Anda di halaman 1dari 7

METODE PELAKSANAAN

Nama Kegiatan : Rehabilitasi Pustu Sungelebak Karanggeneng


Lokasi : Kec. Karanggeneng Kab. Lamongan
Tahun Anggaran : 2023

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pengukuran/ Uitzet.
 Pengukuran pekerjaan dilakukan untuk menentukan batas-batas daerah kerja, pekerjaan yang akan
dilaksanakan berdasarkan gambar rencana yang ada.
 Titik-titik pengukuran ditandai dengan patok-patok kayu dengan ukuran 5x7x80cm.
 Foto pekerjaan untuk mengetahui keadaan 0%.
 Menyiapkan peralatan kerja yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
 Penyiapan tenaga kerja dan barak-barak.
Pekerjaan ini meliputi penyedian, pendayagunaan tenaga kerja, bahan–bahan, peralatan dan alat– alat bantunya
yang dibutuhkan dalam melaksanakan pembangunan pada proyek ini.
Bagian ini meliputi pembersihan lokasi, pembuatan Direksi Keet dan Gudang Material, penyediaan air kerja dan
penerangan kerja, serta mobilisasi dan demobilisasi.
2. Pembongkaran
Pada saat bersamaan dan dari hasil pengukuran serta berdasarkan RAB dan gambar, kami melakukan
pembongkaran dinding bata. Pembongkaran dilaksanakan secara manual oleh beberapa orang pekerja dengan
diawasi oleh mandor menggunakan peralatan seperti Breker, Godam, Linggis, Martil dan alat bantu lainya. Hasil
bongkaran dibuang keluar lokasi pekerjaan jika tidak dibutuhkan menggunakan mobil pick up.
Pada pekerjaan pembongkaran rangka atap dimulai dengan membuka seluruh paku/baut sambungan rangka
atap secara bertahap, dimulai dari gording dan dilanjutkan dengan rangka kuda-kuda. Untuk pekerjaan
pembongkaran rangka atap ini resiko kecelakaan kerja sangat tinggi, maka harus diawasi secara seksama agar
tidak terjadi kecelakaan. Setiap rangka atap yang selesai dibongkar akan dikumpulkan pada suatu tempat dan
disusun secara rapi.
Pada pekerjaan pembongkaran ini dimulai dari pembongkaran penutup atap, dimulai dari pembongkaran
perabung dan lembaran atap dari atas menggunakan lingis, paku pengikat atap harus dicabut dahulu kemudian
lembaran atap bisa ditutunkan menggunakan katrol dan taliatau bisa langsung dilamparkan kebawah. Setelah
seluruh permukaan penutup atap selesai dibongkar dilanjutkan dengan membongkar lisplang. Metodo
pembongkaran listlang sama seperti pembongkaran penutup atap yaitu dicabut paku terdahulu denggan
menngunakan linggis pada pangkal palu. Setelah semua material bongkaran dibawah dilnjutkan dengan
melakukan pembersihan sisa material bongkaran menuju gudang sementara dan disusun dengan rapi

II. PEKERJAAN K3
- Penyiapan RKK
- Sosialisasi, Promosi dan pelatihan
- Alat Pelindung Kerja dan alat pelindung diri
- Asuransi dan Perijinan
- Personal Ahli Konstruksi
- Fasilitas Sarana dan Prasarana, alat Kesehatan
- Rambu – rambu yang diperlukan

III. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN


1. Galian Tanah
• Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam, kemiringan dan lengkungan sesuai
dengan kebutuhan konstruksinya atau sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.
• Galian strouss dilaksanakan menggunakan bor strous dengan ukuran yang sesuai dengan yang tertera dalam
dokumen perencanaan
• Galian strouss harus rapi, lurus vertikal serta sesuai dengan titik yang ditentukan dalam gambar.
• Bilamana tanah yang digali ternyata baik untuk digunakan sebagai lapisan permukaan atau pembatas maka
tanah ini perlu diamankan dahulu untuk penggunaan tersebut di atas.
• Tanah/galian yang tidak berguna harus disingkirkan dan diangkut ke luar dari halaman.
• Penyingkiran dan pengangkutan di atas merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa atau bilamana perlu
memindahkan tanah-tanah atau bahan yang tidak dipakai atau kelebihan-kelebihan tanah yang digunakan
untuk urugan atau sebagaimana yang diinstruksikan oleh Pengawas.
2. Pekerjaan Urugan
a. Urugan Pasir
• Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan urugan termasuk didalamnya urugan pasir bawah poer, urugan
pasir bawah lantai sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.
• Bahan yang dipergunakan terdiri dari pasir yang baik, bebas dari bahan organik yang dapat merusak
struktur bangunan.
• Penghamparan lapisan pasir dilakukan dengan ketebalan masing-masin 10 cm untuk tiap-tiap lapisan lalu
dipadatkan dan disiram air diulang lapis per lapis hingga didapat ukuran yang sesuai dengan gambar.
• Penghamparan lapisan pasir dilakukan dengan ketebalan masing-masin 5 cm untuk tiap-tiap lapisan lalu
dipadatkan dan disiram air diulang lapis per lapis hingga didapat ukuran yang sesuai dengan gambar.
b. Urugan Pedel
 Pemadatan Urugan
 Pemadatan dilakukan pada peil yang ditentukan sesuai Gambar Kerja.
 Sebelum pemadatan, harus dibersihkan dari semua kotoran, humus dan akar tanaman serta bekas
bongkaran.

 Pelaksanaan pemadatan dilakukan lapis demi lapis, tiap lapisan tidak boleh lebih dari 20 cm tebal sebelum
dipadatkan atau 15 cm setelah dipadatkan.
 Pemadatan urugan dan pembentukan permukaan (shaping) dilakukan dengan blade graders / stemper
atau lainnya dengan mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas. Sebelumnya tanah harus digaru
dengan sheep foot rollers.
 Selama pemadatan harus dikontrol terus kadar airnya, sebelum pemadatan kadar air dari fill material
harus sama dengan kadar air optimum dari hasil test Compaction Modified Proctor dari contoh fill
material.
 Apabila kadar air bahan timbunan/fill material lebih kecil dari bahan optimum, maka fill material harus
diberi air sehingga menyamai kadar air optimum. Sebaliknya bila kadar air bahan timbunan/fill material
lebih besar dari kadar air optimum, maka fill material harus dikeringkan terlebih dahulu atau ditambah
dengan bahan timbunan yang lebih kering.
 Pemadatan harus dilakukan pada cuaca baik, bila hujan dan air tergenang, pemadatan
 dihentikan. Diusahakan air dapat mengalir dengan membuat saluran-saluran drainage / dewatering
sehingga daerah pemadatan selalu kering.
 Setiap lapis dari daerah yang dipadatkan harus ditest dengan 'Field Dry Density Test' untuk mengetahui
kepadatan tanah yang dicapai serta Moisture Content. Satu test untuk setiap 400 m2 untuk tanah yang
dipadatkan.
 Apabila urugan yang dipadatkan telah mencapai nilai 90% compacted dari modified proctor (untuk lapisan
sub grade setebal 30 cm di bawah base) tetapi tidak mencapai soaked CBR minimum = 4, maka tanah (sub
grade) tersebut harus diganti dengan fill material yang pada 90% maksimum compacted mencapai nilai
soaked CBR = 4.

IV. PEKERJAAN BETON DAN PEMBESIAN


1. Bahan-bahan
Bahan-bahan / material yang digunakan berupa agregat kasar, agregat halus, PC, dan sebagainya sesuai dengan
yang dipakai pada beton konstruksi. Demikian juga mengenai cara penyimpanan.
2. Ukuran
 Lantai kerja bawah poer dengan tebal 5 cm tanpa penulangan
 Beton Poer 80x80x30 dipasang di bawah kolom dengan ukuran P= 80cm L= 80cm T= 30 cm dengan
penulangan besi ulir diameter 13 dengan jumlah sesuai yang tertera dalam gambar
 Beton Kolom ukuran dan tulangan sesuai yang tertera dalam gambar
 Beton Balok ukuran dan tulangan sesuai yang tertera dalam gambar
 Beton ukuran dan tulangan sesuai yang tertera dalam gambar.
3. Mutu beton
 Mutu beton yang disyaratkan untuk konstruksi yang bersifat struktural adalah campuran spesi 1 Pc:2 Ps: 3
Kr , atau beton mutu K 225 dan campuran spesi 1 PC : 3 Ps : 5 Kr atau mutu K-100
 Bahan Untuk Adukan Beton sesuai kebutuhan dan standart bahan yang telah di atur diatas
 Adukan beton harus memenuhi K-225 untuk itu harus dilakukan dengan Mix Design lebih dahulu guna
penetapan perbandingan campuran di lapangan.
 Sebelum mix design dilakukan kontraktor pelaksana melaksanakan pengujian agregat dilaboratorium. Bahan
agregat yang dipakai untuk perencanaan campuran beton (mix design) harus mendapatkan relomendasi
dari laboratorium dan dipakai sebagai tolak banding pemeriksaan untuk agregat yang didatangkan di
lapangan.
 Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam pelaksanaan pekerjaan ini harus
dikalibrasikan dalam perbandingan campuran dengan seatuan volume (bahan berat) yang selanjutnya
dinyatakan dalam takaran bahan lapangan.
4. Besi Beton
 Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu U-24 (besi polos) dengan diameter seperti
yang tertera dalam gambar. Penggunaan diameter lain yang diperkenankan apabila ada persetujuan dari
Direksi.
 Pembengkokan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan menurut gambar/ rencana detail dengan
menggunakan alat potong dan mal/ patrun sesuai dengan diameter masing-masing.
 Baja tulangan yang didatangkan di lapangan pekerjaan tidak diperkenankan langsung dikerjakan sebelum
mendapat pembenaran/persetujuan dari Direksi (Konsultan Pengawas).
 Bila baja tulangan yang tercantum di dalam gambar ternyata tidak/sulit ditemukan di pasaran, Kontrkator
pelaksana harus segera mengajukan permintaan ijin secara tertulis yang dilampiri dengan rencana
perubahan beserta perhitungan teknis. Bila Direksi meluluskan, kontraktor pelaksana dapat
melaksanakannya dengan seijin Direksi (Konsultan Pengawas)
 Pengerjaan pelaksanaan tulangan (penyambungan, pembengkokan, pasangan tulangan lewatan dan lain-
lain)
5. Kayu Untuk Cetakan Beton
 Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II, adalah kayu meranti/ kayu tahun.
 Papan bekisting dari kayu meranti/ kayu tahun tebal 2 cm/ multiplek 9 mm dan pemakaiannnya maksimum
2 kali.
 Sebelum pengecoran bidang bagian dalam bekisting dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada waktu
pembongkaran, beton tidak menempel pada bagian papan bekisting, perancah bekisting dipakai kayu
meranti minimum ukuran 5/7.
 Bahan untuk bekisting harus dari kayu meranti sesuai persyaratan kayu struktural, yang terdiri atas :
o Papan bekisting minimal tebal 2 cm / multiplek 9 mm.
o Klem bekisting minimal berpenampang 4/6 cm.
o Perancah dan penyangga lainnya minimal berpenampang 5/7 cm.
 Bekisting harus dipotong dan dirangkai sedemikian rupa sehingga :
o Kokoh, tidak rusak atau berubah bentuk akibat beban adukan beton dan atau tekanan lateralnya pada
saat pengecoran.
o Tidak menyebabkan adukan beton terurai, dalam hal ini khusus untuk bekisting kolom disyaratkan tinggi
penuangan maksimum adalah 2 mm dari permukaan dasar yang telah mengeras.
o Mudah pembongkarannya tanpa membahayakan konstruksi. Untuk dapat memenuhi hal ini, kontraktor
pelaksana harus membuat gambar pelaksanaan (shop drawing) nya lebih dahulu beserta perhitungan
konstruksinya, dan telah mendapatkan persetujuan Direksi pengawas sebelum bekisting dilaksanakan.

V. PEKERJAAN PASANGAN
1. Pasangan Batu Bata Biasa
 Syarat-syarat Pelaksanaan
o Sebelum melaksanakan pemasangan bata peninggian dan perbaikan harus dilakukan pembongkaran
pasangan lama agar didapat posisi, ukuran dan bentuk pasangan yang sesuai dengan yang tertera dalam
gambar.
o Campuran (aggregate) untuk plester, perekat naad antar bata dan acian halus harus dipilih yang bersih
dan bebas dari segala macam kotoran, dan melalui ayakan.
o Campuran plesteran dan perekat antar bata adalah dengan perbandingan 1 PC : 5 pasir pasang.
o Lebar atau tebal naad/siar-siar adalah sesuai petunjuk yang disyaratkan oleh produk bata bersangkutan.
o Untuk area basah adalah dinding trasraam/rapat air dengan ketinggian dari lantai setinggi 120 cm.
Campurannya adalah 1 PC : 3 pasir pasang.
2. Pasangan
 Syarat-syarat Pelaksanaan
o Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan (mock up) yang
memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, warna dan grouting-nya (kolotannya) untuk
mendapatkan peresetujuan dari pengawas dan direksi.
o Sebelum pemasangan dimulai, klontraktor harus memeriksa lapisan dasarnya terutama bentuk
dindingnya.
o Untuk semua pasangan dinding menggunakan adukan 1 pc : 3 ps.
o Pengisi celah antar ubin, digunakan acian Portland Cement sesuai dengan warna ubin yang dipasang
atau warna lain atas persetujuan Pengawas/Perencana.
o Kontraktor harus melindungi bata terakota yang telah dipasang maupun adukan perata dan harus
mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi, penyerahan pekerjaan dilakukan dalam
keadaan bersih.
o Setelah pemasangan, sikat permukaan batu alam dan keringkan. Lalu lapisi dengan cairan coating.
o Pada saat penyerahan pertama pekerjaan semua permukaan dinding dalam keadaan bersih dari kotoran
yang menempel pada muka lantai.
o Sebelum pekerjaan dilaksanakan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
3. Plesteran Benangan dan Acian
 Pelaksanaan Pekerjaan
o Sebelum diplester bidang dinding harus dibasahi terlebih dahulu sampai jenuh, agar adukan dapat
melekat dengan baik.
o Untuk pekerjaan plesteran dinding bata biasa dipergunakan adukan 1 pc : 5 ps, sedangkan untuk
plesteran dinding trasraam 1pc : 3 ps.
o Untuk plesteran beton dipergunakan 1 pc : 3 ps, setelah dipermukaan beton yang akan diplester
dikasarkan terlebih dahulu dan disiram dengan air semen.
o Semua pekerjaan plesteran dikerjakan dengan teknik sempurna, bidang-bidangnya rata, tegak lurus/siku
terhadap bidang lainnya kemudian diaci atau dihaluskan permukaannya dengan digosok sampai licin.
Agar didapat bidang plesteran yang rata permukaannya maka dalam pelaksanaanya pemborong harus
menginstruksikan kepada tukang batu agar membuat kepala-kepala plesteran setiap bidangnya.
o Sebelum pekerjaan dilaksanakan kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas.
o Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm, apabila tebal melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk
membantu dan memperkuat daya lekat plesteran.
o Perbandingan campuran plesteran acian halus adalah 1 PC : 3 pasir pasang. Diterapkan pada seluruh
permukaan plesteran adukan 1: 5 maupun 1 : 3 yang sudah kering benar.
o Hasil akhir dinding adalah rata, tidak bergelombang.
o Untuk penyelesaian sudut-sudut, sponing (benangan) supaya digunakan plesteran 1 pc : 2 ps
dilaksanakan lurus dan tajam.
o Setelah diplester dengan jenis plesteran seperti diuraikan dalam butir (b) di atas, selanjutnya permukaan
plesteran diaci (semen dan air) hingga lurus.
4. Pasangan Keramik
 Pelaksanaan Pekerjaan
o Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan (mock up) yang
memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, warna dan grouting-nya (kolotannya) untuk
mendapatkan peresetujuan dari pengawas dan direksi.
o Sebelum pemasangan lantai keramik di lantai dasar dimulai, klontraktor harus memeriksa lapisan
dasarnya terutama pemadatan tanah serta pembuatan lantai beton tumbuk 1 : 3 : 5 tebal 5 cm.
o Untuk semua pasangan lantai menggunakan adukan 1 pc : 4 ps kecuali untuk ruang dan dinding
menggunakan adukan 1 pc : 3 ps.
o Pengisi celah antar ubin, digunakan acian Portland Cement sesuai dengan warna ubin yang dipasang
atau warna lain atas persetujuan Pengawas/Perencana.
o Kontraktor harus melindungi keramik yang telah dipasang maupun adukan perata dan harus mengganti,
atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi, penyerahan pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih.
o Pada saat penyerahan pertama pekerjaan semua permukaan lantai dalam keadaan bersih dari kotoran
yang menempel pada muka lantai.
o Sebelum pekerjaan dilaksanakan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

VI. PEKERJAAN PENUTUP ATAP


1. Rangka Atap Galvalume/Baja Ringan
 Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa
rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga,trapesium dan
persegi panjang yang terdiri dari :
o Rangka utama atas (top chord)
o Rangka utama bawah (bottom chord)
o Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menarik sendiri (self
drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
o Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan
ukuran jarak genteng.
 Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
o Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
o Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi),
o Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
o Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
o Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kuda-kuda (truss), balok
tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)
o Pemasangan jurai dalam (valley gutter)
2. Pasang Atap Genteng Karangpilang
 Seluruh pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standar spesifikasi dari produsen termasuk jarak reng,
kemiringan atap dan overlap antara genteng dan sesuai dengan petunjuk/ persetujuan Perencana dan
Pengawas.
 Kontraktor diwajibkan mengikuti semua gambar detail yang berhubungan dengan pekerjaan atap
genteng,nok dan mekanisme kerja yang ditentukan oleh Pengawas.
 Pekerjaan ini dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan yang terkait sebelumnya telah diterima oleh
Perencana dan Pengawas dan telah menyetujui untuk dilaksanakannya pekerjaan ini.
 Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh installer yang telah berpengalaman melaksanakan pemasangan
pekerjaan sejenis dengan bahan yang sama dan dengan hasil yang baik.
 Kontraktor bertanggung jawab terhadap hasil akhir dan selama masa jaminan dengan hasil baik dan wajib
memperbaiki atau mengganti yang rusak baik yang terlihat maupun yang tersembunyi hingga menjadi baik
dengan seluruh biaya ditanggung Kontraktor.
 Termasuk detail-detail seperti ridge, gutter, valley, flaching, dsb.

VII. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA


 Pasang Kusen Pintu, Jendela dan Daun pintu dan jendela
1. Pelaksanaan Pekerjaan
 Pekerjaan pintu dan jendela dibuat dalam satu type yang mana terlihat pada gambar rencana, bila
terjadi kelainan bentuk antara gambar dan gambar detail, pemborong harus melaporkan pada
Pengawas.
 Pekerjaan kusen maupun daun-daun pintu dan jendela harus dilaksanakan dengan halus, rapi, siku-siku
dan baik sehingga dapat dipasang secara waterpas dan tegak lurus.
 Pekerjaan kusen aluminium dan pintu panel kayu dilaksanakan dengan baik dan ukuran sesuai yang
ditunjukkan pada gambar.
 Pemasangan semua kusen harus dipasang di tengah-tengah tebal tembok sehingga mendapatkan
benangan luar dan dalam.
 Kontraktor diwajibkan mengikuti semua gambar detail yang berhubungan dengan pekerjaan pintu dan
jendela yang ditentukan oleh Pengawas.
 Pekerjaan ini dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan yang terkait sebelumnya telah diterima oleh
Perencana dan Pengawas dan telah menyetujui untuk dilaksanakannya pekerjaan ini.
Kontraktor bertanggung jawab terhadap hasil akhir dan selama masa jaminan dengan hasil baik dan wajib
memperbaiki atau mengganti yang rusak baik yang terlihat maupun yang tersembunyi hingga menjadi baik
dengan seluruh biaya ditanggung Kontraktor.
 Pasang Penggantung dan Pengunci
1. Persyaratan Bahan-Bahan
 Semua bahan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang trecantum dalam buku spesifikasi teknis.
Bila terjadi perubahan atau penggantian bahan terkait pemilihan merk, Kontraktor wajib melaporkan hal
tersebut kepada Direksi/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis.
 Semua anak kunci harus dilengkapi dengan pengenal dari plat aluminium berukuran 3x6 cm dengan ketebalan
1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap anak kunci.
 Daun pintu memakai kunci 2 x putar
 Untuk daun pintu dan jendela memakai engsel nylon, dipasang tiap daun pintu masing-masing 3 buah engsel,
sedangkan untuk daun jendela memakai 2 buah engsel.
Setiap daun jendela kerangka aluminium dilengkapi dengan grendel pernekel, serta hak angin satu arah,
sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat.
 Pasang Kaca
1. Pelaksanaan Pekerjaan
 Kaca Bening tebal 5 mm dipasang pada jendela dan bouven.
 Pemasangan kaca pada kerangka kusen aluminium dilengkapi dengan karet sponeng dan silent
 Kontraktor terlebih dahulu mengajukan contoh bahan yang akan didatangkan dan dimintakan ijin tertulis
pada Konsultan Pengawas/Direksi.

VIII. PEKERJAAN PLAFOND


 Rangka induk dipasang berjarak maximum 120 cm sesuai gambar rancangan, sedangkan untuk rangka pembagi
berjarak maksimum 60 cm sesuai petunjuk pemasangan dari produsen dan gambar rancangan pelaksanaan
 Pemasangan sekerup self tapping screw harus diberi jarak 10 mm (minimal) dan maksimal 16 mm dari pinggir
Calsium Silicate Board. Pada sambungan antar Calsium Silicate Board metoda pemasangan screw harus berbiku-
biku
 Jarak antara paku atau sekerup pada bagian tepi Calsium Silicate Board berjarak 20 cm sedangkan pada bagian
tengah Calsium Silicate Board jarak antara paku atau sekerup adalah 30 cm
 Sambungan pada pemasangan Calsium Silicate Board antara satu dengan lainnya adalah serapat mungkin tanpa
jarak yang pemasangannya dilakukan secara zig-zag
 Untuk mendapatkan hasil permukaan yang benar-benar rata pada setiap sambungan harus dilapisi dengan base
bond dan paper tape dari perusahaan yang sama dengan pembuat Calsium Silicate Board

IX. PEKERJAAN PENGECATAN


 Pengerjaan (Mock Up)
 Sebelum pengecatan keseluruhan yang dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu bidang
untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
 Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-
bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Pengawas.
 Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pengawas dan bidang-bidang ini akan dipakai
sebagai standar minimal bagi keseluruhan pekerjaan pengecatan.
 Pekerjaan Cat Couting
 Coating atau pernis batu alam adalah jenis larutan ACRYLIC RESIN yang dibuat dengan formulasi khusus
untuk di aplikasikan pada permukaan batu alam.
 Penggunaan coating pada batu alam dapat membuat batu alam lebih tahan terhadap cuaca, karena cara
coating batu alam adalah meresap dan melapisi dinding pori-pori batu alam, sehingga air (hujan) tidak dapat
lagi masuk ke pori-pori batu.
1. Bersihkan batu dari sisa semen, debu, minyak, cat atau kotoran lainya supaya coating dapat meresap
dan menempel sempurna pada permukaan batu alam.
2. pastikan cuaca panas atau tidak hujan dan batu kering dari air sisa pembersihan tadi dan harus benar-
benar kering.
3. lapiskan/cat kan coating batu alam pada batu memakai kuas atau bisa juga di semprot pakai kompresor
untuk hasil yang lebih sempurna.
4. setelah pelapis pertama kering (15-20menit) dapat dilakukan pelapisan berikutnya bila di inginkan,
tetapi satu lapis juga sudah bagus ,penggunaan lapisan ke 2 bila menginginkan hasil yang lebih
maksimal. pastikan seluruh batu dilapisi dengan merata supaya tidak terlihat belang hasilnya
5. daya sebar 1kaleng/1liter coting bisa melapisi 5-8 mtr2 tergantung jenis batu dan porositas batu,
biasnya untuk batu candi penggunaan lebih boros karena jenis batu tersebut mempunyai pori-pori yang
banyak dan lebar.

X. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


 Kabel Daya Tegangan Rendah.
Kabel daya. tegangan rendah yang dipakai adalah berdasarkan ukuran dan type yang sesuai dengan gambar.
Kabel daya tegangan rendah ini harus sesual standar SII atau standar PLN
 Panel Tegangan Rendah.
 Umum
Type panel adalah tertutup (metal enclosed), wall mounting, lengkap dengan semua komponen komponen
pasangan dalam panel sesuai gambar rencana.
 Accessories
Bus bar, terminal terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus sesuai SNI dan dipasang di dalam
panel dengan kuat dan tidak boleh ada bagian yang bergetar.
 Penerangan dan Stop Kontak
 Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan dimaksudkan, seperti pada gambar.
 Semua armature lampu vang terbuat dari metal harus mempunnyai terminal pentanahan (grounding).
 Pasang titik lampu NYM 3 x 2.5 mm2
 Pasang titik stop kontak NYM 3 x 2.5 mm2
Lampu SL 18 watt dan 11 watt lengkap dengan fitting dan accessories
 Saklar Dinding
 Kabel Instalasi
Kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus sesuai dengan standar PLN, kabel inti dari
tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA/NYM).
 Pipa Instalasi Pelindung Kabel
Adalah pipa PVC kelas AW, elbow, socket, Junction box, clamp dan accessories lainnya harus sesual yang
satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari ¾”. Pipa fleksible harus dipasang untuk melindungi kabel antara
kotak sambung (Junction box) dan amature lampu. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan. stop
kontak menggunakan pipa PVC.
 Pengetesan

XI. PEKERJAAN SANITASI


Semua pekerjaan pemipaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan seperti
dibawah ini :
o Pipa-pipa air harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa busuk yang keluar dari pipa tersebut,
tidak ada rongga-rongga udara, letaknya lurus dan rata.
o Pipa-pipa panjang tak bersambung harus dipakai pada konstruksi saluran-saluran pipa (sesuai dengan panjang
pipa normalisasi), kecuali jika panjang yang dibutuhkan tidak membutuhkan seluruh panjang.
o Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa hingga tidak banyak dilakukan tekanan-tekanan.
o Ditempat-tempat dimana pipa menembus tembok beton, perkerasan jalan harus dilengkapi dengan
pembungkus (Sleeve) dari pipa besi yang mempunyai diameter lebih besar dari pipa yang dibungkus /
dilindungi.
o Pipa-pipa vertical harus ditumpu dengan klem dan dibuat dengan jarak yang tidak lebih dari
o 2,5 m. Pipa yang tidak ditanam di dalam tanah / tembok / lantai, dan tempat-tempat diatas plafond yaitu untuk
pipa mendatar dan pipa tegak harus menggunakan penggantung (hanger) atau penyanggah (support) terbuat
dari besi/ baja kanal serta U-klem yang sesuai dengan diameternya agar inklinasinya tetap dan untuk mencegah
timbulnya getaran.
o Dimana jarak penggantung / penyanggah yang satu dengan yang lainnya maksimal 2.5 m dan jarak antara
support / hanger disesuaikan agar memudahkan pemasangan terhadap dinding dan pembongkaran /
disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
o Saluran pipa dan sambungan-sambungan harus dibuat dengan cermat hingga menjamin bahwa air mengalir
dengan lancar dan memungkinkan drainage total dan pengontrolan sistemnya. Jika diperlukan, lubang
pemeriksaan atau lubang untuk membersihkan pipa-pipa buangan harus diadakan.
o Ujung-ujung pipa dan lubang-lubang harus ditutup selama pemasangan, untuk mencegah kotoran memasuki
pipa.
o Pipa yang dipasang dan ditanam di bawah / didalam harus mempunyai kedalaman ± 60 cm diukur dari pipa
bagian atas sampai permukaan tanah.Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang
pipa terletak tertumpu dengan baik. Agar Fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekanan diberikan, maka pipa
disekitar Fitting harus dipasang Block dari beton khususnya pada tempat belokan pipa.
o Sambungan pipa PVC mempergunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik.
o Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus digunakan alat press khusus, selain itu
pemotongan pipa menggunakan alat pemotong khusus / cutter agar pemotongan pipa dapat tegak lurus
terhadap batang pipa.
o Pipa dan fitting yang akan disambung harus dibersihkan dahulu dari kotoran.
o Pipa air kotor, pipa air bekas, pipa air hujan dan pipa vent digunakan pipa PVC type D, sedangkan pipa untuk
jaringan air bersih dipakai pipa kualitas AW. Untuk bahan sambungan seperti socket, elbow, tee dll harus
digunakan bahan yang sama.
o Pipa-pipa PVC tersebut hasil produksi Wavin, Pralon, Maspion, Super swallow atau merk lain yang sudah
mendapat klasifikasi SII. Fitting-fittingnya harus standard, sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat.
o Sambungan antara pipa harus menggunakan Lem khusus misalnya menggunakan lem WELD
o ON atau sesuai rekomendasi dari pabrik pipa sehingga sambungan itu menjadi menyatu dengan pipa dan tidak
bisa dilepas.
o Lokasi yang tepat dari peralatan-peralatan sanitary fixture, floor drain, pipa-pipa utama dan pipa-pipa cabang
harus diperiksa dalam gambar-gambar Perencanaan Mekanikal dan Arsitektur dan disesuaikan dengan ukuran-
ukuran dan kondisi lapangan.
o Pengadaan reservoir atas terbuat dari Stainlees Steel type silinder lengkap dengan pelampung.
o Pompa dari Ground tank ke Roof tank menggunakan Jet pump ex Panasonic, lengkap dengan segala
asesorisnya.
XII. PEKERJAAN LAIN – LAIN
 Foto pekerjaan waktu pelaksanaan pekerjaan ( 50% ).
 Penyempurnaan pekerjaan terhadap pekerjaan yang perlu perbaikan.
 Pembersihan sisa-sisa bahan dilapangan.
 Foto pekerjaan waktu terselesaikannya pekerjaan ( 100% ).

Lamongan, Mei 2023

CV. KHARISMA ABADI

TULUS PURWANTO
Direktur

Anda mungkin juga menyukai