Pasal 1
UMUM
1. Belanja Modal Bangunan Gedung Kantor – Ruang Data dan Sistem Informasi BPP Kec.
Tawangsari dan Bangunan Multifungsi BPP Kec. Tawangsari Dinas Pertanian dan
Perikanan Kabupaten Sukoharjo, yang nantinya dalam aanwijzing/pelaksanaanya akan
ditunjukan oleh Panitia Pengadaan Barang & Jasa dan Konsultan Perencana.
Pasal 2
UKURAN
1. Ukuran yang digunakan dalam pekerjaan ini dinyatakan dalam cm, kecuali ukuran
untuk baja dinyatakan dalam mm.
2. Duga lantai (permukaan lantai) bangunan akan ditetapkan pada saat peninjauan lokasi.
3. Dibawah pengawasan Direksi dan Konsultan Pengawas, Penyedia jasa diwajibkan
membuat titik duga di atas tanah bangunan didekatnya yang akan dipakai sebagai ±
0.00 pada lantai bangunan. Titik duga harus dijaga kedudukannya serta tidak
terganggu selama pekerjaan berlangsung dan tidak boleh dibongkar sebelum
mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi.
4. Pelaksanaan Pengukuran :
a. Ketetapan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Konsultan Pengawas dan
direksi pekerjaan .
b.Semua papan piket ( bouwplank) menggunakan kayu Kalimantan dan harus dipasang
kuat dengan patok 5/7 cm atau dolken dan tidak mudah berubah kedudukannya.
Bouwplank harus dipasang pada patok-patok yang tertancap kuat ke dalam tanah
dan tidak dapat bergerak.
Profil untuk pasangan harus dari kayu minimal kayu klas 2, kering dan lurus.
Sedang untuk pekerjaan tanah dan pondasi boleh memakai bambu.
c. Penetapan ukuran-ukuran dan sudut siku-siku harus diperhatikan ketelitiannya dan
menjadi tanggung jawab penyedia jasa sepenuhnya.
5. Ukuran pada denah dan ukuran-ukuran tinggi telah ditetapkan dalam gambar-gambar
dengan catatan :
a. Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar-gambar maka yang menentukan
adalah ukuran-ukuran pada gambar dengan skala yang lebih besar.
b. Jika terdapat ketidaksesuaian antara gambar dan RKS maka harap dikonsultasikan
kepada Direksi.
c. Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum / selama dan sesudah
pekerjaan dilaksanakan menjadi tanggung jawab Penyedia jasa sepenuhnya.
d. Penetapan ukuran dan sudut-sudut siku agar tetap dijaga dan diperhatikan
ketelitiannya.
Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Tempat pekerjaan diserahkan Penyedia jasa dalam keadaan seperti pada waktu
penjelasan lapangan.
2. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan yang disebabkan oleh
pelaksanaan pembangunan ini menjadi tanggung jawab Penyedia jasa, untuk itu
diharapkan Penyedia jasa minta ijin kepada pemilik yang bersangkutan untuk
mendapatkan dispensasi jalan menuju lokasi.
3. Bahan bekas bongkaran menjadi milik proyek.
Pasal 4
PEKERJAAN AIR
Penyedia jasa harus memperhitungkan penyediaan air untuk keperluan bangunan, baik
dengan sumur pompa ataupun cara-cara lain yang memenuhi syarat.
Pasal 5
PEKERJAAN PASANGAN TEMBOK
1. Seluruh pasangan tembok pagar dibuat dari pasangan batu merah tebal ½ batu,
sebelum dipasang batu merah harus direndam dalam air dahulu/disiram sehingga
jenuh.
2. Adukan yang digunakan pada pasangan batu merah adalah :
a. Adukan campuran 1 pc : 6 pasir pasang , untuk pasangan dinding pagar atau sesuai
dengan gambar rencana.
3. Mengerjakan pasangan batu merah setiap harinya tidak boleh lebih dari 1,00 m tinggi
dari permukaan memasang dan harus selalu dibasahi sekurang-kurangnya selama 2
minggu.
4. Pasangan batu merah yang dipasang harus batu merah yang utuh kecuali pada tempat
yang dibutuhkan pasangan batu merah patahan.
Pasal 6
PEKERJAAN BETON BERTULANG
1. Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam pekerjaan ini ialah : Pekerjaan Pondasi Foot Plat. Pelaksanaan
pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan
yang telah disediakan untuk proyek ini.
2. Galian tanah pondasi.
a. Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilakukan menurut
ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum didalam gambar.
Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama, akar pohon-pohon yang terdapat
dibagian pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan di buang.
Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat.
b. Apabila ternyata terdapat pipa air, gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-kabel listrik,
telepon dan lain-lainnya yang masih digunakan maka secepatnya
memberitahukan kepada Pengawas atau penguasa/instansi yang berwenang
untuk mendaptkan petunjuk-petunjuk seperlunya.
c. Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan-kerusakan sebagai
akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata penggalian melebihi
kedalaman yang telah ditentukan, maka Penyedia Jasa harus mengisi/mengurangi
daerah tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan syarat-syarat pengisian
bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.
d. Penyedia Jasa harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas
dari longsoran-longsoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh
alat-alat penahan tanah) dan bebas dari genangan air (bila perlu dipompa),
sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik.
e. Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan selapis demi selapis ,
sambil disiram air secukupnya , dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian
kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat
persetujuan Pengawas, baik mengenai kedalaman/lapisan tanahnya maupun jenis
tanah bekas galian tersebut.
3. Lantai kerja.
Penggalian tanah sampai lapisan sebagai dasar untuk perletakan merata, lapisan
dasar dari beton K-100 supaya dibuat sebagai lantai kerja dengan tebal tidak kurang
dari 5 cm. Dibawah lantai kerja diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal tidak
kurang dari 20 cm atau sesuai gambar.
4. Kwalitas Beton.
a. Bahan yang digunakan adalah beton dengan Beton mutu f'c=14,5 MPa (K175),
slum (12±2)cm, w/c = 0,66 untuk foot plat menurut SKSNI T-15-1991-03 dan
sebagai tulangan adalah besi dengan fy = 240 MPa untuk besi dia < 12 dan fy =
320 MPa untuk besi diameter 16 keatas.
b. Beton yang digunakan harus ditest mutunya dari benda uji dengan persyaratan
sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03
c. Besi beton yang digunakan harus ditest, sesuai ketentuan.
d. Hal-hal lainnya yang tidak disebutkan harus memenuhi persyaratan yang berlaku.
5. Pekerjaan Sloof
Pekerjaan beton bertulang untuk sloof harus menggunakan beton dengan mutu
dengan Beton mutu f'c=14,5 MPa (K175), slum (12±2)cm, w/c = 0,66 dan besi beton
fy = 240 MPa untuk dia < 12 dan fy = 320 MPa untuk dia 16 keatas. Besi-besi harus
ditempatkan seperti pada gambar detail. Selesai pekerjaan sloof, tanahnya harus
ditimbun dan dipadatkan sampai peil yang diperlukan.
6. Pekerjaan Stek Kolom.
Pekerjaan stek kolom, stek dinding dan stek kolom praktis :
- Besi stek kolom harus memenuhi syarat spesifikasi.
- Besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor pada waktu
sloof dicor sampai batas permukaan atas sloof.
- Besi stek harus dijaga letaknya dan harus tetap lurus setelah selesai pekerjaan
sloof.
- Besi stek diatas plat lantai diberi pelindung spesi untuk mencegah karat dan keropos
7. Pekerjaan Pondasi Plat
a. Umum
Peraturan Umum yang digunakan adalah Tatacara Perhitungan Struktur Beton
Untuk Bangunan Gedung dan untuk hal-hal yang belum terjangkau dapat
digunakan peraturan-peraturan, seperti PBI 71, ASTM, ACI dan peraturan lainnya
yang relevan.
b. Besi Beton (Steel Reinforcement)
Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
- Pada SKSNI T-15-1991-03 / PBI 71
- Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak, minyak, karat dan tidak cacat
(retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya)
- Mempunyai penampang yang sama rata.
- Disesuaikan dengan gambar-gambar.
Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dr ketentuan-ketentuan
diatas harus mendapat persetujuan Direksi.
Besi beton yang digunakan adalah dengan fy = 240 MPa untuk diameter < 12
dan dengan fy = 320 MPa untuk diameter < 16 dengan tegangan leleh
minimum 3.200 kg/cm2 dan 3.200 kg/cm2.
Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak
dibenarkan untuk mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton
tersebut untuk pekerjaan Konstruksi.
Penyedia Jasa diharuskan mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan
dipakai sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Direksi.
Batang percobaan diambil dibawah kesaksian Direksi berjumlah minimum 3
(tiga) batang untuk tiap-tiap jenis percobaan yang diameternya sama, dengan
panjangnya tidak kurang dari 100 cm.
Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana
dipandang perlu oleh Direksi. Semua biaya-biaya percobaan tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar dan
mendapat persetujuan Direksi. Hubungan antara besi beton satu dengan
lainnya harus menggunakan kawat besi beton, diikat dengan teguh, tidak
menggeser selama pengecoran beton dan bebas dari tanah.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitas, tidak sesuai
dengan spesifikasi harus segera dikeluarkan dari site. setelah menerima
instruksi tertulis dari Direksi, dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Beton
Umum
- Kekuatan beton untuk pondasi plat dan Sloof adalah dengan Beton mutu f'c=14,5
MPa (K175), slum (12±2)cm, w/c = 0,66 menurut SKSNI T-15-1991-03
dengan deviasi standard sebesar 40 kg/cm2 - Beton harus merupakan
bahan yang kuat dan tahan terhadap bahan-bahan berbahaya (sperti asam
dan garam) karena terletak di dalam tanah.
- Pengecoran beton harus dilakukan dalam keadaan lokasi tidak berair.
Selama pengecoran dan pengeringan beton air tanah yang ada harus terus
menerus dipompa untuk mencegah rusaknya adukan beton akibat air dari
luar.
- Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971.
- Panjang stek untuk penyambungan kolom atau untuk penyambungan
batang-batang tulangan minimal 50 kali diameter tulangan ( 50 d ).
Pengecoran beton
- Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan
menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengedapan agregat dan tercampurnya
kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar.
- Pemakaian beton "ready mix" harus mendapat persetujuan Direksi, baik
mengenai nama perusahaan, alamat maupun kemampuan alat-alatnya.
- Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan
pengawas, sebelum alat-alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan.
Semua alat-alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus
dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang mengeras.
- Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan
besi beton selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan tertulis
pengawas.
- Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu tanpa berhenti untuk
keseluruhan dari seluruh 1 (satu tiang) dan diberi tanda maupun tanggal
pengecorannya.
- Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan
menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang
akan menyebabkan pengendapan agregat.
- Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama
pengecoran berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
merusak acuan maupun posisi tulangan.
Penyedia Jasa harus menyediakan vibrator-vibrator untuk menjamin
effisiensinya tanpa adanya penundaan.
- Pemadatan beton secara berlebih-lebihan sehingga menyebabkan
pengendapan aggregat , kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lain-lain
harus dihindarkan.
Curing dan perlindungan atas beton
- Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap
matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan perusakan
secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
- Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 4 hari
dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada
permukaan beton tersebut.
- Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton harus diperhatikan. Penyedia Jasa harus
bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini.
8. Kwalitas Beton
a. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kwalitas beton adalah dengan Beton mutu
f'c=14,5 MPa (K175), slum (12±2)cm, w/c = 0,66 . Sedang beton lantai kerja
dengan Beton mutu f'c=7,4 Mpa (K100), slum (12±2)cm, w/c = 0,87 ,
Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang
terdapat dalam SKSNI T-15-1991-03.
b. Penyedia jasa harus memberikan jaminan atas kemampuannya untuk memenuhi
kwalitas beton ini dengan memperlihatkan data-data pelaksanaan dilain tempat
atau dengan mengadakan Trialmix.
c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang
disebut dalam SKSNI T-15-1991-03
d. Pada masa permulaan pembetonan Penyedia jasa harus membuat minimum 1
benda uji per 1,5 m3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 20 benda uji
yang pertama. Pengambilan benda-benda uji harus dengan periode antara yang
disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.
e. Penyedia Jasa harus membuat laporan tertulis atas data-data kwalitas beton yang
dibuat, laporan tersebut harus disyahkan oleh Pengawas lapangan laporan
tersebut harus dilengkapi dengan harga karakteristiknya.
f. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 7,5 cm maximum 12,5
cm.
Cara pengujian slump adalah sebagai berikut :
Beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan (beton) (bekesting).
Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat
beton.
Cetakan diisi sampai kurang lebih 1/3 nya kali dengan besi dia. 16 mm panjang
30 cm dengan ujungnya yang bulat (seperti peluru).
Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap
lapis ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapis
yang dibawahnya.
Setalah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan, dan diukur
penurunannya (slumpnya).
g. Pengujian kubus silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang
disetujui oleh pengawas Lapangan.
h. Perawatan kubus silinder percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak
tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
i. Jika dianggap perlu, maka penyedia jasa harus mengadakan percobaan silinder
umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan-ketentuan hasilnya tidak boleh kurang
65% kekuatan yang diminta pada 28 hari. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji
tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian
beton ditempat dengan cara-cara yang ditentukan dalam SKSNI T-15-1991-03
dengan biaya ditanggung Penyedia jasa.
j. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah
seluruh komponen adukan masuk dalam mixer.
k. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya separasi komponen-komponen
beton.
l. Pemadatan beton harus menggunakan vibrator.
9. Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekesting dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak
ditentukan lain dalam gambar, harus sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03.
Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum
pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
10. Penggantian Besi
a. Penyedia jasa harus mengusahakan supaya besi yang dipasang benar sesuai dengan
apa yang tertera dalam gambar.
b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Penyedia jasa atau pendapatnya
mengalami kekeliruan, kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang
ada maka :
Penyedia jasa dapat menambah extra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan
kepada Pengawas Lapangan untuk sekedar informasi.
Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Penyedia jasa sebagai kerja
tambah, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada
persetujuan tertulis dari Perencana dan disetujui Pemberi Tugas.
Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut
hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana.
Mengajukan usul dalam rangka kejadian tersebut diatas adalah merupakan
juga kewajiban bagi Penyedia jasa.
c. Jika Penyedia jasa tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan
yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi
dengan diameter terdekat dengan syarat :
Harus ada persetujuan dari pengawas Lapangan.
Jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar.
Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian
ditempat tersebut atau didaerah overlepping yang dapat menyulitkan
pembetonan atau penyampaian penggetar.
11. Perawatan Beton
a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat.
b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.
c. Beton harus dibasahi terus menerus selama minimal 10 hari sesudah
pengecoran.
12. Tanggung Jawab Penyedia jasa
a. Penyedia jasa bertanggung jawab penuh atas kwalitas konstruksi sesuai dengan
ketentuan-ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang
diberikan.
b. Adanya atau kehadiran Pengawas Lapangan selaku wakil Bouwher atau
Perencana yang sejauh melihat/mengawasi/menegur atau memberi nasehat
tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatas.
c. Jika Pengawas Lapangan memberi ketentuan-ketentuan tambahan yang
menyimpang dari ketentuan yang telah digariskan di atas atau yang telah
tertera dalam gambar, maka ketentuan tambahan tersebut menjadi tanggung
jawab Pengawas Lapangan, ketentuan tambahan ini harus dibuat secara
tertulis.
Pasal 7
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Semua pasangan dinding batu merah harus diplester dengan ketentuan :
Pasangan dinding batu merah campuran 1 pc : 6 pasir diplester dengan adukan 1 pc :
6 pasir
Pasangan batu merah 1 pc : 3 pasir diplester dengan adukan yang sama (trasram).
Tebal plesteran tidak boleh kurang dari 1.5 cm atau tebal tembok jadi 15 cm.
2. Semua pekerjaan beton yang terlihat yang permukaannya kelihatan harus diplester
dengan adukan 1 pc : 3 pasir dengan tebal tidak boleh kurang dari 2 cm, kecuali
ditentukan lain.
3. Semua pasangan yang akan dimulai diplester harus sudah disiram dengan air sampai
basah dan bersih dari kotoran-kotoran.
4. Plesteran harus menghasilkan permukaan yang rata serta sponengan harus kelihatan
rapi, dimana setiap sponengan harus menghasilkan garis yang lurus. Lain-lain sesuai
dengan gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi. Untuk sponengan digunakan
adukan 1 pc : 3 pasir.
5. Dinding batu merah yang akan diplester sebelumnya nat-natnya harus dikorek dahulu,
dibasahi air baru diplester.
6. Pekerjaan plesteran baru boleh dikerjakan sesudah bangunan tertutup atap
7. Pasangan tembok yang tidak nampak juga harus diplester
Pasal 8
PEKERJAAN RAMUAN KERANGKA ATAP
1. Semua ramuan kerangka atap menggunakan Kuda kuda Baja Ringan sesuai gambar dan
RAB , lisplank menggunakan GRC
2. Material harus merupakan produks pabrik dengan Standar SNI .
3. Komposisi material 55% Aluminium, 43.5% Zinc dan 1.5% Silicon
4. Baja Mutu Tinggi 550 MPA
5. Material standart AZ70-AZ100 Zincalume
6. Kekuatan leleh minimum 550Mpa
7. Tegangan Maximum > 550Mpa
8. Profil baja ringan Lip chanel
( C.80 tebal 0.75 mm)
9. Profil baja ringan usuk
( C.80 tebal 0.75 mm)
10. Profil baja ringan reng
( Ts 30.045 tebal 0.45 mm)
Pasal 9
PEKERJAAN PEMASANGAN ATAP
1. Penutup Atap Menggunakan Atap Metalroof pasir .
2. Penyedia Jasa dilarang memakai genteng metalroof merk berbagai produk. Sebelum
genteng didatangkan ke lokasi kegiatan Penyedia jasa wajib menunjukkan contoh
genteng yang akan dipakai kepada Direksi.
3. Untuk genteng bubungan menggunakan merk sejenis atau sesuai petunjuk Direksi.
Pasal 10
PEKERJAAN LISPLANK
Semua lisplank di bawah genteng menggunakan lisplank GRC lebar 20 cm .
Pasal 11
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
1. Lingkup pekerjaan kosen aluminium meliputi :
a. Pekerjaan kozjin aluminium meliputi seluruh detail yang ditunjukkan dalam
gambar.
2. Persyaratan Teknis Pekerjaan :
a. Profile
- Beban angin : 120 kg/m2
- Ketahanan kebocoran thd air : mampu menahan kebocoran pada tekanan15
kg/m2
- Ketahanan kebocoran thd udara: max 12 m3/ham m' pada tekanan 15kg/m2
- Ketebalan profil min : 2 mm
- Ketebalan warna : 18 micron
- Kusen aluminium 4”
- Warna profil : coklat
b. Kelengkapan Alumunium
- Joint Backer : Polyutrane foam, tidak menyerap air, kepadatan 65-96 kg/m3,
penampang 25% lebih besar dari celah yang ada.
- Neoprene : Jenis extrusion, tahan terhadap matahari,oksidasi dengan
kekerasan 60-80 durometer.
- Sealant : Silicon sealant
- Anker : Bagian yang berhubungan dengan alumunium dilapis galvanis 25
micron. Bagian lain dilapis zinc chremat
- Shims (klos) : Plastic, multi polymer dg kekuatan 565 kg/cm2.
- Kunci-kunci
- Kaca
- Dan lain-lain sesuai yang disyaratkan untuk pekerjaan alumunium.
Pasal 12
PEKERJAAN KACA
1. Bahan
a. Semua jenis kaca yang dipergunakan harus produksi pabrik sekualitas ASAHI MAS
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
b. Semua kaca yang dipergunakan kaca tebal 5 mm, sekualitas baik, rata, tidak
bergelombang, penggunaan yang menyesuaikan dengan gambar rencana.
c. Tebal kaca sesuai dengan gambar adalah 5 mm atau ditentukan lain di dalam
gambar rencana.
d. Pada semua wastafel dilengkapi dengan cermin tebal 5 mm
2. Macam pekerjaan.
a. Lingkup pekerjaan adalah pengadaan bahan dan tenaga kerja untuk pemasangan
jendela kaca dan pintu.
b. Pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela kaca sesuai dengan gambar rencana.
3. Syarat-syarat pelaksana.
a. Kaca harus dipotong menurut ukuran dengan kelonggaran cukup, sehingga pada
waktu kaca mengembang tidak pecah.
b. Kaca yang dipasang pada kusen dan daun pintu semua sudutnya harus ditumpulkan
disisi tepinya digosok sehingga tidak tajam.
c. Setelah sesuai dipasang, kaca harus dibersihkan dan yang sudutnya retak/pecah
atau tergores harus diganti.
Pasal 13
PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1. Pekerjaan meliputi :
Pemasangan untuk kelengkapan berfungsi setiap pintu, jendela dan bovenlicht
2. Uraian pelaksanaan :
a. Semua peralatan penggantung dan pengunci harus terpasang kokoh pada
tempatnya.
b. Pemasangan engsel, maksimum 28 cm dari tepi atas dan 33 cm dari tepi bawah.
c. Kunci terpasang dengan ketinggian untuk handel 115 cm dari muka lantai.
d. Penyedia Jasa harus membuat lemari untuk menyimpan anak kunci lengkap dengan
kaitan penggantung dan nomor kunci.
Pasal 14
PEKERJAAN LANTAI
1. Sebelum pasang lantai keramik, di atas pasir dipasang beton cor/rabat beton
campuran 1 pc : 3 pasir : 6 split, tebal 5 cm
2. Pemasangan lantai keramik menggunakan spesi 1 pc : 3 pasir, selanjutnya bagian
bawah keramik dilapisi perekat pc.
3. Lantai Keramik ukuran ukuran 40 x 40 cm ( ASIA TILE , ROMAN , MULIA ) untuk ruang
dan selasar , warna ditentukan kemudian.
4. Keramik yang dipasang sudah melalui proses pemilihan/seleksi yang mana bentuk dan
ukuran sama, tidak ada bagian yang retak dan mendapat persetujuan dari Direksi
secara tertulis.
5. Setelah keramik terpasang nat-natnya harus betul-betul lurus.
6. Bidang permukaan lantai rabat dan keramik harus rata waterpass dan tidak ada bagian
yang bergelombang dan tidak terlalu licin.
7. Setelah pembuatan rabat pemasangan keramik selesai dengan rapi dan telah
dilaporkan kepada Direksi untuk pemeriksaan dan persetujuannya, kemudian
diadakan pengecoran lubang antara antara masing-masing nat dengan menggunakan
semen yang sesuai dengan warna keramiknya.
8. Pada bagian tertentu (sudut lantai dengan tembok) digunakan keramik plin sudut
cekung dengan ukuran warna dan kualitas yang sama dengan keramik tersebut diatas.
9. Pemotongan keramik dilakukan dengan baik, rapi dan harus diratakan dengan baik.
10. Sebelum bidang permukaan lantai harus dibersihkan sehingga permukaan lantai bebas
dari noda-noda bahan lain dan seluruh permukaan menjadi bersih dan rata.
11. Semua keramik yang terpasang adalah keramik kualitas 1 (Kw-1) - ( ASIA TILE ,
ROMAN , MULIA ).
Pasal 15
KUALITAS BAHAN
Merk
Spesifika Produk
Merk Produk
Spesifikasi yang si yang yang Ket
No Uraian Bahan yang
disyaratkan ditawark ditawark .
disyaratkan
an an
1 2 3 4 5 6 7
Persyaratan teknis
: berwarna merah
setelah
dibakar,mempuny
ai suara nyaring
bila
diketok,mempuny
ai kekuatan tekan
25 kg/cm2
7 Semen/PC Digunakan PC Dinamix ,
Jenis II menurut Tiga Roda ,
N.I. 8-1965 atau Gresik , Bima
type I menurut
ASTM C 150 dan
memenuhi S 4000
menurut standart
semen Portland
yang digariskan
oleh Asosiasi
Semen Indonesia
(N.I. 8-172) atau
sesuai dengan SNI.
Semen yang telah
mengeras tidak
diperkenankan/dil
arang untuk
dipakai sebagai
bahan campuran
Pasal 18
KETENTUAN LAIN-LAIN
1. Bahan-bahan yang telah disetujui oleh Direksi tidak boleh ditukar atau dipindahkan ke
tempat lain kecuali ada izin dari Direksi / Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
2. Bahan-bahan tersebut diutamakan produksi dalam negeri.
3. Bangunan yang rusak akibat terkena kegiatan menjadi tanggung jawab penyedia jasa
dan diadakan kegiatan perbaikan kembali.
4. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dengan sempurna dan akan diserahkan,
sebelumnya harus dibersihkan dari segala kotoran agar kelihatan bersih dan rapi.
5. Hal-hal yang belum tercamtum dalam bestek ini, akan ditentukan kemudian atas
persetujuan kedua belah pihak.