1. LINGKUP PEKERJAAN
2. PEKERJAAN PERSIAPAN
B. PERSYARATAN
Tempat yang akan dipancang harus dipersiapkan dengan teliti dengan
menggunakan alat teodolith menentukan posisi titik pancang yang tepat,
sebelum memulai pemancangan, seyogyanya Kontraktor harus
memberitahukan dulu kepada Konsultan Pengawas akan tindakannya.
C. MATERIAL
Bahan yang harus disediakan antara lain :
Tiang pancang dari beton mutu K.500 ukuran 20 x 20 cm persegi dengan
panjang 4 meter, alat penyambung tiang.
D. PELAKSANAAN
~ Material tiang pancang dari bahan beton precast prestress segi empat
dengan mutu beton K.500 dengan ukuran 20 cm x 20 cm panjang 4 m.
~ Pemancangan tiang dengan sistem pembebanan dengan mesin Hydraulic
Jack In kapasitas 60 – 80 ton.
~ Penyambungan tiang dilaksanakan dilokasi pekerjaan dengan
pengelasan (joint welding).
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Galian tanah dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana sampai
kedalaman yang ditentukan. Setelah lapisan tanah dasar memenuhi
persyaratan, diatasnya diberi lapisan pasir setebal 5-10 cm padat dan
diatasnya lagi diberi lapisan lantai kerja setebal 5 cm dengan campuran 1
pc : 3 pasir : 5 kerikil.
B. PEKERJAAN BEKISTING
Sebelum dimulai pekerjaan bekisting Kontraktor harus terlebih dulu
mengajukan shop drawing tentang pekerjaan yang bersangkutan dan bila
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik, maka pekerjaan dapat dilanjutkan.Persyaratan pekerjaan bekisting
harus disesuaikan dengan persyaratan bekisting untuk pekerjaan struktur
atas.
C. PEKERJAAN PEMBESIAN
Pembesian harus dipasang sesuai dengan gambar atau atas petunjuk dari
Konsultan Pengawas.Mutu besi tulangan yang dipakai adalah BJTD 40
>Ø12 mm dan BJTP 24 < Ø12 mm.
D. PEKERJAAN BETON
Sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus mengajukan
permohonan pengecoran ke Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik. Dalam permohonan pengecoran ini harus
dicantumkam berbagai hal yang akan berpengaruh terhadap konstruksi.
Permohonan pengecoran ini akan digunakan oleh Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik untuk mengecek persiapan ke
lokasi yang akan dicor. Mutu beton untuk pondasi, plat lantai plat dak
adalah K-250
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Tanah dibawah areal sloof harus diperbaiki sehingga memenuhi
persyaratan kepadatan tanah dasar. Setelah lapisan tanah dasar memenuhi
persyaratan, diatasnya diberi lapisan pasir setebal 5-10 cm padat dan
diatasnya lagi diberi lapisan lantai kerja setebal 5 cm dengan campuran 1
pc : 3 pasir : 5 kerikil.
B. PEKERJAAN BEKISTING
Sebelum dimulai pekerjaan bekisting Kontraktor harus terlebih dulu
mengajukan shop drawing tentang pekerjaan yang bersangkutan dan bila
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik, maka pekerjaan dapat dilanjutkan.Persyaratan pekerjaan bekisting
harus disesuaikan dengan persyaratan bekisting untuk pekerjaan struktur
atas.
C. PEKERJAAN PEMBESIAN
Pembesian harus dipasang sesuai dengan gambar atau atas petunjuk dari
Konsultan Pengawas.Mutu besi tulangan yang dipakai adalah BJTD 40 >
Ø12 mm dan BJTP 24 <Ø12 mm.
D. PEKERJAAN BETON
Sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus mengajukan
permohonan pengecoran ke Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik. Dalam permohonan pengecoran ini harus
dicantumkam berbagai hal yang akan berpengaruh terhadap konstruksi.
Permohonan pengecoran ini akan digunakan oleh Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik untuk mengecek persiapan ke
lokasi yang akan dicor. Mutu beton untuk pondasi, plat lantai plat dak
adalah K-250.
7. PEKERJAAN BETON
7.7. PERATURAN-PERATURAN
Peraturan yang yang mengikat untuk pekerjaan beton adalah :
- PBI 1971 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) / NI-7.
- ACI 1983 (Association Concrete International)
- SII (Standar Industri Indonesia)
- SKBI-7.8.58.1987.
- NI-8 (Peraturan Portland Cement Indonesia ) 1972
- PPKI 1961 (NI-5)
- Petunjuk Perencanaan Beton 1987
- Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983 & 1987
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
- Peraturan Bangunan Nasional tahun 1987
- Standar Besi Beton SII No. 0136 – 84
- Standar Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1989
7.5. BAHAN-BAHAN
Sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1991 dan Buku Pedoman Perencanaan
untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk
Gedung 1988. Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat
memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap bahan yang akan
digunakan, dan harus dilaksanakan pada lembaga pemeriksaan bahan-bahan
yang diakui serta yang disetujui Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik. Semua biaya yang berhubungan dengan pengujian
tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.Jika karena keadaan
pasaran besi tulangan perlu diganti guna kelangsungan pelaksanaan, maka
jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan memperhatikan syarat-
syarat lainnya yang termuat dalam PBI - 1991.Dalam hal ini harus
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
1. Portland Cement
Digunakan Portland Cement type jenis I menurut SII.13 1977 menurut
ASTM dan memenuhi S.400 menurut standar portland cement yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia atau setara, berdasarkan
kualifikasi yang ditetapkan dalam NI-8. Merk yang dipilih tidak dapat
ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali dengan persetujuan tertulis dari
Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat dilakukan dalam keadaan :
Tidak adanya persediaan di pasaran dari merk yang tersebut di atas
Kontraktor memberikan jaminan dengan data-data teknis bahwa mutu
semen penggantinya setara dengan mutu semen tersebut di atas.
Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian/pengetesan laboratorium,
dari kualitas semen yang akan digunakan dan Kontraktor wajib
memberikan hasil pengujian tersebut kepada Direksi Pelaksana untuk
mendapatkan persetujuan dan untuk ini tidak ada penambahan biaya.
Kantong-kantong PC yang rusak jahitannya atau ada dalam keadaan robek-
robek atau setelah dilakukan penimbangan ternyata volume/beratnya tidak
sesuai dengan yang tercantum dalam kemasan, tidak boleh dipergunakan.
PC yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak boleh
untuk dipergunakan.
Penyimpanan PC harus pada gudang tertutup dengan lantai yang
ditinggikan 40 cm dari tanah sekitarnya dan selalu ada dalam keadaan
kering.
2. Agregat
Kualitas agregat harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Agregat kasar
harus berupa koral atau batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang
baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous), kadar lumpur
dari pasir beton tidak boleh melebihi dari 40% berat. Dimensi maksimum
dari agregat kasar tidak lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil
dari bagian konstruksi yang bersangkutan.Pasir harus terdiri dari butir-
butir yang bersih, kasar, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
Pasir dan kerikil yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat warna,
kekerasan, tekanan hancurnya tidak boleh kurang dari tekanan hancur
yang telah mengeras. 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecoran
dimulai, Kontraktor harus sudah mengambil sampelnya dengan ukuran
tertentu dan type tertentu untuk dites sesuai dengan percobaan-percobaan
yang tercantum dalam PBI 1971 dan dari hasil ini Kontraktor mengambil 2
(dua) buah contoh yang representatif untuk diambil grading analisisnya.
Percobaan-percobaan selanjutnya harus dilakukan untuk setiap pengiriman
sebanyak 50 (lima puluh) ton atau sewaktu-waktu diperintahkan oleh
Direksi lapangan. Kontraktor harus hanya menggunakan satu sumber
untuk setiap agregate yang telah disetujui oleh Direksi Pelaksana dan hal ini
dimaksudkan untuk menjamin kesamaan kualitas dan grading selama masa
pelaksanaan.
3. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, garam, alkalis atau satu dan lain hal sesuai dengan yang
disyaratkan PBI.
Sebelum mempergunakan air dari suatu sumber, Kontraktor harus
memberikan hasil tes tersebut 2 (dua) minggu sebelumnya ke Direksi
Pelaksana untuk diteliti.Semua biaya untuk mendapatkan air bersih dan
biaya pemeriksaan di laboratorium menjadi tanggungan Kontraktor.
4. Besi Beton
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi dari jenis U24
(polos) untuk besi berdiameter 12 mm ke bawah, untuk besi berdiameter
13 mm ke atas memakai U39 (ulir).
Besi beton yang harus digunakan harus diterima dalam keadaan baru, tidak
boleh cacat / terdapat serpih-serpih, retak, gelembung, lipatan atau tanda-
tanda yang menunjukkan kelemahan dari material tersebut.Pada percobaan
lengkung 180° tidak terlihat adanya tanda-tanda seperti getas.Besi beton
harus bersih dari kotoran, lemak, karat lepas atau yang lainnya yang dapat
mempengaruhi perlekatan beton dengan besinya.Kawat beton/ikat harus
berkualitas besi lunak yang telah dipijarkan berdiameter 1 mm dan tidak
disepuh seng.
Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk
mengatur jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada
tempatnya.Sambungan tulangan dan pengangkaran harus dilaksanakan
sesuai persyaratan untuk itu yang tercantum dalam PBI 1971. Untuk
mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari
laboratorium apabila tidak ada maka secara periodik minimum masing-
masing 2 (dua) contoh percobaan (stress-strain) dan perlengkapan untuk
setiap 20 ton besi. Pengetesan dilakukan untuk laboratorium-laboratorium
yang disetujui oleh Direksi Pelaksana.
Semua standar bar (stek-stek tulangan) dari kolom dan dinding harus
diperpanjang sampai dengan 40 D di atas tarap (peil) dari yang ditentukan
dalam gambar, kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas.
5. Admixture
Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara
pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture.
Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu dengan
mempertimbangkan kondisi site, cuaca dan lain-lain.Kontraktor diminta
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari pengawas/Direksi mengenai
hal tersebut. Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama
perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan,
data-data bahan, nama pabrik produksi jenis bahan mentah utamanya,
cara-cara pemakaiannya, resikoresiko dan keterangan lain yang dianggap
perlu. Bila diputuskan untuk mempergunakan bahan admixture,
Kontraktor harus memberikan hasil-hasil percobaan, perbandingan berat
dan W/C ratio serta crushing test kubus-kubus beton berumur 7, 14, 21
dan 28 hari dari beton yang mempergunakan bahan-bahan admixture itu.
9. Penyimpanan
Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai
dengan waktu dan urutan pelaksanaannya. Semen harus didatangkan
dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan berat dari apa
yang tercantum pada zak, segera setelah diturunkan dan disimpan dalam
gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi
secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam
keadaan fresf/belum mulai mengeras, bagian tersebut masih dapat ditekan
hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah tidak lebih dari 10%.
Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan bebas,
maka jumlah tidak boleh melebihi 5% berat dan kepada campuran tersebut
diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan
catatan bahwa kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin. Besi beton
harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan
bantalanbantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya
(misalnya minyak dan lain-lain) dan tidak diperkenankan penyimpanan
besi beton melebihi waktu yang lama, maximum 1 minggu, lebih dari
jangka waktu tersebut, tidak diizinkan untuk dipergunakan. Agregat harus
ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis dan
gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari
tercampurnya
7.9. ADUKAN
Untuk mendapatkan beton sesuai dengan persyaratan, maka Kontraktor harus
mengadakan “Trial Mix” adukan beton sebelumnya dan disamping itu mutu
beton harus sesuai dengan standar dalam PBI-1991.Pekerjaan tidak boleh
dimulai sebelum diperiksa dan disetujui Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik mengenai kekuatan/ kebersihannya. Semua biaya pengujian tersebut
menjadi beban Kontraktor
7.11. LAIN-LAIN
Semua konstruksi beton yang berlubang harus diberi tambahan tulangan
diagonal seluas tulangan yang dipotong. Semua anchor yang ada, bila tidak
terpasang harus diganti dengan anchor bolt dengan tanpa penambahan biaya.
Bila tidak disebutkan lain atau persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih
dari 7.00 m. Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang
terpasang, selubungselubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton.
Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tercantum
dalam gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran
dalam garis besar.Ukuran- ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya
ditetapkan dalam gambar gambar struktur konstruksi beton bertulang.Jika
terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran
yang berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan ukuran sesungguhnya.
7.17. BEKISTING
Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan
gambar rancangan cetakan dan acuan untuk mendapatkan persetujuan Direksi
sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.Dalam gambar-gambar tersebut harus
secara jelas terlihat Konstruksi cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta
kedudukan dari sistem rangkanya.Bekisting harus menghasilkan konstruksi
akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan
yang ditunjukkan oleh gambar-gambar rencana.Bekisting harus kokoh dan
rapat sehingga dapat dicegah kebocoran adukan.Bekisting harus diberi
perkuatan-perkuatan secukupnya, dapat terjamin kedudukan dan bentuknya
yang tetap. Bekisting harus terbuat dari bahan yang baik yang tidak mudah
meresap air dan direncanakan sedemikian rupa hingga mudah dapat
dilepaskan dari beton tanpa menyebabkan kerusakan pada beton.
Cetakan untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus
mempergunakan plywood ketebalan minimal 15 mm type I (WBP) atau plat baja
ketebalan minimal 1 mm, balok 5/7, 6/10, dolken 8-12 cm atau bahan-bahan
lain yang disetujui oleh Direksi.
Bekisting kolom, dinding dan listplang harus diadakan perlengkapan-
perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-kotoran serbuk gergaji, potongan-
potongan kawat pengikat dll.
Bekisting untuk beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 NI-7.
Bekisting yang harus memikul beban-beban yang besar dan/atau harus
mengatasi bentang bentang yang besar, maka harus dibuat perhitungan dan
gambar-gambar kerja khusus.
Dalam perencanaan harus ditinjau hal-hal berikut :
Kecepatan dan cara pengecoran.
Beban-beban pelaksanaan, termasuk beban-beban vertikal, horizontal dan
beban kejut.
Disamping kekuatan dan kekakuan dari bekisting juga stabilitas perlu
diperhitungkan dengan baik.
Tiang-tiang bekisting dari kayu harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh
dan harus mudah dapat disetel dengan baji.Tiang-tiang bekisting tersebut harus
tidak boleh mempunyai lebih dari satu sambungan yang tidak disokong ke arah
samping.Bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang bekisting.Bekisting hanya
boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut dengan sistim bekisting yang
masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri
dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya.Kekuatan ini harus
ditunjukkan dengan pemeriksaan benda uji yang disebut dalam PBI-71 pasal 4.7
ayat (5) dan dengan perhitungan-perhitungan. Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik akan memberikan persetujuan pembongkaran bekisting
setelah ia memeriksa hasilhasil pemeriksaan benda uji dan perhitungan-
perhitungan tersebut. Apabila untuk menentukan saat pembongkaran bekisting
tidak dibuat benda-benda uji, maka bila tidak ditentukan lain, bekisting baru
boleh dibongkar setelah beton berumur 3 minggu.
Cetakan samping dari balok kolom dan dinding boleh dibongkar setelah beton
berumur 3 x 24 jam.
1. Definisi
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum
mengeras.
Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar
perancah tersebut untuk disetujui oleh Pemberi Tugas.Segala biaya yang
perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan pengerjaannya harus
sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah.
7. Pelaksanaan
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan
terhindar dari bahaya pengerusan dan penurunan, sedangkan
konstruksinya sendiri harus kokoh terhadap pembebanan yang akan
mungkin ada. Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-
langkah persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akib.
1. Pembesian
Sebelum melaksanakan pekerjaan pembesian kolom, Kontraktor harus
mengajukan shop drawing untuk disetujui Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik.Setelah ada persetujuan dari Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, pembesian kolom baru dapat
dimulai.Sambungan-sambungan kolom harus mengikuti gambar rencana
atau atas petunjuk dari Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik.Sambungan-sambungan las tidak diperkenankan.Pembengkokan
pada daerah yang mengalami pengecilan harus linear mulai dari
permukaan bawah balok bersangkutan hingga permukaan atasnya.Mutu
besi tulangan yang digunakan adalah BJTD 40 >Ø 12 mm dan BJTP 24
>Ø12 mm.
7. Bekisting
Dalam pemasangan bekisting kolom, harus diperhatikan dimensi-
dimensinya dan juga posisi vertikalnya.Unting-unting harus selalu dipasang
pada dua sisinya dan harus mudah dicek oleh Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.Pada as-as kolom harus
diberi tanda untuk memudahkan pengecekan terhadap pengukuran
horizontal maupun vertikal.Tanda-tanda dapat dibuat dari cat dengan
warna yang kontras.
Mutu beton
Mutu beton yang digunakan untuk semua kolom adalah adalah sesuai
dengan analisa bahan pekerjaan pembetonan.
8. Pengecoran
Kegiatan pengecoran tidak boleh mengganggu stabilitas bekisting dan
pembesian kolom.Bila hal ini terjadi, Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik dapat menghentikan pengecoran dan Kontraktor
harus memperbaikinya tanpa ada tambahan biaya.
1. Pembesian
Sebelum melaksanakan pekerjaan pembesian balok, Kontraktor harus
mengajukan shop drawing untuk disetujui Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik.Setelah ada persetujuan dari Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, pembesian balok baru dapat
dimulai.Sambungan-sambungan balok harus mengikuti gambar rencana
atau atas petunjuk dari Konsultan Pengawas.Sambungansambungan las
tidak diperkenankan.Mutu besi tulangan yang digunakan adalah BJTD 40
>Ø12 mm dan BJTP 24 >Ø12 mm.
7. Bekisting
Dalam pemasangan bekisting balok, harus diperhatikan dimensi-
dimensinya dan juga posisi horizontalnya.
Mutu beton.
Mutu beton yang digunakan untuk semua balok adalah sesuai dengan
analisa bahan pekerjaan pembetonan.
8. Pengecoran.
Kegiatan pengecoran tidak boleh mengganggu stabilitas bekisting dan
pembesian balok.Bila hal ini terjadi, Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik dapat menghentikan pengecoran dan Kontraktor
harus memperbaikinya tanpa ada tambahan biaya.
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton mengacu pada analisa
yang digunakan dengan didahului mix design. Evaluasi penentuan karakteristik
ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PBI 1971.
Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas
beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di tempat atau dengan
mengadakan trialmixed di laboratorium yang ditunjuk.Selama pelaksanaan
harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-ketentuan yang disebut dalam
pasal 4.7.dan 4.9 dari PBI 1971, mengingat bahwa w/c faktor yang sesuai di
sini adalah sekitar 0,52 -–0,55 maka pemasukan adukan ke dalam cetakan
benda uji dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI tanpa menggunakan
penggetar. Pada masa-masa percobaan pendahuluan harus dibuat 1 benda uji
tiap 3 m3 beton.Pengambilan benda uji harus dengan periode antara yang
disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.Kontraktor harus membuat laporan
tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan disyahkan oleh Direksi
dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya.Laporan
tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium harus dengan
persetujuan Direksi Pelaksana.
7.28. PEMBERSIHAN
Jangan dibiarkan puing-puing, sampah, sampai tertimbun, pembersihan harus
dilakukan secara baik dan teratur.
8. PEKERJAAN PASANGAN.
9.1.4. Pelaksanaan :
a. Campuran harus dibuat secara homogen dengan cara dan
peralatan yang semestinya dengan air secukupnya.
b. Campuran yang akan dipasang harus selalu baru, jangan
dibiarkan membeku lebih dari 1 jam.
c. Semua siar hendaknya dikerok sedalam mungkin lebih kurang
10 mm, sebelum diplester bata harus bersih dari bekas-bekas
perekat / kotoran-kotoran.
d. Semua dinding beton yang akan diplester harus di kerik agar
plesterannya dapat melekat dengan baik.
e. Semua bidang yang akan diplester harus disikat sampai bersih.
f. Pelaksana akan membuat contoh bidang plesteran terlebih
dahulu. Kemudian setelah di setujui oleh Direksi plesteran
harus dilanjutkan sesuai dengan contoh.
g. Semua sudut-sudut harus tegak dan tajam, dan bidang-bidang
plesteran harus rata.
h. Untuk dapat mencapai permukaan yang rata dari suatu
plesteran yang baik, dimana diadakan pemeriksaan dengan
garisan yang panjang baik horisontal maupun vertikal.
I. Bilamana terdapat bidang plesteran yang bergelombang harus
diperbaiki secara keseluruhan. Bagian-bagian yang diperbaiki
hendaknya dibobok terlebih dahulu dengan baik, bobokan
dibuat dalam bidang segei empat, kemudian diplester rata
dengan sekitarnya.
j. Tebal plesteran tidak kurang dari 1,50 cm dan tidak lebih dari
2,00 cm dengan toleransi 1mm setiap meter panjang, sebelum
benar-benar kering permukaannya digaris silang-silang untuk
mengikat lapisan berikutnya.
k. Permukaan plesteran harus dibasahi secara berkala dan
dilindungi dari terik matahari atau hujan.Pengacian tidak
dilakukan setelah lapisan plesteran mengeras dan tidak
berkerut lagi dimana tebal acian tidak kurang dari 1 mm.
l. Antara plesteran dan kusen atau kolom harus dibuat alur yang
rapi.
m. Hasil akhir yang dikehendaki adalah : Bidang plesteran halus,
rata, tidak bergelombang dan retak-retak, alur-alur lurus
dengan ukuran yang sama dan sudut-sudut yang tajam dan
rapi.
11.1.2. B a h a n :
1. Untuk kusen pintu dan jendela menggunakan kusen
aluminium 4" setara YKK dengan ukuran sesuai gambar dan
warna sesuai kesepakatan direksi.
2. Untuk pintu menggunakan pintu kaca dengan bingkai
aluminium setara YKK 4,5 x 7,5 cm dengan bingkai bawah
4,5 x 11,5 cm disertai penggantung dan kunci setara
Dekson.
4. Untuk daun jendela menggunakan Pasangan Daun Jendela
kaca bingkai Aluminium Casament 4 x 5,5 cm dengan
ukuran sesuai gambar.
11.1.4. Pelaksanaan :
a. Selama pekerjaan berlangsung kusen-kusen harus dilindungi
dari benturan-benturan benda keras dan kerusakan atau
cacat-cacat harus diganti oleh Pelaksana atas biaya sendiri.
b. Pegangan kunci dipasang sesuai dengan gambar dan kalau
tidak disebutkan lain, maka tinggi pengangan kunci dari
lantai 1 m.
c. Pada proses pemasangan kusen, harus dibantu dengan kayu
agar didapatkan hasil pemasangan yang lurus (lot) dan satu
garis antara kusen satu dengan yang lainnya.
12.4.2. B a h a n :
1. Struktur RangkaKap
Rangka Kap menggunakan Baja profile WF150.75.5.7dengan
jurai menggunakan Baja profile WF 150.75.5.7, gording dari
baja profil C150x65x20x3,2 atau sesuai dengan gambar
rencana, usuk dan reng dari bahan Rangka atap baja ringan
agar memakai yang produk baik, produksi lokasi lokal dalam
negeri disahkan oleh Balai Penelitian Bahan Industri.Yang
dilengkapi dengan baut dan alat penyambung dengan ukuran
dan dipasang sesuai gambar.
Berukuran homogen dengan ukuran yang sesuai dengan
gambar rencana, tidak cacat-cacat,
karat, dan menggunakan skew penyambung yang tepat.
Semua permukaan baja profile baik yang utuh maupunyang
dilobangi harus ditutup dengan cat anti karat sebelum
pemasangan usuk dan reng. Menghindari karat.
2.Penutup Atap
Penutup atap menggunakan genteng kodok good year.Dengan
bubungan menggunakan genteng kodok good year yang
dilengkapi dengan ikut celedu dan murdha paras.Pemasangan
harus sesuai dengan gmbar rencana. Untuk list plank
menggunakan list plank kayu kamper dengan ukuran sesuai
gambar.
13.2.1. Bahan :
a. Penggunaan :
- Polituran Ultran digunakan pada list plank. Untuk tipe finish
bisa menggunakan glazur atau melamin sesuai dengan
petunjuk direksi.
- Cat setara Vinilexdigunakan untuk dinding dalam ruangan.
Dan untuk cat tembok diluar ruangan menggunakan cat
tembok setara dulux watershield, dengan warna yang akan
ditentukan kemudian.
- Untuk cat plafond menggunakan cat tembok setara vinilex
dengan warna yang akan ditentukan kemudian.
- Bila tidak disebutkan lain, disesuaikan dengan ketentuan
gambar rencana.
b. Warna / nomor cat yang akan dipakai harus mengikuti
petunjuk / daftar yang akan diberikan oleh Direksi.
c. Pelaksana harus menunjukkan contoh cat yang dimaksud
sebelum pengecatan dimulai.
13.2.2. Pemakaian :
a. Untuk semua kayu / tembok / plafon yang akan dicat memakai
1 lapis cat dasar dan 2 lapis cat finish untuk lapisan pertama
dipakai wall filler/plamir (khusus untuk dinding hanya bagian
dalam saja).
b. Semua pekerjaan kayu, yang bersinggungan dengan pekerjaan
beton dan atau pasangan harus dicat 2 lapis.
c. Sengkang - sengkang, baut-baut, angker-angker dll logam yang
kelihatan harus dimeni dan di cat dengan warna yang akan
ditentukan kemudian.
13.2.3. Pelaksanaan :
a. Pada prinsipnya semua pengecatan harus dilaksanakan sesuai
dengan petunjuk dari pabriknya, sebelumnya pelaksana harus
memberikan brosurnya dan cara pengecatan tersebut kepada
Direksi.
b. Bidang-bidang yang akan dicat harus sudah disiapkan dalam
arti cukup kering, rata tidak ada cacat, bersih, tidak berminyak
dll dengan persyaratan dari pabrik.
c. Setiap lapisan harus dilaksanakan dengan baik dan rata
(digunakan rol), yang jangka waktu antara pengecatan lapisan
pertama dan lapisan selanjutnya harus cukup lama, sesuai
dengan persyaratan pabrik.
d. Bidang cat yang masih basah dilindungi dari debu, atau kotoran
lainnya.
e. Perbaikan-perbaikan dilaksanakan apabila retak-retak yang
terdapat pada bidang cat harus diperbaiki dengan
menggunakan plamir, amplas halus, kemudian dicat lagi
sampai baik.
14.4. Material
14.4.1. Material yang digunakan harus baru, bermutu baik dan sesuai
spesifikasi yang telah ditentukan.
14.4.2. Kontraktor harus menyerahkan contoh material yang akan dipasang
untuk mendapatkan persetujuan dari : Pemberi
tugas/Pengawas/Direksi.
14.6. Substitusi.
Bila material ditentukan mereknya pada penawaran maka kontraktor harus
memenuhi, hanya dapat diganti merk lain atas persetujuan Pemberi tugas.
14.7. Proteksi
Seluruh material dan peralatan harus diproteksi secara sempurna sebelum,
selama dan sesudah pemasangan, Kontraktor bertanggung jawab atas
kerusakan akibat cara proteksi yang tidak sempurna.
14.8. As Installed Drawing
Kontraktor harus membuat secara lengkap secara gambar yang sebenarnya
dari seluruh pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk diserahkan kepada
Pemberi Tugas setelah disetujui oleh Pengawas, sebanyak 3 (tiga) set (As
Build Drawing).
14.9. Pengujian
14.9.1. Kontraktor harus melaksanakan pengujian / pengetesan dan
percobaan seperti operasi sesungguhnya dari sistem instalasi listrik.
Peralatan yang mengalami kerusakan/cacat harus
diganti/diperbaiki dan percobaan ulang.
14.9.2. Sebelum instalasi diberikan beban arus, harus diadakan pengujian
tahanan isolasi di merger.
14.9.3. Seluruh instalasi harus balancing antara phase R,S dan T menjadi
seimbang.
14.9.4. Seluruh hasil pengujian harus secara tertulis dan disaksikan oleh
Pengawas serta diketahui oleh pemberi tugas.
14.11. Gambar
Gambar perencanaan menunjukan kapasitas, jumlah dan perletakan serta
spesifikasi, kontraktor wajib memeriksa kemungkinan adanya
kesalahan/ketidakcocokan pada gambar dan bila terdapat hal tersebut,
Kontraktor harus segera memberitahukan kepada Pemberi tugas.
15.1. Panel
Menggunakan type plat. Spesifikasi yang harus diperhatikan dalam
pemasangan panel distribusi dan sub panelnya adalah sebagai berikut :
1. Input panel diambil dari panel utama dengan menggunakan kabel
feeder dengan ukuran yang sesuai dengan kapasitas panel. Jenis kabel
digunakan adalah setara Supreme.
2. Panel untuk outputnya menggunakan grounding. Kabel grounding
menggunakan kabel BC.
3. Setiap penyambungan harus menggunakan sepatu kabel.
4. MCB yang digunakan setara merk Schineder.
2. Pelaksanaan.
a. Kedalaman untuk galian pipa diluar gedung minimal 50 Cm
dengan lebar galian 25 Cm.
b. Dasar galian harus padat, dengan kemiringan yang merata, dan
diberi lapisan pasir urug setebal 10 Cm.
c. Galian harus ditunjukkan kepada Direksi terlebih dahulu ,
sebelum ditempati pipa.
3. Sambungan.
a. Hubungan – hubungan pipa harus dikerjakan dengan teknik
yang baik.
b. Gunakan alat / bahan – bahan pembantu, yang semestinya
sehingga tidak terjadi kebocoran – kebocoran kecil maupun
besar.
c. Pipa yang ditanam harus terlebih dahulu diuji dan disetuji
Direksi sebelum ditimbun.
4. Pelindung Pipa.
a. Semua pipa – pipa yang berada didaerah umum (halaman)
harus dilindungi dengan penutup bata atau bahan lannya yang
disetujui.
b. Apabila kedudukan pipa dipandang kurang aman misalnya
dibawah jalan kendaraan, pemborong harus melindungi yang
disetujui oleh Direksi.
c. Pipa – pipa pada dinding atau lantai harus tertanam cukup
dalam, dan teratur sehingga tidak mengrangi kesempurnaan
permukaan dinding / lantai yang bersangkutan.
d. Route / jalur pipa harus diberi tanda – tanda yang cukup jelas
bila perlu digambar jaringan Isometriknya.
1. Bahan.
a. Pipa saluran air kotor menggunakan Diameter 3 “ dan pipa
kotoran menggunakan Diameter 4 “ yang dipakai pipa PVC Klas
D merek Wavin atau sejenisnya yang mendapat persetujuan
Direksi
b. Semua bahan – bahan untuk pencabangan belokan, ventilasi
udara, clean out harus memakai pipa sejenis dengan pipa yang
dipakai.
c. Penyambungan pipa PVC dengan sambungan “Socet, T,
Elbouw” harus memakai perekat Lem PVC atau jenis lainnya
yang memndapatkan persetujuan Direksi.
3. Hasil akhir yang dikehendaki pada instalasi Air Bersih dan Instalasi
Air Kotor.
a. Sistim dapat berfungsi secara lancar, tidak ada bagian –bagian
yang buntu atau tersumbat.
b. Tidak terdapat kebocoran pada sistim baik sambungan, pipa –
pipa dan Valve – valve maupun alat – alat senitair lainnya.
c. Instalasi cukup aman dan kuat.
d. Jaringan mudah dikenali dan diperbaiki untuk itu diwajibkan
pemborong Instalasi Air :
Memberikan tanda – tanda yang jelas pada route / jalur
pipa yang bersangkutan.
Membuat As Built Drawing yang dengan jelas menunjukkan
letak – leak pipa / sambungan dengan ukuran yang tepat.
Memberi cat pada pipa yang terlindung dengan warna
sebagai berikut; Pipa Air bersih dengan warna Biru, Pipa Air
Kotor dengan Warna Abu – Abu, dan Pipa Vent dengan
warna Putih.
- Galian Tanah
Galian tanah dilaksanakan sesuai lokasi septicktank dengan lebar
dan kedalaman sesuai dengan gambar rencana, dan harus
mendapat persetujuan dari direksi sebelum melanjutkan ke
pekerjaan berikutnya.
- Setelah kedalaman dan ukuran sesuai, dilanjutkan dengan
pemasangan batu bata dinding septicktank. Pasangan disesuaikan
dengan gambar rencana.
- Pekerjaan plesteran dilaksanakan pada dasar dan dinding
Septicktank setelah pekerjaan pasangan batu bata selesai.
- Penutup Septicktank dipakai plat beton dengan dilengkapi dengan
pipa pembuang gas Ø 2”.
- Pekerjaan peresapan dikerjakan dengan membuat lubang yang diisi
dengan koral ijuk sesuai dengan gambar rencana.