Anda di halaman 1dari 9

METODE PELAKSANAAN

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
a) Pekerjaan Pendahuluan
Kontraktor harus membersihkan lokasi dari segala sesuatu yang dapat mengganggu kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
b) Pembuatan Papan Nama Proyek.
Kontraktor diwajibkan membuat papan nama proyek atas biaya Kontraktor untuk kepentingaN
pelaksanaan Proyek. Bentuk dan ukuran serta isi papan nama berdasarkan ketentuan yang
berlaku dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
c) Sewa Basecamp
Kontraktor harus menyediakan Basecamp untuk tempat menginap para pekerja. Kontraktor boleh
menyewa rumah penduduk untuk dijadikan basecamp. Basecamp juga digunakan untuk
menyimpan semua peralatan serta material pekerjaan yang tidak bisa disimpan diluar ruangan
atas persetujuan Direksi. bahan serta untuk pekerja ditentukan sendiri oleh Kontraktor tetapi
letaknya harus mendapat persetujuan dari Pemilik Proyek/ Pemberi Tugas. Pembuatan bangsal ini
harus sesuai dengan syarat konstruksi dan kesehatan.

2. PEKERJAAN BONGKARAN
- Pembongkaran dilaksanakan secara manual oleh beberapa orang pekerja dengan diawasi oleh
mandor menggunakan peralatan seperti Breker, Godam, Linggis, Martil dan alat bantu lainya.
- Hasil bongkaran dibuang keluar lokasi pekerjaan jika tidak dibutuhkan menggunakan mobil
pick up.
- Pembongkaran lantai keramik menggunakan pahat atau mesin breker secara bertahap pada
permukaan lantai keramik.
- Pada pekerjaan pembongkaran rangka atap dimulai dengan membuka seluruh paku/baut
sambungan rangka atap secara bertahap, dimulai dari gording dan dilanjutkan dengan rangka
kuda-kuda.
- Setiap rangka atap yang selesai dibongkar akan dikumpulkan pada suatu tempat dan disusun
secara rapi.
- Setelah permukaan penutup atap selesai dibongkar dilanjutkan dengan membongkar plafond
dan rangka plafond. Metode pembongkaran yaitu denga menggunakan perancah sementara
yang daat digeser agar memudahkan pekerja saat melakukan pembongkaran.
- Proses pembongkaran dimulai dari membongkar penutup plafond dengan cara ngongkel paku
pengikat penutup plafond hingga penutup plafond terlepas dari rangka plafond.
- Setelah seluruh penutup plafond selesai dibongkar kemudian dilanjutkan dengan membongkar
ragka plafond dimulai dari melepaskan sambungan rangka plafond dengan cara mencongkel
paku dengan linggis atau memukul yambungan kayu dengan menggunakan palu hingga
sambungan kayu terlepas keseluruhan.
- Pada pekerjaan pembongkaran ini dimulai dari pembongkaran penutup atap, dimulai dari
pembongkaran perabung dan lembaran atap dari atas menggunakan lingis, paku pengikat atap
harus dicabut dahulu kemudian lembaran atap bisa ditutunkan menggunakan katrol dan
taliatau bisa langsung dilamparkan kebawah.
- Setelah seluruh permukaan penutup atap selesai dibongkar dilanjutkan dengan membongkar
lisplang. Metodo pembongkaran listlang sama seperti pembongkaran penutup atap yaitu
dicabut paku terdahulu denggan menngunakan linggis pada pangkal palu. Setelah semua
material bongkaran dibawah dilnjutkan dengan melakukan pembersihan sisa material
bongkaran menuju gudang sementara dan disusun dengan rapi.

3. PEKERJAAN TANAH
a) Pembersihan Lapangan
Pekerjaan ini sebagai pekerjaan persiapan guna mempersiapkan lokasi agar pekerjaan lanjutan
nantinya berjalan lancar sesuai rencana. Pembersihan Lokasi diperuntukkan agar pelaksanaan
pekerjaan nantinya tidak terganggu. Proses pelaksanaan pembersihan lokasi harus selalu
dikoordinasikan dengan Konsultan Pengawas maupun Owner termasuk pembuangan hasil yang
ada. Pembersihan lokasi juga harus dilakukan setelah dilaksanakannya seluruh kegiatan
pelaksanaan pekerjaan selesai sehingga lokasi pekerjaan tampak bersih, sehingga hasil
pekerjaan yang sudah dilaksanakan dapat terlihat dan berfungsi seperti yang diinginkan

Metode Pelaksanaan – hal.1


b) Galian Tanah
 Galian tanah yang sifatnya sementara seperti pekerjaan sodetan dikerjakan sesuai
pedoman direksi. Penimbunan kembali pada saat pekerjaan dinyatakan selesai harus
dengan petunjuk pada pasal pekerjaan timbunan tanah.
 Galian tanah yang sifatnya tetap atau permanen harus dilakukan sesuaidengan garis
kemiringan yang tercantum dalam gambar rencana atausesuai dengan petunjuk direksi.
 Pekerjaan galian tanah harus dilakukan sedemikian rupa agar keamanandisekitarnya
terjamin.
 Kelebihan galian tanah yang menyimpang dari gambar rencana akibatkelalaian dan cara
kerja yang salah harus ditimbun kembali dengan batusehingga padat dan biaya pekerjaan
tersebut menjadi beban kontraktor.
 Apabila direksi memandang perlu, selama pekerjaan berlangsungkontraktor dapat
diperintahkan untuk merubah bentuk, kemiringan lereng,kedalaman maupun perintah
lainnya atas izin atau persetujuan tertulisdari direksi, kontraktor tidak dibenarkan
melaksanakan galian tanah yang tidak sesuai atau menyimpang dari gambar rencana.
 Apabila direksi memerintahkan untuk mengubah jalur galian dari rencana semula,
maka pekerjaan pembersihan untuk jalur baru tetap berpedoman pada pasal 1.1
(Persiapan Medan).
 Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan galian tanah disesuaikandengan situasi dan
kondisi di lapangan seperti : Scovel, backhoe,dragline, trackdoser, clam shell, pacul, sekop,
pakuan, linggis atau sesuaipetunjuk direksi.

c) Pengurugan Kembali
 Tanah urug yang digunakan harus mendapatkan persetujuan pengawas lapangan dan
tanah tersebut harus bebas dari segala kotoran serta tidak berlumpur dengan syarat Plastic
Indeks P.I. < 35 % (P.I).
 Pekerjaan timbunan kembali harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga diperoleh
hasil sebaik mungkin, Semua biaya perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi akibat dari
kelalaian Pemborong merupakan beban Pemborong.
 Dalam penimbunan kembali dibagi dalam dua kategori tanah timbunan setempat dan
tanah datang, dan cara pekerjaanya timbunan harus dipadatkan dan bersih dari segala
kayu dan lain - lain agar penimbunan padat sesuai yang diinginkan.

4. PEKERJAAN STRUKTUR PONDASI DAN RANGKA BADAN


a) Pekerjaan Bekisting
 Sebelum Melaksana Pekerjaan Bekisting Pelaksana Harus Tau Ukuran Yang Akan dibuat,
setelah itu potong papan dan kayu yang telah disediakan sesuai dengan ukuran yang ada.
 Pemasangan menyesuaikan garis yang telah dibuat. Cek ukuran (posisi, ketegakan,
kedataran).
 Cek Perkuatan bekisting apakah sudah benar-benar kuat. Jika sudah maka bias dilakukan
pengecoran beton.

b) Pembesian
 Sebelum pekerjaan pembengkokan tulangan baja, Pelaksana mempelajari gambar kerja.
 Detail dan pemasangan tulangan baja harus sesuai dengan gambar kerja dan peraturan
atau standar yang berlaku.
 Pekerjaan pembengkokan tulangan baja harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan
ukuran yang tertera pada gambar. Tulangan baja tidak boleh dibengkokkan atau
diluruskan kembali sedemikian rupa sehingga menjadi rusak atau cacat. Dilarang
membengkok tulangan baja dengan cara pemanasan.
 Sebelum pelaksanaan pembesian dibuat bestat yang telah disetujui pengawas lapangan
untuk acuan bagi pelaksana dan logistik untuk pengadaan besi dan untuk menghindari
dari kesalahan pemotongan / produksi.
 Besi beton yang telah dibentuk dan dipasang pada posisi yang tertera pada gambar, tidak
menempel pada bekisting dengan cara diganjal dengan pengganjal beton yang dibuat
sesuai tebal selimut beton yang diinginkan. Atau menggantung besi dengan cara diikat
satu dengan lainnya pada persilangan diameter tidak kurang dari 1,6 mm.
 Blok penggganjal akan memiliki kekuatan yang sama dengan mutu beton yang akan dicor.
Sebelum pengecoran pelaksana harus melaporkan Pengguna Jasa / Pengawas Lapangan
untuk mengadakan pemeriksaan pembesian.

Metode Pelaksanaan – hal.2


c) Pekerjaan Beton
 Lantai Kerja
o Pekerjaan lantai kerja ini dimulai dengan mengaduk adukan campuran PC:1 PS:3 KR: 5.
Setelah itu adukan diletakkan kedasar galian yang telah di taburkan pasir urug dengan
ketebalan sesuai pada gambar perencanan.
 Pengecoran Pondasi Setempat
o Besi tulangan pondaasi di rakit dan besi yang sudah di rakit di masukkan kedaalam
galian pondasi, besi yang di masukan di ukur untuk menentukan as kolom, setelah
ukuran asnya sudah dapat baru pasang penyanganya dan di pasang bekestinya dan di
lanjutkan dengan pengecoran pondasinya. Untuk pekerjaan sloof di mulai dengan
memasang besi tulangan sloof yang menghubungakan atara ponadi yang satu dengan
yang lain, besi tersebut di ikat dengan besi tulangan yang dari pondasi dan selanjutnya
di pasang bekestingya. Untu melanjutkan pengecoranya di minta persetujuan konsultan
pengawas dan apabila sudah di setujui maka di lanjutkan pekerjaan pengecoranya
untuk semua sloof dan untuk pembongkaran bekesting di tunggu umur beton dan
sekalian mengembalikan tanah bekas galian pondasi.
 Pengecoran Sloof
o Untuk pekerjaan sloof di mulai dengan melakukan pengukuran elevasi sloof dari
permukaan tanah sesuai softdrawing dan dilakukan penarikan benang sebagai pedoman
lurus dan sikunya bagunan dan juga elevasi permukaan lantai. Kemudian dilanjutkan
dengan memasang besi tulangan sloof yang menghubungakan atara pondasi yang satu
dengan yang lain, besi tersebut di ikat dengan besi tulangan yang dari pondasi dan
selanjutnya di pasang bekistingya. Untuk melanjutkan pengecoranya di minta
persetujuan konsultan pengawas dan apabila sudah di setujui maka di lanjutkan
pekerjaan pengecoranya untuk semua sloof dan untuk pembongkaran bekesting di
tunggu umur beton dan sekalian mengembalikan tanah bekas galian pondasi.
 Pengecoran Kolom
o Pekerjaan ini dimulai dengan memasang besi tulangan kolom yang sudah dirakit dan
disambung dengan besi stek dari pondasi dan sambungannya diikat dengan kawat ikat
beton, selanjutnya memasang bekisting dan bekisting ini di ukur dua sisi untuk
menentukan vertikal nya. Setelah vertikalnya tegak lurus maka sudah dapat di pasang
penyangga bekisting. Untuk menentukan ketebalan selimut beton di pasang pengganjal
antara bekisting dan tulangan kolom, untuk melanjutkan pengecoran kolom pekerjaan
harus diperiksa konsultan pengawas dan apabila sudah disetujui dilanjutkan dengan
tahap pengecoran. Untuk pembongkaran bekisting kolom ditunggu umur beton selama
14 hari.
 Pengecoran Balok
o Pekerjaan balok di mulai dengan mengukur ketinggian antara Sloof dengan Ring Balok
dan membuat tanda pada ujung kolom. Sesuai dengan tanda dipasang bekisting balok
yang dimulai dengan memasang perancah/skafolding sebagai penyangga bekisting,
diatas bekisting balok dipasang pembesian balok dan pembesian lantai dalam pekerjaan
di perhatikan pemasangan begel yang disesuaikan dengan gambar perencanaan. Setelah
bekisting dan pembesian balok di kerjakan dilanjutkan dengan minta izin pengecoran
pada pihak konsultan pengawas. Pengecoran balok hendaknya diselesaikan dalam sekali
pengecoran, apabila tidak terpenuhi maka titik pemberhentian pengecoran harus
diposisi titik kolom. Tidak dibenarkan menghentikan pengecoran balok saat posisi
pengecoran berada di tengah balok. Untuk pembongkaran bekisting harus menunggu
umur beton selama 21 hari.

5. PEKERJAAN DINDING DAN LANTAI


a) Pekerjaan Dinding Batako
 Semua pekerjaan pasangan dinding harus diatur sebelumnya agar hubungan-hubungan
vertikal dan horizontal dapat bertepatan dengan pembukaan dan dimensi yang
dikehendaki.
 Pemasangan dinding harus lurus, tegak dan rata dalam lapisan-lapisan sejajar dan water
pass yang teratur rapi, dipasang dalam “running board” tidak satu pun concrete block yang
berukuran kurang dari 9 cm boleh dipakai, kecuali pada pembukaan-pembukaan atau
sudut-sudut yang memang dikehendaki ukuran yang lebih pendek.
 Sebelum dipasang, bahan pasangan harus dicelup air, hingga jenuh, terutama pada
pengerjaan di musim kemarau, dengan maksud agar pengerjaan tidak terlalu cepat
sehingga terjalin ikatan yang sempurna antara bata dengan adukan. Siar-siar harus dikeruk
sedalam 1 cm sehingga terdapat alur-alur yang rapi sebelum pekerjaan plesteran dimulai.

Metode Pelaksanaan – hal.3


 Pada prinsipnya semua dinding merupakan dinding ½ batu, kecuali beberapa pasangan
seperti ditunjuk dalam gambar. Dalam satu hari pekerjaan pasangan dinding tidak boleh
melebihi ketinggian 1 m. pekerjaan baru boleh diteruskan setelah pasangan sebelumnya
betul-betul mengeras.
 Pasangan dinding yang menempel pada beton harus diangker pada beton tersebut, dan
dalam proses pengeringannya, pasangan harus selalu dibasahi selama minimal 7 hari.
 Pasangan di dinding tidak boleh diterobos, paralel/horizontal, kecuali pembukaan-
pembukaan dan lubang-lubang yang sudah direncanakan dan disediakan sesuai dengan
gambar-gambar untuk keperluan pekerjaan mekanikal, listrik, pemipaan dan lain-lain.
 Semua pasangan dinding batu cetak harus di finish dengan plesteran, kecuali disebutkan
lain dalam gambar atau akan dilapis dengan lapisan keramik, porselin, bata klinker dan
lain-lain. Dalam hal dipasang bata klinker, alur-alurnya (naad) harus selebar 0,5 cm dan
dalamnya 0,5 cm. pasangan harus lurus, teratur dan rapi.

b) Pekerjaan Plesteran
 Sebelum pasangan plesteran dimulai, semua bidang dinding yang akan diplester, siar-
siarnya harus dilaksanakan dengan penuh keahlian dan ketelitian. Bidang-bidang plesteran
yang tidak rata, berombak atau retak-retak harus diulangi dan diperbaiki.
 Plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinish, dan selama diproses
pengeringan plesteran harus disiram air agar tidak terjadi retak-retak rambut akibat proses
pengeringan yang terlalu cepat selama 7 hari.
 Bidang-bidang beton yang tampak dan akan diplester, sebelumnya harus dipahat kasar
dahulu, kemudian disiram/dibasahi dengan air semen agar plesteran dapat melekat dengan
baik.
 Plesteran untuk bidang/dinding yang akan dicat dengan cat tembok acrylic emulsion atau
dilabur dengan bahan lain sebelumnya harus diratakan dengan acian dan digosok hingga
halus dengan ampelas bekas pakai atau kertas pembungkus/zak semen.
 Perbaikan bidang-bidang plesteran baik bidang baru yang dibongkar kembali dan
diperbaiki lagi, harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga hubungan bidang plesteran
benar-benar satu bidang yang rata, tidak retak-retak, dan terjadi ikatan yang benar-benar
kuat.

c) Urugan Pasir Alas


 Dasar lantai diberi lapisan pasir/Urugan Pasir setebal 5 cm padat secara merata,
pemadatan pasir boleh disiram dengan air, adapun pasir yang dipadatkan harus
melakukan pengecekan ulang dan sampai merata.

d) Pekerjaan Beton Lantai


 Pekerjaan beton tumbuk ini dimulai dengan mengaduk adukan campuran PC:1 PS:3 KR: 5.
Setelah itu adukan diletakkan kedasar galian yang telah di taburkan pasir urug dengan
ketebalan sesuai pada gambar perencanan.

e) Pekerjaan Lantai Keramik


 Pasangan lantai keramik harus siku terhadap dinding bangunan, sedangkan bentuk dan
ukurannya disesuaikan dengan spsifikasi dan gambar kerja yang ada. Pemasangan pertama
sekali dilakukan adalah pengambilan peil lantai dan dilanjutkan dengan pemasangan
kepala keramik. Kepala keramik inilah yang nantinya akan jadi pedoman pemasangan
selanjutnya sampai pekerjaan selesai. Langkah kerja pekerjaan ini dimulai dari : Cocokan
spesifikasi dengan RKS, Siapkan tenaga, bahan, dan peralatan, Perhatikan pola pemasangan
keramik sesuai gambar, Rendam keramik dalam air, Tentukan garis dasar pasangan serta
elevasi dari lantai, Pasang benang arah horizontal sesuai elevasi, Pasang keramik dalam 2
arah yang berfungsi sebagai kepala pasangan keramik dan menjadi pedoman selanjutnya,
Cek kesikuan kepala pasangan dan kedatarannya, Lanjutkan pemasangan keramik pada sisi
lainnya, Jika kermaik telah terpasang, ketuk dengan palu karet permukaan keramik untuk
mendapatkan permukaan yang datar, Bersihkan permukaan yang telah terpasang dengan
kain lap basah sampai bersih.

Metode Pelaksanaan – hal.4


f) Pekerjaan Dinding Keramik
 Untuk pekerjaan keramik dinding di mulai dengan menimbng dinding untuk mengambil
pertikalnaya dan di pasang benang, sesuai dengan benang yang sudah terpasang di mulai
memasang keramik dinding dengan menempelkansemen adukan ke permukan didning dan
diratakan dan keramik yang sudah di rendam dalam air di ambil dan di tempelkan
mengikuti pertikal benang yang sudah terpasng dan di lanjutkan pemasangan semua
keramik sampai selesai dengan cara yang sama. Pekerjaan plin keramik di pasang setelah
selesai pekerjaan pemasangan lantai kermik yang di mulai dengan memotong keramik
sesuai dengan ukuran yang sudah di tentukan dan di rendam kedalam air dan di ambil
semen adukan di tempelkan pada permukaan didinding dan di ratakan dan di ambil
keramik yang sudah di rendam di tempel mengikuti dinding di atas permukaan keramik
lantai.

6. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM


- Pekerjaan Kusen pintu dan jendela dipabrikasi diluar lokasi kerja, dimana bahan yang
dipakai haruslah disesuaikan dengan gambar kerja.
- Pemasangan kusen dilakukan setelah pekerjaan pasangan bata dan finshing plesteran ,
kusen alumunium distel kesikuan dan kelurusannya terhadap bidang dinding dan arak
tegak lurusnya serta diberi angker mur pada bidang horizontal.
- Apabila penyetelan telah sempurna kusen diberi dyna bolt sekeliling kusen tersebut.

7. PEKERJAAN ATAP
a) Pekerjaan Rangka Atap
 Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku, dengan
menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu.
 Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan dan
tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya.
 Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana
atap.
 Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku, dengan
menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu.
 Selanjutnya mengukur jarak antar kuda-kuda.
 Setelah selesai merakit kuda – kuda, kuda-kuda diangkat secara hati-hati, agar tidak
meng akibatkan kerusakan pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit.
 Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri
kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda,
dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja disebut sisi
kiri, sedangkan yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan.
 Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ringbalok
menggunakan benang dan lot (unting-unting)
 Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan 4 buah
screw.
 Selanjutnya Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan
menambahkan balok penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
 Ulangi setiap tahapan hingga seluruh kuda - kuda selesai terpasang.
 Periksa kembali jarak antara kuda – kuda, sesuaikan dengan gambar kerja.
 Pastikan leveling puncak kuda – kuda serta pastikan pula garis nok memiliki ketinggian
yang sama. Jika perlu minta konsultan pengawas untuk memeriksanya juga.
 Setelah kuda – kuda terpasang dengan benar dilanjutkan dengan memasang nok dan
gording menggunakan bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin.
Bracing dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
 Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss,
jurai dan rafter.
 Selanjutnya memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup
atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw
ukuran 10-16×16 sebanyak 2 (dua) buah.
 Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpu
ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan
panjang maksimal 120 cm dari kuda- kuda terluar, dan jarak antar outrigger 120 cm.
outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.

Metode Pelaksanaan – hal.5


 Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling battens adalah
120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda
dan di-screw.
 Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri bantalan bracket yang diikat
memakai 2 (dua) buah dynabolt. Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat
ikatan antar kuda-kuda.
 Jika diperlukan, sambungan memanjang ceiling pattens sebaiknya tepat diatas bottom
chord.
 Setiap sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord
harus di-screw. Ceiling battens selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond
dan penggantungnya.

b) Pekerjaan Penutup Atap


 Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok maupun
sisi atap, dan memastikan support overhang terpasang dengan benar.
 Menentukan jarak reng sesuai dengan gambar kerja, kemudian dilanjutkan dengan
pemasangan reng (roof battens) dengan screw.
 Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas. Pemasangan penutup
atap harus lurus dan rapi agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok – belok.

8. PEKERJAAN PLAFOND
a) Pekerjaan Rangka Plafond Hollow
 Pengukuran spasi pemasangan rangka dan gantungan sesuai dengan spesifikasi teknis
yang dianjurkan.
 Pengukuran tinggi plafond untuk disesuaikan komponen MEP yang akan di pasangkan
diatas plafon.
 Pekerjaan pasang plafond pada plat lantai / balok yang pertama dilakukan pasang
penggantung rangka (tie rod) dengan menggunan paku tembak.
 Bila pemasangan pada bagian top / tanpa plat lantai maka gantungan dibuat pada
rangka atap.
 Mengukur kedataran penggantung diperlukan agar menghasilkan plafond yang tidak
gelombang.
 Dilanjutkan dengan memasang rangka plafond, lakukan juga pengecekan kedataran
posisi rangka dengan waterpass. Rangka hollow tulangan utama menggunakan ukuran
4x4 sedangkan untuk tumpuan plafon rangka hollow ukuran 4x2. Setiap rangka diikat
dengan menggunakan screw # 1/8 dengan menggunakan bor / obeng.
 Jarak pemasangan tulangan utama (hollow 4x4) dan tulangan tumpuan (hollow 2x4)
harus sesuai spesifikasi dan teknis serta gambar kerja.

b) Pekerjaan Penutup Plafond Gypsum


 Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME sudah
terpasang semua, maka lembaran gypsum dan GRC dapat mulai dipasang.
 Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang.
 Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar, sehingga kepala
sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran gypsum dan GRC.
 Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran gypsum dan GRC sebelum
menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.
 Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm.
 Setelah lembaran gypsum dan GRC terpasang semua, cek leveling permukaan plafond.

9. PEKERJAAN PENGECATAN
- Sebelum memulai dengan pekerjaan pengecatan, semua hardware, accessories, fixtures dan
sejenisnya harus disingkirkan dulu dan baru dikembalikan lagi setelah pekerjaan selesai.

Metode Pelaksanaan – hal.6


- Pekerjaan Cat Dinding / Tembok
 Permukaan bidang dinding dengan plesteran sebelumnya harus dibersihkan dengan
cara menggosoknya memakai kain yang dibasahi dengan air. Setelah kering diberi
dempul/filter coat pada tempat-tempat yang berlobang sehingga tertutup, dan
permukaannya rata. Sesudah kering dan keras lapisan ini digosok dengan ampelas agar
halus, licin, kemudian dicat paling sedikit 2 (dua) kali dengan roller 20 cm sampai baik
atau dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik. Selewat minimum 12 jam lapisan
cat berikutnya dapat dilaksanakan setelah lapisan pertama. Lapisan terakhir adalah cat
anti kotor.
- Pekerjaan Cat Kilat
 Pengecatan dilakukan dengan cara sesuai petunjuk dari pabriknya atau sebelum
pekerjaan pengecatan dimulai, permukaan kayu harus diampelas atau digosok dengan
batu kambang kemudian dibersihkan dari semua kotoran. Setelah diberi cat dasar,
lubang-lubang dari bekas paku, retak-retak dan cat-cat lain harus didempul dengan
warna dempul yang sesuai dengan warna cat hingga permukaannya menjadi rata dan
halus/licin baru kemudian dicat minimum 2 (dua) kali. Pengecatan dilakukan ditempat
yang bebas dari panas matahari langsung, lapis demi lapis dengan jarak waktu
minimum 12 jam setelah pengecatan pertama dimulai.

10. PEKERJAAN SANITASI


a) Pekerjaan Pemasangan Kloset Duduk
 Langkah pertama dalam pemasangan kloset duduk adalah memasang pipa PVC yang
nantinya akan menjadi saluran lubang kloset. Saat memasang pipa ini, jarak lubang
kloset duduk dengan dinding jangan terlalu mepet. Hal ini dapat mempersulit
pemasangan kloset. Kita harus mengukur dengan baik jarak tersebut dan
menyesuaikannya dengan model kloset yang akan dipasang. Toto memang menjual
kloset duduk dengan berbagai model dan ukuran. Sehingga masing-masing model
membutuhkan jarak pemasangan yang berbeda-beda.
 Setelah pipa terpasang, keramik dari kamar mandi kemudian bisa dipasang. Pemasangan
tersebut tentu harus menyisakan bagian pada lubang dimana pipa PVC ditempatkan.
Pemotongan dan pemasangan keramik bisa dibuat sesuai bentuk lubang, atau jika
kesulitan bisa berbentuk persegi 4 saja. Langkah berikutnya dari cara memasang closet
jongkok adalah memotong pipa PVC agar rata dengan keramik yang sudah dipasang
pada lantai kamar mandi.
 Sebelum kloset mulai dipasang, sebaiknya keramik yang akan menutupi dinding
dipasang terlebih dahulu. Bila kloset duduk sudah terpasang, maka penempelan keramik
pada dinding akan lebih sulit. Pemasangan keramik tersebut harus memperhatikan
dimana kran air kloset nanti akan dipasang. Kran ini jangan dipasang terlalu dekat
ataupun terlalu jauh. Setelah itu, cara pemasangan kloset duduk Toto bisa dilanjutkan
dengan mencoba menempatkan kloset pada lubang pipa PVC. Langkah ini dilakukan
untuk mengetahui posisi bautnya.
 Saat penempatan kloset, posisi baut sebaiknya diberi tanda menggunakan spidol.
Kemudian pada tanda tersebut bisa dilakukan pengeboran. Lanjutkan dengan
pemasangan pisher di lubang baut. Kemudian kloset duduk bisa mulai dipasang.
Lakukan pemasangan dan pengencangan baut-bautnya dengan baik, tetapi jangan
terlalu kencang. Jika pemasangan baut terlalu kencang, ada kemungkinan keramik
tempat lubang baut menjadi pecah. Jika semua bagian telah terpasang, bisa dilakukan
pengetesan untuk mengetahui apakah kloset dapat berfungsi dengan baik.

b) Pekerjaan Pemasangan Kloset Jongkok


 Langkah pertama, meyediakan pipa PVC 4" sebagai lubang pembuangan untuk closet
jongkok. potong pipa PVC dan cor lantai ratakan dengan ketingian pipa yang sudah di
tanam. Sesuaikan lubang pipa dengan ukuran closet jongkok yang akan dipasang kira -
kira dari dinding samping 45 cm dan dari dinding belakang 30-35 cm.
 Buatlah segi empat atau kotakan di lantai dengan jarak dinding antara lubang pipa PVC
2 - 3 cm, agar posisi closet jongkok dapat sedikit terbuka.
 Menyiapkan adukan semen disekeliling batako atau kotakan yang sudah anda buat. beri
adukan semen ke sekeliling batako sampai merata agar pijakan closet jongkok kuat.
 Pasang closet yang sudah disiapkan sebelum adukan kering. Atur kerataan dengan
mengunakan alat water pas. Pastikan hingga benar – benar kering sebelum memasang
keramik disekeliling area closet dan juga kamar mandi.

Metode Pelaksanaan – hal.7


 Mengukur kedataran penggantung diperlukan agar menghasilkan plafond yang tidak
gelombang.
 Dilanjutkan dengan memasang rangka plafond, lakukan juga pengecekan kedataran
posisi rangka dengan waterpass. Rangka hollow tulangan utama menggunakan ukuran
4x4 sedangkan untuk tumpuan plafon rangka hollow ukuran 4x2. Setiap rangka diikat
dengan menggunakan screw # 1/8 dengan menggunakan bor / obeng.
 Jarak pemasangan tulangan utama (hollow 4x4) dan tulangan tumpuan (hollow 2x4)
harus sesuai spesifikasi dan teknis serta gambar kerja.

c) Pekerjaan Penutup Plafond Gypsum


 Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME sudah
terpasang semua, maka lembaran gypsum dan GRC dapat mulai dipasang.
 Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang.

d) Instalasi Air Bersih


 Pemasangan pipa-pipa didalam bangunan dipasang didalam dinding ( in Bouw ).
 Pasangan pipa-pipa tersebut harus horizontal dan vertikal, tidak boleh dipasang miring
 Pada saat penyambungan pipa atau pemasangan aksesoris pipa seperti elbow dan tee
pvc, hendaknya permukaan pipa dibersihkan terlebih dahulu sebelum diberi lem pipa.
 Lem pipa harus lah benar – benar kering sebelum pipa dialiri air.
 Setelah selesai pemasangan seluruh jaringan air, harus dilakukan pengetesan yang
disaksikan oleh Pelaksana, pengawas dan pemilik kegiatan. Segala cacat dan
kekurangan-kekurangan yang dijumpai dari hasil pengujian harus diperbaiki dan
semua biaya yang timbul akibat kegagalan penguji adalah tanggungan Pelaksana.

e) Instalasi Air Kotor dan Air Buangan


 Air kotor dari wastafel, kitchen zink dan kamar mandi dialirkan dengan pipa PVC
diameter 3” kesaluran terdekat.
 Pembuangan air limbah / kotoran dari toilet dialirkan dengan pipa PVC diameter 4” ke
septicktank. Pada tempat-tempat tertentu sebelum pipa dihubungkan ke septicktank,
harus dipasang satu buah bak kontrol.
 Pembuangan air hujan dari talang atap dialirkan dengan pipa PVC diameter 2” ke
drainase terdekat.
 Pemasangan pipa pembuang harus memperhatikan elevasi kemiringan agar air buangan
dapat mengalir dengan baik.

f) Aksesoris Perpipaan, Floor drain dan Kran Air


 Pada sistem penyambungan lurus pipa tersebut menggunakan socket dan dilem dengan
lem pipa, untuk disambungkan dipasang elbow dan juga menggunakan lem pipa.
 Pemasangan aksesoris pipa dengan sistem soket menggunakan lem pipa kualitas terbaik,
sedangkan pemasangan dengan sistem drat harus menggunakan seal tape.
 Jumlah dan posisi setiap aksesoris harus mengikuti gambar kerja dan RAB yang telah
ada.
 Pada lobang pembuangan air lantai pada kamar mandi dipasang saringan (floor drain)
supaya tidak masuk kotoran atau binatang kedalam pipa yang bisa mengakibatkan
penyumbatan.
 Pemasangan kran air pada drat dipasang lem atau isolasi tape khusus supaya tidak
terjadi kebocoran.

g) Beerput dan Resapan


 Septicktank / beerput dibuat dari beton bertulang dan bagian atasnya beton bertulang 1
PC : 2 PS : 3 KR tebal 4 – 6 cm serta diberi pipa pembuangan udara dari pipa galvanis
diameter 2”.
 Segala sesuatunya mengenai bentuk, ukuran maupun kapasitas septicktank / beerput
harus dilaksanakan sesuai gambar yang bersangkutan.

Metode Pelaksanaan – hal.8


11. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
- Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu / stop kontak serta sejenis armatur lampu
yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistem
pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam ( sistem inbouw ) dan
penarikan kabel ( jaringan kabel ) diatas plafond diikat dengan isolator khusus dengan jarak
1,00 atau 1,20 m atau jaringan kabel diatas plafond tersebut dimasukkan dalam pipa PVC.
Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde ( pentanahan ) sesuai dengan
peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah).
- Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan / komponen-komponennya harus
disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220 volt.
- Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi, pemborong boleh menunjuk pihak
ketiga ( instalatur ) yang telah memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur
yang masih berlaku dari Perum Listrik Negara ( PLN ). Pemborong tetap bertanggung jawab
penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap digunakan), termasuk biaya
pengujian dengan pihak PLN.
- Pengujian instalasi listrik harus dilakukan Pelaksana pada beban penuh selama 1 x 24 jam
secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab
Pelaksana.
- Pelaksana berkewajiban memasukkan arus yang bersumber dari instalasi PLN. Pemasukan arus
ini bila harus menambah tiang maka Pelaksana harus menambah tiang beton pracetak. Biaya
penambahan tiang dan kabel listrik menjadi beban Pelaksana.

Metode Pelaksanaan – hal.9

Anda mungkin juga menyukai