumen Tambahan


1. SKT diterbitkan oleh Lembaga Pemerintah
2. ISO dan OHSAS
3. Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan
Hal : STR-ARS/8 Paraf :
B.4. Untuk Peralatan

Daftar peralatan utama minimal untuk melaksanakan keperjaan konstruksi sebagai berikut :

Kepemilikan
(Milik/Sewa
No. Jenis Kapasitas Jumlah
Beli/Sewa)

1. Excavator 1 unit
2. Dump Truck 3-4 m3 2 unit
3. Kendaraan Pick 1 m3 1 unit
Up
4. Beton Molen 0,5 m3 2 unit
5. Ready Mix dan 4-6 m3 1 unit
Mesin pompa
beton
6. Vibrator - 1 unit
7. Mesin Las 5000 watt 1 unit
8. Bar bending 1 unit
/mesin potong
besi
9. Generator Set 2500 watt 1 unit
10. Pompa air 3 1 unit
11. Secafolding - 400 set

Hal : STR-ARS/9 Paraf :


PERSYARATAN TEKNIS

BAB2

PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN


INSTALASI AC DAN VENTILASI

DAFTAR ISI

BAB1

PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 1 - PEKERJAAN PERSIAPAN & PENGUKURAN

Pasal 2 - PEKERJAAN TANAH

Pasal3 - PEKERJAAN BETON

Pasal 4 - PEKERJAAN WATERPROOFING MEMBRANE DAN LIQUID

Hal : STR-ARS/10 Paraf :


PASAL 1

PEKERJAAN PERSIAPAN & PENGUKURAN

PASAL 1 - PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PENGUKURAN


BAGIAN 1 UMUM

1.1 DOKUMEN YANG BERHUBUNGAN

A. Ketentuan Umum dalam Kontrak, termasuk Persyaratan Umum dan Tambahan.

B. Gambar Rencana.

1.2 LINGKUP PEKERJAAN

A. Pengukuran site, pematokan, setting out as bangunan, posisi bangunan dangaris batas
bangunan.

B. Proteksi sementara pada batas lahan, struktur, patok dan tugu pengukuran.

C. Pembersihan lapangan dan grubbing.

D. Persiapan jalan kerja sementara.

E. Proteksi kabel PLN, pipa air, telepon dan utilitas lainnya.

F. Pengendalian erosi, pengendapan lumpur dan debu.

G. Pembuangan sisa bahan, termasuk perijinannya.

1.3 PENYERAHAN DOKUMEN

A. Proposal teknis mengenai metode pengukuran dan gambar kerja diserahkankeKonsultan


Pengawas sebelum pengukuran.

B. Gambar pengukuran site, patok dan semua tanda letak dan data koordinat sertaelevasi
patok ukur, diserahkan kepada Konsultan Pengawassetelah pengukuran.

C. Proposal pengaturan Lapangan, termasuk layout pekerjaan, jalan yang mungkindan


diijinkan untuk peralatan dan material, dari dan ke proyek.

D. Laporan kalibrasi alat ukur optis dari biro yang berwenang harus diserahkankepada
Konsultan Pengawas sebelum mulai pekerjaan.

1.4 PENYERAHAN PEKERJAAN

Hal : STR-ARS/11 Paraf :


A. Sumbu dan titik referensi di set pada lahan dan bereferensi terhadap patok tetap,untuk
menunjukkan as bangunan dan elevasi, lengkap dengan system identifikasinya.
Kontraktor bertanggung jawab atas segala ketidak-sesuaian pengukuran. Sumbudan titik
referensi harus dijaga/dipelihara sampai penyerahan pertama pekerjaan.

B. Sistem pengendalian erosi, pengendapan lumpur dan debu dipersiapkan olehKontraktor


dan dipelihara sampai penyerahan pekerjaan tanah.

BAGIAN 2 PRODUK

2.1 PATOK DAN TANDA REFERENSI

A. Patok utama dibuat dari tugu beton dengan cukup dalam dan stabil.

B. Sumbu referensi posisi bangunan dibuat dari kayu tahan cuaca.

C. Papan referensi elevasi dari kayu meranti.

D. Semua tanda pemnanen menggunakan cat warna terang dan tahan cuaca.

2.2 JALAN KERJA SEMENTARA

A. Perkerasan jalan kerja menggunakan sirtu, batu pecah (split) dan bahan
lainnyadengan gradasi yang baik.

B. Sebagian jalan kerja merupakan sub-base dan base perkerasan jalan.

BAGIAN 3 - PELAKSANAAN

3.1.PENGUKURAN

A. Garis sepadan bangunan dan patok resmi kota ditentukan dengan kerjasamadengan
pejabatyang berwenang, pada awal pengukuran.

B. Datum utama dan sekunder.

1. Sebagai level referensi, patok yang ada di lapangan digunakan sebagaireferensi.


Patok permanen dibuat dari beton, dan diikat serta ditandaidengan teliti, dan dijaga
sampai akhir pelaksanaan pekerjaanpembangunan. Titik referensi ini merupakan
referensi semua pengukuranlevel bangunan dan site.

2. Pengukuran titik dan level lainnya dikerjakan secara teliti menggunakanalatwater-


level dan theodolite yang telah dikalibrasi.

3. Kontraktor harus memberitahu kepada Konsultan Pengawassecara tertulis setiap


ketidaksesuaian antara gambar dan kondisi site danjika menemui keraguan atas
patok referensi.

4. Kontraktor bertanggung-jawab atas semua hasil pengukuran. Pengawasanyang


dilakukan oleh Konsultan Pengawas resmi tidakmelepaskan tanggung jawab
Kontraktor.

Hal : STR-ARS/12 Paraf :


C. Papan Referensi Elevasi

1. Papan referensi bangunan dibuat dari kayu dengan cukup kestabilan danfixpada
posisinya.

2. Tanda referensi bangunan dibuat dari kayu dan sedikitnya mempunyai lebar150
mm dan tebal 20 mm.

3. Referensi elevasi bangunan sama dengan datum utama, kecuali ditentukanlain.

4. Setelah selesai pemasangan referensi bangunan, Kontraktor harusmelaporkan


kepada Konsultan Pengawas untuk inspeksi danpersetujuan.

5. Semua tanda yang menunjukkan as dan elevasi harus dibuat dari cat terangdan
tahan cuaca, menggunakan simbol standard yang disetujui KonsultanPengawas.

D. Pengukuran Siku

Pengukuran siku harus menggunakan alat optik. Pengukuran denganmenggunakan tali


berdasarkan prinsip segitiga phytagoras tidak diijinkan.Prosedur dan metode
pengukuran harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

E. Pengukuran Site

1. Kontraktor harus memulai pekerjaan berpedoman pada as utama dan asreferensi


seperti yang terlihat pada rencana tapak dan bertanggung jawabpenuh atas hasil
pengukuran.

2. Kontraktor harus menyediakan material, alat dan tenaga kerja, termasukjuru ukur
yang berpengalaman, dan setiap saat diperlukan harussiapmengadakan
pengukuran ulang.

3. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melindungi dan memeliharapatok


utama selama pekerjaan pembangunan. Kontraktor bertanggungjawab untuk
memelihara patok sekunder dilapangan dengan jumlah danposisi sesuai
pengarahan Konsultan Pengawas.

3.2. JALAN KERJA SEMENTARA

A. Kontraktor harus memeriksa keadaan lapangan yang ada untuk menentukanjalan


kerja yang memungkinkan dan diijinkan dalam batas site dan sekelilingnya.

B. Jalan kerja sementara harus dipadatkan menggunakan perkerasan


sementaraberupa batu pecah padat.

3.3. PEMBERSIHAN SITE

A. Kontraktor harus membersihkan site dan mengadakan improvement


sebelumpelaksanaan proyek, dan membuang semua sisa material selama dan
setelahpekerjaan.

B. Mengatur operasi pembersihan site untuk menjamin sedikit mungkinbersentuhan


dengan kepentingan jalan umum, trotoir dan fasilitas yangdigunakan lainnya tanpa
ijin dari pihak yang berwenang.
Hal : STR-ARS/13 Paraf :
C. Menyediakan perlindungan yang diperlukan untuk mencegah kerusakan disekeliling
pekerjaan.

D. Site dibersihkan dari tanaman, sisa akar dan vegetasi lainnya, kecuali
dinyatakanuntuk ditinggal.

E. Buang sisa bangunan untuk memungkinkan penggalian yang direncanakan.

F. Singkirkan pipa bawah tanah dan kabel pada lokasi rencana galian.

G. Angkut sisa material dan material tanah yang tidak sesuai untuk pekerjaan tanah.

H. Selama pekerjaan, Kontraktor harus memelihara kebersihan site dan


mengaturpenimbunan tanah, bahan, alat, untuk memungkinkan kelancaran
pelaksanaanpekerjaan.

I. Setelah pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan site dari


sisamaterial dan melakukan demobilisasi peralatan dari site proyek.
Pekerjaanpembersihan harus disetujui Konsultan Pengawas sebelum penyerahan
pekerjaan.

Hal : STR-ARS/14 Paraf :


PASAL2

PEKERJAAN TANAH

PASAL 2 PEKERJAAN TANAH

BAG1AN 1 UMUM

1.1. DOKUMEN YANG BERHUBUNGAN

A. Ketentuan umum dalam Kontrak, termasuk Persyaratan Umum dan


Tambahanberlaku untuk pasal ini.

B. Gambar Rencana.

C. Laporan Penyelidikan Tanah.

1.2. LINGKUP PEKERJAAN

Pasal ini mencakup lingkup sebagai berikut:

A. Penggalian dan pengurugan untuk bangunan dan struktur.

B. Persiapan dan grading subgrade, subbase, dan base course untuk jalan
orang,perkerasan, dan jalan kerja.

1.3.DEFINISI

A. Penggalian terdiri dari pemindahan material dihitung sampai elevasi subgrade,dan


memindahkan material yang akan dipakai kembali ataupun dibuang.

B. Subgrade : Permukaan yang paling atas dari suatu galian atau permukaanteratas
suatu urugan atau urugan kembali yang langsung dibawah subbase,urugan drainage,
atau material topsoil.

C. Borrow : Material tanah yang diperoleh dari luar site, jika material tanah yangsesuai
dan disetujui tidak cukup tersedia dari galian.

D. Subbase Layer: Lapisan yang terletak antara subgrade dan lapisan base dalamsistem
perkerasan, atau lapisan yang terletak antara subgrade dan lapisanpermukaan suatu
perkerasan atau jalan orang.

E. Base Course : Lapisan yang terletak diatas subbase dan dibawah lapisanpermukaan
pavement dalam suatu sistem perkerasan.

F. Urugan Drainage : Lapisan dari bahan butiran yang dicuci, menyangga slab-on-grade,
yang dipasang untuk memotong aliran kapilaritas keatas air pori.

G. Galian tanpa otorisasi berupa memindahkan material diluar elevasi subgradeatau


dimensi yang dinyatakan tanpa petunjuk Konsultan Pengawas.Galian tanpa otorisasi,
sebagaimana pekerjaan perbaikan yang diperintahkanoleh Pengawas, biayanya
harus ditanggung Kontraktor.
Hal : STR-ARS/15 Paraf :
H. Struktur : Bangunan. pondasi, dinding penahan tanah, pelat, tangki, kanstin,bagian
mekanikal & elektrikal, atau benda tetap lainnya buatan manusia yangdibangun diatas
atau dibawah permukaan tanah.

I. Utilitas, termasuk pipa bawah tanah, konduit, duct, dan kabel, maupun jaringanbawah
tanah dalam batas tapak bangunan.

1.4. PENYERAHAN DOKUMEN

A. Umum : Serahkan hal-hal berikut sesuai persyaratan Kontrak.


B. Proposal teknis pekerjaan tanah terdiri dari pentahapan pekerjaan tanah,
methodestatement, daftar peralatan berat dan dumptruck, analisa kebutuhan
peralatanberat (analisa kuantitas).
1. Laporan test : Sebagai tambahan terhadap laporan test yang disyaratkanuntuk
quality control.
2. Analisa laboratorium untuk setiap jenis material tanah yang diusulkan
untukurugan dan urugan kembali yang berasal dari site ataupun sumber
borrow.
3. Sebuah grafik kadar air optimum - kepadatan maksimum untuk setiap
jenismaterial tanah.
4. Laporan unconfined compressive strength yang sebenamya dan / atau
hasilbearing test untuk setiap lapisan tanah yang ditest.
C. Foto struktur dan bangunan existing yang berdekatan.

1.5. PENGENDALIAN MUTU

A. Pedoman dan Standard : Lakukan pekerjaan tanah sesuai dengan


persyarataninstansi yang berwenang.

B. Jasa testing dan pemeriksaan : Pemberi Tugas akan menugaskan agen


testinggeoteknik independen yang qualified untuk mengklasifikasikan tanah
yangberasal dari site dan borrow yang diusulkan, untuk memeriksa apakah
tanahsesuai dengan persyaratan yang ditentukan dan untuk melakukan test
lapangan dan test laboratorium.

C. Compaction test lapangan, satu untuk setiap area spesifik tertentu.

1.6. KONDISI PROYEK

A. Periksa kondisi lapangan untuk memperkirakan jumlah pekerjaan tanah.


Datakeadaan permukaan dan bawah permukaan disediakan untuk
kemudahan.Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab atas interpretasi dan
kesimpulanberdasarkan data tersebut oleh Kontraktor.

B. Utilitas yang ada : Jangan memutus utilitas yang ada, yang melayani fasilitasyang
masih digunakan oleh Pemberi Tugas atau lainnya, kecuali jika ada ijintertulis dari
Konsultan Pengawas, dan hanya setelah jaringan utilitassementara yang disetujui
selesai diadakan.

C. Bongkar dan singkirkan dari site jaringan utilitas bawah tanah yang ada,
yangdinyatakan untuk dibongkar. Koordinasi dengan perusahaan utilitas
untukmenutup jaringan jika jalur masih aktif.

Hal : STR-ARS/16 Paraf :


BAGIAN 2 - PRODUK

2.1. UMUM

A. Gunakan material tanah borrow yang disetujuj dari luar site, jika material tanah yang
disetujui tidak cukup tersedia di site.

B. Material tanah yang baik : ASTM D 2487 klasifikasi tanah kelompok GW, GP,GM,
SP, dan SM, bebas batu atau kerikil yang lebih besar dari 50 mm dalamsemua
dimensi, puing, sampan, material beku, tanaman, dan bahan yangmerugikan.

C. Material tanah yang tidak baik : ASTM D 2487 klasifikasi tanah kelompok GC,SC,
ML, MH, CL, CH, OL, OH, dan PT.

D. Material urugan : secara umum material tanah yang baik.

E. Bahan subbase dan base : Campuran bergradasi asli atau buatan dari koral
ataubatu pecah (split), ASTM D 2940, dengan sedikitnya 95 persen lolos pada
suatusaringan 1 - Vi inch dan tidak lebih dari 8 persen melewati suatu saringan
No.200.

F. Urugan yang direncanakan secara teknis: Material Subbase dan Base.

G. Material dasar (bedding) : Material subbase dan base dengan 100% melewatisuatu
saringan 1-inch dan tidak lebih dari 8 persen melewati suatu saringan No.200.

H. Urugan drainage : Campuran batu pecah, atau kerikil pecah ataupun bulat,
yangbergradasi, ASTM D 448, agregat kasar dengan gradasi ukuran 57,
dengan100% melewati saringan 1 - Vt inch dan tidak lebih dari 5 persen
melewatisaringan No. 8.

I. Material saringan : Campuran kerikil asli ataupun pecah dan batu pecah,
yangbergradasi baik, dengan 100% melewati suatu saringan 1 - Vz inch, dan 0
sampai5 persen melewati saringan No. 8.

J. Urugan impervious : Campuran kerikil berlumpur dan pasir yang mampudipadatkan


sampai suatu keadaan padat.

2.2. ACCESSORIES

A. Kain filter (filter fabric): Kain geotextile nonvoven polypropylene, nylon


atauseratpolyester, atau kombinasinya, sesuai standard pabrik.

B. Gunakan kain filter yang sesuai atau melebihi sifat fisik minimum menurut daftaryang
ditentukan dibawah sesuai ASTM D 4759 dan metode test standard denganreferensi
dalam tanda kurung :
a. Grab tensile strength (ASTM D 4632)
b. Apparent Opening Size (ASTM D 4751)

C. Permeabilitas (ASTM D 4491)50kg.# 100 Saringan US Standard.600 liter per menit


per m2.
Hal : STR-ARS/17 Paraf :
BAGIAN 3 - PELAKSANAAN

3.1. PERSIAPAN

A. Lindungi struktur, utilitas, trotoir, perkerasan, dan fasilitas lain dari keiusakan,yang
disebabkan oleh penurunan, gerakan lateral, galian lubang, dan bahayalainnya yang
disebabkan oleh pekerjaan tanah.

B. Gunakan pengendali erosi untuk mencegah erosi atau perpindahan tanah danaliran
air yang membawa tanah atau aliran udara yang membawa debu, kewilayah
berdekatan.

C. Setting out dan pengukuran merupakan tanggung jawab Kontraktor. Level sitedan
kontur dianggap sebagai bereferensi pada patok utama. Catat secara tertulisuntuk
setiap ketidak-sesuaian atau keraguan atas akurasi patok, sebelum mulaipekerjaan
tanah. Klaim atas ketidak-sesuaian pengukuran tidak akandiperhatikan.

3.2. DEWATERING

A. Cegah air permukaan dan air bawah permukaan atau air tanah memasuki galian,dari
genangan diatas subgrade dan dari banjir di site proyek dan daerahsekelilingnya.

B. Lindungi subgrade dan tanah pondasi dari pelunakan dan kerusakan akibat
hujanatau akumulasi air.

3.3. PENGGALIAN

A. Bahan peledak : Jangan gunakan bahan peledak.

B. Galian yang tidak diklasifikasikan : Galian tidak diklasifikasikan dan


termasukpenggalian sampai elevasi subgrade yang dikehendaki, tanpa melihat
sifatmaterial dan hambatan yang dihadapi.

C. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggalian, sesuai dengan


ketentuaninstansi yang berwenang.

D. Hambatan selama penggalian :

1. Semua pohon, semak, tumbuh-tumbuhan, bangunan, utilitas yang


tidakterpakai, dan hambatan lainnya harus dibuang keluar atas biaya
Kontraktor.

2. Utilitas yang terpakai harus dilindungi dan dijaga dalam keadaan baik.

3. Beritahu Konsultan Pengawas secara tertulis jika menemukanhambatan


tertentu.

3.4. STABILITAS GALIAN

A. Ikuti peraturan (code), kebiasaan, dan persyaratan instansi yang


berwenangsetempat untuk mempertahankan penggalian yang stabil.
Hal : STR-ARS/18 Paraf :
B. Stabilitas permukaan tanah selama penggalian harus menjadi tanggung
jawabKontraktor. Sistem penahan tanah harus dibuatjika diperlukan.

C. Kontraktor harus membangun dan memelihara semua tebing dan penggalianyang


termasuk dalam kontrak, memperbaiki semua kelongsoran selama masakontrak dan
masa pemeliharaan.

D. Semua permukaan tanah bertalud harus dilindungi.

3.5. PENGGALIAN UNTUK STRUKTUR

A. Gali sampai elevasi dan dimensi yang dinyatakan dalam suatu toleransi plus
atauminus 30 mm. Perluas galian sampai suatu jarak yang memadai dari
strukturuntuk memasang dan membongkar bekisting beton, memasang jaringan
utilitasdan konstruksi lainnya, dan untuk pengawasan.

1. Penggalian untuk Umpak dan Pondasi Dangkal: Jangan mengganggu


dasargalian. Gali dengan tangan sampai mencapai kedalaman akhir
segerasebelum meletakkan tulangan beton. Potong dasar sampai as
danpermukaan yang disyaratkan supaya menghasilkan dasar yang solid
untukmenerima pekerjaan lainnya.

3.6. PENGGALIAN UNTUK PERKERASAN

Gali permukaan dibawah perkerasan sesuai penampang melintang,elevasi dan


kemiringan yang ditentukan.

3.7. PENGGALIAN UNTUK JALUR UTILITAS

A. Gali trench sampai kemiringan, as, kedalaman dan elevasi dasar


yangditentukan.

B. Gali trench dengan lebar yang sama dan memberikan suatu jarak bebas
yangcukup pada masing-masing sisi pipa dan konduit. Gali dinding trench
secaravertikal dari dasar trench sampai 300 mm tebih tinggi dari puncak pipa
ataukonduit. kecuali ditentukan lain.

1. Jarak bebas : 300 mm pada masing-masing sisi pipa atau konduit.

2. Jarak bebas : seperti ditentukan.

C. Dasar trench : Gali dan bentuk dasar trench supaya memberikan dukungan
atautumpuan pipa dan konduit yang merata. Bentuk subgrade supaya
memberikantumpuan yang menerus untuk bell, sambungan, dan barrel pipa
dan untuksambungan, fitting, dan badan konduit. Singkirkan batu dan benda
tajam untukmenghindari beban terpusat.

1. Untuk pipa atau konduit dengan diameter nominal kurang dari 150 mm
dandasar datar, unit konduit duct ganda, gali dengan tangan dasar trench
dansangga pipa dan konduit diatas suatu subgrade yang tidak terganggu.

Hal : STR-ARS/19 Paraf :


2. Untuk pipa atau konduit dengan diameter nominal 150 mm atau lebih
besar,bentuk dasar trench untuk menyangga dasar 90 derajat dari keliling
pipa.Isilegokan dengan timbunan pasir yang dipadatkan.

3. Jika terdapat cadas atau permukaan penyangga yang keras, gati trench
150mm dibawah elevasi dasar untuk menerima lapisan dasar.

3.8. PERSETUJUAN SUBGRAGE

A. Beritahu Konsultan Pengawas jika penggalian sudah mencapaisubgrade yang


dikehendaki.

B. Jika Konsultan Pengawas menentukan bahwa terdapat tanah yangkurang baik yang
tak terduga, lanjutkan penggalian dan ganti dengan urugankembali yang dipadatkan
atau urug material seperti yang diperintahkan.

C. Bentuk kembali subgrade yang rusak akibat hujan, akumulasi air, atau
kegiatankonstruksi, seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.

3.9. PENGGALIAN TANPA OTORITAS

A. Urugan galian tanpa otorisasi dibawah pondasi atau dasar dinding dengan
caramemperdalam elevasi dasar pondasi beton yang ditentukan sampai dasar
galian,tanpa mengubah elevasi puncak yang disyaratkan. Urugan beton tumbuk
bolehdigunakan untuk mempertinggi elevasi sampai posisi yang memadai jika
disetujuioleh Konsultan Pengawas.

B. Jika lebar trench utilitas melebihi apa yang ditentukan, gunakan pipa penguatatau
prosedur pemasangan khusus, seperti disyaratkan oleh KonsultanPengawas.

3.10. PENYIMPANAN MATERIAL TANAH

A. Timbunan material galian yang disetujui untuk pengurugan kembali dan material
tanah urug, termasuk material borrow yang disetujui. Timbun material tanah tanpa
saling mencampur. Tempatkan, ratakan dan bentuk timbunan untuk mengalirkan air
permukaan. Tutupi tanah untuk mencegah abu akibat tiupan angin.

B. Timbunan material tanah jauh dari tepi galian. Jangan simpan dalam batastetesan
hujan dari pohon yang tersisa.

3.11. URUGAN

A. Persiapan : buang tumbuh-tumbuhan, topsoil, puing, material tanah basah


danmaterial tanah yang kurang baik, hambatan, dan material lepas dari
permukaantanah sebelum menempatkan urugan.

B. Jika subgrade atau permukaan tanah yang ada yang akan menerirna urugan
mempunyai kepadatan kurang dari yang disyaratkan untuk urugan, kupas
permukaan tanah sampai kedalaman yang diperlukan, gemburkan, lembabkanatau
keringkan tanah dan padatkan kembali sampai kepadatan yang disyaratkan.Bajak
atau kupas permukaan miring yang lebih curam dari 1 vertikal banding 4horisontal
sehingga material urugan akan melekat dengan permukaan yang ada.
Hal : STR-ARS/20 Paraf :
C. Tempatkan material urugan dalam lapisan-lapisan sampai elevasi yangdisyaratkan
untuk setiap lokasi menurut daftar dibawah ini.

1. Dibawah rumput, gunakan bekas galian yang baik atau material tanahborrow.

2. Dibawah perkerasan, gunakan material subbase dan base, ataubekas galian


yang baik atau material tanah borrow.

3. Dibawah tangga dan ramp, gunakan material subbase.

4. Dibawah pelat bangunan dan pondasi, gunakan urugan yang direncanakan


secara teknis.

3.12. PENGENDALIAN KADAR AIR

Secara merata lembabkan atau keringkan subgrade dan setiap urugan berikutnyaatau
lapisan pengurugan kembali sebelum pemadatan sampai dalam batas 2 persendari
kadar air optimum.

1. Jangan menempatkan material urugan kembali atau urugan diatas permukaan yang
berlumpur.

2. Buangdan ganti, atau garuk dan kering-udarakan material tanah yang baik
yangterlalu basah untuk dipadatkan sampai kepadatan yang disyaratkan.

3. Timbun atau sebar dan keringkan material tanah yang baik tetapi disingkirkankarena
basah.

3.13. PEMADATAN

A. Tempatkan material urugan kembali dan urugan dalam lapisan-lapisan tidak lebihdari
ketebalan longgar 200 mm untuk material yang dipadatkan dengan alatberat, dan
tidak lebih dari ketebalan longgar 100 mm untuk material yangdipadatkan dengan
tamper yang dioperasikan dengan tangan.

B. Tempatkan material urugan kembali dan urugan bahkan pada semua sisi
struktursampai elevasi yang disyaratkan. Tempatkan urugan kembali dan urugan
secaramerata sepanjang galian dan penuh setiap sisi struktur.

C. Persyaratan Persentase terhadap kepadatan kering maksimum : padatkan


tanahsampai tidak kurang dari persentase terhadap kepadatan kering
maksimumberikut ini sesuai ASTM D 1557:

1. Di bawah struktur, pelat bangunan, tangga dan perkerasan, padatkan 300mm


teratas dibawah subgrade dan setiap lapisan material urugan kembalidan
urugan pada 95 persen kepadatan kering maksimum.

2. Dibawah lapangan dan area yang tidak diperkeras, padatkan 150 mmteratas
dibawah subgrade dan setiap lapisan material urugan kembali danurugan pada
90 persen kepadatan kering maksimum.

Hal : STR-ARS/21 Paraf :


3.14. GRADING

A. Umum : secara merata, ratakan bidang sampai suatu permukaan yang halus,bebas
dari peralihan permukaan yang tidak beraturan. Sesuaikan denganpersyaratan
pemadatan dan ratakan penampang melintang, as dan elevasi yangditentukan.

1. Buat suatu peralihan yang halus antara permukaan asli yang


berdekatandengan permukaan yang baru.

2. Buang bagian yang lemah, urug bagian yang rendah, dan potong bagianyang
tinggi supaya sesuai dengan toleransi permukaan yang disyaratkan.

B. Site grading ; miringkan permukaan supaya dapat mengalirkan air keluar


daribangunan dan mencegah genangan. Selesaikan subgrade sampai elevasi
yangdisyaratkan dalam batas toleransi berikut ini.

1. Lapangan atau area tanpa perkerasan : plus atau minus 30 mm.

2. Trotoir: plus atau minus 30 mm.

3. Perkerasan : plus atau minus 12,5 mm.

C. Grading didalam garis batas bangunan : selesaikan subgrade sampai suatutoleransi


12,5 mm jika diuji dengan mistar 3 meter.

3.15. LAPISAN BASE DAN SUBBASE

A. Dibawah perkerasan dan jalan orang, tempatkan material lapisan subbase


diatassubgrade yang dipersiapkan. Tempatkan material lapisan base diatas
subbasesampai perkerasan.

1. Padatkan lapisan subbase dan base pada kadar air optimum


sampaipermukaan, as, penampang melintang dan tebal yang disyaratkan
sampaitidak kurang dari 95 persen terhadap kepadatan relatifASTM D 4254.

2. Bentuk subbase dan base sampai elevasi puncak dan kerataan permukaan
melintang yang disyaratkan.

3. Jika tebal padat lapisan subbase dan base 150 mm atau kurang,
tempatkanmaterial dalam lapisan tunggal.

4. Jika tebal padat lapisan subbase dan base melebihi 150 mm,
tempatkanmaterial dalam lapisan yang sama, dengan tidak ada lapisan yang
melebihitebal 150 mm atau kurang dari 75 mm Jika dipadatkan.

B. Bahu perkerasan : tempatkan bahu sepanjang tepi lapisan subbase dan baseuntuk
mencegah pergerakan lateral. Bangun bahu sedikitnya dengan lebar 300mm
menggunakan material tanah yang disetujui dan padatkan secarabersamaan
dengan masing-masing lapisan subbase dan base.

3.16.QUALITY CONTROL LAPANGAN

A. Jasa agen testing : agen testing memeriksa dan melakukan test setiap subgrade
dan setiap lapisan urugan dan urugan kembali. Jangan lanjutkan pekerjaan sampai
Hal : STR-ARS/22 Paraf :
hasil test untuk pekerjaan yang diselesaikan terlebih dahulu dinyatakansesuai
dengan persyaratan.

1. Lakukan test kepadatan lapangan sesuai dengan ASTM D 1556 (metodesand


cone), berdasarkan penerapan yang sesuai.

2. Subgrade pondasi : pada subgrade pondasi, lakukan sedikitnya satu testuntuk


setiap lapisan tanah untuk memeriksa daya dukung rencana.

Pemeriksaan dan persetujuan berikutnya untuk subgrade pondasi yang


lainboleh didasarkan atas perbandingan visual pada setiap subgrade
denganlapisan yang ditestjika disetujui oleh Konsultan Pengawas.

3. Area perkerasan dan pelat bangunan : pada subgrade dan pada setiaplapisan
urugan dan urugan kembali padat, lakukan sedikitnya satu testkepadatan
lapangan untuk setiap 200 m2 atau kurang luas perkerasan ataupelat
bangunan, tetapi dalam segala hal tidak kurang dari tiga test.

B. Jika agen testing melaporkan bahwa subgrade, urugan atau urugan kembaliberada
dibawah kepadatan yang disyaratkan, garuk dan lembabkan ataukeringkan, atau
buang dan ganti tanah sampai kedalaman yang diperlukan,padatkan kembali dan
test ulang sampai kepadatan yang disyaratkan diperoleh.

3.17. PROTEKSI

A. Area permukaan yang dilindungi: tindungi area permukaan yang baru terhadaplalu
lintas dan erosi. Jaga tetap bebas dari sampah dan runtuhan.

B. Perbaiki dan bentuk kembali permukaan sampai toleransi yang disyaratkan


Jikapermukaan yang telah diselesaikan atau diselesaikan sebagian menjadi
tergerus,berbekas roda, turun atau kehilangan kepadatan akibat operasi
konstruksiberikutnya atau kondisi cuaca.Garuk atau buang dan ganti material
sampai kedalaman yang diperintahkan olehPengawas, bentuk kembali dan
padatkan kembali pada kadar air optimumsampai kepadatan yang disyaratkan.

C. Penurunan : jika terjadi penurunan selama masa pembangunan proyek,singkirkan


permukaan akhir, urug kembali dengan material yang disetujui,padatkan, dan
bangun kembali permukaan.

Perbaiki penampilan, mutu, dan keadaan permukaan akhir supaya sesuaidengan


pekerjaan yang berdekatan, dan hilangkan bekas perbaikan denganmemperbaiki
seluas mungkin.

3.18. PEMBUANGAN MATERIAL LEBIH DAN TIDAK TERPAKAI

A. Pembuangan : angkut kelebihan tanah yang baik ke tempat penyimpanan


yangditentukan diatas tanah milik Pemberi Tugas. Timbun atau sebar tanah
sesuaiperintah Konsultan Pengawas.

B. Buang material yang tidak terpakai, teasuk tanah yang tidak baik, sampah,dan
puing, dan buang ketempat legal diluar tanah milik Pemberi Tugas.

Hal : STR-ARS/23 Paraf :


PASAL 3

PEKERJAAN BETON COR Dl TEMPAT

PASAL 3 - PEKERJAAN BETON

BAGIAN I - U M U M

1.1 DOKUMEN YANG BERHUBUNGAN

A. Gambar rencana dan Ketentuan Umumdalam Kontrak, Termasuk PersyaratanUmum


dan Tambahan.

1.2. LINGKUP PEKERJAAN

A. Pasal ini mensyaratkan pekerjaan beton cor ditempat (cast in place),


termasukbekisting, penulangan, mix design, prosedur pengecoran, dan finishing.

B. Beton cor ditempat meliputi:

1. Pondasi, kolom, balok, pelat

1.3.PENYERAHAN DOKUMEN

A. Umum : Dokumen berikut harus diserahkan sesuai Persyaratan dalam Kontrakdan


Pasal Kententuan Umum

B. Data produk untuk material dan item yang memadai, termasuk baja penulangandan
perlengkapan bekisting, adukan, bahan untuk perbaikan, waterstop, system
penyambungan, bahan perawatan (curing compound), bahan finishing adukankering,
dan lainnya yang diminta oleh Konsultan Pengawas.

C. Gambar kerja (shop drawing) untuk detail penulangan, pembengkokan,


danpemasangan penulangan beton. Sesuai ACI 315 "Manual of Standard Practice
forDetailing Reinforced Concrete Structures" memperlihatkan bar schedule,
jaraksengkang, diagram pembengkokan batang tulangan, dan pengaturan
penulanganbeton. Termasuk penulangan khusus yang diperlukan untuk lubang pada
strukturbeton.

D. Gambar kerja (shop drawing) untuk bekisting memperlihatkan fabrikasi dan


ereksibekisting untuk finishing muka beton tertentu. Perlihatkan konstruksi
bekisiting,termasuk tumpuan, penyambungan, sambungan bekisting khusus, lokasi
danpola penempatan ikatan, dan hal lain yang mempengaruhi tampak beton expose.

1. Review oleh Konsultan Pengawas hanya secara umum.Perencanaan bekisting


mengenai stabilitas struktur dan efisiensi merupakantanggung jawab Kontraktor.

E. Contoh bahan termasuk nama, sumber, dan penjelasan, meliputi bahan :

1. Finishing berwarna.
Hal : STR-ARS/24 Paraf :
2. Agregat berat normal.

3. Fibre reinforcement

4. Waterstop

5. Vapor retarder/barrier

F. Laporan test laboratorium untuk bahan batang tulangan, bahan beton, dan testmix
design.

G. Sertifikat bahan pengganti laporan test laboratorium jika diijinkan oleh


Pengawas.Setifikat bahan harus ditandatangani oleh pabrik dan Kontraktor,
rnenyatakansemua bahan sesuai dengan atau melebihi persyaratan yang ditentukan.

Serahkan sertifikasi dari pabrik admixture bahwa kadar chlorida sesuai


denganpersyaratan spesifikasi.

1.4.PENGENDALIAN MUTU

A. Peraturan dan standard: Sssuai dengan ketentuan peraturan-peraturan


berikut,spesifikasi, dan standard, kecuali Jika ketentuan yang lebih ketat dinyatakan
ataudisyaratkan :

1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung

2. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1983 (SNI)

3. Standard Industri Indonesia (SII)

4. American Concree Institute (ACI) 301, "Specification for Structural Concretefor


Buildings".

5. ACI 318, "Building Code Requirement for Reinforced Concrete".

6. Concrete Reinforcing Steel Institute (CRSI), "Manual of Standard Practice".

B. Test Batang Tulangan dan Beton: Ditunjuk agen/laboratorium pengujian


yangindependen dan disetujui oleh Konsultan Pengawas / Perencana,untuk
melakukan test evaluasi bahan dan untuk merencanakan adukan beton.

C. Bahan dan pekerjaan yang dilaksanakan dapat membutuhkan test dan test
ulangsetiap saat selama pelaksanaan pekerjaan. Test, termasuk test ulang atas
bahanyang ditolak yang telah terpasang dilakukan atas biaya Kontraktor.

D. Mockup: Mockup pengecoran dengan ukuran yang sebenarnya atau yangdisyaratkan


untuk memperlihatkan sambungan typical (sambungan balok-kolom),jarak ikatan
bekisting, dan finishing, tekstur dan warna permukaan yang diusulkan.
Panel contoh dibiarkan terbuka/terlihat selama pelaksanaan, setelah
KonsultanPengawas / Perencana menyetujui mutu visual.

Hal : STR-ARS/25 Paraf :


BAGIAN 2 - PRODUK

2.1. BAHAN BEKISTING

A. Bekisting untuk beton expose: plywood, metal, dan plywood berangka metal,
ataubahan panel lain yang disetujui untuk memberikan permukaan expose
yangmenerus, lurus, halus. Sediakan ukuran praktis terbesar untuk mengurangi
jumlahsambungan dan sesuai dengan sistem sambungan sesuai gambar.

B. Bekisting untuk beton bukan expose: Plywood, kayu, metal atau bahan lain
yangdisetujui. Kayu diserut sedikitnya pada dua ujung dan satu sisi.

C. Bekisting untuk beton dengan finishing bertekstur: Design muka, ukuran,pengaturan


dan konfigurasi sesuai sampel yang disetujui Konsultan Pengawas. Berikan
pengakudan penyangga bekisting untuk menjamin stabilitas bekisting.

D. Bekisting untuk kolom bulat dan penyangganya : Metal, plastik fiber-glas, atautabung
karton atau fiber yang akan menghasilkan permukaan yang halus
tanpamemperlihatkan bekas sambungan. Bekisting harus cukup tebal untuk
menahanbeton basah tanpa melendut.

E. Release Agent untuk bekisting: Siapkan release-agent bekisting


yangdiperdagangkan, dengan maksimum 350 mg/1 volatile organic compound
(VOC)yang tidak akan melekat, berkarat atau menimbulkan efek buruk atas muka
betondan tidak akan menghambat penanganan muka beton selanjutnya.

F. Pengikat bekisting (ties) : difabrikasi di pabrik, panjang dapat


disesuaikan,direncanakan untuk mencegah lendutan pada bekisting dan mencegah
betonrontok pada saat dibuka. Berikan jarak supaya tidak ada metal lebih dekat
dari35mm terhadap muka beton untuk beton expose.

G. Penyangga bekisting : Gunakan penyangga baja untuk memberikan kekuatanyang


disyaratkan dan untuk mencegah lendutan.

2.2. BAHAN TULANGAN

A. Batang tulangan :Standard SII

- BJTS 40, tegangan leleh 400 MPa, ulir, untuk D10 mm, D13 mm, D16 mm,D19
mm, D22 mm, D25 mm.
- BJTP 24, tegangan leleh 240 MPa, polos untuk < 8 mm.

B. Wire baja: ASTM A 82, polos, cold drawn steel.

C. Jaring Kawat Baja Las: ASTM A 185, jaring kawat baja las.

D. Jaring Kawat Baja Las Ulir: ASTM A 497.

E. Penyangga Tulangan: bolster, chair, penjaga jarak, dan alat lainnya untuk menjaga
jarak, menyangga dan mengencangkan batang tulangan dan jaring kawat baja las
pada tempatnya. Gunakan penyangga type wire-bar (batang kawat).

Hal : STR-ARS/26 Paraf :


F. Supply setiap bahan tulangan dari satu sumber yang disetujui Pengawas/Perencana.
Serahkan sertifikat laboratorium pabrik.

2.3. BAHAN BETON

A. Beton yang digunakan adalah beton sitemixdengan mutu beton sebagaiberikut:


fc'21,7 MPa (K-250) untuk struktur utama bangunan secara umum.

B. Portland cement: ASTM C 150 type I, atau PUBI 1983 type I, dan sesuai standardSll-
0013-81.Gunakan satu merk selama pekerjaan, kecuali disetujui oleh
KonsultanPengawas / Perencana.

C. Fly Ash : ASTM C 618, type F.

D. Agregat berat normal: ASTM C 33 dan seperti disyaratkan. Agregat dari satusumber,
diusulkan kepada dan disetujui oleh Konsultan Pengawas /Perencana untuk
menjamin konsistensi dalam mutu dan grading.

1. Untuk muka luar expose, jangan menggunakan agregat halus dan kasar
yangmengandung bahan yang menyebabkan spalling.

2. Agregat lokal yang tidak memenuhi ASTMC 33 yang telah menunjukkanbahwa


dapat menghasilkan beton dengan kekuatan dan daya tahan yangmemadai
melalui test khusus atau penggunaan sebenarnya, dapat digunakanjika disetujui
Konsultan Pengawas dan Perencana.

E. Air: yang dapat diminum.

F. Admixture : Gunakan admixture beton yang mengandung tidak lebih dari 0,1person
ion chlorida. Admixture dapat berupa air-entraining admixture (ASTM C2260), water-
reducing admixture (ASTM C 494 type A), high range water-reducingadmixture atau
superplasticizer (ASTM C 494, type F atau G), water-reducingaccelerating admixture
(ASTM C 494 type E), water-reducing retarding admixture(ASTM C 494, type D).

2.4. BAHAN YANG BERHUBUNGAN

A. Waterstop: Gunakan waterstop jenis datar, dumbbell atau centerbulb


padaconstruction joint dan sambungan lainnya seperti dinyatakan. Ukuran
sesuaidengan sambungan. Pakai waterstop karet atau PVC.

B. Vapor retarder (penahan penguapan): Pakai vapor retarder yang tahan


terhadapkerusakan waktu ditest, berupa:

1. Lembaran polyethylene dengan tebal tidak kurang dari 8 mils.

2. Water resistant barrier berupa kertas kraft tebal dilapisi dengan glass-fiber
danpolyethylene pada setiap sisinya.

C. Moisture Retaining cover (lapis penahan lembab): Salah satu dari berikut ini:

1. Kertas tahan air

Hal : STR-ARS/27 Paraf :


2. Polyethylene film

3. Kain goni beriapis polyethylene

D. Liquid membrane-forming curing compound; jenis cairan sesuai ASTM C 309, typeI,
kelas A. Kehilangan kelembaban tidak lebih dari 0,55 kg/m2 pada saat
aplikasisebanyak 4,1 m^liter.

E. Wz^er-based acrylic curing compound: ASTM C 309, type I, kelas B. Gunakanbahan


dengan maksimum volatile organic compound (VOC) 350 mg per liter.

F. Evaporation control (pengendali penguapan): bahan pembentuk lapisan


monomolekular yang dipakai untuk pelat beton expose untuk perlindungansementara
dari kehilangan kelembaban yang cepat.

G. Bonding agent (bahan perekat) : Polyvinyl acetate (hanya untuk interior) atauacrylic-
base.

H. Epoxy adhesive (perekat epoxy): ASTM C 881, dua komponen bahan, sesuaiuntuk
penggunaan pada permukaan kering atau lembab. Gunakan jenis, mutu dankelas
material sesuai ketentuan.

I. Waterproofing membrane atau coating : disyaratkan pada pasal 6 -Waterproofing.

J. Floor hardener : untuk penggunaan pada muka beton atau, driveway. Gunakanproduk
non-metalik.

2.5. ADUKAN RENCANA

A. Siapkan design-mix untuk setiap jenis dan kekuatan beton dengancara


adukanpercobaan (trial batch) di lab ataupun pengalaman lapangan seperti
disyaratkanACI301.

B. Batasi penggunaan fly ash tidak melebihi 20 person kadar bahan cementiousmenurut
berat.

C. Serahkan laporan tertulis kepada Konsultan Pengawas untuk setiapkelas beton yang
diusulkan, paling lambat 15 hari sebelum mulai pekerjaan.
Jangan mulai produksi beton sampai mix-design yang diusulkan telah direviewoleh
Konsultan Pengawas.

D. Rencanakan adukan supaya beton (berat normal) dengan sifat berikut


sepertidinyatakan dalam gambar:

fc' 20 MPa (K-250) kekuatan tekan 28 hari, untuk struktur utama bangunansecara
umum.

E. Coba beberapa water cement ratio yang berbeda untuk mendapatkan W/C
untuksetiap betas slump. Untuk beton pelat atap. toilet, pit lift, pelat dan
dindingbasement, buat beton kedap air dengan kadar semen sedikitnya 375 kg/m3.

Hal : STR-ARS/28 Paraf :


F. Water cement ratio: Pakai beton untuk keadaan berikut dengan water-cement(W/C)
ratio sebagai berikut:

1. Kedap air: W/C 0,40.Q.

Batas slump: Adukan supaya menghasilkan slump beton pada saat


pengecoransebagai berikut:

1. Ramp, pelat dan permukaan miring: tidak lebih dari 75 mm.

2. Sistem pondasi beton bertulang : tidak kurang dari 25 mm dan tidak lebih dari75
mm.

3. Beton mengandung high-range water-reducing admixture (superplasticizer):tidak


lebih dari 200 mm setelah penambahan admixture untuk slump beton dilapangan
50-75 mm.

4. Beton lainnya : tidak lebih dari 100 mm.

H. Beton ringan struktur: Agregat ringan dan beton harus memenuhi ASTM C
330.Komposisi adukan untuk beton dengan kekuatan tekan minimum 20 MPa pada
28hari dan berat jenis yang diperhitungkan 17,5 kN/m3 tambah/kurang 0,5
kN/m3,seperti ditentukan oleh ASTM C 567. Slump beton pada saat penempatan
harussekecil mungkin yang diperlukan untuk pengadukan, pengecoran dan
finishingyang efisien. Slump maksimum 150 mm untuk beton yang dipompa dan 125
mmuntuk lainnya.

I. Penyesuaian terhadap adukan beton: Penyesuaian mix-design boleh diminta


olehKontraktor jika sifat material, keadaan pekerjaan, cuaca, hasil test,
ataupertimbangan lainnya, seperti disetujui Konsultan Pengawas /Perencana. Data
test laboratorium untuk revisi mix design dan hasil kekuatan harus diserahkan dan
disetujui sebelum penggunaan dalam pekerjaan.

2.6.ADMIXTURE

A. Gunakan water-reducing admixture (plasticizer) atau high-range water-


reducingadmixture (superplasticizer) dalam beton, seperti disyaratkan untuk
pengecoran dan workability.

B. Gunakan high-range water-reducing admixture dalam beton yang dipompa,


betonuntuk pelat heavy-duty, beton arsitektural, pelat struktur parkir, beton
yangdisyaratkan kedap air, dan beton dengan water-cement ratio dibawah 0,50.

C. Gunakan admixture untuk reduksi air dan mempercepat set atau


retardingsesuaidengan petunjuk pabrik secara ketat.

Hal : STR-ARS/29 Paraf :


2.7.MENGADUK BETON

A. Pengadukan di lapangan : Gunakan weight batching dan volumetric system


untukmengukur air, seperti disetujui Pengawas. Aduk bahan beton dalam jenis
drummesin mixer yang memadai. Untuk mixer dengan kapasitas 1 m3 atau
kurang,pengadukan yang kontinu sedikitnya VA menit, tetapi tidak lebih dari 5
menitsetelah bahan masuk mixer, sebelum setiap bagian dari batch dihentikan.

Untuk mixer dengan kapasitas lebih besar dari 1 m3, tingkatkan minimum 1%menit
waktu pengadukan dengan 15 detik untuk setiap tambahan 1 m3.

Gunakan label untuk setiap batch yang dikeluarkan dan digunakan dalampekerjaan
yang menyatakan nama dan nomer proyek, tanggal, jenis adukan,waktu pengadukan,
jumlah, dan banyaknya air.

BAGIAN 3 - PELAKSANAAN

3.1. UMUM

A. Koordinasi pemasangan bahan penyambung, vapor retarder / barrier, dan


bahanlainnya yang berhubungan dengan pemasangan bekisting dan baja tulangan.

3.2. BEKISTING

A. Umum: Design, pasang, sangga dan pelihara bekisting untuk menyangga


secaravertikal, lateral, statis dan dinamis beban yang mungkin bekerja sampai
strukturbeton dapat menahan beban tersebut. Susun bekisting supaya elemen beton
danstruktur mempunyai ukuran, bentuk, alignment, elevasi dan posisi yang
benar.Jaga toleransi konstruksi bekisting dan ketidak teraturan permukaan
menurutbatas berikut ini :

1. As semua permukaan finish plus minus 5 mm dari as yang diinginkan.

2. Dimensi struktur yang kurang dari 3 m, plus minus 5 mm..

3. Dimensi struktur yang lebih dari 3 m, plus minus 10 mm.

4. Pakai batas pada ACI 347 untuk toleransi lainnya, pakai toleransi kelas Auntuk
beton expose, dan kelas C untuk muka beton lainnya.

B. Susun bekisting dengan ukuran, bentuk, as, dan dimensi yang seharusnya
untukmenghasilkan alignement, lokasi, kemiringan dan level yang akurat.
Sediakanuntuk lubang, offset, coakan, sudut, block-out, pengangkeran, insert,
bentuk-bentuk permukaan yang disyaratkan. Gunakan bahan pilihan
supayamenghasilkan finishing yang disyaratkan. Tutup celah dan sambungan
untukmencegah bocoran pasta beton.

C. Penyangga bekisting :

Pasang penyangga vertikal untuk semua bekisting supaya memberikan kekuatan


yang diperlukan dan mencegah lendutan bagian struktur yang sedang dikerjakan

Hal : STR-ARS/30 Paraf :


akibat beban overload atau getaran.Kecuali dinyatakan dalam gambar detail, susun
bekisting dengan camberantidefleksi keatas sebagai berikut:

Untuk semua pelat dan balok : 0,2 % dari bentangan pada tengah bentangan.

Untuk semua balok dan pelat cantilever : 0,4 % dari panjang pada
ujungcantilever.

D. Fabrikasi bekisting untuk pembongkaran yang mudah tanpa memukul


ataumengganggu muka beton. Siapkan bagian bekisting khusus sesuai bentuk
betonyang dibuat.

E. Buat lubang sementara untuk membersihkan dan inspeksi jika bagian


dalambekisting tidak dapat dicapai sebelum dan selama pengecoran beton. Sangga
dantutup secara pas lubang tersebut untuk menghindari kehilangan beton.
Tempatkanlubang sementara pada lokasi yang tepat.

F. Chamfer sudut expose dan ujung seperti dinyatakan, menggunakan chamfer


stripkayu, metal. PVC. atau karet, dibuat untuk menghasilkan jalur yang rata dan
harus dan pas dengan sambungan ujung.

G. Penyediaan untuk Kontraktor lain: Siapkan lubang dalam beton untuk


pekerjaanKontraktor lain. Tentukan ukuran dan lokasi lubang dan dudukan/ Secara
telititempatkan benda yang menyatu dengan bekisting.

H. Pembersihan dan pengencangan: Dengan seksa.na bersihkan bekisting


danpermukaan yang berdekatan untuk menerima beton. Singkirkan serpihan,
kayu,sisa gergajian, kotoran, dan bahan lepasan segera sebelum pengecoran
beton.Kencangkan kembali bekistingdan bracing sebelum pengecoran beton,
untukmencegah bocoran mortar dan menjaga alignment yang sesuai.

3.3. PEMASANGAN VAPOR RETARDER

A. Umum: Tempatkan lembaran vapor retarder dalam posisi dimensi yang


panjangsejajar dengan arah pengecoran.

B. Sambungan lewatan 150 mm dan diseal dengan perekat atau tape tahantekanan
sesuai rekomendasi pabrik.

3.4.PENGECORAN BETON

A. Umum : Sesuai dengan rekomendasi CRSI (Concrete Reinforcing Steel


Institute)untuk pemasangan baja tulangan, untuk detail dan metode pemasangan
bajatulangan dan penyangga sesuai persyaratan.

B. Pembengkokan:

Bengkokkan batang baja tulangan dalam posisi pembengkokan seperti


dinyatakandalam gambar dan disyaratkan dalam peraturan. Siapkan dan serahkan
kepadaKonsultan Pengawas bar-bending schedule sebelum fabrikasi.

Hal : STR-ARS/31 Paraf :


C. Bersihkan tulangan dari karat ringan dan mill scale, tanah dan bahan tain
yangmengurangi atau merusak lekatan dengan beton.

D. Dengan teliti tempatkan, sangga dan amankan tulangan dari pergeseran.Tempatkan


dan sangga tulangan seperti disetujui Konsultan Pengawas.

E. Pasang tulangan dengan cukup selimut beton. Atur, beri jarak, dan jaga
ikatanbatang tulangan dan penyangga supaya memegang tulangan pada
posisinyaselama pengecoran. Pasang ikatan kawat dengan ujung-ujungnya tetap
didalambeton, tidak keluar permukaan beton.

F. Pasang jaring baja kawat las (welded wire mesh) dengan panjang
sepanjangmungkin dalam batas praktis. Lewatkan sambungan sedikitnya satu mesh
dan ikatsambungan dengan kawat. Selang seling sambungan lewatan pada satu
sisiuntuk mencegah sambungan yang menerus dalam satu arah.

3.5.SAMBUNGAN (JOINT)

A. Construction joint : Tempatkan dan bual construction joint supaya tidakmengurangi


kekuatan atau penampilan struktur, seperti persetujuan KonsultanPengawas.

B. Buat sambungan kunci sedikitnya 40 mm dalamnya dalam construction joint


padadinding dan pelat dan diantara dinding dan pondasi.

C. Tempatkan construction joint tegak lurus terhadap tulangan utama.


Teruskantulangan melewati construction joint, kecuali ditentukan lain. Jangan
meneruskantulangan melalui sisi strip penggecoran.

D. Gunakan bonding agent (bahan perekat) diatas permukaan beton existing yangakan
disambung dengan beton baru.

E. Waterstop : Gunakan waterstop dalam construction joint seperti dinyatakan.Pasang


waterstop agar membentuk diafragma yang menerus pada setiapsambungan.
Sangga dan lindungi waterstop expose selama pelaksanaanpekerjaan. Sambung
waterstop di lapangan sesuai petunjuk pabrik.

F. Isolation joint pada pelat diatas tanah (slab-on-grade) : Pasang isolation joint
padaslab-on-grade di tempat pertemuan slab-on-grade dan permukaan vertikal
sepertipedetail kolom, dinding pondasi, balok miring dan lokasi lain yang dinyatakan.

G. Construction joint (sambungan susut) pada siab-on-grade: Buat construction


jointpada slab-on-grade untuk membentuk pola tertentu. Gunakan saw-cut lebar 3
mmdengan dalam seperempat tebal pelat atau insert (sisipan) lebar 6 mm
dengandalam seperempat tebal pelat, kecuali dinyatakan lain.

1. Bentuk construction joint dengan menyisipkan plastik yang dicetak, hard-board,


atau fiber-board.

2. Construction joint pada pelat lain bukan expose dapat dibuat dengan saw-
cutsegera setelah selesainya pelat.

Hal : STR-ARS/32 Paraf :


3. Jika pola sambungan tidak terlihat, buat sambungan tidak melebihi jarak 4,5m
pada semua arah, dan sedapat mungkin penempatan sesuai lebarbentangan.

4. Joint filler dan sealant digunakan.

H. Expansion Joint:
Buat expansion joint pada lokasi dan ukuran seperti dinyatakan dalam gambar
dansesuai dengan detail. Tulangan tidak boleh melewati sambungan.

3.6. PEMASANGAN BAGIAN YANG TERTANAM

A. Umum; Pasang angker dan bagian tertanam lainnya kedalam bekisting,


termasukuntuk pekerjaan kontraktor lain yang tertanam atau disangga oleh beton
corditempat. Gunakan gambar, diagram, instruksi dan petunjuk yang
diberikansupplier yang bersangkutan.

3.7. PERSIAPAN PERMUKAAN BEKISTING

A. Umum : Labur bidang kontak bekisting dengan bahan pelapis bekisting berupabahan
non-residual, VOC rendah, dan disetujui, sebelum pengecoran beton.

B. Jangan biarkan bahan pelapis bekisting mengumpul dalam bekisting ataumengenai


permukaan beton yang dicor, yang berdekatan dengan beton yang akandicor.
Penggunaan sesuai instruksi pabrik.

3.8. PERSIAPAN PENGECORAN BETON

A. Sebelum pengecoran beton, dengan seksama bersihkan semua alat pengadukdan


pengangkut.

B. Semua bekisting dimana beton dicor harus dibersihkan dari kotoran dan
bahanlepasan.

1. Bekisting harus dibasahkan dan tulangan harus ditempatkan dengan baik.

2. Tetapdiperiksa dan diawasi olen inspektor yang berpengalaman dan sebelum


pengecoran beton, semua permukaan beton existing harus dikasarkan dan
bersih dari bahan lepas dan dilapis dengan mortar semen non-shrink yang
mempunyai sifat sama dengan beton.

3. Air harus disingkirkan dari bekisting dimana beton akan dicor.

3.9. PENGECORAN BETON

A. Pemeriksaan: Sebelum pengecoran beton, periksa dan lengkapi pemasangan


bekisting, baja tulangan dan bagian tertanam. Beritahu kontraktor lain untuk ijin
memasang pekerjaan mereka. Seluruh proses operasi harus secara
bertanggungjawab.

B. Umum: Sesuai ACI 304 dan yang disyaratkan. Metode pengangkutan,penimbangan


dan pengadukan bahan harus disetujui Konsultan Pengawas.

Hal : STR-ARS/33 Paraf :


C. Beton harus diangkut ke bekisting secepat mungkin, dengan cara yangmencegah
segregasi.

D. Semua alat angkut harus dicuci dan dibersihkan waktu pengecoran betondihentikan
untuk waktu lebih dari 30 menit. Beton harus dicor dan digetarkan dalam waktu tidak
lebih dari 40 menit sejak air ditambahkan kedalam adukan.

E. Tempatkan beton secara kontinu atau dalam lapisan dengan ketebalan


tertentu,sehingga tidak ada beton yang dicor diatas beton yang sudah cukup
mengerasyang dapat menyebabkan terbentuk bidang perlemahan. Jika suatu bagian
tidakdapat dicor secara kontinu, buat construction joint sesuai ketentuan.

F. Pengecoran beton dalam bekisting : Tempatkan beton dalam bekisting padalapisan


horisontal tidak lebih tebal dari 600 mm dan dalam cara yang
menghindariconstruction joint miring. Jika pengecoran terdiri dari beberapa lapis, cor
setiap lapisan waktu beton terdahulu masih plastis untuk mencegah sambungan
yangmemisah.

1. Padatkan beton dengan menggunakan mesin vibrator sesuai ketentuan.

2. Jangan menggunakan vibrator untuk menggeser beton dalam bekisting.


Masukkan dan geser vibrator secaraa vertikal pada jarak yang sama
tidakmelebihi batas efektif mesin. Tempatkan dan masukkan vibrator dalam
lapisanyang dicor sedikitnya 150 mm dari lapisan terdahuiu. Jangan biarkan
vibratormasuk lapisan dibawahnva yang sudah mulai set. Batasi waktu
penggunaanvibrator dalam beton secukupnya.

G. Pengecoran Beton untuk pelat: Tempatkandan padatkan pelat beton dalamoperasi


yang kontinu, dalam batas construction joint, sampai lengkap pengecoranpada suatu
bagian.

1. Padatkan beton selama pengecoran dan pemadatan beton dengan


seksamadikerjakan di sekeliling tulangan, bagian tertanam dan dekat sudut.

2. Permukaan pelat dibuat pada level yang tepat menggunakan alat


untukmeratakan. Jangan ganggu permukaan pelat sebelum mulai operasi
finishing.

3. Jaga tulangan dalam posisi yang tepat selama pengecoran beton.

H. Pengecoran beton untuk kolom dan dinding: Pengecoran vertikal harus dibuatkontinu
untuk mencegah segregasi. Beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggianlebih dari 1,5
m, jika tidak pipa tremi harus digunakan.

Untuk dinding, kolom dan unit yang tinggi lainnya, beton tidak diijinkan dituang
daripuncaknya, tetapi harus diatur dituang melalui sisi bekisting.

I. Talang tidak boleh digunakan untuk menuang beton, kecuali diijinkan oleh Konsultan
Pengawas/ Perencana. Jika talang boleh digunakan,maka harus dibuat dari metal
dan memungkinkan aliran beton tanpa segregasi.Talang harus ditempatkan pada
sudut kemiringan vertikal banding horisontal 1:2. JL Pengecoran pada cuaca panas:
Waktu keadaan cuaca panas, cor beton sesuai ACI 305 dan seperti disyaratkan.
Hal : STR-ARS/34 Paraf :
1. Dinginkan bahan sebelum pengadukan untuk menjaga suhu beton pada
saatpengecoran dibawah 32 derajat C. Campuran air boleh didinginkan atau
esbatu boleh digunakan untuk mengendalikan suhu, air yang diberikan oleh
esdiperhitungkan dalam jumlah campuran air. Pemakaian cairan nitrogen
untukmendinginkan beton merupakan pilihan yang dapat digunakan Kontraktor.

2. Tutup baja tulangan dengan karung basah jika terlalu panas, sehingga suhubaja
tidak akan melebihi suhu udara ambient segera sebelum tertanam dalambeton.

3. Semprot bekisting, baja tulangan dan subgrade segera sebelum


pengecoranbeton. Jaga kelembaban subgrade secara merata.

4. Gunakan water-reducing retarding admixture jika diperlukan untuk suhu


tinggi,kelembaban rendah, atau kondisi pengecoran tainnya seperti
persetujuanKonsultan Pengawas.

3.10. FINISHING PERMUKAAN

A. Finishing berbekisting kasar (rough): Buat suatu finishing kasar pada


permukaanbeton yang tidak tampak langsung atau tertutup finishing, Ini
merupakanpermukaan beton yang mempunyai texture yang dibentuk oleh bahan
bekisting,dengan lubang ikatan tie dan daerah rusak yang diperbaiki atau ditambal,
dan siripatau tonjolan yang melebihi tinggi 6 mm diampelas atau dikerik.

B. Finishing berbekisting halus: Buat suatu finishing halus pada permukaan betonyang
akan tampak langsung atau akan ditutup dengan bahan laburan (coating)yang
langsung digunakan pada beton, atau bahan penutup yang langsungdigunakan pada
beton, seperti waterproofing, dampproofing, plester veneer, cat,atau yang sejenisnya.
Ini merupakan permukaan beton yang dihasilkan denganbahan bekisting pilihan,
diatur dalam suatu cara teratur. Perbaiki dan tambaldaerah yang rusak dengan sirip
dan tonjolan lainnya sama sekali dibuang dandihaluskan.

C. Finishing gosokan halus: Buat finishing gosokan halus pada permukaan


betonbekisting halus yang diolah dalam waktu tidak lebih dari satu hari
setetahpembongkaran bekisting.

1. Lembabkan permukaan beton dan gosok dengan batu carborundum ataubahan


abrasive lain sampai menghasilkan warna dan texture merata.
Janganmenggunakan grout semen selain dari permukaan yang dihasilkan
olehproses menggosok.

D. Finishing poles grout: Buat finishing polesan grout pada permukaan betonbekisting
halus yang diolah.

1. Campur satu bagian portland cement dengan satu setengah bagian pasir halus
berdasarkan volume, dan suatu campuran admixture acrylic ataustyrene
butadiene 50 : 50 dengan air untuk membentuk bahan poles. Campur portland-
cement standard dan portland cement putih dalam jumlah yang ditentukan
dengan coba-coba sehingga warna akhir grout kering mendekatiwarna
permukaan.

Hal : STR-ARS/35 Paraf :


2. Dengan seksama basahkan permukaan beton, gunakan grout untukpermukaan,
dan isi lubang kecil. Singkirkan grout berlebih dengan mengerok dan menggosok
dengan karung bersih. Pertahankan kelembaban dengansemprotan selama
sedikitnya 36 jam setelah menggosok.

E. Permukaan tanpa bekisting: Pada puncak dinding, offset hbrisontal,danpermukaan


tanpa bekisting yang berdekatan dengan permukaan berbekistingdihaluskan dan buat
finishing dengan texture mendekati permukaan berbekisting.

Lanjutkan pengolahan akhir pada permukaan berbekisting melewatibataspermukaan


tanpa bekisting yang berdekatan, kecuali dinyatakan lain.

3.11. FINISHING PELAT MONOLIT

A. Finishing bergurat : Gunakan finishing bergurat pada permukaan pelat monolituntuk


topping lantai beton atau dasar unttuk mortar pada ubin dan bahan finishinglantai
dengan bahan perekat, dan yang dinyatakan.

B. Finishing poles : Gunakan finishing poles pada permukaan pelat monolit yangakan
diberi finishing trowel dan finishing lainnya yang disyaratkan, permukaan pelat akan
ditutup dengan waterproofing membrane atau elastis, atap membraneatau elastis,
dan ubin berdasar pasir, atau seperti dinyatakan.

C. Finishing dengan trowel: Gunakan trowel untuk permukaan pelat monolit


yangterexpose dan permukaan plat yang akan ditutup dengan karpet, cat, atau
coaling.

D. Finishing dengan trowel dan kuas halus : Jika keramik atau quarry tileakandipasang
dengan mortar tipis, gunakan trowel finish seperti yang disyaratkan,kemudian segera
dilanjutkan dengan sedikit menggaruk permukaan dengan kuashalus.

E. Finishing anti slip dengan kuas : Gunakan finishing anti slip dengan kuas
untukplatform, tangga dan ramp beton exterior, dan lainnya yang dinyatakan.

3.12. BETON LAINNYA

A. Isian : Isi lubang dan bukaan yang tertinggal dalam struktur beton, kecuali ditentukan
atau diperintahkan lain, setelah pekerjaan oleh Kontraktor lain.

3.13. PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN BETON

A. Lindungi beton yang baru dicor dari hujan, pengeringan yang terialu cepat dansuhu
panas atau dingin yang berlebihan. Dalam cuaca yang panas, kering danberangin,
lindungi beton dari kehilangan kelembaban yang cepat sebelum danselama
pekerjaan finishing dengan bahan pengendali penguapan. Gunakansesuai petunjuk
pabrik pembuat.

B. Jangan ganggu beton yang sudah dicor, bekisting dan tulangan dalam 24 jamsetelah
akhir pengecoran.

C. Mulai curing awal segera setelah genangan air lenyap dari permukaan betonsetelah
pengecoran dan finishing. Jika memungkinkan jaga terns kelembabanselama tidak
kurang dari 7 hari.

Hal : STR-ARS/36 Paraf :


D. Metoda curing: Pelihara beton dengan curing compound, dengan moist
curing,dengan moisture retaining cover curing, atau dengan kombinasi dari cara
tersebutseperti disyaratkan.

E. Lakukan moisture curing dengan cara berikut:

1. Jaga permukaan beton terus-menerus supaya basahdengan


menutupnyadengan air.

2. Gunakan semprotan air halus (water-fog spray),

3. Lapisi permukaan beton dengan penutup yang menyerap air dan


membasahipenutup dengan air, dan jaga terus supaya basah.

4. Jaga bekisting kayu tetap basah.

F. Lakukan moisture retaining cover curing sebagai berikut:

1. Tutup permukaan beton dengan penutup penahan kelembaban


untukmelindungi beton.

G. Gunakan curing compound pada pelat expose interior dan pelat dan trotoar expose
interior.

1. Gunakan curing compound pada pelat beton segera setelah pekerjaan


finishing beton seleai (dalam 2 jam dan setelah air permukaan terlihat hilang).

Gunakan secara merata dalam pekerjaan yang kontinu menggunakan spray


listrik atau roller sesuai petunjuk pabrik pembuat. Lapis ulang untuk area
yangterkena hujan besar dalam 3 jam pemakaian awal. Jaga
secarakontinupelapisan dan perbaikan kerusakan selama masa curing.

2. Gunakan membrane curing compound yang tidak akan


mempengaruhipermukaan beton terhadap finishing permukaan beton yang
akan digunakan.

H. Curing permukaan ber-bekisting: Rawat permukaan beton berbekisting, termasuk


sisi bawah balok, plat dan pemnukaan sejenis, dengan melembabkan bekisting
selama masa curing atau sampai bekisting dibongkar. Jika bekisting
dibongkar,lanjutkan curing.

I. Curing permukaan tanpa bekisting: Rawat permukaan beton tanpa


bekisting,termasuk pelat, topping lantai, dan pemnukaan datar lain, dengan
menggunakan cara curing yang sesuai.

Hal : STR-ARS/37 Paraf :


3.14. PENUNJANG DAN PENYANGGA

A. Umum: Sesuai ACI 347 untuk menunjang dan menyangga dalam konstruksi
berlantai banyak, atau seperti yang disyaratkan.

B. Sangga secara penuh dari tanah sampai atap untuk bangunan berlantai 4
ataukurang, kecuali diijinkan lain.

C. Bongkar penyangga dan sangga uteng dalam urutan yang terencana


untukmenghindari kerusakan beton. Tempatkan dan beri penyangga ulang
untukmenunjang tanpa menyebabkan tegangan atau lendutan yang berlebih.

D. Jaga penyangga ulang pada tepatnya sedikitnya 15 hari setelah pengecoran,


ataulebih lama jika disyaratkan, sampai beton mencapai kekuatan beton 28 hari
yangdisyaratkan, dan beban berat akibat pembangunan telah diangkat.

3.15. PEMBONGKARAN BEKISTING

A. Umum: Bekisting yang tidak memikul berat beton, seperti sisi balok, dinding,
dansejenisnya, dapat dibongkar setelah curing sesuai dengan persyaratan
ACI/318setelah pengecoran beton, beton mempunyai kekerasan yang cukup untuk
tidakhancur akibat pembongkaran bekisting, pekerjaan curing dan perlindungan
tetapdipertahankan.

B. Bekisting yang memikul berat beton, seperti dasar balok, joist, pelat, dan
elemenstruktur lainnya, tidak boleh dibongkar dalam waktu kurang dari 14 hari
atausetelah beton mencapai 75 persen kekuatan tekan rencana minimum
pada28hari. Tentukan kekuatan tekan beton atas beton dilapangan dengan testing
atassampel yang menyatakan lokasi dan bagian struktur.

C. Bekisting permukaan material dapat dibongkar 21 hari setelah pengecoran hanya


jika penopang dan penyangga vertikal lainnya telah diatur supaya memungkinkan
pembongkaran bekisting tersebut tanpa mengendurkan atau mengganggu penopang
dan penyangga. Elemen yang disangga, disangga kembali sampai 14hari, atau
beton telah mencapai sedikitnya 75 persen kekuatan tekan rencanaminimum pada
28 hari, kecuali ketentuan masalah bekisting untuk menyanggabeban diatasnya /
beban kerja.

3.16. PENGGUNAAN ULANG BEKISTING

A. Bersihkan dan perbaiki permukaan bekisting yang akan digunakan ulang.


Bahanbekisting permukaan material yang terpisah, menjadi rusak, mengelupas,
ataumengalami kerusakan lainnya, tidak akan diterima untuk permukaan expose.

Gunakan bahan pelapis bekisting yang baru seperti yang disyaratkan untukbekisting
baru.

B. Jika bekisting diperluas untuk pengecoran berikutnya, dengan seksama


bersihkanpermukaan, singkirkan rontokan, dan kencangkan bekisting supaya
sambunganrapat. Paskan sambungan. Jangan gunakan tambalan untuk permukaan
betonexpose, kecuali diijinkan Konsultan Pengawas.

Hal : STR-ARS/38 Paraf :


3.17.PERBAIKAN PERMUKAAN BETON

A. Menambal permukaan yang rusak: Perbaiki dan tambal permukaan yang


rusakdengan grout combektra segera setelah pembongkaran bekisting, jika
diijinkanKonsultan Pengawas.

B. Aduk mortar dry-pack, terdiri dari satu bagian portland cement terhadap 2Yibagian
agregat halus melewati saringan No. 16, menggunakan cukup air sepertiyang
disyaratkanuntuk pengangkutan dan pemasangan.

1. Buang bagian keropos, kantong batu, rongga yang melebihi 6 mm dalamsetiap


ukuran, dan lubang yang ditinggalkan oleh tie-rod dan baut pada betontetapi
tidak ada yang dalamnya kurang dari 25 mm. Buat tepi potongan tegaklurus
pada pemnikaan. Dengan seksama bersihkan, lembabkan dengan air,dan lapisi
area yang akan ditambal dengan bonding agent menggunakankuas. Pasang
mortar penambal sebelum bonding agent kering.

2. Untuk permukaan yang terlihat langsung, aduk portland cement putih


danPortland cement standard sedemikian rupa sehingga jika kering,
mortarpenambal akan sesuai dengan warna sekitarnya. Sediakan daerah uji
padalokasi yang tidak mencolok mata untuk meyakinkan adukan dan warna
sesuaisebelum mulai dengan penambalan. Padatkan mortar pada tempatnya
danbuang bagian yang sedikit lebih tinggi dari permukaan sekeliiingnya.

C. Memperbaiki permukaan yang berbekisting: Buang dan ganti beton yangmempunyai


permukaan yang rusak, jika permukaan yang diperbaiki tidak dapatmemuaskan
Konsultan Pengawas. Kerusakan permukaan termasukketidak-teraturan warna dan
tekstur, retak, rontok, rongga udara, keropos,kantong batu, sirip dan proyeksi lainnya
pada permukaan, dan karat sertapelunturan lainnya yang tidak dapat dibuang
dengan pembersihan.

Bersihkan tie holes bekisting dan isi dengan mortar dry-pack atau sumbat
betonprecast pada tempatnya dengan bonding agent. Perbaiki permukaan bekisting
concealed, apabila mungkin, yang mengandungkerusakan yang mempengaruhi daya
tahan permukaan. Jika kerusakan tidakdapat diperbaiki, buang dari ganti dengan
beton.

D. Memperbaiki permukaan tanpa bekisting: Periksa permukaan tanpa bekisting,seperti


pelat monolit, untuk kehalusan dan periksa toleransi permukaan yang disyaratkan
untuk setiap permukaan dan fmishinng. Koreksi rendah dan tingginyabidang. Periksa
kemiringan permukaan untuk drainage mengenai kebenaran Kemiringan dan
kehalusan dengan menggunakan template yang mempunyaikemiringan yang
disyaratkan.

1. Perbaiki permukaan tanpa bekisting yang mengalami kerusakan yang


mempengaruhi daya tahan beton. Kerusakan permukaan termasuk yang pecah
dan retak yang melebihi lebar 0,25 mm atau yang menembus penulangan atau
yang sepenuhnya melewati penampang tanpa tulangan tanpa melihat lebarnya,
keruntuhan, gompal, keropos, kantong batu, dankeadaan yang dapat ditolak
lainnya.

2. Koreksi tinggi bidang pada permukaan tanpa bekisting dengan gurinda setelah
beton berumur sedikitnya 14 hari.

Hal : STR-ARS/39 Paraf :


3. Koreksi bidang rendah pada permukaan tanpa bekisting selama atau
segerasetelah penyelesaian finishing permukaan dengan memotong bidang
rendahdan menggantinya dengan mortar penambal. Selesaikan bidang
yangdiperbaiki supaya serupa dengan beton yang berdekatan. Bahan
lapisandasar yang sesuai dapat digunakan jika diijinkan Konsuitan Pengawas.

4. Perbaiki bidang yang rusak, kecuali keretakan acak dan lubang tunggal
tidakmelebihi diameter 25 mm, dengan memotong dan mengganti dengan
betonbaru. Buang bidang yang rusak sampai bersih dan berbentuk persegi dan
bajapenulangan dengan sedikitnya clearance 20 mm pada seluruh keliling.

Lembabkan permukaan beton yang berhubungan dengan beton penambaldan


gunakan bonding agent Aduk beton penambal yang sama bahannyasupaya
menghasilkan beton yang sama jenis atau kelasnya dengan betonseperti
aslinya. Cor, padatkan dan setesaikan sampai serupa dengan finishingbeton
yang berdekatan.

E. Perbaiki keretakan acak dan lubang tunggal setempat dengan diameter 25 mmatau
kurang dengan metode dry-pack. Buat jalur (groove) pada retakan dancungkil lubang
sampai beton yang keras dan bersihkan debu, kotoran dan bahanlepas. Lembabkan
permukaan beton yang sudah bersih dan gunakan bondingagent. Cor dry-pack
sebelum bonding agent mengering. Padatkan adukan dry-pack pada ternpatnya dan
selesaikan supaya sesuai dengan beton yangberdekatan. Jaga bidang tambalan
terus menerus dengan melembabkan selamasedikitnya 72 jam.

F. Lakukan perbaikan struktur dengan terlebih dahulu diijinkan Konsultan Pengawas


untuk metode dan prosedurnya, menggunakan epoxy adhesive danmortar yang
disyaratkan.

G. Metode perbaikan yang tidak disyaratkan dapat digunakandengan seijinKonsultan


Pengawas.

3.18. PENGUJIAN QUALITY CONTROL ATAS BETON SELAMA PELAKSANAAN

A. Umum : Pemberi Tugas akan menugaskan agen pengujian untuk melaksanakantest


dan rnemasukkan laporan test.

B. Sampling dan testing untuk quality control selama pengecoran beton dapatmeliputi
hal sebagai berikut, seperti pengarahan Konsultan Pengawas :

1. Sampling beton segar: ASTM C172, kecuali modifikasi untuk stump


sesuaidengan ASTM C94.

a. Slump : ASTM C 143, satu test pada setiap adukan untuk satu
haripengecoran untuk setiap jenis beton, test tambahan jika konsistensi
betondirasa berubah.

b. Kadar air: ASTM C 173, metode volumetrik untuk beton ringan atau
betonnormal, ASTM C 231 metode tekanan untuk beton normal, satu
buah untuksatu hari pengecoran untuk setiap jenis beton air-entrained.

Hal : STR-ARS/40 Paraf :


c. Suhu beton: ASTM C -1064, satu test pengukuran suhu setiap jam jika
suhuudara 4 derajat C atau lebih rendah dan jika 27 derajat C atau
lebih, dansatu test pengukuran suhu untuk setiap set contoh benda uji.

d. Contoh benda uji compression test: ASTM C 31, satu set terdiri dari
empatsilinder standard untuk setiap test kekuatan tekan, kecuali
disyaratkan lain.Cetak dan simpan silinder untuk sampel test laboratory-
cured, kecuali jikacontoh test field-cured disyaratkan. Berikan label
sampel yang menyatakantanggal pengecoran dan bagian struktur
dimana benda uji diambit. Ambil sampelpada lokasi pengecoran.

e. Test kekuatan tekan: ASTM C 39, sedikitnya satu set untuk setiap
haripengecoran yang melebihi 5 m3 dan jumlah pengambilan sampel
sesuaidengan persyaratan untuk setiap kelas beton yang dicor dalam
sehari,masing-masing empat contoh, satu contoh ditest pada 7 hari, dan
2contoh (satu seri) ditest pada 28 hari, dan satu contoh disimpan untuk
testkemudian jika perlu.

2. Untuk beton yang dicor ditempat, contoh beton diambil acak dengan
Jumlahcontoh masing-masing 2 benda uji sebagai berikut:
a. Beton kelas-1 : 1 buah setiap 10 m3 atau 10 adukan

b. Beton kelas-2 : 1 buah setiap 20 m3 atau 20 adukan

c. Beton kelas-3: 1 buah setiap 50 m3 atau 50 adukandengan pembagian


kelas sebagai berikut:

a) Beton kelas-1 : kolom struktur, pondasi


b) Beton kelas-2 : yang tidak terrnasuk kelas-1 dan kelas-3,
misalnyabalok, pelat.
Sedikitnya harus diperoleh 4 benda uji dalam satu proyek.

3. Jika Jumlah beton untuk kelas tertentu kurang dari 50 m3 secara


keseluruhan,Direksi/ Konsultan Pengawas dapat membebaskan pengujian
jika ada cukup keyakinan ataskekuatan beton yang ada.

4. Kriteria penerimaan adalah sebagai berikut:

a. Nilai rata-rata dari pasangan benda uji berturut-turut yang terdiri dari
4benda uji, tidak kurang dari fc' +0,82 s , dengan s = standard deviasi
4benda uji.

b. Tidak satupun hasil uji tekan (rata-rata 2 benda uji) yang mempunyai
nilaidibawan 85 % kekuatan beton yang disyaratkan (fc1).

5. Setiap penolakan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat meliputi


betondengan volume lebih besar dari yang diwakilinya, dengan jumlah
maksimumyang dapat dikenai penolakan sebagai berikut:

a. 30 m3 untuk beton kelas-1

b. 60 m3 untuk beton kelas-2


Hal : STR-ARS/41 Paraf :
c. 150 m3 untuk beton kelas-3

6. Jika kekuatan beton kurang dari 85% kekuatan yang disyaratkan,


evaluasioperasi yang dilakukan dan lakukan tindakan koreksi untuk melindungi
danmemelihara beton yang dicor.

C. Hasil pengujian akan dilaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas,


Perencana, dan Kontraktor dalam 24 Jam setelahtest. Laporan test kekuatan tekan
harus menyatakan identifikasi proyek (nama dannomer), tanggal pengecoran, nama
agen pengujian beton, jenis dan kelas beton,lokasi pengadukan beton, kekuatan
tekan rencana untuk 28 nan, komposisiadukan beton dan bahan, kekuatan hancur
beton pada 7 dan 28 hari.

D. Nondestructive testing: Impact hammer, sonoscope, atau alat non-


destructivelainnya boleh diijinkan, tetapi tidak boleh digunakan sebagai satu-
satunya dasaruntuk penerimaan atau penolakan.

E. Test tambahan : Agen pengujian akan membuat test tambahan atas beton
yangdiambil ditempat (coring) sebanyak 3 benda uji, jika hasil test
menunjukkankekuatan beton yang disyaratkan atau karakteristik lainnya tidak
memenuhi syarat,sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Agen pengujian
dapatmelakukan test untuk menentukan kelayakan beton dengan cylinder-coring
sesuaiASTM C 42, atau dengan metode lain sesuai pengarahan.

Benda uji dikeringkan pada udara normal selama 7 hari untuk beton yang
direncanakan kering, dan direndam 40 jam untuk beton yang direncanakan basah.
Hasilnya harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1. nilai rata-rata benda uji tidak kurang dari 85% fc'.

2. tidak satupun nilai benda uji kurang dari 75% fc'.

F. Jika tidak memenuhi syarat dapat dilakukan load-test dengan beban langsung pada
struktur, untuk beton yang dipakai untuk pelat dan balok lantai.

G. Jika test gagal, Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua


biayapembongkaran dan perbaikan yang berhubungan dengan bagian struktur
sesuaipetunjuk Konsultan Pengawas / Perencana.

3.19. QUALITY CONTROL ATAS BAJA TULANGAN SELAMA PELAKSANAAN

A. Untuk menjamin tulangan memenuhi persyaratan, sebagai tambahan atas sertifikasi


laboratorium, ambi! test tarik secara periodik minimum 2 sampelsebanyak tiga kali
sedikitnnya pada pengiriman pertama, pada bulan kelima pengiriman dan bulan
kesepuluh pengiriman. Jika selama pelaksanaan kualitastulangan dicurigai tidak
memenuhi persyaratan, Konsultan Pengawas/ Perencana dapat minta diadakan
test tarik lainnya.

B. Lakukan test lengkung dingin dan test kekuatan leleh tank di laboratorium sekali
setiap 10 ton untuk tulangan dengan diameter 13 mm kebawah, dan setiap 20 ton
untuk tulangan mempunyai diameter 16 mm keatas. Sampel diambil sepanjang 1
meter.
Hal : STR-ARS/42 Paraf :
3.20. MASS CONCRETING

A. Umum : Bagian ini berisi syarat tambahan untuk pekerjaan beton massal.

1. Secara umum, pekerjaan harus memenuhi ACI 270.1R-70, ACI 207.2R-73dan


ACI 270.3R-79

2. Sebelum mulai pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan proposal


metodepengukuran, pengadukan, pengangkutan, pengecoran beton,
pengendaliansuhu dan metode curing untuk persetujuan Konsultan Pengawas.

B. Bahan:

Gunakan bahan sesuai persyaratan sebagai berikut:

1. Gunakan bahan untuk adukan beton yang akan menghasilkan suhu rendah.

2. Fly ash atau Pozzotanic (ASTM C 618) dapat digunakan sebagai mineral-
admixture dalam beton portland cement.

3. Surface active agent: Gunakan jenis air entraining dan water reducing agent.

4. Campuran rencana beton harus meminimumkan Radar semendalam


bataskekuatan beton yang disyaratkan.

C. Kendalikan suhu beton selama pengecoran.

1. Setelah pengecoran beton, jaga permukaan beton tetap basah dan


lindungipermukaan dari sinar matahari langsung dan kehilangan kelembaban
yangcepat.

2. Ukur dan amati suhu beton pada permukaan dan dalam beton,
setelahpengecoran beton. Suhu pada berbagai tempat harus dimonitor
denganmenggunakan alat tertentu seperti thermocouple.

3. Curing beton harus dilakukan untuk menahan peningkatan suhu yang cepat.
Jaga gradient suhu antara permukaan dan dalam beton serendah mungkin.

Beda suhu yang diperbolehkan antara suhu puncak dan suhu ambient
akhirharus dibatasi kira-kira 20 derajat C, jika agregat flint gravel digunakan.

4. Sebelum mencapai- suhu tertinggi, tutup permukaan beton


denganmenggunakan terpal atau isolasi lainnya untuk menahan panas
danmengurangi beda suhu. Setelah membongkar penutup (cover),
permukaanbeton harus dilindungi terhadap pengeringan yang terlalu dini.

Hal : STR-ARS/43 Paraf :


PASAL 4

PEKERJAAN WATERPROOFING MEMBRANE DAN LIQUID

PASAL 4 - PEKERJAAN WATERPROOFING MEMBRANE DAN LIQUID

BAGIAN1-UMUM

1.1. KETENTUAN UMUM

Sebelum pekerjaan waterprooring dilakukan, maka :

A. Pemborong wajib mengadakan pemeriksaan dilapangan, agar mendapat gambaran


luas yang presisi atas bidang yang akan dilapisi bahan waterproofing.

B. Pemborong harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh bahan water-


proofingyang akan digunakan.

Contoh-contoh bahan waterproofing harus disertai brosur yang memuat data


teknisdan cara pemasangan.

1.2. LINGKUP PEKERJAAN

A. Menyediakan bahan, menyiapkan dan mengerjakan waterproofing baik


jenismembrane maupun liquid pada bagian-bagian yang sesuai dengan gambar
rencana.

B. Aplikasi pemasangan additive waterproofing pada lokasi-lokasi seperti:

1. Plat beton untuk toilet dan atap beton.

2. Lokasi-lokasi lain yang ditunjukkan dalam gambar

C. Aksesori / perlengkapan lain untuk mendukung pekerjaan terkait yang


dibutuhkandalam pemasangan.

D. Bagian yang terkait:

Pekerjaan Beton

Pekerjaan Plesteran

1.3.PENGENDALIAN MUTU

A. Semua pekerjaan harus merefer ke standar:

ASTM D 146 Viability

ASTM D 412-80 Tensile strength

ASTM D 882
Hal : STR-ARS/44 Paraf :
ASTM E 154 Puncture Resistance

ASTM G 54

ASTM C 836-81 Adhesive strength

ASTM D 624-76 Tear Resistance

B. Quality Assurance:

Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi


olehperusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses
danditerima oleh Engineer.
Spesialisasi perusahaan dalam penerapan spesifikasi waterproofing minimal 5
tahunpengalaman tertulis.

C. Kualifikasi pekerja :

Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian


iniselama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan,material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.

Tenaga kerja terlatih yang tersed'a harus cukup serta memiliki skill
yangdibutuhkan.

Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, konsultan Pengav/as, dan


PemberiTugas tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.

1.4. PENYERAHAN DOKUMEN

A. Kontraktor harus mengirimkan spesifikasi teknis dari fabrikator serta contoh bahan.

B. Instalasi manufaktur : kirimkan copy asli instruksi pemasangan dari pabrik untuksetiap
produk, termasuk batas-batas (range) temperatur yang diijinkan.

C. Kontraktor harus mengirimkan shop drawing yang menunjukkan cara penerapanyang


benar, untuk persetujuan Konsultan Pengawas dan PemberiTugas.

D. Kontraklor harus membuat mock-up untuk area-area yang sulit, metode finishingdan
sebagainya untuk persetujuan Konsultan Pengawas dan PemberiTugas.

1.5.PERAWATAN, PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN

A. Kirimkan, simpan, rawat dan lindungi produk sesuai rekomendasi pabrik.

B. Jangan menumpuk gandakan (double stock) membrane pallets.

C. Simpan primer, mastics dan adhesive pada area yang kering jauh dari
kebakaran,loncatan api dan panas yang tinggi.

D. Lindungi produk dan beri ventilasi secukupnya.

Hal : STR-ARS/45 Paraf :


1.6.GARANSI

a. Sediakan garansi tertulis dari pabrik selama 10 tahun.

b. Garansi pemasangan sistem yang bebas dari bocor dan rusak dalam
pengerjaan(workmanship) dan material adalah 10 tahun terhitung dari tanggal
penyelesaianproyek.

1.7.TAHAPAN (SEQUENCE) DAN SCHEDULE

A. Koordinasikan dan buat schedule pekerjaan untuk memastikan bahwa harus


adapemberitahuan pada 7 hari sebelum pemasangan bila terdapat hal-hal /
penempatanmaterial-material konstruksi yang kurang sesuai dan bertentangan.

B. Perlindungan dengan papan/board selama24 jam setelah pemasangan jenis


membrane.

BAGIAN 2 - BAHAN

2.1.BAHAN WATERPROOFING

No. Lokasi Jenis Merk Keterangan

1 Atap beton Self Adhesive membrane Fosroc Proofex


GPE / Grace
Bithutene 3000

Torching membrane Fosroc Prcofex 3P

2 Toilet Coating cementious Fosroc Brush Bond Dosis 2 kg/m2,


waterproofing non toxic thickness 1,2 mm

3 Bak air bawah (sisi Coating cementious Fosroc Brush Bond Dosis 3 kg/m2,
dalam) waterproofing non toxic thickness 2 mm

4 Metal gutter Acrylic Waterproofing Fosroc - Dosis 5 m^liter,


NittoproofAW diterapkan pada
gutter atap.

5 Flashing Atap Polimer Waterproofing Fosroc - Nittoproof Dosis 5 m^liter/


RS lapis (min. 2 lapis),
diterap- kan pada
nok flashing joint-
joint atap.

Hal : STR-ARS/46 Paraf :


BAGIAN 3 - PELAKSANAAN

3.1.PEMERIKSAAN

A. Periksa permukaan terhadap kondisi-kondisi yang berpengaruh


merugikanpelaksanaan. Jangan diproses/ditindaklanjuti sebelum kondisi-kondisi yang
tidakmenguntungkan telah diisi beton.

B. Periksa bahwa item-item yang penetrasi Re sistem waterproofing sudah


terpasangdengan baik dan kuat.

C. Pastikan permukaan sudah habis dan bebas dari lubang-lubang, retak, atauperkiraan
yang mungkin mengganggu pemasangan.

D. Perhitungkan bahwa permukaan beton telah terawat dalam jangka waktu tertentuyang
disetujui oleh pabrik waterproofing membrane.

E. Perhitungkan bahwa hubungan pasangan bertemu rata dengan efflorescence,minyak,


lemak, partikel-partikel asing, dan kontaminasi bahan-bahan asing.

F. Jaga area pekerjaan yang masih aktif dan gunakanlah prosedur khusus
yangdirekomendasikan oleh pabrik.

G. Rencanakan luas area permukaan yang akan dipasang waterproofing termasukbagian


pemasangan yang narus naik ke dinding/parapet.

3.2.PERSIAPAN

A. Lindungi area yang tidak dimaksudkan untuk terpasang dengan waterproofing.

B. Bersihkan dan siapkan permukaan sesuai instruksi pabrik.

C. Isilah celah dan hubungan yang retak sesuai instruksi pabrik. Gunakan ratio
panjangdan lebar yang direkomendasikan oleh pabrik sealant.

D. Pindahkan barang-barang yang tajam, lempengan, dan material lepas


lain.Lepaskan ikatan-ikatan dan tempatkan pada jarak minimum 18 mm
dibelakangmuka dinding. Isi lubang, rongga, dan sisir haluskan area rata dengan
tambahancompound atau adukan semen.

E. Penetrasi harus di sealant dengan mastic.

F. Gunakanlah potongan tipis atau bekas barang tertentu pada pertemuan-


pertemuanvertikal dan horisontal dengan menggunakan cast-in-place adukan
semen dengan konfigurasi yang direkomendasikan oleh pabrik membrane.

G. Gunakanlah alat mekanis untuk menghaluskan permukaan yang halus


sampaimenghasilkan kehalusan "medium" dalam ukuran amplas kertas.

H. Bersihkan, gosok, kasarkanlah permukaan, dan padatkan dengan grouting


disekitardrain, pipa-pipa, conduit dan bagian-bagian lain yang penetrasi ke
waterproofing dantamballah sesuai dengan instruksi pabrik.

Hal : STR-ARS/47 Paraf :


I. Perbaiki retak dan joint-joint dengan material dan prosedur yang
direkomendasikanoleh pabrik waterproofing. Hentikan bi!a ada aliran air menuju
retakan dan jointdengan sumbat.

3.3.PEMASANGAN WATERPROOFING MEMBRANE

A. Pasanglah waterproofing dengan tenaga kerja yang terampil sesuai dengan


instruksitertulis dari pabrik. Gunakanlah teknik, prosedur, dan peralatan
yangdirekomendasikan oleh Pabrik.

B. Gunakan primer dengan Radar yang ditunjukkan oleh pabrik.


Pakailah primer hanya sebatas area yang dapat ditutup dalam hari yang sama.

C. Sebelum menempatkan membrane strip penuh pada sisi dalam pojokan, sisa
luarpojokan, dan sambungan kerja, paskan strip ditengah-tengah sepanjang garis
pojokdan sambungan.

D. Pasanglah lembaran dengan sisi dan akhiran yang overlap dengan ukuran
yangdirekomendasikan oleh pabrik. Pemasangan pada ruang harus naik sampai
kedinding setinggi 160 cm termasuk tutup bagian atap beton.

E. Bukalah kertas pelapisnya, gelarkan lembaran dengan memakai mechanical


rolleruntuk mendapatkan rekatan yang penuh.

F. Rekatkanlah lembaran dengan penuh pada permukaan, kecuali bila area


tersebutterdapat expansion joints dengan lebar 7,5 cm atau lebih.

G. Pasanglah mastic pada sisi-sisi sambungan dan lokasi yang direkomendasikan


olehpabrik.

H. Jepitlah sisi-sisi dan akhiran perimeter dengan permukaan yang bersatu.

I. Jepitlah bagian-bagian yang penetrasi ke waterproofing membrane dengan


bahanflashing membrane dan membrane cair. Pastikan terjepit dengan baik dan
penetrasike bahan membrane.

J. Jika akan dilakukan testing aliran air, pemasangan membrane harus sudah
siapminimum 36 jam sebelumnya.

3.4.PEMASANGAN WATERPROOFING LIQUID

A. Untuk tipe liquid, lembabkan lantai dengan air bersih.

B. Terapkan campuran waterproofing fluid minimum 2 lapis dengan kadar tertentuuntuk


menghasilkan ketebalan yang dibutuhkan sesuai petunjuk pabrik. Biarkanselama 24
jam antara satu lapis dengan lapisan yang lain. Basahkanlah dengancairan lapisan
sebelumnya, sebelum menerapkan lapisan berikutnya.

Hal : STR-ARS/48 Paraf :


3.5.PROTECTION BOARD SCREED

Pasanglah screed pelindung dengan tebal 25 mm diatas membrane dan


biarkansedemikian rupa sesuai petunjuk dari pabrik.

3.6.PROTECTION BOARD

Pasanglah Polystyrene Board pada dinding vertikal basement dan tangki air.

3.7. QUALITY CONTROL LAPANGAN

Flood test (tes aliran) - Permukaan horizontal

A. Sebelum semua permukaan ditutup dengan protection board untuk pekerjaan


lain,lekukan test untuk kebocoran dengan kedalaman air minimum 5 cm selama 48
jam.

B. Perbaiki bila ada kerusakan-kerusakan yang tersembunyi dengan


memeriksastruktur, dan ulangi test ini sampai tidak ada lagi kebocoran yang
teramati.

3.8.PERLINDUNGAN DAN PEMBERSIHAN

Lindungi permukaan benda-benda yang berdekatan dari kerusakan dan cacat.Bersihkan


material waterproofing pada permukaan lapisan benda-benda yang disebabkan
penerapan yang kurang hati-hati.

Hal : STR-ARS/49 Paraf :


PERSYARATAN TEKNIS
BAB 2

PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR/FINISHING

Hal : STR-ARS/50 Paraf :


DAFTAR ISI

BAB 2

PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR/FINISHING

PASAL 1 PEKERJAAN PASANGAN DINDING &PLESTERAN

PASAL 2 PEKERJAAN ATAP BETON

PASAL 3 PEKERJAAN ATAP GENTENG BETON

PASAL 4 PEKERJAAN WATERPROOFING

PASAL 5 PEKERJAAN INSULASI

PASAL 6 PEKERJAAN KUSEN, PINTU/JENDELA ALUMINIUM

PASAL 7 PEKERJAAN PLAFOND

PASAL 8 PEKERJAAN KERAMIK (LANTAI & DINDING)

PASAL 9 PEKERJAAN SANITAIR

PASAL 10 PEKERJAAN FLOOR HARDENER

PASAL 11 PEKERJAAN KACA DAN CERMIN

PASAL 12 PEKERJAAN ALUMINIUM CLADDING

PASAL 13 PEKERJAAN ALAT PENGUNCI DAN PENGGANTUNG

PASAL 14 PEKERJAAN PENGECATAN

PASAL 15 PEKERJAAN PENCEGAHAN RAYAP

Hal : STR-ARS/51 Paraf :


PASAL 1 - PEKERJAAN PASANGAN DINDING & PLESTERAN

1.0. PEKERJAAN DINDING

1.1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pembuatan:

Dinding toilet, dinding pembatas ruangan dan lain-lain.

Dinding sisi luar bangunan, pekerjaan dinding lainnya sesuai gambar.

1.2.Bahan

a. Material

Batu bata yang digunakan adalah bata merah klas I ukuran dapatdisesuaikan
berdasarkan tebal dindingakhir (finish) yang disyaratkan dalamgambar yaitu 15
cm.
Kontraktor wajib memberikan contoh pada Perencana / Konsultan Pengawas /
Pemberi Tugas untuk dimintakan persetujuannya.
Apabila bahan-bahan yang datang dianggap tidak memenuhi syarat olehKonsultan
Pengawas / Perencana / Pemberi Tugas, makaKonsultan Pengawas / Perencana/
Pemberi Tugas berhak menolakbahan-bahan tersebut dan Kontraktor wajib untuk
segera mengeluarkan darilokasi pembangunan dan menggantikan yang baru
(yang disetujui).

b. Kwalitas : Bata Klas I

c. Semen atau Prime Mortar

Semen yang datang di proyek, harus disimpan di dalam gudang yang


lantainyakering dan minimum 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah
disekitarnya.

Penyimpanan semen tidak boleh lebih dari 1 bulan untuk menghindari


agarsemen tidak membatu.
Bilamana pada setiap pembukaan kantong, ternyata semennya sudah
lembabdan menunjukkan gejala membatu, maka semen tersebut tidak
bolehdipergunakan dan harus segera dikeluarkan dari lokasi pembangunan.
Supplier/Pedagang yang mengirim semenke pekerjaan hendaknya
dapatmenunjukkan sertifikat dari pabriknya.

1.3.Jenis Pasangan dan Adukan yang digunakan

Ada dua jenis pasangan dan alternatif jenis adukan yang dapat digunakan, yaitu :

3.1 Pasangan Kedap Air (Trasraam)


a. Jika menggunakan adukan semen dan pasir pasang

Adukan 1 PC : 3 PC digunakan untuk ; pasangan seluruh dinding luaryang


tidak terlindungi overstek.

Hal : STR-ARS/52 Paraf :


b. Jika menggunakan adukan semen instant
Menggunakan jenis PM 410 dengan kebutuhan air 10,5 liter / 40 kgPrime
Mortar.

1.4.Pasangan Biasa

a. Jika menggunakan adukan semen dan pasir pasang.

Adukan 1 PC : 5 PS digunakan untuk semua pasangan bata diluarpasangan kedap


air.

b. Jika menggunakan adukan semen instant.


Menggunakan jenis PM 100 dengan kebutuhan air 12 liter/40 kg PrimeMortar yang
digunakan untuk pasangan dinding interior atau diluarpasangan kedap air.
Pelaksanaan pembuatan adukan semen instant:
Tuang 40 kg prime mortar ke dalam air secara bertahap. Aduk selama 2menit
untuk menghasilkan campuran yang merata.
Sebaiknya menggunakan alat pengaduk elektrik (Mixer).
Biarkan selama 1 menit sebelum digunakan.

1.5. Pelaksanaan Pembuatan Dinding

a. Kontraktor harus mengerjakan pengukuran bangunan (utizet) serta letak-letakdinding


bata yang akan dilaksanakan secara teliti dan sesuai dengan gambar.

b. Di dalam satu hari, pasangan batu tidak boleh lebih tinggi dari 2,5 meter
danpengakhirannya harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi,
untukmenghindari retak dinding dikemudian hari.

Pekerjaan pasangan dilaksanakan waterpas (horizontal) dengan


menggunakanbenang dan tiap kali lantai diteliti kerataannya. Pemasangan benang
terhadappasangan dibawahnya tidak boleh lebih dari 30 cm.

c. Pada semua pasangan setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikatanyang
sempurna.

Untuk pasangan batu bata tidak dibenarkanmenggunakan batu bata pecahan separuh
panjang, kecuati sesuaidengan peraturannya (di sudut).

Lapisan yang satu dengan lapisan yang diatasnya harus dipasang secara zig-zag
(berselang-seling dengan perbedaan separuh panjang).

Pada pasangan batu bata dan pasangan yang lebih tebal, makapelaksanaan harus
sesuai petunjuk / peraturan yang disyaratkan (Nl-3).

d. Untuk dinding bata dan kolom harus diberi angkur 10 mm tiap 1 m tinggi,sedangkan
dinding hebel diberi besi strip lebar 1", tebal 3 mm tiap 60 cm tinggi.
Demikian juga setiap luas dinding 12 m harus diberi penguat kolom praktis danbalok.
Semua pertemuan tegak lurus harus benar-benar bersudut 90 derajat.

e. Sebelum dimulai pemasangan batu bata harus direndam lebih dahulu didalam air dan
permukaan yang akan dipasangpun harus basah.
Hal : STR-ARS/53 Paraf :
Tebal siar pasangan batu bata tidak boleh kurang dari 1 cm (10 mm) dansiarnya
harus benar-benar terisi adukan,

f. Jaga kekentalan campuran, tutup sambungan antar yang tidak meratadengan adukan
Mortar agar tidak terlihat lobang-lobang yang terdapat padadinding, sebelum
plesteran dipasang.

g. Bersihkan permukaan dari debu, minyak atau kotoran lain yang dapatmengurangi
efektifitas perekatan.

h. Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat batu bata yang cacat atau tidak
sempurna, Kontraktor wajib untuk menggantinya.

i. Rangka kayu/kosen harus dipasang terlebih dahulu untuk dapat


melanjutkanpekerjaan pasangan.Rangka kayu/kosen, pemasangannya harus
diperkuat dengan angkur besiberbentuk L, yang ujungnya disekrup kedalam kosen,
sedangkan ujungbengkoknya ditanamkan kedalam pasangan dinding/kolom
praktis.Panjang angkur terpasang tidak lebih dari 22,50 cm.
Tiap-tiap angkur dipasang dengan jarak 60 cm satu sama lainnya.

j. Pekerjaan pemasangan pipa dan / atau alat-alat yang ditanam di dalam dinding,maka
harus dibuat pahatan dengan kedalaman yang cukup pada pasangandinding sebelum
diplester. Pahatan tersebut setelah dipasangnya pipa/alat-alat,harus ditutup dengan
adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna,yang dikerjakan bersama-
sama dengan plesteran seluruh dinding.

k. Untuk lebar pahatan lebih dari 7 cm sebelum diplester harus dipasang kawatayam
yang dipakukan pada dinding, untuk menghindari keretakan dikemudianhari.

l. Sesudah pasangan batu bata dikerjakan, dan sudah kering barupekerjaan plesteran
dimulai.

m. Plesteran menggunakan adukan yang sama dengan adukan untuk pasangan.

n. Untuk pengakhiran sudut plesteran / dinding, hendaknya dibuat dengan suduttumpul.

o. Untuk kolom dengan pipa-pipa air hujan, digunakan non shrink concrete.

2.0. PEKERJAAN PLESTERAN

2.1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi penyediaan bahan plesteran, penyiapan dinding / bidang yang akan


diplester,serta pelaksanaan pekerjaan pemlesteran itu sendiri pada dinding-dinding yang
akandiselesaikan dengan cat, sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah dan
notasidi penyelesaian dinding. Seluruh dinding pasangan bata baik yang terlihat ataupun
tidak terlihat (pasangan batu bata diatas plafond dan dinding shaft) harus tetap diplester.

2.2. Bahan

2.2.1 Jika menggunakan adukan semen dan pasir pasang

Hal : STR-ARS/54 Paraf :


a. Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratanC
sesuai Nl-8.

b. Pasir yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus halus dengan warna
asli/alami, sesuai Nl-3 dan telah mendapat persetujuan dari Pengawas
/Perencana / Pemberi Tugas.

c. Air untuk mengaduk kedua bahan tersebut diatas harus sesuai Nl-3 pasal 10.

2.2.2 Jika menggunakan semen instant, yang direkomendasikan adalah produk yang
sudah terkenal. Dalam penggunaannya harus mengikuti petunjuk pabrikpembuat.

2.3. Jenis Plesteran

Jenis-jenis plesteran dan adukan yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Plesteran dinding kedap air / trasraam

Jika menggunakan adukan semen dan pasir pasang :


- Adukan 1 PC : 2 PS untuk plesteran dari plat lantai sampai 20 cm diatas
lantaidan untuk area toilet dari lantai sampai ketinggian dinding 1,5m.
- Adukan 1 PC : 3 PS untuk plesteran seluruh dinding luar yang tidakterlindung
overstek dan plesteran beton atau plesteran sudut.

Jika menggunakan adukan semen instant:


- Menggunakan jenis sesuai dengan spesifikasi material arsitektur.

b. Plesteran dinding biasa


Jika menggunakan adukan semen dan pasir pasang :
- Adukan 1 PC : 5 PS untuk seluruh dinding bagian dalam dan untuk area toilet
dari 1,5 m sampai dengan ring balok.

Jika menggunakan adukan semen instant:


- Menggunakan jenis sesuai dengan spesifikasi material arsitektur.

2.4. Persiapan Dinding yang akan diplester

a. Semua siar dipermukaan dinding dikerok sedalam 1 cm agar bahan plesteran dapat
lebih merekat.

b. Permukaan bidang yang akan diplester harus dibersihkan dan disiram air sebelum
bahan plester dimulai (permukaan dinding harus basah pada waktudiplester).

c. Semua bidang plesteran harus dijaga kelembabannya selama seminggu sejak


penempelan plesterannya (dengan cara menyiramnya dengan air).

d. Untuk pekerjaan plesteran pada dinding beton, bidang beton itu harus dikasarkan
tertebih dahulu sebelum pekerjaan plesteran dimulai.

2.5. Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran

Antara lain harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:


Hal : STR-ARS/55 Paraf :
a. Adukan Plesteran
Semua bahan plesteran harus diaduk dengan mesin atau dengan tangan
sesuaipersyaratan Konsultan Pengawas/Perencana/Pemberi Tugas.
Apabila dipandang perlu dan sesuai dengan rencana, Kontraktor
diperkenankanmenggunakan bahan-bahan kimia sebagai campuran.
Hanya semen yang baik yang boleh dipergunakan.

b. Contoh-contoh
Kontraktor harus membuat contoh-contoh bidang plesteran dari setiap
macampekerjaan plesteran sesuai dengan yang diminta, sehingga
jenis/macampekerjaan tersebut dapat diterima oleh Perencana/Pemberi Tugas.
Dan untuk seterusnya semua pekerjaan plesteran harus sama dengan contohyang
dibuat.
Untuk dapat mencapai tebal plesteran yang rata, sebaiknya diadakanpemeriksaan
secara silang oleh pelaksana dengan menggunakan garisanpanjang yang digerakkan
secara vertikal dan horizontal (silang) dan atau denganalat bantu lainnya. Tebal
plesteran harus diukur supaya mendapatkan ketebalanyang sama pada kedua muka
dinding dan hasil akhir dari dinding tembok setelahdiplester adalah 15 cm kecuali
ditentukan lain. Setelah itu baru diadakanpengacian.

c. Sudut-sudut Plesteran
Semua sudut vertikal dan horizontal, luar dan dalam harus dilaksanakan
secarasempurna, tegak dan siku.

d. Perbaikan Bidang Plesteranbilamana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak


rata) harus diperbaikisecara sempurna. Bagian-bagian yang akan diperbaiki
hendaknya diboboksecara teratur (dibuat bobokan yang berbentuk segi empat) dan
plesteran baruharus rata dengan sekitarnya.

e. Naad Plesteran
Naad-naad harus dibuat sesuai dengan gambar rencana.

Besarnya naad akan ditentukan kemudian.

Pembuatan naad harus lurus dan rata baik horizontal maupun vertikal,
dankedalamannya harus sama.

Pembuatan naad harus menggunakan list kayu (sesuai ukuran naad) dan
taliuntuk mengukur kelurusan horizontal/vertikal agar rapi.

PASAL 2. PEKERJAAN ATAP BETON

1.0.UMUM

1.1. Ketentuan Umum

Sebelum pekerjaan finishing atap dilakukan, maka :

a. Kontraktor wajib mengadakan penelitian terhadap kemiringan atap agar sesuaigambar


rencana.

Hal : STR-ARS/56 Paraf :


b. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor wajib memeriksa bagian-bagian terkaitseperti
roof floor draindansemua peralatan terkait untuk memastikanrencana kemiringan atap
beton.

c. Memeriksa saluran atap untuk membuat rencana kemiringan dan tali air pada
areaatap.

d. Pengerjaan waterproofing harus sesuai dengan petunjuk dan syarat-syarat


yangdijelaskan dalam pasal waterproofing.

1.2. Lingkup Pekerjaan

a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran,


pengiriman,penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.

b. Meliputi pekerjaan penyiapan lapisan screed dan leveling, mengerjakanwaterproofing


sebelum finishing atap dikerjakan, menyiapkansaringan-saringan dan pipa-pipa air
hujan, membuat jalur tali air yang tepat danterencana.

c. Bagian-bagian yang terkait:

Pekerjaan Waterproofing

Pekerjaan Plesteran

Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal yang terkait.

1.3. Referensi

a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar : Sll-0013-81, Sll-007-75, danreferensi-


referensi pekerjaan Waterproofing.

b. Quality Assurance:

Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi


olehperusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses
danditerima oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas,

c. Kualifikasi pekerja:

Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian


iniselama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan.

Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill
yangdibutuhkan.

Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan Pengawas,dan Pemberi


Tugas tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.

1.4. Syarat Pengiriman

a. Kontraktor harus mengirimkan kepada Konsultan Pengawas,Perencana, dan Pemberi


Tugas hal-hal berikut:
Hal : STR-ARS/57 Paraf :
1. Contoh bahan yang akan dipakai khususnya untuk waterproofing dan
wiremeshSengkap dengan label nama dari pabrik pembuat untuk persetujuan
KonsultanPengawas, Perencana, dan Pemberi Tugas.

2. Shop drawing yang menunjukkan rencana-rencana kemiringan screed atap,


layout tali air, detail-detail dan potongan yang menunjukkan ketebalan screed
padaarea-area sulit, parapet, sambungan-sambungan untuk persetujuan
KonsultanPengawas, dan Perencana.

3. Membuat schedule rencana kerja yang menunjukkan tahapan pekerjaan


yangtelah terkoordinasi dengan bagian-bagian yang terkait pada atap.

b. Kontraktor harus menyediakan mock-up potongan lantai atap yang


menunjukkansusunan lapisan yang benar termasuk untuk area dan sambungan-
sambungan yangsulit.

1.5. Penyimpanan dan Perawatan

Semua material yang akan dipakai untuk pekerjaan penyelesaian/screed atap


harustersimpan pada tempat yang aman, kering, dan terhindar dari kerusakan-kerusakan.

1.6. Garansi

a. Harus diberikan garansi tertulis dari pabrik untuk waterproofing dan wiremesh.

b. Penyelesaian finishing harus digaransi untuk sistem waterproofing maupun


kualitaspekerjaan screed yang bebas dari kebocoran dan kerusakan selama 10 tahun
darisaat penyelesaian pekerjaan.

2.0. BAHAN

a. Waterproofing
type : membrane
jenisdan merk: lihat spesifikasi material arsitektur

b. Adukan 1 PC : 3 Psr

c. Penguat Wiremesh

d. Tebal sesuai standar pabrik

3.0. PENERAPAN

3.1. Pemeriksaan

a. Periksalah permukaan atap beton terhadap kondisi-kondisi yang dapat


rnengganggudan mempengaruhi pekerjaan. Jangan rnenindaklanjuti pekerjaan
sampai kondisiatap beton benar-benar dalam kondisi memuaskan. Dimulainya
pekerjaan ini adalahtergantung penerimaan kondisi atap.

b. Pastikan permukaan atap beton yang harus bebas dari lubang-lubang,


retak,kemungkinan-kemungkinan lain yang dapat rnengganggu pekerjaan.
Hal : STR-ARS/58 Paraf :
c. Pastikan pekerjaan-pekerjaan lain yang penetrasi ke waterproofing dan
pekerjaanscreed ini telah terpasang atau terkoordinasi.

d. Pastikan bahwa atap beton sudah terawat dan kering dalam jangka waktu
tertentumenerima pekerjaan ini.

3.2. Persiapan

a. Lindungi permukaan-permukaan/bagian yang tidak akan ditutup screed dalampekerja


ini.

b. Bersihkan permukaan atap beton sesuai kebutuhan/instruksi pemasanganmembrane


waterproofing.

c. Tutuplah retak-retak, sambungan-sambungan, dengan memakai ratio dalam danlebar


pemasangan waterproofing.

d. Pindahkan barang-barang/benda-benda yang tidak perlu atau tidak ada kaitandengan


pekerjaan ini.

3.3.Pemasangan

a. Sistem pemasangan waterproofing harus sesuai degan petunjuk dan syarat-


syaratyang dijelaskan dalam pasal waterproofing.

b. Pada pemasangan pipa-pipa instalasi air yang menembus pelat beton, beton
harusdicor kembali dengan non shrink concrete, sebelum dilapis waterproofing.

c. Pada pertemuan-pertemuan sudut diisi dulu dengan bidang miring (45 derajat)
dariplester sebelum lapisan waterproofing.

d. Setelah lapisan waterproofing selesai di pasang, lalu ditutup dengan


plesteran(screed) 1 PC : 3 Psr, tebal minimal 6 cm dan dibuat dengan kemiringan
minimum3% untuk menyalurkan air hujan dengan arah sesuai gambar rencana.

3.4. Kontrol Mutu (Field Quality Control)

Flood Test - Horizontal Surfaces

a. Sebelum seluruh permukaan ditutup/dilindungi terhadap pekerjaan lain,


lakukanpengetesan dengan air untuk mengetahui kebocoran, aliran air secara benar.

b. Perbaiki bagian-bagian yang rusak, dan ulangi pengetesan sampai benar-benaraman


dan tidak bocor sesuai pengamatan.

3.5. Perlindungan dan Pembersihan

a. Lindungi permukaan disekitar area dari kerusakan dan kepudaran.


Bersihkan permukaan dari benda-benda dan bekas-bekas pekerjaan yangtidakperih

b. Lindungi permukaan dari benda-benda berat dan tidak dianjurkan untuk


ditempatibenda-benda seperti chiller dan sebagainya yang berkaitan dengan instalasi
MEpada atap.
Hal : STR-ARS/59 Paraf :
PASAL3 - PEKERJAAN WATERPROOFING

1.0. UMUM

1.1. Ketentuan Umum

Sebelum pekerjaan waterproofing dilakukan, maka :

a. Pemborong wajib mengadakan pemeriksaan dilapangan, agar mendapat gambaran


luas yang presisi atas bidang yang akan dilapisi bahan waterproofing.

b. Pemborong harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh bahan water-proofing


yang akan digunakan.

Contoh-contoh bahan waterproofing harus disertai brosur yang memuat data teknis
dan cara pemasangan.

1.2. Lingkup Pekerjaan

a. Menyediakan bahan, menyiapkan dan mengerjakan waterproofing baik jenis


membrane maupun fluid pada bagian-bagian yang sesuai dengan gambar rencana.

b. Aplikasi pemasangan additive waterproofing(scope pekerjaan struktur) padalokasi-


lokasi seperti:

1. Plat Atap Beton

2. Lokasi-lokasi lain yang ditunjukkan dalam gambar

c. Aksesori / perlengkapan lain untuk mendukung pekerjaan terkait yang dibutuhkan


dalam pemasangan.

d. Bagian yang terkait:

Pekerjaan Atap Beton

Pekerjaan Plesteran

1.3. Referensi

a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar:

ASTM D 146 Piability

ASTM D 412-80 Tensile strength

ASTM D 882

ASTM E 154 Puncture Resistance

ASTM G 54

ASTM C 836-81 Adhesive strength


Hal : STR-ARS/60 Paraf :
ASTM D 624-76 Tear Resistance

b. Quality Assurance:

Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi


olehperusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses
danditerima oleh Perencana.

Spesialisasi perusahaan dalam penerapan spesifikasi waterproofing minimal 5


tahunpengalaman tertulis.

c. Kualifikasi pekerja :

Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian


iniselama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan,material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.

Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill
yangdibutuhkan.

Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan Pengawas,dan Pemberi Tugas


tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.

1.4.Pengiriman (Submittals)

a. Kontraktor harus mengirimkan technikal spesifikasi dari fabrikator serta contohbahan.

b. Instalasi manufaktur : kirimkan copy asli instruksi pemasangan daripabrik untuksetiap


produk, termasuk batas-batas (range) temperatur yang diijinkan.

c. Kontraktor harus mengirimkan shop drawing yang menunjukkan cara penerapanyang


benar, untuk persetujuan Konsultan Pengawas dan PemberiTugas.

d. Kontraktor harus membuat mock-up untuk area-area yang sulit, metode finishingdan
sebagainya untuk persetujuan Konsultan Pengawas dan PemberiTugas.

1.5.Perawatan, Pengiriman dan Penyimpanan

a. Kirimkan, simpan, rawat dan lindungi produk sesuai rekomendasi pabrik.

b. Jangan menumpuk gandakan (double stock) membrane pallets.

c. Simpan primer, mastics dan adhesive pada area yang kering jauh dari
kebakaran,loncatan api dan panas yang tinggi.

d. Lindungi produk dan beri ventilasi secukupnya.

1.6. Garansi

a. Sediakan garansi tertulis dari pabrik selama 10 tahun.

Hal : STR-ARS/61 Paraf :


b. Garansi pemasangan sistem yang bebas dari bocor dan rusak dalam
pengerjaan(workmanship) dan material adalah 10 tahun terhitung dari tanggal
penyelesaianproyek.

1.7. Tahapan (Sequence) dan Schedule

a. Koordinasikan dan buat schedule pekerjaan untuk memastikan bahwa harus


adapemberitahuan pada 7 hari sebelum pemasangan bila terdapat hal-hal /
penempatanmaterial-material konstruksi yang kurang sesuai dan bertentangan.

b. Perlindungan dengan papan/board selama 24 Jam setelah pemasangan


jenismembrane.

2.0. BAHAN

2.1. Bahan Waterproofing

No. Lokasi Jenis Merk Keterangan

1 Atap beton Self Adhesive membrane i-ihat spesifikasi 1,5 mm diatap


material arsitektur

Torching membrane Lihat spesifikasi 3 mm diatas, 4 mm


material arsitektur di lantai dasar

2 Toilet Coating cementious Lihat spesifikasi Dosis 2 kg/m2,


waterproofing non toxic material arsitektur thickness 1,2 mm

3 Bak air bawah Coating cementious Lihat spesifikasi Dosis 3 kg/m2,


&STP waterproofing non toxic material arsitektur thickness 2 mm

4 Metal gutter Acrylic Waterproofing Lihat spesifikasi Dosis 5 ir^/liter,


material arsitektur diterapkan pada g
utter atap.

5 Flashing Atap / Polimer Waterproofing Lihat spesifikasi Dosis 5 m^liter/


Canopy material arsitektur lapis (min. 2 lapis),
diterap" kan pada
nok flashing joint-
joint atap.

6 Roof Garden - Membran sheet - HDPE Lihat spesifikasi Termasuk


membrane material arsitektur geotextile

Hal : STR-ARS/62 Paraf :


3.0. PENERAPAN

3.1. Pemeriksaan

a. Periksa permukaan terhadap kondisi-kondisi yang berpengaruh


merugikanpelaksanaan. Jangan diproses/ditindaklanjuti sebelum kondisi-kondisi
yang tidakmenguntungkan telah diisi beton.

b. Periksa bahwa item-item yang penetrasi ke sistem waterproofing sudah


terpasangdengan baik dan kuat.

c. Pastikan permukaan sudah halus dan bebas dari lubang-lubang, retak, atau
perkiraan yang mungkin mengganggu pemasangan.

d. Perhitungkan bahwa permukaan beton telah terawat dalam jangka waktu


tertentuyang disetujui oleh pabrik waterproofing membrane.

e. Perhitungkan bahwa hubungan pasangan bertemu rata dengan


efflorescence,minyak, lemak, partikel-partikel asing, dan kontaminasi bahan-bahan
asing.

f. Jaga area pekerjaan yang masih aktif dan gunakanlah prosedur khusus
yangdirekomendasikan oleh pabrik.

g. Rencanakan luas area permukaan yang akan dipasang waterproofing termasuk


bagian pemasangan yang harus naik ke dinding/parapet.

3.2. Persiapan

a. Lindungi area yang tidak dimaksudkan untuk terpasang dengan waterproofing.

b. Bersihkan dan siapkan permukaan sesuai instruksi pabrik.

c. Isilah celah dan hubungan yang retak sesuai instruksi pabrik. Gunakan ratio
panjang dan lebar yang direkomendasikan oleh pabrik sealant.

d. Pindahkan barang-barang yang tajam, lempengan, dan material lepas lain.

Lepaskan ikatan-ikatan dan tempatkan pada jarak minimum 18 mm


dibelakangmuka dinding. Isi lubang, rongga, dan sisir haluskan area rata
dengan tambahancompound atau adukan semen.

e. Penetrasi harus di sealant dengan mastic.

f. Gunakanlah potongan tipis atau bekas barang tertentu pada pertemuan-


pertemuanvertikal dan horisontal dengan menggunakan cast-in-place adukan
semen dengankonfigurasi yang direkomendasikan oleh pabrik membrane.

g. Gunakanlah alat mekanis untuk menghaluskan permukaan yang halus


sampaimenghasilkan kehalusan "medium" dalam ukuran amplas kertas.

h. Bersihkan, gosok, kasarkanlah permukaan, dan padatkan dengan grouting


disekitardrain, pipa-pipa, conduit dan bagian-bagian lain yang penetrasi ke
waterproofing dan tamballah sesuai dengan instruksi pabrik.
Hal : STR-ARS/63 Paraf :
i. Perbaiki retak dan joint-joint dengan material dan prosedur yang
direkomendasikanoleh pabrik waterproofing. Hentikan bila ada aliran air menuju
retakan dan jointdengan sumbat.

3.3. Pemasangan

a. Pasanglah waterproofing dengan tenaga kerja yang terampil sesuai dengan


instruksitertulis dari pabrik. Gunakanlah teknik, prosedur, dan peralatan
yangdirekomendasikan oleh Pabrik.

b. Gunakan primer dengan kadar yang ditunjukkan oleh pabrik.

Pakailah primer hanya sebatas area yang dapat ditutup dalam hari yang sama.

c. Sebelum menempatkan membrane strip penuh pada sisi dalam pojokan, sisa
luarpojokan, dan sambungan kerja, paskan strip ditengah-tengah sepanjang garis
pojokdan sambungan.

d. Pasanglah lembaran dengan sisi dan akhiran yang overlap dengan ukuran
yangdirekomendasikan oleh pabrik. Pemasangan pada ruang harus naik sampai
kedinding setinggi j: 60 cm termasuk tutup bagian atap beton.

e. Bukalah kertas pelapisnya, gelarkan lembaran dengan memakai mechanical


rolleruntuk mendapatkan rekatan yang penuh.

f. Rekatkanlah lembaran dengan penuh pada permukaan, kecuali bilaarea


tersebutterdapat expansion joints dengan lebar 7,5 cm atau lebih.

g. Pasanglah mastic pada sisi-sisi sambungan dan lokasi yang direkomendasikan


olehpabrik.

h. Jepitlah sisi-sisi dan akhiran perimeter dengan permukaan yang bersatu.

i. Jepitlah bagian-bagian yang penetrasi ke waterproofing membrane dengan


bahanflashing membrane dan membrane cair. Pastikan terjepit dengan baik dan
penetrasike bahan membrane,

j. Untuk tipe fluid, lembabkan lantai dengan air bersih.

k. Terapkan campuran waterproofing fluid minimum 2 lapis dengan kadar tertentuuntuk


menghasilkan ketebalan yang dibutuhkan sesuai petunjuk pabrik. Biarkanselama 24
jam antara satu lapis dengan lapisan yang lain. Basahkanlah dengancairan lapisan
sebelumnya, sebelum menerapkan lapisan berikutnya.

l. Jika akan dilakukan testing aliran air, pemasangan membrane harus sudah
siapminimum 36 jam sebelumnya.

3.4. Pelindung Screed

Pasanglah screed pelindung dengan tebal 25 mm diatas membrane dan


biarkansedemikian rupa sesuai petunjuk dari pabrik.

Hal : STR-ARS/64 Paraf :


3.5. Pelindung Board

Pasanglah Polystyrene Board pada dinding vertikal basement dan tangki air.

3.6.Kontrol Mutu (Field Quality Control)

Flood test (tes aliran) - Permukaan horizontal

a. Sebelum semua permukaan ditutup dengan protection board untuk pekerjaan


lain,lekukan test untuk kebocoran degan kedalaman air minimum 5 cm selama 48
jam.

b. Perbaiki bila ada kerusakan-kerusakan yang tersembunyi dengan memeriksa sub-


structure, dan ulangi test ini sampai tidak ada lagi kebocoran yang teramati.

3.7. Perlindungan dan Pembersihan

Lindungi permukaan benda-benda yang berdekatan dari kerusakan dan cacat.Bersihkan


material waterproofing pada permukaan lapisan benda-benda yangdisebabkan penerapan
yang kurang hati-hati.

Hal : STR-ARS/65 Paraf :


PASAL 4 PEKERJAANINSULASI

1.0. UMUM

1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, pengiriman,


penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.

b. Menyediakan bahan insulas' sesuai spesifikasi dengan density yang telahditentukan,


menyimpan, mempersiapkan bagian yang akan diberi insulasi, serta memasang
bagian-bagian yang akan diberi insulasi.

c. Menyiapkan aksesori, dan alat-alat yang dibutuhkan untuk pemasangan


dankelancaran pekerjaan insulasi.

d. Bagian yang terkait:

Pekerjaan Pasangan

Pekerjaan Pintu-pintu Besi dan Kosen Besi

Pekerjaan Atap Beton

Pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci Pintu (Hardware)

Pekerjaan Mekanikal (Ducting AC) dan Elektrikal (Genset)

1.2. Referensi

a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar:

- SII 1908-86

- Sll 1195-84

- ASTM C518 Pengukuran Panas

- ASTM C692 Rockwool

- ASTM E84 Karakteristik Tahan Api Bangunan

- ASTM E119 Test Kebakaran

- ASTM E136 Test Kebakaran Tanpa Penyulut

b. Quality Assurance :

Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh


perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan
diterima oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

Hal : STR-ARS/66 Paraf :


c. Kualifikasi pekerja:

Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini
selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan,material, serta metode yang dibutuhkan seiama pelaksanaan

Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill
yangdibutuhkan.

Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan Pengawasdan Pemberi


Tugas tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.

1.3. Pengiriman (Submittals)

a. Kontrakor harus mengirimkan kepada Pemberi Tugas, Konsultan Manajenen


Konstruksi, dan Perencana hal-hal berikut untuk direview/persetujuan sebelum
memulai pekerjaan:

Shop drawing yang menunjukkan lay-out area yang akan diberi bahan insulasi.

Shop drawing yang menunjukkan detail pemasangan melintang hubungan


danposisi bahan insulasi pada atap, pintu-pintu besi dan hardwarenya,
dindinggenset, maupun ducting mekanikal untuk disetujui Konsultan Pengawas
dan Perencana.

Fotokopi petunjuk dan spesifikasi teknik dari pabrik pembuat bahan insulasi.

b. Schedule pemasangan bahan insulasi dikaitkan dengan pekerjaan-pekerjaan lainyang


terkait agar tidak terganggu dan mendukung kelancaran pemasangan bahan insulasi.

1.4. Penyimpanan dan Perawatan

a. Kontraktor harus mengirimkan dalam keadaan tertutup atau kemasan asli


bahaninsulasi dan spesifikasi teknik dari pabrik pembuat.

b. Penyimpanan dibkukan di tempat yang aman, terhindar dari air dan kebocoran,
cukup ventilasi.

1.5. Garansi

a. Kontraktor harus mengirimkan garansi tertulis dari pabrik pembuat insulasi.

b. Kontraktor harus memberikan garansi tertulis untuk pemasangan bahan insulasiyang


bebas dari kerusakan, robek, cara pemasangan yang salah, terlepas dari tempatnya,
kebocoran akibat cara yang tidak tepat, selama 20 tahun terhitung darisaat
penyelesaian pekerjaan dan bangunan secara menyeluruh.

1.6. Testing

Kontraktor wajib melakukan pengetesan terhadap bahan/bagian-bagian yang


telahdiinsulasi yang harus kedap suara, tahan getaran, dan sebagainya sesuai dengan
hal-hal yang diperlukan dalam operasional bangunan.

Hal : STR-ARS/67 Paraf :


2.0. PRODUK/ BAHAN

2.1. Bahan Insulasi Type Cellulose Fiber

a. Type Cellulose Fiber

Disarankan menggunakan bahan insulasi untuk atap yang aman yang


tidakmengandung bahan kimia dan serat yang berbahaya, yaitu seperti Cellulose
Fiber,produk dari COOL OR COSY atau setara.

1) Type insulasi Cellulose Fiber yang digunakan adafah Envirospray 300,


denganketebalan 25 mm density 80 kg/m3.

2) Aplikasi produk harus mengikuti persyaratan dari pabrik.

b. Type aluminium foil produk Ar Cell, Polynum atau setara.

c. Type aluminium foil double sided + glasswool dan penguat wiremesh.

2.2.Bahan Insulasi Type Fiberglass

a. Tipe insulasi yang digunakan adalah mineral fibreglass blanket, yaitu :

Untuk dinding ruang genset dan ruang-ruang lain dengan density 64 kg/m1 tebal5
cm.

Untuk pelapis ducting AC dan Ventilasi dengan density 48 kg/m3

Khusus untuk isolasi akustik harus dilakukan oleh spesialis yang sesuai
standarfabrikator.

Produksi yang disarankan adalah dari: Lihat spesifikasi material arsitektur.

b. Bahan-bahan pendukung double sided reinforced aluminium foil dengan tipe


HeavyType Fire Retardant

c. Wiremesh : untuk pemasangan pada bagian bawah atap dan dinding ruang gensettipe
galvanized hexagonal wiremesh 40 mm x 40 mm diameter 4 mm produksi
BRC(Lysaght Indonesia).

d. Paku klem/spindle, yang digunakan untuk memperkuat posisi bahan insulasi


padabagian bawah atap beton, dinding genset dari bahan stainless steel
dengandiameter yang dianjutkan oleh pabrik pembuat bahan insulasi.

3.0. PENERAPAN

3.1. Pemeriksaan dan Persiapan

a. Periksa bagian-bagian yang akan diberi bahan insulasi agar siap menerima
insulasidan tidak mengganggu jalannya pekerjaan insulasi.

b. Perhitungan bagian-bagian/bahan-bahan yang berdekatan dengan pekerjaaninsulasi


agar tidak terganggu dan mudah melakukan pemilahan.
Hal : STR-ARS/68 Paraf :
c. Siapkan semua bahan insulasi dan bahan-bahan pendukungnya.

d. Siapkan tempat untuk melakukan pekerjaan insulasi untuk pintu-pintu besi; areaatap
yang akan diberi insulasi harus bebas dari pekerjaan lain dan dipastikan
agarpekerjaan-pekerjaan lain seperti plafon belum dilaksanakan.

3.2. Pelaksanaan

a. Pasanglah wiremesh dengan dikencangkan pada bagian-bagian frame.

b. Pasanglah bahan insulasi (Insulation Blanket) menempel pada frame, latu


dengantepat pasang double sided reinforced aluminium foil pada bidang insulasi tadi.

c. Pasanglah wiremesh untuk menopang seluruh permukaan aluminium foil daninsulasi


tadi, lalu kencangkan dengan klem/paku (spindle) stainless steel pada setiap jarak 40
cm dan menembus sampai bidang dasar dari pasangan ini secukupnya.

PASAL 5 - PEKERJAAN KOSEN, PINTU/JENDELA ALUMINIUM

1.0.UMUM

1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran,


pengiriman,penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.

b. Meliputi penyediaan kosen-kosen, pintu-pintu/jendela aluminium sesuai


yangditunjukkan dalam gambar dan spesifikasi ini, aksesori yang diperlukan
untukpemasangan dan kelengkapannya, penyimpanan dan perawatan,
sertapembangunannya sesuai yang telah ditunjukkan dalam gambar.

Bagian ini menjelaskan "Commercial Quality" kosen dan pintu-pintu aluminium


untukpintu dan bukaan-bukaan yang berhubungan, termasuk aluminium panels
danlouvres pada pintu-pintu dan frame tersebut.

c. Bagian yang terkait:

Pekerjaan Pasangan Dinding & Plesteran

Pekerjaan Pengecatan

Pekerjaan Kosen dan Daun Pintu / Jendela

Pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci

Hal : STR-ARS/69 Paraf :


1.2. Referensi

a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar:

SII 00649-82 - Extrusi Jendela

SII 0405-80 -Aluminium Extrussion

SII 0695-82 -Aluminium Extruder Number

ASTM B221-83 - Aluminium alloy extruded bars, shapes tubes

ASTM B209-83 - Aluminium alloy sheets & plates

ASTMA36-81 - Steel Structural

ASTM A308-84 - Aluminium alloy, rolled atau extruded

ASTM E330-84 - Structural Performance

ASTM E331-84 - Water Leakage

b. Quality Assurance:

Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi


olehperusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses
danditerima oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

Single source responsibility : untuk menjamin kualitas penampilan


danperformance, harus memakai material untuk sistem yang berasal dari
satumanufaktur (single manufaktur) dengan sistem yang tersedia atau disetujui
olehsistem dari manufaktur.

Sistem akan dites oleh laboratorium testing independent yang dipilth olehPemberi
Tugas dengan mock-up system yang harus dibuat oleh Kontraktor.

Buildingconcrete structural tolerances : harus tidak boleh lebih dari


toleransipemasangan sistem aluminium seperti : batas-batas perbedaan untuk
posisitegak dan level.

c. Kualifikasi pekerja :

Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian


iniselama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan,material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.

Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill
yangdibutuhkan.

Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan Pengawasdan Pemberi


Tugas tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.

Hal : STR-ARS/70 Paraf :


1.3.Submittals (Pengiriman)

Kontraktor harus mengirimkan hal-hal berikut untuk persetujuan Pemberi Tugas,Konsultan


Pengawas, dan Perencana.

a. Shop drawing yang menunjukkan fabrikasi, pemasangan dan finish dari spesifikasi
berdasarkan pengecekan kembali dimensi-dimensi pada site, yang terdiri dari :

Evaluation dan member dari profil

Hubungan joint untuk sistem framing, entrance doors

Detail-detail dari bentuk yang diperlukan

Reinforcing

Anchorage system

Interfacing dengan konstruksi bangunan

Kemungkinan-kemungkinan untuk ekspansi dan konstruksi

Hardware, termasuk lokasi, posisi tinggi pemasangan,


reinforcement,pemasangan-pemasangan khusus

Metode dan aksesori pemasangan kaca

Internal sealer yang diperlukan dan tipe-tipe yang direkomendasikan

b. Kontraktor diminta untuk merencanakan sistem atau metode pemasangan mengingat


pengaruh defleksi (deflection) yang mungkin disebabkan oleh tension,atau tekanan
angin, dan sebagainya sesuai dengan rekomendasi fabrikator dan terhadap peraturan
beban yang berlaku.

c. Kontraktor harus mengirimkan 3 set contoh potongan profil dari pasangan jamb dan
heads dari kosen dan pintu-pintu yang ditunjukkan dalam gambar, dengan
ukuranpanjang 30 cm profil alloy, beserta kaca ukuran 30 cm x 30 cm termasuk
mock-upukuran standar (cukup jelas) yang menunjukkan contoh pemasangan dan
finishingyang sudah final.

d. Kirimkan fotokopi sertifikat laporan tersebut sebelumnya yang berisi performance


untuk ukuran sistem yang sama sebagai pengganti test kembali atau data-
datapendukung lain.

1.4. Penyimpanan dan Perawatan

a. Kontraktor harus mengirim unit-unit fabrikasi dan bagian-bagian komponennya kesite


proyek, lengkap dengan identifikasi gambar-gambar pemasangan.

b. Simpanlah unit-unit dan komponen-komponen tersebut ditempat yang kering,dengan


setiap profil harus diiindungi dengan polyethylene film, dan lengkap label,tipe, nomor
dan lokasi pemasangan dalam kemasan yang tertutup asli dari pabrik.Bagian-bagian
yang rusak tidak akan diterima, item-item dengan cacat atau goresan kecil akan
Hal : STR-ARS/71 Paraf :
dipertimbangkan sebagai kerusakan, kecuali yang terjadi adalah kondisi
sebaliknyaatau kondisi baik.

1.5. Garansi

Kontraktor harus mengirimkan garansi-garansi sebagai berikut:

a. Garansi tertulis dari fabrikator untuk aluminium alloy dan anodizing, minimum
20tahun.

Garansi juga harus menyangkut kegagalan pekerjaan atau material, hilangnyaproperti


mekanis (loss of mechanical properties), kebocoran air, kegagalanstruktural, non
uniformity of surfaces, korosi/karat, dan hal-hal lain yangberhubungan dengan
persyaratan performance.

b. Kontraktor harus mengirimkan bukti-bukti mengenai sumber dari material


danaksesorinya dalam bentuk sertifikat "Certificate of Origin" dari manufaktur
yangdisetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

1.6. System Requirements

Design requirements

a. Sediakan gambar-gambar basic design tanpa identifikasi dan pemecahan


masalahthermal atau structural movement, glazing, anchorage, atau moisture
disposal,dengan tujuan membuat gambar basic dimensi.

b. Persyaratan-persyaratan penunjukan detail-detail dimaksudkan untuk


membentukbasic dimensi dari unit-unit, sight lines, dan profil-profil dari member.

c. Sediakan concealed fastening disemua tempat

d. Manufaktur bertanggung jawab untuk mengikuti design, persyaratan-persyaratanatau


rekayasa sistem, termasuk modifikasi-modifikasi yang diperlukan untukmemenuhi
spesifikasi yang dibutuhkan dan mempertahankan konsep design visual.

e. Pertimbangan-pertimbangan tambahan diperlukan mengingat kondisi-kondisi


khusussite untuk gerakan kontraksi dan expansi sehingga tidak ada
kemungkinankehilangan, pelemahan atau kegagalan hubungan antara unit-unit dan
strukturbangunan atau antar unit-unit itu sendiri.

f. Berikan expansi dan kontraksi karena gerakan struktural tanpa kerusakan


padapenampilan dan performance.

Hal : STR-ARS/72 Paraf :


1.7. Test

a. Typical Window

1. Semua jendela-jendela typical harus dipasang terlebih dahulu,


termasukpemasangan kaca dan sealant.

2. Sampel dari material aluminium harus dilest di laboratoriuin yang disetujui


olehPengawas, dan test tersebut harus meliputi:

Ketebalan material

Staining test

Weight test

Corrosion test

Kontraktor harus melakukan test untuk kekuatan, workman ship, dan


kapasitaswaterproof untuk kosen-kosen jendela, dan disaksikan oleh
Pengawas,Perencana, dan Pemberi Tugas.

b. Maintenance Period

Pada saat akhir periode maintenance, bila Konsultan Pengawas danPemberi Tugas
mempertimbangkan terdapat hal-hal yang tidak sesuai (rusak)dengan hasil test
kekuatan dan sebagainya, Kontraktor harus segeramemperbaikinya dan/atau
menggantinya dengan unit baru sesuai persetujuanKonsultan Pengawas dan Pemberi
Tugas.

2.0. BAHAN

2.1.MATERIAL

a. Jendela dan Pintu

1. Material

2. Extrussion

3. Color extrusstion

4. Profile width

5. Maximum allowabledeflection

6. Ketebalan profil

7. Painted finish

8. Sistem pintu-pintu

Hal : STR-ARS/73 Paraf :


Aluminium Extrussionsesuai dengan ditunjukkan dalam shop drawing yangdisetujui
oleh Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas, Perencana, dan Konsultan Kosen Pintu
dan Jendela.
Satin Silver100 mm x 40 mm, atau sesuai gambar rencana.20 mm (1/175)1,52 mm
atau sesuai standard manufacture dan yangditunjukkan dalam shop drawing.painted
anodize

- film thickness 24 micron

- ukuran daun pintu sesuai gambar.

- tebal kaca : 10 mm, clear glass atau sesuaigambar

- glass fitting termasuk:

* Lock system/lock set

* Espanoglette (untuk pintu-pintu double)

* Engsel

* Sekrup

* Steel plate penguat untuk engsel-engselt=3mm. Atau sesuai penjelasan


dalam pasal Alat Penguncidan Penggantung, atau sesuai
rekomendasimanufaktur.

b. Fastener

1. Steel galvanized, aluminium, atau material non core lain yang cocok denganitem-
item fastener, dan harus memiliki kekuatan yang cukup.

2. Pemasangan dengan concealed fastener di semua tempat.

c. Finish Coating

Harus disesuaikan dengan rekomendasi spesifikasi teknis dari manufaktur


yangdisetujui, atau sesuai penjelasan di atas untuk powder coating.

d. Hardware (selain untuk frameless door)

1. Harus sesuai dengan tipe dan material harware yang ditunjukkan dalam
pasalspesifikasi hardware.

2. Kontraktor harus menyerahkan mock-up dan scale termasuk system pemasangan


pada lokasi sesuai persetujuan yang diarahkan oleh KonsultanPengawas dan
Pemberi Tugas.

3. Type dan material hardware haruslah kompatibilitas pada pemasangan


danberasal dari manufaktur yang disetujui.

Hal : STR-ARS/74 Paraf :


e. Aksesori

Harus dibuat dengan concealed fastener galvanized stainless steel, rubber


weatherstrip dan hanger yang dihubungkan ke aluminium didempul dengan sealant.
Anchorsuntuk konsen-kosen aluminium haruslah memiliki ketebalan 2-3 mm hot
dipgalvanized steel dengan minimum 13 micron untuk memungkinkan pergerakan.

f. Treatment permukaan material yang kontak langsung dengan alkaline


seperticoncrete, mortar atau plaster, harus dengan finish clear lacquer atau anti
corrosivetreatment seperti asphaltic varnish atau material insulasi lain.

2.2. PRODUK

Produk Aluminium yang direkomendasikan adalah : Iihat spesifikasi materialarsitektur.

3.0. PENERAPAN

3.1. Persiapan

a. Sebelum fabrikasi kontraktor harus melakukan check di site semua dimensi-


dimensidan kondisi project untuk menghindari infoimasi yang terlambat.

b. Kontraktor harus mereview gambar-gambar dan kondisi lapangan dengan


cermat,ukuran-ukuran dan lubang-lubang, persiapan mock-up sambungan detail dan
profilaluminium yang berhubungan langsung dengan material-material struktural lain.

c. Proses fabrikasi harus diutamakan disiapkan sebelum mulai pelaksanaan,


denganmempersiapkan shop drawings yang menunjukkan lay-out, lokasi, merk,
kualitas,bentuk dan dimensi sesuai yang diarahkan oleh Konsultan Pengawasdan
Pemberi Tugas.

d. Semua frame-frame untuk jendela-jendela dan pintu-pintu harus secaraakurat di


fabrikasi untuk mengepaskan dengan pengukuran site.

3.2. Fabrication/Assembly

a. Shop Assembly

Dimana dimungkinkan harus siap dipasang di site proyek. Bila tidak merupakanshop
assembly, lakukan pra-pengepasan di shop untuk memastikan assemblylapangan yang
baik dan tepat guna.

b. Sambungan-sambungan / Joints

1. Buatlah dengan hati-hati agar pekerjaan-pekerjaan ekspose match


untukmemberikan garis dan design yang kontinyu. Pakailah perlengkapan
mesinuntuk mengepaskan frame dengan kaku bersama-sama pada titik-titik
jointscontact dengan hairline joints, waterproof joints dari belakang dengan
sealant.

2. Pemakaian sealant tidak diijinkan pada permukaan ekspose.

Hal : STR-ARS/75 Paraf :


3.3. Pemasangan

a. Erection Tolerances :

1. Batas perbedaan tegak dan level:

3 mm dalam 3 m, secara vertikal (V)


mm dalam 6 m secara horizontal (H)
2. Batas-batas perbedaan dari lokasi secara teoritis : 6 mm untuk setiap member
pada setiap lokasi.

3. Batasan perimbangan secara teoritis pada akhir-ke-akhir dan akhir-ke-tepi sejajar


dari permukaan rata tidak lebih dari 50 mm terpisah atau out-of-flush dengan lebih
dari 6 m.

b. Set unit-unit dengan tegak, level dan garis yang benar, tanpa terkelupas atau merusak
frame.

c. Pasanglah anchor dengan kuat pata tempatnya, memungkinkan untuk


pergerakan,termasuk ekspansi dan kontraksi.

d. Pisahkan material-material yang tidak sama pada titik-titik hubungan, termasuk metal-
metal yang berhubungan dengan pasangan atau permukaan beton, dengan cat
bituminous atau preformed separators untuk menghindari kontak dan korosi.

e. Set sill members pada bantalan sealant. Set member-member lain dengan internal
sealant dan bafftes untuk memberi konstruksi yang weathertight.

f. Pasanglah pintu-pintu dan hardware sesuai dengan instruksi tertulis dari manufaktur.

g. Potongan aluminium profil harus dibuat dengan dasar yang baik untuk menghindari
kerusakan, tergores atau cusak pada perrnukaannya; dan harus dijauhkan dari
material-material baja/besi untuk menghindari debu-debu besi menempel pada
permukaan aluminium.

h. Pengelasan diijinkan hanya dari bagian dalam, menggunakan non activated


gas(argon) dan tidak boleh diekspose.

i. Buatlah match joints members dengan sekrup yang cocok, rivets, las; untuk
mendapatkan bentuk dan kualitas yang dibutuhkan atau sesuai yang terlihat dalam
gambar.

j. Peralatan anchor untuk aluminium frame haruslah dengan hot dip galvanized steel
tebal 2-3 mm di set pada interval 60 mm.

k. Fastener harus dari stainless steel atau material non corrosive lain, concealed
type.Paskan frame bersama-sama pada titik-titik contact joints dengan hairline
joints,waterproof joints dari bagian belakang dengan sealant untuk menahan
(watertight)1000 kg/cm2.

Hal : STR-ARS/76 Paraf :


l. Aluminium frame harus disiapkan untuk mengantisipasi modifikasi-modifikasiberikut:

Perubahan fixed-window

Propel window, rotate window, etc.

Pintu-pintu kaca frameless

Movable partisi tanpa kerusakan pada lantai dan ceiling

Sediakan dengan aksesori-aksesori penunjang untuk tujuan-tujuan diatas.

m. Paskan hardware dan material-material reinforcing pada metal lain yangberhubungan


langsung dengan aluminium frame dan hubungan harus denganchromium coat pada
permukaannya untuk menghindari kontak korosif.

n. Toleransi pemasangan (erection) untuk aluminium frame pada sisi dinding 10-15mm
harus diisi dengan grouting.

o. Sebelum pemasangan aluminium frame, khususnya pada propel window, upper


danlower window, sill harus di check level dan waterpass pada bukaan-bukaan
dinding.

p. Untuk pemasangan (erection) frame pada area watertight khususnya pada


ruangdengan AC, harus disediakan synthetic rubber atau synthetic resin untuk swing
doordan double door.

q. Tepi-tepi akhir frame pada dinding harus di set dengan sealant untuk
membuatnyasound proof dan watertight.

r. Lower sill pada frame aluminium exterior harus diberi flashing untuk menahan airhujan.

3.4. Adjusting

Test fungsi operasi pintu-pintu setelah operasi penutupan daun pintu, latching speedsdan
hardware-hardware lain sesuai dengan instruksi manufaktur untuk memastikanoperasi
daun pintu yang halus (smooth).

3.5. Protection

a. Semua aluminium harus dilindungi dengan tipe-tipe proteksi atau material-materiallain


yang disetujui oleh Owner saat diserahkan ke lapangan.

b. Protective material tersebut hanya boleh dibuka bila diperlukan pada saat
protectivematerial akan dipakai pada aluminium.

c. Tepi-tepi pintu harus dilindungi dengan plastic tape atau zinc chromate
primer(transparent varnish) pada saat plasteran akan dilaksanakan. Bagian-bagian
lainharus tetap dilindungi dengan lacquer film sampai seluruh pekerjaan selesai.

d. Pemakaian varnish tidak diijinkan untuk permukaan-permukaan yang tidak


akandidempul atau di sealant.

Hal : STR-ARS/77 Paraf :


PASAL 6 - PEKERJAAN PLAFOND CALCIUM SILICATE (KALSIBOARD)

1.0. UMUM

1.1.Ketentuan Umum

Pekerjaan penyelesaian baru dapat dikerjakan setelah semua pekerjaan instalasiyang


harus dipasang diatas langit-langit telah selesai dipasang dan diuji coba (test).

Semua pekerjaan langit-langit harus rata, rapih dan tidak bergelombang.Semua bahan
yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, basah. dan tidakmelengkung.Warna dan
tekstur bahan harus sama.

PesI ketinggian plafond harus sesuai gambar rencana.

1.2. Lingkup Pekerjaan

a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran,


pengiriman,penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.

b. Meliputi penyediaan bahan plafond, compound, tape, rangka penggantung


plafond,pemasangan rangka gantung dan bahan plafond pada tempat-tempat yang
sesuaidengan gambar rencana, serta bahan rangka plafond. Lingkup pekerjaan
inimengikat dan berlaku untuk seluruh pekerjaan langit-langit.

c. Bagian yang terkait:

Pekerjaan Pengecatan

Pekerjaan Dinding

Pekerjaan Keramik

Pekerjaan Carpentry dan Sambungan

Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal (ducting, sprinkler, diffuser, lampu-


lampu,sound system)

1.3. Referensi

a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar: ASTM C636-86

b. Quality Assurance:

Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi


olehperusahaan yang sudah terkena! dan mempunyai pengalaman yang sukses
danditerima oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

Hal : STR-ARS/78 Paraf :


c. Kualifikasi Pekerja:

Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian


iniselama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan,material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.

Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill
yangdibutuhkan.

Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan Pengawas,Pemberi


Tugas, dan Perencana tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa ataukurang skill-
nya.

1.4. Pengiriman (Submittats)

Kontraktor harus mengirimkan kepada Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas, dan


Perencana hal-hal berikut untuk direview sebelum memulai pekerjaan :

a. Shop drawing, yang menunjukkan :

1. Penunjukkan lay-out

2. Detail insert dan hanger spacing, serta fastening

3. Metode spasi/penyetelan untuk semua main dan cross runner.

4. Detail-detail perubahan level

5. Detail pemasangan pada ceiling di daerah perlengkapan (fixture) ceiling.

6. Posisi untuk manhole (inspection manhole)

7. Gambar-gambar koordinasi yang menunjukkan koordinasi ME


dan/atauperlengkapan plumbing dan fixtures (lampu, sprinkler, dan sebagainya)
bila ada,serta design ceiling dan konstruksinya.

b. Contoh material ukuran sebenarnya yang menunjukkan pola dan warna.

c. Mock-up yang mewakili sistem pemasangan ceiling.

d. Fotocopy lengkap spesifikasi teknik dari pabrik termasuk detail instruksi


untukpemasangan material.

1.5. Penyimpanan dan Perawatan Produk

a. Material harus dikirim dalam pelindung tertutup atau kontainer dari pabrik
dengannama pabrik, warna, ukuran dan tipe.

b. Material harus dipegang/dijaga dengan hati-hati untuk menghindari kerusakansesuai


dengan instruksi dari pabrik.

Hal : STR-ARS/79 Paraf :


c. Material harus disimpan dalam ruangan, ditutup, ditumpuk rata, terangkat dari
lantaidan terlindung dari air, yang semuanya sesuai petunjuk pabrik.

2.0. BAHAN

2.1.Material

a. Material yang digunakan dalam bagian ini harus secara menyeluruh sesuai dengan
peraturan dan standar-standar yang disebut disini, dan/atau setara denganperaturan-
peraturan dan standar-standar internasional, yang disetujui oleh PemberiTugas,
Konsultan Pengawas, dan Perencana.

b. Material haruslah calcium silicate tipe non combustibel, sesuai dengan


persetujuanPengawas/Perencana.

Ketebalan : 4,6 mm (atau sesuai gambar)

Produksi : lihat spesifikasi material arsitektur

Rangka : Menggunakan rangka besi hollow standar pabrik.

c. Bila terdapat rekomendasi dari pabrik memiliki perbedaan berarti dari spesifikasidisini,
harus memakai rekomendasi dari pabrik, kecuali bahwa spesifikasi disiniharus
diberlakukan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dan PemberiTugas, dan
Perencana.

3.2.Pemasangan steel framing untuk suspended dan furred ceiling

a. Penyangga ceiling harus ditempatkan sesuai dengan shop drawing yang


telahdisetujui, dan akan berada pada garis dan level dengan instrumen lain
atauperalatan lain yang telah disetujui.

b. Gantungkan ceiling hanger dari bagian struktural bangunan dan lakukan


sebagaiberikut:

1. Pasanglah hanger dengan rata dan bebas dari kontak dengan insulasi
ataubenda-benda lain dalam plenum ceiling yang bukan merupakan
penyanggastruktural atau sistem penggantung ceiling. Renggangkanlah hanger
hanya biladibutuhkan untuk menghindarkan halangan dan mengimbangi gaya
horizontaldengan bracing, countersplaying, atau cara-cara efektif lain.

2. Kencangkan flat, siku, channel, dan rod hanger Re struktur, termasuk bagian-
bagian penghubung frame, dengan menempelkan dan diselipkan,
eyescrews,atau fastener dan peralatan lain yang dapat memperkokoh dan cukup
secarastruktural termasuk tipe hanger yang dipakai, dan dengan cara yang tidak
akanmenyebabkan rusak atau jatuh karena urnur, korosi/karat, atau temperatur
yangtinggi.

3. Jangan menyambung atau menggantungkan rangka besi pada ducting, pipa,


atau conduit.

Hal : STR-ARS/80 Paraf :


c. Pasanglah komponen rangka besi dengan ukuran dan pada jarak yang
ditunjukkantetapi tidak kurang dari yang dibutuhkan dari referensi standar
pemasangan rangkabesi.

1. Wire hanger: 4 mm (8 gage) diameter 1,25 M.o.c.

2. Carrying channel (Main Runners) 4 MK, 1,12 M.o.c.

3. Rigid furring channel (Furring Members) 60 MK M.o.c.

d. Ikatan wire atau elip furring ke main runner dan ke bagian penyangga struktural
lainsesuai dengan yang ditunjukkan oleh rekomendasi pabrik.

Hal : STR-ARS/81 Paraf :


3.3. Penerapan dan finishing calcium silicate

Umum

a. Pasangtah panel-panel ceiling calcium silicate melintang dengan rangka


untukmeminimalkan jumlah sambungan ujung ditengah-tengah area pada tiap-tiap
ceiling.
Pakailan penyangga pada sambungan-sambungan ujung panel-panel
yangberdekatan tidak kurang dari satu bagian rangka.

b. Pasanglah panel-panel calcium silicate dengan sisi muka diluar. Jangan


memasangpanel-panel yang tidak sempurna, rusak, atau lembab. Ikatlah panel
secarabersama-sama untuk meluruskan tepi-tepi dan ujung-ujungnya
dengankerenggangan tidak lebih dari 1,5 mm diantara dua panel. Jangan ditekon ke
dalamtempatnya.

c. Tempelkan panel-panel calcium silicate pada steel studs sehingga tepi pelurus
atauujung dari setiap panel menempel pada tepi pembuka (unsupported) dari
studflangers dulu.

d. Plasterboard calcium silicate akan ditutup disepanjang sambungan dengan


glassfibre tape concealed tipe lebar 50 mm.

e. Sambungan rata akan dilakukan sebagai berikut:

Plastering compound akan dicampur sesuai dengan instruksi pabrik,


kemudiangunakan sebuah trowel besi, yang digunakan pada semua sambungan,
sehinggaakan menjadi sebagai "penyelamat" muka panel.

f. Gunakan prinsip yang sama untuk menutup semua sekrup.


Sesegera setelah semua hal ini telah di set dengan memakai trowel besi, potonglah
kelebihan-kelebihan compound.

Dengan menggunakan "stopping compound" yang dicampur sesuai petunjuk


pabrik,sambungan-sambungan dan sekrup akan menjadi halus rata. Seluruh
permukaan dari ceiling haruslah menjadi rata, halus yang member kepuasan
Konsultan Pengawas, Pemberi Tugas dan Perencana.

3.4. Penyetelan

Gantilah calcium silicate yang rusak selama pelaksanaan dengan tanpa biaya
tambahankepada Pemberi Tugas.

3.5. Pembersihan

Setelah seluruh pekerjaan selesai, bersihkan pane! ceiling dari bekas telapak
tangan,kotoran, lemak, dan benda-benda asing lain. Sekarang telah siap difinish sesuai
denganyang diinginkan (spesifikasikan).

Hal : STR-ARS/82 Paraf :


PASAL7 - PEKERJAAN KERAMIK (UNTUK LANTAI DAN DINDING)

1.0. UMUM

1.1. Ketentuan Umum

Sebelum pekerjaan finishing lantai dan dinding dilakukan, maka :

a. Kontraktor wajib mengadakan penelitian terhadap kemiringan lantai agar


sesuaigambar rencana.

b. Lapisan waterproofing harus sudah selesai dipasang untuk daerah-daerah toilet,


dantempat-tempat/ruangan-ruangan yang lebih rendah dari platatap beton.

c. Pekerjaan finishing lantai tidak boleh dimulai sebelum seluruh pekerjaan plafond
dandinding-dinding selesai dikerjakan, kecuali pemasangan panel akustik.

d. Pekerjaan dan bahan-bahan untuk hal ini terlebih dahulu harus mendapatpersetujuan
dari Konsultan Pengawas, Pemberi Tugas dan Perencana.

e. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong diwajibkan untuk mengajukan gambar


kerjapelaksanaan (shop drawing).

1.2. Lingkup Pekerjaan

a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran,


pengiriman,penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.

b. Bagian yang termasuk :

1. Keramik untuk lantai dan dinding, termasuk seperti nozing/ skirting

2. Additive dan grouting yang diperlukan

3. Bagian yang terkait:

Pekerjaan Sealant

Pekerjaan lantai beton

Pekerjaan dinding / Plesteran

1.3. Referensi

a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar:

SII 00023-73 Ceramic Tile

ASTM C 1028.84

ASTM C241

Hal : STR-ARS/83 Paraf :


b. Quality Assurance:

Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi


olehperusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses
danditerima oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

c. Kualifikasi Pekerja :

Sedikitnya harusada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian


iniselama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan,material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.

Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill
yangdibutuhkan.

Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan Pengawas,Pemberi


Tugas, dan Perencana tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa ataukurang skill-nya.

1.4. Pengiriman (Submittals)

Kontraktor harus mengirimkan kepada Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas dan


Perencana beberapa hal berikut sebelum pekerjaan :

a. Mock-up keramik dan setiap pola keramik sesuai perencanaan.

b. Contoh-contoh harus mewakili keseluruhan sistem yang dipakai.

c. Sampel dalam ukuran sebenarnya dan warna keramik untuk dinding yang diusulkan.

d. Foto copy technical specification dari manufactur dan instruksi pemasangannya.

e. Shop drawing yang menunjukkan pola, metode pemasangan dan detail-detailterhadap


pekerjaan / bagian yang terkait.

1.5. Penyimpanan dan Perawatan

a. Produk dikirim dalam keadaan tertutup dan terkemas dari pabrik, tanpa cacat, pecah.

b. Simpan semua kemasan diatas peninggian lantai dan tempat yang kering.

1.6. Garansi

a. Garansi tertulis dari fabrikator untuk kekuatan dan warna bahan keramik.

b. Kontraktor harus memberi garansi 5 tahun terhadap kualitas dan hasil


pekerjaan,ketepatan dan kebenaran metode pemasangan sesuai petunjuk dan
instruksi pabrik pembuat.

Hal : STR-ARS/84 Paraf :


2.0. PRODUK

2.1. Bahan Keramik

Jenis dan merk bahan yang digunakan adalah :

Keramik : lihat spesifikasi material arsitektur

Step Nosing : lihat spesifikasi material arsitektur

a. Schedule untuk tipe, ukuran dan warna keramik dijelaskan dalam spesifikasimaterial
finishing arsitektur.

b. Contoh kemasan harus diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas,Pemberi Tugas dan


Perencana dan semua keramik yang digunakanharus sesuaidengan sampel yang telah
disetujui dan dalam kemasan asli dari pabrik.

c. Extra Stock.

Jumlah :setelah pekerjaan selesai, kontraktor harus mengirimkan extra


stocksebanyak 5% dari tiap-tiap warna, tipe, dan keterangan-keterangan
keramikyang digunakan dalam bekerja.

Pengemasan : harus tertutup rapat dan tertera jelas label dengan isi dan
lokasidigunakan.

Tidak ada extra payment terhadap extra stock ini.

d. Warna yang dipakai secara visual harus sama pada semua kondisi.

e. Keramik yang digunakan pada area basah harus memiliki water absorption antara0,5
persen atau kurang.

f. Keramik yang digunakan bukan pada area bawah harus memiliki water
absorptionantara 0,5 persen sampai 3 persen.

g. Semua keramik untuk area lantai harus dari jenis non-slip.

h. Toleransi:

Kerataan dari setiap permukaan ubin : 1,0 mm diagonal.

Terhadap lebar setiap ubin : 0,6 %

Terhadap panjang pada 2 sisi berlawanan setiap ubin : 0.8 mm

i. Jangan memasang ubin yang patah, retak, warna yang pudar atau tidak
memilikifinishing yang baik. Hal-hal seperti ini akan ditolak.

Hal : STR-ARS/85 Paraf :


2.2. Bonding Materials

a. Sesuai yang direkomendasikan oleh pabrik ubin.

b. Rekomendasi merk : lihatspesifikasi material arsitektur.

c. Perekat: PM 410 dan Asaflex untuk daerah basah; AM 40 dan Asaflex untuk
daerahkering.

2.3. Grouting Materials

a. Sesuai yang direkomendasikan oleh pabrik ubin dan harus memiliki warna yangsama
dengan warna ubin.

b. Rekomendasi merk :lihat spesifikasi material arsitektur

c. Grouting: AM 50, ASA Color Grout

3.0. PEMASANGAN DAN PENGERJAAN

3.1. Inspeksi / Pemeriksaan Permukaan Lantai

a. Kontraktor harus mengkoreksi semua permukaan yang tidak sesuai berkaitandengan


hal-hal sebagai berikut;

1. Permukaan hacus kuat, kering, bersih, dan bebas dari minyak, kotoran,
dansebagainya.

2. Pertemuan, angker, pengait, penggantung untuk pekerjaan mekanikal


danelektrikal pada atau dibelakang ubin harus dipasang terlebih dahulu
sebelumubin dipasang.

3. Dinding-dinding toilet, pantry, dan area basah lain harus dipastikan


memilikipasangan trasraam setinggi 1,5 m dari permukaan lantai.

b. Pemeriksaan Permukaan :

Periksa semua permukaan yang akan dipasang keramik, alas dan perlengkapanyang
diperlukan sebelum memulai pekerjaan, deviasi dalam toleransiyang diijinkanuntuk
permukaan yang akan menerima ubin.
Perbedaan maximum pada permukaan vertikal adalah 4,0 mm dalam panjang2,4
meter.

Hal : STR-ARS/86 Paraf :


3.2. Pemasangan

a. Umum

1. Layout : pola harus digelar untuk memungkinkan pengaturan ubin


denganpemotongan yang minimum. Ukuran-ukuran harus dikontrol untuk
menghindaripengaturan lebih kecil dari setengah (1/2) ukuran ubin.

2. Penempatan ubin : ubin-ubin harus dipasang sesuai gambar untuk semua


lantaidan area dinding, permukaan harus lurus dan rata terhadap garis acuan
yangdiinginkan. Naad/siar-siar harus saling tegak lurus.

3. Penempatan ubin harus sedapat mungkin mengurangi pemotongan ke


arahpasangan terbaik. Perubahan fractional dalam ukuran-ukuran
tanpamengganggu kesatuan hubungan lebarmasih diijinkan.

4. Bila dibutuhkan, ubin dipotong dengan peralatan yang sesuai dan


permukaanharus dihaluskan. Ubin yang rusak dan jelek harus diganti.

5. Jangan memulai pekerjaan bila pekerjaan-pekerjaan lain masih lalu-


lalangdidalam area pemasangan.

b. Ubin Keramik untuk lantai

1. Ratakan permukaan yang kasar dan tidak rata dengan peralatan plesteran.

2. Dengan hati-hati tempatkan ubin dengan benar dan rata sesuai dengan
yangdiinginkan.

3. Dimana floor drain terjadi/ada, miringkan lantai untuk mendapatkan


drainageyang baik.

c. Ubin Keramik untuk Dinding

1. Bersihkan debu-debu dan partikel-partikel lain, bersihkan dengan sikat dan


air bersih.

2. Ratakan dengan lapisan plesteran.

3. Tekanlah ke permukaan yang cukup dengan peralatan untuk plester


menempel pada dinding.

4. Finishing permukaan plester harus lurus dan benar untuk menghasilkan


kerataan padajarak tertentu dan memudahkan pemasangan ubin.

d. Mortar Bed

1. Terapkan adukan dengan tekanan ke seluruh area yang tidak lebih dari
padapermukaan yang dapat ditutup oleh ubin dimana adukan masih plastis.

2. Terapkan dengan rata tanpa berlubang.

3. Sisirlah / ratakan adukan tanpa menimbulkan lubang dalam 10 menit sebelum


ubin dipasang.
Hal : STR-ARS/87 Paraf :
4. Tebal bantalan adukan adalah sekitar 10 mm sampai 15 mm.

e. Pengaturan Ubin

1. Jangan merendam ubin terlalu lama.

2. Tekan ubin dengan secukupnya pada adukan yang masih plastis.

3. Ratakan ke arah permukaan yang benar.

4. Tekan dan ketok ubin untuk mendapatkan minimum 80% permukaan


adukantertutup pada setiap unit ubin tersebut.

5. Aturlah ubin sebelum pemasangan sehingga bagian sudut setiap ubin


ratadengan bagian sudut ubin disebelahnya.

6. Berilah adukan tambahan bila masih kurang rata, pengisian dengan


semenmurni tidak diijinkan.

f. Grout

1. Penuhi naad dengan maksimum grout.

2. Sebelum grout diberi, goreslah naad-naad tersebut.

3. Isi naad/siar dengan grouting dan ratakan.

4. Grouting harus memiliki kesamaan warna, rata, tanpa berlubang,


dansebagainya.

5. Rekomendasi merk : lihat spesifikasi material arsitektur

6. Grouting : AM 50

3.3. Toleransi Pemasangan

Level toleransi dan toleransi kerataan :

Proyeksi terhadap tinggi antara 2 ubin adalah 0,5 mm.

Kerataan dan kelurusan vertikal pada 2 meter tepi lurus adalah 4 mm.

Lebar naad : 2,6 mm atau 2 tepi ubin.

3.4. Pembersihan

a. Bersihkan permukaan sedapat mungkin setelah penyelesaian grouting.

b. Bersihkan grouting yang tidak rapi dengan acid atau bahan kimia sesuai petunjukdari
pembuatnya/manufaktur.

Hal : STR-ARS/88 Paraf :


c. Bersihkan semua permukaan ubin dengan air bersih sebelum dan sesudahpemakaian
bahan kimia. Jangan biarkan acid atau chemical cleaner memasuki floordrain.
Gosoklah permukaan seluruh ubin dengan kain yang lembut.

3.5. Perlindungan / Protoksi

a. Pekerjaan selesai bila sudah bersih dan bebas dari bintik-bintik, ngelotok, retak
atauubin tergores.

b. Tutup ruangan terhadap lalu-lintas dan pekerjaan-pekerjaan lain selamapemasangan,


setidak-tidaknya 3 (tiga) hari setelah pekerjaan selesai.

c. Bila terjadi dimana terdapat lalu-lintas atau pekerjaan lain, pemasangan


keramikdilindungi dengan lapisan plywood.

PASAL8 --PEKERJAAN SANITAIR

1.0. UMUM

1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, pengiriman,


penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.

b. Meliputi penyediaan perlengkapan sanitair dan aksesori/fitting yang diperlukan untuk


kelengkapan pemasangannya sesuai yang spesifikasi yang ditentukan, melakukan
pemasangannya sesuai dengan metode/sistem standar yang berlaku, melakukan
plesteran atau grouting kembali untuk pipa-pipa yang telah terpasang, melakukan
penyelesaian terhadap sanitair dan fitting yang telah terpasang, sehingga terlihat rapi,
bersih pada bagian-bagian yang diekspose.

c. Bagian-bagian yang terkait:


Pekerjaan Pondasi untuk Sleeves-sleeves
Pekerjaan Plat Beton untuk Sleeves-sleeves
Pekerjaan Pasangan Dinding
Pekerjaan Finishing Lantai dan Dinding Keramik
Pekerjaan Mekanikal untuk Pipa

1.2. Referensi

a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar: Pedoman Plumbing Indonesia 1974.

b. Quality Assurance:
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh
perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan
diterima oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas. Semua pekerjaan
pemasangan Sanitair maupun aksesori yang telah selesai harus dilakukan
pengetesan menurut standar pengetesan sesuai dengan persyaratan-persyaratan
Hal : STR-ARS/89 Paraf :
yang telah ditentukan. Memberikan masa pemeliharaan secara berkala bulanan
selama 1 tahun berturut-turut, dengan biaya kontraktor dan jaminan gratis spare part,
terhitung sejak serah terima pertama.

c. Kualifikasi pekerja:
Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini
selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan,
material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang
dibutuhkan.
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan Pengawas dan Pemberi
Tugas tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.

1.3. Submittals (Pengiriman)

Kontraktor harus mengirim hal-hal berikut untuk direview dan persetujuan Konsultan
Pengawas, Perencana, dan Pemberi Tugas.

a. Technical specification dari Fabricator yang menjelaskan syarat-syarat dan


keterangan teknis material, instruksi dan syarat-syarat pemasangan, serta brosur-
brosur lengkap gambar sanitair dan fittingnya.

b. Sampel material sanitair beserta aksesori dan fitting-fitting yang diperlukan untuk
kelengkapan dan kekuatan pemasangan.

c. Shop drawing (3 set) yang menunjukkan lokasi, detail, potongan-potongan


pemasangan yang tepat dikaitkan dengan bagian-bagian pekerjaan lain.

d. Schedule pemasangan yang dikaitkan dan terkoordinasi dengan bagian-bagian


pekerjaan lain terkait.

1.4. Penyimpanan dan Perawatan

Kontraktor harus melakukan hal-hal sebagai berikut untuk keamanan dan perawatan
selama proses penyimpanan:

a. Menyimpan ditempat yang aman, kering, dan jauh dari pengaruh kerusakan dan
cacat.

b. Produk yang dikirim harus dalam keadaan tertutup dalam kemasan lengkap dengan
label, nama, type, ukuran, dari pabrik serta diberi tanda untuk lokasi dan schedule
pemasangan.

c. Barang-barang yang rusak dan cacat agar segera dipindahkan dan diganti dengan
yang baik, sesuai persetujuan Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

1.5. Garansi

Kontraktor harus memberikan garansi-garansi sebagai berikut:

a. Garansi tertulis dari fabricator untuk kualitas, kekuatan, ketahanan bahan yang dapat
beroperasi dengan baik, selama 10 tahun.

Hal : STR-ARS/90 Paraf :


b. Garansi tertulis dari kontraktor untuk hasil kerja pemasangan, metode dan sistem
yang tepat untuk pemasangan sanitair dan fitting-fittingnya.

1.6. Deskripsi Sistem


a. Sewage Sistem
Pembuangan kotoran (disposal) WC dari toilet, dihubungkan ke Sewage Treatment
Plant (STP).
Air kotor buangan dari Wash Basin dan Floor Drain harus dibuang ke Soap
Treatment.

b. Sanitary Fixtures:
Hand Basin, Watercloset harus tersedia disetiap toilet disnmping fitting-fitting
lainnya sesuai spesifikasi.

2.0. BAHAN

2.1. Pemasangan Plumbing Fixtures dan Trims

Semua plumbing fixtures harus dilengkapi dengan traps, dan fitting-fitting harus dipasang
sesuai dengan instruksi manufaktur. Kontraktor bertanggung jawab untuk mengeset dan
memasang semua fixtures dan aksesori dalam semua kondisi untuk melengkapi
pemasangan.

2.2. Clean Cuts pada Drainase Pemipaan (Scope Mechanical)

Semua pemipaan drainase horizontal harus dilengkapi dengan clean out. Untuk pipa
dengan diameter 3" (tiga inch) dibutuhkan minimal clearance 18 inch (46 cm), sementara
dibutuhkan paling sedikit clearance 24 cm untuk pipa-pipa yang lebih kecil.
Clean out harus disediakan dalam grade atau finishing lantai dan harus dipasang dengan
kuat pada lantai dengan sekrup.
Pemasangan clean out dengan pipa PVC agar memakai graphite dengan sistem
penyambui'igan yang disetujui Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

2.3. Floor Drain (Scope Mechanical)

Floor Drain harus dipasang pada posisi 0,5 cm lebih rendah daripada lantai finish.

2.4. Joints dan Connections

a. Sambungan-sambungan dan hubungan-hubungan dalam sistem plumbing haruslah


tahan air dan gas sesuai yang dibutuhkan dalam test.

Hal : STR-ARS/91 Paraf :


b. Sambungan T dan S untuk unplasticized PVC membutuhkan untuk prosedur-prosedur
berikut:
Bersihkan bagian-bagian sambungan dari pipa dan fitting.
Sebelum pemolesan pipa dengan solvent-cement, tandailah untuk menunjukkan
"Joining point".
Ratakan solvent-cement pada bagian luar dari pipa dan bagian dalam dari fitting.
Bila tersambung, masukkan pipa dengan cepat sampai mencapai bagian yang
berkurang dari fitting return pipe paling sedikit dari putaran.
Biarkanlah hal tersebut pada posisinya selama 10-20 detik.

c. Tidak diijinkan memakai cat, varnish atau jenis polesan lain pada material sambungan
sampai sambungan telah di test dan disetujui.

d. Buatlah sambungan pada pipa-pipa yang disekrup dengan compound yang disetujui
dan diisi hanya pada male threads.

e. Jangan memakai "lamp-wick" pada sambungan. Gunakanlah graphite pada clean-out


dan drain-plugs.

f. Threads: sempurnakan clean out dengan panjang yang pas.

g. Pipe : besarkanlah lubang-lubang secukupnya setelah pemotongan dan threading.

h. Pergunakanlah compound yang tidak akan mempengaruhi kebersihan/kemurnian air.

i. Bila arah dari pipa-pipa drainase berubah, harus dipergunakan wyes, long sweep,
bends, atau kombinasi dari fitting-fitting ini dan telah disetujui.

j. Tee tipe single atau double diijinkan hanya untuk pemipaan drainase vertikal.

2.5. Produk

Produksi Sanitair yang direkomendasikan adalah : lihat spesifikasi material arsitektur.

3.0. TESTING

a. Peralatan-peralatan, material dan pekerja/buruh yang diperlukan untuk inspeksi dan


melakukan test harus dilengkapi/diberikan oleh Kontraktor.

b. Semua testing harus dilakukan dengan kehadiran engineer atau wakil-wakilnya yang
harus segera menyerahkan pemberitahuan atau laporan tertulis mengenai test dalam
7 hari setelah testing dilakukan.

c. Bila hasil test dari sistem plumbing berlangsung memuaskan harus segera
dikeluarkan sertifikat persetujuan oleh Otoritas administrasi kepada kontraktor yang
selanjutnya akan dikirim kepada Pemberi Tugas. Sertifikat untuk hasil yang
memuaskan dan pemasangan yang aman adalah penting untuk Pemberi Tugas untuk
memastikan bahwa pekerjaan telah memenuhi standar hasil yang baik.

Hal : STR-ARS/92 Paraf :


3.1. Sanitary Fixtures Test

Semua sanitary fixtures harus ditest dengan test aliran air dan harus tahan air (watertight).

PASAL 9 - PEKERJAAN FLOOR HARDENER

1.0. UMUM

1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, pengiriman,


penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan pera'atan.

b. Meliputi penyediaan bahan dan pekerjaan Floor Hardener, penyimpanan, persiapan


dan pemasangannya pada area yang telah ditentukan dalam gambar seperti ruang
ware house, loading dock, ruang ME, dan sebagainya.

c. Bagian yang terkait:


Pekerjaan Struktur lantai beton
Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan mekanikal seperti floor drain, selokan, grouting, dan sebagainya.

1.2. Referensi

a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar:


NI-18-1979
SII-0013-81
SII-077-75

b. Quality Assurance:

Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh


perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengaiaman yang sukses dan
diterima oleh Perencana.

c. Kualifikasi pekerja :
Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini
selama pelaksanaan, paharn terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan,
material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang
dibutuhkan.
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan Pengawas dan Pemberi
Tugas tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.

Hal : STR-ARS/93 Paraf :


1.3. Pengirinian (Submittals)
Kontraktor harus mengirim kepada Konsultan Pengawas, Pemberi Tugas dan Perencana
hal-hal sebagai berikut:

a. Contoh bahan Ftoor Hardener yang akan dipakai sesuai spesifikasi termasuk
technical specification dari pabrik pembuat.

b. Shop drawings yang menunjukkan:


1. Lay-out area yang akan dipasang floor hardener beserta detail-detail atau
potongan-potongan pada daerah-daerah yang sulit seperti pertemuan dengan
floor drain, selokan, dan sebagainya.
2. Mock-up untuk contoh finishing pemasangan untuk persetujuan Pengawas,
Pemberi Tugas dan Perencana.

c. Schedule penerapan Floor Hardener dikaitkan dengan pekerjaan-pekerjaanterkait


agar tidak terhambat dan memudahkan penerapannya.

1.4. Penyimpanan dan Perawatan

a. Produk dikirim dalam kemasan asli tertutup dari pabrik, tanpa cacat, rusak, dan
sebagainya.

b. Produk disimpan dalam gudang yang aman, terhindar dari air, kering, dan cukup
ventilasi.

1.5. Garansi

Kontraktor harus memberikan garansi-garansi sebagai berikut:

a. Garansi tertulis dari fabrikator bahan floor hardener selama 10 tahun untuk kualitas
produk.

b. Garansi tertulis dari kontraktor untuk hasil kerja, performance, dan penerapan sistem
yang benar selama 10 tahun.

2.0. BAHAN

2.1. Material

a. Material yang dipakai haruslah sesuai dengan finishing yang diinginkan, dan memiliki
daya adhesive yang kuat menyatu dengan adukan lantai.

b. Material yang dipakai harus sesuai dengan karakteristik yang sesuai dengan
kebutuhan pada ruang yang akan diterapkan dengan bahan tersebut.

Hal : STR-ARS/94 Paraf :


2.2. Dosis dan Merk

No Ruang/Pekerjaan Dosis Merk Keterangan

Lihat spesifikasi
1 R.M. & E 3 kg/m2 Warna Natural
material arsitektur

R. Service (Pantry, Lihat spesifikasi


2 3 kg/m2 Sesuai gambar
Gudang) material arsitektur

Lihat spesifikasi
3 Ramp / Parkir 5 kg/m2 Sesuai gambar
material arsitektur

3.0. PENERAPAN

3.1. Persiapan dan Pemeriksaan

a. Sebelum pemasangan bahan floor hardener, harus dipastikan area yang akan
dipasang sudat. bersih, bebas dari cacat-cacat beton.

b. Periksa bahwa tidak ada pekerjaan-pekerjaan lain yang sedang berlangsung disekitar
area agar tidak terganggu.

c. Untuk area yang terkena langsung atau tidak langsung dengan air hujan, harus
dipastikan bahwa pemasangannya dilakukan pada saat tidak turun hujan.

3.2. Pelaksanaan

a. Pembuatan cannpuran bahan adukan floor hardener harus sesuai dengan ratio yang
disarankan oleh pabrik pembuat.

b. Lakukan penerapan bahan adukan floor hardener pada suatu area dalam sekati guas,
atau biia area terialu luas lakukan perencanaan untuk tahapan berikutnya dimana
sambungan baru tidak akan terputus.

Hal : STR-ARS/95 Paraf :


PASAL 10 - PEKERJAAN KACA DAN CERMIN

1.0. UMUM

1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, pengiriman,


penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.

b. Meliputi penyediaan bahan-bahan kaca dan cermin pekerjaan arsitektur di dalam


bangunan, aksesori yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan termasuk
penyediaan sealant, persiapan dan pemeriksaan bagian-bagian yang akan dipasang
kaca dan cermin serta pemasangan kaca dan cermin.

c. Bagian-bagian yang terkait:


Pekerjaan Pintu / Kosen / Jendela Kayu, dan Aluminium
Pekerjaan Pasangan Dinding & Plesteran

d. Definisi:
Manufaktur yang digunakan pada bagian ini adalah perusahaan yang memproduksi
kaca primer atau kaca sesuai dengan definisi referensi kaca standar.

1.2. Referensi

a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar: N1-3-1970, dan SII 0189-78.

b. Quality Assurance:
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh
perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan
diterima oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
Publikasi bahan gelas : sesuai dengan publikasi yang direkomendasi oleh pabrik gelas
dan organisasi dibawahnya, kecuali terdapat persyaratan-persyaratan yang lebih ketat
ditunjukkan. Mengacu kepada publikasi dibawah ini untuk persyaratan kaca dan bukan
sebaliknya.

1. FGMA publication : FGMA Glazing Manual"

c. Safety Glass : produk sesuai dengan ANSI 297.1 dan persyaratan testing dalam 16
CFR Part 2101 untuk kategori II produk.

d. Kualifikasi glasur : memiliki pengalaman glasur yang telah menyelesaikan bahan kaca
yang sama, dan ditambah dengan yang diindikasikan dalam proyek dengan record
yang sukses dalam pelayanan.

e. Tanggung jawab produk kaca untuk satu sumber:


Pakailah kaca dari satu sumber untuk setiap produk yang ditunjukkan dibawah:
1. Primary Glass untuk setiap tipe dan kelas yang ditunjukkan (ASTM C 1036)
Hal : STR-ARS/96 Paraf :
2. Heat-treated glass untuk setiap kondisi yang ditunjukkan (ASTM C1048).

f. Testing adhesi dan kesesuaian pra-konstruksi:


Kirimkan ke pabrik sealant, contoh untuk setiap kaca, gasket, aksesori kaca, member
frame kaca, yang akan melekat atau mempengaruhi sealant kaca untuk testing
kesesuaian dan adhesi seperti yang ditunjukkan di bawah ini:

1. Pakailah standar metode test pabrik sealant untuk menentukan Jika primer dan
teknik persiapan spesifikasi lain dibutuhkan untuk kecepatan, adhesi, dan
penyaluran yang optimum dari sealant pada substrates (dasar bagian yang
dicheck).

2. Kirimkan tidak kurang dari sembilan potong setiap tipe dan finish dari frame kaca,
dan tiap tipe, kelas, jenis, kondisi dan bentuk kaca (monolitik, laminated, unit
insulasi) untuk testing adhesi, termasuk satu sampel untuk setiap aksesori kaca
(gasket, setting block, dan spacers) untuk kesesuaian test.

3. Schedule kecukupan waktu untuk test dan analisa hasil untuk menghindari
penundaan dalam pekerjaan.

4. Investigasi material dan adhesi yang tidak kompatible/sesuai dan dapatkan


rekomendasi tertulis dari pabrik sealant untuk mengukur koreksi, termasuk
pemakaian special primer.

5. Testing tidak akan dibutuhkan bila pabrik sealant kaca dapat mengirimkan data-
data yang dibutuhkan yang diterima oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas
dan harus didasarkan pada testing sebelumnya untuk produk sealant yang
sekarang digunakan untuk adhesi dan kesesuaian dengan material kaca yang
diusulkan / diberikan.

g. Rapat sebelum pemasangan :


Aturlah pertemuan di site office untuk memastikan kebutuhan / syarat-syarat dalam
divisi "project meeting".

1.3. Pengiriman (Submittals)

Kontraktor harus mengirimkan hal-hal berikut untuk persetujuan Pengawas, Pemberi


Tugas dan Perencana.

a. Data produk dari setiap produk kaca sesuai spesifikasi.

b. Sampel untuk tujuan verifikasi sebanyak 3 (tiga) set ukuran 300 mm x 300 mm dari
setiap tipe kaca yang ditunjukkan dalam spesifikasi (kecuali untuk produk kaca bening
/ monolitik) untuk setiap tipe dari sealant dan gasket yang diekspose dan teriihat.
Pasanglah contoh sealant dan gasket diantara 2 garis material yang mewakili warna
dalam sambungan sistem pada kosen.
Hal : STR-ARS/97 Paraf :
c. Sertifikat produk dengan tanda pabrik kaca yang menjamin produk mereka sesuai
dengan spesifikasi yang diperlukan :
Sertifikat terpisah tidak diperlukan untuk produk kaca dengan label permanen pabrik
yang menunjukkan tipe dan ketebalan kaca. Berikan label yang mewakili program
yang menunjukkan tipe dan ketebalan kaca. Berikan label yang mewakili program
Quality Control dari agen sertifikat atau agen pengetesan independen yang dapat
diterima oleh jurisdiksi otoritas.

d. Kesesuaian dan laporan test adhesi dari pabrik sealant yang menunjukkan bahwa
material kaca di test untuk kesesuaian dan adhesi dengan sealant kaca. Ikutkan
interprestasi pabrik sealant dalam hasil test relatif terhadap performance sealant dan
rekcmendasi untuk primer dan persiapan bagian dasar yang diperlukan untuk adhesi.

1.4. Penyimpanan dan Perawatan

a. Undungi material kaca sesuai dengan petunjuk pabrik dan sesuai dengan yang
diperlukan untuk menghindari kerusakan pada kaca dan sealant kaca dari
kondensasi, perubahan temperatur, pengaruh langsung matahari, atau sebab-sebab
lain.

b. Material sealant kaca.


Material sealant harus dikirimkan dalam kemasan tertutup, identifikasi lengkap
dengan nama, warna, ukuran, kekerasan, tipe, kelas dan grade. Simpanlah semua
bahan kaca dan sealant bebas dari kerusakan dan sesuai dengan rekomendasi yang
ketat dari pabrik.

2.0. BAHAN

2.1. Sistem Persyaratan Performance

a. General : siapkanlah sistem kaca yang dibuat, difabrikasi, dan dipasang untuk
mendukung perubahan suhu normal, beban angin, tekanan angin (dimana
diperlukan), tanpa kegagalan, kehilangan, dan patah pada atribut kaca seperti :
kegagalan pembuat, fabrikasi dan pemasangan; kegagalan sealant dan gasket untuk
bertahan anti-air dan tahan/kedap udara; kerusakan material kaca, dan kerusakan
konstruksi.

b. Desain kaca : ketebalan kaca yang ditunjukkan dalam gambar hanya untuk detail.
Konfirmasikan ketebalan kaca dengan analisa beban-beban proyek dan kondisi
pelayanan. Siapkan kaca dengan variasi ukuran bukaan untuk ketebalan dan
kekuatan (penguatan dan pengaturan terhadap panas) agar sesuai atau dapat
melampaui kriteria-kriteria berikut:
1. Ketebalan kaca minimum secara nominal untuk kaca exterior adalah 8 mm, atau
lebih tebal sesuai gambar.

2. Ketebalan kaca float dengan warna sehingga ada penyerapan panas untuk setiap
warna (tint) adalah sama untuk seluruh bagian dalam proyek ini.

3. Ketebalan minimum kaca dalam bidangnya, apakah terjadi dari kaca yang
diperkuat atau penyesuaian panas, akan dipilih sehingga kemungkinan kegagalan
tidak melewsti hal-hal berikut:

Hal : STR-ARS/98 Paraf :


8 lembar per 1000 lembar di set secara vertikal atau tidak lebih dari 15 dari garis
vertikal dan pada gerakan angin. Tentukan ketebalan minimum kaca monolitik
yang diperkuat sesuai dengan ASTM E 1300.

Untuk kaca lain selain kaca monolitik yang diperkuat (monolitic annealed glass)
tentukan ketebalan sesuai dengan standar metode analisa pabrik kaca termasuk
faktor pengaturan pemasangan (applying adjustment factors) sesuai ASTM E
1300 berdasarkan tipe dari kaca.

c. Gerakan suhu normal dihasilkan dari perubahan maksimum berikut (range) dalam
ambient dan perlakuan temperatur permukaan pada member dari frame kaca dan
komponen kaca. Kalkulasi rekayasa dasar pada temperatur permukaan sebenarnya
pada material karena solar heat gain dan nighltime sky heat loss. Perubahan
temperatur (range) : 120F (67C). ambient : 180"F (100"C), permukaan material.

2.2. Produk

a. Kaca untuk jendela dan pintu interior:


Semua kaca harus tercantum label dari pabriknya dan harus sesuai dengan
persyaratan yang diperlukan dalam spesifikasi berikut:
1. Kaca One Way

Ukuran : sesuai dengan yang tertera pada gambar.


Tebal : 6 mm
Kontraktor harus membuat perhitungan keutuhan ketebalan kaca untuk
ukuran-ukuran yang lebar, yaitu melebihi lebar 1.00 m dan panjang 2.00 m.

2. Kaca Interior:
a. Cermin:
Tebal : 5 mm sesuai dengan luas bidang cermin, warna clear.
Syarat-syarat kelengkapan pemasangan untuk kaca cermin
adalah:
Merupakan High Quality Polished Plate Mirror.
Dipasang pada plywood tebal 15 mm dan ditopang oleh rubber
pad tebal 15 mm pada setiap jarak 40 cm sehingga tidak
berjamur.
Bonding agent : Epoxy based adhesive
Fixing system : Concealed anchor
Jenis : Kayu profil

b. Kaca untuk jendela, pintu.


Tebal : sesuai gambar

2.3. Merk

Merek yang direkomendasikan adalah : lihat spesifikasi material arsitektur.

Hal : STR-ARS/99 Paraf :


3.0.PENERAPAN

3.1. Pemeriksaan

a. Ukuran kaca harus ditentukan berdasarkan pengukuran lapangan yang sebenarnya


dari frame/bingkai untuk menerima bidang kaca.

b. Berilah peluang untuk ekspansi, kontraksi, dan pergerakan serta tambahkan bantalan
dan jepitan yang baik. Identifikasi tipe kaca pada saat dikirim ke site dan saat
pemasangan.

c. Periksa seluruh permukaan urituk menerima bagian-bagian yang telah disebutkan


sesuai spesifikasi.

d. Review schedule dan prosedur pemasangan kaca, termasuk metode pengangkatan


kaca. pemakaian material kaca, pemasangan gasket dan removable stops-

3.2. Pemasangan

a. Pekerja pemasangan kaca haruslah orang yang telah memiliki pengalaman clalam
bahan dan sistem pemasangan kaca. Pergunakan alat dan perlengkapan yang
direkomendasikan oleh pabrik kaca.

b. Ukurlah semua bukaan dan potonglah kaca dengan tepat agar cocok dengan setiap
bukaan dengan kelonggaran pada tepi-tepi yang disyaratkan.

c. Berilah primer pada permukaan bingkai untuk menerima panel kaca sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik, dengan memakai primer yang direkomendasikan.

d. Pasanglah setting blocks pada posisi kira-kira seperempat dari sill. Gunakanlah block
dengan ukuran yang memadai untuk menyangga kaca sesuai dengan rekomendasi
dari pabrik.

e. Berilah ruang/spasi untuk kaca terhadap pengakhiran kecuali terdapat gasket dan tape
yang kontinyu, dengan minimum 2 (dua) perenggang / pembatas pada setiap sisi dari
kaca.

Berikan sealant dengan ketebalan yang sama dengan kaca atau sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar. Berikan jumlah yang dibutuhkan untuk jepitan minimum 9
mm pada kaca pada ke 4 sisi-sisinya.

f. Pada keadaan terpasang bila ditutup dan dibuka, kaca-kaca tidak boleh bergetar yang
menandakan kurang sempurnanya pemasangan seal disekeliling kaca.

g. Selain tidak boleh bergetar, pemasangan seal harus dapat menjamin bahwa tidak akan
terjadi kebocoran yang diakibatkan oleh air hujan dan udara luar

h. Pemasangan panel kaca sebaiknya dilakukan dari arah dalam bangunan, untuk
memudahkan penggantian.

Hal : STR-ARS/100 Paraf :


PASAL 11 --PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSITE PANEL/METAL (ALUMINIUM
CLADDING)

1.0. UMUM

1.1. Ketentuan Umum

Sebelum pekerjaan pembuatan dan pemasangan dinding aluminium dilakukan,


maka :

a. Pemborong wajib mengadakan pemeriksaan dan pengukuran agar tahu ukuran


dinding / plafon aluminium pada area yang akan dipasang aluminium metal.

b. Pemborong harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh bahan yang akan


digunakan dan membuatkan mock-up untuk mendapatkan persetujuan Pemberi
Tugas dan Perencana.

c. Bahan yang cacat tidak boleh digunakan, bahan yang dipasang harus sesuai
contoh yang sudah disetujui Pemberi Tugas dan Perencana.

d. Pemborong harus membuat shop drawing.

1.2. Lingkup Pekerjaan

a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, pengiriman,


penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.

b. Pengadaan dan pemasangan panel-panel aluminium pada selubung luar


bangunan, sesuai dengan gambar rencana.

c. Pengadaan dan pemasangan panel-panel aluminium sebagai "caping" pada


perapat-perapat pembatas ruang dalam dengan curtain wall.

d. Pengadaan dan penempatan sealant pada naad penghubung antar panel, pada
hubungan panel dengan dinding / plafon aluminium, pada pertemuan panel
dengan bidang-bidang lain yang akan terkena air hujan, dan hubungan-hubungan
panel lainnya, sesuai dengan gambar rencana.

e. Pengadaan dan pemasangan rangka-rangka penggantung dan rangka-rangka


pengaku panel.

1.3. Referensi

a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar:

ASTM A D747m D903, D790 dan E330


BS 476 Part 5, 6, 7 untuk Cubicle High Density Board

Hal : STR-ARS/101 Paraf :


b. Quality Assurance:
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh
perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan
diterima oleh Pemberi Tugas.

c. Kualifikasi pekerja :
Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini
selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan, material, serta metode yang dibutuhkan selarna pelaksanaan.
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang
dibutuhkan.
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan Pengawas, Pemberi
Tugas, dan Perencana tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang
skill-nya.

1.4. Pengiriman (Submittals)

a. Kontraktor harus mengirimkan contoh bahan dan sistem partisi yang akan
dipakai lengkap dengan tehnikal spesifikasi dan label dari pabrik pembuat.

b. Mengirimkan shop drawing yang menunjukkan sistem pemasangan partisi dan


sistem sambungan/hubungan dengan bagian-bagian lain seperti jendela, pintu,
penguat-penguat yang dipakai, hubungan dengan dinding, ceiling, plat beton
lantai, dan sebagainya untuk disetujui Pemberi Tugas.

c. Mengirimkan schedule pemasangan yang dikoordinasikan dengan bagian-


bagian/ kepentingan-kepentingan terkait lain pada area yang sama untuk
disetujui Pemberi Tugas.

d. Membuat mock-up hubungan yang sebenarnya termasuk untuk masalah


hubungan-hubungan yang sulit.

1.5. Penyimpanan dan Perawatan

a. Kontraktor harus menyimpan dan merawat bahan-bahan yang akan dipakai


pada tempatyang kering, terlindung, dan ventilasi secukupnya.

b. Rangka pasangan besi harus sudah dicat dasar zynchromate untuk


memudahkan dan menghemat waktu kerja.

1.6. Garansi

Kontraktor harus memberi garansi untuk kerapihan kerja, kebenaran sistem,


kekokohan, ketahanan partisi terhitung 1 tahun dari telah selesainya pemasangan
ruang interior dan alat-alat yang menempel pada partisi atau atas petunjuk Pemberi
Tugas.

Hal : STR-ARS/102 Paraf :


2.0. BAHAN

1. Panel aluminium type tray panel atau setara, tebal 4 mm composite, finish
PVDF.

2. Sealant : Silicone Building Sealant sesuai dengan yang direkomendasikan oleh


pabrik panel tersebut.

3. Produk : lihat spesifikasi material arsitektur


Ukuran : sesuai gambar rencana
Warna : ditentukan kemudian
4. Rangka : aluminium profil

5. Aluminium Composite Metal/Panelharus memiliki karakteristik sebagai berikut:

Standard : 1220 (W) x 1220 (L) x 4 mm (T)


Rangka Curtain Wall : Aluminium U Chanel (70 x 50 x 75 x 3 mm)
(25 x 50 x 25 x 3 mm)
Type : 4 mm (ASTM D792) 5,6 kg/m2.
Sound Insulation : 25 dB
3.0. PEMASANGAN

3.1 Panel yang dipakai harus bebas dari cacat dan pada saat pemasangan, pemnukaan
yang difinish harus diiindungi dengan lapisan PVC yang melekat pada permukaan
panel.

3.2 Penyambungan panel dengan rangkanya ataupun dengan panel lainnya hanya
dilakukan pada naad-naad yang telah disediakan. Pada permukaan panel sama
sekali tidak diperkenankan diadakan pelubangan-pelubangan.

3.3 Rangka panel terdiri dari profil-profil besi siku yang dipasang sehingga
memungkinkan penyetelan panel secara vertikal maupun horisontal.

3.4 Sealant dipasang setelah permukaan-permukaan yang akan dilapisi telah


dibersihkan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pembersihan yang dikeluarkan
pabrik.

3.5 Pemasangan sealant, back up material dan lain-lain semua harus mengikuti
ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan pabrik pembuat bahan sealant.

3.6 Sebelum pemasangan panel, pemborong harus menyerahkan shop drawing kepada
Pemberi Tugas dan Perencana untuk diperiksa.
Shop drawings tersebut minimal harus memperlihatkan :
Type-type panel yang akan dipasang, lengkap dengan dimensi dan bentuk-
bentuk lipatannya serta tempat-tempat di mana tiap type panel tersebut akan
dipasang.

Hal : STR-ARS/103 Paraf :


Bagian-bagian dari hubungan panel yang akan dilapisi sealant, naad-naad,
hubungan dengan kusen aluminium dan lain-lain.
Profil-profil besi yang akan dipakai untuk memegang panel serta cara
hubungannya dengan panel.
Pertemuan panel tidak boleh dilaksanakan sebelum shop drawing di atas
mendapat persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas dan Perencana.

Gambar-gambar tersebut dibuat dengan skala yang cukup besar sehingga


memudahkan pemeriksaan.Pemasangan panel tidak boleh dilaksanakan sebelum
shop drawing diatas mendapat perseiujuan tertulis dari Pemberi Tugas dan
Perencana.

PASAL 12 -- PEKERJAAN ALAT PENGUNCI DAN PENGGANTUNG

1.0. UMUM

1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, pengiriman,


penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.

b. Meliputi penyediaan alat pengunci dan penggantung (Finished Hardware /


Ironmongery) yang dibutuhkan untuk mengayun (swing), sliding, folding untuk
pintu dan jendela, termasuk semua aksesoris yang dibutuhkan untuk
pemasangan dan operasional pintu/jendela dengan baik.

Selain itu pekerjaan-pekerjaan seperti memasang dan melakukan set


Ironmongery pada pintu/jendela, membuat lubang/tempat pada pintu-pintu/
jendela-jendela besi/kayu/aluminium juga harus termasuk dalam bagian dari
pasal ini.

Bagian-bagian atau aksesoris yang termasuk dalam pasal ini adalah :


hinges/engsel, lock cylinder dan kunci, lock dan latch set, belts, push/pull unito,
alat-alat control pintu (miscellaneous), unit-unit trim pintu, protection plates, door
closer, door stopper, sound tripping untuk pintu-pintu interior, automatic drop
seals/door bottom dan bagian-bagian lain yang diperlukan.

c. Bagian yang terkait:


Pekerjaan Kosen/Pintu/Jendela Kayu
Pekerjaan Kosen/Pintu/Jendela Aluminium
Pekerjaan Kosen/Pintu Besi
Pekerjaan Finishing lantai keramik, marmer/granit
Pekerjaan Lantai
Desain Pintu
Hardware
Aksesories

Hal : STR-ARS/104 Paraf :


1.2. Referensi

a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar:


JISA5511
JISSus304
ASTMA156-1-81
ASTM A 156-2-92
ASTM A 156-4-86 .
ASTM A 156-15-60

b. Quality Assurance:
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus
diproduksiolehperusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai
pengalaman yang suksesdanditerima oleh Konsultan Pengawas dan
Pemberi Tugas.

Single Source Responsibility ; setiap tipe hardware harus berasal dari


fabrikator / pembuat tunggal bila tersedia. Bila ada perbedaan surnber,
rnintalah persetujuan Konsultan Pengawas, Pemberi Tugas dan
Perencana.

Fire rated openings : sediakan hardware untuk pintu-pintu tahan api (fire
rated) yang memenuhi persyaratan-persyaratan yuridiksi otoritas.
Sediakan hanya item-item hardware pintu yang terdapat dalam list dan
identik dengan produk-produk yang ditest oleh organisasi testing dan
inspeksi yang diterima oleh jurisdiksi otoritas dan tunduk pada
persyaratan-persyaratan pintu tahan api (fire rated) dan label pada kosen
pintu.

c. Kualifikasi Pekerja :
Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian
ini selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan, material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang
dibutuhkan.
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan Pengawas,
Pemberi Tugas, dan Perencana tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau
kurang skill-nya.

1.3.Pengiriman (Submittals)

Kontraktor harus mengirimkan hal-hal berikut sesuai kondisi kontrak dan


persyaratan-peryaratan spesifikasi:

a. Sertifikat pemenuhan dan laporan test.

Hal : STR-ARS/105 Paraf :


Kontraktor harus mengirimkan sertifikat laporantest kepada Pengawas, Pemberi
Tugas, dan Perencana untuk persetujuan, bersamaan dengan pengiriman
hardware sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang dispesifikasikan disini.

b. Hardware list dan katalog


Sebelum hardware dikirim ke site, kontraktor harus mengirimkan kepada
Konsultan Pengawas, Pemberi Tugas dan Perencana hardware list untuk
persetujuan sebanyak rangkap empat, yang mendata setiap item hardware yang
dibuat disertai dengan katalog pabrik untuk setiap item hardware dengan
memakai form berikut:

Hardware Reference Manufactures UL marked (if BHMA Finish


Item Publication number and fire rated and Designation
Type Catalog number instead)

c. Data-data produk termasuk data produk teknis dari pabrik untuk setiap item
hardware pintu, instruksi pemasangan, maintenance untuk finish dan bagian-
bagian yang bergerak, dan informasi-informasi lain yang dibutuhkan untuk
menunjukkan pemenuhan persyaratan-persyaratan.

d. Final hardware schedule yang terkoordinasi dengan pintu-pintu, kosen-kosen


dan pekerjaan-pekerjaan lain untuk memastikan ukuran yang tepat, ketebalan,
pengepasan dan finish dari hardware pintu/'jendela.

1. Final hardware schedule berisi ; item-item berdasarkan hardware yang


ditunjukkan, schedule yang telah diaturke dalam hardware set yang
menunjukkan penandaan secara lengkap dari setiap item yang dibutuhkan
untuk setiap pintu atau bukaan. Cantumkanlah informasi-
informasi berikut:
Tipe, style, fungsi, ukuran dan finish untuk setiap item hardware
Nama dan manufaktur untuk setiap item
Pengencangan (fastener) dan informasi lain terkait
Lokasi uniuk setiap referensi (cross reference) hardware set untuk
ditunjukkan dalam gambar-gambar denah dan schedule pintu dan
kosen.
Penjelasan rnengenai singkatan-singkatan, simbol-simbol dan kode
yang terdapat dalam schedule.
Lokasi pemasangan (mounting) untuk hardware
Ukuran dan material dari pintu
Informasi kunci-kunci

2. Submital Squence
Kirimkan draft initial dari final schedule bersama-sama dengan data produk
sebagai informasi/data fabrikasi/instalasi dari pekerjaan/bagian terkait dalam
schedule pelaksanaan proyek. Kirimkan schedule final sampel, produk data,
koordinasi dengan shop drawings dalam pekerjaan-pekerjaan terkait lain,
schedule pengiriman dan informasi sejenis. .

3. Schedule sistem kunci : kirimkan schedule detail sistem kunci terpisah yang
Hal : STR-ARS/106 Paraf :
menunjukkan dengan jelas bagaimana instruksi final pemilik dalam
melakukan penguncian (operasional), telah dipenuhi.

e. Sampel dari setiap tipe hardware yang diekspose lengkap dengan finishing dan
label berisi deskripsi lengkap dengan jadwal koordinasi sesuai schedule.
Kirimkan sampel sebelum pengiriman hardware schedule. Sampel akan
dikembalikan kepada supplier.

f. Pengiriman sistem kunci : sebelum kunci dikirim ke lapangan, kirimkan sistem


penguncian yang lengkap (Keying System) untuk persetujuan Konsultan
Pengawas, Pemberi Tugas, dan Perencana.

g. Templates untuk pintu-pintu, kosen-kosen dan pekerjaan-pekerjaan lain yang


dispesifikasikan harus disiapkan oleh pabrik/factory untuk pemasangan
hardware pintu/jendela. Check shop drawings pada pekerjaan-pekerjaan lain
untuk memastikan bahwa telah ada persiapan yang cukup dibuat untuk
menempatkan dan memasang hardware pintu/jendela yang sesuai pada
persyaratan yang ditunjukkan.

1.4.Penyimpanan Produk

a. Hardware harus dikirim ke site dalam kemasan tertutup asli dari


pabrik/fabrikator.

b. Tandai setiap item atau kemasan terpisah dengan identifikasi yang berkaitan
dengan schedule final hardware, dan cantumkan instruksi pemasangan untuk
setiap item ataukemasan.

c. Kemasan hardware pintu/jendela adalah merupakan tanggung jawab supplier.


Karena ada kemungkinan material diterima oleh supplier dari berbagai
fabrikator, sortirlah dan kemas kembali dalam kontainer/kemasan dan tandai
dengan jelas untuk nomor set dari hardware agar match dengan nomor-nomor
schedule hardware yang telah disetujui. Dua atau lehih nomor set yang identik
dapal dikemas dalam satu kemasan.

d. Lakukan penyimpanan dengan berhati-hati untuk menghindari cacat/rusak dari


material selama penyimpanan.

e. Setiap perubahan kunci harus diberi tanda atau sebaliknya ditandai pada pintu
untuk tipe silinder akan digunakan.

f. Inventarisasikan hardware pintu secara bersama-sama dengan wakil dari


supplier hardware dan supplier pemasang (installer) sampai masing-masing
merasa puas dan jumlah yang akan dipakai benar.

g. Berikan pengaman untuk hardware pintu-pintu yang dikirim ke proyek, tapi


belum dipasang. Kontrolah penyimpanan dan pemasangan item-item hardware
agar tidak tertukar sehingga penyelesaian pekerjaan tidak terhambat karena
kehilangan, baik sebelum dan setelah pemasangan.

Hal : STR-ARS/107 Paraf :


1.5. Garansi

Kontraktor harus memberikan garansi sebagai berikut:

a. Garansi tertulis dari fabrikator untuk lalu lintas bahan finishingnya, ketahanan
dan kekuatan dalam operasional selama 20 tahun.

b. Garansi tertulis dari kontraktor/supplier/installer untuk ketepatan sistem


pemasangan, kebenaran pemasangan dan kelengkapan (miscellaneous) yang
dibutuhkan dalam pemasangan hardware.

2.0. BAHAN

2.1. Material

a. Semua item hardware yang dipasang pada fungsi-fungsi yang sama harus
berasal dari satu pabrik/manufaktur bila memungkinkan. Semua lockset harus
berasal dari satu pabrik dan silindernya haruslah dapat ditukar-tukar.

b. Semua item hardware dalam pintu masuk toilet (toilet entry), kecuali engsel dan
door closer, harus dilengkapi dengan wrought aluminium yang setara dalam
berat dan ketebalannya dengan item hardware yang dispesifikasikan dari salah
satu bahan wrought atau cast bronze.

c. Hardware harus memiliki standard finishing berikut:


1. Stainless steel chrome atau hairline sesuai yang ditunjukkan
2. Satin chrome
3. Brass finish

d. Persyaratan-persyaratan design, grade, fungsi-fungsi, finish, ukuran dan kualitas


dari setiap tipe dan finish hardware ditunjukkan dalam "hardware schedule"
pada akhir dari pasal ini.

e. Produk yang diusulkan adalah : lihat spesifikasi material arsitektur.

2.2. Matorial dan Fabrikasi

a. Cetakan nama pabrik : jangan memakai produk yang memiliki cetakan nama
manufaktur atau daftar merk yang tertera dengan bagian yang terlihat (hilangkan
cetakan yang removable) kecuali bila berkenan dengan label tahan api (fire
rated) yang dibutuhkan, atau sesuai persetujuan Perencana, Konsuitan
Pengawas, dan Pemberi Tugas.

b. Base metal: produk dari unit hardware harus dibuat dengan metode basic metal
dan forming method yang sesuai standard metal alloy manufaktur, termasuk
komposisi, temper dan kekerasannya, tapi tidak ada unit casing yang
kualitasnya lebih rendah dari yang dispesifikasikan sesuai finishing yang
ditunjukkan.

Hal : STR-ARS/108 Paraf :


c. Fastener : sediakan hardware yang dibuat untuk kesesuaian dengan pembuat
cetakan (template). Secara umum siapkan pemasangan dengan memakai
mesin pemasang sekrup. Jangan pakai hardware yang telah disiapkan dengan
self topping metal screw, kecuali ditunjukkan dalam spesifikasi.

d. Lengkapilah sekrup untuk pemasangan hardware. Lakukan dengan sistem


sekrup, Philips flot-head kecuali ditunjukkan lain.

Tutuplah sekrup yang terbuka (dalam setiap kondisi) agar cocok dengan finish
hardware atau bila terbuka pada permukaan bagian pekerjaan lain yang
berdekatan agar sesuai dengan finishing bagian pekerjaan lain tersebut
sedekat/semirip mungkin termasuk mempersiapkan permukaan cat dan
memeriksa finishing cat.

e. Pasanglah fastener tersembunyi (concealed fastener) untuk hardware unit yang


terekspose pada kondisi bila tidak ada standard unit yang tersedia dengan
fastener tersembunyi.
Jangan memakai thru-bolts untuk pemasangan dimana bolt head atau mur pada
muka yang berlawanan diekspose pada bagian pekerjaan lain, kecuali
pemakaiannya hanya dipakai untuk memperkuat jenis pekerjaan pengencangan
hardware dengan aman. Bila thru-bolts digunakan sebagai alat untuk
memperkuat bagian pekerjaan, siapkanlah sleeves untuk setiap thru-bolts atau
gunakan screw fastener.

2.3. Butt Hinges, Hinges, Pivots

a. Templates : kecuali untuk engsel-engsel dan pivots yang akan dipasang


menyeluruh (pada kedua daun) pada pintu-pintu dan kosen, pasanglah hanya
unit-unit produk template.

b. Sekrup : sediakan sekrup Philips Flat-Head yang sesuai dengan kebutuhan


berikut:
1. Untuk kosen dan pintu-pintu metal pasanglah sekrup mesin pada lubang
yang telah di drilling dan di tapping.
2. Untuk kosen dan pintu-pintu kayu gunakan sekrup kayu.
3. Untuk pintu tahan api (fire-rated) pasanglah sekrup ukuran 12 x inch tipe
threaded-to-the-head steel.
4. Finishlah kepala sekrup agar match dengan permukaan engsel dan pivot.

c. Hinge Pins : kecuali disebutkan berbeda, sediakanlah hinge pins sebagaiberikut:


1. Outswing exterior doors : Non removable pins
2. Interior doors : Nonrising pins
3. Tips : ratakan button dan matching plugs, finishing agar match dengan
daun.

Hal : STR-ARS/109 Paraf :


d. Jurnlah engsel : sediakan jumlah engsel yang ditunjukkan dan tidak kurang dari
3 engsel untuk setiap daun pintu untuk pintu ukuran tinggi 2.150 mm, dan satu
engsel tambahan untuk setiap tambahan 75 cm tinggi.

Pintu tahan api : tidak kurang dari 2 buah engsel untuk setiap daun pintu untuk
pintu dengan tinggi 2.100 mm atau kurang dengan aturan yang sama untuk
penambahan tinggi.

2.4. Lock Cylinders dan Keying

a. Multiple Building System : kecuali disebutkan khusus, buatlah satu sistem


grand masterkey untuk proyek.

b. Review sistem kunci dengan Pemberi Tugas dan sediakan tipe yang diminta.

c. Lengkapi lock dengan silinder untuk interchangeable core pins tumbler inset.
Pasanglah hanya untuk sementara waktu pada periode konstruksi, dan
bukafah kembali bila diminta.

Pekerjaan furnishing final cores dan kunci untuk pemasangan adalah oleh
Pemberi Tugas.

d. Lengkapi locks dengan high-security silinder yang sesuai persyaratan,


performance untuk grade 1 silider yang telah di test untuk persyaratan anti
congkel dan drilling.

e. Metals : bagian-bagian lock silinder dikonstruksi dari brass atau bronze,


stainless steel, atau silver nickel.

f. Sesuaikan dengan permintaan Pemberi Tugas untuk master key, kecuali


ditunjukkan khusus, dengan individual change key untuk setiap Sock yang
bukan berupa kunci salinan (keyed alike) dalam group lock-lock yang
berhubungan. Tuliskan dengan permanen untuk setiap kunci sesuai jumlah
lock yaltu pada identifikasi silinder, simbol kunci pembuat, dengan notasi "Do
not Duplicate".

g. Materialkunci: hanya Nickel Silver

h. Jumlah kunci : lengkapi dengan 3 buah anak kunci untuk setiap lock, 5
masterkey untuk setiap master system, dan 5 grand master key untuk setiap
grand master system.

2.5. Key Control System

Sediakan key control system termasuk cover, label, tanda dengan self-locking key
clips, receipts forms, 3-way visible card index, tanda sementara, tanda permanen,
dan standard metal cabinet, semuanya sesuai rekomendasi dari sistem manufaktur,
dengan kapasitas untuk 150% dari jumlah lock yang dibutuhkan untuk proyek.

a. Sediakan sistem cross index yang lengkap yang di set pabrik kontrol kunci, dan
tempatkan kunci-kunci pada cantolan dalam kabinet sesuai schedule final key.

Hal : STR-ARS/110 Paraf :


b. Sediakan kabinet tipe hinged-panel untuk digantung di dinding.

2.6. Locks, Latches dan Bolts

a. Penting ; pasanglah standard wrought box strike dari pabrik untuk setiap latch
atau lock bolt, dengan lidah melengkung melewati protect frame. Finishing
harus match dengan hardware set, kecuali ditunjukkan berbeda.

1. Pasanglah flat lip strikes untuk lock sebanyak 3 buah, dengan latchbolt
yang anti friksi sesuai rekomendasi pabrik.
2. Pasanglah extra long strike lips untuk lock digunakan frame dengan asing
frame dari kayu.

3. Pasanglah recess type top strikes untuk bolts locking pada head frame,
kecuali disebutkan berbeda.

4. Pasanglah dust-proof striker untuk foot bolts, kecuali kaiau pada special
treshold construction terdapat non recessed strike untuk bolt.

5. Pasanglah roller type strike yang direkomendasikan oleh fabrikator latch


dan lock unit.

b. Lock throw : pasanglah throw latch ukuran minimum 16 mm pada sepasang


pintu, dan sesuaikan dengan persyaratan throw bolt dan latch bolt pada bukaan
fire-rated. Sediakan ukuran throw bolt minimum 12 mm untuk bored dan
preassemble type unutk lock, dan minimum 18 mm throw latch untuk mortice
lock. Sediakan ukuran minimum 2,5 cm throw untuk semua dead bolt.

c. Flush bolt heads : ukuran minimum diameter 12 mm rod dari brass, bronze
atau stainless steel dengan panjang rod minimum 30 cm. Untuk pintu-pintu
dengan tinggi sampai dengan 2150 mm sediakan rod yang lebih panjang
sesuai dengan kebutuhannya untuk pintu-pintu yang lebih tinggi dari 2.150 mm.

d. Exit device dogging : kecuali untuk pintu-pintu fire-rated dimana door closer
tersedia dan dilengkapi dengan exit devices, lengkap unit-unit dengan alat
keyed dogging untuk menahan latch bolt dalam posisi tertarik, saat sistem
bekerja.

e. Rabbeted doors : bila rabbeted door stiles ditunjukkan, sediakan special


rabbeted front untuk lock dan latch unit dan bolt.

2.7. Push / Pull Units

Concealed fastener : sediakan sistem fastener khusus dari pabrik untuk


pemasangan, thru-bolt agar match pada sepasang unit (tidak untuk single unit).

2.8. Door Closer dan Door Control Devices

a. Ukuran unit : kecuali sebalinya disebut secara spesifik, sesuaikan rekomendasi


manufaktur untuk ukuran unit door control tergantung dari ukuran pintu,

Hal : STR-ARS/111 Paraf :


pengaruh terhadap cuaca dan antisipasi frekwensi pemakaian. Sediakan paralel
arms untuk semua overhead closer, kecuali disebutkan sebaliknya.

b. b. Access Free Manual Closers : bila manual closer ditunjukkan pada pintu-pintu
yang dibutuhkan untuk akses orang cacat (handicapped), sediakan unit yang
dapat diatur (adjustable) untuk memberi dorongan gaya pada bukaan pintu dan
penutupan dengan sistem delayed.

c. Combination Door Closer and Holders : sediakan unit-unit design untuk


memegang pintu pada posisi terbuka pada pemakaian normal dan untuk
metepaskan dan menutup pintu secara otomatis dalam kondisi kebakaran.
Gabungkan design mekanisme intogral electromagnetic holder untuk digunakan
bersama fire detector, dengan memakai normally closed switching contact.

d. Flush Floor Plates : sediakan finish metal flush floor plates untuk floor closer
kecuali bila terdapat freehold, dan cover plate dispesifikasikan menjadi bagian
integral dari treshold. Finishlah floor plate agar match dengan hardware sets,
kecuaii kalau disebutkan khusus.

e. Recessed Floor Plates : sediakan recessed floor plate pada tempat dimana
tidak ada treshold dan floor closer pada area resilient flooring, stone flooring,
atau teraso. Recess plate akan dipasang dan insert pada bahan floor finish
pada ketebalan normal sesuai yang ditunjukkan. Sediakan extended spindle
pada door closer yang mungkin dibutuhkan untuk mengakomodasikan
ketebalan floor finish. Bila pada lantai teraso terdapat metal devider atau
expansion strip, buatlah agar exposed ring dari recessed floor plate match
dengan metal door closer atau floor strip.

f. Sediakan block resilient untuk exposed bumper.

2.9.Door Trim Unit

a. Fastener : pasanglah standard exposed fastener dari pabrik untuk door trim unit

terdiri dari sekrup yang dipasang dengan mesin atau self-tapping screws.

b. Fabrikasi tepi trims dari stainless steel untuk dipaskan pada tebal pintu sesuai
panjang standard atau agar match dengan ketinggian protection plate.

c. Fabrikasi protection plate tidak lebih dan 4 cm lebih kecil dari lebar pintu pada
bagian engsel, dan tidak lebih dari 12 mm lebih kecil dari lebar pintu pada sisi
pull dengan ketinggian yang ada.

1. Metal plates : stainless steel 1,25 mm (US 18 gage)


2. Metal plates : brass atau bronze 1,5 mm (US 16 gage)
3. Plastic plates : clear acrylic plastic, tebal3 mm
4. Plastic plates : plastic laminate atau high impacted polythylene, tebal 3 mm
sesuai dengan warna yang dipilin.

Hal : STR-ARS/112 Paraf :


2.10. Weatherstripping dan Seals

a. Umum : pasanglah weatherstripping kontinue pada exterior door dan smoke,


lampu dan seal suara pada pintu-pintu exterior dimana ditunjukkan atau
terdapat dalam schedule.

Pasanglah monocorrosive fastener untuk pemakaian exterior dan tempat-


tempat lain yang ditunjukkan.

b. Replaceable Seal Strips : pasanglah unit-unit resilient atau flexible seal strip
yang dapat dengan mudah diganti dan tersedia ready stock/readly available
dari stock yang disediakan oleh pabrik.

c. Weatherstripping pada Jambs dan Heads : pasanglah bumper type resilient


insert dan metal retainer strips untuk permukaan. kecuali terdapat mortised
atcHi semi mortised, serta material-material berikut untuk metal, finish dan
resillient bumper.

Sponge Neopreme sesuai MIL R 6130, class II (closed cell).

1. Grade A (3()F s/d 150F, oil-resistant dan self extinguishing)


2. Grade B (30"F s/d 150"F, non oil-resistant)
3. Grade C (67"F s/d 170F, low temperature)

d. Wheatherstripping pada door bottoms : sediakan treshold yang terdiri dari


contact-type resilient insert dan metal housing dengan design dan ukuran
yang ditunjukkan dari bahan metal, solid neoprane wiper atau sweep seal.

2.11. Treshold

a. Umum : kecuali ditunjukkan khusus, pasanglah unit treshold metal standard


dengan tipe, ukuran, dan profil sesuai yang ditunjukkan dalam schedule.

b. Exterior Hinge atau Pivot Doors : sediakan unit-unit ini tidak kurang dari lebar
10 cm, dan dibentuk untuk pengakomodasikan perubahan dalam elevasi lantai
sesuai yang ditunjukkan, untuk mengakomodasikan door hardware serta
untuk kesesuaian dengan door frame, serta hal-hal berikut:

1. Untuk pintu "In-swing" sediakan unit-unit dengan interlocking lip dan


interior drain channel, termasuk hook pada tepi bawah dari pintu dan drain
pan.

2. Untuk pintu-pintu "out-swing" sediakan rabbeted type unit dengan insert


weatherstrip yang dapat diganti pada stop.

2.12. Hardware Finishes

a. Buatlah match item-item texture finishing dengan warna standard dari


manufaktur untuk latch dan lock set (atau unit push-pull bila tidak ada latch
dan lock set).

Hal : STR-ARS/113 Paraf :


b. Sediakan finishing khusus yang match dengan sampel-sampel dari
Perencana, bila ada.

c. Sediakan kualitas finish, termasuk ketebalan plating atau coating (bila ada),
komposisi, kekerasan, dan kualitas-kualitas lain sesuai dengan standard
manufaktur, dengan standard tidak kurang dari yang dispesifikasikan dalam
standard referensi unit-unit hardware.

d. Sediakan protective lacquer coating untuk semua finish hardware yang


diekspose seperti brass, bronze dan aluminium, kecuali disebutkan khusus.
Gunakan Suffix "NL" untuk menandakan standard finish yang menunjukkan
"no lacquer".

e. Semua hardware dalam satu pintu dalam pengertian daun pintu dan kosen
pintu atau setiap hardware yang melekat atau berdekatan padanya harus
memiliki material finish yang sama. Finishing yang disarankan : Polished
Brass atau sesuai schedule.

3.0. PEMASANGAN / PENERAPAN

3.1. Pemasangan

a. Pasanglah unit hardware pada ketinggian yang ditunjukkan atau diperlukan


untuk menyesuaikan dengan peraturan-peraturan pemerintah kecuali sebaliknya
diusulkan lain oleh Konsultan Pengawas, Pemberi Tugas dan Perencana.

b. Pasanglah setiap item hardware sesuai dengan instruksi dan rekomendasi dari
manufaktur. Bilamana pemotongan dan pengepasan diperlukan untuk
memasang hardware pada atau permukaan yang selanjutnya akan di cat atau
difinish dengan cara lain, koordinasikan pemindahan, penyimpanan dan instalasi
kembali, atau pasanglah proteksi pada permukaan pekerjaan finishing. Jangan
pasang item surface-mounted sampai finish telah diselesaikan termasuk pada
bagian dasarnya (substrates).

c. Pasanglah unit-unit dengan rata, tegak dan benar pada garis dan lokasinya.
Setelah dan perkuatlah dasar dari item sesuai dengan yang diperlukan untuk
pemasangan dan operasional yang baik.

d. Lubangilah dan pasanglah unit anchorage fastener yang 'tidak disiapkan dalam
pabrik secara concealed (tersembunyi). Berilah spasi pada fastener dan anchor
sesuai dengan standard industri.

e. Atur treshold untuk pintu exterior dengan memasang penuh butyl-rubber atau
sealant Polyisobutylene mastic sesuai dengan persyaratan yang
dispesifikasikan dalam pasal Joint Sealant.

f. Weatherstripping dan Seals : bila tidak sesuai dengan instruksi dan rekomendasi
dari pabrik untuk persyaratan pemasangan/melanggar, jangan dicantumkan.

Hal : STR-ARS/114 Paraf :


3.2.Adjusting, Cleaning dan Demonstating

a. Aturlah dan check setiap item hardware dan pintu yang beroperasi untuk
memastikan operasional yang baik dan fungsi-fungsi dari setiap unit. Ganti unit-
unit yang tidak dapat disetel dan beroperasi dengan bebas dan halus, sesuai
yang ditunjukkan pada penerapannya.

Bila hardware pintu dipasang lebih dari satu bulan sebelum penerimaan atau
penempatan ruang atau area, ulangi pemasangan selama seminggu sebelum
penerimaan atau penempatan, dan buatlah final check dan pengaturan untuk
semua item hardware pada area atau ruang tersebut.

Bersihkan item-item yang telah beroperasi untuk mengembalikan finish dan


fungsi dengan baik dari hardware dan pintu-pintu.

Setelah alat kontrol pintu sebagai akibat pengaruh panas dan perlengkapan
ventilasi.

b. Bersihkan permukaan-permukaan berdekatan yang kotor oleh pemasangan


hardware.

c. Lakukan instruksi dari Pemberi Tugas untuk pengaturan dan maintenance yang
baik pada hardware pintu dan hardware finish.

d. Six-Month Adjustment : kira-kira enam (6) bulan setelah tanggal penyelesaian,


installer bersama-sama dengan wakil dari manufaktur latchset, lockset, alat
kontrol pintu, dan supplier utama hardware, harus kembali ke proyek untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan berikut:

1. Periksa dan setet kembali item-item dari hardware pintu seperlunya untuk
mengembalikan fungsi-fungsi dari pintu dan hardware dengan persyaratan-
persyaratan spesifikasi.

2. Konsultasikan dan lakukan instruksi dari Pemberi Tugas dengan


rekomendasi tambahan pada prosedur maintenance.

3. Gantilah item-item hardware yang cacat atau gagal karena kesalahan


design, material, atau installasi dari unit-unit hardware.

4. Siapkan report tertulis untuk masalah yang timbul pada saat ini maupun
perkiraan dimasa-masa yang akan datang (sesuai dengan situasi yang ada)
untuk performance dari hardware.

Hal : STR-ARS/115 Paraf :


PASAL 13 --PEKERJAAN PENGECATAN

1.0. UMUM

1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Bagianini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, pengiriman,


penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.

b. Pekerjaan yang termasuk :


Persiapan permukaan, pembersihan filler, sealer, primer, pekerjaan dasar
Pekerjaan pengecatan dengan alat spray painted pada seluruh bagian
yang dimaksud

c. Bagian-bagian yang terkait:


Pekerjaan Plesteran Dinding
Pekerjaan Plafond
Pekerjaan Kosen / Pintu / Aluminium
Pekerjaan Pipa Air Hujan

d. Pekerjaan bahan pengecatan kosen / pintu / jendela aluminium dijelaskan


dalam pasal pekerjaan tersebut.

e. Pengecatan dimaksud adalah semua pekerjaan pengecatan termasuk


persiapan permukaan yang akan dicat dan filler, primer, dasar, finish, serta
pekerjaan lain yang terkait.

1.2.Referensi

a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar: Nl-3, Nl-4

b. Quality Assurance :

Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh


perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses
dan diterima oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

c. Kualifikasi Pekerja:

Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian


ini selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan, material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.

Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang
dibutuhkan.

Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan Pengawas, Pemberi


Tugas, dan Perencana tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang
skill-nya.

Hal : STR-ARS/116 Paraf :


1.3. Pengiriman (Submittals)

a. Kontraktor harus mengirimkan kepada Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas/


Perencana beberapa hal berikut sebelum memulai pekerjaan ;
Contoh cat yang akan dipakai.

Fotocopy technical information dan instruksi pemasangan bahan dari


pabrik.

b. Kontraktor harus menyediakan mock up pada dinding, untuk persetujuan warna


dari Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas / Perencana.

1.4.Penyimpanan dan Perawatan

a. Produk dikirim dalam keadaan tertutup dan terkemas dari pabrik, tanpa cacat,
pecah.
b. Simpan semua kemasan diatas peninggian lantai dan tempat yang kering.

1.5. Garansi

a. Garansi tertulis dari fabrikator untuk kualitas ketahanan dan warna bahan cat
selama 10 tahun
b. Kontraktor harus memberi garansi tertulis 10 tahun terhadap kualitas dan hasil
pekerjaan.

1.6. Testing

Kontraktor harus menyediakan sampel pada mock-up sedikitnya seluas 2 m2 baik


untuk pengecatan interior maupun eksterior segera pada pelaksanaan, untuk
tujuan-tujuan testing. Sampel harus disimpan dalam kondisi aman dan utuh.

2.0. PRODUK

2.1. Bahan

a. Semua bahan merupakan produk kualitas satu dari Dulux ICI, Mowilex,
Danapaint, dengan jenis sesuai yang tercantum dalam material skedule
dengan warna yang akan ditentukan kemudian.

b. Tabel spesifikasi pengecatan

No Pekerjaan Jenis Cat Merk Keterangan

A. Dinding Plesteran

1 Interior Acrylic Emulsion Lihat 1. Primer,


spesifikasi
material 2x finish s/d disetujui
arsitektur Konsultan
Pengawas&Perencana

Hal : STR-ARS/117 Paraf :


2 Eksterior Wheathershield Lihat 1. Primer,
Fungus Resistant spesifikasi
atau elastomeric material 2x finish s/d disetujui
arsitektur Konsultan Pengawas&
Perencana

3 R. M & E Epoxy Solvent Lihat 1. Primer,


Base spesifikasi
material 2x finish s/d disetujui
arsitektur Konsultan Pengawas&
Perencana

4 R. Back of the Lantai s/d +210 Lihat 1. Primer,


house (Pantry, R. Epoxy Solvent spesifikasi
Saji, Dapur) Base, sisanya material 2x finish s/d disetujui
Acrylic emulsion arsitektur Konsultan Pengawas&
Perencana

B. Pekerjaan Plafond

1 Beton/Plesteran

a. Interior Acrylic Emulsion Lihat 1. Primer,


spesifikasi
material 2x finish s/d disetujui
arsitektur Konsultan Pengawas&
Perencana

b. Eksterior Wheathershield Lihat 1. Primer,


Fungus Resistant spesifikasi
material 2x finish s/d disetujui
arsitektur Konsultan Pengawas&
Perencana

c. R. M&E Epoxy Solvent Lihat 1. Primer,


Base spesifikasi
material 2x finish s/d disetujui
arsitektur Konsultan
Pengawas&Perencana

d. R. Back of the Lantai s/d +210 Lihat 1. Primer,


house (Pantry, R. Epoxy Solvent spesifikasi
Saji, Dapur) Base, sisanya material 2x finish s/d disetujui
Acrylic emulsion arsitektur Konsultan Pengawas&
Perencana

Hal : STR-ARS/118 Paraf :


2 Gypsum
Board&Calcium
Sillicate

a. Interior Acrylic Emulsion Lihat 1. Primer,


spesifikasi
material 2x finish s/d disetujui
arsitektur Konsultan Pengawas&
Perencana

b. Eksterior Wheathershield Lihat 1. Primer,


Fungus Resistant spesifikasi
material 2x finish s/d disetujui
arsitektur Konsultan Pengawas&
Perencana

C. Pekerjaan Metal

1. Cat Dudo Oil Base 1. Primer,

2x finish s/d disetujui


Konsultan Pengawas&
Perencana, hasil semi
gloss

D. Pekerjaan
Aluminium

1 Bila disebutkan cat PVDF spesifikasi Di cat secara fabrikasi,


maka harus material yang disetujui
dilakukan proses arsitektur Konsultan Pengawas&
Powder coating Perencana

E. Pekerjaan Kayu

1 Cat Duvo (bila Oil base spesifikasi 1. Primer,


ditentukan finish cat material
Duco arsitektur 2x finish s/d disetujui
Konsultan Pengawas&
Perencana, hasil semi
gloss

2 Melamic (bila Oil Base, Solvent spesifikasi 1. Primer,


ditentukan finish cat Base material
Duko) arsitektur 2x finish s/d disetujui
Konsultan Pengawas&
Perencana, hasil semi
gloss

Hal : STR-ARS/119 Paraf :


c. Contoh kemasan harus diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas/ Pemeri
Tugas/ Perecana dan semua cat yang digunakan harus sesuai dengan sampel
yang disetujui dan disuplai dalam kemasan asli dari pabrik.

d. Extra Stock:

Jumlah : setelah pekerjaan selesai, kontraktor harus mengirim extra stock


sebanyak 5% dari tiap-tiap warna, tipe, dan keterangan-keterangan cat yang
digunakan dalam bekerja.
Pengemasan : harus tertutup rapat dan tertera jelas label dengan isi dan
lokasi digunakan.
Tidak ada extra pembayaran temadap extra stock ini.

3.0. PEMASANGAN / PENGERJAAN

3.1. Pemeriksaan dan Persiapan

a. Persiapan plaster / dinding beton

1. Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai yaitu setelah dinding batu bata


diplester dan diaci dengan baik, dinding harus ditunggu sampai betul-betul
kering sekurang-kurangnya 2 (dua) minggu (untuk memperoleh hasil
pengecatan yang baik).

2. Setelah dinding bata tersebut kering, dinding lalu dibersihkan dan lubang-
lubang pada dinding diisi dan diratakan seluruhnya dengan plamur / filler.

3. Setelah plamur / filler kering, permukaan dinding lalu diamplas hingga halus,
licin dan rata, kemudian dibersihkan debunya.

4. Setelah itu dimulai pemberian lapisan-Lapisan cat alkali resistance sealer (1


lapis) kemudian baru diadakan pengecatan lapis berikutnya sesuai dengan
petunjuk pabriknya.

5. Pengecatan dilakukan sampai 2-3 kali atau sampai kondisi sempuma dan
disetujui oteh Konsultan Pengawas, Perencana dan Pemberi Tugas.

6. Apabila terdapat retak-retak pada bidang cat harus diperbaiki dengan plamur,
diamplas kemudian dicat kembali sampai baik.

7. Khusus untuk pemakaian / setara, tata cara pengecatan harus sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan oleh produsen cat tersebut. Semua pekerjaan
pengecatan tersebut di atas harus dilakukan oleh sub kontraktor yang
merupakan ahlinya pada pekerjaan ini.

8. Pemborong harus menyediakan cat cadangan untuk keperluan maintenance


dan diserahkan kepada Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.

Hal : STR-ARS/120 Paraf :


b. Persiapan permukaan metal.
1. Secara kontinyu bersihkan semua permukaan sampai benar-benar bebas
dari debu, oli, dan lemak dengan memakai power cleaning (mechanical and
rinse).
2. Pada permukaan yang digalvanisasi, gunakan pelarut untuk pembersihan
awal kemudian beri permukaan dengan phosporic acid. Perbaiki permukaan
yang tergores sebelum proses dimulai.
3. Biarkan sampai kering sebelum aplikasi pengecatan.

c. Persiapan permukaan kayu :


1. Permukaan kayu diamplas sampai rata.
2. Debu-debu dibersihkan sampai rata dan bersih.
3. Kemudian didempul untuk meratakan permukaan dan diamplas lagi sampai
rata.
4. Dibersihkan lagi dari debu.

3.2. Pengecatan

a. Semua cat, pernis, harus diterapkan dengan metode yang benar dan dengan
campuran yang baik selama pengecatan. Pengecatan harus memberikan
bagian yang rata. Interval masa 4 hari harus diberikan diantara aplikasi
pengecatan atau sesuai petunjuk tertulis dari pabrik.

b. Lembaran pembersih dengan jumlah yang cukup harus selaiu ada di tangan
selama proses pengecatan.

c. Tidak boleh ada cat yang diterapkan dan menjadi terkondensasi atau lembab
secara struktural pada permukaan, debuatau bahan-bahan lain sebelum
aplikasi pengecatan.

d. Tidak boleh ada bagian eksterior atau cat yang terekspose terbawa oleh
kondisi cuaca yang merugikan seperti temperatur yang ekstrem, hujan, angin,
dan lain-lain.

3.3. Metode Pengecatan

a. Kayu, diluar dan didalam.


1. Secara umum permukaan kayu harus diratakan, diprimer dan dicat
dengan 2 lapisan dasar dan 1 lapisan spray finish dari cat yang tahan.

2. Untuk membersihkan kayu natural, siapkan dan lakukan 3 lapis cat


transparan.

b. Plaster
1. Permukaan plaster di dalam (termasuk untuk plat beton Fair Face Finish).
Siapkan dan lakukan 1 lapisan sealer dan minimum 3 lapisan cat internal
grade emulsion yang disetujui.
Harus diperhatikan agar plat beton betul-betui kering dan siap untuk
diplester/diaci.

Hal : STR-ARS/121 Paraf :


Plesteran tidak boleh berombak, terlalu tebal (max. 2 cm) dan harus halus
dan rata.

2. Permukaan plaster di luar.


Siapkan dan lakukan finish sesuai dengan direkomendasikan oleh
spesifikasi tertulis dari pabrik.

c. Permukaan ceiling
Siapkan dan lakukan 1 lapisan Plaster Cement Base untuk sambungan-
sambungan dan finishing cat minimum 3 lapisan.
Sebelum pengecatan dimulai permukaan sambungan-sambungan,
kepala-kepala paku, sisi-sisi dan pojok-pojok harus diberi plaster base
cement seningga menjadi rata dan halus.
Setelah itu berilah paper tape pada tengah-tengah sambungan sehingga
menutup bagian base cement tadi.
Biarkan base cement mengering paling tidak dalam 1 jam sebelum
dilakukan pengecatan.
Lakukan pengecatan dan bila masih belum rata permukaannya lakukan
cara-cara diatas sampai 3 kali.

d. Dinding-dinding pada area service.


Siapkan dan lakukan cat "epoxy" dengan permukaan finishing mengkilap
(glossy).

PASAL14 -- PENCEGAHAN RAYAP (TERMITE CONTROL)

1.0. UMUM

1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, pengiriman,


penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.

b. Meliputi penyediaan bahan kimia pencegah rayap dan pengerjaannya,


memeriksa dan mempersiapkan daerah atau material yang akan diberi bahan
anti rayap, serta memberi / melakukan penyemprotan obat anti rayap sesuai
petunjuk pabrik.

c. Bagian yang terkait:


Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan Lantai Finishing Keramik
Pekerjaan Kosen / Pintu / Jendela Kayu
Pekerjaan Kayu / Pertukangan
Pekerjaan Plafond

Hal : STR-ARS/122 Paraf :


1.2. Referensi

a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar:

Standard dan peraturan pemakaian bahan kimia dari Depkes Rl


Standard keamanan lingkungan dari pengaruh bahan-bahan kimia.

b. Quality Assurance:

Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh


perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan
diterima oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

c. Kualifikasi pekerja:

Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian


ini selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan, material, serta metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang
dibutuhkan.
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan Pengawas dan
Pemberi Tugas tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.

1.3. Pengiriman (Submittals)

a. Kontrakor harus mengirimkan hal-hal berikut untuk persetujuan dari Konsuitan


Pengawas, Pemberi Tugas, dan Perencana :
Contoh bahan yang akan dipakai lengkap dalam label asli perusahaan
sesuai spesifikasi.
Contoh cara pemakaian dan technical specification dari pabrik pembuat.

b. Schedule pekerjaan anti rayap dikaitkan dengan pekerjaan-pekerjaan lain yang


terkait.

1.4. Penyimpanan

Produk dikirim dalam kemasan asli dari pabrik, dan disimpan dalam gudang yang
kering, cukup ventilasi, serta terhindar dari pengaruh-pengaruh yang dapat merusak
bahan.

1.5. Garansi

Kontraktor harus memberi garansi yaitu :

a. Garansi tertulis dari pabrik pembuat untuk kualitas bahan.


b. Garansi kualitas kerja dan pemakaian selama 10 tahun terhitung dari
saatpenyelesaian bangunan secara menyeluruh.

Hal : STR-ARS/123 Paraf :


2.0. BAHAN

Jenis obat anti rayap yang tidak membahayakan manusia yang sudah disetujui oleh
Ditjen POM Depkes RI antara lain : lihat spesifikasi material arsitektur.

3.0. PENGERJAAN

3.1. Pemeriksaan dan Persiapan

a. Kontraktor wajib memeriksa bagian-bagian bangunan yang akan diberi anti


rayap sesuai schedule yang diusulkan agar bebas dari benda-benda asing,
kotoran-kotoran, minyak, flex, dan sebagainya.

b. Koordinasi dengan bagian-bagian pekerjaan yang terkait untuk memastikan


pekerjaan tidak terganggu dan siap untuk diterapkan.

c. Lakukan pekerjaan-pekerjaan anti rayap untuk pekerjaan-pekerjaan kosen/


jendela/pintu, rangka-rangka ceiling kayu, dan sebagainya pada tempat yang
aman dan telah disiapkan dan tidak mengganggu pencampuran
udara/lingkungan disekitarnya.

3.2. Pelaksanaan

a. Meracuni tanah dengan membuat parit pada kedua sisi dari semua pondasi
dengan ukuran dalam 40 cm dan lebar 25 cm lalu kedalam parit tersebut
disemprotkan obat-obat anti rayap 6 liter p/m panjang.

b. Sebelum pemasangan ubin di lantai dasar, lapisan pasir disemprotkan obat


yang sama sebanyak 5 liter p/m2.

c. Pekerjaan ini dimulai sesudah pekerjaan pondasi selesai dan tak ada lagi tanah
atau pasir-pasir yang dimasukkan atau dikeluarkan kedalam/dari tempat atau
lantai bangunan.

d. Untuk kuda-kuda, kosen dan kayu pintu-pintu teakwood dan p'afond dengan
rangka kayu, juga harus disemprotkan dengan obat anti rayap sesuai dengan
petunjuk yang telah ditentukan dan spesifikasi dari pabrik pembuat.

Hal : STR-ARS/124 Paraf :


PASAL 15. PEKERJAAN CURTAIN WALL SYSTEM

1.0. UMUM

1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, pengiriman,


penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.

b. Meliputi penyediaan dan pemasangan curtain wall, canopy dan skylight, kosen-
kosen, pintu-pintu/jendela alumunium sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
dan spesifikasi ini, aksesori yang diperlukan untuk pemasangan dan
kelengkapannya, penyimpanan dan perawatan, serta pembangunannya sesuai
yang telah ditunjukkan dalam gambar, yaitu :
Alumunium Entrance doors dan automatic doors system
Alumunium Curtain Wall System
Jendela / Kosen Alumunium
Alumunium panels dan system
Imported glass dan aluminium composite panel (supply by Owner)
Glazing Materials (lokal)
Sealant
Neoprene gasket dan gasket profile
Hardware yang dibutuhkan untuk kelengkapandan pemasangan system-
system diatas.
Metal Stud / Fabrikasi yang dibutuhkan untuk pemasangan sistem-sistem
diatas.
Alumunium Flashing untuk kelengkapan dan kebutunan pemasangan sistim
diatas.
Sistem pengetesan untuk keseluruhan pemasangan dan kesempurnaan
hasil akhir.
Quality assurance yang diinginkan.
Bagian ini menjelaskan "Commercial Quality" kosen dan pintu-pintu alumunium
untuk pintu dan bukaan-bukaan yang berhubungan, termasuk alumunium panels
dan louvres pada pintu-pintu dan frame tersebut.

c. Pada lokasi:
Main entrance canopy dan canopy ramp
Parapet stool, curtain wall seluruh lantai
Backing spandrel GRC
Fire Insulation System
Gypsum Backing Panels pada podium dan tower
Pembungkus kolom dan balok lateral

Hal : STR-ARS/125 Paraf :


Plafond dan soffit aluminium composite panel
Fixing dan braching logo di podium dan puncak gedung
Metal cornice di podium dan tower
Seluruh sistem bracket, fixing, pastener bolt dan nut
Rangka struktur pendukung curtain wall kolom lateral

d. Bagian yang terkait:


Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan Metal Fabrikasi
Pekerjaan Struktur Balok Beton, Kolom Beton, Plat Beton
Pekerjaan Ceiling
Pekerjaan Finishing Lantai

1.2. Referensi

a. Semua pekerjaan harus merefer ke standar:


SII 00649-82 - Extrusi Jendela
SII 0405-80 - Alumunium Extrussion
SII 0695-82 - Alumunium Extruder Number
ASTM B 221-83 - Alumunium alloy extruded bars, shapes tubes
ASTM B 209-83 - Alumunium ailoy sheets & plates
ASTMA36-81 - Steel Structural
ASTM A308-84 - Alumunium Alloy, rolled atau extruded
ASTM E330-84 - Structural Performance
ASTME331-84 - Water Leakage
ASTM 283-84 - Air Leakage

b. Quality Assurance:
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh
perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses
dalam Extrussion alumunium dan pemasangannya (install) dan diterima oleh
Konsultan Pengawas / Perencana.
Single source responsibility : untuk menjamin kualitas penampilan dan per-
formance, harus memakai material untuk sistem yang berasal dari satu
manufaktur (single manufaktur) dengan sistem yang tersedia atau disetujui
oleh sistem dari manufaktur.
Sistem curtain wall harus didesain (rekayasa) agar memenuhi persyaratan-
persyaratan performance yang dispesifikasikan untuk persyaratan-
persyaratan physical dan aesthetic, oleh Engineer profesional yang terdaftar
di Indonesia.
Sistem akan dites oleh laboratorium testing independent yang dipilih oleh
Konsultan Pengawas dan Perencana dengan mock-up system yang harus
dibuat oleh Kontraktor.

Hal : STR-ARS/126 Paraf :


Building concrete structural tolerances : harus tidak boleh lebih dari toleransi
pemasangan sistem alumunium seperti : batas-batas perbedaan untuk
posisi tegak dan level.

c. Kualifikasi pekerja:
Sedikitnya harus ada 1 team lengkap yang sepenuhnya mengerti terhadap
bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan
yang diperlukan, material, serta metode yang dibutuhkan selama
pelaksanaan.
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang
dibutuhkan.
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Konsultan Pengawas dan
Perencana tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.

1.3. Pengiriman(Submittal)

Kontraktor harus mengirimkan hal-hal berikut untuk persetujuan Konsultan


Pengawas/ Perencana.

a. Shop drawing yang menunjukkan fabrikasi, pemasangan dan finish dari


spesifikasi berdasarkan pengecekan kembali dimensi-dimensi pada site, yang
terdiri dari :
Elevation dan member dari profil
Nomor-nomor profil dan type sambungan
Hubungan joint untuk sistem framing, entrance doors.
Detail-detail dari bentuk yang diperlukan.
Kaca yang dipakai serta ketebalan yang diinginkan
Reinforcing
Jenis aluminium composite panel
Radius pada bentuk lengkung yang sesuai dengan gambar desain
Perencana
Struktur pendukung pekerjaan curtain wall
Fire stop system
Bracket system
Anchorage system
Interfacing dengan konstruksi dan struktur bangunan
Kemungkinan-kemungkinan untuk ekspansi dan konstruksi
Hardware, termasuk lokasi, posisi tinggi pemasangan, reinforcement,
pemasangan-pemasangan khusus.
Metode dan aksesori pemasangan kaca.
Internal dan external sealer yang diperlukan dan tipe-tipeyang
direkomendasikan.
Gasket

Hal : STR-ARS/127 Paraf :


b. Kontraktor harus mengirimkan kalkulasi untuk struktur sistim curtain wall dan
kaca (Structural Calculation) sebagai bukti ketepatan, kebenaran, dan kekuatan
metode sistem yang diterapkan untuk persetujuan Konsultan Pengawas/
Perencana.

c. Kontraktor diminta untuk merencanakan sistem atau metode pemasangan


mengingat pengaruh defleksi (deflection) yang mungkin disebabkan oleh
tension, atau tekanan angin, dan sebagainya sesuai dengan rekomendasi
fabricator danterhadap peraturan beban yang berlaku.

d. Kontraktor harus mengirimkan 3 set contoh potongan profil dari setiap tipe dan
item pekerjaan aluminium yang ditunjukkan dalam gambar, dengan ukuran
panjang 30 cm profil alloy, beserta kaca ukuran 30 cm x 30 cm termasuk mock-
up ukuran standar (cukup jelas) yang menunjukkan contoh pemasangan curtain
wall dan finishing yang sudah final.

e. Test Report : Kirimkan fotokopi sertifikat laporan tersebut sebelumnya yang


berisi performance untuk ukuran sistem yang sama sebagai pengganti test
kembali atau data-data pendukung lain.

f. Extra stock untuk raw materialkaca dan alucobond sebesar 2%.

1.4. Penyimpanan dan Perawatan

a. Kontraktorharus mengirim unit-unit fabrikasi dan bagian-bagian komponennya


ke site proyek lengkap dengan identifikasi gambar-gambar pemasangan.

b. Simpanlah unit-unitdan komponen-komponen tersebut ditempat yang kering,


dengan setiap profil harus dilindungi dengan polyethylene film, dan lengkap
dengan label, tipe, nomor dan lokasi pemasangan dalam kemasan yang
tertutup asli dari pabrik.
Bagian-bagian yang rusak tidak akan diterima, item-item yang cacat atau
goresan kecil akan dipertimbangkan sebagai kerusakan, kecuali yang terjadi
adalah kondisi sebaliknya atau kondisi baik.

1.5. Garansi

Kontraktor harus mengirimkan garansi-garansi sebagai berikut:

a. Garansi tertulis dari fabricator untuk alumunium alloy dan anodizing, minimum
20 tahun.
Garansi juga harus menyangkut kegagalan pekerjaan atau material, hilangnya
properti mekanis (loss of mechanical properties), kebocoran air. kegagalan

Hal : STR-ARS/128 Paraf :


struktural, non uniformity of surfaces, korosi/karat, dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan persyaratan performance.

b. Kontraktor harus mengirimkan bukti-bukti mengenai sumber dari material dan


aksesorinya dalam bentuk sertifikat "Certificate of Origin" dari manufaktur yang
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruski/Perencana.

1.6. System Requirements

a. Design Requirements

1. Sediakan gambar-gambar basic design dan jangan dinyatakan identifikasi


dan pemecahan masalah thermal atau structural movement, glazing,
anchorage, atau moisture disposal.

2. Persyaratan-persyaratan yang ditunjukkan dengan detail-detail yang


dimaksudkan untuk membentuk basic dimensi dari unit-unit, sight lines,
dan profil-profil dari member.

3. Sediakan concealed fastening disemua tempat.

4. Sediakan type-type profil, gasket, sambungan dan jenis kaca yang


diperlukan.

5. Manufaktur bertanggung jawab untuk mengikuti design, persyaratan-


persyaratan atau rekayasa sistern, termasuk modifikasi-modirikasi yang
diperlukan untuk memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan dan
mempertahankan konsep design visual.

6. Pertimbangan-pertimbangan tambahan diperlukan mengingat kondisi-


kondisi khusus site untuk gerakan kontraksi dan expansi sehingga tidak
ada kemungkinan kehilangan, pelemahan atau kegagalan hubungan
antara unit-unit dan struktur bangunan atau antar unit-unit itu sendiri.

7. Berikan expansi dan kontraksi karena gerakan struktural tanpa kerusakan


pada penampilan dan performance.

8. Pastikan sistem fire stop berfungsi sesuai standar yang berlaku dan
memenuhi kriteria desain dari Perencana.

9. Pastikan parape stool, curtain box, backing aluminium composite panel


didukung oleh sistem perkua^an panel yang kokoh dan sesuai dengan
visualisasi Arsitektur yang dibuat oleh Perencana.

b. Structure Requirement
Buatlah ketebalan design properti struktur dan potongan member-member
struktur untuk memenuhi persyaratan code lokasi angin (code requirement
wind locations). Berikan tambahan bent plate dari rolled steel internal
stiffeners untuk memenuhi deflection 1/200 atau kurang.

Hal : STR-ARS/129 Paraf :


1.7. Performance Requirements

Design Criteria : P=V2/16, dimana V adalah kecepatan angin

a. Wind Pressure : Positive = kgf/m2 (= lp) ~ 35 m/second


Negative = 1 1/2 p = 105 kgf/m2

: 77-105kg/m2
b. Wind Load
: tidak lebih dari 0,066 m3/jam untuk
c. Air Filtration setiap meter persegi.
Permukaan pada 15 kg/ m2 diferential
pressure

: 30 dB dalam 125 Hz - 4000 Hz


d. Sound Absorption
: 20 mm (1/200 )
e. Maximum Allowable Deflection
: Silicon sealant, sesuai rekomendasi
f. Sealant pabrik.

: tidak kurang dari 15 m3/jam


g. Wind tightness
: tidak kurang dari 15kg/m2
h. Water tightness
: dibawah 75 % dimensi desain
i. Parallel Deflection
: 1/175 bentang
j. Panel deflection
: 1,5 kali
k. Safety Factor

l. Pergeseran struktur yang diijinkan :


Lateral movement (Horizontal) : 20 mm (standard ASTM)
Vertical movement : 30 mm (standard ASTM)
Joint Size : 13mm (standard ASTM)

1.8. Test

a. Curtain Wall Komponen

1. Sampel dari material masing-masing alumunium harus ditest di


laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan test tersebut
harus meliputi:

a) Ketebalan material, Staining test, Weight test, Corrosion test

b) Sealent: yang digunakan harus dilakukan pengetesan yang disetujui


oleh Konsultan Pengawas dan Perencana, termasuk diantara adhesion
test, compatibility test, shear test, alongasi test, joint movement test
dan tensile strength test.
Hal : STR-ARS/130 Paraf :
Pengambilan sampel harus sesuai dengan metode statistik yang lazim atau
secara random yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

2. Pengetesan komponen harus dilakukan sebelum melaksanakan


pengetesan curtain wall secara system.

b. Pengetesan Curtain Wall secara system

1. Pada prinsipnya system curtain wall harus ditest secara keseluruhan


sistem dengan membuat mock-up pada bagian yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan perencana sedikitnya setinggi 2 lantai dan
selebar y-i modul as yang terbesar.

2. Pengetesan pada lembaga pengetesan yang terakreditasi secara


Internasional dalam hal ini diminta minimal di Singapura atau Australia
yang rnana dimaksudkan agar kamar uji dapat menampung besarnya
benda uji yang diinginkan.

3. Metode test dilaksanakan sebagai berikut:


a) Preliminary Loading sebesar 50% loading terbesar (50% dari 105
kg/m2) selama 10detik.

b) Air Infiltration test sesuai ASTM E238-91 dengan tekanan uji 150 Pa
selama > 10 detik dengan persyaratan kebocoran < 0,66 m3/hour/m.

c) Water penetration test sesuai ASTM E-331-86 dimana ditest secara


bertahap dengan siraman air 4 liter/menit/m2 pada tekanan 150 Pa
selama 5 menit, lalu 300 Pa selama 5 menit.

d) Structural performance test sesuai ASTM E-330-90 dengan tekanan


positif 77 kg/m2 dan negatif 105 kg/m2 sesuai tabel berikut:

Tekanan Durasi Tekanan Negatif Durasi


77 kg/m2 10 detik -50 kg/m2 10detik

c. Maintenance Period :

1. Pada saat akhir periode maintenance, bila Konsultan Pengawas/Perencana


mempertimbangkan bahwa sejauh ini hujan menurut pengalaman tidak
cukup untuk melakukan test waterproofing, Konsultan Pengawas/Perencana
memiliki wewenang untuk diadakan test dengan penyemprotan air (water
spraying).

2. Bila keretakan dan kebocoran dari hal-hal sejenis timbul pada test hujan atau
water spraying, kontraktor harus memperbaiki pekerjaan menjadi sempurna
tanpa tambahan biaya.

Hal : STR-ARS/131 Paraf :


2.0. BAHAN

2.1.Curtain Glass Wall Framin dan System

a. Frame dan Aksesori

1. Material : Alumunium Extrussion

2. Extrussion : sesuai dengan ditunjukkan dalam gambar


shop drawings yang disetujuioleh Konsultan
Pengawas / Perencana dan Konsultan
curtain wall.

3. Color extrussion - anodized sesuai dengan standard YKK


YS-1C dengan film thickness minimal 28
micron (10 micron anodized +18 micron
lacer)
- colour anodized dengan lapisan PVDF
minimal 22micron.

4. Mullionsize dan type ;

Back Mullion (vertical) pada jarak sesuai gambar atau shop drawings.
" Transom grid untuk install kaca reflective dan granite slab dipasang
pada posisi secondary mullion dan posisi-posisi sambungan lain yang
lebih kecil/antar unit, sesuai gambar.

Ketebalan profil 2, 3, 4, 5 mm sesuai extrusi.

Pemasangan :

- Steel plate embeded pada beam dengan hot dip galvanized steel.
- Hot Dip Galvanized Bracket dipasang dengan stainless steel bolt &
nut pada steel plate bimbeded.
- Back Mullion (vertikal) dipasang dengan stainless steel bolt & nut
pada bracket tersebut.
- Secondary Mullion selanjutnya dipasang pada Back Mullion tadi
sebagai penguat bidang.
- Transom grid yang menyangga kaca selanjutnya dipasang pada
Secondary Mullion.

5. AluminiumLouvre menggunakan bilah minimal t = 2 mm dengan karakter


yang sama dengan frame, dengan kemiringan dan jarak antar louvre yang
telah disetujui oleh Perencana dan Konsultan Pengawas.

6. Capping curtain wall: Special design untuk tipe C menggunakan material


stainless steel sesuai ASTM A-167 Hair Line Finish tebal 1,5 mm dengan
ukuran sesuai gambar.

Hal : STR-ARS/132 Paraf :


7. Fire Damper/Fire Stop : Untuk menahan / menghambat aliran api yaitu
terdiri dari susunan alumunium sheet 2 mm dan rockwool density 100
kg/m3, produk : Bradford, dipasang sedemikian rupa dan dibuktikan
dengan perhitungan bahwa fire damper dapat menahan panas antara
lantai bangunan dengan kemampuan menahan panas lebih baik dari kaca
exterior.

8. Finish untuk Transom, Capping dan Mullion selain aluminium extrussion


memakai stainless steel:
Stainless steel setara ASTM-A-167 tebal minimal 1,5 mm hair line
finish.

9. Spandrel Back-up material dan parapet stool:


Stool Parapet: Alumunium sheet cover tebal 2 mm

Backing untuk stool Parapet : untuk interior digunakan gypsum wall


humidity resistant tebal 9 mm dan dicat sesuai finish exterior dengan
jenis cat fungus resistant dan metode 1x plamir dan 2x finish sampai
diterima oleh Pengawas/Perencana.

Plin : Alumunium sheet dicat powder coating, atau sesuai finishing


interior.

Spandrel Backing : Calsium Silicate 6 mm dicat putih dop dengan


acrylic emulsion fungus resistance paint dipasang dengan setting
block.

Pemasangan ke lantai dengan siku 50.50.5 dipasang dengan


Dynabort.

10. Silicone Sealant:


Silicone sealant mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a) Silicone hendaknya bertype Structural Glazing, Glazing Free Adhesive
dan Weather Proof sesuai ASTM C920, C 719, C1184

b) Tensile Strength minimal 80 psi untuk tumpuan sealant 2 sisi dan 120
psi untuk 4 sisi.

c) Durometer share A, points 35

d) Modulus 25%, 40 Psi

e) Joint movement 50%

f) Tooling Time 20 - 40 menit

g) All weather all temperature.

h) UV resistant

Hal : STR-ARS/133 Paraf :


i) Merk yang disarankan :

Dow Corning 795 (Structural) weather proof.


Dow Corning 983 (4 sisi perimeter)
Dow Corning 790 pada pergerakan struktur lebih dari 30 mm.
a. Warna ditentukan kemudian.

b. Alumunium Composite Panels (ACP) / Aluminium Cladding


1. Tebal panel : PVDF 4 mm

2. Merk : Lihat spesifikasi material arsitektur

3. Struktur untuk pemasangan sirip-sirip / Fin :

Aluminium dibuat dengan konstruksi yang kaku lengkap dengan


pasangan bracing.

Alumunium reinforce mill finish dengan karakter kekuatan sesuai


dengan YKKYS-1C.

Steel plate L 40.40.4 hot dip galvanized steel sebagai penyambung ke


2 bahan diatas

4. Pemasangan:

Aluminium frame dibuat sesuai dengan perhitungan kekuatan dan


kekakuan.

Alumunium reinforce mill finish dipasang Re steel frame dengan


penyambung hot dip galvanized steel sesuai dengan perhitungan.

Selanjutnya alumunium composite panel dipasang ke alumunium


reinforce mill finish, terutama pada sambungan-sambungan, serta
sambungan diisi dengan silicone sealant dan backer rod.

5. Performance Requirements:

Bebas dari distorsi dan deflection

Tidak pecah (cracking) dan patah (breaking)

Dapat dipotong (cutting), bending dan routing

Corrosion resistance dan weather ability, tidak terpengaruh perubahan


temperature.

Dapat dilioat (folded) setelah digrooving pada lapisan (skin) belakang


menggunakan router, trimmer, atau circular saw yang dilengkapi
dengan groove cutter.

Dapat dengan mudah dilekukkan (cold-bent) dengan pressbrake atau

Hal : STR-ARS/134 Paraf :


mesin roll bending dengan tiga roll (three rolls).

Radius minimum bending dengan press brake.

Memiiki sound transmission loss yang tinggi.

Properties dari cat finishing :

- Memiliki spesifikasi setara Kyner 500 PVDF atau Lumiflon ex


Nippon Paint
- Color retention : 5000 jam
- Gloss retention : 4000 jam ( 70% )
- Chalk resistance : 4000 jam
- Pencil Hardness: 2H
- Formability/T-bend : 2T, tanpa pecah
- Impact resistance : tanpa pecah (pick off / cracking)
- Salt Spray resistance : melewati 3000 jam
- Humidity resistance : melewati 3000 jam
- Chemical resistance (Hcl,H2S04,Mortar,Detergent):
tanpaperubahan
- Gloss 600C : 30%-80%
- Adhesion: *Dry : tanpa perubahan

* Wet : tanpa perubahan

* Boiling water : tanpa perubahan

6. Memiliki karakter terbakar pada permukaan untuk ignitability, flame


spread, heat evolved, smoke developed sesuai dengan :

UKBS476 bagian 6 dan 7

DIN 4120 teil1

ONORM B 3800 " SNU520183/2

NEN 3883

NFP 92-501, S21-203

AS 1530 bagian 3

ASTM E 84

Modified ASTM E 108

7. Garansi : minimum 10 tahun untuk persyaratan-persyaratan performance


yang disebutkan diatas, properties dari painted finish, dan karakteristik
terbakar permukaan yang baik (surface burning characteristics).

Hal : STR-ARS/135 Paraf :


2.2. Kosen Alumunium dan Pintu External

1. Material : Alumunium Extrussion

2. Extrussion : sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar shop drawings


yang disetujui oleh Pengawas/Perencana dan Konsultan Kosen Pintu dan
Jendela.

3. Color extrussion :

- anodized sesuai dengan standard YKK YS-1C dengan film thickness


minimal 28 micron (10 micron anodized + 18 micron lacer)
- colour anodized dengan lapisan PVDF minimal 22 micron.

4. Maximum allowable deflection : 1/200

5. Ketebalan profit : 2, 3, 4, 5 mm sesual yang ditunjukkan dalam shop drawing

6. Untuk bilah louvre minimal t = 2 mm dengan karakter yang sama dengan


frame.

2.3. K a c a

a. Material kaca hacus sesuai dengan analisa struktur yang disiapkan oleh
Perencana kaca dan / atau jendela / pintu, kosen alurnuniurn untuk
persyaratan-persyaratan performance.

b. Material kaca harus sesuai dengan technical specification dari manufaktur yang
disetujui dengan tercantum label dari manufaktur tersebut.

c. Kontraktor harus menyiapkan hasil test yang disetujui oleh Konsultan


Pengawas / Perencana mengenai persyaratan-persyaratan performance (wind
load, wind pressure, airtighness, water pressure, sound absorption).

d. Kontraktor diminta untuk merencanakan metode sistem pemasangan


mengingat pengaruh-pengaruh deflection yang mungkin disebabkan oleh
tension, wind pressure, dan lain-lain sesuai dengan rekomendasi pabrik dan
peraturan-peraturan untuk loading yang berlaku sekarang.

e. Semua pekerjaan harus merefer ke standar: N1-3-1970 dan SII 0189-78.

f. Quality Assurance:

Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh


perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang
sukses dan diterima oleh Arsitek.

Publikasi bahan gelas : sesuai dengan publikasi yang direkomendasi oleh


pabrik gelas dan organisasi di bawahnya, kecuali terdapat persyaratan-
persyaratan yang lebih ketat ditunjukkan. Merefer kepada publikasii

Hal : STR-ARS/136 Paraf :


dibawah ini untuk persyaratan kaca dan bukan sebaliknya. - FGMA
publication : "FGMA Glazing Manual"

g. Safety Glass : produk sesuai dengan ANSI 297.1 dan persyaratan testing
dalam 16 CFR Part 2101 untuk kategori II produk.

h. Produk kaca fire resistant untuk asembli pintu : produk identik dan testing
sesuai ASTM E152, berlabel dan terdaftar oleh UL dan agen test dan inspeksi
yang diterima pada jurisdiksi otoritas.

i. Laminated glass sesuai dengan ANSI 297.1 dan FGMA Publication terutama
untuk safety laminated glass harus teruji minimal setara dengan LAMISAVE
ASAHI.

j. Kualifikasi glasur: memiliki pengalaman glasur yang telah menyelesaikan


bahan kaca yang sama, dan ditambah dengan yang diindikasikan dalam
proyek dengan record yang sukses dalam pelayanan.

k. Tanggungjawab produk kaca untuk satu sumber:


Pakailah kaca dari satu sumber untuk setiap produk yang ditunjukkan dibawah
:
Primary Glass untuk setiap tipe dan kelas yang ditunjukkan (ASTM C
1036).
Heat-treated glass untuk setiap kondisi yang ditunjukkan (ASTM C 1048).

l. Testing adhesi dan kesesuaian pra-konstruksi:


Kirimkan ke pabrik sealant, contoh untuk setiap kaca, gasket, aksesori kaca.
member frame kaca, yang akan melekat atau rnempengaruhi sealant kaca
untuk testing kesesuaian dan adhesi seperti yang ditunjukkan di bav/ah ini:

1. Pakailah standar metode test pabrik seaiant untuk menentukan jika primer
dan teknik persiapan spesifik lain dibutuhkan untuk kecepatan, adhesi, dan
penyaluran yang optimum dari sealant pada substrates (dasar bagian yang
dichek).

2. Kirimkan tidak kurang dari sembilan potong setiap tipe dan finish dari frame
kaca, dan tiap tipe, kelas, jenis, kondisi dan bentuk kaca (monolitik,
laminated, unit insulasi) untuk testing adhesi, termasuk satu sampel untuk
setiap aksesori kaca (gasket, setting block, dan spacers) untuk kesesuaian
test.

3. Schedule kecukupan waktu untuk test dan analisa hasil untuk menghindari
penundaan dalam pekerjaan.

Hal : STR-ARS/137 Paraf :


4. Investigasi material dan adhesi yang tidak kompatibel/sesuai dan dapatkan
rekomendasi tertulis dari pabrik sealant untuk mengukur koreksi, termasuk
pemakaian special primer.

5. Testing tidak akan dibutuhkan bila pabrik sealant kaca dapat mengirimkan
data-data yang dibutuhkan yang diterima oleh arsitek/perencana dan harus
didasarkan pada testing sebelumnya untuk produk sealant yang sekarang
digunakan untuk adhesi dan kesesuaian dengan material kaca yang
diusulkan/diberikan.

m. Rapat sebelum pemasangan :


Aturlah pertemuan di site office untuk memastikan kebutuhan/syarat-syarat
dalam divisi "project meeting".

2.3.1. Submittals (Pengiriman)

a. Kontraktor harus mengirimkan hal-hal berikut untuk persetujuan Konsultan


Pengawas/ Perencana/ Pemberi Tugas.
Data produk dari setiap produk kaca sesuai spesifikasi.

b. Sampel untuk tujuan verifikasi sebanyak 3 (tiga) set ukuran 300 mm x 300 mm
dari setiap tipe kaca yang ditunjukkan dalam spesifikasi kecuali untuk produk
kaca bening/monolitik, dan contoh dengan panjang 300 mm untuk setiap warna
(kecuali hitam) untuk setiap tipe dari sealant dan gasket yang diekspose dan
terlihat. Pasanglah contoh sealant dan gasket dianlara 2 garis material yang
mewakili warna dalam sambungan sistem pada kosen.

c. Sertifikat produk dengan tanda pabrik kaca yang menjamin produk mereka
sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan :

Sertifikat terpisah tidak diperlukan untuk produk kaca dengan label permanen
pabrik yang menunjukkan tipe dan ketebalan kaca. Berikan label yang mewaliki
program Quality Control dari agen sertifikasi atau agen pengetesan independen
yang dapat diterima oleh jurisdiksi otoritas.

d. Kesesuaian
Kesesuaian dan laporan test adhesi dari pabrik sealant yang menunjukkan
bahwa material kaca di test untuk kesesuaian dan adhesi dengan sealant kaca.
ikutkan interprestasi pabrik sealant dalarn hasil test relatif terhadap
performance sealant dan rekomendasi untuk primer dan persiapan bagian
dasar yang diperlukan untuk adhesi.

2.3.2. Penyimpanan dan Perawatan

a. Lindungi material kaca sesuai dengan petunjuk pabrik dan sesuai dengan yang
diperlukan untuk menghindari kerusakan pada kaca dan sealant kaca dari
kondensasi, perubahan temperatur. pengaruh langsung matahari, atau sebab-
sebab lain.

b. Material sealant kaca.

Hal : STR-ARS/138 Paraf :


Material sealant harus dikirimkan dalam kemasan tertutup, identifikasi lengkap
dengan nama, warna, ukuran, kekerasan, tipe, kelas dan grade. Simpanlah
semua bahan kaca dan sealant bebas dari kerusakan dan sesuai dengan
rekomendasi yang ketat dari pabrik.

2.3.3. Garansi

Kontraktor harus memberikan garansi tertulis dari pabrik selama 10 tahun untuk
kualitas kaca dan garansi hasil kerja yang baik dari kontraktor.

2.3.4. Bahan

1. Sistem Persyaratan Performance

a. General : siapkanlah sistem kaca yang dibuat, difabrikasi, dan dipasang


untuk mendukung perubahan suhu normal, beban angin, tekanan angin
(dimana diperlukan), tanpa kegagalan, kehilangan, dan patah pada atribut
kaca seperti : kegagalan pembuat, fabrikasi dan pemasangan; kegagalan
sealant dan gasket untuk bertahan anti-air dan tahan/kedap udara;
kerusakan material kaca, dan kerusakan konstruksi.

b. Desain kaca : ketebalan kaca yang ditunjukkan dalam gambar hanya


untuk detail. Konfirmasikan ketebalan kaca dengan analisa beban-beban
proyek dan kondisi pelayanan. Siapkan kaca dengan variasi ukuran
bukaan untuk ketebalan dan kekuatan (penguatan dan pengaturan
terhadap panas) agar sesuai atau dapat melampaui kriteria-kriteria
berikut:
1) Ketebalan kaca minimum, secara nominal, untuk kaca exterior
adalah 6 mm untuk heat strengthened dan 8 mm untuk annealed
glass.

2) Untuk pemakaian laminated glass system minimal adalah 5 mm + 5


mm dengan lapisan film safety.

3) Ketebalan kaca tinted dan penyerapan panas untuk setiap warna


(tint) adalah sama untuk seluruh bagian dalam proyek ini.

4) Ketebalan minimum kaca dalam bidangnya, apakah terdiri dari kaca


yang diperkuat atau penyesuaian panas, akan dipilih sehingga
kemungkinan kegagalan tidak melewati hal-hal berikut:

8 lembar per 1000 lembar di set secara vertikal atau tidak lebih dari
15o dari garis verttkal dan pada gerakan angin. Tentukan ketebalan
minimum kaca monolitik yang diperkuat sesuai dengan ASTM E
1300.

Untuk kaca lain selain kaca monolotik yang diperkuat (rnonolitic


annealed glass) tentukan ketebalan sesuai dengan standar metode
analisa pabrik kaca termasuk faktor pengaturan pemasangan

Hal : STR-ARS/139 Paraf :


(applying adjustment factors) sesuai ASTM E 1300 berdasarkan tipe
dari kaca.

c. Gerakan suhu normal dihasilkan dari perubahan maksimum berikut


(range) dalam ambient dan perlakuan temperatur permukaan pada
member dari frame kaca dan komponen kaca. Kalkukasi rekayasa dasar
pada temperatur permukaan sebenarnya pada material karena solar heat
gain dan nighttime sky heat loss. Perubahan temperatur (range) : 1200 F
(670C), ambient ; 1800F (lOOeC), permukaan material.

2. Produk

Kaca untuk Curtain Wall. pintu, skylipht dan suspended glass


Semua kaca harus tercantum label dari pabriknya dan harus sesuai dengan
persyaratan yang diperlukan dalam spesifikasi berikut:

a. Tempered Glass:
Tebal : 12 mm, untuk framed door, frameless door (kaca tanpa frame
misalnya untuk pintu entrance, sliding door).
Bila ketebalan ini masih dirasa kurang, harus dibuat perhitungan
ketebalan yang sesuai dengan petunjuk pabrik.
Kaca tempered harus bebas dari bintik-bintik/cacat kaca yang dapat
mudah menyebabkan kaca pecah.

b. Kaca Exterior:
Tebal : 10 mm untuk annealed atau sesuai dengan luas
bidang/gambar dan 8 mm untuk head
strengthened.
Warna : lihat spesifikasi material arsitektur

Jenis : Low E high absorpsion radiation

Produk : lihat spesifikasi material arsitektur

Gasket : gasket glass extrussion ex Neoprene, atau


setara.

c. Kaca Laminated :
Minimal sesuai dengan ANSI 297.1 dan setara dengan LAMISAVE ASAHI
tebal 5 mm + 5 mm dengan lapisan film safety PVB dipakai pada skylight.

d. Suspended Glass memakai kaca tempered minimal 12 mm untuk


ketinggian sampai 2400 mm dan 19 mm untuk ketinggian 2400 < h < 7800
mm tempered glass standard ASAHI.

e. Glass raw material disediakan extra stock 2%.

Hal : STR-ARS/140 Paraf :


2.3.5. Penerapan

1. Pemeriksaan
a. Ukuran kaca harus ditentukan berdasarkan pengukuran lapangan yang
sebenarnya dari frame/bingkai untuk menerima bidang kaca.

b. b. Berilah peluang untuk ekspansi, kontraksi, dan pergerakanserta


tambahkan bantalan dan jepitan yang baik. Identifikasi tipe kaca pada
saat dikirim ke site dan saat pemasangan.

c. Periksa seluruh permukaan untuk menerima bagian-bagian


yangtelahdisebutkan sesuai spesifikasi.
d. Review schedule dan prosedur pemasangan kaca, termasuk metode
pengangkatan kaca, pemakaian material kaca, pemasangan gasket dan
removable stops.
d. Material kaca tidak boleh / diijinkan terdapat "chicken eyes atau staining".

2. Pemeriksaan
a. Pekerja pemasangan kaca haruslah orang yang telah memiliki
pengalaman dalam bahan dan sistem pemasangan kaca. Pergunakan alat
dan periengkapan yang direkomendasikan oleh pabrik kaca.

b. Ukurlah sennua bukaan dan potonglah kaca dengan tepat agar cocok
dengan setiap bukaan dengan kelonggaran pada tepi-tepi yang
disyaratkan.

c. Berilah primer pada permukaan bingkai untuk menerima panel kaca


sesuai dengan rekomendasi dari pabrik, dengan memakai primer yang
direkomendasikan.

d. Pasanglah setting blocks pada posisi kira-kira seperempat dari sill.


Gunakanlah block dengan ukuran yang memadai untuk menyangga kaca
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.

e. Berilah ruang/spasi untuk kaca terhadap pengakhiran kecuali terdapat


gasket dan tape yang kontinu, dengan minimum 2(dua)
perenggang/pembatas pada setiap sisi dari kaca. Berikan sealant dengan
ketebalan yang sama dengan kaca atau sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar. Berikan jumlah yang dibutuhkan untuk jepitan minimum 9 mm
pada kaca pada ke 4 sisi-sisinya.

f. Pada keadaan terpasang bila ditutup dan dibuka, kaca-kaca tidak boleh
bergetar yang menandakan kurang sempurnya pemasangan seal
disekeliling kaca.

g. Selain tidak boteh bergetar, pemasangan seal harus dapat menjamin


bahwa tidak akcin terjadi kebocoran yang diakibatkcin oleh air hujan dan
udara luar.

Hal : STR-ARS/141 Paraf :


h. Pemasangan panel kaca sebaiknya dilakukan dari arah dalam bangunan,
untuk memudahkan penggantian.

2.4. Kelengkapan Pemasangan dan Finishing Produk

a. Fastener

1. Stainless steel dan harus memiliki kekuatan yang cukup.

2. Pemasangan dengan concealed fastener di semua tempat.

b. Hardware (selain untuk frameless door)

1. Harus sesuai dengan tipe dan material hardware yang ditunjukkan dalam
pasal spesifikasi hardware.

2. Kontraktor harus menyerahkan mock-up dan sampel termasuk sistem


pemasangan pada lokasi sesuai persetujuan yang diarahkan oleh
Pengawas/Perencana.

3. Type dan material hardware haruslah kompatibel/pas pada pemasangan


dan berasal dari manufaktur yang disetujui.

4. Type Hardware
a) Automatic Sliding Door
Ex Dorma minimal type ES 90-100 dengan basic modul GM dan
dilengkapi dengan :
i. Encoda
ii. End stop, rail door carrier, floor guide
iii. Electromechanical lock
iv. Auto reverse obstruction
v. Anti child obstruction
vi. Glass clamping rail
vii. Detector movement and child movement
viii. Programme switch (5 posision) and control automatic
ix. Battery pack
x. Photo electric light barrier pada posisi lutut
xi. Pharmacy control
xii. Bell connection
xiii. Automatic terbuka saat terjadi kebakaran (koneksi dengan alarm)

b) Untuk frameless menggunakan fitting standard -> lihat spesifikasi


material arsitektur.

c) Untuk aluminium door -> lihat spesifikasi material arsitektur

c. Aksesori

Harus dibuat dengan concealed fastener stainless steel, rubber weather strip
dan hanger yang dihubungkan ke alumunium harus didempul dengan sealant.

Hal : STR-ARS/142 Paraf :


Anchors untuk kosen-kosen alumunium haruslah memiliki ketebalan 2-3 mm hot
dip galvanized steel dengan minimum13 micron untuk memungkinkan
pergerakan.

d. Finishing Material

Treatment permukaan material yang kontak langsung dengan alkaline seperti concrete,
mortar atau plaster, harus dengan finish clear lacquer atau anti corrosive treatment seperti
asphaltic varnish atau material insulasi lain.

3.0.PENERAPAN PEMASANGAN CURTAIN GLASS WALL

3.1. Persiapan

a. Sebelum fabrikasi kontraktor harus melakukan check di site semua dimensi-


dimensi dan kondisi project untuk menghindari informasi yang terlambat.

b. Kontraktor harus mereview gambar-gambar dan kondisi lapangan dengan


cermat, ukuran-ukuran dan iubang-lubang, persiapan mock-up sambungan
detail dan profil alumunium yang berhubungan langsung dengan material-
material struktural lain.

c. Proses fabrikasi harus diutamakan disiapkan sebelum mulai pelaksanaan,


dengan mempersiapkan shop drawings yang menunjukkan lay-out, lokasi, merk,
kualitas, bentuk dan dimensi sesuai yang diarahkan oleh Pengawas/Perencana.

d. Semua frame-frame untuk partisi, jendela-jendela dan pintu-pintu harus secara


akurat di fabrikasi untuk mengepaskan dengan pengukuran site.

3.2. Fabrication /Assembly

a. Shop Assembly

Dimana dimungkinkan harus siap dipasang di site proyek. Bila tidak merupakan
shop assembly, lakukan pra-pengepasan di shop untuk memastikan asembly
lapangan yang baik dan tepat guna.

b. Sambungan-sambungan / Joints.

1. Buatlah dengan hati-hati agar pekerjaan-pekerjaan ekspose match untuk


memberikan garis dan design yang kontinu. Pakailah perlengkapan mesin
untuk mengepaskan frame dengan kaku bersama-sama pada titik-titik joints
contact dengan hairline joints, waterproof joints dari belakang dengan
sealant.
2. Pemakaian sealant tidak diijinkan pada permukaan ekspose.

Hal : STR-ARS/143 Paraf :


3.3. Pemasangan

a. Erection Tolerances:
1. Batas perbedaan tegak dan level:
3 mm dalam 3 m, secara vertikal (V)
3 mm dalam 6 m, secara horizontal (H)
2. Batas-batas perbedaan dari lokasi secara teoritis : 6 mm untuk setiap
member pada setiap lokasi.
3. Keseluruhan (over all)
Untuk seluruh ketinggian (dari bawah sampai ujung atas) dan lebar
(keseluruhan bidang lebar gedung) adalcih 10 mm.

b. Set unit-unit dengan tegak, level dan garis yang benar, tanpa terkelupas atau
merusak frame.

c. Pasanglah anchor dengan kuat pada tempatnya, memungkinkan untuk


pergerakan, termasuk ekspansi dan kontraksi.

d. Pisahkan material-material yang tidak sama pada titik-titik hubungan,


termasuk metal-metal yang berhubungan dengan pasangan atau permukaan
beton, dengan cat bituminous atau preformed separators untuk menghindari
kontak dan korosi.

e. Set sill members pada bantalan sealant. Set member-member lain dengan
internal sealant dan baffles untuk memberi konstruksi yang weathertight.

f. Pasanglah pintu-pintu dan hardware sesuai dengan instruksi tertulis dari


manufaktur.

g. Potongan alumunium profil harus dibuat dengan dasar yang baik untuk
menghindari kerusakan, tergores atau rusak pada permukaannya; dan harus
dijauhkan dari material-material baja/besi untuk menghindari debu-debu besi
menempel pada permukaan alumunium.

h. Pengelasan diijinkan hanya dari bagian dalam, menggunakan non activated


gas (argon) dan tidak boleh diekspose.

i. Buatlah match joints members dengan sekrup yang cocok, rivets, las; untuk
mendapatkan bentuk dan kualitas yang dibutuhkan atau sesuai yang terlihat
dalam gambar.

j. Peralatan anchor untuk alumunium frame harusiah dengan hot dip


galvanized steel tebal 2-3 mm di set pada interval 60 mm.

k. Fastener harus dari stainless steel atau material non corrosive lain,
concealed type. Paskan frame bersama-sama pada titik-titik contact joints
dengan hairline joints, waterproof joints dari bagian belakang dengan sealant
untuk menahan (watertight) 1000 kg/cmy.

Hal : STR-ARS/144 Paraf :


l. Alumunium frame harus disiapkan untuk mengantisipasi modifikasi-modifikasi
berikut:

1. Perubahan fixed-window
2. Propel window, rotate window, etc.
3. Pintu-pintu kaca frameless
4. Movable partisi tanpa kerusakan pada lantai dan ceiling
5. Sediakan dengan aksesori-aksesori penunjang untuk tujuan-tujuan diatas.

m. Paskan hardware dan material-material reinforcing pada metal lain yang


berhubungan langsung dengan alumunium frame dan hubungan harus
dengan chromium coat pada permukaannya untuk menghindari kontak
korosif.

n. Toleransi pemasangan (erection) untuk alumunium frame pada sisi dinding


10-15 mm harus diisi dengan grouting.

o. Sebelum pemasangan alumunium frame, khususnya pada propel window,


upper dan lower window, sill harus di check level dan waterpass pada
bukaan bukaan dinding.

p. Untuk pernasangan (erection) frame pada area watertight khususnya pada


ruang dengan AC, harus disediakan synthetic rubber atau synthetic resin
untilk swing door dan double door.

q. Tepi-tepi akhir frame pada dinding harus di set dengan sealant untuk
membuatnya sound proof dan watertight.

r. Lower sill pada frame alumunium exterior harus diberi flashing untuk
menahan air hujan.

3.4. Adjusti

Test fungsi operasi pintu-pintu setelah operasi penutupan daun pintu, latching
speeds dan hardware-hardware lain sesuai dengan instruksi manufaktur untuk
memastikan operasi daun pintu yang halus (smooth).

3.5. Protection

a. Semua alumunium harus dilindungi dengan tipe-tipe proteksi atau material-


material lain yang disetujui oleh Owner saat diserahkan ke lapangan.

b. Protective material tersebut hanya boleh dibuka bila diperlukan pada saat
protective material akan dipakai pada alumunium.

c. Tepi-tepi pintu harus dilindungi dengan plastic tape atau zinc chromate primer
(transparent varnish) pada saat plasteran akan dilaksanakan. Bagian-bagian lain
harus tetap dilindungi dengan lacquer film sampai seluruh pekerjaan selesai.

Hal : STR-ARS/145 Paraf :


d. Pemakaian varnish tidak diijinkan untuk permukaan-permukaan yang tidak akan
didempul atau di sealant.

3.6. Weather Seal

Selama pemasangan kosen / frame alumunium, harus dipasang weather seal


(backing strip) pada bagian dalam sebagai pengisi sebelum sealant terpasang.

Hal : STR-ARS/146 Paraf :


PEKERJAAN INSTALASI

LISTRIK, AC, DAN PENANGKAL PETIR

Pasal 1. PENJELASAN UMUM

1.1 Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini menguraikan tugas dan tanggung jawab
Kontraktor dalam pekerjaan pengadaan dan pemasangan instalasi AC, Listrik, dan
Penangkal Petir pada proyek ini.

1.2 Pemasangan instalasi AC, listrik, dan penangkal petir harus dilaksanakan sesuai
dengan spesifikasi teknis ini dan mentaati semua peraturan yang berlaku di
Indonesia.

1.3 Biaya pengadaan beberapa unit AC dan pemasangan instalasi AC ini harus sudah
termasuk pajak-pajak, bea masuk barang import, biaya pemeriksaan di pabrik
maupun di pelabuhan, biaya gudang, biaya pemeriksaan instalasi oleh instansi
yang berwenang, biaya pengadaan tenaga kerja, biaya pengadaan peralatan kerja,
biaya penyediaan alat bantu, biaya testing, commissioning dan start up, biaya
asuransi dan semua biaya yang diperlukan untuk kelengkapan instalasi AC.

1.4 Kontraktor wajib mentaati peraturan-peraturan tentang keselamatan kerja yang


dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja dan mengharuskan semua tenaga di
lapangan selalu mengutamakan keselamatan & kesehatan kerja.

1.5 Kontraktor harus memasukkan didalam penawarannya semua peralatan,


perlengkapan dan material sebagaimana tertera didalam gambar rencana dan yang
tersebut didalam spesifikasi teknis ini, dan semua perlengkapan bantu yang
detailnya tidak tampak pada gambar rencana dan tidak disebutkan didalam
spesifikasi teknis, tetapi diperlukan untuk kelengkapan sistem yang diminta,
sehingga sistem dapat bekerja dengan sempurna.

1.6 Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang mempunyai
keahlian dalam pemasangan instalasi yang direncanakan.

Pasal 2. LINGKUP PEKERJAAN

2.1 Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua peralatan termasuk start up,
commissioning, balancing dan testing untuk sistim instalasi AC yang direncanakan
sampai dapat bekerja dengan sempurna.

2.2 Termasuk dalam sistem ini ialah:

a. Pemasangan AC berupa Air Cooled Split System.

b. Instalasi listrik, yang berhubungan dengan peralatan AC .

Hal : STR-ARS/147 Paraf :


c. Instalasi Penangkal petir.

d. Testing, balancing, commissioning dan start-up k. Dan lain-lain peralatan yang


diperlukan untuk kesempurnaan sistem.

Pasal 3. SISTEM

3.1 Secara garis besar bangunan yang direncanakan terdiri dari 2 lantai

3.2 Sistem AC menggunakan sistem AC Split Aircooled.


Sistem AC untuk setiap lantai menggunakan AC Split. AC Split Wall Mounted.

3.3 Pemasangan

3.3.1. Pemipaan untuk drain harus dipasang dengan kemiringan tenentu sehingga
semua air kondensasi yang keluar dari unit bisa mengalir ke pipa drain
dengan sempurna (tidak meluap keiuar).

3.3.3. Thermostat dan tombol pengatur terpasang pada dinding ruangan yang
dikondisikan dengan ketinggian 150 cm dan dikcordinasikan dengan
sakelar lampu.

3.3.4. Pemipaan untuk drain harus dipasang dengan kemiringan tenentu sehingga
semua air kondensasi yang keluar dari unit bisa mengalir ke pipa drain
dengan sempurna (tidak meluap keluar).

3.4 Penjelasan Teknis

3.4.1. Unit sentral pendingin berupa Aircooled Split yang secara lengkap telah
dirakit di pabrik, termasuk sistem pemipaan refrigerant yang telah berisi
refrigerant, sistem jaringan kontrol, sistem jaringan listrik dll., sehingga unit
datang di site dalam keadaan siap bekerja.

3.4.2. Unit harus mempunyai dudukan baja (steel base) yang menampung seluruh
unit dan terbungkus dengan steel casing yang dirancang untuk pemasangan
di udara terbuka.

3.4.2. Kompresor jenis Scroll dan dirancang untuk bekerja secara kontinyu dengan
perlengkapan proteksi tekanan refrigerant tinggi/rendah, strainer minyak,
valve, dll., dan didudukkan diatas bantalan pegas untuk meredam rambatan
getaran.
Kapasitas dari kompresor harus secara otomatis menyesuaikan dengan
beban pendinginan yang dibutuhkan.
Bila dalam satu unit terdapat beberapa kompresor, maka jumlah kompresor
yang bekerja harus secara otomatis berkurang pada saat beban
pendinginan berkurang.

3.4.3. Bila unit hanya mempunyai kompresor tunggal, sistem harus dilengkapi
dengan unloader atau sistem lain sesuai standard pabrik yang bekerja

Hal : STR-ARS/148 Paraf :


secara otomatis mengurangi kapasitas kompresor bila beban pendinginan
berkurang.

Pasal 3. PENGGANTUNG, PENYANGGA DAN PENGUAT

3.1 Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua penggantung, penyangga,


pendukung, penguat pipa-pipa hingga dapat bekerja dengan aman.
3.2 Semua penggantung, penyangga, penguat dari pipa harus terbuat dari bahan besi
baja yang dilapis galvani dengan design dan pembuatan yang telah disetujui dan
sesuai dengan standard praktis yang telah umum dilaksanakan.
3.3 Kontraktor harus menentukan letak dari setiap penggantung, penyangga, penguat,
dimana telah dihitung kekuatan bebannya dan telah diperhitungkan defleksi akibat
pemuaian disetiap titik. Gambar kerja (shop drawing) yang menunjukkan secara
detail cara pemasangan pada struktur bangunan dan detail dari penggantung,
penyangga dan penguat tersebut harus dibuat oleh Kontraktor dan disampaikan
untuk disetujui.
3.4 Setiap penggantung dan penyangga dari pipa Refrigrant dan pipa drain harus
dapat diatur pada arah tegak sebesar 5 cm. Tiang penggantung (hanger rod)
harus terbuat dari besi berbentuk bulat berlapis galvaniz, berulir diujungnya,
dengan baut untuk menyetel ketinggian penggantung pipa.
3.5 Kecuali dinyatakan lain, tiang penggantung tersebut harus mempunyai
ukuran minimum sebagai berikut :

Ukuran Pipa Diameter tiang Penggantung


Tunggal Ganda
0.5" - 2" 3/8" ( 9 mm ) 3/8" ( 9 mm )
2.5"-3" Vz" (12mm) 3/8" ( 9 mm )
4" - 5" 5/8" (15mm) V2" (12mm)
6" V4" (18 mm ) 5/8" ( 15mm)
8"-12" 1" (25mm) 3/." (18mm)
U
ntuk pipa dengan ukuran diatas 12 inch harus direncanakan khusus, sesuai
kebutuhan.

3.6 Pipa tidak boleh digantung atau didukung dengan menggunakan kawat, kabel,
kayu, tali, rantai, atau sejenisnya.

Pasal 4. SLEEVES (SPARING)

4.1 Kontraktor harus menyediakan dan memasang sleeves (sparing) pada pemipaan
yang menembus dinding, lantai dan atap.
4.2 Sleeves harus mempunyai diameter paling sedikit 1/2" (12 mm) lebih besar dari
diameter pipa yang terpasang dan terpasang setebal konstruksi bangunan yang
ditembus. termasuk lapisan finishingnya. Ukuran sleeves ini harus memungkinkan
pergerakan vertikal maupun horizontal dari pipa akibat pemuaian pipa.
4.3 Sleeves yang menembus dinding luar, atap dan lantai beton harus terbuat dari pipa
baja dengan flange yang terpasang pada pertengahan panjang, dengan las yang
menerus sekeliling pipa dan ditanam didalam dinding, lantai atau atap. Sleeves
yang terpasang di lantai harus diperpanjang kesisi atas sehingga muncul setinggi 5

Hal : STR-ARS/149 Paraf :


cm diatas lantai finish. Pada dinding luar, sleeves harus dibuat kedap air dengan
menggunakan sealant atau menggunakan material lain yang disetujui.
4.4 Kecuali dinyatakan lain, maka sleeves yang terpasang pada dinding tiata terbuat
dari lembaran baja berlapis galvani (G.I.sheet) BjLS 50.

Pasal 5. PELAKSANAAN

5.1 Gambar rencana telah menunjukan secara diagramatik pekerjaan pemipaan


yang harus dilaksanakan.
5.2 Kontraktor harus memasang dan mengatur pemipaan, kira-kira seperti yang
ditunjukkan, dan hams disesuaikan dengan kondisi setempat, terutama yang
menyangkut instalasi dari disiplin lain.
5.3 Sebelum melaksanakan, Kontraktor harus mempelajari dengan teliti gambar
konstruksi dan gambar arsitek dan kondisi setempat.
5.4 Kontraktor harus memasang sistern pemipaan, sehingga semua peralatan yang
terhubung dapat bekerja dengan aman dan sempurna. Pelaksanaan pemipaan
harus sesuai dengan standard dan petunjuk dari pabrik.
5.5 Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua perlengkapan pemipaan
seperti vent, drain, air relief valve, dimana diperlukan untuk kesempurnaan kerja.
Semua perlengkapan tersebut tidak tampak pada gambar rencana dan harus
dilengkapi oleh Kontraktor.
5.6 9.4. Pipa harus dipotong secara tepat sesuai ukuran yang dibuat di site dan harus
dipasang tanpa ada gaya-gaya yang timbul pada pipa tersebut, serta tidak
menghalangi pintu, jendela dan jalan orang. Pembobokan bagian bangunan untuk
jalan pipa hanya diperkenankan setelah mendapat ijin dari pengawas.
5.7 Pemasangan pipa harus diberi kemiringan sehingga memudahkan drain.
5.8 Selama pelaksanaan, semua ujung pipa yang terbuka harus diberi tutup sementara
untuk mencegah kotoran masuk kedalam pipa.
5.9 Pipa harus digantung atau disangga dengan cukup sehingga pipa tidak menahan
beratnya sendiri secara berlebihan.
5.10 Untuk tujuan service, penggantian dan perbaikan, harus dipasang :
Union, flanged pada sambungan ke peralatan.
5.11 Shut off valves disisi masuk dan disisi keluar dari setiap peralatan, yang
memungkinkan perbaikan peralatan tersebut tanpa mengganggu sistim lainnya.
5.12 Kontraktor harus menentukan letak dan besaran dari penggantung & penyangga
pipa, serta menghitung berat dan defleksi pipa akibat panas dan memilih jenis
penggantung & penyangga yang tepat.

Pasal 6. INSTALASI LISTRIK

6.1 Pendahuluan
Kontraktor harus mempelajari gambar instalasi listrik, sehingga mendapat
gambaran yang Jelas sampai bagian mana yang akan disediakan oleh Kontraktor
listrik dan bagian mana yang harus disediakan oleh Kontraktor.

6.2 Lingkup Pekerjaan


6.2.1 Pada dasarnya Kontraktor Listrik, akan menyediakan suatu sumber
listrik yang cukup untuk unit-unit AC di lokasi dekat setiap unit.

Hal : STR-ARS/150 Paraf :


Kontraktor Mekanikal harus menyediakan perlengkapan seianjutnya
termasuk panel starter sampai fan dapat bekerja dengan baik.

6.2.2 Kontraktor bertugas menyambung terminal/ujung kabel/panel yang


tersedia tersebut, dan menghubungkan ke unit-unit yang dipasangnya
secara lengkap.

6.2.3 Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua instalasi listrik,


sehingga semua sistim AC dapat bekerja dengan baik, termasuk
diantaranya penyediaan dan pemasangan motor-motor, starter,
peralatan proteksi, sekering, panel distribusi, panel kontiol, kabel listrik,
pipa konduit, kabel kontrol, dan lain sebagainya.

6.2.4 Panel-panel distribusi untuk peralatan AC harus dibuat sesuai dengan


kebutuhan masing-masing.

6.2.5 Didekat setiap unit AC, fan dan pompa harus dipasang suatu alat
pemutus arus, baik berupa isolating switch atau sakelar.

6.2.6 Kontraktor harus menyediakan alat proteksi terhadap kehilangan satu


phase disetiap panel yang mensupply peralatan 3 phasa.

6.3 Sistem Instalasi

6.3.1 Semua pelaksanaan instalasi fistrik harus dilaksanakan sesuai dengan


Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUII.) dan peraturan-peraturan yang
dikeluarkan PLN, serta sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat
peralatan.

6.3.2 Pemasangan instalasi listrik didalam ruang mesin, atau diatas plafond
dilaksanakan secara opbouw (surface-mounted), kecuali dinyatakan
lain didalam gambar.

6.4 Sistem Tengangan

6.4.1 Sistem tegangan yang ada adalah 380 Volt, 3 Phase, 50 HZ, atau 220
Volt, 1 phase, 50 HZ.

6.4.2 Semua equipment listrik harus sanggup menahan arus hubung singkat
sampai 35 kA.

6.5 Panel Distribusi AC


6.5.1 Kontraktor harus menyediakan dan memasang Panel Distribusi untuk
unit AC yang terletak di ruang AHU/Panel.

Panel Distribusi tersebut berisi Moulded Case Circuit Breaker,


Miniature Circuit Breaker, Busbar, Fuse switch, Star-Delta starter,
Lampu Indikator, Ampere meter, Volt meter, Kwh-meter dan semua
peralatan yang berhubungan dengan sistim kontrol dan proteksi motor
listrik. Pada panel pembagi ini harus dilengkapi "Three Phase
Protector" yang berfungsi sebagai pengaman motor/compressor akibat
ketidak seimbangan arus phasa dari sumber.

Hal : STR-ARS/151 Paraf :


6.5.2 Panel harus berbentuk lemari, jenis outdoor, tertutup rapat sehingga
tidak memungkinkan debu-debu dan binatang kecil masuk kedalamnya,
serta direncanakan sedemikian sehingga memungkinkan
pemeliharaan, pemeriksaan dan pengujian dengan mudah dan aman.

6.5.3 Kabinet lemari harus terbuat dari pelat baja dengan tebal tidak kurang
dari 2 mm, yang dibentuk dengan penguat profil besi siku.

6.5.4 Pintu harus disediakan disisi depan untuk pemasangan dan service.

6.5.5 Semua lampu indikator, meter-meter dan tombol-tombol harus


diletakkan disisi depan dari kabinet dan harus dipasang di balik pintu
dengan sisi depannya diberi kaca.

6.5.6 Semua kabel harus masuk dan keluar lewat sisi bawah dari panel.

6.5.7 Panel harus mempunyai sistim 5 rel, yaitu phase R, S, T, Neutral dan
Grounding. Rel neutral harus sama besar dengan rel phase.

6.5.8 Peietakan terminal kabel harus dibuat sedemikian sehingga belokan


kabel dibuat sesedikit mungkin dan memudahkan pemasangan.

6.5.9 Masing-masing terminal kabel harus dengan jelas diberi identifikasi


atau kabel.

6.6 Panel Starter

6.6.1 Kontraktor harus menyediakan dan memasang panel starter untuk


semua motor fan. Panel ini berbentuk kotak terbuat dari pelat besi
dengan tebal tidak kurang dari 1,6 mm, dengan pintu disisi depan.

6.6.2 Panel ini harus berisi starter dari motor listrik lengkap dengan
kontrolnya.

6.6.3 Pada sisi depan panel harus diletakkan lampu indikator berwarna hijau
(unit bekerja) dan warna merah (keadaan tidak normal atau trip). Bila
unit berhenti bekerja, kedua lampu tersebut harus padam.

6.6.4 Pada sisi depan panel harus dipasang dua buah tombot untuk
menjalankan dan mematikan motor.

6.7 Instalasi Pengkabelan


6.7.1 Semua kabel, kawat, saluran kabel (cable trays), conduit, dan semua
perlengkapan baik yang dispesifikasikan atau tidak, dan dimana
diperlukan untuk menjamin bekerjanya sistim dengan sempurna, harus
disediakan dan dipasang oleh Kontraktor.
6.8 Kabel
6.8.1 Kabel jenis NYA, NYMHY dan NYM harus ditarik di dalam konduit ,

Hal : STR-ARS/152 Paraf :


sedangkan kabel NYY dan NYFGbY dapat ditarik dengan klem, dalam
cable atau dipasang di cable tray/rak kabel.
6.8.2 Kabel yang dipasang harus telah lulus uji dengan bukti sertifikat dari
PLN dan dikirim ke proyek masih dalam gulungan lengkap dengan
tanda-tanda pabrik pembuatnya dan disertai salinan sertifikat dari PLN.
6.8.3 Warna kabel harus sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik
(PUIL) dan instalasi dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang
dikeluarkan PLN.
1. Apabila warna kabel harus dirubah sesuai dengan
keseimbangan beban yang ada, maka Kontraktor harus
mengganti seluruh kabel tersebut sesuai dengan warna
phasenya, atas biaya Kontraktor.
2. Pemberian warna menggunakan adhesive tape tidak
dibenarkan.

6.8.4 Semua kabel harus dipasang tanpa adanya kerusakan pada isolasinya
dan tanpa melintir atau melekuk. Kabel yang terpasang dengan isolasi
yang rusak harus diganti atas biaya Kontraktor.
6.8.5 Pada ujung dari kabel harus dipersiapkan untuk pemasangan pada
terminal tanpa merusak penghantarnya. Penggunaan sepatu kabel
harus sesuai dengan persyaratan.
6.8.6 Semua kabel harus mempunyai ukuran penghantar sesuai dengan
persyaratan PUIL dan sesuai dengan kebutuhan. Apabila kapasitas
dan ukuran penghantar kabel tidak dicantumkan didalam gambar,
maka kapasitas kabel harus dipilih sesuai dengan kapasitas circuit
breaker atau sekering.

Pasal 7. PENGUJIAN (TESTING)

7.1 Semua pengujian harus disaksikan oleh Pemberi Tugas dan Pengawas.
7.2 Semua peralatan dan tenaga ahli harus disediakan oleh Kontraktor untuk keperluan
pengujian.
7.3 Pengujian harus dilakukan pada semua pemipaan dan mendapat persetujuan
"Lulus Pengujian", sebelum pipa diberi lapisan isolasi atau ditimbun/ditutup.
7.4 Pemipaan harus diuji pada tekanan sebesar 150 % dari tekanan keria dan harus
dijaga seiama 24 jam, dan selama waktu pengujian tekanan tidak boleh berkurang.
7.5 Pemipaan yang akan terpasang tersembunyi, harus sudah diuji sebelum tertutup.
7.6 Volume udara yang dihasilkan oleh fan dan yang disemburkan melalui diffuser/grille
atau yang dihisap oleh grille harus diukur dengan menggunakan Velometer,
Anemometer atau Pilot Tube.
7.7 Semua pompa harus diukur dan diatur sedemikian sehingga mengalirkan air sesuai
gambar rencana.
7.8 Sernua fan hams diukur dan diatur sedemikian sehingga mengalirkan udara sesuai
gambar rencana.
7.9 Semua sistim kontrol harus diuji keberhasilan kerjanya.

Hal : STR-ARS/153 Paraf :


7.10 Semua ruangan harus diukur temperaturnya dan dicatat untuk kemudian
dilaporkan. Pengukuran temperatur tersebut harus dilakukan pada saat temperatur
luar diatas 30 derajat Celcius.
7.11 Seluruh sistem instaiasi AC harus dicoba dijalankan selama tidak kurang dari 3 x
24 jam secara terus menerus. Selama pengujian ini, semua data yang diperlukan
dicatat dan dilaporkan.
7.12 Sistem instaiasi AC hanya dapat diterima untuk pertama kalinya 2 minggu setelah
pengujian diatas dinyatakan berhasil dengan baik dan selama 2 minggu instaiasi
digunakan secara normal.
7.13 Biaya peralatan dan tenaga kerja selama testing termasuk tanggungan Kontraktor,
sedangkan biaya pemakaian listrik selama testing akan ditanggung oleh Pemberi
Tugas.

Pasal 8. INSTALASI PENANGKAL PETIR

PEKERJAAN INSTALASI PENANGKAL PETIR

8.1 Dilaksanakan dengan sistem konvensional, dipasang di atas Atap


gedung/bangunan dengan 1 titik spitzen dengan menggunakan kawat BC1 X 70
mm2, termasuk saluran yang turun ke bawah (down Conductor).
8.2 Ujung tongkat penerima petir setinggi 2 x 3 meter dari puncak bangunan.
8.3 Saluran BC tersebut dipasang pada item penyangga seperti gambar rancangan
pelaksanaan dengan jarak idem 50 cm antara satu dengan yang lain.
8.4 Pada tempat dimana pipa pentanahan (ground rod) ditancapkan, harus dibuatkan
bak kontrol dengan ukuran sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan, bak
kontrol harus dibuat di luar lantai bangunan.
8.5 TO pentanahan untuk penangkal petir harus dipisahkan dengan titik pentanahan
panel.
8.6 Saluran BC dari bak kontrol ke tepi bangunan harus dilindungi dengan pipa
galvanis 3/4", bak kontrol tersebut harus diberi tutup.
8.7 Saluran BC yang dipasang vertikal pada tembok bagian tepi luar bangunan harus
dilindungi dengan pipa PVC 1" setinggi 2,50 meter dari lantai.
8.8 Saluran BC untuk down conductor ditarik sepanjang kolom beton bangunan
dengan cara ditanam pada plesteran beton dengan dilindungi pipa PVC AW 1",
saluran ini tidak boleh ada sambungan dalam pipa (lihat gambar detail).
8.9 Saluran BC untuk seluruh sistem pentanahan ini tidak diperbolehkan ada
sambungan pada tempat yang tidak semestinya.
8.10 Elektrode tanah menggunakan elektroda pipa dengan pipa galvanis 2" dengan
kawat BC 70 m, minimal sedalam 6 m atau harus mencapai titik air.
8.11 Besarnya tahanan sebar elektroda tanah tersebut tidak boleh lebih dari 3 ohm.
8.12 Pengurusan ijin instalasi penangkal petir kepada instansi yang berwenang
merupakan pekerjaan dan tanggung jawab dari Kontraktor

Hal : STR-ARS/154 Paraf :


PENUTUP

1. Apabila didalam SPESIFIKASI TEKNIS /Dokumen Pengadaan ini tidak tercantum uraian-
uraian dan ketentuan-ketentuan yang sebenarnya yang termasuk dalam pekerjaan jasa
konstruksi maka pekerjaan lain yang belum diatur dalam ketentuan ini akan ditentukan
kemudian, apabila dilakukan perbaikan (tambah kurang) harus atas persetujuan penanggung
jawab kegiatan dan pengguna anggaran.

2. Apabila ada perubahan-perubahan yang bersifat non struktur dapat dilakukan sebelum pra
kontrak (sebelum kontrak ditanda tangani oleh kedua belah pihak).

Mataram, Januari 2017


Disetujui : Dibuat oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Konsultan Perencana
Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah PT. VERTEXINDO Konsultan
Provinsi NTB

Ir. Hj. RATNA MUSTIKAWATI, MM. MUH. MUTAWALLI, ST, MT.


NIP. 19640317 199103 2 005 Direktur

Disetujui : Mengetahui :
Kepala Dinas Kepala Bidang Cipta Karya
Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Dinas Pekerjaan Umum
Provinsi NTB
Provinsi NTB

IR. H. BUDI SUBAGIO , MM IR. H. MASNUN HASBULLAH, SP.1, MM.


NIP. 19610513 199103 1 002 NIP. 196210031 199502 1 002

Hal : STR-ARS/155 Paraf :

Anda mungkin juga menyukai