Anda di halaman 1dari 105

Rehabilitasi Puskesmas Karang Anyar

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

METODE PELAKSANAAN

CV. BERSAMA JAYA


CONTENT
1 Data Administrasi
2 Data Teknis

METODE
PELAKSANAAN

10
Metode Pelaksanaan Persiapan

METODE PELAKSANAAN
PROGRAM KERJA

PERSETUJUAN
MATERIAL
MATERIAL2 POKOK,
START MEKANIKAL &
IMPORT DAN
ELEKTRIKAL
PROSES PENGADAAN

SITE INSTALLATION
PENGUKURAN
& TRAFFIC
DAN MARKING
MANAGEMENT

FABRIKASI
MATERIAL POKOK STRUKTUR
STRUKTUR

FABRIKASI
ARSITEKTUR INSTALATION
MATERIAL FINISHING

FINISHING LUAR FINISHING DALAM MASA


PHO FHO
PEMELIHARAAN

sequenze
METODE PELAKSANAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan harus sudah dilaksanakan sebelum 14 (empat belas) hari setelah menerima Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) sebagaimana Keppres No. 54 Tahun 2010. Sebagai langkah awal yang harus
dilakukan adalah:
1. Pendekatan kepada aparat Muspika setempat serta masyarakat di sekitar lokasi proyek
2. Untuk memproses perijinan serta sosialisasi rencana pelaksanaan proyek Pekerjaan Pembangunan
Gedung West Town View Sales Gallery, agar dalam pelaksanaan proyek tersebut tidak menemui
hambatan di lapangan.
3. Membuat rencana kerja yang lebih terperinci termasuk schedule mobilisasi peralatan, bahan dan
personil ke lokasi.
4. Melakukan Pengurusan administrasi proyek meliputi jaminan pelaksanaan, surat permohonan untuk
serah terima lokasi lahan proyek, juga data dukung seperti data cuaca dan kondisi tanah serta
lingkungan pekerjaan yang ada sehingga dapat memperkiraan dampak yang timbul akibat adanya
kegiatan ini.
5. Mengajukan Shop Drawing kepada owner/konsultan pengawas pekerjaan untuk mendapat
persetujuan menyangkut lay – out dan penempatan lokasi Direksi Keet pengawas, kantor kontraktor,
barak pekerja, gudang dan bengkel serta pagar proyek.
METODE PELAKSANAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan
A. Uitzet dan Penandaan leveling
1. Pengukuran
Pekerjaan pengukuran menggunakan theodolit dan waterpass untuk menentukan letak kolom
gedung yang akan dibangun sesuai dengan gambar yang telah direncanakan. Pada saat yang sama
dilakukan juga penentuan leveling ketinggian yang berfungsi untuk mendapatkan titik-titik bangunan
yang diperlukan sesuai dengan gambar rencana :
Titik-titik as bangunan yang menunjukkan dinding tembok diberi tanda dari paku yang juga berfungsi
untuk menarik benang sebagai sumbu dinding bangunan dan diberi tanda panah dengan cat/meni.
Sudut pertemuan papan bouwplank harus benar-benar siku, karena hal tersebut sebagai acuan
untuk kesikuan pertemuan dinding.

2. Pembuatan Kantor Direksi Keet, Kantor Pengawas dan Gudang


Pembangunan Kantor Pengawas dan Kantor Kontraktor diperuntukkan sebagai tempat bekerja untuk
para staf, baik untuk staf pengawas maupun staf kontraktor. Tugas dilakukan para staf adalah
merencanakan, melaksanakan maupun mengevaluasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena
itu kantor disekat dalam ruang–ruang, untuk ruang kerja dan ruang rapat serta dilengkapi dengan
sarana toilet dan air bersih. Dan untuk menjaga kemungkinan terjadinya bahaya kebakaran, selama
pekerjaan juga disiapkan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Barak kerja diperuntukan untuk para pekerja proyek untuk tempat para pekerja beristirahat selama
jam istirahat di lokasi proyek.
METODE PELAKSANAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan

Pembuatan Direksi Keet dan Barak Kerja ini mempunyai tujuan :


 Membuat kantor di lokasi proyek untuk tempat bagi wakil tenaga ahli di lapangan bekerja, dilengkapi
dengan peralatan kantor yang dibutuhkan.
 Sebagai operasional pelaksanaan proyek setiap harinya.
 Sebagai tempat penyimpanan dokumen maupun arsip-arsip kerja yang ada kaitannya dengan
pelaksanaan pekerjaan.
 Sebagai tempat konsultasi / diskusi permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan berjalan.
 Barak kerja untuk tempat beristirahat para pekerja proyek.
 Barak kerja digunakan untuk menempatkan barang–barang/peralatan para pekerja.

Direksi keet terdiri dari :


 Ruang meeting
 Ruang konsultan pengawas
 Ruang pelaksana proyek / kontraktor
METODE PELAKSANAAN PERSIAPAN

Supply Chain
METODE PELAKSANAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan
3. Mobilisasi dan Demobilisasi
 Mobilisasi dilakukan untuk memenuhi segala kebutuhan-kebutuhan di lokasi proyek yang meliputi :
alat kerja, peralatan, bahan dan tenaga untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Sebelum
dilakukan Mobilisasi Kontraktor mengajak pihak Direksi untuk bersama-sama melakukan
pengecekan kondisi alat layak atau tidak untuk pelaksanaan pekerjaan.
 Demobilisasi dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan telah selesai dilaksanakan.
METODE PELAKSANAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan

4. Pembersihan Lokasi
Pekerjaan pembersihan lokasi bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan dilapangan guna
memperlancar proses pelaksanaan pekerjaan.

5. Air Kerja
Sumber air yang digunakan adalah sumber air tanah dengan membangun sumur bor, atau mencari
sumber air lainnya yang memenuhi syarat untuk pelaksanaan pekerjaan.

Keperluan air bersih meliputi:


 Air untuk campuran beton, campuran plesteran.
 Untuk perawatan beton (curing)
 Untuk toilet dan MCK pekerja
 Untuk keperluan tes peralatan mekanikal, tes instalasi plumbing
 Keperluan pekerjaan lainnya
METODE PELAKSANAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan

6. Dokumentasi / Administrasi / As Built Drawing


 Pembuatan Administrasi dan Dokumentasi Foto Proyek Mulai Nol Persen / Existing Lokasi
Pekerjaan yang akan dilaksanakan sampai dengan Seratus Persen.
 Pembuatan laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan seperti :
a. Laporan harian yang berisi tentang material yang didatangkan, pekerjaan yang dilakukan,
mengenai keadaan cuaca pada saat pelaksanaan pekerjaan.
b. Laporan mingguan yang berisi tentang persentase yang direkap dari laporan harian. Dan
diambil presentase setiap masing-masing item pekerjaan.
c. Laporan bulanan dibuat dari hasil laporan mingguan. Pembuatan laporan dibuat untuk
penarikan termin dan presentase sesuai dengan kontak.
 Hasil pengukuran diatas lalu diwujudkan dalam bentuk gambar kerja (shop drawing/ construction
drawing) diatas kertas A2 (1 Asli dan 2 copy) yang dimulai dari awal pelaksanaan pekerjaan
sampai akhir pekerjaan dan diserahkan Direksi untuk disetujui.
 Pekerjaan Pelaporan dan Dokumentasi dilakukan dari awal mulai pekerjaan sampai pekerjaan
selesai dilaksanakan.
METODE PELAKSANAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan

7. Pembuatan Papan Proyek


Setelah SPMK diterbitkan maka segera dilakukan pembuatan Papan Nama Kegiatan dan
Pemasangan Pagar Pengaman Lokasi yang mana penempatan posisinya sesuai dengan petunjuk
dari direksi. Papan nama proyek sangat penting dilakukan untuk memberikan informasi tentang
proyek yang sedang dilaksanakan. Papan nama proyek diletakkan pada tempat yang mudah
dilihat umum. Di dalam Papan nama proyek harus memuat :
 Nama Proyek
 Pemilik Proyek
 Lokasi Proyek
 Jumlah Biaya (Kontrak)
 Nama Pelaksana (Kontraktor)
 Jangka waktu Pelaksanaan Proyek
 Sumber Dana
METODE PELAKSANAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan

8. Penerangan
 Untuk menunjang pelaksanaan proyek harus disediakan sumber tenaga listrik untuk
keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan direksi keet dan penerangan proyek pada
malam hari sebagai keamanan selama proyek berlangsung selama 24 jam penuh dalam
sehari.
 Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan pengadaan
Generator Set. Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan
pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak serta saklar/panel.
TRAFIC MANAGEMENT

1.70

0.50
0.30
0.50
2.00

Rambu Dilarang Masuk Pagar Seng


& Rambu Arah Jalan
P S

Rubber Cone

Rambu Larangan Parkir


Dan Berhenti
Flagman
Temporary Facilities

-----------------------------------------------
----------------------------------------------- 60
------

90
Temporary Facilities
Metode
Pelaksanaan
Persiapan

Metode Pekerjaan tanah

Metode
Pelaksanaan
Arsitektur
Metode
Pelaksanaan
Struktur
METODE PELAKSANAAN

Metode Pelaksanaan Persiapan


Metode PelaksanaanArsitektur
Pekerjaan Galian Tanah
Syarat-Syarat Pelaksanaan

a. Kedalaman galian pondasi dan galian-galian lainnya harus sesuai dengan yang tercantum dalam
gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama, batu, jaringan jalan/aspal, akar dan pohon-
pohon yang terdapat dibagian galian yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.

b. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain yang masih
digunakan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus secepatnya memberitahukan kepada Direksi /
Konsultan PENGAWAS, atau kepada Penguasa/intansi yang berwenang untuk mendapatkan
petunjuk-petunjuk seperlunya. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas segala
kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk
menjamin bahwa setiap pekerjaan yang berlangsung tersebut tidak terganggu.

c. Pengurugan/Pengisian kembali bekas galian harus dilakukan selapis demi selapis, dan ditumbuk
sampai padat sesuai dengan yang disyaratkan pada pasal mengenai Pekerjaan Urugan &
Pemadatan“. Pekerjaan Pengisian/Pengurugan kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan
pemeriksaaan dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan PENGAWAS.
Pekerjaan Galian Tanah
d. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian masih terdapat akar- akar
tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali keluar sedang lubang-lubang diisi kembali
dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas.
Pemadatan dilakukan secara berlapis-lapis dengan tebal setiap lapisan 20 cm lepas, dengan cara
pemadatan dan pengujian sesuai dengan spesifikasi pemadatan.

e. Apabila terdapat air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan
struktur harus disediakan pompa air dengan kapasitas yang memadai atau pompa lumpur yang
diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air lumpur pada dasar
galian.

f. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu harus
segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk
Direksi / Konsultan PENGAWAS.

g. Jika terdapat kedalaman yang berbeda dari galian yang berdekatan, maka galian harus dilakukan
terlebih dahulu pada bagian yang lebih dalam dan seterusnya
Pekerjaan Urugan Tanah
a. Bahan yang digunakan menggunakan material bekas galian atau tanah urug yang didatangkan.
Tanah urug yang didatangkan harus disetujui oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS.

b. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal max tiap-tiap lapisan 20 cm
tanah lepas dan dipadatkan sampai mencapai Kepadatan Maksimum pada Kadar Air Optimum,
dan mencapai peil permukaan tanah yang direncanakan.

c. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan sebagainya.

d. Jika tidak ada persetujuan tertulis sebelumnya dari Direksi / Konsultan PENGAWAS maka
pemadatan pada material urug tidak boleh dengan dibasahi air. Pemadatan urugan dilakukan
dengan memakai alat pemadat/Compactor. Pemilihan jenis dan kapasitas Compactor harus
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan PENGAWAS.

e. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah ± 10 mm
terhadap kerataan yang ditentukan.
Pekerjaan Urugan Tanah
f. Untuk pemadatan, apabila diperlukan setiap lapis tanah tebal 20 cm yang sudah dipadatkan harus
ditest juga dilapangan, dengan hasil kepadatannya harus memenuhi ketentuan- ketentuan sebagai
berikut :
 Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari permukaan rencana, kepadatannya 95 % dari
Standard Proctor.
 Untuk lapisan yang dalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan rencana, kepadatannya 90 %
dari Standard Proctor.

g. Hasil test dilapangan harus tertulis dan disetujui oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS. Semua hasil-
hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui sampai
dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.

h. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah hasil test memenuhi syarat dan mendapat
persetujan tertulis dari Direksi / Konsultan PENGAWAS.

i. Setelah pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan ketempat tertentu yang disetujui
secara tertulis oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
Pekerjaan Lantai Kerja
a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan dengan contoh-
contohnya, untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan PENGAWAS.
b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan diatas, tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian
penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui
secara tertulis oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS.
c. Untuk lantai kerja yang langsung diatas tanah, maka lapisan batu pecah dibawahnya harus sudah
dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan), rata permukaannya dan telah
mempunyai daya dukung maksimal.
d. Pekerjaan lantai kerja merupakan campuran antara PC, pasir beton dan krikil atau split dengan
perbandingan 1:3:5 .
e. Permukaan lapisan lantai kerja harus dibuat rata / waterpas. Kecuali pada lantai ruangan- ruangan
yang diisyaratkan pada kemiringan tertentu, supaya diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi / Konsultan PENGAWAS.
Metode Pekerjaan Pondasi Batu Kali

METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PONDASI BATU KALI
A. PERSIAPAN
1. Galian tanah untuk pondasi dan galian- galian lainnya harus
dilakukan menurut ukuran dalam lebar dan sesuai dengan
peil-peil yang tercantum di dalam gambar. Semua puing-puing
dan akar pohon-pohon yang terdapat dibagian pondasi yang
akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.
2. Marking/bowplank lokasi yang akan dikerjakan sesuai dengan
gambar kerja yang telah ditentukan.
3. Pastikan material dan alat bantu telah tersedia dilokasi serta
dekat dengan pekerjaan.
B. PROSES PEKERJAAN
1. Bentuk fondasi yang Menyesuaikan Gambar, bahan yang
digunakan adalah batu kali yang di belah dengan campuran 1
semen : 4 Pasir .
2. Batu kali perlu di pecah, agar ikatan antara batu kali dan
campuran (semen pasir) merekat dengan kuat/sempurna.
3. Bahan batu kali adalah sejenis batu yang keras, berat dan
berwama kehitam-hitaman dan mempunyai bidang belah lebih
dari 3 muka.
4. Tidak ringan dan tidak berporous.
5. Bahan asal adalah batu besar yang kemudian dibelah/dipecah-
pecah menjadi ukuran normal menurut tata cara pekerjaan yang
bersangkutan.
6. Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI-
3-1970).
7. Untuk pondasi setempat digunakan adukan 1 pc: 4 ps, sesuai
dengan PUBB (NI. 3-1956).
8. Pemasangan sesuai dengan ukurari-ukuran didalam gambar atau
atas petunjuk pengawas. Batu harus dipasang saling mengisi
masing-masing dengan adukan selapis sehingga. tidak ada
rongga diantara batu-batu tersebut dan mencapai masa yang
kuat dan integral. Adukan-adukan untuk pemasangan lainnya
harus mendapat petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.
Sebelum pemasangan harus dipasang lapisan pasir pasang
setebal 10 cm.
C. ILUSTRASI PEKERJAAN PONDASI
Metode Pekerjaan Pasangan
Dinding Bata

METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan Pasangan Dinding Bata

Pekerjaan pasangan bata dengan adukan PC : PS (1 : 4) berikut kolom dan balok beton praktis serta perlengkapan
pemasangan lainnya (sesuai syarat² teknis). Pemasangan bata yang baik akan menghemat plesteran. Oleh karena itu
perlu diperhatikan proses daripada pemasangan dinding bata tersebut, seperti :
1. Material bata yang akan dipasang harus direndam dalam air dahulu yang mana fungsinya agar bata tersebut menyatu
dengan bahan adukan.
2. Ketegakannya harus dimonitor dengan alat unting-unting.
3. Untuk menjaga kerataan pasangan bata tersebut maka perlu memakai tarikan benang setiap 1 m tinggi pasangan
bata.
4. Setiap pemasangan bata > 1.2 m² harus diberikan kolom praktis.
5. Pemasangan bata harus disusun selang-seling agar saling mengikat satu sama lain.
6. Agar diperhatikan posisi-posisi tertentu dimana nantinya akan dipasang pintu atau jendela pada dinding bata. Karena
pada posisi dimana akan dipasangi pintu atau jendela, perlu dibuatkan opening dan dipasang angkur pada tempat
tersebut.
7. Pada bagian ujung bata yang berhubungan dengan kolom praktis agar dipasang angkur dari besi beton diameter 6
atau 8 mm untuk perkuatan konstruksi dinding bata tersebut.
8. Pemasangan dinding bata agar diperhatikan ketinggian maksimum yang harus dipasang yaitu maksimal 1.2 m tinggi
per harinya (bata tanpa kolom praktis). Lanjutkan hingga selesai masing-masing bidang.

A. Pelaksanaan pekerjaan :
1. Buat garis marking horisontal yang menunjukkan posisi bata dan tebal plesteran nantinya.
2. Buat garis marking vertikal dg bantuan benang & kayu yg menunjukan posisi ke-vertikal-an dinding bata nantinya.
3. Pasang stek besi vertikal untuk kolom praktis.
4. Pasang bekisting kolom praktis. Setelah itu di cor.
5. Bekisting dapat dibongkar setelah 12 jam setelah pengecoran terakhir.

Untuk mendapatkan hasil yang sempurna selain mengikuti prosedur tersebut diatas, hal² yang perlu dan sangat
dibutuhkan adalah :
“ Tenaga kerja yang berkualitas, Alat-alat yang memadai, Material yang berkualitas (bata, semen & pasir pasang)”
1 2
Kaso 5/7
Concrete Column

Bata t = 5,50 cm

Mortar 1 : 5

Jarak sekrapan
7.00 cm
7.00 cm
Benang

Pemasangan bata dengan guiden benang per 1 M


Perendaman bata sebelum di pasang ketinggian bata

3 4

120 cm Kusen

Ancor

Kolom locis
praktis

Slab

Ketingian bata bebas mak 1,2 m (bata tanpa kolom


praktis)
Metode Pekerjaan PLESTERAN

METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan Plesteran

A. Penggunaan :
Untuk plesteran permukaan dinding dalam dan dinding luar

B. Manfaat :
• Pengeringan yang terkendali untuk mencapai kekerasan tertentu.
• Cocok untuk beton ringan.
• Efisien, ketebalan plester cukup 1 cm.
• Permukaan plester halus.
• Daya rekat lebih baik.

C. Spesifikasi dan Karakter Produk :


• Warna : Abu-abu muda
• Perekat : Semen Portland
• Agregat : Pasir maksimum 1,2 mm

D. Jumlah Pemakaian :
Untuk ketebalan plesteran 10 mm, diperlukan 20 kg/m2.

E. Penyimpanan :
Simpan di tempat yang rata, tertutup dan kering. Baik digunakan hingga 12 bulan.
G. Cara mengaplikasikan :

METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PLESTERAN DINDING

1 MEMBUAT UKURAN DENGAN CARA MENARIK 2 MEMBUAT CAPLAKAN SEBAGAI PEDOMAN


BENANG UNTUK KETEBALAN PLESTERAN KEPALAAN PLESTERAN

SEBELUM DIPASANG PLESTERAN TERLEBIH UNTUK MERATAKAN PLESTERAN


3 DAHULU HARUS DISIRAM
4 MENGGUNAKAN
JIDAR LAKUKAN DARI BAWAH KEATAS
Metode Pekerjaan Acian dinding

METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan Acian

Setelah pekerjaan plesteran selesai, maka pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan acian. Pekerjaan acian ini
berfungsi menutupi pori-pori pada permukaan plesteran dan juga menjadikan plesteran dinding tersebut menjadi rata
dan halus permukaan. Pekerjaan acian juga merupakan pekerjaan akhir dari pasangan dinding bata sebelum
dilakukan pekerjaan finishing lainnya seperti pengecatan dinding atau (mungkin) wallpaper.

Yang harus diperhatikan dalam pekerjaan Acian ini adalah :

1. Pekerjaan plesteran harus benar-benar dalam keadaan kering.


Ini dimaksudkan agar tidak terjadi penguapan pada saat pelaksanaan pekerjaan acian selesai dilakukan yang
mengakibatkan terjadinya penjamuran pada saat pengecatan.

2. Waktu yang cukup.


Mengingat pekerjaan ini adalah awal dari seluruh pekerjaan finishing yang lainnya, maka diperlukan waktu yang
cukup dan tidak terburu-buru.

3. Tenaga Kerja yang berkualitas.

4. Alat Kerja yang memadai.


Target Perusahaan dalam
Quality Assessment Board

5. Pekerjaan acian dengan semen.

Tali air lurus dan rapi

6. Penyelesaian terakhir dari pekerjaan acian menggunakan


amplas atau kertas kantong semen.
Metode Pekerjaan beton

METODE PELAKSANAAN
SLOOF
PEMBANGUNAN PAGAR KELILING GEDUNG NAPZA BARU TINGGI 3
METER RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROV. LAMPUNG
CV. DAKSA PADA MULIA
a. Lingkup Pekerjaan
Melakukan Pengalian, Perakitan besi, Pengurukan Pasir, Pembuatan
Lantai Kerja (LC), Pemasangan Bekisting dan Pengecoran Beton.

b. Persiapan Pekerjaan

1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,


personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan

2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal


dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

3. Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :


- Pekerjaan pabrikasi Besi
- Pekerjaan Urug Pasir
- Pekerjaan Hampar Lantai Kerja
- Pekerjaan bekesting
- Pekerjaan Instalasi besi Tulangan
- Cor Beton K-250
PEMBANGUNAN PAGAR KELILING GEDUNG NAPZA BARU TINGGI 3
METER RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROV. LAMPUNG
CV. DAKSA PADA MULIA

Pekerjaan Sloof
Untuk pekerjaan sloof di mulai dengan melakukan
pengukuran elevasi sloof dari permukaan tanah
sesuai softdrawing dan dilakukan penarikan benang
sebagai pedoman lurus dan sikunya bagunan dan
juga elevasi permukaan lantai. Kemudian
dilanjutkan dengan memasang besi tulangan sloof
yang menghubungakan atara pondasi yang satu
dengan yang lain, besi tersebut di ikat dengan besi
tulangan yang dari pondasi dan selanjutnya di
pasang bekistingya. Untuk melanjutkan
pengecoranya di minta persetujuan konsultan
pengawas dan apabila sudah di setujui maka di
lanjutkan pekerjaan pengecoranya untuk semua
sloof dan untuk pembongkaran bekesting di
tunggu umur beton dan sekalian mengembalikan
tanah bekas galian pondasi.
PEMBANGUNAN PAGAR KELILING GEDUNG NAPZA BARU TINGGI 3
METER RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROV. LAMPUNG
CV. DAKSA PADA MULIA
1. Pekerjaan ini mempergunakan peralatan:
j. mesin molen,
k. bar bander,
l. bar karter,
m. gerobak dorong,
n. meteran,
o. martil,
p. gergaji kayu,
q. sendok semen,
r. vibrato
material yang di gunakan :
k. Semen,
l. Pasir Cor,
m. Kerikil,
n. Air,
o. papan bekesting,
p. balok kayu 5/7,
q. multiplek 9 mm
r. besi tulangan,
s. kawat ikat,
t. paku..
ILUSTRASI PEKERJAAN SLOOF
METODE PEKERJAAN STRUKTUR

PEKERJAAN KOLOM
a. Lingkup Pekerjaan
Melakukan Perakitan besi, Pemasangan Bekisting dan Pengecoran
Beton.

b. Persiapan Pekerjaan

1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,


personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan

2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal


dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

3. Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :


- Pekerjaan pabrikasi Besi
- Pekerjaan Bekisting
- Pekerjaan Instalasi besi Tulangan
- Cor Beton K-250
C. Kebutuhan bahan, alat dan tenaga
- Beton k-250

-
- Kawat Beton
- Bekisting
- Minyak Bekisting
- Paku
D. METODE PELAKSANAAN
Pada proyek Pembangunan Pagar ini,. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara
keseluruhan sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-masing tipe kolom berbeda-beda.
Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai berikut:
1) Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan dengan
gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat seperti: theodolit,
meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
(a) Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop drawing dengan
menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM (Bench Mark).
(b) Buat as kolom dari garis pinjaman
(c) Pemasangan patok as kolom (tanda berupa garis dari sipatan).
2) Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
a. Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat lain
yang lebih aman
b. Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
c. Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama, sebelum pemasangan sengkang terlebih dahulu
Dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
d. Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan sengkang diikat oleh
kawat dengan sistem silang.
e. Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut ke lokasi yang akan dipasang.
f. Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking sesuai ketentuan. Beton
deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
3) Pemasangan Bekisting Kolom
Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian tulangan telah selesai
dilaksanakan. Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom.
(a) Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
(b) Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya sampai dengan
kolom berikutnya dengan berjarak 300cm dari masing-masing as kolom.
(c) Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai dengan dimensi kolom
yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam penempatan bekisting kolom.
(d) Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
(e) Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
(f) Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
(g) Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
(h) Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.
4) Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
a) Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih dari kotoran agar tidak
membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
b) Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan Mesin Molen , Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal
ini dilakukan untuk menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu
beton. Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator. Hal tersebut
dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal.
5) Pembongkaran bekisting kolom
Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting. Proses pembongkarannya adalah
sebagai berikut:
(a) Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
(b) Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton pada
plywood dapat terlepas.

6) Perawatan Beton Kolom


Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem kompon, yaitu dengan disiram 3 kali sehari
selama 3 hari.
E. Peralatan
- Bor Skrup
- Paku
- Waterpass
- Peralatan Tukang
- Theodolit
- Skafolding
Pekerjaan Perakitan Besi

Pekerjaan Perakitan Besi Pekerjaan Bekisting

Pekerjaan Pengecoran Pekerjaan Pembongakaran Bekisting Kolom


1. Pekerjaan ini dapat di selesaikan dengan memakai
peralatan:
1. mesin molen,
2. meteran,
3. water pas,
4. gegap/kakak tua,
5. gerobak dorong,
6. sendok semen,
7. martil,
8. ember tukang
9. viberator
10. kunci besi
11. pemotong besi
material yang di pergunakan:
1. beton redimix,
2. besi beton,
3. kawat ikat,
4. paku,
5. balok kayu 5/7
6. multiplek 8 mm
7. minyak bekesting.
2. Resiko kecelakaan kerja:
 tergores besi tulanggan/ kawat pengikat
 terjatuh dari ketinggian
3. cara pengendalian:
 selalu neggunakan sarung tangan,
 memasang rambu-rambu peringatan
METODE PEKERJAAN STRUKTUR

RING BALK
Pekerjaan RingBalk Beton
Untuk pekerjaan balok di mulai dengan melakukan pengukuran
elevasi ring balok dari permukaan tanah/titik ±0.00 sesuai
softdrawing dan dilakukan penarikan benang sebagai pedoman
lurus dan sikunya bagunan dan juga elevasi permukaan lantai.
Dilanjutkan dengan memasang bekisting ring balok dengan
pedoman garis benang dan memasang besi tulangan balok yang
sudah dirakit yang menghubungakan antara kolom satu dengan
kolom yang lain. Untuk melanjutkan pengecoranya di minta
persetujuan konsultan pengawas dan apabila sudah di setujui
maka di lanjutkan pekerjaan pengecoranya untuk semua balok
dan untuk pembongkaran bekesting di tunggu umur beton.
1. Pekerjaan ini mempergunakan peralatan:
a. mesin molen,
b. bar bander,
c. bar karter,
d. gerobak dorong,
e. meteran,
f. martil,
g. gergaji kayu,
h. sendok semen,
i. vibrato
2. materian yang di gunakan
a. Semen,
b. Pasir Cor,
c. Kerikil,
d. Air,
e. papan bekesting,
f. balok kayu 5/7,
g. multiplek 8 mm
h. besi tulangan,
i. kawat ikat,
j. paku.
METODE PEKERJAAN STRUKTUR

PEKERJAAN BALOK & PLAT


a. Lingkup Pekerjaan
Melakukan Perakitan besi, Pemasangan Bekisting dan Pengecoran
Beton.

b. Persiapan Pekerjaan

1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,


personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan

2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal


dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

3. Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :


- Pekerjaan pabrikasi Besi
- Pekerjaan Bekisting
- Pekerjaan Instalasi besi Tulangan
- Cor Beton K-250
c. Metode pelaksanaan
2) Tahap Pekerjaan Balok dan Pelat
Pengerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan pada dasar.
a. Pembekistingan balok
Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :
(1) Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan kebutuhan di
lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.
(2) Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jack atau U-head jack nya.
(3) Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan diatas girder
dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah melintangnya, kemudian dipasang pasangan
plywood sebagai alas balok.
(4) Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang dipasang di atas suri-
suri.
b. Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
(1) Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena posisi pelat lebih tinggi daripada
balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan
menggunakan Joint pin. Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan U-head jack nya
(2) Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan diatas girder dipasang suri-
suri dengan arah melintangnya.
(3) Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada pelat dan dijepit
menggunakan siku.. Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan
kebocoran pada saat pengecoran
(4) Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas agar beton tidak menempel
pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi
layak pakai untuk pekerjaan berikutnya.
c. Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan tinggi level pada bekisting
balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah selesai maka bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.
d. Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
(1) Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian diangkat menggunakan
tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
(2) Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan ujung besi balok
dimasukkan ke kolom.
(3) Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu diikat.
Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali perubahan dalam metode pemasangannya. Perubahan yang
pertama yaitu semua besi tulangan dipabrikasi seluruh bagian sampai balok jadi utuh, namun ada kendala pada saat
pertemuan pembesian kolom sehingga dilakukan perubahan yang kedua yaitu dengan pembesian pabrikasi
sebagian, tulangan memanjang dan sengkang dipisah namun ada kendala pada saat pembersihannya dan perubahan
yang terakhir semua bagian pembesian dilakukan ditempat yang akan dicor tidak dipabrikasikan lagi dan sampai
kini metode ini yang paling baik untuk digunakan.
e. Pembesian pelat
Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian pelat, antara lain :
(1) Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap. Besi tulangan diangkat
menggunakan tower crane dan dipasang diatas bekisting pelat.
(2) Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu.
(3) selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.
(4) Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat. Pasang juga tulangan kaki ayam
antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.
f. Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan untuk tulangan. Adapun
yang diperiksa untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah
sengkang, ikatan kawat, dan beton decking. Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah, penyaluran
pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat
lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.
g. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk balok
pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah bekisting di bongkar kemudian dipasang sapot
sebagai penunjang pelat dan beban diatasnya.
3). Tahap Pengecoran Pelat dan Balok
a) Administrasi pengecoran
(1) Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi atau zona yang akan dicor
(2) Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin ke konsultan pengawas
(3) Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam surat cor.
(4) Setelah OK konsultan pengawas menandatangani surat izn cor tersebut
(5) Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh dilaksanakan.
b) Proses Pengecoran Pelat lantai dan Balok
Pengecoran pelat dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok.. Peralatan pendukung untuk pekerjaan
pengecoran balok diantaranya yaitu : bucket, truck mixer, vibrator, lampu kerja, papan perata. Adapun
proses pengecoran pelat sebagai contoh pengamatan yaitu adalah sebagai berikut :
1. Setelah mendapatkan Ijin pengecoran disetujui, engineer menghubungi pihak beaching plan untuk
mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan di lapangan.
2. Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air compressor sampai benar – benar
bersih
3. Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas menyerahkan bon penyerahan
barang yang berisi waktu keberangkatan, kedatangan, waktu selesai, volume.
4. Bucket dipersiapkan sebelumnya kemudian di siram air untuk membersihkan bucket dari debu-debu
atau sisa pengecoran sebelumnya. Selanjutnya mempersiapkan satu keranjang dorong untuk mengambil
sampel dan test slump yang diawasi olah engineer dan pihak pengawas.
5. Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan
6. Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung, diambil Beton yang keluar dari
truk kemudian dituang ke Kubus Beton uk. 15 x 15 x 15 cm
7. Pengecoran Menggunakan Congrete Pump.
8. Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok terlebih dahulu selanjutnya untuk
plat diratakn oleh scrub secara manual lalu check level dengan waterpass.1 pekerja vibrator memasukan alat
kedalam adukan kurang lebih 5-10 menit di setiap bagian yang dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk
mencegah terjadinya rongga udara pada beton yang akan mengurangi kualitas beton.

9. Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua, permukaan beton segar tersebut diratakan
dengan menggunakan balok kayu yang panjang dengan memperhatikan batas ketebalan pelat yang telah
ditentukan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar

10. Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah ditentukan, idealnya
waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
BEKISTING KOLOM – dan PLAT

BEKISTING
KOLOM

BEKISTING
BEKISTING
KOLOM

BEKISTING
BEKISTING BALOK BETON

BEKISTING
BEKISTING BALOK BETON DAN PLAT

BEKISTING
Metode Pekerjaan Lantai

METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan Lantai Keramik
Dalam pekerjaan keramik perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Ukuran Keramik.
Perlu diketahui bahwa setiap produk keramik mempunyai ukuran yang berbeda-beda meskipun dalam selisih masih
dalam batas toleransi. Oleh sebab itu langkah pertama adalah memilah atau menyortir ukuran keramik yang akan
dipasang. Misalnya ukuran 20x20, 20x25, 60x60 atau 30x30 dsb. Dari ukuran-ukuran yang didapat itu maka bisa kita
tentukan lebar daripada nat keramik yang akan kita kerjakan sehingga secara visual pasangan terlihat rapih, baik dan
seragam.

2. Metode pemasangan atau pola keramik.


Sama seperti pada pekerjaan plesteran yang pertama dikerjakan adalah pembuatan kepalaan keramik sebagai acuan
pemasangan keramik selanjutnya. Pola pemasangan ada bermacam-macam sesuai dengan rencana masing-masing
proyek. Ada yang sepenuhnya rata ada pula yang kombinasi rata dan miring. Pengisian nat keramik dilakukan apabila
diperkirakan kondisi udara didalam adukan keramik benar-benar sudah hilang. Ini untuk menghindari keramik
terangkat setelah beberapa lama dipasang. Metode atau pola pemasangan keramik tergantung dengan
perencanaan. Apakah dimulai terhadap as bangunan atau terhadap as masing-masing ruangan sehingga terlihat
simetris.

3. Kemiringan atau sloofing.


Pada kondisi dan daerah tertentu pemasangan keramik dibuat kemiringan atau sloofing. Misalnya di daerah KM/WC
atau teras/selasar. Ini agar memungkinkan air segera mengalir dengan cepat.
Pekerjaan Lantai Keramik
P
1/2 P

Kepalaan keramik 1
Benang

Penyelesaian
Kepalaan keramik 1 Keramik tahap 1

1. Pengaturan kepalaan keramik pada pertengahan 2. Pengaturan penyelesaian keramik tahap 1.


pintu masuk.

Penyelesaian
keramik
tahap 2

Filler Tile

3. Pengaturan penyelesaian keramik tahap 2. 4. Pengaturan keramik lain & siap diisi nat.
Pekerjaan Lantai Keramik
Proses Utama Standar Kualitas

Right angle triangle

1. Keramik dipilih. 2. Proses pemasangan.

3. Pembersihan permukaan keramik. 4. Pengisian nat.


Pekerjaan Lantai Homogeneous Tile
1. Peralatan yang digunakan :
 Sendok Spesi
 Ember
 Cangkul
 Skop
 Benang
 Siku-siku
 Waterpass
 Rol Meter
 Kain Lap
 Palu Karet
 Palu Besi
 Amplas Halus
 Mesin Poles Marmer/Granit (untuk mengkilapkan permukaan)
 Gergaji/Gerinda Beton :
 Mata pisau gergaji beton (silicon-carbide cutting disc) Ø 230mm, tebal 3,2mm, lubang Ø 22,2mm.

2. Bahan yang digunakan :


 Granit Tile/Homogeneous/Marmer
 PC
 Pasir
 Air
 Bahan cor nad (Afagrout, ibagruot, afafik dll, warna sesuai rencana).
 Bubuk pengkilap/batu kuning (untuk mengkilapkan permukaan).
Pekerjaan Lantai Homogeneous Tile
3. Pelaksanaan pekerjaan :
 Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan.
 Pahami gambar kerja, pola pemasangan dan lain-lain.
 Apabila marmer/granit dipasang pada :
a. Lantai biasa (diatas pasir urug), kepadatan dan kedataran pasir urug harus sesuai rencana.
b. Lantai beton (diatas pasir urug), permukaan lantai dibersihkan dan disiram dengan air.
4. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini untuk seluruh kesatuan.
5. Pasang marmer/granit sebagai pasangan kepala, sepanjang garis dasar yang telah terpasang.

Benang

Benang

Kepalaan Homogeneous /Granit Tile

6. Untuk marmer/granit yang tidak sama dimensinya, dipotong/digerinda dengan alat potong gergaji/gerinda
marmer/granit.
Pekerjaan Lantai Homogeneous Tile
7. Cek kedatarannya dengan waterpass untuk setiap pemasangan marmer/granit.
8. Gunakan palu karet untuk mendatarkan/meratakan agar permukaan marmer/granit tidak rusak/cacat.

Benang

Waterpass

Benang

Pengecekan Kedataran Dengan Waterpass


9. Lanjutkan pemasangan marmer/granit dengan pertolongan benang, dan lakukan pengecekan dengan waterpass
setiap memasang sebuah marmer/granit.
10. Isi sela-sela nad dengan bahan cor nad. Pengisian nad dilakukan apabila kedudukan marmer/granit telah kuat atau
spesi telah kering.
11. Bersihkan permukaan marmer/granit dari sisa - sisa bahan cor nad dengan menggunakan kain lap sampai bersih.
12. Poles permukaan marmer/granit dengan bubuk pengkilap dengan menggunakan mesin poles marmer/granit.
Pekerjaan Lantai Homogeneous Tile

Mesin Poles
Marmer/Gra
nit

Mengkilapkan Permukaan Dengan Mesin Poles


13. Untuk mengkilapkan permukaan marmer/granit bekas potongan (daerah pinggulan) :
Permukaan
Bekas Potongan

 Gosok daerah bekas gergaji dengan batu gerinda sampai halus.


 Setelah digosok dengan batu gerinda.
 Haluskan dengan amplas yang halus. Untuk mengkilapkan gosok permukaan dengan batu kuning.

14. Apabila marmer/granit dipasang pada lantai luar, maka perlu diberi lapisan polymer coating.
Pekerjaan Dinding Keramik
Proses pemasangan keramik/granit dinding sebetulnya sama saja dengan keramik lantai. Yang paling perlu diperhatikan
adalah daya rekatnya ke dinding. Keramik/marmer/homogeneous harus merekat kuat agar tak mudah jatuh.

1. Alat dan Bahan :


 Keramik / Marmer / Homogeneous Tile (Granit Tile)
 Semen, pasir, air, waterjet, palu kayu, rubber float, ember, dan spons.
2. Langkah Persiapan Pemasangan :
 Periksa kerataan permukaan dinding. Segera rapikan jika muka dinding tak rata. Setelah rata, bersihkan permukaan
dinding dengan waterjet untuk merontokkan berbagai macam kotoran yang mungkin mengurangi daya rekat
keramik ke dinding.
 Rendam keramik dalam air bersih, minimal 30 menit. Tiriskan dengan posisi berdiri.
 Lapis tipis permukaan dinding dengan campuran semen dan pasir. Tebal lapisan 0,5-1cm. Gunakan adukan semen
pasir dengan komposisi semen-pasir 1:2. Tambahkan adhesive jika perlu. Biarkan selama 1 hari hingga lapisan
mengeras.
 Untuk pemasangan keramik, screed perlu dibasahi dengan air. Upaya ini untuk meminimalkan penyusutan saat
proses pengeringan.
 Pasang keramik ke dinding. Lapiskan adukan semen pasir ke bagian belakang keramik. Setelah itu pasang keramik
pada dinding satu per satu, dimulai dari bawah ke atas.
 Ketok keramik dengan palu, agar bagian bawahnya menempel baik ke dinding. Gunakan palu untuk mengatur level
permukaan antar keramik, sehingga rata.
 Setelah terpasang tiga jam, bersihkan permukaan keramik menggunakan spons basah.
 Setelah keramik terpasang (mini. 24 jam), lakukan pengisian nat. Gunakan adukan semen-pasir halus dengan
komposisi 2:1. Gunakan rubber float untuk mendapatkan permukaan yang datar dan rapi.
 Terakhir, bersihkan sisa-sisa pengisian nat dengan spons atau handuk, kemudian lap kembali seluruh permukaan
keramik hingga kotoran tidak bersisa.
Pekerjaan Dinding Keramik
3. Persiapan pekerjaan dinding keramik :
 Menyiapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang cukup.
 Bahan-bahan di letakan di dekat lokasi pekerjaan pemasangan.
 Membersihkan lokasi pekerjaan.
 Memilih keramik yang akan dipasan, sehingga dapat dibedakan ukuranya yang sama dan
tidak ada yang cacat.
 Merendam keramik yang akan dipasang sehingga jenuh air.
 Mempersiapkan saluran instalasi yang tertanam didalam dinding keramik.
 Mengayak pasir yang akan dipakai untuk spesi.
 Menyiapkan lampu penerangan untuk kemudahan pemasangan.

4. Pengukuran dinding yang akan dipasang keramik :


 Membuat garis-garis sipatan waterpas pada dinding keramik keliling ± 1m untuk menentukan
ketinggian dan kedataran pemasangan keramik.
 Membuat lot pada dinding di tiap pojok ruangan dan kesikuanya serta garis pertengahan
dinding untuk pembagian keramik.
 Mengukur jarak-jarak dinding untuk lebar dan tinggi ruangan, serta bagian-bagian yang
terpasang pada ruangan tersebut.
 Berdasarkan data-data pengukuran kemudian membuat gambar kerja untuk pembagian
pemasangan keramik dinding tersebut.
Pekerjaan Dinding Keramik
5. Pelaksanaan pemasangan keramik dinding :
 Ukuran pemasangan keramik mengikuti gambar yang sudah dibuat sebelumnya sebagai acuan kerja.
 Pada pelaksanaan keramik dinding sebaiknya, keramik lantai belum terpasang, sehingga nantinya
mendapat nut yang segaris antara dinding dan lantai.
 Pemasangan keramik harus padat dan rata sehingga tidak ada keramik dengan spesi kosong.
 Membuat kepalaan keramik baik secara horizontal maupun vertikal mengikuti garis sipatan dan lot
ketegakan yang telah dibuat sebelumnya.
 Sebelum keramik dipasang, sebelumnya dinding dibasahi dahulu dengan air.
Metode Pekerjaan Plafond PVC Rangka
Galvanis

METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan Plafond PVC
1. Syarat Pemasangan
 Rangka yang digunakan rangka Galvanis
Pekerjaan Rangka Plafond
Pekerjaan Rangka Plafond
Pekerjaan Rangka Plafond
PEMASANGAN PLAFOND PVC
Metode Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
Alumunium

METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan Kusen Alumunium
Pekerjaan kusen aluminium dilakukan pada saat pekerjaan finishing bata telah selesai dan telah diplester aci. Ukuran
kusen aluminium mengikuti opening yang telah terlebih dahulu disediakan pada saat pasangan dinding bata. Biasanya
ukuran opening jendela kusen aluminium dibuat 5 sampai 8 mm lebih besar dari ukuran kusennya. Ini untuk memudahkan
pemasangan kusen aluminium itu sendiri. Caranya :

1. Letakkan rangka kusen aluminium yang sudah difabrikasi dalam opening jendela.
2. Dengan bantuan baji karet atau kayu atur kedudukan kusen tersebut sehingga stabil.
3. Dengan bantuan unting-unting atur kelurusan dan ketegakan kusen terhadap tembok.
4. Setelah OK pasang skrup aluminium dengan bantuan alat bor pada beberapa tempat sehingga posisi kusen
aluminium tidak goyah.
5. Isi celah yang ada diantara kusen aluminium dan tembok dengan sealent atau adukan.
6. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan kaca jendela atau daun jendela kaca.

A. Peralatan yang digunakan : B. Bahan yang digunakan :


1. Baji karet / kayu 1. Kusen aluminium
2. Bor 2. Daun pintu/jendela (setelah dipasang kaca)
3. Obeng 3. Fischer
4. Skrup
5. Mortar / semen / sealant
6. Vaseline/isolasi kertas/plastik
Pekerjaan Kusen Alumunium

1. Pemasangan jendela sliding. 3. Kusen siap dipasang. Pengukuran lubang


2. Daun jendela dibuka terlebih dahulu.
jendela disesuaikan dgn ukuran jendela.

5. Kusen dipasang ke tembok dengan


4. Kusen yang siap dipasang dimasukkan
menggunakan baji karet/kayu (untuk 6. Stel kelurusan kusen terhadap tembok.
kelubang tembok yang telah sesuai.
ganjal).
Pekerjaan Kusen Alumunium

7. Setelah lurus, lubangi tembok dengan 8. Masukkan fischer kedalam lubang 9. Kencangkan fischer dengan obeng
bor melalui lubang di kusen jendela tersebut. (screw fischer).
yang telah siap dari pabrik.

10. Setelah daun jendela 11. Kunci distel. 12. Parts distel supaya tidak bisa 13. Finishing dengan menggunakan
dipasang kaca, dipasang ke dibuka dari luar. mortar/ semen/sealant (utk
kusen yang telah terpasang pengisian pada celah antara
di tembok. tembok dan kusen).
Pekerjaan Kusen Alumunium
Flowchart Pasang Kusen Aluminium A
MULAI
Las bracket dan dudukan kusen
Siapkan opening pasangan kusen sesuai shopdrawing

Cek las
Cor ambang bawah, pasang bracket & protection tape
bracket

Marking elevasi pinjaman posisi kusen PERBAIKI


ok
PERBAIKI no
Pasang flashing kusen alumunium
Cek marking & no
cor ambang Cor ambang atas & tiang tepi kusen

ok Pasang daun jendela, kaca & sealant


Pasang kusen pada posisi
Cek
PERBAIKI
sealant
Cek posisi, PERBAIKI
no
elevasi, lot & ok
waterpass no
Pasang Accesories

ok
SELESAI
A
Metode Pekerjaan Rangka Atap Baja
Ringan

METODE PELAKSANAAN
Metode Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan
 PENENTUAN TITIK ELEVASI DAN MODEL RANGKA
 Marking elevasi titik atap bangunan
 Membuat shop drawing dan mock-up material
 Persetujuan shop drawing dan material

 MATERIAL YANG DIGUNAKAN


 Baja mutu tinggi G550 komposisi 55 % Aluminium (AI), 43,5 %
Seng (Zinc), 1,5 % Silicon (Si) dengan Ketebalan Pelapisan
zincalume (AZ) : 50 gr/mz dan 150 gr/m2 (AZ 50 - AZ150)
 Rangka Profil “C” dengan tinggi 75 - 102mm dan tebal dasar baja
0,75 - 1,00mm
 Reng Profil “TS” dengan tinggi 41- 61mm dan tebal dasar baja
0,55 - 1,00mm
 Baut mutu tinggi type 12-14x20 utk Rangka dan type 10-16x16
utk Reng
 PENGGUNAAN ALAT
 Aluminium Circle Saw (alat potong) minimal
2000 rpm
 Hand Drill (Bor listrik) minimal 750 rpm
 Kaca mata pelindung
 Helm kerja
 Safety belt (sabuk pengaman )
 PERSYARATAN DESIGN
 Design rangka atap harus didukung oleh analisis
perhitungan yang akurat serta memenuhi kaidah-kaidah
teknik yang benar dalam perancangan standard batas
desain struktur baja cetak dingin (Limit State Cold Formed
Steel Structure Design)
 Kontraktor wajib menyerahkan mill certificate (sertifikat
pabrik) dari material baja yang akan digunakan serta
dokumen data-data produk.

 PERSYARATAN KONSTRUKSI
 Meneliti kembali kebenaran dan bertanggung jawab
terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar Kerja. Pada prinsipnya ukuran pada gambar kerja
adalah ukuran jadi/finish.
 Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang
tertulis disini yang diakibatkan oleh kurang teliti dan
kelalaian kontraktor akan ditolak dan harus diganti
kewajiban yang sama juga berlaku untuk ketidakcocokan
kesalahan maupun kekurangan lain akibat Kontraktor tidak
teliti dan cermat dalam koordinasi dengan gambar
pelengkap dari Arsitek, Struktur, Mekanikal, dan Elektrikal.
Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambah dalam hal ini
harus dikerjakan atas biaya Kontraktor tidak dapat diklaim
sebagai biaya tambah.
 bahan untuk konstruksi baja ringan difabrikasi di workshop, baik
workshop permanen atau workshop sementara. Kontraktor
bertanggung jawab atas semua kesalahan detail, fabrikasi dan
ketetapan pemasangan semua komponen struktur konstruksi baja
ringan.
 Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk
fabrikasi dan instalasi adalah baut menakik sendiri (self drilling
screw) dengan spesifikasi Kelas Ketahanan Korosi Minimum : Class 2
(Minimum Corrosion Rating).
 Pemasangan jumlah baut sesuai dengan detail sambungan pada
gambar kerja.
Penutup Atap

METODE PELAKSANAAN
Metode Pemasangan Penutup Atap Genteng Metal
 LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pekerjaan penutup atap genteng sesuai
dengan genteng existing dan pasang baru terpasang
serta seluruh peralatan/material bantu yang digunakan
sesuai detail yang ditunjukkan/disebutkan dalam
gambar.

 MATERIAL YANG DIGUNAKAN


1. bajaringan
2. mur
3. gentengmetal
4. Lisplank
5. Perabung
 PENGGUNAAN ALAT
 Aluminium Circle Saw (alat potong) minimal
2000 rpm
 Hand Drill (Bor listrik) minimal 750 rpm
 Kaca mata pelindung
 Helm kerja
 Safety belt (sabuk pengaman )
 Spatu Bot
 PERSYARATAN KONSTRUKSI
 Proses pemasangan penutup atap genteng metal hampir sama
dengan genteng metal asbes
 (fibre-cement) atau seng.
 Pada saat rangka kuda-kuda atap, reng telah terpasang dengan
baik, pemasangan genteng metal atap dapat dipasang.
 Jarak maksimum antar kuda-kuda adalah 120cm
 reng harus keluar melewati batang miring paling luar sejauh
minimal 60cm, jarak yang sesungguhnya tergantung pada panjang
bangunan dan jumlah genteng metal penutup atap yang akan
digunakan.
 Gunakan genteng metal penutup atap yang terpanjang bila
memungkinkan, hal ini untuk mengurangi adanya sambungan
antar genteng metal atap sehingga pemasangan lebih efisien.
 Perlu diperhatikan jarak tumpang tindih (overlap) antar genteng
metal atap. Jarak ini harus cukup untuk menghindari kebocoran.
Pada bagian atas- bawah genteng metal atap yang saling tumpang
tindih (overlap), jaraknya minimal 20cm. Sedangkan untuk bagian
sisi kiri-kanannya yang saling tumpang tindih (overlap)
mempunyai jarak antara 1Ŋ sampai 2 gelombang genteng metal
atap, tergantung jenis dan ukuran lembar penutup atap yang
digunakan
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
 Untuk menentukan garis atap horizontal pada bagian depan dan
belakang bangunan, tentukan terlebih dahulu jarak keluar atap
yang dikehendaki dari atas tanah, kemudian dengan
menggunakan bandul dari atas tentukan titiknya pada atap.
Setelah itu bentangkan benang dari batang miring bagian bawah
sebelah kiri ke bagian bawah sebelah kanan. Benang ini akan
menjadi acuan bagi batas pemasangan genteng metal atap.
 Pemasangan genteng metal atap dimulai dari bagian ujung bawah
bagian atap. Sebaiknya terdapat pengawas yang mengawasi dari
bawah untuk melihat apakah genteng metal atap yang dipasang
telah lurus dan sejajar dengan garis bantu yang telah dibuat.
 Sambungan-sambungan sekrup harus dipasang dari bagian atas
genteng metal atap yang telah disusun. Gunakan sekrup yang
telah dilengkapi dengan cincin (ring) karet jika memungkinkan. • Resiko kecelakaan kerja:
Sekrup ini memang lebih mahal daripada paku biasa namun  Terjatuh dari ketinggian
memberikan kualitas sambungan dan anti kebocoran yang lebih  Tersentrum
baik. Jika menggunakan paku gunakan pula paku yang memiliki

cincin (ring) karet.
Cara pengendalian:
 Setelah itu dapat dipasang papan lebar tritisan pada ujung bagian  Selalu menggunakan safety belt
horizontal atap, dan juga papan penutup lisplang pada bagian  Selalu menggunakan sepatu, sarung
miring atap. Juga jika menggunakan siku penutup bitumen pada tangan dan pakaian yg tebal.
bagian tepi akhir atap, bagian ini dapat dipasang.
 Pemasangan atap merupakan hal yang cukup berbahaya karena
itu harus dilakukan dengan hati-hati. Gunakan selalu tangga
untuk mencapai atap (dengan pengamanan pada bagian
bawahnya atau dipegangi).
Metode Pekerjaan Pengecatan

METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan Pengecatan
A. PERALATAN YANG DIGUNAKAN :
1. KERTAS SEMEN / KORAN
2. LAKBAN
3. AMPLAS
4. ROL
5. KWAS
6. SKRAP
7. KAIN LAP
B. BAHAN YANG DIGUNAKAN :
1. PLAMIR
2. CAT DINDING
C. PELAKSANAAN :
1. BERSIHKAN PERMUKAAN DINDING DARI DEBU , KOTORAN DAN BEKAS PERCIKAN
PLESTERAN DENGAN KAIN LAP.
2. LINDUNGI BAHAN - BAHAN / PEKERJAAN LAIN YANG BERBATASAN DENGAN DINDING
YANG AKAN DICAT DENGAN KERTAS SEMEN / KORAN DAN LAKBAN.
3. GUNAKAN SKRAP UNTUK MEMPERBAIKI BAGIAN - BAGIAN DINDING YANG RETAK &
KURANG RATA DENGAN PLAMIR, KEMUDIAN TUNGGU SAMPAI KERING.
4. HALUSKAN PLAMIR YANG TELAH KERING DENGAN AMPLAS HINGGA RATA.
5. CEK, APAKAH PERMUKAAN DINDING SUDAH RATA?
6. JIKA PERMUKAAN SUDAH RATA, MAKA LAKUKAN PENGECATAN DASAR DENGAN ALAT ROL PADA
BIDANG YANG LUAS & DENGAN KWAS UNTUK BIDANG YANG SEMPIT ( SULIT ).
7. JIKA CAT DASAR TERSEBUT SUDAH KERING, LAKUKAN PENGECATAN FINISH YANG PERTAMA.
8. JIKA CAT FINISH YANG PERTAMA SUDAH KERING, LA - LAKUKAN PENGECATAN FINISH YANG
KEDUA / TER - AKHIR ( JUMLAH PELAPISAN CAT SESUAI DENGAN SPESIFIKASI )..
9. C E K , APAKAH PENGECATAN FINISH YANG KEDUA / TERAKHIR ITU SUDAH RATA ?.
10. APABILA SUDAH RATA, BERSIHKAN CAT - CAT YANG MENGOTORI BAHAN - BAHAN /
PEKERJAAN LAIN YANG SEHARUSNYA TIDAK TERKENA CAT DENGAN KAIN LAP.

TEPI KUSEN DIBERI


LAKBAN
DINDING YANG
DICAT
DINDING

PERLINDUNGAN KERTAS
KORAN

LANTAI
TEMPAT CAT

D. HASIL AKHIR :
HASIL AKHIR PENGECATAN DINDING YANG BAIK ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
1. PERMUKAAN RATA
2. TIDAK MENGENAI DINDING LAIN.
3. TIDAK MENGELUPAS.
CAT
PENUTUP
Demikian Metode Pelaksanaan ini secara garis besar yang dapat kami sampaikan sebagai usulan tentang pekerjaan- pekerjaan
yang terlingkup dalam Pekerjaan Rehabilitasi Puskesmas Karang Anyar.
Mudah-mudahan uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini.

Bandar Lampung, 12 September 2019


CV. BERSAMA JAYA

M. ARIS YUSUF
Direktur

Anda mungkin juga menyukai