Pasal 1
UMUM
Pasal 2
UKURAN
1. Ukuran yang digunakan dalam pekerjaan ini dinyatakan dalam cm, kecuali ukuran untuk baja
dinyatakan dalam mm.
2. Duga lantai (permukaan lantai) bangunan akan ditetapkan pada saat peninjauan lokasi.
3. Dibawah pengawasan Direksi dan Konsultan Pengawas, Pemborong diwajibkan membuat titik
duga di atas tanah bangunan didekatnya yang akan dipakai sebagai ± 0.00 pada lantai bangunan.
Titik duga harus dijaga kedudukannya serta tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung dan
tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi.
4. Pelaksanaan Pengukuran :
a. Ketetapan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Konsultan Pengawas dan direksi
pekerjaan.
b. Semua papan piket ( bouwplank) menggunakan kayu Kalimantan dan harus dipasang kuat
dengan patok 5/7 cm atau dolken dan tidak mudah berubah kedudukannya.
Bouwplank harus dipasang pada patok-patok yang tertancap kuat ke dalam tanah dan tidak
dapat bergerak.
Profil untuk pasangan harus dari kayu minimal kayu klas 2, kering dan lurus. Sedang untuk
pekerjaan tanah dan pondasi boleh memakai bambu.
c. Penetapan ukuran-ukuran dan sudut siku-siku harus diperhatikan ketelitiannya dan menjadi
tanggung jawab pemborong sepenuhnya.
5. Ukuran pada denah dan ukuran-ukuran tinggi telah ditetapkan dalam gambar-gambar dengan
catatan :
a. Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar-gambar maka yang menentukan adalah ukuran-
ukuran pada gambar dengan skala yang lebih besar.
b. Jika terdapat ketidaksesuaian antara gambar dan RKS maka harap dikonsultasikan kepada
Direksi.
c. Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum / selama dan sesudah pekerjaan
dilaksanakan menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
d. Penetapan ukuran dan sudut-sudut siku agar tetap dijaga dan diperhatikan ketelitiannya.
Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Tempat pekerjaan diserahkan Pemborong dalam keadaan seperti pada waktu penjelasan
lapangan.
2. Terlebih dahulu tanah dibuat (siap dibangun) dibersihkan dari humus, kotoran tanaman beserta
akar-akarnya dan diratakan.
3. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan yang disebabkan oleh pelaksanaan
pembangunan ini menjadi tanggung jawab Pemborong, untuk itu diharapkan Pemborong minta
ijin kepada pemilik yang bersangkutan untuk mendapatkan dispensasi jalan menuju lokasi.
4. Pembersihan dan pemerataan /keprasan tanah pada daerah yang direncanakan pekerjaan
keprasan / urugan, pembabatan semak, penutupan lubang, penimbunan daerah-daerah rendah,
pembuangan humus dan tanah yang mengandung bahan-bahan organik.
5. Bila pada lokasi terdapat bangunan yang sudah berdiri, maka bangunan tersebut dibongkar sampai
rata.
6. Bahan bekas bongkaran menjadi milik proyek.
7. Pekerjaan langsir material.
8. Pagar Sementara
Lokasi pembangunan dibatasi dengan pagar sementara dari seng gelombang yang dicat. Setelah
pembangunan selesai pagar seng tersebut menjadi inventaris pemerintah Kabupaten Sukoharjo.
9. Papan Nama Proyek.
Pemborong harus membuat papan nama proyek dengan redaksi sesuai dengan normalisasi dari
proyek. Papan nama proyek tersebut di atas dibuat berdasarkan redaksi normalisasi dari proyek.
10. Air Kerja.
Pemborong harus mempertimbangkan penyediaan air kerja untuk keperluan bangunan baik dari
sumur pompa atau cara lain, sehingga mendapatkan air yang memenuhi syarat sebagai air
pengaduk
11. Dibuat pula bangunan yang digunakan untuk :
1. Gudang bahan bangunan yang tertutup dan dapat dikunci, berikut brak kerja untuk para
pekerja.
2. Pemborong juga harus membuat Ruang Direksi untuk kerja Direksi yang dilengkapi dengan :
1 (satu) stel meja tamu
2 (dua) buah meja tulis dengan ukuran sedang
1 (satu) stel alamari yang dapat dikunci untuk menyimpan kertas gambar dll.
1 (satu) buah Buku Direksi
1 (satu) buah Buku Tamu
Soft Board untuk memasang gambar rencana pelaksanaan.
Pasal 4
PEKERJAAN TANAH
1. Cutting / Penggalian :
a. Bilamana tinggi permukaan rencana lebih rendah dari permukaan tanah asli sebagaimana yang
tertera dalam gambar, maka di daerah itu dinyatakan galian (cuting)
b. Pelaksanaan pekerjaan Cuting / penggalian harus memperhatikan :
Dalam galian harus sesuai dengan ketinggian rencana yang tertera pada gambar rencana dan
menurut ketinggi dari patok-patok referensi.
Pada batas antara ketinggian rencana yang berbeda dibuat talud dengan kemiringan 1 : 1
Tanah hasil galian yang bisa dipakai untuk bahan urugan berdasarkan tes dan atas
persetujuan Engineer, maka tanah itu harus diangkut ke areal yang akan diurug.
Tanah bekas galian yang tidak terpakai lagi harus dibuang keluar lokasi.
2. Filling / Urugan Tanah
a. Yang dimaksud disini adalah pekerjaan timbunan yaitu permukaan tanah yang direncanakan
lebih tinggi dari permukaan tanah asli, sebagaimana tertera dalam gambar rencana.
b. Pelaksanaan Pekerjaan :
Jika menggunakan bahan timbunan tersebut dengan material bekas galian, atau dengan
mendatangkan dari lokasi lain harus bersih dan tidak mengandung akar, kotoran dan bahan
organik.
Engineering berhak menolak material yang tidak memenuhi persyaratan.
Penimbunan harus dilaksanakan dari satu arah dan diusahakan dapat mendorong genangan-
genangan air keluar melalui alur-alur alam yang ada.
Pada daerah timbunan yang basah, Kontraktor harus membuat saluran-saluran sementara
untuk melindungi lokasi dari pengaruh air.
Lokasi yang diurug harus bebas dari lumpur dan kotoran sampah dsb.
Timbunan / urugan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan 20 cm untuk masing-masing
lapis dipadatkan sampai permukaan tanah yang direncanakan.
Pekerjaan timbunan selesai jika sudah disetujui oleh Engineer.
3. Compaction / Pemadatan
a. Yang dimaksud adalah pekerjaan pemadatan pada lapisan permukaan tanah rencana baik
tanah dasar, galian ataupun timbunan, agar permukaan jadi padat dan dapat mendukung
lapisan bangunan di atasnya.
b. Alat-alat yang dapat dipergunakan dengan memperhatikan kebutuhan antara lain adalah
stampper dan alat pelengkapnya.
c. Pelaksanaan pekerjaan harus memperhatikan :
Pemadatan untuk tanah timbunan dilakukan lapis demi lapis maksimum tebal 20 Cm dan
permukaan harus tetap rata.
Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan dan dijaga jangan
sampai rusak akibat pengaruh luar.
Pasal 5
PEKERJAAN AIR
Pemborong harus memperhitungkan penyediaan air untuk keperluan bangunan, baik dengan sumur
pompa ataupun cara-cara lain yang memenuhi syarat.
Pasal 6
PEKERJAAN TANAH GALIAN DAN URUGAN
1. Galian tanah untuk pondasi harus sampai tanah keras (sesuai gambar) lereng galian harus
sedemikian rupa sehingga tidak mudah longsor.
2. Setelah melakukan penggalian pemborong diharuskan melapor kepada Direksi/Konsultan
Pengawas dan dimintakan persetujuan sebelum mulai dengan pekerjaan pondasi.
3. Tanah galian pondasi harus dibuang (ditimbun) diluar bouwplank dan diratakan sedemikian rupa
sehingga air hujan lekas dapat mengalir ke saluran pembuang.
Tanah antara tepi galian dengan bouwplank harus selalu rata, dan bersih dari timbunan. Selama
pelaksanaan supaya dibuat saluran pembuangan darurat untuk menghindari gangguan air
setempat.
4. Bekas parit-parit, lubang-lubang tanah galian dalam bangunan harus ditimbun dengan pasir urug
dibasahi sampai padat sehingga menutup lubang galian sampai permukaan atas pondasi. Untuk
lubang-lubang bekas galian diluar bangunan penimbunan dapat digunakan dengan tanah bekas
asalkan dipecah-pecah dulu dan ditimbun secara berlapis-lapis dan ditumbuk sampai padat.
5. Urug tanah guna peninggian peil diambil/didatangkan dari luar lokasi pekerjaan, Urugan
dipadatkan lapis demi lapis, tiap lapis 20 cm.
6. Jenis tanah urug yaitu tanah padas pasir.
7. Urugan pasir dikerjakan untuk bawah pondasi, bawah rabat lantai, samping pondasi batu bata,
pemadatan dengan dikocor air.
Pasal 7
PEKERJAAN PASANGAN TEMBOK
1. Seluruh pasangan tembok gedung dibuat dari pasangan batu merah tebal ½ batu, sebelum
dipasang batu merah harus direndam dalam air dahulu/disiram sehingga jenuh.
2. Adukan yang digunakan pada pasangan batu merah adalah : Adukan campuran 1 pc : 6 pasir, untuk
pasangan dinding penyekat ruang.
3. Mengerjakan pasangan batu merah setiap harinya tidak boleh lebih dari 1,00 m tinggi dari
permukaan memasang dan harus selalu dibasahi sekurang-kurangnya selama 2 minggu.
4. Pasangan batu merah yang dipasang harus batu merah yang utuh kecuali pada tempat yang
dibutuhkan pasangan batu merah patahan.
5. Pasangan batu merah rollag diatas kusen pintu /jendela yang bentangnya kurang dari 1,20 m
memakai campuran 1 pc : 3 pasir.
Pasal 8
PEKERJAAN BETON BERTULANG
Pasal 9
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ARCHITECTURE
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Semua pasangan dinding batu merah harus diplester dengan ketentuan :
Pasangan dinding batu merah campuran 1 pc : 6 pasir diplester dengan adukan 1 pc : 6 pasir
Pasangan batu merah 1 pc : 3 pasir diplester dengan adukan yang sama transram).
Tebal plesteran tidak boleh kurang dari 1.5 cm atau tebal tembok jadi 15 cm.
Pasangan bata merah 1 pc : 3 pasir diplester dengan adukan yang sama (transram) setinggi 30
cm dan pada KM/WC setinggi 150 cm.
2. Semua pekerjaan beton yang terlihat yang permukaannya kelihatan harus diplester dengan
adukan 1 pc : 3 pasir dengan tebal tidak boleh kurang dari 2 cm, kecuali ditentukan lain.
3. Semua pasangan yang akan dimulai diplester harus sudah disiram dengan air sampai basah dan
bersih dari kotoran-kotoran.
4. Plesteran harus menghasilkan permukaan yang rata serta sponengan harus kelihatan rapi, dimana
setiap sponengan harus menghasilkan garis yang lurus. Lain-lain sesuai dengan gambar dan sesuai
dengan petunjuk Direksi. Untuk sponengan digunakan adukan 1 pc : 3 pasir (sponengan sudah
termasuk di pekerjaan plesteran dan acian).
5. Dinding batu merah yang akan diplester sebelumnya nat-natnya harus dikorek dahulu, dibasahi air
baru diplester.
6. Pekerjaan plesteran baru boleh dikerjakan sesudah bangunan tertutup atap
7. Pasangan tembok yang tidak nampak juga harus diplester
PEKERJAAN ACIAN
1. Sebelum pekerjaan acian dimulai, bidang yang akan diaci harus bersih dari kotoran, lemak/minyak
dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi kemampuan lekatnya, serta dibasahi dengan air
berlebih dahulu hingga jenuh.
2. Campuran tidak boleh terlalu cair atau terlalu kental, dan dicampur dengan menggunakan air
tawar yang bersih.
3. Bidang hasil acian harus rapi, rata dan tidak bergelombang.
4. Hasil acian sudut dalam maupun sudut luar harus rapih, lurus dan siku.
Pasal 10
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
Pasal 11
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan yang dimakud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, secara lengkap meliputi :
a. Rangka langit-langit (1 x 1)m kayu kruing.
b. Pekerjaan GRC (1,0x1,0)m.
2. Persyaratan bahan :
Dalam performance material Glassfiber Reinforced Cement (GRC) :
Tipe : sekualitas atau setara dengan Versaboard 4,0mm.
Syarat-syarat Pelaksanaan :
a. Pada pekerjaan plafond grc perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat berkaitan erat.
b. Sebelum melaksanakan pemasangan plafond grc, pekerjaan lain yang terletak diatas plafond
grc harus sudah terpasang dengan sempurna antara lain elektrikal dan perlengkapan lain yang
diperlukan.
c. Apabila pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam gambar rencana plafond grc, maka
harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi yang lain.
d. Rangka penggantung plafond harus sesuai dengan pola gambar kerja dan wajib diperhatikan
terhadap peil rencana, rangka yang datar harus rata air.
e. Plafond yang telah selesai dipasang kalau terpaksa dibongkar karena alasan-alasan yang
disetujui oleh konsultan Pengawas tidak boleh dibongkar sembarangan tetapi harus dibongkar
perlembar standarnya pada posisi penjangkarannya pada rangka plafond.
Pasal 12
PEKERJAAN KACA
1. Bahan
a. Semua jenis kaca yang dipergunakan harus produksi pabrik sekualitas ASAHI MAS yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
b. Semua kaca yang dipergunakan kaca tebal 5 mm, sekualitas baik, rata, tidak bergelombang,
penggunaan yang menyesuaikan dengan gambar rencana.
c. Tebal kaca sesuai dengan gambar adalah 5 mm atau ditentukan lain di dalam gambar rencana.
2. Macam pekerjaan.
a. Lingkup pekerjaan adalah pengadaan bahan dan tenaga kerja untuk pemasangan jendela kaca
dan pintu.
b. Pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela kaca sesuai dengan gambar rencana.
3. Syarat-syarat pelaksana.
a. Kaca harus dipotong menurut ukuran dengan kelonggaran cukup, sehingga pada waktu kaca
mengembang tidak pecah.
b. Kaca yang dipasang pada kusen dan daun pintu semua sudutnya harus ditumpulkan disisi
tepinya digosok sehingga tidak tajam.
c. Setelah sesuai dipasang, kaca harus dibersihkan dan yang sudutnya retak/pecah atau tergores
harus diganti.
Pasal 13
PEKERJAAN RAMUAN KERANGKA ATAP
Pasal 15
PEKERJAAN LISTRIK
Umum
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan dan peralatan, pemasangan pengujian-pengujian dan
perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan untuk pekerjaan-pekerjaan Instalasi listrik.
Pekerjaan tersebut terdiri dari :
1. Sistim penerangan lengkap ;
2. Sistim distribusi tenaga listrik ;
Gambar-gambar Rencana
Gambar-gambar yang menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan yaitu, lampu-lampu, panel-
panel, kabel-kabel dan lain-lain. Penyesuaian harus dilakukan dilapangan karena keadaan yang
sebenarnya lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan.
Contoh Bahan
Pemborong harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan yang akan dipasang kepada Direksi /
Pengawas ahli, 30 hari sebelum pemasangan. Semua biaya berkenaan dengan penyerahan dan
pengembalian contoh-contoh ini adalah tanggungan Pemborong.
Kabel Instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus kabel inti tembaga dengan
isolasi PVC, satu inti atau lebih (NYA atau NYM).
Kabel harus mempunyai penambangan minimum 2,5 mm2 Kode warna isolasi kabel harus mengikuti
ketentuan PUIL sebagai berikut :
- Fasa – 1 : merah
- Fasa – 2 : kuning
- Fasa – 3 : hitam
- Netral : biru
- Tanah (ground) : Belang, hijau dan kuning
Sambungan kabel harus dibuat baik-baik secara listrik dengan menggunakan konus penyambungan
(lasdop) plastik atau konektor lain yang disetujui Konsultan Pengawas. Sambungan kabel hanya boleh
dilakukan dalam kotak penyambungan (juction box). Didalam pipa baja atau sambungan pipa tidak
boleh ada sambungan kabel. Kabel setara Eterna, Lasdop harus setara 3M atau T & B
Tambahan
Pemborong harus menyediakan peralatan yang tidak ditunjukkan dalam gambar dan spesifikasi, tetapi
perlu untuk menunjang terselenggaranya pekerjaan instalasi listrik secara lengkap, baik dan rapih.
Pengujian
1. Pengujian pertama, adalah pengujian setiap sub sistim, diselenggarakan setelah pekerjaan sub
sistem tersebut selesai. Pengujian sistem terdiri dari :
Pengujian sambungan sambungan ;
Pengujian tahanan isolasi ;
Pengujian pentanahan.
2. Pengujian akhir , adalah pengujian ( start up dan comissioning ) yang melibatkan koordinasi seluruh
sistem harus diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan dalam proyek ini selesai. Sebelum
pengujian dilaksanakan , pemborong harus mengajukan jadwal dan prosedur pengujian kepada
Direksi / Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
3. Pengujian record, pemborong harus membuat catatan ( record ) mengenai hasil pengujian dan 2
copy diserahkan kepada Direksi / Pengawas. Seluruh pengujian butir 1, 2 dan 3 diselenggarakan
oleh pemborong dan segala biaya untuk itu ditanggung oleh pemborong.
Sistem Pentanahan
Semua bagian metal yang tidak bertegangan harus ditanahkan dengan kawat tembaga (BC) diameter
16 Sqmm dalam pipa GS diameter tidak kurang dari 1” dan ditanam sedalam minimal 6 meter atau
sampai diperoleh tahanan pentanahan maksimum 1 ohm.
Sistem Pentanahan
Semua bagian metal yang dalam keadaan normal tidak bertegangan harus dihubungkan menjadi satu
secara elektrik dengan baik, Suatu rel pentanahan sepanjang panel harus disediakan dimana bagian
metal tersebut dihubungkan. Hubungan antara bagian yang tetap akan bergerak dilakukan dengan
pipa tembaga yang flexibel dan pita ini harus dilindungi terhadap gangguan mekanis (pintu dan lain-
lain). Hal-hal dibawah ini harus dihubungkan pada rel pentanahan, dengan kawat tembaga
berpenampang 25 mm2
- Pisau switch pentanahan
- Pelindung baja dari kabel tegangan menengah
Rangkaian pentanahan harus tahan terhadap arus hubung singkat sebesar 14,5 KA selama 1 detik
tanpa mengalami kerusakan.
Finishing
Semua muur dan baud harus tahan karat dilapisi cadmium. Semua bagian-bagian dari baja harus bersih
dan sandblasted, dan harus dilindungi terhadap karat sebelum diasembled. Pengecatan finish
dilakukan dengan 2 lapis warna abu-abu warna lain yang disetujui PEMILIK.
Garansi
Suatu sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuat. Bila peralatan mengalami
kegagalan-kegagalan dalam pengetesan yang disyaratkan diatas maka pabrik pembuat bertanggung
jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat.
Setelah mengalami pengetesan ulang dan sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh
Direksi / Pengawas.
Pengujian
Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik pembuat menunjukan sertifikat pengujian yang diakui oleh
PLN (LMK).
Pengujian-pengujian tersebut meliputi :
a. Test kekuatan tegangan impuls
b. Test kenaikan temperatur
c. Test kekuatan hubung singkat
d. Test untuk alat-alat pengaman
Test routine dan pemeriksaan yang terdiri dari :
- Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud
- Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel
- Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
- Pemeriksaan kontinuitas rangkaian
- Pengujian dengan tegangan.
Pasal 16
KUALITAS BAHAN
1. Air
Air yg dipakai campuran pasangan harus air tawar yang bersih dari segala kotoran dan tidak
mengandung unsur kimia.
2. Pasir Urug / Sirtu
Pasir / Sirtu yang digunakan tidak mengandung lumpur dan bersih dari kotoran.
3. Pasir beton / pasang
Pasir beton / pasang yang digunakan harus yang kwalitasnya sama dengan pasir Pandan Simping
dan memenuhi persyaratan PUBBI, apabila pasir terlihat kotor harus dicuci sampai bersih.
4. Batu pecah /Kerikil
Kerikil alam atau batu pecah adalah butiran mineral keras yang sebagian besar butirnya berukuran
20 – 30 mm (2-3 cm). Besar butir maksimal yang diijinkan tergantung pada maksud pemakaiannya
(kecuali untuk bagian yang tipis dengan krikil jagung).
Batu pecah ukuran ½ cm, yang berasal dari sungai, keras tidak berlubang atau keropos dan minimal
mempunyai 3 (tiga) bidang pecah.
5. Batu bata
Batu bata yang dipergunakan adalah kualitas baik, yang dibuat dari tanah liat, yang dibakar pada
suhu yang cukup tinggi hingga tidak hancur lagi bila direndam dalam air serta mendapat
persetujuan Direksi.
Persyaratan teknis :
- berwarna merah setelah dibakar
- mempunyai suara nyaring bila diketok
- mempunyai kekuatan tekan 25 kg/cm2
6. Semen/PC
Digunakan PC Jenis II menurut N.I. 8-1965 atau type I menurut ASTM C 150 dan memenuhi S 4000
menurut standart semen Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (N.I. 8-172) atau
sesuai dengan SNI. Semen yang telah mengeras tidak diperkenankan/dilarang untuk dipakai
sebagai bahan campuran.(PC. sekwalitas Holcim/Tiga Roda/Gresik)
7. Kapur
Kapur yang dipergunakan harus menggunakan kapur yang berkualitas baik dan harus memenuhi
syarat yang tercantum dalam NI. 7
8. Kayu
Semua jenis kayu baru yang akan dipergunakan harus kering (kadar air maksimal 20 %), serta tidak
mengandung cacat-cacat yang merugikan, bila kekurangannya atau cacat waktu dikerjakan, maka
kayu ini dapat diterima.
Jenis kayu yang dikerjakan/dipergunakan disini adalah :
Kayu Tahun untuk begesting
Kayu Jati kelas III untuk kosen pintu dan jendela
Kualitas kayu yang disyaratkan :
lengkung, maksimum 1 % x panjang, satu arah
muntir/menggeliat tidak diperkenankan
pecah tertutup tidak diperkenankan
mata kayu, diameter maksimal 1/6 x lebar muka kayu dan tidak lebih dari 1 buah tiap meter
panjang
retak radial, maksimal ¼ x lebar muka kayu
retak tangensial, maksimal 1/5 x lebar muka kayu
kekuatan lentur mutlak 1100 kg/cm2 – 725 kg/cm2
kekuatan tekan mutlak 650 kg/cm2 – 425 kg/cm2
Selanjutnya kayu-kayu yang didatangkan ditempat pekerjaan harus disimpan dengan cara-cara
yang baik, sesuai ketentuan teknis penyimpanan dalam los-los yang terlindung dengan baik.
Syarat-syarat ini perlu agar dijamin bahwasanya kayu yang dipergunakan pada saat pemasangan
memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan, sebelum kayu-kayu mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas tidak boleh dioles meni ataupun bahan-bahan pengoles lainnya.
9. Genteng
Genteng menggunakan Kebumen.
Genteng Kerpus menggunakan Kebumen.
Spesifikasi :
- kerapatan pemasangan sempurna
- warna sama untuk seluruh produk/partai
10. Besi
Besi yang digunakan sebagai tulangan harus baru, bersih, bebas dari karat, kotoran-kotoran atau
bahan lain yang menempel.
Semua ukuran besi sesuai dalam PBI 1971/1989 tidak ada istilah ukuran gemuk atau kurus, yang
ada ukuran asli hasil pengukuran.
11. Listrik
Untuk semua lampu yang digunakan sesuaikan dengan gambar kerja dengan merek sekualitas
Philips, daya lampu disesuaikan dengan gambar kerja, sedangkan stop kontak dan saklar
menggunakan merek sekualitas Broco atau sesuai dengan petunjuk Direksi. Kabel instalasi
digunakan merk sekualitas Eterna dan harus mendapat persetujuan dahulu dari pengawas Direksi
/ PPK.
12. Cat
Cat tembok menggunakan cat berkwalitas baik setara merk “Dulux Premium, Catylac, Mouwilex”
tidak luntur, untuk tembok bagian luar menggunakan cat luar berkwalitas baik setara merk “Dulux
Premium, Catylac, Mouwilex” dan harus mendapat persetujuan dahulu dari pengawas Direksi /
PPK, sedangkan warnanya akan ditentukan kemudian.
Cat kayu / besi menggunakan cat berkwalitas baik setara merk “Bee Brand, Avian” dan harus
mendapat persetujuan dahulu dari pengawas direksi / PPK, sedangkan warnanya akan ditentukan
kemudian.
Politur kayu menggunakan politur air berkwalitas baik setara merk “Mowilex, Belaso” dan harus
mendapat persetujuan dahulu dari pengawas direksi / PPK, sedangkan warnanya akan ditentukan
kemudian.
13. Semua bahan yang bersifat pabrikasi: besi/baja/alumunium/stainless dan dimensi yang dipakai
sesuai dengan ukuran yang beredar di perdagangan umum, toleransi sesuai yang tertera di SI/SNI.
14. Bahan lain yang digunakan yang belum tercantum dalam uraian bestek, ini harus diperiksakan
dahulu kepada Direksi.
15. Penyedia jasa harus menyerahkan contoh (sampel) bahan kepada Direksi Teknik sebelum
pekerjaan dimulai yang diusulkan dalam pekerjaan serta hasil-hasil pengujian.
16. Lain-lain .
Semua bahan dan alat perlengkapan yang akan dipergunakan pada bangunan ini sebelum
dipergunakan harus diperiksakan dan dinyatakan lulus oleh Direksi.
Pemasangan dan penggunaan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat akan ditolak atau
dikeluarkan atas perintah Direksi dengan segala resiko pemborong.
Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan, maka semua biaya pemeriksaan
ditanggung pemborong.
Pasal 18
KETENTUAN LAIN-LAIN
1. Bahan-bahan yang telah disetujui oleh Direksi tidak boleh ditukar atau dipindahkan ke tempat lain
kecuali ada izin dari Direksi / Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
2. Bahan-bahan tersebut diutamakan produksi dalam negeri.
3. Bangunan yang rusak akibat terkena kegiatan menjadi tanggung jawab pemborong dan diadakan
kegiatan perbaikan kembali.
4. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dengan sempurna dan akan diserahkan, sebelumnya
harus dibersihkan dari segala kotoran agar kelihatan bersih dan rapi.
5. Hal-hal yang belum tercamtum dalam bestek ini, akan ditentukan kemudian atas persetujuan
kedua belah pihak.
A. ARSITEKTUR
Genteng Mantili Kebumen atau
1 Penutup Atap Genteng Mantili Kebumen
sekualitas
2 Usuk dan Reng Kayu Kruing dan Jati Usuk Kruing 5/7 & Reng Jati 2/3
3 Listplank Ukuran 3/20cm Kayu kelas 1 atau 2
4 Cat Tembok Baru Dulux Premium, Catylac, Mouwilex
5 Cat Tembok Lama Dulux Premium, Catylac, Mouwilex
6 Cat Kayu Bee Brand, Avian
8 Kunci / handle SES, Yale, Kuda terbang
10 Kunci Sloot Kunci Tanam Biasa SES, Yale, Kuda terbang
11 Semen/Pc Holcim, Gersik, Tiga Roda
12 Besi SNI Garuda, KS
NO URAIAN KETERANGAN DAN MERK
B. MEKANIKAL/ ELEKTRIKAL
1 Kabel NYA Eterna, Supreme
2 Lampu LED 8, 13 watt Philips, Panasonic
Saklar - Stop Kontak
3 Broco, Panasonic
- Fitting