Museum 1
dan Burj Al Arab
MOH. SUTRISNO
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
BAB I
PENDAHULUAN
masih diragukan, kata Descartes, matematika pun bisa salah, ia sering salah
menjumlah (angka), salah mengukur (besaran) juga demikian dengan gerak. Jadi,
ilmu pasti pun masih dapat Descartes ragukan (Tafsir, 2005).
Wacana Pruitt igoe telah menjadi fenomena dalam sejarah perkembangan
arsitektur. Namun fenomena pengeboman lainnya yang serupa tidak serta merta
disertai dengan perubahan paradigma dalam arsitektur. Seperti ketika terjadi
tragedi World Trade Centre tidak ada diskusi mengenai Post-Modernism. Wacana
“Dan Brown” mengemuka mengenai Piramid Louvre, yang dirancang oleh I.M
Pei. Pada tahun 2012 media memperbincangkan spekulasi doomsday yang
dielaborasi oleh inskripsi kuno Maya, namun tidak lagi ada diskusi ketika di awal
tahun 2013 terjadi tabrakan komet dengan bumi di Rusia (http://iplbi.or.id).
Pada tahun 2013, dunia arsitektur menganugerahkan Gold Medal Awards
kepada Thom Mayne, setelah sebelumnya meraih piala Pritzker Prize pada tahun
2005 (Peltason dan Grace, 2010). Thom Mayne berpendapat bahwa salah satu
tantangan utama arsitektur adalah integrasi sejarah masa lalu dan sekarang. Untuk
mencapai persatuan ini, terdapat permadani post-modern yang terjalin dari elemen
dengan hubungan kontradiktif (Peter cook, 1989). Ia telah berkecimpung di dunia
perancangan bersama perusahaannya bernama Morphosis. Perusahaan Morphosis
merupakan praktek interdisipliner dalam desain dan penelitian yang menghasilkan
inovasi, bangunan ikonik dan lingkungan perkotaan (http://morphopedia.com).
Thom Mayne memenangkan kompetisi desain bangunan ikonik di Paris yang akan
bersanding dengan Eiffel Tower. Seperti yang dikutip dalam sebuah situs
menjelaskan sebagai berikut:
"Phare" (lighthouse) is a new 300 metre (almost as high as Eiffel) tower to
be built in La Defence to help Paris compete with other thriving business
centres with-iconic buildings like London's Swiss Re building, knicknamed
"the Gherkin" . They don't like towers much in Paris- the Eiffel tower was
initially described by the author Guy de Maupassant as "an odious tower of
extreme bad taste". Mayne beat out the likes of Norman Foster and Rem
Koolhaas to win the competition.
(sumber: http://www.treehugger.com/sustainable-product-design/thom-mayne-to-
build-big-eco-tower-in-paris.html, diunduh tanggal 03-12-13)
Ikonisitas dan Arsitektur Ikonik Rumpun Metafora: Kasus Sydney Opera House, Bilbao Guggenheim
Museum 3
dan Burj Al Arab
MOH. SUTRISNO
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Tidak hanya pada dunia arsitektur akan tetapi juga diaspek kebudayaan
manusia yang lainnya. Misalnya batik yang menjadi penanda kebudayaan bangsa
Indonesia, Ka’bah menjadi penanda umat muslim di Dunia. Alam juga bisa
menjadi penanda suatu daerah seperti Danau Toba, Gunung Bromo dan lain
sebagainya. Seperangkat simbol yang diperoleh dari proses belajar dalam suatu
masyarakat dan jadikan untuk beradaptasi akan menghasilkan suatu kebudayaan.
Manusia atau lembaga dapat juga dipandang sebagai ikon atau penanda.
Fransiskus dkk (2008), dalam bukunya yang berjudul ‘bakti untuk indonesia, ikon
pembawa tradisi baru’, memilih beberapa tokoh nasional menjadi ikon atau
penanda dalam era reformasi. Tokoh-tokoh yang dipilih yaitu Amin Rais,
Baharuddin Jusuf Habibie, Denny J A, Sedangkan lembaga yang dipilih menjadi
ikon adalah Kontras, Mahkamah Konstitusi dan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Keenam nama tersebut sedikit banyaknya telah membuat sejarah, meninggalkan
perubahan yang telah memberi warna dan bentuk negara indonesia dalam era
reformasi.
Manusia tidak hanya bisa menjadi ikon tetapi juga menciptakan sesuatu
yang ikonik. Beberapa contoh bangunan ikonik dalam Muge Riza dkk (2011),
yaitu The Dancing House dan Guggenheim Museum oleh Frank O'Gehry,
Piramida Louvre oleh I.M.Pei, Swiss Re Office building oleh Norman Foster.
Menurut Jencks (2005), dalam Muge Riza dkk (2011), bangunan ikonik memiliki
kontribusi besar terhadap identifikasi citra dari kota atau tempat. Pada sampul
buku Jencks yang berjudul Iconic Building, tampak bangunan Swiss Re Office
Building karya Norman Foster, yang mengindikasikan bahwa bangunan tersebut
telah menjadi ikon dalam sejarah perkembangan arsitektur. Jencks (2005)
menganalisis hampir pada semua bangunan dalam bukunya menjadi suatu
bangunan ikonik yang metaforis bagaikan Gereja Ronchamp.
Arti penting bangunan ikonik terhadap aspek lain sangat berpengaruh, salah
satunya di bidang ekonomi. Menurut Ahlfeldt dan Maennig (2010b) dalam
Ahlfeldt dan Mastro (2012) arsitektur ikonik memiliki potensi dampak positif bagi
ekonomi, karena: 1) pengeluaran wisatawan yang mengunjungi arsitektur ikonik,
2) efek gambar meningkatkan modal sosial dan optimisme konsumen, 3) utilitas
Ikonisitas dan Arsitektur Ikonik Rumpun Metafora: Kasus Sydney Opera House, Bilbao Guggenheim
Museum 5
dan Burj Al Arab
MOH. SUTRISNO
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/